Anda di halaman 1dari 46

MATAKULIAH : MEKANIKA BAHAN

TAHUN : 2020
MODUL :2

CPMK 2
DEFORMASI NORMAL

Yosie Malinda, ST. MT

1
LEARNING OUTCOMES

PADA AKHIR PERTEMUAN INI, DIHARAPKAN MAHASISWA


AKAN MAMPU :
• MEMAHAMI MENGENAI DEFORMASI NORMAL
OUTLINE MATERI

• TEGANGAN DAN DEFORMASI NORMAL


• MEMBAHAS MENGENAI CONTOH SOAL
MEKANIKA BAHAN
Sifat mekanika
bahan

Hubungan antara
respons atau
deformasi bahan
terhadap beban
yang bekerja

Berkaitan dengan
kekuatan,
kekerasan,
keuletan dan
kekakuan
Karakteristik bahan
1. Karakteristik bahan

2. Grafik Regangan & Tegangan

3. Makin landai elastisitasnya makin kecil


4. Makin curam elastisitasnya makin besar
Karakteristik bahan
5. Makin mudah berdeformasi/bertambah panjang makin rendah elastisitasnya
6. Makin mudah/besar fleksibelitasnya makin tinggi elastisitasnya
APA ITU DEFORMASI ???
DEFORMASI

Deformasi adalah
perubahan bentuk, Rigid (Kaku) =

terdeformasi
posisi dan dimensi
dari suatu benda Patah = Plastik.

sifat materi
(Kuang, 1996)

Non-Rigid =

yang
Lentur = Elastik.
PARAMETER-PARAMETER DEFORMASI
Tegangan
Regangan (Stress)
Rotasi (Strain)
APA ITU TEGANGAN ???
Intensitas
gaya- gaya
Tegangan dalam tiap
satuan luas
JENIS – JENIS TEGANGAN

TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER, TEGANGAN PUNTIR,


(TARIK/TEKAN), terjadi jika suatu benda bekerja sering terjadi pada
dengan dua gaya yang poros roda gigi dan
terjadi akibat adanya berlawanan arah, tegak lurus
batang-batang torsi
reaksi yang diberikan sumbu batang, tidak segaris gaya
namun pada penampangnya tidak
pada mobil, juga saat
pada benda. terjadi momen
melakukan pengeboran
Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah
tegangan dan regangan

• Dapat diilustrasikan dalam bentuk paling mendasar dengan


meninjau sebuah batang prismatis yang mengalami gaya aksial

Batang prismatis adalah sebuah elemen struktural


lurus yang mempunyai penampang konstan diseluruh
panjangnya
Potongan melintang

P P

P
Gaya aksial adalah beban yang mempunyai arah sama dengan sumber elemen
sehingga mengakibatkan terjadinya tarikan atau tekanan pada batang

Tegangan interval dibentang terlihat bila kita membuat potongan tegak lurus
sumbu longitudinal batang yang disebut potongan melintang (penampang).

Intensitas gaya (yaitu gaya persatuan luas) disebut tegangan dengan notasi 
GAYA P AKSIAL YANG BEKERJA DI PENAMPANG ADALAH RESULTAN DARI TEGANGAN YANG TERDISTRIBUSI
KONTINU

P = INTENSITAS  DIKALIKAN DENGAN LUAS PENAMPANG A DARI BATANGTERSEBUT

P gaya
  (satuan gaya per luas) (ton/m 2 )
A luas
Bila batang ditarik
dengan gaya P
maka tegangannya
tegangan tarik
(tensile stress)

Bila batang ditekan dengan gaya P


maka tegangannya tegangan tekan
(Compressive stress) karena 
mempunyai arah tegak lurus
permukaan potongan maka tegangan
ini disebut tegangan normal (normal
stress) dan tegangan normal dapat
tarik atau tekan dimana :
 tarik = +
 tekan = -
DENGAN MENURUNKAN PERSAMAAN TEGANGAN DIDAPAT :
1. PENENTUAN TEGANGAN NORMAL UNTUK PEMERIKSAAN KEAMANAN

  Nmax   ijin
A
2. PENENTUAN LUAS PENAMPANG UNTUK PERENCANAAN PENAMPANG
Nmax
A
 ijin
3. PENENTUAN GAYA AKSIAL/ NORMAL MAKSIMUM YANG DAPAT BEKERJA PADA BATANG
Nmax  A.ijin
4. PENENTUAN Σ IJIN PADA BATANG
y Kekuatan sebenarnya
ijin  SF 
SF Kekuatan yangdibutuhkan
REGANGAN NORMAL
JIKA SUATU BATANG DIKENAKAN BEBAN AKSIAL, MAKA BATANG AKAN
MENGALAMI PERUBAHAN PANJANG. BILA PANJANG AWAL BATANG
ADALAH L, MAKA PERUBAHAN PANJANG DINYATAKAN DENGAN ΔL.
SEDANGKAN REGANGAN DINYATAKAN DENGAN :

strain (ε)= 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ = 𝛿𝐿


𝑜𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝐿
HUKUM HOOKE
• ROBERTHOOKE (1635-1703), ORANG PERTAMA YANG MENYELIDIKI SECARA ILMIAH
BESARAN ELASTIS BEBERAPA BAHAN SEPERTI METAL, KAYU,
BATU DAN TULANG.
• HUBUNGAN LINIER ANTARA TEGANGAN DAN REGANGAN

DIMANA
• Σ = TEGANGAN AKSIAL (KG/CM) / (KSI) / (PSI)
• Ɛ = REGANGAN AKSIAL
• E= MODULUS ELASTISITAS BAHAN (KG/CM) (KONSTANTA
PROPORSIONALITAS)
HUBUNGAN LINIER ANTARA BEBAN DAN PERPANJANGAN /
PERPENDEKAN YANG DITIMBULKAN SEBAGAI BERIKUT :

Dimana :
Σ = Tegangan
E = Modulus elastisitas
ε = Regangan
L = Panjang batang (m)
∆L = Perubahan panjang (m)
CONTOH SOAL DEFORMASI 1
CONTOH SOAL DEFORMASI 1
CONTOH SOAL DEFORMASI 1

Satuan E :
MPa atau N/mm2
CONTOH SOAL DEFORMASI 2
CONTOH SOAL DEFORMASI 2
CONTOH SOAL DEFORMASI 2

0,35 m 0,15 m
0,5 m
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 3
CONTOH SOAL DEFORMASI 4
Hitung deformasi (penurunan) dititik A !
CONTOH SOAL DEFORMASI 4
CONTOH SOAL DEFORMASI 4
CONTOH SOAL DEFORMASI 4
CONTOH SOAL DEFORMASI 4
CONTOH SOAL DEFORMASI 5
Hitung penurunan dititik A, B pada struktur akibat pembebanan seperti dibawah!
CONTOH SOAL DEFORMASI 5
CONTOH SOAL DEFORMASI 5
CONTOH SOAL DEFORMASI 5
DAFTAR PUSTAKA
1. Gere & Timoshenko, 1987, Mekanika Bahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. M.J Smith, Ismoyo PH, 1985, Bahan Konstruksi dan Struktur Teknik,
Erlangga, Jakarta.
3. Popov, 1982, Mekanika Bahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Soemono, 1989, Tegangan 1. ITB, Bandung.
5. Timoshenko, Young, D.H., 1992, Mekanika Teknik Edisi ke-4, Erlangga,
Jakarta.
6. Umar Jalaluddin, 2009, Teori Mekanika dan Analisis Kekuatan Bahan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
7. Vazirani, VN dan Ratwani, MM, 1978, Analysis of Structures, Khanna
Publishers, Delhi.
TERIMA KASIH

• SEE U NEXT WEEK !!!

Anda mungkin juga menyukai