Oleh:
BENNY TIGOR PASARIBU
F 221 16 072
LATAR BELAKANG
Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai.
Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk
melakukan sesuatu secara konvensional.
Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat
bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi
dan dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara
permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber
daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi,
menambah kerusakan pada alam ini.
Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan
secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat
pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan
resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
Dengan danya Konsep Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat
menyelamatkan dunia kita ini.
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah Arsitektur yang
minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010).
PENGERTIAN ARSITEKTUR GREEN BUILDING
Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan)
mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari
pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas,
durabilitas, dan kenyamanan.
Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan
struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk
mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
alami dengan:
• Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
• Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
• Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
Ada konsep sejenis bernama bangunan alami yang biasanya berukuran lebih kecil dan
cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang tersedia di daerah sekitarnya. Konsep
yang lain yaitu desain berkelanjutan dan arsitektur hijau. Keberlanjutan dapat diartikan
sebagai memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
masa depan memenuhi kebutuhan mereka. Bangunan hijau tidak secara khusus menangani
masalah pembaharuan rumah yang sudah ada.
Laporan U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan
yang dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk
beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni lebih puas
dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan komersial biasa.
(Wikipedia.org).
Pengertian arsitektur hijau juga dapat di artikan sebagai berikut :
Arsitektur hijau, adalah adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan
meminimalkan efek yang berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau
desainer “hijau” berupaya untuk menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan
bangunan dan praktek pembangunan yang ramah lingkungan.
Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu,
properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat
pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan
bagian dari kehidupan urban. Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian besar
orang sebagai manusia modern. Pola hidup urban dianggap dapat mendatangkan
keuntungan lebih besar dari segi material, maka dari itu orang berbondong-bondong
memadati perkotaan.
Prinsip dasar arsitektir hijau
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan
penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam
sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus
berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di
masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya
alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak
kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya
masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua
kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan:
Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan
kita.
KONSEP BANGUNAN HIJAU “GREEN BUILDING CONCEPT”
Kondisi pembangunan yang kian meningkat dari waktu ke waktu telah memberikan efek
terhadap lingkungan yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Keadaan dari
pembangunan yang terjadi saat ini sudah memberikan banyak pengaruh terhadap kondisi
lingkungan di sekitarnya, seperti efek rumah kaca, emisi gas buangan (Rumah tangga,
pabrik, kendaraan). Dalam mengurangi masalah tersebut maka telah dibuat forum yang
membahas mengenai pembangunan yang ramah lingkungan yang berkelanjutan
(Sustainable Building) yang bernaung pada organisasi lingkungan Green Council Building
yang berbasis penerapan konsep pembangunan yang mengutamakan aspek lingkungan yang
berkelanjutan baik dari segi metode kerja, material maupun operasional dari bangunan
tersebut.
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing,
Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam
desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti, setiap
lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di
atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran
menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan.
The Interlace Residential Building di Singapore
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki enam
lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal sekitar delapan
halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian kontemporer ini terletak di
situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. Area situs 81.000 m2 untuk program ini:
1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2;
tambahan / core / MEP 24.000 m2; parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai
dibangun 170.000 m2. Tinggi blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu
ruang bawah tanah dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan
tinggi mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin, dan
kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak pasif.
Vertical Farm for Futuristic London Bridge Proposal by Chetwood