BAB
VI
6.1 Pendahuluan
6.2 Sifat-Sifat Fluida
6.3 Persamaan Hidrostatika
6.4 Penerapan Persamaan Hidrostatika
6.5 Prinsip Pascal
6.6 Prinsip Archimedes
6.7 Aliran Tunak dan Persamaan Kontinuitas
6.8 Persamaan Bernouli
6.9 Viskositas dan Hukum Stokes
6.10 Bilangan Reynolds dan Gejala Turbulensi
6.11 Aliran Fluida dalam Pipa
AL
6.12 Gerak Obyek Dalam Fluida
N
6.1 Pendahuluan
FI
Secara makroskopik, materi dapat digolongkan ke dalam benda padat dan fluida.
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Molekul-molekul di
dalam fluida mempunyai kebebasan lebih besar untuk bergerak sendiri-sendiri. Dalam
zat cair gaya interaksi antara molekul-molekul yang disebut gaya kohesi masih cukup
besar, karena jarak antara molekul-molekul tidak terlalu besar. Akibatnya zat cair masih
tampak sebagai satu kesatuan, kita masih dapat melihat batas-batas zat cair. Selain itu,
zat cair tidak mudah dimampatkan. Lain halnya dengan gas, molekul-molekul gas dapat
dianggap sebagai suatu sistem partikel bebas dimana gaya kohesi antara molekul sangat
kecil. Di samping itu, gas lebih mudah dimampatkan daripada zat cair.
Klasifikasi materi ke dalam 3 keadaan tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida,
seperti gelas atau ter (pitch) mengalir sangat lambat sehingga berperilaku seperti benda
padat untuk interval-interval waktu yang biasanya digunakan untuk bekerja dengan
benda-benda tersebut. Plasma, yang merupakan gas yang sangat terionisasi tidak cocok
untuk digolongkan ke dalam salah satu dari keadaan di atas Plasma seringkali
VI- 1
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
dinamakan “keadaan ke empat dari materi” untuk membedakannya dari keadaan padat,
cair, dan gas. Bahkan beberapa ilmuwan percaya bahwa apa yang dikenal sebagai koloid
(suspensi dari partikel-partikel kecil di dalam zat cair) juga dianggap sebagai keadaan
atau fase tersendiri dari materi. Akan tetapi pada buku ini hanya membahas 3 keadaan
yakni padat, cair, dan gas.
Statika adalah kajian fluida dalam kondisi tanpa gerakan (diam) atau tidak ada
netto gaya dalam fluida. Statika pada hakikatnya adalah studi tentang fluida diam atau
bergerak dengan gerakan linier yang konstan.
Untuk kasus fluida yang bergerak, gerakan fluida adalah sedemikian rupa
seolah–olah gerakannya seperti gerakan benda padat. Ini tidak berarti partikel-
partikelnya diam. Partikel-partikel fluida tetap bergerak berupa gerak molekuler yang
random (gerak Brown) Gerak random ini menghasilkan: proses mikroskopis seperti
difusi molekuler.
* Resultante gaya dalam semua arah yang bekerja pada elemen fluida sama dengan
nol.
VI- 2
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
fluida? Jika kita menekan suatu permukaan air dengan ujung pensil, maka pensil dengan
mudah menembus air karena gaya pada suatu titik di permukaan air tidak dilawan oleh
molekul-molekul air. Jika kita ingin melakukan gaya pada permukaan air kita harus
melakukannya pada daerah yang agak luas dan pada arah tegak lurus permukaan.
Karena gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu
mempunyai arah tegak lurus permukaan, maka dalam membahas gaya dalam fluida
dipergunakan besaran fisis skalar yang disebut tekanan yang didefisikan sebagai besar
gaya normal per satuan luas. Satuan tekanan adalah N/m2, dyne/cm2, atau Pascal (Pa).
Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengarahkan sebuah gaya pada
setiap permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Tinjaulah suatu permukaan
tertutup yang mengandung suatu fluida seperti pada gambar (6.1). Suatu elemen luas
pada permukaaan tertututp ini dinyatakan dengan vector S nˆS dengan n̂ adalah
vector dengan satuan tergak lurus elemen luas dengan arah ke luar permukaan.
dapat ditulis :
FI
F
Gambar 6.1 Suatu elemen luas s p
S
Densitas adalah ukuran konsentrasi dari suatu massa persatuan volume. Densitas
dinyatakan dengan:
massa
(6.1)
volume
Cara menentukannya dengan mengambil ratio (perbandingan) antara massa zat di suatu
tempat dengan volume tempat tersebut. Volume tempat harus cukup kecil sekaligus
cukup besar sehingga tidak terdapat variasi densitas yang signifikan di dalam sub region
(bagian-bagian kecil) didalam volume tersebut. Bila volume yang kita ambil terlalu
kecil, maka bisa saja mengandung jumlah molekul yang berbeda dalam waktu yang
berbeda. Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Kadang-kadang massa jenis dinyatakan
dalam satuan gr/cm3. Massa jenis dari berbagai zat diberikan pada Tabel 6.1.
VI- 3
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Densitas air pada pada T=4C adalah 1000 Kg/m3. Perkalian antara percepatan gravitasi
dengan disebut berat spesifik yang dinyatakan dengan g . Untuk air murni
densitas (max =1 gr/cm3, terjadi pada T=4C. Untuk T>4C dan T<4C densitas air
murni lebih kecil dari pada 1000 kg/m3.
Tabel 6.1 NIlai Massa Jenis dari Beberapa Zat
merupakan ciri dari fluida real. Fluida ideal adalah fluida non – viscous atau inviscous
FI
(tak kental). Stress geser (shear stress) ada bila fluida adalah kental.
Newton membuat postulat : ”stress geser berbanding lurus dengan gradien kecepatan
normal terhadap aliran”. Stress geser ditulis sebagai
du
(6.2)
dz
dimana = konstanta pembanding=viskositas dinamik.
Satuannya: = (N det/m2) = (Kg/m det).
z u
VI- 4
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
40 10 6
(6.4)
20 Tc
dengan Tc = suhu(C)
Suatu fluida yang viskositas dinamiknya bergantung pada suhu (dan sedikit)
pada tekanan, tetapi tidak bergantung pada gradien normal terhadap arah aliran (du/dz)
disebut fluida Newton.
Untuk fluida Newton stress gesernya berubah secara linier dengan laju shear (du/dz).
Fluida yang tidak memenuhi persamaan (1) disebut fluida non-Newton. Ada 3
group fluida non-Newton :
1) Fluida yang stress gesernya bergantung pada shear rate (laju shear) secara tidak
linier tetapi tidak bergantung pada waktu.
2) Fluida yang stress gesernya tidak hanya bergantung secara tidak linier dengan shear
AL
rate tetapi juga bergantung pada waktu.
3) Fluida yang visco elastic yang memperlihatkan karakteristik zat padat elastik
N
Fluida Bingham
Fuida pseudo plastic
Fuida Newton
Fuida dilatan
du/dz
VI- 5
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
K
p2 p1
v2 v1 v1
(6.5)
p
v v1
dimana v1 dan v2 adalah volume pada p1 dan p2.
Untuk gas, K bervariasi dengan tekanan. Untuk zat cair K bervariasi dengan
tekanan dan sedikit suhu. Kompresibilitas dapat dinyatakan dalam persatuan massa.
Massa : v = konstan.
Satuan dari K dalam persamaan (6.8) adalah satuan tekanan yaitu gaya persatuan luas
FI
* Pipet yang dicelupkan kedalam air menyebabkan air naik kedalam pipet.
Kejadian-kejadian di atas terjadi akibat dari tegangan permukaan. Tegangan permukaan
adalah hasil dari perbedaan gaya tarik menarik antar molekul fluida yang didekat
permukaan dengan gaya tarik menarik antar molekul fluida yang jauh dari permukaan.
Untuk membawa molekul fluida ke permukaan dan membentuk suatu permukaan bebas
membutuhkan energi. Energi persatuan luas ini disebut dengan tegangan permukaan.
Kita dapat mempergunakan suatu alat sederhana untuk menunjukan peristiwa
tegangan permukaan. Suatu kawat dibengkokkan agar berbentuk U dan seutas kawat
lurus lain dipasang sehingga dapat bergerak pada kaki kawat, seperti pada gambar 6.7.
Jika alat ini kita celupkan ke dalam larutan air sabun dan diangkat ke luar, maka kawat
lurus akan tertarik ke atas jika berat w1 tidak terlalu besar.
Kawat lurus ini dapatdibuat setimbang dengan meletakkan pemberatkedua w 2.
ternyata gaya yang sama F = w1+w2 akan membuat kawat lurus berada dalam keadaan
setimbang pada setiap posisi, tak bergantung pada luas selaput sabun, selama
temperature sabun adalah tetap.
AL
N
FI
F = 2l
Kawat w1
lurus
w2
VI- 7
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
F
(6.9)
2l
Dalam satuan SI tegangan permukaan dinyatakan dalam N/m. peristiwa di atas dapat
ditinjau dengan cara lain, yakni misalkan kawat lurus digerakkan ke bawah sejauh y oleh
gaya F = w1 + w2. kerja yang dilakukan adalah sebesar Fy, dan luas selaput sabun
bertambah sebesar 2ly. Kerja yang dilakukan persatuan luas adalah :
Kerja Fy F
(6.10)
Tambahanluas 2ly 2l
Jadi tegangan permukaan tidak lain adalah kerja yang dilakukan untuk menambah luas
permukaan sebesar satu satuan luas.
Kita telah membahas gaya permukaan zat cair, selain itu masih ada batasan-batasan lain
dimana juga terjadi lapisan perbatasan. Kita dapat mempunyai batas antara dinding
padat dan zat cair, seperti diperlihatkan pada Gambar 6.4
Selaput padat-uap
AL
uap
padat Selaput
N
Cair-uap
FI
Zat cair
Jika rapat massa zat cair adalah , maka gaya ke bawah adalah gaya berat W adalah :
w gr 2 y
AL
Syarat kesetimbangn gaya-gaya adalah :
gr 2 y 2r cu cos atau
N
2 cu cos
FI
y (6.12)
gr
Peristiwa kapiler seperti ini memberikan keterangan tentang naiknya air dalam akar
tanaman, naiknya minyak dalam sumbu kompor dan sebagainya.
Contoh 1 :
Rangka kawat berada di bawah permukaan air
karena adanya tegangan permukaan. Bila massa
Rangka
kawat gabus 3,5 gram, volumenya 7 cm3, dan tegangan
permukaan air 72 dyne/cm, maka tentukanlah
harga r minimum agar rangka kawat tersebut
tetap berada di bawah permukaan
air. Abaikan berat rangka kwat tersebut dan gaya
gabus
apung padanya. Diketahui : g = 980 cm/s2 dan
rapat massa air 1 gr/cm3.
VI- 9
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Jawab :
Arah tegangan permukaan di anggap vertical ke bawah.
rmin
Vg mg
=
1.gr / cm3 7.cm3 3,5.gr980.cm / s 2
4 43,1472.dyne / cm
rmin = 3,79 cm.
dp dp
0 g atau g (6.13)
dz dz
FI
Persamaan (6.13) dikenal sebagai persamaan statika fluida atau lebih dikenal sebagai
persamaan hidrostatika.
Ada banyak kejadian di dalam masalah statika fluida, di mana perubahan densitas dalam
arah z kecil, sehingga dapat dianggap konstan.
VI- 10
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Karena persamaan (6.16) ini berlaku umum maka kita dapat menuliskannya sebagai :
p1 p2
gh1 gh = konstan
2
Contoh 2:
Kita ingin menentukan tekanan p2 dengan menerapkan persamaan (6.17) lihat gambar.
AL
Sebelum menerapkan persamaan (6.17), kita harus menentukan terlebih dahulu level
referensi untuk menentukan h1 dan h2 dari persamaan (6.17).
N
p1 p 2 g h1 h2
g H ( H h)
h p 2 p1 gh
p2 H p 2 p atm gh; p atm 0
p 2 gh
H-h
Level referensi
Contoh 3:
Berikut ini memperlihatkan suatu manometer mercuri (Hg) dimana bagian kiri dari pipa
U dihubungkan dengan suatu bejana berisi air dan bagian kanannya terbuka (lihat
gambar). Ketinggian air di dalam bejana adalah H. Tentukan tinggi air di dalam bejana
(H)!
Jawab:
VI- 11
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Dapat ditentukan H dengan menerapkan persamaan (6.17) secara bertahap, yaitu antara
titik 1 dan 2, kemudian antara titik 2 dan 3.
Penerapan rumus (6.17) antara 1 dan 2,
(3) (1)
memberikan :
Air
H 1m p1 p 2 g h1 h2
h1
(2) 1m patm p2 2 Hg g (1)
h3
h2 antara 2 dan 3 :
p2 p3 g h2 h3
Hg
p 2 p atm air g H 1 (2)
Persamaan (1) ditambah persamaan (2) menghasilkan :
p1 p3 2 Hg g air g H 1
H
2 Hg air g 2 Hg air
air g air
Hg
H 2 1 2(13,6) 1 26,2 m
air
AL
6.5 Prinsip Pascal
N
Gambar (6.3) memperlihatkan sebuah cairan di dalam sebuah silinder yang dilengkapi
FI
VI- 12
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Gambar 6.5 Fluida yang dilengkapi keseimbangan tercapai lagi, didapatkan bahwa
dengan sebuah penghisap prinsip Pascal tetap berlaku. Pada fluida
termampatkan perubahan tekanan menyebabkan perubahan temperature juga.
Besaran V = hA adalah volume silinder, dan produk f gV = mfg adalah berat fluida
yang dipindahkan yang volumenya sama dengan volume silinder. Jadi gaya apung yang
VI- 13
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
bekerja pada silinder adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh silinder.
Hasil ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes, dan disebut Prinsip Archimedes
yang berbunyi sebagai berikut :
“ Setiap benda yang tyerendam seluruhnya ataupun sebagian di dalam fluida
mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang besarnya adalah sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Gravitasi spesifik suatu benda adalah rasio tak berdimensi dari berat benda dengan berat
zat dengan volume yang sama yang diambil sebagai standard.
Untuk benda padat dan benda cair, zat yang diambil sebagai standard adalah air pada
T = 20 °C atau T = 68 °F.
Untuk gas, zat yang diambil sebagai standard adalah CO 2 dan H2 padaT = 0 °C atau
T = 32 °F dan P = 1 atm = 14,7 lb/m² = 101,3 kPa.
Gravitasi spesifik suatu zat = (berat zat) / (berat dari air dengan volume yang sama)
= (berat spesifik dari zat) /(berat spesifik dari air)
= (zat) / (air)
AL
= (densitas zat)/ (densitas air)
N
Contoh 4 :
FI
Berapakah bagian dari volume seluruhnya sebuah gunung es yang terbuka ke udara?
Massa jenis es adalah c = 0,92 gr/cm3 dan massa jenis air laut a = 1,03 gr/cm3 dan
kedua jenis benda tersebut berada dalam wadah yang sama.
Jawab :
Berat gunung es adalah : We = e Veg
Besaran Ve adalah volume gunung es, berat air laut yang dipindahkan adalah sama
dengan gaya apung : Fa = a Vag
Karena es berada dalam keadaaan setimbang, maka Fa = We sehingga :
a Va g = e Veg dan,
Va e 0,92
89%
Ve a 1,03
Volume air yang dipindahkan Va adalah volume dari bagian es yang tercelup,
sehinggga 11% dari gunung es tersebut adalah terbuka ke udara.
VI- 14
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
adalah berolak.
FI
VI- 15
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
R
Jika kita mengambil beberapa buah garis
Q v
arus sehingga membentuk sebuah tabung,
seperti ditunjukkan pada Gambar 6.71
V
1
A
2
P
V
AL
A 2
1
Gambar 6.8 Suatu tabung aliran
N
Kecepatan fluida dapat berbeda dari suatu titik lain di dalam tabung. Misalkan pada titik
FI
P besar kecepatan adalah v1 dan pada titik Q adalah v2. kemudian misalkan A1 dan A2
adalah luas penampang tabung aliran tegak lurus garis-garis arus pada titik P dan Q
(Gambar 6.8).
Dalam selang waktu dt suatu elemen fluida bergerak sejauh v dt. Jadi massa elemen
fluida yang melalui titik P dalam selang waktu dt adalah :
Dm = 1A 1v1 dt (6.7)
Dan fluks massa adalah
dm1
1 A1v1
dt
Pada titik Q fluks massa mempunyai nilai :
dm2
2 A2 v2
dt
VI- 16
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Untuk fluida yang tunak tidak ada partikel fluida yang kewluar melalui dinding sehingga
dm2 dm2
jumlah massa menembus tiap penampang h aruslah sama. Jadi,
dt dt
Sehingga
1 A1v1 2 A2 v2 (6.8)
Atau R v = tetap
Hasil kali A.v adalah fluks vouleatau debit (volume fluida yang melewati suatu
penampang per detik). Persamaan (6.8) menunjukkan bahwa semakin besar luas
penampang, kecepatan fluida semakin kecil, sebaliknya makin kecil luas penampang
kecepatan fluida semakin besar.
Bagian fluida sepanjang l1 terdorong ke kanan oleh gaya F1 = A1p1 yang ditimbulkan
FI
oleh p1. Setelah selang waktu t, ujung kanan bergerak sejauh l2. Kerja yang
dilakukan oleh gaya F1 pada titik A adalah :
W1+ = F1 l1 = P1 A1 l1
Sedangkan gaya F2 melakukan kerja pada titik B, sebesar :
W1 = -F2 l2 = -P2A2 l2
Jadi kerja total yang dilakukan adalah :
Wtot = A1P1 l1 – P2A2 l2
Karena fluida fluida yang ditinjau bersifat tak terperaskan maka :
m
A1 l1 = A2 l2 =
Sehingga kerja gaya total yang dilakukan adalah :
m
W = (P1 –P2 )
VI- 17
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
v2
A2,P2 F2
v1
F1 A1,p1 y2
y1 l1
Gambar.6.9 Zat cair dalam pipa bergerak karena ada perbedaan tekanan
Jika tidak ada gaya gesekan, maka kerja W akan menjadi tambahan energi mekanik
total pada elemen fluida. Tambahan energi mekaonik total ini adalah sama dengan
jumlah perubahan energi kinetik dan energi potensial, yaitu :
1
AL
E = mv22 mv12 mgy2 mgy1
1
2 2
Karena F = E, maka :
N
2 2
1 1
P1 + 2 gy1 P2 v22 gy2 (6.9)
2 2
Persamaan (6.9) dikenal sebagai persamaan Bernoulli. Karena titik A dan titik B dapat
dipilih dimana saja di sepanjang tabung aliran, maka persamaan Bernoulli dapat ditulis
secara umum :
1 2
P v gh K
2
Contoh 1 :
Air dengan massa jenis = 103 kg/m3 mengalir melalui pipa pertama (A1 = 4 x 10-3 m2)
-3
yang bersambung dengan pipa kedua (A2 = 2 x 10 m2) seperti terlihat pada gambar.
Kecepatan aliran air pada pipa 2 adalah 2,5 m/s. Hitunglah :
VI- 18
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Jawab :
a. A1v1 = A2 v2
V1 = 0.0
b. p1 + ½ v12 + gy1 = p2 + ½ y22 + gy2
p1-p2 = ½ (v22 –v22), karena y1 = y2 (pipa horizontal )
AL
p1-p2 = ½ (103 Kg/m3) {(2,5 m/s)2 – (1,25 m/s)2}
= 2343,75 N/m2
N
c. m = V = (V/t)t = (Av)t
FI
Contoh 2 :
Sebuah tangki tertutup berisi air setinggi 1,5 m. Di atas permukaan air terdapat udara
yang tekanannya 3000 Pa lebih tinggi dari tekanan udara luar. Pada alas tangki terdapat
sebuah lubang berpenampang 5 cm 2. Hitunglah :
a. Kecepatan air keluar dari lubang tersebut
b. Fluks volume (debit) yang keluar dari lubang.
Diketahui penampang tangki >> penampang lubang. Dan g = 10 m/s 2.
VI- 19
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Jawab :
A2 A1
a. A1 v1 = A2v2 v1 = .V2 0 1
A1
Karena A1 >> A2 maka A2
H y1
p1 + ½ v12 + gy1 = p2 + ½ y22 +
2
gy2
y2
2 p1 p0
1 / .2
2(3000.Pa)
1/ 2
V2 = 2 gh 3 2(10 / s 2 )(1,5m) 6.m / s
3
10 Kg / m
b. Q = A2v2 = (5 cm2) (6 m/s) = 5x10 -4 m2 (6 m/s)
= 3x10-3 m3/s.
AL
6.9 Viskositas dan Hukum Stokes
N
Viskositas digambarkan sebagai gesekan internal. Ia berada pada semua zat cair dan gas,
FI
dan pada umumnya berupa gesekan antara-antara lapisan-lapisan perbatasan dari fluida
dimana lapisan yang satu bergerak terhadap lapisan yang lain. Pada zat cair, viskosiyas
berperan sebagai gaya kohesif antara molekul-molekul. Pada gas, ia muncul dari
tumbukan antar molekul-molekul.
VI- 20
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
langsung dengan tiap-tiap plat dalam bentuk gaya adesif antar-antara molekul zat cair
dan plat. Permukaan atas fluida bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
v sebagai kecepatan plat bagian atas. Makin ke bawah, kecepatan fluida makin kecil dan
permukaan fluida yang melakukan kontak dengan plat stasioner kecepatanya nol.
Kecepatan yang timbul dibagi dengan jarak antara dua plat (tebal lapisan fluida), yakni
v
, sebagai “gradien kecepatan”.Untuk membuat plat atas bergerak diperlukan sebuah
L
gaya F, yang sebanding dengan luas permukaan kontak antar fluida dan masing-masing
plat A, dan kecepatan gradient kecepatan F vA/L. makin viskos fluida, makin besar
gaya yang diperlukan untuk mendorong plat ke atas.
Contoh 4 :
Sebuah bola logam (jejari R, rapat massa l) dijatuhkan tanpa kelajuan awal pada
permukaan suatu zat cair (rapat massa c, koefisien kekentalan dinamik ). Tentukan
percepatan bola tersebut pada saat kecepatannya 0.25 kecepatan awal. Percepatan
gravitasi bumi g. Jawab :
B = c(4/3 R3) g F = 6Rv
Wb-B-F = mb a, atau
(4/3 \R3) l g – (4/3 R3) c g - 6Rv = (4/3R3) l .a
c 9
a L g .v
2
(*)
L 2 L R
VI- 21
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
vD
NR
Dengan adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan rata-ratanya, viskositas, dan
D adalah garis tengah pipa.
Bilangan Reynolds adalah bilangan tanpa dimensi, sehingga harganya tidak bergantung
lagi pada sistem satuan yang dipakai. Hasil-hasil eksperimen menunjukkan bahwa jika
untuk aliran harga bilangan reynoldnya adalah antara 0-2000, maka aliran bersifat
laminar, sedang di atas beraliran turbulen. Untuk bilangan Reynold 2000 – 3000 terdapat
daerah transisi, aliran dapat berubah dari laminar menjadi turbulen, atau sebaliknya. Jadi
untuk aliran air dalam pipa bergaris tengah 1 cm, pada temperature 20 o, aliran bersifat
laminar, jika :
VD
2000 , atau jika v 20 sm/detik
VI- 22
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Di atas kecepatan 30 cm/detik aliran air adalah turbulen. Udara yang mengalir pada pipa
yang sama berkecepatan sama mempunyai NR = 216. Ini berarti aliran udara di atas
bersifat laminar. Aliran akan menjadi turbulen jika kecepatan lebih dari 420 cm/detik.
Ingat bahwa hubungan di atas diperoleh dari prinsip-prinsip kerja-energi, yaitu kerja
yang dilakukan pada suatu sistem itu adalah sama dengan pertambahan energi mekanik
total sistem tersebut. Dalam bentuk seperti ini, tiap suku dalam persamaan (6.10),
mempunyai satuan tinggi panjang. Tiap suku disebut head. Suku ini disebelah kiri
disebut head tekanan, suku pertama disebelah kanan ketinggian, dan suku kedua disebut
head kecepatan.
AL
Jika zat cair bersifat kental, maka kita harus memperhitungkan kerja yang dilakukan
oleh gaya gesekan. Untuk hal khusus fluida yang mengalir melalui suatu pipa dengan
N
penampang serba sama. Dengan panjang L dan garis tengah D, maka v1 = v2. Jkia fluida
FI
adalah tak kental, harus diperhitungkan adanya energi hilang karena gesekan, energi
hilang ini dinyatakan sebagai head hilang atau head gesekan. Ini diberikan oleh :
Lv 2
hL f (6.11)
D2 g
Dengan v kecepata rata-rata fluida, dan fluida adalah factor gesekan yang bergantung
pada bilangan Reynold NR.. Untuk aliran dalam pipa dengan penumpang serba sama dan
terletak miring, maka head tekanan haruslah sama dengan jumlah head ketinggian dan
head gesekan :
p1 p 2 Lv 2
( y 2 y1) f (6.12)
g D2 g
64
Untuk aliran laminar (NR 2000), faktorgesekan f dapat ditentuka dari f
NR
VI- 23
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
ED = 6rv
Untuk bilangan Reynold yang besar (umumnya harganya 1-10), akan terjadi turbulen
pada bagian belakang benda, dan gaya tarik akan lebih besar dari yang diberikan oleh
persamaan stokes untuk bola. Eksperimen menunjukkan bahwa untuk kasus turbulen ini
gaya tarik tambah sebanding dengan kuadrat kecepatan benda (FDv2).
Tinjau sebuah obyek bermassa m yang jatuh ke dalam fluida. Obyek akan berada di
bawah pengaruh gaya gravitasi mg, gaya apung FB, dan gaya tarik FD,. berdasarkan
hukum Newton II jumlah gaya-gaya yang bekerja pada obyek adalah :
Gaya apung FB sama dengan berat fluida yang
FB F
dipindahkan.
FB = FVg dengan F adalah rapat massa fluida.
V adalah volume obyek dan g adalah percepatan
gravitasi. mg
VI- 24
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
Kita dapat juga menulis mg = 0Vg dengan 0 adalah rapat massa obyek.
VI- 25
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
3. Tangki tertutup pada gambar berikut suhunya 200C. Kalau tekanan di titik A ialah
90.000 Pa (mutlak), berapakah pekanan mutlak di titik B dalam pascal ?
A B
A B
Udara 2 m
4m Udara
3
2 4m
2m
Air
4. Sistem pada Gambar-3 bersuhu 200C. Kalau tekanan di titik A 2000 lbf/ft 2 tentukan
tekanan di titik B, C, dan D dalam pound per kaki persegi !
1 2
Udara Udara C
2 ft
3 ft B
Udara
A 4 ft
3
5 ft
Air 2 ft
D
AL
5. Sebuah batu, berat di udara 90N bila dicelupkan di dalam air beratnya 50 N.
Tentukan volume batu tersebut dan gravitasi spesifiknya!
N
6. Sebuah tangki terbuka berisi air setinggi 2 m. Pada jarak 50 cm dari permukaan
FI
air dibuat suatu lubang kecil. Berapa jauh air yang keluar dari tangki mengenai
tanah?
Jawab : x = S3 m
2 . Dalam tangki tertutup terdapat air
setinggi 2 m. perbedaan tekanan 50 cm
udara di atas air (dalam tangki)
dengan tekanan udara luar
2m
3 2
sebesar 4.5x10 N/m . Pada dasar
tangki terdapat lubang dengan
luas penampang 1 cm2. Hitunglah
massa air yang keluar dari lubang x
tersebut selama 1 menit.
Diketahui luas penampang tangki jauh lebih besar dari luas penampang lubang.
Jawab: m = 42 kg
VI- 26
Fisika Dasar
Statika dan Dinamika Fluida
3. Air mengalir pada pipa 1 (A1 = 4x103 m2) yang bersambungan dengan pipa (A2 = 2 x
10-3 m2), pipa tersebut terletak di atas bidang datar, kecepatan pipa pada aliran
adalah 2 m/det. Hitunglah
a) Volume air ayng keluar pada pipa 2 selama 1 menit.
b) Beda tekanan antara kedua bagian pipa (p1 – p2)
Jawab : a) V = 0.48 m3 b) p 6 x 103 N/m2.
4. Sebuah tangki air yang lebar berisi air setinggi 30 cm. Pada dasar tangki ada sebuah
lubang dengan luas 5 cm2. Air keluar dari lubang membentuk aliran kontinu. Berapa
laju keluar volume air ( dalam satuan liter/detik).
Jawab : 1.225 liter/s.
5. Sebuah tangki silindris mempunyai tinggi 30 cm, dan luas penampang 500 cm 2.
tangki tersebut mula-mula penuh berisi air. Berapa lama waktu diperlukan agar
seluruh isi tangki mengalir ke luar melalui lubang seluas 6 cm 2 pada dasar tangki.
Jawab: t = 1.02 detik.
6 Mesin pemadam kebakaran memompa 250 kg air tiap menit dari danau. Air keluar
pada ketinggian 5 meter di atas permukaan danau dengan laju 10 m/s. bila energi
AL
hilang karena gesekan diabaikan, berapa besar daya yang harus dimiliki mesin.
Jawab : P = 417 watt.
N
FI
VI- 27
Fisika Dasar