Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LAPORAN

TATA LAKSANA BANGUNAN


(PEKERJAAN TANGGA BETON)

yang dibina oleh


Bapak Dardiri

Oleh :
DIMAS AJI SETIAWAN (150522506690)

D3 Teknik Sipil dan Bangunan


Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
9 Desember 2016
1. Latar Belakang

A. Pentingnya Mutu Pekerjaan


Agar bangunan dapat berdiri kokoh Quality control berperan penting dalam
pelaksaan sebuah proyek, dengan Quality control sebuah bangunan dapat
dibangun dengan tepat waktu dan memiliki kwalitas bangunan yang baik.
Sehingga nyaman untuk ditempati pemilik bangunan (owner).
B. Lingkup Mutu Pelaksanaan Pekerjaan Konstrusi Tangga Beton

Pekerjaan pondasi tangga mencakup jenis pondasi yaitu pondasi


telapak beton bertulang(foot plat) .
1.Lingkup Pekerjaan
a. Galian tanah pondasi telapak (foot plat) pada titik-titik kolom.
b. Penentuan titik pondasi harus menggunakan alat ukur misal thedolit,
waterpass,
dll yang dikerjakan oleh tenaga ahli dibidangnya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang terletak di bawah permukaan tanah
yang
menerima langsung beban kolom bangunan.
d. Pembuatan bekesting pondasi dan sloof dari kayu.
e. Urugan kembali lubang galian setelah konstruksi terpasang.

2.Langkah Pelaksanaan
Terdiri dari satu kondisi pondasi dan satu kondisi pengurugan tanah kembali
pada sisa lubang setelah pondasi terpasang.

a. Pekerjaan galian tanah pondasi.


1. Semua tanah galian pondasi diletakkan minimal 1.00 m dari jarak lubang
galian tanah pondasi, agar tanah hasil galian tidak longsor dan masuk lagi kedalam galian tanah.
2. Kedalaman galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar, dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
3. Hasil galian tanah pondasi boleh digunakan sebagai tanah urug setelah
terlebih dahulu dibuang humusnya dan akar-akar pohon yang ada disekitarnya.
4. Untuk menghindari genangan air dalam lokasi pekerjaan agar dibuatkan
paritparit sementara untuk mengalirkan air.
b. Pondasi telapak beton bertulang.
1. Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai terlebih dahulu kedalaman dan
lebar galian dikontrol apakah sudah sesuai yang diharapkan.
2. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug
menggunakan tanah bekas galian agar kedalamannya sesuai dengan peil
yang diinginkan (sesuai gambar), harus menggunakan pasir.
3. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru diurug
dengan pasir. Ketebalan urugan pasir dibuat sesuai gambar.
4. Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air secukupnya.
6. Setelah urugan pasir, dihamparkan adukan beton campuran 1 : 3 : 5 yang
difungsikan sebagai lantai kerja.
7. Pemasangan tulangan dengan baja mutu U-32 dilakukan dengan tingkat presisi
yang tinggi mengingat perannya sebagai as bangunan.
8. Pengecoran plat pondasi menggunakan adukan beton dengan campuran beton
K225 sesuai yang ada dalam BOQ.
9. Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
10. Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton mengeras, dan
selama perawatan galian tidak boleh ditimbun.
11. Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom tegak sampai batas di atas muka
tanah atau pada sisi bawah balok sloof, atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
12. Setelah selesai begesting dibongkar. Lubang bekas galian diijinkan untuk
ditimbun.
c. Urugan kembali.
1. Pengurugan kembali lubang sisa galian dilakukan setelah mendapat ijin
Direksi.
2. Urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas galian.
3. Pemadatan urugan kembali dilakukan untuk memperoleh kepadatan
mendekati kepadatan tanah asli.

PASAL 08
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang
serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil.

1.Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi, kolom
,sloof, balok tangga, Pelat lantai, dan pekerasan semenisasi jalan,
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan
dilakukan sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan
cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan, pembukaan
cetakan dan lain sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di
lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di
laboratorium yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test
ditanggung oleh Kontraktor.
2.Persyaratan Umum
a. Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus
menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia
seperti PBI71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan atau SK SNI T15
1991-03, PMI (Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-lain.
b. Peraturan beton
Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada
SK SNI T-15-1991-03.
Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-
03 pasal 3.1 sampai 3.9.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab
4,5,6 berlaku seluruh pasal.
Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3
sampai 5.8.
Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-
15-1991-03.
Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran
beton ( sesuai yang ada dalam B O Q )
Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir.
Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive
beton.
3.Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan
adukan, pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau pemasangan begesting,
pelaksanaan pengecoran, perawatan atau pemeliharaan beton, pembongkaran
begesting dan pelaksanaan uji laboratorium.
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti gambargambar
kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera
menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan.
b. Adukan
Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton
dengan campuran K225 ( sesuai yang ada dalam BOQ )
Adukan beton untuk konstruksi beton tidak bertulang menggunakan
adukan 1 : 3 : 5
c. Tulangan
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum
dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih
dahulu.
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahanbahan
lain yang mengurangi daya rekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking)
dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI 71.
d. Persiapan Pengecoran
Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap
tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran
tetapi mudah dibongkar.
Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan
memenuhi syarat sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara
papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.
Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka
bahan kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau
kayu berkualitas sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum
antar penyangga adalah 60 cm. Dan direncanakan untuk memikul
muatan dibawah 1000 kg.
Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas
papan).
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada
yang bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau
perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan
dan sepersetujuan Direksi.
e. Pengecoran
Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana
Kerja dan Syarat ini.
Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka
dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang
ditakar dalam keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan
kuat, sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi, dan (3)
Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam
drum pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan
warna yang sama.
Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui
oleh Direksi.
Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus
dibersihkan sebelum pengecoran selanjutnya.
Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
untuk mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan
pengikatnya.
f. Pembongkaran Begesting
Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak
boleh dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum
elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul
berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari
g. Perawatan beton.
Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan
cukup air, selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

C. Flowchart pemeriksaan mutu pekerjaan :

MULAI

MATERIAL /PEKERJAAN ?

MATERIA PEKERJAA
L N

MATERIAL SESUAI RKS ? PEKERJAAN SESUAI


TIDAK RKS ?
TIDAK

YA YA

GUNAKAN KEMBALIK ULANGI LANJUTKA


METERIAL AN PEKERJAA N
METERIAL N PEKERJAA

PEKERJAAN
SELESAI
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mutu pekerjaan tangga beton bangunan ?
2. Apa saja lingkup mutu pekerjaan tangga beton ?

2. Instrumen Observasi Pelaksanaan Pekerjaan tangga beton


1. Identifikasi Jenis Pekerjaan Konstruksi

No Nama Pekerjaan Ya Tidak


1 Pekerjaan Persiapan
Besi (sesuai RKS/tidak)
Perancah kayu (sesuai RKS/tidak)
Pasir kasar /halus (sesuai RKS/tidak)
Semen PC (sesuai RKS/tidak)
Agregat kasar/krikil (sesuai RKS/tidak)
Kawat bendrat (sesuai RKS/tidak)
Multiplek (sesuai RKS/tidak)
Usuk kayu uk.4x5 (sesuai RKS/tidak)
Keramik (sesuai RKS/tidak)
Alat alat pendukung (sesuai RKS/tidak)
2 Pekerjaan pengukuran
Pek.pengukuran elevasi
3 Pekerjaan begesting
pek. pengukuran begesting
Pek. pemotongan
Pek. Pemasangan begesting bawah tangga
4 Pekerjaan pembesian
Pek.pengukuran besi
Pek.pemotongan besi
Pek.pembuatan begel
Pek.perakitan tulangan
Pek.pemasangan tulangan
5 Pekerjaan pengecoran
Pek.pemasangan begesting atas tangga
Pek.pembuatan spasi
Pek.pengecoran
6 Pekerjaan perawatan
Pek.Penyiraman tangga setelah pengecoran
Pek.pelepasan begesting
Pek.growting
7 Pekerjaan finishing
Pek.pemasangan keramik
Pek.pengisian NAT keramik
Pek.pembersian sisa material

2.Identifikasi peryaratan kualitas Pekerjaan Tangga Beton

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain.

Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan bahan &
alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan :

Pelat Badan Tangga


Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan
langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa galvanis
(panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai kemiringan badan tangga.

Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.

Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian diberi
rangka.

Penyetelan
Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai
dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan pipe
support.

Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama
seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm).
Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan
kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan
lebar bordes.

Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara bordes
dengan lantai di atasnya.

Dinding Tangga dan Bordes


Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga kanan-kiri
dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.

Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan kayu 5/7
(jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan dinding tangga
sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.

Trape/ Dinding Anak Tangga


Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes, kemiringan badan
tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan tangga dan pembesian.

Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan
antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini
terjadi maka harus dibetulkan tterlebih dahulu.

Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah
digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang,
kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah pada dua
tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga
inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

Alat-alat
Gergaji
Meteran
Palu
Scaffolding set
Pipe Support
Lot/ Water pas
Benang

Anda mungkin juga menyukai