Anda di halaman 1dari 19

TEORI SISTEM LAPIS BANYAK

Tegangan, Regangan & Defleksi


Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Pendahuluan
• Secara umum ada tiga metode dalam perencanaan perkerasan lentur, yaitu metode empiris,
metode mekanistik, dan metode mekanistik empiris.
• Teori sistem lapis banyak adalah konsep metode mekanistik dalam desain struktur perkerasan.
Respon dari perkerasan yaitu tegangan, regangan, dan lendutan sebagai sistem struktur multi-
lapisan terhadap beban roda kendaraan
• Lapisan base dan subbase merupakan bahan granular yang praktis hanya mampu menahan
tegangan tekan saja.
• Tegangan tekan ini diteruskan oleh lapisan granular hingga mencapai subgrade
Tegangan tekan dan tarik akibat
beban roda

• Pada saat menerima beban roda lapisan-


lapisan tersebut menerima tegangan-
tegangan baik tekan maupun tarik
• Karena beban roda berulang maka terjadinya
tegangan-tegangan tersebut juga berulang
Hubungan Tegangan dan Regangan
Akibat Beban Berulang
• Hubungan tegangan dan regangan yang terjadi akibat
beban roda berulang diilustrasikan pada gambar
berikut
• Hubungan tersebut memang tidak sesuai dengan
hukum Hooke dimana tegangan berbanding lurus
dengan regangan, hal ini dikarenakan perkerasan
fleksibel adalah viskoelastisitas, artinya suatu aplikasi
tegangan akan menimbulkan regangan senilai tertentu
• Masing-masing lapis perkerasan memiliki batas
regangan maksimum (εmax) sendiri-sendiri
dimana bila batas tersebut tercapai akan
nampak kerusakan tertentu yang nyata
• Regangan maksimum tergantung dari: • Tegangan (tarik maupun tekan) tergantung
1. Mutu bahan yang tergantung pada jenis dari:
material, kualitas pekerjaan, suhu serta 1. Beban dan konfigurasi roda
iklim 2. Tebal masing-masing lapisan
2. Ketentuan mengenai kondisi perkerasan 3. Kulitas bahan
yang disyaratkan (serviceability index).
Makin rendah nilai kondisinya (Ipt) maka
makin besar tingkat kerusakan yang Pada umumnya lapisan yang lebih atas terbuat
terjadi. dari material yang lebih baik sehingga mampu
menerima tegangan yang lebih besar
• Lapis permukaan (pada perkerasan lentur) merupakan suatu lapisan yang
terikat (bounded) oleh aspal sehingga mampu menahan tekan maupun
tarik.
• Umumnya tegangan tekan (compression) dapat ditahan lebih besar dari
tegangan tariknya (tension) sehingga tegangan tarik lebih menentukan
umur ketahanan terhadap beban berulang
• Pada struktur perkerasan, setiap lapisan memiliki ketebalan tertentu, kecuali tanah
dasar yang tebalnya dianggap tak terhingga. Sedangkan, lebar setiap lapisan
perkerasan juga dianggap tak terbatas.
• Sifat-sifat bahan dari setiap lapisan perkerasan adalah isotropik, yakni sifat bahan di
setiap titik tertentu dalam setiap arah. Asumsi yang
• Sifat-sifat bahan dari setiap lapisan perkerasan dianggap homogen. Contohnya sifat
di titik Ai sama dengan sifat-sifat bahan di titik Bi. digunakan dalam
• Lapisan linear elastis, linear maksudnya hubungan antara regangan dan tegangan
dianggap linear, dan elastis maksudnya apabila tegangan yang diberikan kemudian
perhitungan respon

dihilangkan, regangan dapat kembali ke bentuknya semula.
Sifat-sifat bahan diwakili oleh dua parameter struktural, yaitu modulus resilient (E
struktur
atau MR) dan konstanta Poisson (µ) perkerasan yang
sederhana
Sistem Lapis
Banyak
3 sistem dalam metode sistem lapis banyak
1. Sistem Satu Lapis
Dalam sistem struktur satu lapisan, struktur perkerasan dan tanah dasar dianggap sebagai satu kesatuan
struktur dengan bahan yang homogen. Untuk menganalisa tegangan (stress), regangan (strain) dan
defleksi digunakan persamaan Boussinesq dengan asumsi lapisan bersifat homogen, isotropik.
Ringkasan rumus sistem
satu lapis
• Ringkasan rumus-rumus tegangan,
regangan, dan lendutan untuk
struktur yang homogen akibat
beban merata (p) pada bidang
kontak lingkaran berjari-jari (a)
dapat dilihat pada tabel
• Sistem struktur dua lapisan dapat memodelkan struktur
perkerasan dengan membedakan tanah dasar dari lapisan-
lapisan perkerasan di atasnya, atau dengan membedakan
lapisan aspal dari lapisan agregat (termasuk tanah dasar).
• Asumsi yang digunakan:
 Batas dan kondisi sifat bahan, yaitu homogen, isotropik
dan elastik. 2. Sistem Dua Lapis
 Lapisan permukaan diasumsikan tidak terbatas tetapi
kedalaman lapisan terbatas. Sedangkan lapisan
bawahnya tidak terbatas baik arah horisontal maupun
vertical
• Nilai tegangan dan defleksi didapat dari perbandingan modulus
elastisitas setiap lapisan E1 / E2.
Distribusi Tegangan
vertikal dalam system
struktur dua lapisan
3. Sistem Tiga Lapis
• Tegangan – tegangan yang
terjadi di setiap lapis pada axis
simetri sistem tiga lapis dapat
dilihat pada gambar
• Tegangan terdiri dari 3 tegangan
normal (σz, σr, σt) yang terjadi
tegak lurus terhadap permukaan
elemen) dan 6 tegangan geser
(τrt, τtr, τrz, τzr, τtz, τzt) yang
terjadi sejajar permukaan
elemen)
• Tegangan normal yang bekerja didefinisikan sebagai tegangan pokok
(principal stresses), dinotasikan dengan ;
- σ1 (major stress), σ2 (intermediate) dan σ3 (bulk stress,
tegangan pokok pada sebuah titik)
• Bila tiap elemen dinyatakan dalam 3 sumbu, maka regangan dapat dihitung
menggunakan persamaan ini:
• Dalam analisa tegangan, regangan, dan defleksi
pada sebuah massa ideal, mula-mula dipakai
persamaan Boussinesq yang dikembangkan
untuk sebuah media homogen, isotopris dan
elastis yang dikenai beban titik pada
permukaannya
• Berdasarkan rumus Boussinesq, maka tegangan
vertikal pada sembarang kedalaman dan jarak
dari sebuah beban titik adalah:
Dari persamaan tersebut dapat dilihat
bahwa tegangan vertikal tergantung
pada:
• Kedalaman
• Jarak radial
Tidak tergantung pada sifat-sifat dari
media yang meneruskannya.
• Dalam perkembangan selanjutnya dari studi perkerasan fleksibel didapatkan kontradiksi bahwa beban pada
permukaan perkerasan bukanlah tipe beban titik, melainkan beban yang terdistribusi pada sebuah luasan
elips.
• Teori Boussinesq kemudian dikembangkan untuk beban terdistribusi melingkar dengan menggunakan
integrasi.
• Hal ini memungkinkan analisa perkerasan yang lebih realistis dan lebih tepat untuk aplikasi beban
sesungguhnya dalam kenyataan praktik di lapangan
• The Waterways Experiment Station dan Corps of Engineers mengembangkan penelitian mengenai rumusan
analitis dari nilai-nilai tegangan dan regangan untuk massa elastis. Ahlvin dan Ulery berhasil membuat
rumusan-rumusan tersebut seperti pada Tabel di slide 6
Check In Tugas
Jawablah pertanyaan berikut ini sebagai syarat untuk check in Kuliah Pengganti
1. Tuliskan simbol (notasi) tegangan!
2. Tuliskan simbol (notasi) regangan!
3. Mengapa hubungan tegangan dan regangan pada perkerasan jalan tidak sesuai
dengan hukum Hooke?
4. Besarnya tegangan dipengaruhi oleh apa? Pada slide berapa anda mendapat
jawabannya?
5. Atas jawaban nomor 5 di atas apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi besarnya
tegangan?
Terima Kasih
Next Subject: Kerusakan Jalan & Penanganannya

Anda mungkin juga menyukai