Anda di halaman 1dari 17

ANALISA PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN

METODE CRASHING DENGAN ALTERNATIF


PENAMBAHAN TENAGA KERJA

(Studi Kasus Pembangunan Gedung Pelayanan Medik dan Penunjang Medik


RSUD BUMIAYU KAB. BREBES)

“Rencana Usulan Penelitian (PROPOSAL) Untuk Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akademik Dalam Mencapai Program


Pendidikan Strata Satu (S1)

Disusun Oleh,

AGUS PAMUNGKAS

1831031

Diajukan pada tanggal, 09 April 2022

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (S1)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA

BANDUNG

2022
1. Latar Belakang

Manajemen kontruksi (contruction management), adalah bagaimana agar

sumber daya yang terlibat dalam proyek kontruksi dapat diaplikasikan oleh

manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek kontruksi dapat

dikelompokan menjadi manpower, material, machines, money, method. Proyek

rekayasa sipil mempunyai karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan

industri lainnya (misal manufaktur). Salah satu cirinya adalah sifat unik dan

tunggal. Kondisi ini menuntut adanya rancangan dan program pembangunan

tersendiri. Konsekuensi dari karakteristik proyek sipil adalah timbulnya kebutuhan

akan suatu teknik atau manajemen yang lebih fleksibel sehingga dapat

diaplikasikan keberbagai jenis proyek. Dengan demikian, teknik majemen harus

disesuaikan untuk membentuk manajemen baru yang sesuai dengan kondisi dan

situasi masing-masing proyek. (Wulfram I, 2005).

Manajemen penjadwalan sangat diperlukan untuk mengatur kegiatan dalam

suatu proyek. Penjadwalan pekerjaan suatu proyek disusun agar pelaksanaan

proyek mencapai target waktu yang telah ditentukan. Penjadwalan juga berguna

untuk mengatur jumlah tenaga kerja, material dan aliran dana yang digunakan

untuk keberlangsungan proyek. Sehingga penjadwalan sangat dibutuhkan karena

mengatur seluruh kegiatan proyek.

Pengendalian proyek kontruksi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang

sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan tujuan perencanaan,

membandingkan pelaksanaan dengan perencanaan, serta melakukan koreksi yang

diperlukan agar biaya, sumber daya, dan waktu dapat digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai tujuan proyek kontruksi yang diinginkan.

Sehingga dengan adanya pengendalian proyek, penyimpanan proyek kontruksi,

kerugian yang ditimbulkan, dan keterlambatan proyek yang mungkin terjadi dapat

dihindari.

Keterlambatan pekerjaan proyek sering terjadi akibat adanya perbedaan

kondisi lokasi, perubahan desain, pengaruh cuaca, dan kesalahan dalam

perencanaan. Keterlambatan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan

percepatan (crashing) dalam pelaksanaannya, namun harus tetap memperhatikan

faktor biaya. Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum

mungkin dan tetap memperhatikan standar mutu. Percepatan (crashing)

pelaksanaan dapat dilakukan dengan mengadakan penambahan jam kerja, alat

bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah jam kerja, menggunakan material

yang lebih cepat pemasangannya, dan metode kontruksi yang lebih cepat.

Salah satu usaha untuk memperpendek durasi proyek adalah dengan

melakukan percepatan proyek. Upaya untuk menganalisa biaya dan waktu untuk

melakukan percepatan salah satunya dengan metode Crashing. Proses crashing

adalah cara melakukan perkiraan dari variable cost dalam menentukan

pengurangan durasi yang paling maksimal dan paling ekonomis dari suatu

kegiatan yang masih mungkin untuk direduksi (Dimyati & Nurjaman, 2014).

Metode Crashing melakukan percepatan pada pekerjaan yang berada pada

lintasan kritis. Dengan metode Crashing, dapat dianalisa sejauh mana durasi

proyek tersebut dapat dipercepat dengan kenaikan biaya yang tidak terlalu besar.

Kenaikan biaya yang terjadi setiap harinya dapat ditampilkan dalam grafik cost

slope. Dari grafik tersebut dapat ditentukan pekerjaan yang dipercepat dengan
kenaikan biaya yang tidak terlalu besar. Untuk menentukan pekerjaan yang akan

dipercepat dengan kenaikan biaya yang tidak terlalu besar, maka dipilihlah

pekerjaan dengan nilai cost slope yang terkecil untuk dilakukan percepatan.

Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang

baik. Alternatif yang bisa digunakan untuka menunjang percepatan penyelesaian

proyek adalah dengan menambah tenaga kerja yang kemudian akan

mempengaruhi waktu dan biaya proyek. Dengan penelitian upaya mencari solusi

dari masalah percepatan penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek

Pembangunan Gedung Pelayanan Medik dan Penunjang Medik RSUD Bumiayu

Kabupaten Brebes menggunakan metode percepatan (crashing) dengan

penambahan tenaga kerja.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

a. Berapa total waktu dan biaya penyelesaian proyek setelah dilakukan Crashing

dengan alternatife penambahan tenaga kerja dan durasi kerja.

b. Apa alternatife yang lebih ekonomis untuk menyelesaikan proyek.

3. Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini identifikasi difokuskan pada :

a. Bagaimana menganalisa kebutuhan tambahan tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Bagaimana menganalisa penambahan biaya, akibat penambahan tenaga kerja

dan durasi kerja.


4. Pembatasan masalah

Agar penelitian ini berjalan sistematis dan tidak menyimpang dari rumusan

masalah yang diambil, maka diperlukan adanya batasan masalah. Adapun batasan

masalah yang diambil dari masalah ini adalah :

a. Menghitung banyaknya penambahan tenaga kerja.

b. Menghitung biaya tambahan akibat penambahan tenaga kerja.

c. Percepatan proyek menggunakan alternatife penambahan tenaga kerja atau

durasi kerja.

d. Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah proyek Pembangunan

Gedung Pelayanan Medik dan Penunjang Medik RSUD Bumiayu Kabupaten

Brebes

5. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisa percepatan proyek

menggunakan metode crashing dengan alternatife penambahan tenaga kerja,

untuk mempercepat pekerjaan pada proyek Pembangunan Gedung Pelayanan

Medik dan Penunjang Medik RSUD Bumiayu Kabupaten Brebes

6. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu :

a. Menganalisa pelaksanaan proyek guna mengetahui total waktu dan biaya

penyelesaian proyek setelah dilakukan Crashing dengan alternatif

penambahan tenaga kerja dan durasi kerja.

b. Menganalisa alternatif yang digunakan untuk mengetahui biaya yang lebih

ekonomis untuk menyelesaikan proyek.


7. Kegunaan/Manfaat Penelitian

a. Kegunaan Ilmiah:

Menjadi informasi tambahan bagi mahasiswa teknik sipil di bidang

manajemen kontruksi dan juga sebagai pengembangan dari teori-teori yang

ada dihubungkan dengan kenyataan dilapangan.

b. Kegunaan guna laksana/terapan:

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pihak penyedia atau

pengguna jasa yang terkait agar bisa mengelola manajemen proyek dengan

baik.

8. Kerangka Pemikiran Teoritis

8.1 Manajemen Kontruksi

Manajemen kontruksi (contruction management), adalah bagaimana

agar sumber daya yang terlibat dalam proyek kontruksi dapat diaplikasikan

oleh manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek kontruksi dapat

dikelompokan menjadi manpower, material, machines, money, method.

Proyek rekayasa sipil mempunyai karakteristik yang berbeda jika

dibandingkan dengan industry lainnya (misal manufaktur). Salah satu cirinya

adalah sifat unik dan tunggal. Kondisi ini menuntut adanya rancangan dan

program pembangunan tersendiri. Konsekuensi dari karakteristik proyek sipil

adalah timbulnya kebutuhan akan suatu teknik atau manajemen yang lebih

fleksibel sehingga dapat diaplikasikan keberbagai jenis proyek. Dengan

demikian, teknik majemen harus disesuaikan untuk membentuk manajemen

baru yang sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing proyek.


Proyek rekayasa sipil selama masa pembangunan bersifat dinamis,

ditunjukan dengan selalu berubahnya sumber daya yang dibutuhkan, baik

jenis maupun jumlahnya. Perubahan ini sejalan dengan tahapan dan proyek

itu sendiri. Diawal proyek, kebutuhan akan sumber daya relatife masih kecil

dibandingkan tahap ditengah masa pelaksanaan yang ditunjukan dengan

semakin meningkatnya kebutuhan akan jenis dan jumlah sumber daya. Di

akhir proyek, kebutuhan sumber daya berangsur-angsur menurun dan pada

akhirnya tidak lagi dibutuhkan. Selanjutnya, dikatakan bahwa proyek telah

selesai. Situasi ini berbeda dengan situasi industri lainnya dimana jumlah dan

jenis sumber daya yang dibutuhkan mendekati konstan di setiap waktu,

(Wulfram I, 2005).

8.2 Percepatan Waktu Proyek (Crashing)

Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik

untuk mempercepat penyelesaian proyek dengan cara menganalisa seluruh

kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis

(Ervianto,2005).

Volume
𝐶𝑟𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 =
Produktivitas harian sesudah 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔

Dalam pelaksanaan sebuah proyek, ada beberapa alasan yang menjadi

dasar untuk melakukan pengurangan durasi waktu dari sebuah proyek. Salah

satu alasan yang paling umum adalah adanya sesuatu yang dikenal sebagai

"Imposed Project Duration Date" (Tanggal Waktu Proyek Terbebani).

Imposed Project Duration Date ini terjadi dikarenakan adanya pernyataan

dari manajer perusahaan atau pimpinan kepada banyak personil bahwa proyek
yang sedang dilaksanakan oleh timnya akan selesai pada suatu waktu tertentu.

Terdapat beberapa alasan dilakukannya crashing, yaitu :

a. Kegiatan proyek yang bersangkutan diharapkan agar segera selesai,

sebab sudah menjadi keputusan pemilik proyek dengan suatu alasan

tertentu.

b. Terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek yang sudah melebihi batas

toleransi yang akan mempengaruhi kelancaran penyelesaian proyek

secara keseluruhan. Keterlambatan dapat disebabkan oleh gangguan

cuaca, kesalahan perancangan awal, kerusakan mesin, peralatan dan

lainnya.

c. Pemberian insentif kepada pelaksana proyek jika proyek selesai lebih

cepat.

Proses mempercepat kurun waktu disebut dengan crash program.

Proses Crashing harus mempertimbangkan systematic analytical process

termasuk pengujian dari seluruh kegiatan, khususnya kegiatan yang berada

pada lintasan kritis. Pada Crashing project, biaya sebagai variabel, sedangkan

besarnya durasi sesuai dengan durasi yang dihitung untuk mereduksi durasi

proyek.

Terdapat 4 faktor yang dapat dioptimalkan untuk melaksanakan

percepatan pada suatu proyek yaitu (Frederika, 2010) :

a. Penambahan jumlah tenaga kerja.

b. Penjadwalan kerja lembur.

c. Penambahan atau penggantian peralatan yang lebih produktif.

d. Mengubah metode Kontruksi dilapangan.


8.3 Langkah-langkah dalam Metode Percepatan (Crashing)

Untuk menganalisis percepatan durasi proyek, menurut Ahuja (1994)

terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

a. Menentukan durasi normal dengan menggunakan jaringan kerja dan

biaya proyek normal.

b. Menentukan lintasan kritis durasi proyek normal.

c. Mentabelkan durasi normal dan durasi yang dipercepat serta semua biaya

untuk semua kegiatan.

d. Menghitung dan mentabelkan cost slope dari setiap kegiatan.

e. Mengurangi durasi kegiatan-kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan kritis

yang mempunyai kombinasi nilai cost slope terkecil. Setiap kegiatan

kritistersebut dipercepat sampai waktu percepatan yang dikehendaki

tercapai atau terbentuk lintasan kritis yang baru.

f. Setelah terbentuk lintasan kritis yang baru waktu kegiatan kritis tersebut

dipersingkat, sehingga mempunyai nilai slope cost terkecil. Apabila

terdapat beberapa lintasan kritis, maka perlu dipersingkat kegiatan–

kegiatan pada lintasan kritis secara bersamaan, jika hal tersebut dapat

mengurangi durasi proyek secara keseluruhan.

g. Pada setiap langkah, periksa waktu tenggang atau float dalam setiap

kegiatan, jika ada maka kegiatan tersebut dapat diperlambat untuk

mengurangi biaya proyek.

h. Pada setiap siklus percepatan waktu, dihitung biaya proyek dari durasi

proyek yang baru, mentabelkan dan plot titik-titik tersebut ke grafik

biaya waktu proyek.


i. Lanjutkan sampai tidak ada lagi kemungkinan percepatan yang dapat

dilakukan hal ini disebut dengan titik percepatan.

j. Plot biaya tidak langsung proyek ke dalam grafik biaya dan waktu yang

sama.

k. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk biaya total

proyek pada setiap durasi waktu.

l. Gunakan kurva biaya total proyek tersebut untuk menentukan biaya

optimum untuk (penyelesaian dengan biaya terendah) atau biaya proyek

sesuai jadwal yang dikehendaki.

8.4 Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau

rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam

proyek kontruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses

kontruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang,

metoda dan alat. Sukses dan tidaknya proyek kontruksi tergantung pada

efektifitas pengelolaan sumber daya. Penggunaan material dalam proses

kontruksi secara efektif sangat bergantung pada desain yang dikehendaki dari

suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahap

penyediaan, handling dan processing selama waktu kontruksi. Pemilihan alat

yang tepat akan mempengaruhi kecepatan proses kontruksi,

pemindahan/distribusi material dengan cepat, baik arah horizontal maupun

vertical.

Pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah dikelola. Upah

yang diberikan sangat bervariasi tergantung dari kecakapan masing-masing


pekerja karena tidak ada satupun pekerja yang sama karakteristiknya. Biaya

untuk pekerja merupakan fungsi dari waktu dan metoda kontruksi yang

digunakan. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian waktu

kontruksi dan pemilihan metoda kontruksi yang akan digunakan adalah

kepala proyek, (Wulfram I, 2005).

8.5 Produktivitas Tenaga Kerja

Dalam suatu proyek kontruksi salah satu hal yang menjadi faktor

penentu keberhasilan adalah kinerja tenaga kerja yang akan mempengaruhi

produktivitas. Produktivitas menggambarkan kemampuan tenaga kerja dalam

menyelesaikan suatu kuatintas pekerjaan persatuan waktu. Produktivitas

dalam bidang kontruksi secara luas didefinisikan sebagai output perhari

tenaga kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

V
𝑃=
Txn

Dimana :

P = Produktivitas tenaga kerja yaitu besarnya kuantitas pekerjaan

yang dapat diselesaikan oleh seorang tenaga kerja setiap hari.

V = Kuantitas pekerjaan

N = Jumlah tenaga kerja yang digunakan

T = Durasi Pekerjaan

(Sumber : Cornelia, 2005)

John Soeprihanto berpendapat bahwa produktivitas adalah

perbandingan antara hasilhasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya

yang dipengaruhi atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber

daya yang digunakan (input) (Setiawan, 2012).


1
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
koefisien tenaga kerja

8.6 Faktor Yang Berpengaruh Pada Produktivitas

Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sub system

untuk menunjukan dimana potensi produktivitas dan cadangan disimpan.

Faktor-faktor tersebut antara lain. Menurut Kaming dalam Wulfram I

Ervianto (2005) faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek

diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu :

a. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor : desain rekayasa, metode

kontruksi, urutan kerja, pengukuran kerja.

b. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor : perencanaan dan penjadwalan,

tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material,

manajemen peralatan, manajamen tenaga kerja.

c. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor : keselamatan kerja, lingkungan

fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.

d. Faktor manusia, tingkat upah kerja, kepuasan kerja, pembagian

keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja.

Menurut Husen Abrar (2010) :

1. Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek.

2. Tingkat keahlian tenaga kerja.

3. Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor

lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil

tenaga kerja.
4. Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam

lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan

tersebut.

5. Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

6. Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin)

9. Hipotesis

Berdasarkan Tujuan Penelitian dan Kerangka Pemikiran Teoritis, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manajemen tenaga kerja sangatlah penting, agar setiap pekerjaan dapat

berjalan dengan baik.

b. Penambahan sumber daya tenaga kerja akan mempengaruhi waktu pekerjaan

proyek.

c. Penambahan sumber daya tenaga kerja akan membutuhkan biaya tambahan

untuk pembayaran tenaga kerja.

10. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,

penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis data yang

ada. Proses pengumpulan data terhadap suatu penelitian yang dilakukan, maka

harus memiliki cara atau teknik untuk mendapatkan data atau informasi yang baik

dan terstruktur serta akurat dari setiap apa yang diteliti, sehingga kebenaran

informasi data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Teknik

pengumpulan data menggunakan cara berikut :


a. Studi Pustaka

Studi pustaka biasanya digunakan untuk memperoleh informasi

literatur berupa buku, jurnal, hasil penelitian dan lain sebagainnya yang

berkaitan dengan penelitian, sehingga diperoleh data yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang berlangsung.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dapat

digambarkan sebagai sebuah interaksi yang melibatkan antara

pewawancara (orang yang bertanya) dengan yang diwawancarai (orang

yang memeberikan jawaban atas pertanyaan). Dalam penelitian ini

pihak yang diwawancarai yaitu dari pihak konsultan manajemen

konstruksi.
10.1Bagan Alir Tahapan Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Sekunder
Data Primer a. Time Schedule dan Kurva S
a. Wawancara b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Harga Satuan Upah
d. Gambar Proyek

Penyusunan Kegiatan & Analisa


Jaringan Kerja

Pengumpulan Data Pengumpulan Data

Penyusunan Kegiatan & Analisa


Jaringan Kerja dengan MS Project

Identifikasi Jalur Kritis Identifikasi Jalur Non Kritis

Kesimpulan & Saran

Selesai
11. Jadwal Penelitian

Waktu (Bulan)
No Tahapan Penelitian Rincian Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 Studi Lapangan Survei lokasi lapangan

Mengidentifikasi permasalahan pada objek


2 Identifikasi Masalah
yang akan diteliti

Merumuskan permaslahan yang telah di


3 Rumusan Masalah
identifikasi dari objek penelitian

Membaca refrensi sesuai dengan permasalahan


4 Studi Literatur
yang akan diteliti

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk


5 Pengumpulan Data
penelitian

Menganalisa data yang telah dikumpulkan,


6 Pembahasan
untuk menentukan hasil dan kesimpulan

7 Penulisan Laporan Penyusunan Laporan akhir dari penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, H. N., Dozzi, S. P., and Abour, S. M. 1994. Project Management :

Technique in Planning and Controlling Construction Project - 2nd Ed.

John Wiley & Sons, Inc, Canada.

Ariany Frederika, 2010. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil vol.14, No. 2. Analisis

Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada

Proyek Kontruksi. Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana.

Cornelia, B, 2003. Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Dalam Kaitannya

Terhadap Waktu Dan Pelaksanaan Proyek Kontruksi. Tugas Akhir,

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana,

Denpasar.

Dimyati, H., & Nurjaman, K. 2014. Manajemen Proyek. Bandung: CV Pustaka

Setia

Husen, A. 2010, Manajemen Proyek, Andi Yogyakarta.

Setiawan, T. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Platinum

Wulfram I. Ervianto, 2005. Manajemen Proyek Kontruksi Edisi-Revisi. Penerbit

ANDI Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai