III. TEORI
Menurut Hooke, bahwa sejauh menyangkut daerah batas elastisitas suatu pegas, maka
besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik atau menekan suatu pegas sehingga
menyimpang sepanjang x ditentukan oleh persamaan:
F kx (2.1)
Dari hukum d atas dapat dipahami bahwa jika suatu gaya (bisa berupa gaya tarik atau
gaya tekan) bekerja pada benda elastik, maka benda tersebut akan mengalami stress
(tegangan) yang dapat dibedakan atas tegangan lurus (tensile stress ) dan tegangan puntir
(shearing stress). Sebagai akibat bekerjanya tegangan lurus, maka benda mengalami
perubahan bentuk/ukuran (strain) ke arah longitudinal dan juga ke arah transversal.
13
Kalau gaya yang bekerja ditandai dengan F dan luas permukaan yang normal terhadap
gaya yang bekerja ditandai dengan A, maka besarnya tegangan adalah:
F
T . (2. 2)
A
Setelah gaya bekerja , maka benda elastik akan mengalami pertambahan panjang, yakni
l l l0 dengan l, l0 adalah masing-masing panjang setelah gaya bekerja dan panjang mula-
mula. Sehubungan dengan perubahan panjang ini, maka strain-lurus (tensile strain)
didefenisikan sebagai:
l l0 l
(2.3)
l0 l0
yang berarti sebagai perbandingan perubahan panjang dengan panjang awalnya sebelum gaya
F bekerja. Selanjutnya dengan menggunakan konsep hukum Hooke, maka dapat menyatakan
sifat elastisitas benda dengan mengenalkan pengertian modulus elastisitas yang didefenisikan
sebagai perbandingan antara tegangan (stress) yang bekerja dengan perubahan ukuran (strain)
yang diterbitkannya. Khusus dalam percobaan ini yang akan diamati adalah perubahan
panjang dari kawat lurus akibat adanya gaya tarik. Modulus lurus (tensile modulus) yang lebih
dikenal “modulus Young”, didefenisikan sebagai:
Tegangan lurus F A F l0
Y (2.4)
strain lurus l l A
l0
14
4. Tuliskan perumusan umum dari hukum Hooke. Carilah konstanta pegas jika kawat
pada persamaan (3. 4) digulung menjadi pegas.
5. Hitunglah perpanjangan l jika kawat yang panjangnya 2,0 meter diberi beban 2 kg,
modulus Young kawat=1,5x1011 Nm-2 dengan diameter 0,4 cm.
15
9. Pindahkan ke alat lain dengan jenis kawat yang lain (jika tersedia). Ulangilah prosedur
di atas (butir 1s/d 9).
VII. ANALISIS
Analisa berikut (butir 1 s/d 3) dilakukan untuk setiap jenis kawat
1. Hitunglah perpanjangan l untuk setiap nila beban l x x0 . Perhatikan untuk M=0,
l=0 untuk pertambahan beban, tetapi mungkin untuk setelah beban dikurangi sampai
M=0, l tidak sama dengan nol sebagai akibat efek histeresis.
2. Buatlah grafik M vs l. Grafik ini seharusnya mendekati garis lurus. Tentukan
kemiringan b dari garis yang berbalik pada grafik anda. Perhatikan bahwa kemiringan
M
b tersebut merupakan nilai rata-rata untuk
l
3. Hitung luas penampang A dan modulus Young dari kemiringan tersebut dengan
memakai grafik di atas.
4. Hitung energi yang tesimpan pada pembebanan maksimum yang dipakai kawat
pertama.
5. Jika waktu memungkinkan, hitung ketidakpastian relatif terhadap:
(i). Luas A
(ii) Kemiringan b (minta petunjuk dari asisten)
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Renreng, A, 1984 ; Asas-asas Ilmu Alam Universitas, Lephas-Unhas, Ujung Pandang.
2. Halliday,D. and Resnick,R.,1992 ; Fisika (terjemahan oleh Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto), Jilid I, Edisi ke 3, Erlangga, Jakarta
3. Diktat Fisika Dasar, Koordinator bidang Fisika UPT MKU, Unhas
A. Tabel Pengamatan :
Jenis beban : kg
Panjang mula-mula : m
Diameter kawat (d) : mm (sebanyak 6-8 kali)
Diameter rata-rata (D) : mm= m
1
Luas penampang A D 2 : m2
4
17