Anda di halaman 1dari 5

MODULUS YOUNG

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Mampu menunjukkan hubungan antara teori dan praktek tentang modulus Young
2. Mampu menerangkan konsep dari hukum Hooke
3. Mampu menunjukkan suatu ketrampilan menggunakan peralatan modulus Young

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Menggunakan rumus dan teori yang berhubungan dengan elastisitas
2. Menghitung modulus elastis lurus (modulus Young)
3. Menggambarkan skema grafik antara pertambahan kawat dan jumlah beban
4. Menarik kesimpulan dari percobaan modulus Young

III. TEORI
Menurut Hooke, bahwa sejauh menyangkut daerah batas elastisitas suatu pegas, maka
besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik atau menekan suatu pegas sehingga
menyimpang sepanjang x ditentukan oleh persamaan:

F  kx (2.1)

Dari hukum d atas dapat dipahami bahwa jika suatu gaya (bisa berupa gaya tarik atau
gaya tekan) bekerja pada benda elastik, maka benda tersebut akan mengalami stress
(tegangan) yang dapat dibedakan atas tegangan lurus (tensile stress ) dan tegangan puntir
(shearing stress). Sebagai akibat bekerjanya tegangan lurus, maka benda mengalami
perubahan bentuk/ukuran (strain) ke arah longitudinal dan juga ke arah transversal.

13
Kalau gaya yang bekerja ditandai dengan F dan luas permukaan yang normal terhadap
gaya yang bekerja ditandai dengan A, maka besarnya tegangan adalah:

F
T  . (2. 2)
A

Setelah gaya bekerja , maka benda elastik akan mengalami pertambahan panjang, yakni
l  l  l0 dengan l, l0 adalah masing-masing panjang setelah gaya bekerja dan panjang mula-

mula. Sehubungan dengan perubahan panjang ini, maka strain-lurus (tensile strain)
didefenisikan sebagai:
l  l0 l
 (2.3)
l0 l0
yang berarti sebagai perbandingan perubahan panjang dengan panjang awalnya sebelum gaya
F bekerja. Selanjutnya dengan menggunakan konsep hukum Hooke, maka dapat menyatakan
sifat elastisitas benda dengan mengenalkan pengertian modulus elastisitas yang didefenisikan
sebagai perbandingan antara tegangan (stress) yang bekerja dengan perubahan ukuran (strain)
yang diterbitkannya. Khusus dalam percobaan ini yang akan diamati adalah perubahan
panjang dari kawat lurus akibat adanya gaya tarik. Modulus lurus (tensile modulus) yang lebih
dikenal “modulus Young”, didefenisikan sebagai:

Tegangan lurus F A F l0
Y    (2.4)
strain  lurus l l A
l0

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Buatlah grafik hubungan antara pertambahan panjang kawat dengan jumlah beban
menurut teori
2. Jika beban ditambahkan terus, apakah akibatnya terhadap kawat. Apakah hukum
Hooke untuk keadaan ini masih berlaku.
3. Carilah di buku dan catatlah modulus Young untuk baja dan tembaga dalam SI.

14
4. Tuliskan perumusan umum dari hukum Hooke. Carilah konstanta pegas jika kawat
pada persamaan (3. 4) digulung menjadi pegas.
5. Hitunglah perpanjangan l jika kawat yang panjangnya 2,0 meter diberi beban 2 kg,
modulus Young kawat=1,5x1011 Nm-2 dengan diameter 0,4 cm.

V. ALAT DAN BAHAN


1. Mikrometer skrup
2. Kawat tembaga/baja
3. Pemberat tetap 2 buah
4. Pemberat 1 set
5. Meteran 1 buah

VI. PROSEDUR PERCOCAAN


1. Periksalah apakah kawat yang digantung sudah terikat (terjepit) dengan baik (kuat)
2. Pasanglah beban tetap pada gantungan di sebelah kiri (kawat A) untuk meluruskan
kawat, dan kawat ini dipakai sebagai patokan untuk mengukur kawat sebelah kanan
(kawat B).
3. Pasanglah beban tetap pada gantungan kawat B. Mohon asisten memeriksa kedua-
duanya, apakah benar-benar sudah kuat (keras)
4. Ukur diameter kawat B dengan mikrometer sekrup. Jangan jepit kawat dengan keras,
putar sekrup dengan knop kecil di ujung. Ulangi pada beberapa posisi sampai 6 kali.
5. Pelajari cara kerja (pembacaan) katetometer (minta penjelasan dari asisten)
6. Aturlah neraca air keposisi setimbang (horizontal) dan catatlah penunjukan
katetometer (posisi mula-mula) dalam tabel seperti contoh di bawah ini. Untuk beban
M=0. Penunjukan semula ini diberi simbol x0.
7. Beban ditambahkan pada kawat B, maka posisi kesetimbangan akan berubah. Putarlah
sekrup pada katetometer sampai neraca air ke posisi setimbang. Catatlah total beban m
dan penunjukan katetometer x. (m adalah beban tambahan total diluar beban tetap
sampai batas yang ditentukan asisten)
8. Kurangi beban sate-persatu sambil mencatat penunjukan katetometer sampai m =0.

15
9. Pindahkan ke alat lain dengan jenis kawat yang lain (jika tersedia). Ulangilah prosedur
di atas (butir 1s/d 9).

VII. ANALISIS
Analisa berikut (butir 1 s/d 3) dilakukan untuk setiap jenis kawat
1. Hitunglah perpanjangan l untuk setiap nila beban l  x  x0 . Perhatikan untuk M=0,

l=0 untuk pertambahan beban, tetapi mungkin untuk setelah beban dikurangi sampai
M=0, l tidak sama dengan nol sebagai akibat efek histeresis.
2. Buatlah grafik M vs l. Grafik ini seharusnya mendekati garis lurus. Tentukan
kemiringan b dari garis yang berbalik pada grafik anda. Perhatikan bahwa kemiringan
M
b tersebut merupakan nilai rata-rata untuk
l
3. Hitung luas penampang A dan modulus Young dari kemiringan tersebut dengan
memakai grafik di atas.
4. Hitung energi yang tesimpan pada pembebanan maksimum yang dipakai kawat
pertama.
5. Jika waktu memungkinkan, hitung ketidakpastian relatif terhadap:
(i). Luas A
(ii) Kemiringan b (minta petunjuk dari asisten)

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Renreng, A, 1984 ; Asas-asas Ilmu Alam Universitas, Lephas-Unhas, Ujung Pandang.
2. Halliday,D. and Resnick,R.,1992 ; Fisika (terjemahan oleh Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto), Jilid I, Edisi ke 3, Erlangga, Jakarta
3. Diktat Fisika Dasar, Koordinator bidang Fisika UPT MKU, Unhas

A. Tabel Pengamatan :

 Jenis beban : kg
 Panjang mula-mula : m
 Diameter kawat (d) : mm (sebanyak 6-8 kali)
 Diameter rata-rata (D) : mm= m
1
 Luas penampang A  D 2 : m2
4

Beban M (kg) Penambahan beban Pengurangan beban

Penunjukan Perpanjangan Penunjukan Perpanjangan


0
2
.
.
.
.
.
.
dst

17

Anda mungkin juga menyukai