Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH

NTSI 6038 KEWIRAUSAHAAN


Dosen Pembina : Drs. Hadi Wasito, Dip.Ed., M.Pd.

PEREDAM SUARA SAWDUST

Oleh:

Nama: Elma Muhajjir

NIM: 180523600149
OFFERING 13MB

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2020
BAB I
PERENCANAAN PRODUKSI

1.1 Latar Belakang

Bunyi terjadi karena adanya benda yang bergetar yang menimbulkan


gesekan dengan benda disekitarnya. Bunyi yang memberi rasa tidak nyaman
bagi kegiatan sehari – hari baik dilingkungan kerja, perumahan atau
perkantoran dianggap sebagai kebisingan (noise). Kebisingan merupakan
suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat – alat proses
produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dan kenyamanan lingkungan (Agung galih, 2015).

Serbuk kayu pada industri pemotongan kayu biasanya hanya digunakan


sebagai bahan pengganti kayu bakar, masyarakat umum masih kurang tahu
bahwa serbuk kayu dapat dijadikan sebagai bahan peredam suara. Hal ini
dapat bernilai lebih ekonomis apabila limbah serbuk kayu dapat dijadikan
sebagai bahan peredam suara untuk melakukan pengendalian administratif
mengatasi masalah kebisingan, Salah satu upaya adalah dengan memakai
peredam suara langsung pada sumbernya untuk mengurangi kebisingan.
Produk peredam suara dari serbuk kayu ini dapat dicampurkan dengan
fosfor sehingga dapat memancarkan cahaya di kegelapan, sehingga dapat
mengurangi kebisingan serta sebagai interior ruangan yang merupakan salah
satu unsur yang sangat esensial dalam sebuah hunian selain untuk
kepentingan estetika. Interior tertentu menyuguhkan suasana homey dan
super nyaman, membuat penghuni dan tamu betah berlama-lama tinggal di
dalamnya.

1.2 Visualisasi Produk

Di contoh gambar ini, saya membuat peredam suara dari serbuk kayu.
Gambar 1. Tampak Depan Gambar 2. Detail Gambar

Gambar 3. Desain Produk


Keterangan Gambar:
Produk peredam suara dari serbuk kayu ini dicampurkan dengan fosfor
sehingga dapat memancarkan cahaya di kegelapan.

1.3 Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk merupakan pedoman kerja yang harus dilaksanakan
oleh pelaksana pekerjaan atau bagian produksi fabrikasi dalam sebuah industri
atau oleh kontraktor dalam bidang jasa konstruksi (Wasito, 2014).
1.3.1 Nama Produk
Nama prodok saya adalah peredam suara sawdust.
1.3.2 Fungsi Produk

Peredam suara sawdust bermanfaat untuk mengurangi kebisingan


suatu ruangan serta sebagai interior ruangan karena peredam suara ini
dicampurkan dengan fosfor sehingga dapat memancarkan cahaya di
kegelapan.
1.3.3 Jenis Produk
Jenis produk yang akan kami jual yaitu peredam suara yang dapat
digunakan di studio, tempat konser musik, ruang meeting, serta ditingkat
rumah tangga pun diperlukan untuk membantu mengurangi kebisingan
suatu ruangan.
1.3.4 Ukuran Produk
Ukuran produk yang akan kami jual antara lain ukuran 20 x 10 x 3
cm. Jika konsumen menginginkan ukuran yang berbeda, maka kami
dapat membuat dengan desaign dan ukuran sesuai dengan keinginan
pembeli.
1.3.5 Keunggulan Produk
Peredam suara sawdust ini merupakan peredam suara yang ramah
lingkungan karena terbuat dari bahan dasar serbuk kayu yang sudah tidak
terpakai lagi. Keunggulan dari produk ini juga dapat memancarkan
cahaya dikegelapan karena dicampurkan dengan fosfor, sehingga selain
untuk mengurangi kebisingan suatu ruangan tetapi juga sebagai interior
ruangan.
BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1 Metodologi Pelaksanaan


2.1.1 Proses Produksi
Bahan-bahan yang diperlukan :

1. Serbuk Kayu
2. Tepung Kanji
3. Bubuk Fosfor
4. Lem Kayu (Rajawali)

Peralatan yang digunakan :


1. Cetakan Paving
2. Mesin Press Manual

Prosedur Pekerjaan :
Metode yang digunakan dengan yaitu dengan cara pengepresan.
Pembuatannya yaitu serbuk kayu dimasukkan ke oven 1150 C 30
menit agar serbuk kayu kering. Buat perekat campuran tepung kanji,
fosfor, dan air mendidih dengan komposisi 250 gram kanji, 500 ml air
dan 100 gram bubuk fosfor. Kemudian mencampurkan dan
menumbuk serbuk kayu dengan perekat hingga keduanya tercampur
rata dengan komposisi 250 gram serbuk kayu dan 200 gram perekat.
Buat model yang diinginkan melalui cetakan. Lalu masukkan ke
dalam cetakan hasil tumbukan ke dalam alat pengepres berdiameter
20 cm x 10 cm dengan tebal 5 cm yang didiamkankannya selama 25
menit agar benar-benar padat. Kemudian dikeringkan tanpa terkena
sinar matahari secara langsung untuk menghilangkan kandungan air
selama 3 hari.
BAB III
ANALISIS EKONOMI

3.1 Aspek Keuangan


Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan.
3.1.1 Biaya Investasi
Biaya yang digunakan untuk membeli barang-barang investasi atau
biaya pertama kali saat akan membuka usaha diantaranya sebagai berikut:
Tabel 1. Investasi Tanah dan Bangunan
Harga Total Biaya
No Jenis Investasi Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Tanah 10 m x 15 m Rp 900.000 Rp 135.000.000
2 Bangunan 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Total Rp 160.000.000

Tabel 2. Investasi Peralatan Kantor


No Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah
1 Meja & kursi kantor 1 Bh Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
2 Alamari 1 Bh Rp 350.000 Rp 350.000
3 Rak berkas 1 Bh Rp 200.000 Rp 200.000
4 Telepon 1 Bh Rp 153.500 Rp 153.500
5 Komputer 1 Set Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Jumlah Rp 8.203.500

Tabel 3. Investasi Mesin Produksi


No Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah
1 Mesin Press Manual 1 Bh Rp 3.100.000 Rp 3.100.000
Cetakan Paving
2 1 Bh Rp 760.000 Rp 760.000
Jumlah Rp 3.860.000

3.1.2 Biaya Bahan Baku


Anggaran bahan baku merupakan anggaran yang dikeluarkan untuk
pengadaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan
baku adalah semua biaya yang harus dibayarkan untuk membeli komponen-
komponen bahan baku yang digunakan pada satu unit produk.

Tabel 4. Biaya Bahan Baku


No Jenis Bahan Satuan Harga Satuan Jumlah
Rp. 3.000
1 Serbuk Kayu 1 kg Rp. 3.000
Tepung Kanji
2 1 kg Rp. 14.000 Rp. 14.000
3 Bubuk Fosfor 1 kg Rp. 30.000 Rp. 30.000
4 Lem kayu (Rajawali) 800 gr Rp. 13.000 Rp. 13.000
Total Rp 60.000

Tabel 5. Biaya Bahan Baku Untuk 1 Unit Produk


No Jenis Bahan Satuan Harga Satuan Jumlah
Rp. 600
1. Serbuk Kayu 1 kg Rp. 3.000
Tepung Kanji
2. 1 kg Rp. 14.000 Rp. 3.500
3. Bubuk Fosfor 1 kg Rp. 30.000 Rp. 3.000
4. lem kayu (Rajawali) 800 gr Rp. 13.000 Rp. 4.000
Total Rp 11.100
3.1.3 Biaya Alat Produksi
Tabel 6. Biaya Alat Produksi
Harga Per Unit Total
No Nama Barang Jumlah sat
(Rp) (Rp)
1 Cetakan paving 10 bh Rp 80.000 Rp 800.000
Mesin manual
Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
2 press 1 bh
Total Rp 3.300.000

3.1.4 Anggaran Tenaga Kerja


Tabel 7. Biaya Tenaga Kerja
No Nama Jumlah Satuan Gaji /bln (Rp) Upah total (Rp)
Rp
1 Pekerja 3 Orang Rp 3.600.000,-
1.200.000,-
Tabel 8. Biaya Operasional
Harga Jumlah
No Nama Satuan
/satuan (Rp) harga (Rp)
1 Listrik pulsa Satu bulan Rp 150.000 Rp 200.000

3.1.5 Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
memproduksi suatu produk.
HPP = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
= Rp. 11.100
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑝𝑒𝑟
ℎ𝑎𝑟𝑖)
= Rp.11.100 x 300 (buah)
=Rp 4.500.000
Rencana Keuntungan pada produksi ini diambil sebesar 5% dari harga
pokok Keuntungan = 5% x Rp. 3.330.000

= Rp. 166.500
3.1.6 Analisa Break Even Point (BEP)
Break Event Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan
tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan
atau kerugian sama dengan nol.

3.1.7 Titik Impas Pendapatan


Keterangan:
Jup = Jumlah unit produk yang harus dijual
BT = Biaya tetap yang dikeluarkan dalam satu waktu
(Minggu/Bulan/Tahun)
Bup = Biaya per unit produk/Biaya pokok produksi
Hp = Harga penjuan
Jp = Jumlah rupiah penjualan
Wp = Waktu pengembalian (hari)
Kp = Kapasitas produksi pers-Hari

Menghitung Titik impas


1) Menghitung titik impas (BEP) jumlah unit penjualan
(JuP) = (BT)/(HP-BuP)
BT = Biaya Oprasional + Gaji Pegawai

= ( Rp200,000.00 + Rp3,600,000.00)

= Rp3.800,000.00
HP = Rp 15,000.00

Bup = Rp 11.100.00

(JuP) = BT/(HP-BuP)

= Rp3.800,000.00 / (Rp 26,578.00 – Rp 19,687.00 )

= 974,35 buah

= 975 buah
2) Menghitung titik impas (BEP) jumlah pendapatan

3) Menghitung titik impas waktu pengembalian

3.1.8 Rencana Penjualan


Tabel 9. Rencana Penjualan
3.1.9 Rencana Laba Rugi
Tabel 10. Laba Rugi
Uraian Jumlah Total
Hasil Penjualan
1. Penjualan Tunai Rp 20.000.000
2. Penjualan Kredit
Jumlah Penjualan Rp 20.000.000
Biaya Pokok Produksi
1. Bahan Baku
A. Persediaan Awal
B. Pembelian Bahan Baku Rp 44.980.000
C. Persediaan Akhir
2. Tenaga Kerja
A. Biaya Tenaga Kerja Rp 2,600,000
B. Biaya Umum Proyek
Jumlah Biaya Produksi Rp 47.580.000
Laba Kotor (A-B) Rp 10.000.000
Biaya Operasi
1. Gaji Pimpinan/Pemilik
2. Gaji Karyawan Rp2.600.000
3. Biaya Administrasi
4. Beban Lain-lain Rp 200.000
5. Penyusutan
Jumlah Biaya Operasi Rp 2.800.000
Laba Operasi (C-D) Rp12.400.000
1. Bunga Pinjaman
Laba Sebelum Pajak
1. Pajak-Pajak Rp12.400.000
Laba Bersih Rp 12.400.000
3.1.10 Neraca
Tabel 11. Laporan Neraca
Harta ( Aktiva ) Lancar Utang (pasiva ) Lancar

1 Kas 20.500.000 1 Utang Dagang


2 Bank 2 Utang Modal Kerja
3 Piutang 3
4 Persediaan 4
5 Gajidibayardimuka 5
JML HARTA LANCAR 20.500.000 JML UTANG LANCAR

UTANG JANGKA
HARGA TETAP PANJANG
1 Tanah 1 Kredit Investasi
2 Bangunan 2 Utang Lain-lain 41.090.000
3 Mesin&Peralatan 44.890.000 3
4 Inventaris Kantor 4
JML UTANG JANGKA
5 Kendaraan PANJANG 41.090.000
JUMLAH
6 Akumulasi Penyusutan JUMLAH UTANG 41.090.000
JumlahHartaTetap 44.890.000
HARTA TAK
BERWUJUD MODAL
1 Sewa Dibayar Dimuka 1 Modal Awal 24.390.000
2 Perijinan 2 Akumulasi laba/rugi
3 Amortasi (paten, Lisensi) 3 Laba disetor
JumlahHargaTakBerwujud Jumlah Modal 24.390.000
Total Harta (aktiva) Rp 65.480.000 Total Utang (Pasiva) Rp 65.480.000

3.1.11 Analisa Waktu Pekerjaan


Berikut ini perhitungan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan atau melakukan setiap langkah kerja dalam rangkaian
proses kerja mengolah satu satuan unit produk.
Tabel 12. Analisis waktu kerja
No. Nama Pekerjaan Waktu Pelaksanaan Proyek
Pengeringan serbuk kayu (di oven) 30 menit Kegiatan Awal
A
Proyek
Pencampuran Bahan 1 jam Setelah kegiatan A
B
dilakukan
Pengepresan dan pengeringan 3 hari Setelah kegiatan B
C
produk di bawah sinar matahari dilakukan
komulatif waktu dibutuhkan 3 hari 1 jam
30 menit
Gambar 4. Analisa Metode Diagram AOA
BAB IV
MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN

4.1 Aspek Manajemen dan Organisasi


4.1.1 Identitas Bisnis
Nama : Usaha Peredam Suara Sawdust
Bentuk Badan Usaha : Usaha Perseorangan
Jenis Usaha : Usaha Dagang
Pelaksana : Tim Usaha
Pemilik : Elma Muhajjir
4.1.2 Legalitas Bisnis
Untuk usaha perseorangan ini pemiliknya hanya satu orang dan
pembentukannya dengan tata cara yang tidak rumit. Karena usaha ini
masih sebagai pemula untuk memulai usaha dan masih sebagai usaha
yang kecil, maka unsur legalitas yang kami tekankan adalah ijin dari
Lurah tempat kami memilih lokasi usaha.

4.1.3 Pengorganisasian
Suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
suatu sistem untuk mengendalikannya. Pemisahan tugas dan tanggung
jawab juga merupakan aspek penting dalam suatu perusahan agar
keduanya dapat berjalan dengan baik maka perlu dibangun suatu sistem
organisasional. Struktur organisasinya dijelaskan pada Gambar 5.
Tabel 10. Tugas dan Wewenang Setiap Bagian
OWNER PRODUKSI PEMASARAN
Mengawasi Produksi Memilih Bahan Baku Mempromosikan Hasil
Produksi
Bertindak sebagai Mengawasi Kualitas Bahan Membangun jaringan
Pemilik usaha Baku penjualan

Mengatur Pembelian Melaksanakan Produksi dan Memberi Diskon Apabila


Bahan Baku dan Pengemasan Konsumen Membeli Dalam
Merencanakan Jumlah Besar
Anggaran
PERUSAHAAN

OWNER

PRODUKSI PEMASARAN

Gambar 5. Diagram Struktur Organisasi


4.2 Analisa Pekerjaan
4.2.1 Kualifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang akan direkrut/diperlukan untuk menjalankan usaha
memenuhi persyaratn sebagai berikut:

a. Khusus karyawan dalam bidang produksi, tidak harus berpendidikan


formal
b. Memiliki ketrampilan khusus
c. Usia maksimal 40 tahun

4.2.2 Kompensasi
Kompensasi yang akan diterima karyawan atas keja kerasnya dalam
mendukung dan membantu jalannya usaha yaitu dengan pemberian gaji
sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui, selain itu juga memberi
karyawan untuk tidak masuk kerja namun dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB V
PEMASARAN

5.1Analisa Pasar dan Pemasaran

5.1.1 Gambaran Umum Pasar


Jenis produk yang dipasarkan : Peredam Suara Sawdusk
Wilayah Pemasaran :
1. Masyarakat Umum
2. Lingkungan Tempat Usaha
5.1.2 Sasaran Pembeli (Kosumen)
Sasaran pembeli untuk memasarkan produk yaitu lingkungan yang
memerlukan produk ini seperti studio, tempat konser musik, ruang meeting
serta rumah tangga pun diperlukan karena kebisingan bisa mengganggu
seseorang dalam beraktivitas.
5.1.3 Gambaran Strategi Pemasaran
Cara kami dalam mengenalkan produk yang kami buat ini dengan cara
membuka situs online dan memberitahu secara langsung. Kami akan
bergabung di situs penjualan online Shopee. Harga yang kami tawarkan
kepada konsumen adalah harga yang kami sesuaikan dengan bentuk dan
design yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Lupiyodi, Rambut. 1998. Wawasan kewirausahaan. Jakarta: FE-UI


Meredith, G. Goffrey. 1996. Kewirausahaan: Teori dan praktis. Jakarta: Pustaka
binaman pressind
TUGAS MATA KULIAH

NTSI 6038 KEWIRAUSAHAAN


Dosen Pembina : Drs. Hadi Wasito, Dip.Ed., M.Pd.

LOGBOOK

Oleh:
Nama: Elma Muhajjir

NIM: 180523600149
OFFERING 13MB

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2020
Logbook/Elma Muhajjir/September 2020
3 September 2020 (Pertemuan ke-1)
Pengantar kewirausahaan
Persiapan perkuliahan online kewirausahaan.

10 September 2020 (Pertemuan ke-2)


Istilah – istilah umum dalam konteks Kewirausahaan atau entrepreneurship di
Indonesia sering diberikan makna yang sama, yaitu wiraswasta, entrepreneur atau
wirausaha. Yang mana makna yang sebenarnya berbeda, wiraswasta merupakan
kegiatan pekerjaan mandiri, atau upaya kerja yang mengandalkan kekuatan sendiri,
sedangkan entrepreneur atau wirausaha merupakan individu-individu yang mampu
melihat situasi dan menjadikannya sebagai peluang baru untuk melakukan
perubahan yang akan memberikan keuntungan finansial.

17 September 2020 (Pertemuan ke-3)


Sprit teknopreneurship harus dimiliki oleh teknopreneur minimal adalah:
1. Memiliki motivasi nternal, motivasi interal penting sebagai pendorong
untuk berbuat sesuatu (berwirausaha) karena adanya kebutuhan dari dalam
bukan karena dorongan dari luar.
2. Peduli terhadap sesama peduli sesame dalam konteks teknopreneurship
adalah memanfaatkan kemampuan untuk memecahkan atau menghasilkan
solusi atas permasalahan masyarakat.
3. Mandiri dan berusaha, sikap mandiri menumbuhkan kreativitas dan
menciptakan lapangan kerja guna melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap orang lain.
4. Gigih memperjuangkan tujuan, orang-orang yang gigih dalam
memperjuangkan tujuan adalah orang-orang yang memiliki rasa optimisme
terhadap tujuan yang akan dicapai.
5. Ketekunan, keberhasilan yang dicapai oleh banyak wirausahawan kelas
dunia adalah ketekunannya berjuang dalam bidang yang diminatinya secara
serius.
6. Disiplin, telah menjadi domain publik bahwa kedisiplinan merupakan sikap
mental yang dibutuhkan untuk menuju kesuksesan dalam karier
berwirausaha.
7. Jujur, kejujuran dalam urusan wirausaha/dagang adalah komitmen untuk
memberikan informasi secara benar, tidak menyembunyikan kekurangan-
kekurangan yang ada pada barang dagangan yang dijual-belikan.
24 September 2020 (Pertemuan ke-4)
Moral dan Etika Teknopreneur
Moral disebutkan dalam kegiatan bisnis merupakan sebagian dari modal yang harus
dimiliki oleh pelaku usaha. Sementara etika diperlukan dalam kegiatan bisnis
sebagai acuan untuk menunakan tanggung jawab pelaku bisnis terhadap diri sendiri,
karyawan, mitra kerja, konsumen, dan lingkungan.
Dasar moral dan etika yang ditungakan dan digunaan keberbagai dasar hokum dan
jasa knstruksi adalah sebagaimana yang tertuang dalam pasal 2, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

Logbook/Elma Muhajjir/Oktober 2020


1 Oktober 2020 (Pertemuan ke-5)
Kecakapan Teknopreneurship, seorang teknopreneur harus memiliki beberapa
kecakapan fungsional sebagai berikut.
1. Kecakapan dasar keilmuan, penguasaan dalam bidang keilmuan dasar atau
pengusaan atas salah satu bidang ilmu merupakan kecakapan yang wajib
dimiliki oleh teknopreneur, karena teknopreneur adalah orang yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan
memperoleh keuntungan finansial guna mencukupi kebutuhan hidupnya.
2. Kecakapan penelitian, seorang teknopreneur seyogiannya tahu bagaimana
melakukan penelitian dengan berbagai pendekatan sesuai dengan bidang
yang ditekuninya.
3. Kecakapan rancang bangun, pemahaman terhadap konsep perancangan
penting untuk dimiliki oleh teknoprenuer, mengingat bahwa didalam proses
perancangan desain tidakbisa lagi bertumpu pada akal sehat, intuisi atau
pengalaman empiris seseorang, melainkan sudah bersifat sangat kompleks
dan memerlukan cara berfikir serta metodologi tersendiri (Sulchan,2011).
4. Kecakapan produksi, teknoprenuer sebagai pemilik gagasan untuk
menghasilkan sebuah produk teknologi, baik yang bersifat barang maupun
yang bersifat jasa, harus menguasai konsep dasar produksi yang menjadi
bidang usahanya.
5. Kecakapan keekonomian dasar, untuk mengetahui apakah suatu investasi
dapat mengntungkan atau merugikan, teknoprenuer haruslah memiliki
pengetahua dan keterampilan untuk menghitung investasi.
6. Kecakapan berwirausaha, menjadi seorang teknoprenuer yang sukses
tentunya tidak sajahanya dapat menguasai konsumen, tetapi juga harus
menguasai berbagai aspek strategi berwirausaha secara keseluruhan.
7. Kecakapan manajerial, melaksanakan kegiatan wirausaha yangberbass
proyek diperlukan pengetahuan manajemen yang bersifat proyek pula.
Melakukan kegiatan wirausaha tanpa pengetahuan manajemen sama artinya
dengan melaksanakan proyek tanpa teori dan tanpa pengetahuan yang
dibentuk oleh teori itu (Malik,2009).
8. Kecakapan kepemimpinan, teknoprenuer sebagai pelaku usaha dalam
bidang teknologi harus memiliki jiwa kepemimpinan yang diperlukan untuk
memotivasi sumber daya manusia guna mencapai efesiensi dan
produktivitas kerja dalam lingku pekerjaannya yang bersifat proyek.

8 Oktober 2020 (Pertemuan ke-6)


Rekayasa dan Inovasi Teknologi
Rekayasa bahan dan sistem teknologi kontruksi berkembang sejalan dengan
peningkatan kebutuhan kontruksi yang menuntut terpenuhinya kuantitas, kualitas,
dan durabilitas bahannya, serta tuntuktan terhadap intensitas, produktivitas, dan
efesiensi pekerjaan konstruksi.
Analisis kebutuhan terhadap bahan baru maupun sistem teknologi baru dapat
dilakukan dengan mengadakan kajian hubungan antara konstruksi atau aspek-aspek
konstruksi dengan lingkungan alam sekitar atau permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi, serta yang paling dominan adalah
hubungannya dengan kebutuhan manusia dan budayanya.
Penelitian untuk bidang konstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif maupun kuantitatif, tergantung dari apa yang diteliti dan bagaimana akan
melaporkan hasilnya. Penelitian dalam bidang konstruksi, khususnya untuk
menyangkut pengujian terhadap bahan konstruksi, sistem konstruksi, maupun
sistem pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan metode kuantitatif, khususnya
eksperimental, namun demikian ada beberapa pendekatan penelitian yang khusus
sesuai dengan bidang yang akan diteliti.
Proses dan rekayasa inovasi produk mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan suatu
proyek. Proses rekyasa dan inovasi menurut Jain et, all. (2010) akan menyangkut 4
hal, yaitu:
1. Melakukan identifikasi kebutuhan dan peluang teknologi,
2. Mengadopsi teknologi yang telah ada dan mengembangkannya sesuai
kebutuhan teknologi yang diharapkan,
3. Menemuan teknologi baru (bilaman diperlukan), serta,
4. Mengomersialkan teknologi hasil pengembangan atau hasil temuan baru.

15 Oktober 2020 (Pertemuan ke-7)


Perencanaan Produksi
Untuk dapat mewujudkan gagasan produksi menjadi barang jadi yang dapat di
komersialkan maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan
produk sebagai berikut.
1. Visualisasi Produk
Visualisasi penduduk adalah upaya untuk menampilkan gagasan ide dan
rancangan produk dalam wujud yang dapat dibaca diamati dipahami untuk
derealisasi menjadi bentuk produk yang nyata.
a. Gambar Sketsa
Gambar sketsa merupakan gambar bentuk yang berupa ide dasar yang
bersifat konsep. Gambar sketsa tidak dapat digolongkan sebagai gambar
kerja karena tidak dapat diatur sebagai pedoman kerja.
b. Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang bentuknya sebuah
bangun kontruksi.
c. Gambar Tampak
Gambar tampak adalah gambar 2 dimensi yang menunjukkan pandangan-
pandangan bentuk konstruksi dari berbagai arah yang berbeda secara
tegak lurus terhadap posisi pemandangan atau yang ditampilkan tegak
lurus terhadap bidang, gambar tampak merupakan gambar yang
ditampilkan berdasarkan proyeksi benda terhadap bidang datar di
belakangnya di sampingnya atau di bawahnya.
d. Gambar Potongan
Gambar potongan adalah gambar yang menunjukkan proyeksi potongan
berbagai kontruksi melintang terhadap posisi benda dan diproyeksikan ke
arah bidang datar ke belakangnya.
e. Gambar Detail
Gambar detail adalah gambar penjelasan masing-masing bagian
konstruksi secara lebih detail baik ukuran bentuk maupun konstruksi yang
tidak dapat terbaca pada gambar potongan.
2. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk atau yang sering disingkat dengan sebutan stek adalah
Keterangan Keterangan yang menjelaskan tentang fisik produk yang tidak
dapat tampil dalam bentuk gambar kerja.
a. Spesifikasi Bahan
Spesifikasi bahan ada lampiran dokumen kontrak yang menjelaskan
secara terperinci mengenai bahan-bahan yang harus dipakai untuk
menyelesaikan atau untuk mewujudkan produk konstruksi sebagai nama
yang dijelaskan dalam dokumen gambar kerja.
b. Spesifikasi Kinerja
Spesifikasi Kinerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
bagaimana sebuah produk akan bekerja dan bagaimana kemampuan yang
dimiliki maupun kelemahan-kelemahan atau batas kapasitas yang
dimiliki.
3. Naskah Akademik
Dengan adanya naskah akademis yang mendampingi dokumen kerja pelaksana
konstruksi dapat mempelajari Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan
konstruksi.
a. Target Konsumen
Target konsumen adalah informasi menyangkut siapa dan bagaimana
karakteristik dan dari unit-unit yang ditetapkan menjadi konsumen atau
pemakai.
b. Syarat Teknis
Syarat teknis produk adalah ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku
terhadap suatu jenis produk yang akan di komersialkan.
c. Syarat Ekonomis
Syarat ekonomis merupakan persyaratan produk yang mempertimbangkan
adalah faktor ekonomi.
4. Pengembangan Contoh Produk
Ujung akhir perencanaan produk ada adalah dihasilkannya contoh produk.
Ada beberapa macam contoh produk yang dapat dibuat oleh produsen,
yaitu: model produk maket maupun prototype.

22 Oktober 2020 (Pertemuan ke-8)


Analisis Keekonomian
Untuk menilai apakah suatu produk ekonomis dan dapat menguntungkan untuk
dilakukan investasi, ada beberapa komponen perhitungan investasi yang perlu
dilakukan, yaitu: biaya operasi ,Biaya investasi, Dan menilai investasi.
1. Menghitung Biaya Operasi
Biaya operasional sebagaimana yang dimasukkan di atas, secara lebih terperinci
adalah sebagai berikut.
a. Biaya Langsung
Biaya langsung terdiri atas komponen-komponen pembiayaan meliputi:
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya mesin dan suku cadang, dan
biaya langsung tak terduga.
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:biaya
administrasi, biaya penelitian dan pengembangan, biaya distribusi dan
penjualan, dan biaya lain-lain.
2. Menghitung Biaya Investasi dan Titik Impas
a. Biaya Investasi
Komponen investasi untuk mendirikan usaha baru, atau dalam bidang
usaha yang baru diperlukan biaya meliputi: biaya investasi, biaya
permesinan, dan biaya alat kantor.
b. Pengembalian Modal
Dengan menghitung komponen-komponen keuangan yang terkait dengan
biaya produksi, kapas kapasitas, kapasitas penjualan, dapat ditetapkan harga
ekonomis sebuah produk yang diharapkan prospektif untuk mengembalikan
biaya investasi yang telah ditanam.
3. Menilai Investasi
Dengan analisis investasi dapat dinilai apakah secara rasional sebuah investasi
menguntungkan, hanya impas, atau bahkan merugikan.
a. Menghitung NPV ( Net Present Value)NPV
Adalah perhitungan pengembalian nilai investasi yang dikomparasikan atau
dibandingkan dengan nilai nominal saat investasi ditanam.
b. Menghitung IRR ( Internet Rate of Return)
IRR adalah suatu metode untuk menilai investasi dengan menghitung
presentasi pengembalian rata-rata.

29 Oktober 2020 (Pertemuan ke-9)


Pengelolaan produksi
A. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah seperangkat peralatan yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau menyelesaikan suatu jenis pekerjaan, perencanaan
sarana produksi untuk sebuah industri atau proyek harus mempertimbangkan
hal-hal yaitu: Jenis pekerjaan, volume pekerjaan, kapasitas produksi, biaya
produksi, dan cara pengadaan.
B. Bahan Baku
1. Menghitung Jenis Kebutuhan
Menentukan jenis bahan baku untuk proses produksi menghasilkan suatu
barang untuk tujuan komersial sangat tergantung pada desain
perencanaan, fungsi barang, ketahanan barang, serta target pasar yang
akan dituju.
2. Menghitung Volume
Volume bahan baku yang harus tersedia sebagai persediaan untuk
produksi diperhitungkan atas dasar jumlah volume bahan baku yang
dipergunakan persatuan produk.
3. Cara Pengadaan
Pengadaan bahan baku memerlukan beberapa pertimbanga pertimbangan
yang di antaranya adalah; sifat fisik bahan baku, fasilitas pergudangan an
yang tersedia, tingkat ketersediaan bahan baku, kondisi finansial serta
sistem produksi yang digunakan.
Logbook/Elma Muhajjir/November 2020
5 November 2020 (Pertemuan ke-10)
Sistem Produksi Dan Penjadwalan
A. Analisis Unit Kerja
1. Analisis Langkah Kerja
Analisis langkah kerja adalah suatu Analisis untuk mengklasifikasikan
langkah-langkah kerja yang terdapat dalam satu jenis pekerjaan.
2. Analisis Kapasitas
Analisis kapasitas adalah analisis yang dilakukan untuk menghitung
beberapa jumlah produk yang dihasilkan oleh sebuah mesin produksi
atau seorang pekerja dalam satuan waktu tertentu.
3. Analisis Waktu Kerja
Analisis waktu kerja adalah perhitungan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan atau melakukan setiap langkah kerja
dalam rangkaian proses kerja mengolah satu-satuan unit produk.
B. Penyusunan Model Sistem Produksi
1. Menyusun Matriks Hubungan Pekerjaan
Menyusun matriks Hubungan pekerjaan adalah upaya mencari hubungan
ketergantungan yang paling dekat antara untuk pekerjaan yang satu
dengan pekerjaan yang lain.
2. Menyusun Alur Produksi Dan Penjadwalan
Alur produksi Adalah urutan pekerjaan yang disusun berdasarkan kualitas
hubungan antar unit pekerjaan.
3. Menghitung Waktu Penyelesaian Proyek
Waktu penyelesaian proyek dapat dihitung dengan melihat hubungan
antar unit dan satuan waktu yang diperlukan pada masing-masing unit
pekerjaan.
C. Sistem Kontrol
Kontrol terhadap kegiatan proyek diperlukan untuk mengetahui apakah
tahapan demi tahapan proyek dapat terlaksana dengan benar.

12 November 2020 (Pertemuan ke-11)


Pengelolaan sumber daya
A. Perencanaan
1. Estimasi keahlian tenaga kerja
Setiap pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang memiliki
kompetensi yang sesuai.
2. Estimasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja
a. Hitung Berdasarkan Volume Pekerjaan
Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja untuk pelaksanaan
konstruksi dapat dipakai standar pengupahan tenaga kerja pada analisis
BOW.
b. Dihitung Berdasarkan Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Menghitung kebutuhan tenaga harus disesuaikan dengan Keterbatasan
waktu.
3. Dihitung Berdasarkan Areal Tempat Kerja
B. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
2. Tim Kerja
3. Komunikasi
C . Pengelolaan
Mengelola sumber daya manusia berarti memberdayakan tenaga kerja untuk
tujuan organisasi.

19 November 2020 (Pertemuan ke-12)


Pemasaran
Pemasaran memegang peran penting dalam bisnis karena apabila sebuah organisasi
usaha tidak bisa menjual produknya maka dapat dipastikan organisasi usaha
tersebut akan ditutup.
Strategi Pemasaran
Terkait dengan stategi pemasaran produk inovatif meliputi: orientasi pemasaran,
sistem distribusi, dan sistem promosi.
1. Orientasi Pemasaran
Orientasi pemasaran meliputi: orientasi pemasaran pada produk dan orientasi
pemasaran pada konsumen.
2. Sistem Distribusi
Sistem distribusi meliputi: penjualan hak paten, penjualan lisensi, penjualan
langsung,dan penjualan lewat keagenan.
3. Sistem Promosi
Sistem promosi meliputi: pengenalan produk, pemberian jaminan, pemberian
intensif, pelayanan khusus, penentuan harga pokok, dan pemanfaatan teknologi
pemasaran.

26 November 2020 (Pertemuan ke-13)


Pengelolaan keuangan
A. Kepentingan Pengelolaan Keuangan
1. Kepentingan Bagi Investor
Bagi investor penting untuk mengetahui laporan keuangan dinas penilaian
apakah perusahaan yang bersangkutan merupakan tempat yang layak untuk
berinvestasi.
2. Kepentingan Bagi Kreditor
Kepentingan kreditor mengetahui informasi keuangan perusahaan adalah
untuk mempertimbangkan layak tidaknya sebuah perusahaan diberikan
dana pinjaman pengembangan usaha.
3. Kepentingan Bagi Suplier
Suplier penting untuk tahu informasi keuangan perusahaan guna
meyakinkan bahwa perusahaan yang bersangkutan layak dan mampu untuk
melaksanakan pembayaran atas pengadaan barang yang diperlukan.
4. Kepentingan Bagi Pekerja
Informasi keuangan perusahaan penting bagi pekerja untuk memberikan
keyakinan bahwa tempatnya bekerja adalah perusahaan yang aman, yang
dapat memberikan perlindungan finansial terhadap pekerjanya.
5. Kepentingan Bagi Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan terhadap informasi keuangan perusahaan
terkait dengan pungutan-pungutan, dan kewajiban keuangan yang lain harus
dibayarkan oleh perusahaan terkait dengan tanggung jawabnya sebagai
perusahaan.
B. Fungsi Pengelolaan Keuangan
1. Fungsi Penganggaran
Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan pedoman kerja,
pengordinasian kerja dan alat pengawasan kerja sebagai perencanaan dan
pengendalian laba yang menyeluruh.
2. Fungsi Pertanggungjawaban Atau Laporan
Fungsi keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban diwujudkan dalam
bentuk arus kas, neraca, dan laba atau rugi.
3 November 2020 (Pertemuan ke-14)
Perencanaan usaha
A. Rasional Produk
Rasional produk adalah bagaimana penjelasan tentang produk yang akan dibuat,
yaitu meliputi:
1. Nama Produk
2. Fungsi Produk
3. Spesifikasi Produk
4. Keunggulan Produk
B. Metodologi Pelaksanaan
Metodologi pelaksanaan merupakan pemaparan Bagaimana usaha tersebut
akan dijalankan.
C. Biaya Investasi
Biaya Investasi adalah semua biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli
sarana produksi, termasuk di dalamnya adalah biaya untuk membeli tanah
untuk mendirikan bangunan.
D. Model Kerja
Model kerja digunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung
yang akan diproses menjadi produk jadi.
E. Analisis Usaha
Analisis usaha meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok produksi,
harga penjualan, rencana penjualan, rencana aliran kas, rencana keuntungan,
rencana neraca usaha, dan perhitungan titik impas.

10 November 2020 (Pertemuan ke-15)


Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan untuk mempengaruhi, mengajak,
mengarahkan, dan mengendalikan orang perorang atau sekelompok orang untuk
mencapai sukses. Gaya kepemimpinan ada tiga yaitu: gaya autokratis, gaya
demokratis, dan laissez-Fire (mandiri).
Legalitas usaha
A. Fungsi Dokumen Legalitas Usaha
1. Fungsi Dan Kepentingan Pemilik Usaha
Fungsi dokumen legalitas usaha bagi pemilik usaha adalah sebagai bukti
kepemilikan, peroleh pelindungan hukum, serta kelancaran usaha.
2. Fungsi Dan Kepentingan Pemerintah
Bagi pihak pemerintah dokomen Legal yang berhubungan dengan dunia
usaha memiliki fungsi sebagai database perekonomian, fungsi kontrol dan
pengawasan, serta fungsi fungsi pengendalian.

B. Dokumen Legalitas Usaha Industri Konstruksi


Jenis-jenis dokumen yang diperlukan untuk usaha dan bidang industri
konstruksi, meliputi: kartu tanda penduduk (KTP), surat keterangan tempat
usaha, Nomor Pokok Wajib Pajak, akta pendirian, surat izin usaha perdagangan
(SIUP), tanda daftar industri (TDI), HO atau SITU, dan paten (HAKI).

Anda mungkin juga menyukai