PENDAHULUAN
1.6. Plagiat
Penulis menyatakan bahwa skriiipsi yang berjudul “Analisa Percepatan
Proyek Menggunakan Metode Time Cost Trade Off Dengan Penambahan
Jam Kerja Lembur Optimum (Studi Kasus: Ruas Jalan Cibitung - Lebak)”.
merupakan hasil karya penulis sendiri, bukan melainkan hasil orang lain
(plagiat), penyalinan kalimat, paraphrase, jika dalama penulisan skripsi ini
ditemukan kesamaan kalimat atau kutipan, penulis telah menyertakan daftar
Pustaka sebagai literatur penelitian.
Gambar 2.7 Contoh penggambaran yang tidak boleh jika kegiatan P,Q dan R
mulai selesai pada lingkaran kejadian yang sama
Karena gambar diatas berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan
P atau Q atau R. untuk membedakan ketiga kegiatan itu masing-masing
harus digunakan dummy sebagai berikut:
Gambar 2.8 Contoh penggambaran yang boleh jika kegiatan P,Q dan R mulai
selesai pada lingkaran kejadian yang sama
Kegiatan:
P = (31,32) P = (32,34)
Q = (31,34) atau Q = (31,34)
R = (31,33) R = (33,34)
Dalam hal ini tidak menjadi soal dimana saja diletakan dummy-dumy
tersebut.
1.10. Predence Digrhaming Method
Metode Precedence Diagram (PDM) adalah teknik representasi visual
yang menggambarkan aktivitas yang terlibat dalam suatu proyek. Metode ini
adalah metode membangun diagram jaringan jadwal proyek yang menggunakan
kotak/simpul untuk mewakili aktivitas dan menghubungkannya dengan panah
yang menunjukkan ketergantungan. Precedence Diagram Method (PDM) juga
adalah sebuah metode penjadwalan proyek dimana kegiatan dituliskan didalam
node yang umumnya berbentuk segi empat, dengan anak panah sebagai petunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Konstrain menunjukkan
hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node
berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node (Laksito,
2005).
Diagram PDM mirip dengan teknik diagram AON dan berdasarkan pada
4 hubungan dasar fundamental, yaitu:
Keterangan:
a. Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan
maka diabil nilai terbesar
b. Jika tidak ada diketahui FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable
maka ESj dihitung dengan cara berikut;
ESj = Efj-Dj
Perhitungan kebelakang dilakukan untuk mendapatkan besarnya latest
start dan latest finish. Sebagai kegiatan successor adalah kegiatan J
Gambar 2.12 Hubungan antara biaya dan waktu pada keadaan normal (Soeharto,
Iman. 1999)
Gambar 2.13 Hubungan antara biaya dan waktu pada keadaan dipercepat
(Soeharto, Iman. 1999)
Gambar 2.14. Hubungan antara biaya dan waktu pada keadaan normal dan
dipercepat (Soeharto, Iman. 1999)
1.11.1. Produktivitas Kerja
Produktivitas tenaga keIja dari sudut manajemen sumber daya manUSla,
diartikan sebagai kemampuan dalam berproduksi yang terkadang didefinisikan
pula sebagai perbandingan antara keluaran I volume pekeIjaan dengan
sumberswnber yang digunakan dalam.menghasilkan keluaran tersebut.
Produktivitas berkaitan dengari efisiensi penggunaan swnber atau masukan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dalam bidang konstruksi produktivitas merupakan
perbandingan antara keluaran berupa volume hasil pekerjaan yang diselesaikan
dengan masukan yang dapat berupa tenaga keIja yang digunakan (man-days) atau
dapat berupa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
(workhours).
Untuk menghitung rumus produktifitas kerja adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi profuktifitas kerja adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat kemampuan kerja
b. Tingkat kemampuan pimpinan dalam memberikan motivasi kerja
1.11.2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai pengertian
sebagai berikut:
a. Manusia yang bekeIja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga
personil, pekerja atau karyawan).
b. Potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
keberadaannya (eksistensi).
c. Potensi yang berfungsi sebagai modal (non materia dan non finansial)
di dalam organisasi,
Untuk mewujudkan eksistensi organisasi Banyaknya latar belakang yang
berbeda dari para tenaga kerja, menimbulkan keragaman tenaga kerja. Di
Indonesia, yang agak menonjol adalah perbedaan berdasarkan jenis ke1amin dan
usia. Selain itu pengalaman keIja, tingkat pendidikan, upah dan komposisi tenaga
kerja juga perlu diperhatikan (Hadari Nawawi, 1997). Dalam hal ini yang
dimaksud dengan tenaga keIja adalah tukang yang bekeIja di lapangan suatu
proyek konstruksi (pekerja kasar)
1.12. Hubungan Antara Waktu dan Biaya
Menurut Soeharto, Imam (1999) biaya total proyek adalah penjumlahan
dari biaya langsung dan biaya tak langsung yang digunakan selama pelaksanaan
proyek. Besarnya biaya ini sangat tergantung oleh lamanya waktu (durasi)
penyelesaian proyek, keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan
proyek. Meskipun tidak dapat dihitung dengan rumus tertentu, tetapi umumnya
makin lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang
diperlukan.
Gambar 2.15 Hubungan biaya dan waktu
Titik A menunjukkan titik normal, sedangkan titik B adalah titik yang
dipersingkat. Garis yang menghubungkan antara titik A dan titik B disebut kurva
waktu-biaya.
1.13. Biaya Tambahan Pekerja
Dengan penambahan waktu kerja (lembur), maka tentu biaya untuk
pekerja konstruksi akan bertambah dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP. 102/MEN/VI/2004 menyatakan upah penambahan kerja bervariasi, untuk
penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah
1,5 kali upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja
berikutnya pekerja mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.
Adapun perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan
sebagai berikut, yaitu:
a. Normal ongkos pekerja perhari = produktivitas harian x harga satuan
upah pekerja
b. Normal ongkos pekerja perjam = produktivitas perjam x harga satuan
upah pekerja
c. Biaya lembur pekerja = 1,5 x upah normal untuk jam kerja lembur
pertama + 2 x n x upah sejam normal untuk jam kerja lembur
berikutnya Dimana: n = jumlah penambahan jam kerja
d. Crash Cost pekerja perhari = (8 jam x normal cost pekerja) + (n x
biaya lembur perjam)
e. Cost Slope (Penambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu
aktifitas persatuan waktu) Cost Slope = 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 �
1.14. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja, sistematik, dan
analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu
proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis (Ervianto,
2004). Di dalam metode time cost trade off ini akan membuat adanya perubahan
waktu penyelesaian pada proyek yang juga berpengaruh terhadap perubahan
biaya yang akan dikeluarkan. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat maka
biayaya langsung proyek juga akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek
akan berkurang.
Tujuan dari metode ini adalah mempercepat waktu penyelesaian proyek
dan menganalisis sejauh mana waktu dapat dipersingkat dengan penambahan
biaya yang minimum terhadap kegiatan yang dapat dipercepat waktu
pekerjaannya. Sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan
biaya yang paling minimum. Metode ini memberikan solusi alternatif kepada
perencana proyek untuk menyusun perencanaan yang terbaik sehingga dapat
mengoptimalkan waktu dan biaya dalam penyelesaian proyek.
Dalam proses mempercepat penyelesaian proyek dengan melakukan
penekanan waktu aktivitas, diusahakan agar pertambahan biaya yang ditimbulkan
seminimal mungkin.
Disamping itu harus diperhatikan pula bahwa penekanannya hanya
dilakukan pada aktivitas-aktivitas yang ada pada lintasan kritis. Apabila
penekanan dilakukan pada kegiatan yang tidak berada di lintasan kritis, maka
waktu penyelesaian keseluruhan tidak akan berkurang. (Soeharto, 1995).
1.14.1. Variabel-Variabel Metode Time Cost Trade OFF
Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi
proyek dengan menambahkan variabel / alternatif tertentu seperti jam kerja,
tenaga kerja alat. (Andrianto, 2011)
a. Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Kerja lembur (working overtime) dapat dilakukan dengan menambah
jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan
untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian
suatu aktivitas akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan didalam
penambahan jam kerja adalah lamanya waktu yang bekerja seseorang
dalam suatu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun
karena terlalu Lelah.
b. Penambahan Tenaga Kerja
Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah
pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktifitas
tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah
jam kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia
papakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga
kerja pada suatu aktivitas tidak boleh menggangu pemakaian tenaga
kerja untuk aktifvitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang
sama. Selain itu, harus diimbangi dengan penambahan tenaga
pengawasan karena ruang kerja yang kurang akan menurunkan
produktivitas kerja.
c. Pergantian atau Penambahan Peralatan
Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas.
Namun, perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk
mobilitas dandemobilitas alat tersebut. Durasi proyek juga dapat
dipercepat dengan pergantian peralatanyang mempunyai produktivitas
yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk
menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya
terhadap produktivitas terhadap tenaga kerja.
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi,
misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga
kerja, biasanya disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore
berbeda dengan unit pekerja untuk sore sampai malam hari. Pada penelitian ini
percepatan yang dilakukan dengan metode pertukaran waktu dan biaya (Time
Cost Trade Off) dalam batasan masalah hanya memusatkan pada penambahan
jam kerja (lembur).
Menurut Soeharto (1997), berikut ini adalah penguraian prosedur
mempersingkat waktu:
a. Memperhitungkan waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi
float dengan menggunakan periode normal.
b. Menetapkan biaya normal tiap-tiap aktivitas.
c. Menetapkan biaya dipersingkat tiap-tiap aktivitas.
d. Mengalkulasi cost slope tiap-tiap komponen aktivitas.
e. Memperpendek kurun waktu aktivitas, diawali pada kegiatan kritis
dengan cost slope paling rendah.
f. Jika dalam rangkaian mempersingkat durasi proyek membentuk
lintasan kritis baru, maka percepat aktivitas-aktivitas kritis yang
memiliki gabungan cost slope paling rendah.
g. Melanjutkan memperpendek waktu aktivitas hingga titik proyek
dipersingkat.
h. Membuat tabulasi waktu versus biaya, gambarkan dalam grafik dan
hubungkan titik normal (waktu dan biaya normal), titik yang terbentuk
setiap kali mempersingkat aktivitas sampai dengan Titik Proyek
Dipersingkat (TPD).
i. Pada grafik di atas gambarkan kalkulasi dari biaya tidak langsung dari
proyek.
j. Untuk mendapatkan biaya total sebelum periode yang diinginkan
maka jumlahkan biaya langsung dan biaya tak langsung.
k. Pada grafik biaya total, periksa periode penyelesaian proyek dengan
biaya terendah periksa untuk mencapai waktu optimal
1.15. Microsoft Office Project
Untuk melakukan pengolahan data manajemen proyek diperlukan tool
yang tepat, dalam proses penjadwalan menggunakan metode Prescedence
Diaghram Method aplikasi yang tepat adalah Microsoft Office Project.
Secara garis besar Microsoft Office Project dapat memungkinkan
penggunananya untuk membuat rencana proyek, membuat laporan, membuat
jadwal dan mengelompokan sumber daya, hingga dapat melakukan kolaborasi.
Bahkan dapat menentukan prioritas proyek mana yang harus diselesaikan saat
menggunakan Microsot Project.
Beberapa fitur yang tersedia di Microsoft Office Procet adalah sebagai
berikut:
a. Kalender
b. Kolaborasi
c. Reporting
Microsoft office project memiliki keunggulan seperti:
a. Tampilan yang ituitif
b. Akses mudah
c. Menyajikan template
Program Microsoft Project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun
sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah
Gantt Chart View.
Menentukan constraint
\
Output