Anda di halaman 1dari 7

Deformasi

1. Pengertian Deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk dari suatu benda akibatkan menerima gaya atau pada
saat benda itu bekerja. Deformasi dalam mekanika kuantum adalah perubahan sebuah benda dari
kondisi semula ke kondisi terkini. Makna dari kondisi dapat diartikan sebagai serangkaian posisi
dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut. Penyebab terjadinya deformasi dapat
disebabkan oleh gaya eksternal, gaya internal (seperti gravitasi atau gaya elektromagnetik) atau
perubahan temperatur di dalam benda (pemuaian)1.
2. Macam-macam deformasi
1) Deformasi Elastis. Deformasi elastis merupakan perubahan bentuk dari material yang
kembali ke ukuran atau bentuk semula setelah beban dihilangkan.
2) Deformasi Plastis. Deformasi plastis merupakan perubahan bentuk dari material yang
tetap meskipun beban telah dihilangkan. Proses Pembentukan logam adalah proses
yang mengusahakan deformasi plastis yang terkontrol pada material hingga
didapatkan bentuk logam yang diinginkan2.
3. Faktor yang mempengaruhi deformasi
1) Temperatur dan tekanan ke semua arah. Pada temperatur dan tekanan yang rendah
akan lebih cepat terjadi patahan, pada temperatur dan tekanan yang tinggi akan terjadi
lenturan atau bahkan lelehan.
2) Kecepatan gerakan yang disebabkan oleh gaya yang diberikan. Gerakan yang cepat
dapat menyebabkan patahan, sedangkan gerakan yang lambat dapat menimbulkan
lenturan, tergantung dari bahan yang bersangkutan dan dari keadaan-keadaan lain.
3) Sifat material, yang bisa lebih rapuh atau lebih lentur.

Defleksi
1. Pengertian defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan
vertical yang diberikan pada balok atau batang. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke

1
et al., “Kajian Eksperimen Deffoormasi Tekanan Pada Struktur Sarang Lebah Dengan Variasi Ukuran
Hexagonal Yang Diuji Secara Statis,” Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur Dan Energi 3, no. 1 (2020): 1–10,
https://doi.org/10.30596/rmme.v3i1.4522.
2
Witono Hardi and Tri Suyono, “Aluminum Alloy Construction on Rubber Fender to Increase Energy Absorption
Capability,” Snttm Xvi 2017, 2017, 72–76.
posisi netral setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi
permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok.
2. Macam-macam Deflleksi
1) Defleksi Aksial (Tarik/Tekan). Defleksi aksial adalah defleksi yang terjadi apabila
beban yang bekerja sejajar dengan penampang batang tersebut.
2) Defleksi lateral (Lendutan). Defleksi lateral adalah defleksi yang terjadi apabila
beban yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu batang tersebut3.
3. Faktor yang mempengaruhi defleksi
1) Sifat material. Sifat material yang dimaksud meliputi modulus elastisitas dan bentuk
penampang material yang berpengaruh terhadap nilai momen inersia. Modulus
elastisitas dan inersia merupakan dua hal yang berpengaruh terhadap kekakuan suatu
benda.
2) Beban. Besar kecilnya beban yang terjadi pada suatu batang akan mempengaruhi nilai
defleksi. Selain besar kecilnya, jenis beban juga mempengaruhi nilai defleksi. Jenis
beban dapat berupa beban terpusat atau beban merata. Letak beban juga dapat
berpengaruh terhadap defleksi.
3) Jenis tumpuan. Jumlah reaksi dan arah gaya pada setiap jenis tumpuan berbeda,
sehingga besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda tidak sama.
Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban, maka nilai
defleksi semakin kecil4.

Jenis-Jenis tumpuan
1. Tumpuan Sendi
Tumpuan Sendi atau engsel adalah salah satu tempat untuk bertumpunya sebatang balok.
Tumpuan Sendi dapat menahan gaya tekan, tarik dari berbagai arah vertikal dan horizontal, gaya
tekan dan tarik ini tetap akan melalui pusat sendi. Tumpuan sendi tidak dapat menahan momen
atau meneruskan momen. Gaya Reaksi sendi ini dapat diproyeksikan pada arah vertikal dan
horizontal.

3
Ahmad Jirjisul Ba’ist et al., “Defleksi Lateral Tiang Tunggal Akibat Beban Lateral Pada Tanah Lempung
Berdasarkan Komparasi Tiga Metode,” Jurnal Teknik Sipil 15, no. 4 (2020): 225–34,
https://doi.org/10.24002/jts.v15i4.3794.
4
Effendi tri bachtiar TR Mardikanto, Lina Karlinasari, Sifat Mekanis Kayu (IPB Press, 2018).
2. Tumpuan Rol
Tumpuan Rol merupakan tumpuan yang tidak dapat menahan gaya tarik dan tekan
sembarang arah . Tumpuan ini hanya bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik berarah vertikal
saja. Tumpuan rol tidak dapat menahan momen atau meneruskan momen. Gaya Reaksi rol ini
dapat diproyeksikan pada arah vertikal .
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan Jepit adalah tumpuan yang membuat Balok dalam keadaan kaku, justru karenanya
dapat meneruskan gaya tarik dan tekan dengan sembarang arah disamping itu juga dapat
meneruskan momen. Dengan demikian tumpuan jepit ini dapat menahan gaya vertikal, gaya
horizontal dan momen5.

Jenis-jenis batang
1. Batang sederhana
Batang sederhana (simple beam) adalah sebuah batang yang ditumpu pada kedua
ujungnya masing-masing dengan sebuah sendi dan sebuah rol.
2. Batang kantilever
Batang kantilever adalah sebuah batang yang memiliki perletakan (support) hanya pada
salah satu ujungnya. Biasa ditemukan pada konstruksi bangunan gedung (balkon) dan juga
konstruksi jembatan.
3. Batang overhang
Batang overhang adalah batang yang salah satu atau kedua ujungnya bebas dan merupakan
terusan dari tumpuan/perletakan. Kadang disebut juga kombinasi balok dan kantilever
4. Batang terusan
Batang terusan merupakan batang yang memiliki banyak tumpuan. Dinamakan batang
menerus apabila tumpuan-tumpuannya secara fisik terdapat pada balok kontinu6.

Jenis-jenis Pembebanan
1. Beban terpusat

5
Ahmad Faoji et al., “Perbandingan Tumpuan Jepit Dan Sendi Pada Struktur Power House Ditinjau Dari
Segi Efisiensi Material Dan Biaya (Studi Kasus Proyek Pltmg Seram Peaker),” J.Infras 4, no. 2 (2019): 119–26.
6
Adhe Anggry, Kekuatan Bahan (Tegangan Dan Refleksi Pada Balok Statis Tertentu, ed. Subkhan, 2022.
Beban terpusat adalah beban yang tersebar secara merata baik kearah memanjangmaupun ke arah
luas. Seperti anak-anak yang berbaris di tengah jembatan.
2. Beban merata
Beban merata adalah beban yang tersebar secara merata baik kearah memanjang maupun ke arah
luas. Seperti seorang yang berjalan diatas jembatan.
3. Beban bervariasi
Beban bervariasi adalah beban yang terjadi secara tidak merata (uniform) atau berbeda
pada sepanjang batang atau luasan tertentu. Contoh beban bervariasi adalah beban penghuni pada
suatu struktur bangunan yang memiliki beban dan jarak yang tidak merata7.

Diagram Tegangan Regangan


Diagram-Tegangan-Regangan adalah diagram yang menunjukan kekuatan suatu material
dari hasil uji tarik. Dalam pengujian tarik, benda uji di tarik dengan gaya secara bertahap
sehingga batang uji akan mengalami perpanjangan sampai mulur hingga patah. Menurut hukum
Hooks σ = ϵ.E batang uji tidak berubah bentuk sampai batas proporsional, karena tegangan σ
berbanding lurus terhadap regangan ε, yang disebut modulus Elastisitas E (ditunjukan dalam
bentuk segitiga berarsir)8.
.
Diagram-Tegangan-Regangan
N/mm2 Baja Paduan

Rm B
Z
Re M
Mild Steel, St.
E Besi Tuang, FC.
P
𝜎
Tan 𝜃 = = E
𝗌

0 .ε %

Modulus Young
7
Agustina Hayatunnufus, Naresworo Nugroho, and Effendi Tri Bahtiar, “Faktor Stabilitas Balok Kayu
Pada Konfigurasi Pembebanan Terpusat,” Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan 7, no. 2 (2022): 129–46,
https://doi.org/10.29244/jsil.7.2.129-146.
8
Abdul Tahir, Pengantar Mekanika Kekuatan Material, ed. Awwal Hajarul, Jejak Pustaka, 2022.
Modulus Young yang juga di katakana sebagai modulus elastisitas merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang elastis, sehingga
modulu selastisitas menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan
kembali lagikebentuk semula bila diberi beban. Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan
suatu material, sehingga semakin tinggi nilai modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit
perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi gaya. Elastisitas merupakan kemampuan suatu
benda untuk kembali kebentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepadanya
dihilangkan (dibebaskan). Misalnya karet, pegas dari logam, pelat logam dan lain-lain 9.

Momen Inersia
1. Hukum 1 Newton
Hukum Newton ini berbunyi "Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama
dengan nol,maka benda yang mula2 diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak
lurus beraturan akan tetap lurus beraturan" Sehingga rumus bisa kita tuliskan sebagai berikut:
Contoh :
 Penumpang akan serasa terdorong kedepan saat mobil yang bergerak cepat direm
mendadak.
 Koin yang berada di atas kertas di meja akan tetap disana ketika kertas ditarik
secara cepat.
2. Faktor yang mempengaruhi momen inersia
Faktor yang mempengaruhi momen inersia adalah sebagai berikut
 Massa benda atau partikel
 Letak sumbu putar benda
 Bentuk (Geometri benda)
 Jarak ke sumbu putar benda (jari-jari)10.
3. Hubungan momen inersia dengan defleksi

9
Budiawan Sulaeman, “Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Material,” PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Teknik 3, no. 2 (2018): 127, https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v3i2.176.
10
Raja Muda et al., “Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia Dengan Penggelindingan Silinder Pada
Bidang Miring,” Prosiding SKF 2016, 2016, 357–66.
Hubungan antara momen inersia dan defleksi terletak pada penggunaan dan
penerapannya. Salam proses defleksi maka dibutuhkan momen inersia sehingga tanpa momen
inersia tidak akan terjadi defleksi.

Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas.Ukuran elastisitas sebuah pegas berbeda-beda
sesuai dengan ukuran kekuatan pegas tersebut.Ukuran kekuatan sebuah pegas disebut modulus
elastis yang dikenal sebagai konstanta pegas (k).
1. Rangkaian pegas seri
Rangkaian pegas seri ditujukan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga pertambahan
panjang yang dialami sistem pegas akan lebih besar. Pada susunan seri maka gaya yang dialami
oleh setiap pegasa adalah sama. Namun, setiap pegas akan mengalami pertambangan panjang
menjadi 2x, dimana pertambahan panjang total pegas adalah jumlah dari pertambahan panjang
masing-masing pegas.
2. Rangkaian pegas Paralel
Rangkaian pegas paralel bertujuan untuk memperbesar konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang sistem pegas lebih kecil dibandingkan dengan susunan seri. Ketika pegas
disusun paralel maka gaya total pegas adalah sama dengan jumlah gaya yang dialami oleh
masing-masing pegas. Namun, pertambahan panjang total pegas adalah sama dengan
pertambahan panjang dari masing-masing pegas11.

Daftar Pustaka
Abdul Tahir. Pengantar Mekanika Kekuatan Material. Edited by Awwal Hajarul. Jejak Pustaka,
2022.
Agustina Hayatunnufus, Naresworo Nugroho, and Effendi Tri Bahtiar. “Faktor Stabilitas Balok
Kayu Pada Konfigurasi Pembebanan Terpusat.” Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan 7, no.

11
Elisa and Yenni Claudya, “Penentuan Konstanta Pegas Dengan Cara Statis Dan Dinamis,” Jurnal Fisika
Edukasi 3, no. 1 (2016): 1–57.
2 (2022): 129–46. https://doi.org/10.29244/jsil.7.2.129-146.
Anggry, Adhe. Kekuatan Bahan (Tegangan Dan Refleksi Pada Balok Statis Tertentu. Edited by
Subkhan, 2022.
Ba’ist, Ahmad Jirjisul, Togani Cahyadi Upomo, Henry Apriyatno, and Untoro Nugroho.
“Defleksi Lateral Tiang Tunggal Akibat Beban Lateral Pada Tanah Lempung Berdasarkan
Komparasi Tiga Metode.” Jurnal Teknik Sipil 15, no. 4 (2020): 225–34.
https://doi.org/10.24002/jts.v15i4.3794.
Elisa, and Yenni Claudya. “Penentuan Konstanta Pegas Dengan Cara Statis Dan Dinamis.”
Jurnal Fisika Edukasi 3, no. 1 (2016): 1–57.
Faoji, Ahmad, Kusno Adi Sambowo, Kso Pt, Wijaya Karya, P T Wika, and Rekayasa
Konstruksi. “Perbandingan Tumpuan Jepit Dan Sendi Pada Struktur Power House Ditinjau
Dari Segi Efisiensi Material Dan Biaya (Studi Kasus Proyek Pltmg Seram Peaker).” J.Infras
4, no. 2 (2019): 119–26.
Hardi, Witono, and Tri Suyono. “Aluminum Alloy Construction on Rubber Fender to Increase
Energy Absorption Capability.” Snttm Xvi 2017, 2017, 72–76.
Sudirman Lubis, Chandra A. Siregar, Irpansyah Siregar, and Edi Sarman Hasibuan. “Kajian
Eksperimen Deffoormasi Tekanan Pada Struktur Sarang Lebah Dengan Variasi Ukuran
Hexagonal Yang Diuji Secara Statis.” Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur Dan Energi 3,
no. 1 (2020): 1–10. https://doi.org/10.30596/rmme.v3i1.4522.
Muda, Raja, Triati Dewi, Kencana Wungu, Lilik Hendrajaya, and Kelompok Keilmuan.
“Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia Dengan Penggelindingan Silinder Pada
Bidang Miring.” Prosiding SKF 2016, 2016, 357–66.
Sulaeman, Budiawan. “Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Material.” PENA TEKNIK: Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik 3, no. 2 (2018): 127. https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v3i2.176.
TR Mardikanto, Lina Karlinasari, Effendi tri bachtiar. Sifat Mekanis Kayu. IPB Press, 2018.

Anda mungkin juga menyukai