PENDAHULUAN
Proyek pembangunan gedung Sekolah Dasar 003 yang terletak di waru kabupaten
Penajam Paser Utara merupakan salah satu proyek yang mengalami
keterlambatan, dimana proyek ini seharusnya selesai dalam 140 hari kalender,
dengan biaya Rp. 2.122.803.000,- (dua milyar seratus duapuluh dua delapanratus
tiga ribu rupiah).. Proyek ini mengalami keterlambatan dikarenakan metode
pelaksanaan yang digunakan tidak diperhitungkan secara tepat. Sehingga
diperlukan perhitungan metode yang tepat dalam mengoptimasi penambahan jam
lembur dan penambahan jam kerja pada proyek tersebut. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off-
TCTO), metode ini memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat
menyusun perencanaan yang terbaik sehingga upaya pengoptimalan waktu dan
biaya dalam menyelesaikan proyek dapat lebih optimal.
1
Berdasarkan latar belakang diatas, pada penelitian ini akan dilakukan optimalisasi
waktu dan biaya pada proyek pembangunan gedung sekolah dasar 003 yang
terletak di waru kabupaten penajam paser utara, diharapkan dengan dilakukannya
optimalisasi waktu dan biaya, proyek ini dapat selesai dengan waktu dan biaya
yang optimal.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bisa menjadi bahan pertimbangan pada saat akan melakukan pekerjaan
konstruksi lainnya.
2. Memberi kesimpulan baru agar pada waktu yang akan datang dapat
dikembangkan lebih lanjut.
3. Memberikan manfaat kepada perusahaan sebagai saran dan masukan.
3
Gambar I.1 Lokasi Penelitian
Sumber : Google Maps
4
5
1.7 Waktu Penelitian
Tabel I.1 Rencana Kegiatan
Bulan
N
Kegiatan November- Desember Januari, februari, maret April, mei, juni Juli- Agustus September
o
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
2 Asistensi proposal
3 Seminar proposal
4 Pengolahan data dan Asistensi
5 Seminar Hasil
6 Perbaikan Skripsi
7 Sidang akhir
8 Perbaikan skripsi
6
1.8 Sistemmatika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
manfaat penelitian, batsan masalah, dan sistematikan penelitian.
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan materi dasar penganalisaan dan metode –
metode yang digunakan dalam konsep biaya dan waktu, sistem
pengendalian proyek serta varian biaya dengan jadwal berdasarkan
buku literature.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian
untuk penyelesaian studi berdasarkan pada pendekatan teori yang
digunakan.
BAB 4 ANALISA HASIL
Pada bab ini menyajikan kondisi umum proyek, proses dan hasil
analisa dari data yang diperoleh sehubung dengan topic studi.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran pada hasil analisa yang telah
dilakukan dan diharapakan dapat dijadikan bahan perbaikan pada
proyek selanjut nya
7
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Dari segi
teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran
tersebut dapat dipenuhi.
Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas
produksi. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu
dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 2001).
Proyek adalah suatu rangkaian aktifitas yang dapat direncanakan yang didalamnya
menggunakan sumber-sumber keuangan, tenaga kerja dan lain-lainnya untuk
8
mendapatkan manfaat atau hasil yang akan datang. Aktifitas proyek ini
mempunyai saat mulai dan saat berakhir (Ervianto, 2003).
Menurut Soeharto (2001), dalam proses mencapai tujuan dalam suatu proyek,
telah ditentukan batasan, yaitu besar biaya (anggaran) yang di alokasikan dan
jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan itu disebut tiga kendala
(Triple Constraint) yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek dapat pula
dilihat pada gambar II.2 sebagai berikut:
9
(Triple Constraint) bersifat tarik menarik (tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya) karena saling mempengaruhi. Dari segi teknis, menjadi tolok ukur
keberhasilan proyek sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu
diperlukan suatu pengaturan yang baik dengan menerapkan manajemen proyek
sehingga perpaduan antara ketiganya dapat terwujud sesuai harapan.
10
Dengan demikian bila mempersingkat waktu pelaksanaan akan mengakibatkan
meningkatnya biaya. Hubungan biaya langsung dengan waktu pelaksanaan
merupakan garis non linear, yang menggambarkan perbandingan terbalik antara
keduanya. Hubungan antara waktu dan biaya langsung dapat dilihat pada gambar
II.3 sebagai berikut:
Biaya
Waktu
Gambar II.3 Hubungan Waktu Dengan Biaya Langsung
Sumber: Tjaturono 2006
Hubungan biaya tidak langsung dengan waktu pelaksanaan merupakan garis linear
yang berbanding lurus, yang berarti semakin lama pelaksanaan proyek maka biaya
tidak langsung akan semakin meningkat, dan sebaliknya. Hubungan antara biaya
tidak langsung dengan biaya waktu pelaksanaan dapat dilihat pada gambar II.4
sebagai berikut:
11
Biaya
Waktu
Gambar II.4 Hubungan Waktu Dengan Biaya Tidak Langsung
Sumber: Tjaturono
2006
12
Menurut Heizer (2009:87) membagi tiga fase utama manajemen proyek yang
meliputi:
1. Perencanaan, fase ini mencakup penentuan sasaran, pendefinisian proyek dan
pengorganisasian tim.
2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk aktivitas
khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.
3. Pengendalian, di sini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas dan
anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser
atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu
dan biaya.
13
II.4.2 Aspek – Aspek Dalam Manajemen
1. Aspek Keuangan
Masalah ini berkaitan dengan pembiayaan dan pembelanjaan proyek,
biasanya berasal dari modal sendiri, pinjaman bank atau investor dalam
jangka pendek atau panjang, pembiayaan prosek sangat krusial bila proyek
berskala besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit yang membutuhkan
analisis keuangan yang cermat dan terencana.
2. Aspek Anggaran Biaya
Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama
proyek berlangsung, perencanaan yang matang dan terperinci akan
memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan
sesuai dengan anggaran yang direncanakan, sebaliknya akan terjadi
peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses perencanaan salah.
3. Aspek manajemen sumber daya manusia
Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumber daya manusia
selama proyek berlangsung yang fluktuatif, agar tidak menimbulkan masalah
yang kompleks perencanaan sumber daya manusia yang didasarkan atas
organisasi proyek yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-
langkah proses staffing sdm, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja,
deskripsi wewenang dan tanggung jawab sdm serta penjelasan tentang sasarn
dan tujuan proyek.
4. Aspek manajemen produksi
Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir proyek, hasil proyek negatif bila
proses dan pengendalianya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka
dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas sumber daya
manusia, meningkatkan efesiensi proses produksi dan kerja, meningkatkan
produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.
5. Aspek harga
Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga yang
dapat merugikan peruahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan
biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain.
14
6. Aspek evektifitas dan efesiensi
Masalah ini dapat merugikan bila produk yang dihasilkan tidak terpenuhi atau
tidak efektif dapat juga terjadi bila factor efesiensi tidak terpenuhi, sehingga
biaya produksi membutuhkan biaya yang besar. Aspek pemasaran masalah ini
timbul berkaitan dengan faktor eksternal berkaitan dengan pesaingan harga,
strategi promosi, mutu produk serta analisis pasar yang salah terhadap produk
yang dihasilkan.
7. Aspek mutu
Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya
meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
8. Aspek waktu
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang
direncanakan serta dapat menguntungkan bila dipercepat.
15
d. Perencanaan SDM, yaitu perencanaan sumber daya manusia dan non
manusia. Sumber daya manusia yaitu meliputi tenaga kerja, organisasi
proyek dan lain-lain. Sumber daya non manusia yaitu pengadaan material
dan peralatan yang akan digunakan.
e. Organisasi (Organizing)
Suatu tindakan pengumpulan kegiatan manusia berdasarkan tugasnya
masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain dengan sesuai tata
cara yang berlaku dengan mencapai tujuan bersama.
f. Pelaksana (Actacting)
g. Upaya untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai kemauan dan usaha
mereka bertujuan mencapai keberhasilan perusahaan. Fungsi dari
actacting adalah mengkoordinasikan pelaksana kegiatan dan memberikan
pengarahan, penugasan dan motivasi untuk anggota organisasi.
3. Pengendalian (Controlling)
Usaha yang teristimatis dari perusahaan untuk mencapai tujuannya, membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting. Manfaat dari
controlling adalah memperkecil kemungkinan akan terjadi kesalahan dari segi
kualitas, kuantias, biaya maupun waktu.
16
Proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-
langkah berikut:
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai
sasaran.
3. Merancang atau menyusun informasi.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
5. Pelaksanaan pekerja sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan.
17
penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan haruslah dibuat dengan detil
agar dapat membantu evaluasi proyek.
18
2. Kurva S
Kurva S merupakan suatu alat yang dipakai oleh pihak kontraktor sebagai suatu
sarana untuk mengendalikan pekerjaan proyek. Penjadwalan waktu suatu proyek
yang menggunakan Bar Chart dapat dihubungkan dengan kurva S dan menjadi
suatu acuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegunaannya antara lain dapat
digunakan untuk mengetahui apakah waktu yang sudah berjalan sesuai dengan
rencana.
Menurut Luthan & Syafriandi (2005), disebut kurva S karena bentuknya yang
menyerupai huruf S. Hal tersebut terjadi karena pada awal proyek (kegiatan
persiapan) besarnya biaya yang dikeluarkan per satuan waktu cenderung rendah,
kemudian meningkat cepat pada pertengahan proyek (kegiatan konstruksi), dan
menurun rendah kembali pada akhir proyek (penyelesaian akir), seperti terlihat
pada gambar II.5 berikut:
Kurva S tersebut diatas bila dilihat secara grafis menggambarkan kemajuan kerja
(bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal.
Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap sejumlah uang yang telah
19
dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva S rencana dengan kurva S
pelaksanaan, dapat diketahui kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat,
ataupun lebih cepat dari rencana. Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek
dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.
3. Metode Penjadwalan Linier
Metode ini sangat efektif digunakan pada proyek dengan kegiatan yang berulang
dan jumlah kegiatan yang relatif sedikit misalnya pada proyek industri
manufaktur. Metode ini digunakan karena menggunakan sumber daya manusia
yang relatif sedikit dan kegiatan yang dilakukan pekerjaan yang dilakukan relatif
sedikit.
Teknik metode pengendalian biaya serta jadwal proyek yang tepat, akan mampu
mengungkapkan terjadinya penyalahgunaan pada saat pelaksanaan suatu
pembangunan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal terdapat dua macam teknik
dan metode, yaitu identifikasi varians dan konsep nilai hasil (Earned Value
Concept).
20
sehingga pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hal ini dikarenakan
hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah
kegiatan (Arianto, 2010). Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu
konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki
dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F).
Maka di sini terdapat empat macam konstrain (Soeharto,1999dalam Arianto,
2010), yaitu:
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS) Konstrain ini memberikan
penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya
kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berartikegiatan (j)
mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.
2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS) Memberikan penjelasan
hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan
terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b
hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum
kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah
bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai.
3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF). Memberikan penjelasan
hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan
terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c
hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah
selesainyasuatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu
telah sekian (=c) hari selesai.
4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF) Menjelaskan hubungan
antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan
dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari
kegiatan (i) terdahulu mulai.
21
Kelebihan precedence diagram method disbanding arrow diagram adalah:
1. Tidak memerlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga pembuatan jaringan
menjadi lebih sederhana
2. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah
kegiatan menambah jumlah kegiatan.
Kegiatan dalam PDM diwakili oleh sebuah lambang yang mudah diidentifikasi,
misalnya sebagai berikut:
22
EFj = ESj + Dj
c. Hubungan kegiatan start to start
ESj = ESi + SSij .....
EFj = ESj + Dj
d. Hubungan kegiatan start to finish
EFj = ESi + SFij .....
ESj = EFj - Dj
2. Perhitungan mundur
a. Hubungan kegiatan finish to finish
LFi = LFj–FFij
LSi = LFi - Di
b. Hubungan kegiatan finish tostart
LFi = LSj–FSij
LSi = LFi - Di
c. Hubungan kegiatan start to start
LSi = LSj–SSij
LFi = LSi + Di
d. Hubungan kegiatan start to finish
LSi = LFj–SFij
LFi = LSi + Di
3. Suatu kegiatan dikatakan kritis, apabila:
a. waktu mulai paling awal dan paling akhir sama ES = LS
b. waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF = LF
c. kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai
paling akhir dengan waktu mulai paling awal LF – ES = D
d. Total float = 0 = LF - EF = LS – ES
Hubungan dalam metode ini ditunjukan oleh garis penghubung, yang dapat
dimulai dari kegiatan kiri kekanan atau dari kegiatan atas ke bawah. Akan tetapi
tidak pernah dijumpai akhir dari garis penghubung ini di kiri sebuah kegiatan. Jika
kegiatan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh sejumlah kegiatan
pula maka dapat ditambahkan kegiatan awal dan kegiatan akhir yang keduanya
23
merupakan kegiatan fiktif/dummy misalnya untuk kegiatan awal di tambahkan
kegiatan start dan kegiatan akhir ditambahkan kegiatan finish
24
1. ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + FSij
2. EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj
Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam yang masuk dalam suatu
kegiatan maka ambil nilai terbesar, jika tidak ada/diketahui FSij atau SSij dan
kegiatan nonsplitable maka ESj dihitung dengan cara berikut dengan cara ESj =
EFj – Dj.
25
Dimana:
P: Nomor ID (urut) pekerjaan lain yang berhubungan
kon: kontrain (SS, SF, FS, FF).
± : tanda untuk lama hari menunggu (+) atau mempercepat, (-) sebelum pekerjaan
dahulu (pilih salah satu).
26
3. Terdapat kepastian dalam penggunaan sumber-sumber tenaga, bahan-bahan
dan peralatan.
Menurut Ibrahim (2001) rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek
adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek
tersebut. Pada dasarnya anggaran biaya ini merupakan bagian terpenting dalam
menyelenggarakan pembuatan bangunan itu. Membuat anggaran biaya berarti
menaksir atau memperkirakan harga dari suatu barang, bangunan atau benda.
Biaya-biaya yang tercantum dalam RAB merupakan real cost dari pelaksanaan
proyek. Harga bahan dan upah untuk masing-masing daerah tidak sama sehingga
untuk proyek bangunan yang sama di lokasi daerah yang berbeda mempunyai
nilai anggaran biaya yang berbeda.
Setelah proyek berjalan, setiap pengeluaran yang terjadi dicatat sesuai dengan
butir-butir yang ada dalam RAB dan dijadikan Realisasi Biaya Pekerjaan (RBP).
Jumlah penggunaan dana proyek dalam RBP ini seharusnya lebih kecil atau
paling tidak sama dengan yang tercantum dalam RAB, agar didapat keuntungan
perusahaan. Namun dalam usaha memperoleh keuntungan ini mestinya tidak
mengurangi kualitas dan kuantitas hasil kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pengendalian biaya untuk mencapai tujuan tersebut.
27
konstruksi merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas
item-item pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di
lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui
berapa banyak biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi
tersebut.
Setelah daftar harga diperoleh kemudian dilakukan analisis harga satuan pekerjaan
yang dapat dilakukan dengan perhitungan ataupun dengan menggunakan buku
analisis BOW ataupun SNI untuk mendapatkan harga koefisien masing-masing
pekerjaan, sehingga kemudian akan dapat dilakukan perhitungan RAB.
28
adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang
diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan
setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama
lainnya.
Gambar II.12 Grafik Indikasi Penurunan Produktifitas Akibat Penambahan Jam Kerja
Sumber: Soeharto, 1997.
29
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:
Volume
1. Produktivitas Harian = (II.1)
Normal Duration
Produktivitas Harian
2. Produktivitas tiap Jam = (II.2)
7 Jam
3. Produktivitas harian sesudah Crash
= (Jam kerja perhari x Produktivitas tiap jam) + ( a x b x Produktivitas
tiap jam) (II.3)
Keterangan:
a = Lama penambahan tenaga kerja
b = Koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja
(Lembur)
Volume
4. Crash Duration = (II.4)
Produktivitas harian sesudah crash
1 Jam 0,1 90
2 Jam 0,2 80
3 Jam 0,3 70
4 Jam 0,4 60
Sumber: Soeharto, 1997.
30
untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu,
harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang
kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah
penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Normal ongkos pekerja perhari
= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja
2. Normal ongkos pekerja perjam
= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja
3. Biaya lembur pekerja
31
= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur)
pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam
kerja (lembur) berikutnya
Keterangan:
n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
4. Crash cost pekerja perhari
= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur
perjam)
5. Cost Slope
= Crash Cost – Normal Cost Durasi Normal – Durasi Crash
Gambar II.13 Grafik Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Satu Kegiatan
Sumber: Soeharto, 1997.
II.8.5 Durasi
32
Menurut Soeharto (1997), durasi adalah waktiu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktifitas dalam satuan waktu tertentu, baik hari (day),
maupun jam (hour). Durasi dapat digunakan dalam persamaan berikut:
D=V ( N × P ×W ) (II.7)
Dimana:
D = durasi
V = volume setiap pekerjaan
N = jumlah kelompok kegiatan
P = produktifitas
W = jam kerja perhari
Menurut Ervianto (2004) pengertian TCTO adalah suatu proses yang disengaja,
sistematik, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan
dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengoptimasi pengaruh
33
percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan metode
Time Cost Trade Off (TCTO). Dalam TCTO akan dapat diketahui/dihitung
percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan
penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain:
1. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).
2. Penambahan tenaga kerja.
3. Pergantian atau penambahan peralatan.
4. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
34
e. Langkah dihentikan bila terdapat salah satu lintasan kritis dimana
aktivitas-aktivitasnya telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres
lagi) sehingga pengendaliannya biaya telah optimum.
Gambar II.14 Grafik Hubungan Antara Total Biaya, Biaya Langsung dan Tidak langsung
dengan waktu
Sumber: Soeharto, 1997.
Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya,
variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost)
merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul
harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan
faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian
proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu
normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah
bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh
karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya.
35
Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade
Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian
proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu
pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya
tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan
penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain:
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).
Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja
perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk
memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu
aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam
penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam
satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka
produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.
36
tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi
peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian adalah pembangunan Gedung Sekolah Dasar 003,
Kec. Waru Penajam Paser Utara.
Alasan pemilihan objek ini karena pembangunan Gedung Sekolah Dasar 003,
Kec. Waru Penajam Paser Utara, mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya
sehingga waktu dan biaya tidak optimal.
38
III.3 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Presedence Diagram
Method (PDM) dan Time Cost Trade Off (TCTO) untuk mengkaji penyimpangan
dan indeks produktivitas kerja serta memperkirakan biaya dan jadwal akhir
penyelesaian proyek. Aplikasi metode Presedence Diagram Method (PDM) dan
Time Cost Trade Off (TCTO).
39
1. Metode I
Dengan menggunakan data perusahaan akan ditambahkan 2 jam kerja lembur
untuk menentukan penambahan jumlah tenaga kerja jika ditambahkan 2 jam
lembur untuk mendapatkan hasil waktu dan biaya yang optimal.
2. Metode II
Menyusun ulang jaringan (network diagram) untuk menghasilkan
perhitungan durasi pekerjaan, jumlah tenaga kerja, dan rencanaa anggaran
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
40
Mulai
Latar Belakang
Tinjaun Pustaka
Tinjauan umum
Proyek Konstruksi
Manajemen Proyek
Pengendalian Biaya Proyek
Konsep Presedence Diagram
Method
Teknik Perhitungan PDM
Produktivitas Kerja
Microsoft Project 2007
Time Cost Trade Off (TCTO)
Pengumpulan Data
A
Gambar III.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
41
A
Lintasan
Kritis
Tentukan Maksimal
Crashing
Maksimal
Crashing
Asumsi Crashing
B
Lanjutan Gambar III.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
42
B
Selesai
43
Daftar Pustaka
Kisworo, R. W., Fajar Sri Handayani, & Sunarmasto. (2017). Analisis Percepatan
Proyek Menggunakan Metode Time Cost Trade Off Dengan Penambahan
Jam kerja Lembur Dan Jumlah Alat.
Maddepungeng, A., Irma Suryan, & Dede Hermawan. (2015). Analisis Optimasi
Biaya dan Waktu Dengan Metode TCTO ( Time Cost Trade Off), Volime 4
No 1.
Priyo, M., & Muhammad Raa'uf Aulia. (2015). Aplikasi Metode Time Cost Trade
Off pada Proyek Konstruksi, Volume 18 No 1.
44