PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses
mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
Bersifat sementara, dakan arti umumnya dibatasi oleh selesainya
tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
Nourutin, tidak berulang – ulang. Jenis dan intensitas kegiatan
berubah sepanjang proyek berlangsung.
Biaya = Anggaran
Anggaran
Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek
tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misalnya
per kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per
periode.
Jadwal
Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
6
Proyek Engineering-Konstruksi
komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian
kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. Proyek
macam ini, misalnya pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
jalan raya, fasilitas industri, dan lain- lain.
Proyek Engineering-Manufactur
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi,
produk tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek. Atau dengan
kata lain proyek manufaktur merupakan proses untuk
menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi desain
engineering, pengembangan produk, ( produk development ),
pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi
produk yang dihasilkan. Contoh untuk ini adalah pembuatan ketel
uap, generator listrik, mesin pabrik, kendaraan mobil, dan lain
sebagainya. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang,
rutin, dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka
kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
Proyek penelitian dan pengembangan
Proyek penelitian dan pengembangan ( research & development )
7
Proyek Kapital
Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki kriteria tertentu
untuk proyek kapital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana
kapital ( istilah akntansi ) untuk investasi. Proyek kapital umumnya
meliputi mateial dan peralatan ( mesin-mesin ), manufaktur
(pabrikasi ) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.
2. Estimasi Biaya.
Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek
dilaksanakan melalui sebuah kontrak, perlu dibedakan antara perkiraan
biaya dengan nilai kontrak. Estimasi biaya melibatkan perhitungan
kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul untuk menyelesaikan proyek.
Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari segi bisnis di mana
perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah satu
pertimbangan dari keputusanyang diambil.
3. Penganggaran Biaya.
Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk
masing- masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses
estimasi. Dari proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk
menilai kinerja proyek.
4. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya
aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua
penyebab penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik
sehingga langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan.
1. Pendefinisian Aktivitas.
Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang
harus dilakukan dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek
(project deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan
semua aktivitas yang menjadi ruang lingkup proyek dari level tertinggi
hingga level yang terkecil atau disebut Work Breakdown Structure (WBS).
2. Urutan Aktivitas.
Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan
dokumentasi dari hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas
harus diurutkan secara akurat untuk mendukung pengembangan jadwal
sehingga diperoleh jadwal yang realisitis. Dalam proses ini dapat
digunakan alat bantu komputer untuk mempermudah pelaksanaan atau
dilakukan secara manual. Teknik secara manual masih efektif untuk
proyek yang berskala kecil atau di awal tahap proyek yang berskala besar,
yaitu bila tidak diperlukan pendetailan yang rinci.
4. Pengembangan Jadwal.
Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas
dalam proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal
proyek merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan
10
5. Pengendalian Jadwal.
Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah
kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah
direncanakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal
adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal
dan Pmemastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari
perencanaan awal proyek.
Bar Chart dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalam persentase (%).
Dari kurva-S dapat diketahui persentase (%) pekerjaan yang harus dicapai pada
waktu tertentu. Untuk menentukan bobot tiap pekerjaan maka harus dihitung
terlebih dahulu volume pekerjaan dan biayanya, serta nominal dari seluruh
kegiatan pekerjaan tersebut. Kurva-S ini sangat efektif untuk mengevaluasi dan
mengendalikan waktu dan biaya proyek.
Pada jalur bagian bawah ada persentase rencana untuk tiap satuan waktu
dan persentase kumulatif dari rencana tersebut. Di samping itu, ada persentase
realisasi untuk tiap satuan waktu dari persentase kumulatif dari realisasi
tersebut. Persentase kumulatif rencana dibuat sehingga membentuk kurva-S.
berbentuk huruf S karena kegiatan proyek lazimnya pada periode awal dan akhir
berlangsung lambat. Pengembangan ini dinamakan kurva-S. Persentase
kumulatif realisasi adalah hasil nyata dilapangan. Hasil realisasi dari pekerjaan
suatu waktu dapat dibandingkan dengan kurva rencana. Jika hasil realisasi
berada di atas kurva-S, maka terjadi prestasi, namun jika berada di bawah
kurva-S terjadi keterlambatan proyek. Dengan membandingkan kurva-S
realisasi dengan kurva-S rencana, penyimpangan yang terjadi dapat segera
terlihat jelas. Oleh karena itu kurva-S mampu menampilkan kurva-S mampu
menampilkan secara visual penyimpangan yang terjadi dan pembuatannya
relatif cepat dan mudah, maka metode pengendalian dengan kurva-S dipakai
secara luas dalam pelaksanaan proyek.
Pada penerapannya, Bar Chart dan Kurva-S digabung menjadi satu.
Seperti terlihat pada gambar 2.4 dibawah ini
PEKER BIAYA BOBOT WAKTU (MINGU)
JAAN (JUTA) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3 3 1.5 1.5
A
7 7 2 5
16
B
5 5 1 4
C
15 15 2 2 2 4 5
D
5 5 1 1 2 1
E
20 20 4 4 4 8
F
5 5 2 3
G
5 5 1 3 1
H
15 15 6 7 2
I
5 5 3 1 1
J
5 5 3 2
M
100% 100%
% 1.5 6 6 6 6 6 9 17 8 8 7 5 5 4.5 3 2
ENCAN KUMULATIF 1.5 7.5 13.5 19.5 25.5 31.5 40.5 57.5 65.5 73.5 80.5 85.5 90.5 95 98 100
EALISA KUMULATIF
demikian Dummy yang dalam CPM dan PERT merupakan tanda yang penting
untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan.
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk
kotak segi empat. Kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian harus
dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Sedangkan event (peristiwa)
merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node mempunyai dua peristiwa yaitu
peristiwa awal dan akhir. Ruangan dalam node dibagi-bagi menjadi bagian-bagian
kecil berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan dan
dinamakan atribut. Beberapa atribut yang sering dicantumkan diantaranya adalah
kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai dan
selesainya kegiatan (ES,LS,EF,LF) dan lain-lain.
Keterangan:
ES = waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start)
EF = waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish)
LS = waktu mulai paling akhir suatu kegiatan (Latest Start)
LF = waktu selesai paling akhir suatu kegiatan (Latest Finish)
D = waktu yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan (durasi)
TF = Total Float yaitu waktu tenggang total untuk suatu aktivitas atau
keterlambatan yang diperbolehkan untuk suatu kegiatan agar tidak
19
dimulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai
sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.
6. Hitungan ke muka
Tujuan dari hitungan ke muka pada PDM adalah untuk menentukan waktu
mulai paling awal (Earliest Start) yang terjadi dan waktu selesai paling awal
(Earliest Finish). hitungan ke muka berlaku untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Menghasilkan ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek.
2. Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung.
3. Notasi (i) bagi kegiatan pendahulu dan notasi (j) untuk kegiatan
berikutnya.
4. Waktu awal dianggap nol.
Adapun rumus yang digunakan dalam hitungan ke muka ini yaitu:
1. Untuk aktivitas awal
ESA = 0
EFj = ESj + Dj
6. Jika suatu aktivitas tidak hanya tergantung pada satu aktivitas tetapi lebih
dari satu, maka:
ESi = max (ESkj)
EFj = max (ESkj) + Dj
Dimana, k = 1,2, 3, ,n aktivitas yang berakhir pada aktivitas j
Contoh hitungan ke muka:
EF4 = ES4 + D4 = 7 + 11 = 18
EF4 = ES4 + D4 = 19 + 11 = 30
EF4 = ES4 + D4 = 17 + 11 = 28
23
Dari hitungan di atas, maka ES4 dan EF4 yang di ambil adalah:
7. Hitungan ke Belakang
LF = EF
6. Jika suatu aktivitas tidak hanya tergantung pada satu aktivitas tetapi
lebih dari satu, maka:
24
8. Lintasan Kritis
Jalur dan lintasan kritis pada PDM mempunyai sifat yang sama dengan metode
jaringan AOA, yaitu:
25
ES = LS.
EF = LF.
Pn = V / Dn
Dimana :
Pn = Produktivitas Normal
V = Volume Pekerjaan
Dn = Durasi Normal
Dimana :
Pn = Produktivitas Normal
P = Produktivitas
Dp = V / Pp
Dimana :
V = Volume Pekerjaan
Penelitian ini menggunakan dua shift kerja dengan waktu kerja tiap shift
maksimal 8 jam/hari termasuk jam istirahat. Selain itu, jam kerja akumulatif tiap
shift tidak boleh lebih dari 40 jam /minggu, hal tersebut dalam UU No 13. Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Dengan cara tersebut diatas, untuk setiap kegiatan yang termasuk dalam
jalur kritis akan didapatkan durasi crash-nya.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Perumusan Masalah
Selesai PUSTAKA
DAFTAR
Rudianto, T. (2004). Pengendalian Waktu dan Biaya pada Proyek
Sarana Kehidupan Beragama Provinsi Riau Tahun Anggaran
2003 dengan metode PDM. Tugas Akhir.
Soeharto, Iman. (1995). Manajemen Proyek Dari Konseptual
sampai Operasional. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wahyuningrum. (2005). Analisis Network Planning Untuk
Mengoptimalkan Biaya Langsung Proyek dengan
Menggunakan PDM. Tugas Akhir.
Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek. Graha Ilmu.
Backtiar, a.R. (2007). Aplikasi Jaringan Untuk Menentukan Waktu
Proyek Guna Pengendalian Biaya Tenaga Kerja. Tugas Akhir.
Faisol, A. (2013). PDM. Rekayasa Perencanaan dan Pengendalian
Proyek.
https://jurnal.uns.ac.id/matriks/article/view/36876/24102
33