Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
MODULUS ELASTISITAS

Oleh Kelompok II :
1. Totok Wicaksono (171810201013)
2. Dewi Murtasima (171810201014)
3. Mega Tri Utami (171810201015)
4. Siti Nur Halimah (171810201016)
5. Anggi Dwi Novita S. (171810201019)
6. Helmi Fauziah (171810201020)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modulus elastistas merupakan angka yang digunakan untuk mengukur objek
atau ketahanan bahan yang mengalami keelastisan ketika gaya diterapkan.
Modulus elastisitas dirumuskan dengan perbandingan antara tegangan dan
regangan. Tegangan merupakan besar gaya yang di bagi dengan luas permukaan.
Regangan adalah rasio perubahan dari sejumlah dimensi benda terhadap dimensi
awal (Ishaq, 2007).
Modulus young merupakan kelakuan suatu bahan elastis yang merupakan ciri
dari suatu bahan. Penentuan modulus elastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan balok dan silinder pejal serta berongga. Balok dan silinder pejal
kemudian diberi beban ditegah dan dilihat perubahannya melalui skala. Beban
yang ditambahkan tidak boleh melebihi batas elastisitasnya.
Pemanfaatan pegas dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, salah satunya
yaitu pada sepeda motor. Pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan
bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda
motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata, ketika sepeda
motor melewati jalan berlubang maka gaya berat yang bekerja pada pengendara
akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas
yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan
panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Kondisi tersebut
menyebabkan pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai
sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya
telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Gaya
berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka sifat elastisitas
pegas akan hilang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam percobaan modulus elastisitas, yaitu:
1. Bagaimana perbandingan modulus elastisitas pada batang uji ?
2. Mengapa terjadi perbedaan modulus elastisitas pada batang-batang uji
tersebut?
3. Bagaimana suatu batang uji diukur modulus elastisitasnya dengan alat
pelentur?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan modulus elastisitas, yaitu:
1. Mengetahui perbandingan modulus elastisitas pada batang-batang uji
2. Mengetahui perbedaan modulus elastisitas pada batang-batang uji
3. Mengetahui cara mengukur modulus elastisitas batang uji dengan alat pelentur

1.4 Manfaat
Modulus elastisitas memiliki banyak manfaat. Manfaat modulus elastisitas
bukan hanya untuk pembelajaran dalam fisika, namun bagi kehidupan sehari-hari.
Alat yang menerapkan sifat elastisitas bahan banyak dijumpahi, seperti mainan
anak-anak (piatol-pistolan, mobil-mobilan dan ketapel).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Thomas young adalah seorang dokter dari Inggris dan merupakan ahli
fisika. Thomas lahir di Milverton, Somerset, Inggris pada tanggal 13 Juni 1773.
Pengetahuan besarbyang dimiliki Thomas membuat dia dipanggil fenomena muda
oleh teman-temannya. Artikel utama Thomas menggunakan karakterisasi
elastisitas yang kemudian dikenal sebagai modulus young dan dinotasikan sebagai
huruf E. Modulus young mengaitkan tekanan dalam tubuh untuk berhubungan
dengan tegangannya (strain), yaitu untuk dimuat spesimen uniaksual. Modulus
young hanya bergantung pada bahan, tidak pada geometri sehingga
memungkinkan sebuah revolusi dalam strategi rekayasa (Tipler, 1998).
Menurut Giancolli (2001), madulus elastisitas didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan dan regangan. Regangan adalah perubahan dari
sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal dimana perubahan terjadi dan
diukur dan merupakan perubahan bentuk akibat tegangan. Tegangan adalah gaya
atau besar gaya yang bekerja dibagi dengan luas permukaan. Secara matematis
tegangan dapat ditulis, sebagai berikut:
F
Ϭ= (2.1)
A
Dimana: Ϭ = Tegangan (N/ m2 )
F = Gaya (N)
A = Luas penampang ( m2 )
Regangan merupakan perbandingan perubahan dimensi dengan dimensi awal,
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
∆L
Ԑ=
L
(2.2)

Dimana: Ԑ = Regangan
∆L = Perubahan dimensi (m)
L = Dimensi awal (m)
Menurut Young (1998), elastisitas merupakan kemampuan suatu bahan
untuk kembali ke keadaan semula setelah beban atau gaya yang diberikan
dihentikan. Semakin besar beban atau gaya yang diberikan maka semakin besar
pula perubahan dimensinya. Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan
regangan, secara matematis yaitu:
Ϭ
E=
Ԑ
(2.3)
F .∆L
¿
A. L
(2.4)
Besarnya gaya yang diberikan memiliki batas-batas tertentu. Gaya atau
beban sangat besar, maka regangan benda juga semakin besar. Hal tersebut
menyebabkan benda patah. Peristiwa tersebut sesuai dengan hukum Hooke “Jika
gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tarik. Besarnya pertambahan panjang yang dialami
suatu benda ketika merenggang adalah berbeda antara yang satu dan yang lain,
tergantung elastisitas bahannya. Sebagai contoh, akan lebih mudah untuk
meregangkan sebuah karet gelang daripada besi pegas. Meregangkan sebuah besi
pegas membutuhkan ratusan kali lipat dari tenaga yang dibutuhkan.

Gambar 2.1 pegas pada karet gelang

(Sumber: Bahtiar, 2010)


Gaya tarik yang diberikan pada karet ataupun pegas akan meregang dan
mengakibatkan pertambahan panjang, baik pada karet gelang maupaun besi pegas
(Bahtiar, 2010).
Modulus elastisitas juga banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tiang dan balok penyangga pada pintu menggunakan prinsip modulus elastisitas.
Bangunan pada rumah kebanyakan menggunakan batu dan bata sebagai bahan
dasar. Batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran, walaupun kuat
terhadap tekanan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan menyusun batu dan bata
secara vertikal, maka tidak akan patah namun jika mengalami tegangan tarik dan
geser bata dan batu akan mudah patah. Balok mampu mengatasi tegangan tarik,
tekan dan geser. Balok penyangga pada pintu rumah tampak tidak berubah bentuk,
sebenarnya terdapat perubahan yang sangat kecil sehingga tidak tampak ketika
dilihat dari jauh. Bagian atas balok mengalami mampatan akibat adanya tegangan
tekan yang disebabkan beban diatasnya, sedangkan bagian bawah mengalami
pertambahan panjang akibat tegangan tarik dan tegangan geser terjadi didalam
balok (Bahtiar, 2010).
Menurut Sears (1984), satuan internasional modulus young sama dengan
satuan tegangannya, karena pembagian tegangan dan regangan tidak
menimbulkan pengurangan satuan. Modulus elastisitas juga menunjukkan
besarnya hambatan untuk merubah panjang suatu benda elastis. Semakin besar
modulus elastisitas, semakin sulit benda tersebut memanjang. Berikut merupakan
tabel modulus elastisitas dari berbagai jenis benda, yaitu:
BAHAN MODULUS ELASTISITAS
kayu 10 x 109 N/ m 2
nilon 0,5 x 109 N/ m2
granit 4,5 x 1010 N/ m2
marmer 5 x 1010 N/ m2
beton 2 x 1010 N/ m2
alumunium 7 x 1010 N/ m2
kuningan 9 x 1010 N/ m2
baja 2 x 1011 N/ m2
besi 1 x 1011 N/ m2

Tabel 2.2 modulus elastisitas benda


(Sumber: Sears, 1984)
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum modulus elastisitas yaitu:
1. Alat pelentur berguna sebagai tempat meletakkan bahan uji
2. Batang-batang uji berguna untuk bahan yang diuji kelenturannya
3. Beban-beban berguna sebagai pemberi beban
4. Mistar untuk mengukur panjang batang uji
5. Jangka sorong untuk mengukur lebar, tinggi dan diameter batang uji.

3.2 Desain Percobaan


Desain percobaan modulus elastisitas yaitu:

Gambar 3.1 Skema percobaan


(Sumber:Tim Penyusun, 2017)

3.3 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja dalam praktikum modulus elastisitas adalah sebagia
berikut:
3.3.1 Batang dengan penampang lintang segi empat
1. Dimensi batang uji diukur.
2. Batang uji diletakkan pada kedua titik tumpu dan diberi tanda untuk tanpa
beban.
3. Beban ditambahkan dan dicatat kedudukan skala pada setiap penambahan
beban.
4. Beban dikurangi dan dicatat kedudukan skala.
5. Langkah 1-4 diulangi sebanyak 3 kali.
6. Langkah 1-5 diulangi untuk kedudukan penampang horisontal.

3.3.2 Batang dengan penampang lintang lingkaran berongga


1. Dimensi batang uji diukur sesuai kebutuhan.
2. Batang uji diletakkan pada kedua titik tumpu dan diberi tanda untuk tanpa
beban.
3. Beban ditambahkan dan dicatat kedudukan skala pada setiap penambahan
beban.
4. Beban dikurangi dan dicatat kedudukan skala.
5. Langkah 1-4 diulangi sebanyak 3 kali.

3.3.3 Batang dengan penampang lintang lingkaran pejal


1. Batang diambil dengan penampang lintang lingkaran pejal.
2. Prosedur kerja dilakukan sesuai penampang lintang lingkaran berongga.

3.4 Analisis data


Hasil percobaan modulus elastisitas akan dimasukkan kedalam tabel
percobaan dan dibuktikan dengan rumus, sebagai berikut:
3.4.1 Tabel
Tabel 3.1 Batang penampang lintang segi empat 1
d w A B L A B y ∆y I K AP

Tabel 3.2 Batang penampang lintang segi empat


d w A B L A B y ∆y I K AP
Tabel 3.3 Pipa berongga
d w A B L R B y ∆y I K AP

Tabel 3.3 Pipa pejal


d w A B L R R y ∆y I K AP

3.4.2 Ralat
1. batang dengan penampang lintang segiempat
W L3
Y= 3
4 a bd
3 2 2 2 3 2


L 3W L 2 −3W L

∆Y =
| | 3
4 a bd | |
2
|0.68 ∆ m| + 3 | |
4 a bd
|0.68 ∆ L| + 2
4 a bd
|0.68 ∆ a|
2

3 2 3 2
−W L −W L
+ 3 2
4a b d | | | |
2
|0.68 ∆ b| + 3 2 |∆ d|
4a bd
2

1
∆ m=∆ L=∆ a=∆ b= nst
2
∑ ( d1−d )2
∆d=
√ n(n−1)
2. silinder berongga
W L3
Y=
12 π ( R4 −r 4 ) d
2 2
L3 3 W L2

√ | | | |
2 2
4 4
|0.68 ∆ W | + 4 4
|0.68 ∆ L|
12 π ( R −r ) d 12 π ( R −r ) d
∆Y = 2 2 2
( 4 R3−r 4 ) W L3 ( R 4−4 r 3 ) W L3 −W L3
+
| 4 4
12 π ( R −r ) d
|
|
0.68 ∆ R|
2
+ ¿
| 4 4
12 π ( R −r ) d
|
|
0.68 ∆ r|
2
+
|4 4
12 π ( R −r ) d 2 |
|∆ d|
2

1
∆ W =∆ L=∆ r= nst
2
∑ ( d1−d )2
∆d=
√ n(n−1)
3. silinder pejal
W L3
Y=
12 π r 4 d

2 2 2 2

∆Y =
√|L3
4
12 π ( r ) d | 2
|0.68 ∆ W | +
|3 W L2
4 |
12 π ( r ) d
2
|
|0.68 ∆ L| +
−W L3
5|
12 π r d
2
|
|0.68 ∆ r| +¿
−W L3
4 2
12 π r d ||∆ d|
2

1
∆ W =∆ L=∆ r= nst
2
∑ ( d1−d )2
∆d=
√ n(n−1)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari percobaan modulus elastisitas, yaitu:
Tabel 4.1 batang penampang lintang segi empat 1
d W A B L A b Y
1 2,7 45 45 90 1 0,5 984.150
0,9 2,5 45 45 90 1 0,5 1012500
0,8 2,3 45 45 90 1 0,5 1047937,5
0,7 2 45 45 90 1 0,5 1041428,571
0,25 2,7 45 45 90 0,5 1 15746400
0,2 2,5 45 45 90 0,5 1 18225000
0,15 2,3 45 45 90 0,5 1 22356000
0,1 2 45 45 90 0,5 1 29160000

∆y I(%) K(%) AP
2603816,153 2,645751 97,35425 1
2678823,202 2,645751 97,35425 1
2772582,015 2,645751 97,35425 1
2755361,008 2,645751 97,35425 1
41661058,44 2,645751 97,35425 1
48218817,64 2,645751 97,35425 1
59148416,31 2,645751 97,35425 1
77150108,23 2,645751 97,35425 1

Tabel 4.2 batang penampang lintang segiempat 2


d W A B L A b y
1,1 2,7 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 5671261,02
5 3
1 2,5 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 5776284,37
5 5
1 2,3 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 5314181,62
5 5
0,9 2 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 5314475
5
0,9 2,7 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 6931541,25
5
0,8 2,5 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 7220355,46
5 9
0,7 2,3 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 7591688,03
5 9
0,6 2 44,2 88,5 0,5 0,6 0,6 7701712,5
5

∆y I(%) K(%) AP
2603816,153 2,645751 97,35425 1
2678823,202 2,645751 97,35425 1
2772582,015 2,645751 97,35425 1
2755361,008 2,645751 97,35425 1
41661058,44 2,645751 97,35425 1
48218817,64 2,645751 97,35425 1
59148416,31 2,645751 97,35425 1
77150108,23 2,645751 97,35425 1

Tabel 4.3 pipa berongga


d W A B L R r y ∆y
0,2 2,7 50,1 50,1 100, 0,86 0,46 719158,994 1608088,39
5 5 3 5 8
0,1 2,5 50,1 50,1 100, 0,86 0,46 1331775,91 2977941,47
5 5 3 6 9
0,1 2,3 50,1 50,1 100, 0,86 0,46 1225233,84 2739706,16
5 5 3 3
0,0 2 50,1 50,1 100, 0,86 0,46 2130841,46 4764706,36
5 5 5 3 5 6

I(%) K(%) AP
2,236068 97,76393 1
2,236068 97,76393 1
2,236068 97,76393 1
2,236068 97,76393 1

Tabel 4.4 pipa pejal


d W A B L R y ∆y
1,5 270 50,4 50,4 100, 0,48 92083806,8 159493832
8 2
1,3 250 50,4 50,4 100, 0,48 98380135,4 170399393,
8 9 1
1,2 230 50,4 50,4 100, 0,48 98052201,7 169831395,
8 1
1,1 200 50,4 50,4 100, 0,48 88969861,6 154100320,
5 8 6 7

I(%) K(%) AP
1,732050808 98,26795 1
1,732050808 98,26795 1
1,732050808 98,26795 1
1,732050808 98,26795 1

4.2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam praktikum modulus elastisitas yaitu
menggunakan kayu yang berbentuk balok dan alumunium yang berbentuk silinder
berongga serta pejal. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jenis bahan yang
digunakan mempengaruhi modulus elastisitas. Jenis bahan berpengaruh, namun
terdapat faktor lain yang mempengaruhi modulus elastisitas, yaitu bentuk bahan.
Hal tersebut dibuktikan dengan percobaan yang menghasilkan modulus elastisitas
berbeda antara silinder dengan balok. Bahan alumunium memiliki modulus
elastisitas yang lebih besar dibandingkan dengan kayu.
Perbandingan antara modulus elastisitas kayu vertikal dengan horizontal
dapat dilihat melalui hasil percobaan. Modulus elastisitas penampang horizontal
menghasilkan nilai yang berbeda dengan penampang vertikal. Hal tersebut
disebabkan oleh beban yang digunakan sama, maka faktor yang mempengaruhi
adalah luas penampang dan pertambahan panjang. Semakin besar modulus
elastisitas, maka semakin kecil regangan elastisitas yang dapat dihasilkan
sehingga bahan akan baku.
Perbandingan antara modulus elastisitas alumunium berbentuk silinder
berongga dan silinder pejal dapat dilihat dari hasil percobaan. Modulus elastisitas
berongga berbeda dengan silinder pejal dari hasil yang ditemukan. Hal tersebut
membuktikan bahwa silinder berongga tidak lebih elastis dari silinder pejal.
Faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu jari-jari bahan yang digunakan.
Praktikum ini membahas modulus young, memiliki tujuan untuk memahami sifat
elastisitas bahan dan menentukan modulus young dari logam dengan cara
lenturan. Praktikum ini berorientasi pada sifat elastisitas. Sifat elastisitas yaitu
dimana benda kembali pada ukuran dan bentuk awalnya. Gaya-gaya yang
mengubah bentuknya dihilangkan sifat elastisitas yang memiliki sifat batas elastis,
yaitu batas suatu benda untuk kembali kebentuk semula. Melewati batas membuat
benda tidak akan kembali kebentuk semula.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum modulus elastisitas, yaitu:
1. Modulus elastisitas dari masing-masing benda tidak sama, tergantung jenis
dan bentuk bahan yang digunakan
2. Modulus elastisitas tidak hanya tergantung pada jenis dan bentuk bahan yang
digunakan, namun bergantung pada luas penampang
3. Menurut percobaan, semakin pendek pertambahan panjang suatu bahan maka
semakin tinggi nilai modulus elastisitasnya.

5.2 Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan dengan lebih cermat dan teliti, terutama
dalam menghitung dan mengamati perubahan skala. Memahami langkah-langkah
sebelum praktikum dilaksanakan juga sangat penting. Hal tersebut dapat
memudahkan pelaksanaan praktikum dan supaya hasil percobaan tentang modulus
elastisitas tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, N. 2010. Estimating young’s modulus of repture of coconut logs using


reconstruction method. Jurnal teknik sipil.
Giancolli, H. 2001. Fisika edisi ke 5. Jakarta:Erlangga.
Ishaq. 2007. Fisika dasar edisi 3. Yogyakarta:Graha ilmu.
Sears, dkk. 1984. University physics sixth edition part 1. Addisonwesley:
Massachusetts.
Tim penyusun. 2017. Modul paraktikum fisika dasar. Jember:Universitas jember
Tipler, A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik ketiga jilid 1. Jakarta:Erlangga.
Young, dkk. 1998. University physics 9th edition. Addison wesley:Massachusetts.

Anda mungkin juga menyukai