Anda di halaman 1dari 105

BESARAN, DIMENSI & SATUAN

dan Matematika Pendahuluan)

(Quantities, Dimension & Units)

BAB I

Capaian Pembelajaran pada Bab I

Mahasiswa mampu menyelesaikan soal besaran

fisika, satuan dan dimensi berdasarkan

standard international (MKS), serta matematika

pendahuluan

Deskripsi Singkat Bab I

Membahas konsep dasar fisika tentang

besaran-besaran fisis yang disertai dengan

satuannya, dan dimensi serta matematika

pendahuluan

Pokok Bahasan BAB 1

 Pengertian Besaran dan Satuan

 Besaran Pokok dan Besaran Turunan

 Dimensi

 Rumusan dimensi untuk berbagai persamaan

 Pengukuran

 Matematika Pendahuluan

1. Fungsi

2. Diferensial dan Integral

3. Vektor

Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan


dalam nilai satuan-satuan tertentu.

Contoh : Mengukur massa sebuah benda.

Massa disebut besaran karena dapat

diukur.

Contoh lain adalah mengukur volume

sebuah benda. Volume disebut besaran

karena dapat diukur

Deskripsi Kualitatif

Gadingnya : Panjang

Lebih tinggi daripada orang

Tenaganya : Kuat

Deskripsi Kuantitatif

Tinggi : 2,5 meter

Massa : 4 Ton

Panjang : 5 meter

Emosinya Labil ; Kulitnya Kasar

Warnanya Coklat;

Besaran Non-Fisis

(Tak Terukur)

Besaran Fisis

---> BESARAN

Bagaimana Cara Mendefinisikan suatu Besaran ?

Perak

Anak

Timbangan
Cara yang digunakan adalah dengan

menggunakan timbangan. Berapa anak

timbangan yg diletakkan sehingga seimbang

dengan berat perak.)

Hasilnya:

Massa perak = 3 kali massa anak timbangan 5 gram sehingga

massa perak adalah 15 gram

Massa Perak?

Definisi: Jumlah materi yang

dikandung perak

Berapa? Cara Mengukur?

Ada besaran yang dapat didefinisikan hanya dengan

menggambarkan bagaimana cara mengukurnya.

Massa perak = 3 kali massa anak timbangan

Panjang Meja = 2 kali panjang jengkal

Ada besaran yang dapat didefinisikan dengan cara

menggambarkan bagaimana menghitungnya dari

besaran-besaran lain yang dapat diukur.

Definisi = Jarak tempuh / waktu tempuh

 Besaran Fundamental (Besaran Dasar/Pokok)

Besaran yang berdiri sendiri dan tidak diturunkan dari besaran yang lain.

Contoh: panjang, waktu, massa.

 Besaran Turunan

Besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Ex. Luas, volum, massa jenis

zat.
 Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk

menyatakan ukuran besaran

 Misalnya : meter (m), detik, kilogram (kg)

SATUAN

Nilai suatu besaran fisis dinyatakan dengan

Massa (perak) = 3 anak timbangan

Panjang (meja) = 2 jengkal

Satuan panjang yang lain: Spidol, Jengkal, Kaki, …

AKIBATNYA:

- Satuan menjadi terlalu banyak

- Banyak versi

- Tidak Bermanfaat

- Menimbulkan Kekacauan

SEHARUSNYA :

- Definisi Yang Sama

- Bermanfaat

- Diterima Semua Orang

KESEPAKATAN

- Perlu Ditetapkan STANDAR (Disepakati NAMA Dan DEFENISI)

- Tidak Semua Besaran Perlu Standar ( Karena Jumlah Besaran

Sangat Banyak )

- Hanya Besaran Dasar Saja Yang Perlu Dibuat Standarnya

- Bureau International des Poids et Mesures (BIPM) -

- Internasional Buerau of Weight and Measures -

- Biro Berat dan Ukuran Internasional -


di Sevres Perancis

Siapa yang menetapkan standar & Satuan?

Besaran Waktu

Waktu adalah selang antara

dua kejadian atau dua

peristiwa

Misalnya

Waktu Siang

= sejak matahari terbit hingga

matahari tenggelam

Waktu hidup

= sejak dilahirkan hingga

meninggal.

Segala sesuatu yang berulang

secara periodik

contoh: rotasi bumi, revolusi

bumi

Alat Ukur Waktu

Jam Atom (Atomic Clock):

1 detik ≡ waktu yang diperlukan untuk

mencapai 9.192.631.770 kali periode osilasi

dari atom cesium)

Evolusi Satuan Panjang

1960:

1 meter ≡ jarak antara dua garis pada batang yang terbuat dari
campuran platinum-irridium yang disimpan pada kondisi tertentu

di BIPM

1 meter ≡ 1.650.763,73 kali panjang cahaya orange-red yang

dipancarkan dari lampu krypton-86 (86Kr)

Sejak 1983

1 meter ≡ jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa dalam

waktu 1 / 299.792.458 detik.

Dengan definisi terakhir ini maka kecepatan cahaya di ruang hampa

ditetapkan menjadi 299.792.458 m/s

Evolusi Satuan Massa

1 kg =

Massa suatu silinder yang terbuat dari campuran

platinum-iridium yang disimpan di kantor BIPM di kota

Sevres, dekat Paris, Perancis.

Sistem satuan yang digunakan ilmuwan diseluruh

dunia disebut “The Metric System”.

Pada tahun 1971 ditetapkan 7 Besaran Dasar yang

dikenal secara resmi sebagai “International System”

atau SI (Le Systéme Internasional d’Unites).

Besaran dan satuan yang digunakan dalam SI *

International System (SI) Sistem Internasional (SI)

Quantities Units Symbol Besaran Satuan Dimensi

mass kilogram kg massa kilogram

(kg)

M
length meter m panjang meter (m) L

time second s waktu detik /

sekon (s)

Electric Current ampere A Arus

Listrik

Ampere

(A)

Temperature kelvn K Temperatu

Kelvin (K) K

Amount of

substance

mole mol Jumlah Zat mol (mol) N

Light Intensity candela Cd Intensitas

Cahaya

Candela

(cd)

* Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971

Gaussian System (cgs) Sistem Gaussian

Quantities Units Besaran Satuan

mass gram (g) massa gram

length centimeter (cm) panjang sentimeter


time second (s) waktu detik / sekon

British Engineering System Sistem Inggris

Quantities Units Besaran Satuan

mass slug massa slug

length foot (ft) panjang kaki

time second (s) waktu detik

Besaran Satuan Dimensi

kecepatan m/s LT-1

Percepatan m/s2 LT-2

Gaya Newton M LT-2

Usaha

Energi

Kalor

Joule (kg m2/s2) M L2 T-2

daya watt M L2 T-3

Tekanan Pascal (N/m2) M L-1 T-2

Potensial Listrik volt M L2 T-3I-1

Hambatan Ohm M L2 T-3I-2

Konversi Satuan

Ada beberapa sistem berbeda yang

dipakai di dunia

Misalnya: SI  British

Mengapa diperlukan?

Dimensi objek jauh lebih besar daripada dimensi alat ukur

(kurang praktis)
Misalnya: mengukur panjang jalan dengan satuan cm

mil <-------> km

cm ----> km

Analisis Dimensi

 Besaran-besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika

besaran-besaran tersebut mempunyai dimensi yang sama.

 Besaran-besaran pada kedua sisi persamaan harus memiliki

dimensi yang sama.

12

x v t at   o 2

Apakah persamaan berikut benar secara dimensi?

Persamaan menyatakan jarak (x) yang ditempuh oleh

suatu mobil dalam waktu (t) jika mobil mulai dari

kecepatan awal vo dan bergerak dengan percepatan

tetap tetap a.

Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat

diperlakukan sebagai besaran aljabar,

12

xvtato2



L T T   T L L         T 2     2



L T T   T L L         T 2     2

LLL

Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka persaamaan ini
benar secara dimensi

Catatan:

Walaupun analisis dimensi

sangat berguna tetapi

mempunyai batasan, yaitu

tidak dapat menjelaskan

konstanta numerik yang ada

dalam persamaan.

Persamaan yang benar

secara analisis dimensi

belum tentu benar secara

fisis.

Matematika Pendahuluan

Matematika merupakan alat untuk membahasakan arti

dari suatu fenomena alam dalam fisika. Sebagai dasar

dari pengetahuan Fisika diberikan matematika dasar

untuk menerangkan arti dari suatu Besaran fisika.

Contoh matematiak pendahuluan yang diberikan adalah

fungsi-fungsi Dasar dalam matematika, differential

integral dan analisi vektor

Fungsi dasar

Fungsi Bentuk Grafik

Linier :

y=a+bx

Eksponensial :
y = a ex

Logaritmik :

y = ln x

Trigonometrik :

y = sin x

y = cos x

ya

ya

-1

Cos x

sin x

Differensial

f(x) F(x) = df(x)/dx Dalil f(x) F(x) =

df(x)/dx

Dalil

C (konstan) 0 1 f(g(x))

(df/dg)(dg/dx

), dalil rantai
6

Xn

n xn-1, n adalah

konstanta

2 sin x ; sin f(x)

cos x ; f’(x)

cos f(x)

a f(x)

a f’(x), a adalah

konstanta

3 cos x ; cos f(x)

-sin x ; -f(x)

sin f(x)

f(x) + g(x) f’(x) + g’(x) 4 ln x; ln f(x)

1/x ; 1/f(x)

f’(x)

f(x) . g(x) f’(x)g(x) + f(x)g’(x) 5 ex ; ef(x) ex ; f’(x) ef(x) 10

Integrasi

 f (x)dx  F(x)  C Dalil  f (x)dx  F(x)  C Dalil

 x n dx (1/(n+1))x n  -n+1 1 + C, 11  e x dx ex + C 17

 dx

1x
ln (x) + C 12  a e bx dx (a/b) ebx + C 18

 cos x dx sin x + C 13  a f(x) dx a f(x) dx 19

 cos (ax) dx (1/a) sin (ax) + C 14  [g(x) + f(x)] dx  g(x) dx + f(x) dx 20

 sin x dx -cos x + C 15  u(x) dv(x) uv   v du 21

 sin (ax) dx -(1/a) cos (ax) + C 16

1. Jika usaha merupakan besarnya gaya yang diberikan untuk

memindahkan suatu benda dan energi kinetik sebagai

kemampuan yang dimiliki benda untuk bergerak

berdasarkan kelajuannya, maka tentukanlah dimensi dari

kedua besaran tersebut.

2. Diketahui konstanta planck (h=6,63x10-34 Js) dan

konstanta coulomb (k=9x109 Nm2/C2), tentukanlah :

satuan SI dan dimensi kedua konstanta .

3. Buktikan persamaan berikut memiliki satuan dan dimensi

yang sama. (a) Ep=mgh; (b) Ek=(1/2)mv2; (c) W=Fx; (d)

Q=mct dengan satuan c adalah J/mol.K

4. Jika MaLbTc berapakah nilai a,b dan c untuk masing-masing

besaran turunan berikut : daya, tekanan, debit.

5. Mengapa gaya, kecepatan dan usaha termasuk besaran

vektor?

Capaian Pembelajaran pada Bab 2

Deskripsi Singkat Bab 2

Membahas tentang kinematika gerak benda pada


gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah

beraturan, gerak dengan kcepatan constant, gerak

jatuh bebas, gerak dua dimensi (gerak parabola

dan melingkar beraturan).

Pokok Pembahasan

Kecepatan dan percepatan

2. Gerak dengan kecepatan konstant

3. Gerak satu dimensi (gerak lurus, dan

gerak jatuh bebas)

4. Gerak Parabola

5. Gerak melingkar beraturan

rij

rijk

rrr

()

()()

00

zz

xxyy

xyz








Perpindahan

Posisi akhir:

Posisi awal: r0  x0i  y0j z0k

r  xi  yj zk

ijk

rrr

zt

yt

xt

ttt












0

Vektor kecepatan rata2

lt





selang waktu

panjang lintasan

Laju rata-rata

vijk

vrijk

xyz

vvv

dt

dz

dt

dy

dt

dx

dt

t
Lim







 0

Vektor kecepatan sesaat

KECEPATAN

tt





vv

a0

aijk

aijk

vv

xyz

xyz
t

aaa

dt

dv

dt

dv

dt

dv

dt

Lim







 0

PERCEPATAN

Vektor percepatan

rata-rata

Vektor percepatan

sesaat
Bila kelajuan melambat, maka laju sesaat menurun.

Jika mobil diperlambat apakah berarti

percepatannya negatif ?

PERLAMBATAN dan PERCEPATAN NEGATIF

GERAK 1 (SATU)- DIMENSI

00

00

Percepatan sesaat :

Percepatan rata - rata :

Kecepatan sesaat :

selang waktu yang ditempuh

panjang lintasan yg ditempuh

Laju rata - rata :

Kecepatan rata - rata :


Perpindaha n : arah : atau -

dt

dx

dt

dv

vt

tt

vv

dt

dx

lt

xt

tt

xx

xxx


















GERAK DENGAN PERCEPATAN KONSTAN (1 D)

x v v  t

vvaxx

x x v t at

x x v at dt

vvatt

v v adt

tt

4)

3)2()
2)()

()

1)

20

20

12

00

00

00













Persamaan Gerak dalam Kinematika


Contoh 1: Sebuah truk polisi bergerak ke kiri sepanjang lintasan.

Truk berada di x

1 = 277 m pada saat t1 = 16,0 s dan berada di x2 = 19

m saat t

2 = 25,0 s. Berapakah kecepatan rata-rata pelari?

Jawab

x = x

2 – x1 =19 m – 277 m = -258 m

t = t

2 – t1 = 25,0 s – 16,0 s = 9,0 s.

maka

v = (x /t) = (-258m) / (9,0s) = -29 m/s.

Contoh 2: Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh fungsi

x(t)= 0,1 t3, dengan x dalam meter dan t dalam detik. Hitunglah;

Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 5 s

Kecepatan pada saat t = 4 s

Percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 5 s

Percepatan pada saat t = 4 s

Jawab.

x(t = 5s) = 0,1 (5)3m = 12,5m dan x(t = 3s) = 0,1 (3)3m = 2,7m,

maka:

x(t = 4s) = 0,3(5)2 =7,5m/s dan vx(t =3s) = 2,7 m/s, maka

GERAK JATUH BEBAS

y v v  t
vvayy

yyvtat

y y v a t dt

vvat

v v a dt

yy

yyy

yy

yy

yy

yy

4 ).

3 ). 2 ( )

2 ). ( )

1).

20

20

12

00
0

00















a gj

y

Arah x

x v v  t

vvaxx

xxvtat

x x v a t dt

vvat

v v a dt

xx

xx

xx

t
t

xx

xx

xx

2()

()

20

20

12

00

00












y v v  t

vvayy

yyvtat

y y v a t dt

vvat

v v a dt

yy

yyy

yy

yy

yy

yy

2()

()

20

0
20

12

00

00















Arah y

( 0, )

00

a v tetap

xxvt

vv

xx
x

xx





()

22

12

00

a g tetap

v v gy

y y v t gt

v v gt

yy

yy








Persamaan Gerak

Dalam Arah Horisontal

Persamaan Gerak

Dalam Arah Vertikal

PG = vPT + vTG

PG: Kecepatan Penumpang relatif thd Tanah

PT: Kecepatan Penumpang relatif thd Kereta

TG: Kecepatan Kereta relatif thd Tanah

Contoh 3: Sebuah bola ditendang sehingga memiliki kecepatan awal 20,0 m/s dan

membentuk sudut 37,0o, hitunglah:

a) Tinggi maksimum bola,

b) Waktu lintasan bola hingga menyentuh tanah,

c) Jarak horizontal bola menyentuh tanah,

d) Vektor kecepatan pada tinggi maksimum , dan

e) Vektor percepatan pada tinggi maksimum

Jawab

xo = vo cos 37o = (20 m/s)(0,799) = 16,0 m/s

yo = vo sin 37o =(20 m/s)(0,602) = 12 m/s

Pada tinggi maksimum vy = 0


v

y = vyo – gt, maka t = vyo/g = 12 / 9,8 =1,22 s

y = vyot – (½) gt2 = (12)(1,22) - ( ½)(9,8)(1,22)2 =7,35 m

atau y = (vyo2 - vy2)/(2g)=[(12)2 - (0)2] / 2(9,8) = 7,35 m

Pada saat ditendang yo = 0, setelah menyentuh tanah kembali y = 0, maka

y = yo + vyot – (½)gt2

0=0+v

yot – (½)gt2, maka t = (2vyo)/g = [(2)(12)]/ 9,8 = 2,45 s

Jarak horizontal x = x

o + vxot, dengan xo = 0

X=v

xot = (16,0 m/s)(2,45 s) = 39,2 m

Pada titik tertinggi, v = vx + vy , dengan vy = 0

v=v

x = vxo = vo cos 37o =16,0 m/s

a = -g = -9,8 m/s2

Posisi sudut θ dinyatakan dalam radian (rad)

Vektor perpindahan sudut: ∆ θ = θ 2 − θ1

Vektor kecepatan sudut rata2: <ω > = (θ 2 − θ1)/(t2-t1)

Vektor kecepatan sudut sesaat: ω = dθ / dt

Vektor percepatan sudut rata2: <α > = (ω 2 − ω1)/(t2-t1)

Vektor percepatan sudut sesaat: α = dω / dt

a
aR

vR

sR

tan







Gerak Khusus

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Gerak melingkar dengan laju tetap

vR

Gerak melingkar dengan percepatan tetap

8
22

0,00273 /

(3,85 10 )

(1020 / )

1020 /

(2,36 10 )

2 2(3,14 )( 3,85 10 )

27 ,3hari 24 jam 60 menit 60 detik 2,36 10

ms

ms

ms

Ts








1. Sebuah mobil bergerak sepanjang jalan lurus (arah sumbu x) dengan

kecepatan 54 km/jam. Kemudian sopir menginjak pegas sehingga

setelah 5 detik kecepatan mobil naik menjadi 18 km/jam. Berapakan

percepatan rata-rata mobil?

2. Seorang anak melempar koin lurus ke atas dengan laju sekitar 15 m/s.

(a) Berapa ketinggian yang dicapai koin tersebut? (b) Berapa lama

koin tersebut berada di udara?

3. Dalam sebuah wahana putar di karnaval, penumpang bergerak dengan

laju konstan dalam sebuah lingkaran berjari-jari 4,0 m. Mereka

menyelesaikan satu putaran selama 3,0 detik. Berapa percepatan

penumpang?

4. Seorang atlit melakukan lompat jauh meninggalkan tanah dengan

sudut 30 dan melewati 7,80 m. (a) Berapa laju awal atlit tersebut? (b)

Jika laju itu bertambah 5,0 persen saja, seberapa jauh lebihnya

lompatan tersebut dibandingkan sebelumnya?

1
2

Capaian Pembelajaran pada Bab 3

Mahasiswa mampu memahami, mendefinisikan dan

menggunakan prinsip-prinsip dinamika (Hukum

Newton) untuk menyelesaikan gerak benda pada

bidang datar dan bidang miring.

Deskripsi Singkat Bab 3

Membahas tentang Hukum-Hukum

Newton tentang gerak pada bidang datar

dan bidang miring, gaya aksi dan reaksi,

gaya sentripeatl dan gara gravitasi

Pokok Pembahasan Bab 3

1. Hukum pertama Newton

2. Hukum kedua Newton

3. Hukum ketiga Newton

4. Gaya gesekan

5. Gaya pegas

6. Gaya sentripetal

DINAMIKA :

Bagaimana gaya – gaya

dapat menyebabkan gerakan

Penyebab gerak Gerakan

Apakah gerobak yang ditarik selalu bergerak ???


FISIKA

DILIHAT BENDANYA

DINAMIKA PARTIKEL DINAMIKA BENDA TEGAR

Tak ada permasalahan

titik tangkap gaya

Letak titik tangkap gaya

harus digambar dengan tepat

FF

Translasi Translasi + Rotasi

WW

Benarkah pernyataan-pernyataan di bawah ini ? Jelaskan !

a. Jika sebuah benda tidak bergerak berarti tidak ada

gaya

yang bekerja pada benda itu.

b. Gerakan sebuah benda selalu dalam arah gaya

resultan.

c. Pasangan gaya aksi reaksi tidak pernah bekerja


pada

benda yang sama.

d. Massa sebuah benda bergantung pada lokasinya.

e. Besar pasangan gaya aksi reaksi akan sama besar

hanya

jika benda tidak dipercepat.

Sebuah benda tetap diam atau

tetap bergerak lurus dengan

kecepatan konstan, kecuali ada

gaya luar yang bekerja padanya

HUKUM PERTAMA NEWTON

Hukum Inersia

HUKUM KEDUA N E W T O N

 F  ma 

Gaya Penggerak Gerakan

APLIKASI :

• pilih massa m ( bisa 2 atau 3 benda )

• gambar gaya – gaya pada m terpilih:

diagram gaya

• lakukan penjumlahan gaya F

FISIKA

9
Sebuah sedan mendorong sebuah truk yang mogok.

Massa truk jauh lebih besar dari massa sedan.

Pernyataan mana di bawah ini yang benar ?

a. Sedan memberi gaya pada truk, tetapi truk tidak memberi gaya pada sedan.

b. Sedan memberi gaya yang lebih besar pada truk, dibandingkan gaya truk pada
sedan.

c. Gaya yang diberikan sedan pada truk sama besarnya dengan gaya yang diberikan

truk pada sedan.

d. Truk memberi gaya yang lebih besar pada sedan, dibandingkan gaya sedan pada
truk.

e. Truk memberi gaya pada sedan, tetapi sedan tidak memberi gaya pada truk.

SOAL 1

10

HUKUM KETIGA NEWTON

CIRI – CIRI PASANGAN AKSI – REAKSI

• sama besar

AKSI-REAKSI

• berlawanan arah

• bekerja pada 2 benda berbeda

11

Apakah gerobak yang ditarik selalu bergerak ???

DIAM

Lurus v konstan

BERGERAK

STATIKA DINAMIKA
F0

Fma

a=0

12

Gaya – gaya yang mungkin ada :

- Gaya luar yang diberikan

- Gaya berat W

- Gaya tali T

- Gaya normal N

- Gaya gesek f

- Gaya sentripetal

• pilih massa m ( bisa 2 atau 3 benda )

• gambar gaya – gaya pada m terpilih:

diagram gaya

• lakukan penjumlahan gaya F

Aplikasi :

13

GAYABERATW

• gaya tarik bumi pada benda

• menyebabkan benda jatuh ke tanah

• ada massa m

• arah selalu vertikal ke bawah

• w = m g ( g = 10 m/s2 )
m

FISIKA 14

GAYA TEGANG TALI T

• Ada tali

• Tali tegang ( tidak kendor )

• Bila tali tak bermassa, T di ujung – ujung tali

sama besar

• Pada katrol tak bermassa, T di kiri kanan katrol

sama tali tak membuat katrol berputar

FISIKA

15

T1 W

W=T

3 = T2+ Wt

Massa tali diabaikan


W

t=0

3 = T2

T di ujung tali tak bermasa

sama besar

: pasangan aksi - reaksi

Mana pasangan W dan T3 ?

back

1 = T2

FISIKA

16

T1 2

Katrol tak bermassa;

katrol licin

Katrol tak berputar

( Tali numpang lewat )

1 = T2

17

GAYA NORMAL N

- benda bertumpu pada benda lain

- reaksi gaya tekan


- arahnya selalu tegak lurus

permukaan yang ditekan

18

DIAM

W cos α

N=W

N = W cos α

N=W

BERGERAK

FISIKA

19

GAYA GESEK

Permukaan Kasar

Kinetik

bergerak

-f

k = µk N
Statik

diam

-f

s≠sN

-f

s = gaya pendorong

- tepat akan bergerak :

( fs ) maks= s N

- berlawanan arah

gerak benda

- berlawanan kecenderungan

arah gerak

FISIKA

20

GAYA SENTRIPETAL

Agar benda bergerak melingkar,

sesuatu harus menyebabkannya

bergerak melingkar

21

22

KINEMATIKA GERAK MELINGKAR :

SELALU ADA

vR

2
R

R = m aR = m

2vR

GAYA – GAYA MANA YANG BERKONTRIBUSI ???

PERSOALANNYA :

HUKUM II NEWTON :

GAYA SENTRIPETAL

FISIKA

23

Sebuah mobil 2000 kg melintasi suatu jembatan yang jari-jari

kelengkungannya (R)160 m.

a. Gambar gaya-gaya pada mobil ketika mobil itu tepat berada

di puncak jembatan !

b. Berapa kecepatan mobil di puncak jembatan agar mobil

tepat tidak menyentuh jembatan (tidak ada gaya yang

diberikan mobil pada jembatan) ? Nyatakan dalam km/jam !

24

DA

30o
Sebuah bandul yang terdiri dari batu bermassa 2 kg dan tali

sepanjang 2 m diputar vertikal, seperti terlihat pada

gambar. Laju beban dijaga konstan sebesar 10 m/s.

Tentukan tegangan tali pada saat :

batu di titik A, B C dan D

SOAL

37o

Newton

25

Dua bah benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 3 kg dihubungkan dengan


tali

melalui sebuah katrol licin (massa tali diabaikan). Jika percepatan gravitasi bumi
ditempat

itu 10 ms, maka besarnya tegangan tali adalah ….

a. 20 N

b. 21 N

c. 22 N

d. 23 N

e. 24 N

jawab: E

Sebuah balok diletakkan di atas bidang miring dengan kemiringan 60º. Massa balok

4 kg. jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s². maka gaya normal bidang terhadap

balok sebesar ....

a. 10 N d. 30 N

b. 20 N e. 50 N

c. 25 N
jawab: B

N = w.cosθ = 40.cos 60 = 40 . ½ = 20 N

Newton

26

a=

F -T + T –

fk

a=

100 - µk.

m.g

a=

100 – 0,2.

20.10

20

Perhatikan gambar berikut!

Jika besar gaya F sebesar 100 N. Hitung percepatan dan tegangan tali sistem diatas.
Jika:

a. Lantai licin

b. Lantai kasar dengan µk = 0,2

Pembahasan / penyelesaian

a. Lantai licin

Mencari percepatan pada lantai licin dengan hukum Newton II:

a = ΣF / m = 100 / 20 = 5 m/s2
mencari tegangan tali pada lantai licin dengan hukum Newton II:

cara 1:

tinjau banda 1

ΣF = m . a T = m

1 . a= 10 . 5 = 50 N

Atau cara 2:

Tinjau benda 2

ΣF = m . a F – T = m

2 . a 100 – T = 10 . 5 T = 100 – 50 = 50 N

b. Lantai kasar

Mencari percepatan pada lantai kasar dengan hukum Newton II:

a = 60 / 20 = 3 m/s2

mencari tegangan tali dengan hukum Newton II:

cara 1:

tinjau benda 1

ΣF = m . a T – fk1 = m

1 . a T - µk . m1 . g = 10 . 3

T – 0,2 . 10 . 10 = 30 T – 20 = 30 T = 50 N

cara 2:

Tinjau benda 2

ΣF = m . a F – T – fk

2 = m2 . a 100 – T - µk . m2 . g = 10 . 3 100 - T – 0,2 . 10 . 10 = 30 T = 50N

27

Sebuah bola 150 gram terikat di ujung sebuah tali yang

diputar secara beraturan membentuk lingkaran horisontal


dengan radius 0,6 m.

Bola membuat 2 putaran per detik.

Hitung gaya tegang tali ! (Abaikan massa tali)

SOAL

BAB 4

Kerja dan Energi

Capaian Pembelajaran pada Bab 4

Mahasiswa mampu, memahami, mendefinisikan,

dan merumuskan kerja dan energi, hukum

kekekalan energi yang diturunkan dari hukum

newton dan gaya konservatif.

Deskripsi Singkat Bab 4

Membahas dan mendiskusikan aplikasi

hukum-hukum Newton pada perumusan

kerja dan energi.

Kerja dan

Energi

Gaya

Konservatif

HK. Kekekalan

Energi

Pokok Bahasan Bab 4


• Persoalan gerak yang melibatkan gaya konstan

 Dinamika

• Persoalan gerak yang melibatkan gaya yang

tidak tetap:

– F(x)  Usaha dan Energi

– F(t)  Momentum

Apakah kerja (usaha) itu?

• Orang memindahkan bangku dari satu tempat

ke tempat lain

• Mesin traktor memindahkan tanah

• Semut membawa makanan

• Orang, mesin traktor dan semut melakukan

usaha/kerja (mekanik)

• Dua komponen yang harus ada dalam

usaha/kerja:

– pelaku yang memberikan gaya pada benda

– dan perpindahan benda

Usaha

• Usaha adalah suatu

besaran skalar yang

diakibatkan oleh gaya

yang bekerja sepanjang

lintasan








21

21

2121

12

()()()

()

F s dx F s dy F s dz

WFsds

xyz

ds

USAHA OLEH GAYA KONSTAN

FF

q cos q
s

Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan

sebagai hasil kali komponen gaya pada arah pergeseran

dengan panjang pergeseran benda.

W  (F cosq )s

W  Fs

mg

W f   fs cos(1800)  1

Usaha oleh gaya F :W  Fscosq

Usaha oleh gaya gesek f :

Usaha oleh gaya normal NW : N  0

Usaha oleh gaya berat mg :  0

Wmg

Mengapa ?

Usaha total

W  Fscosq  fs

Usaha oleh Gaya yang Berubah


Fx

Dx

Fx

Fx

Luas =DA =F

xDx

DW = F

xDx

D

fi

xx

W Fx x

ix

ix

Usaha

f

xi

W x Fxdx

D
D

fi

xx

W lim F x

Usaha sebagai Luas

Wg Ds

W = F * Ds

dW = F(s) d s



21

()

xx

W F x dx

APAKAH ENERGI ITU?

Energi

Kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja

Bentuk dari energi:

 Energi kinetik

 Energi potential: gravitasi, pegas, listrik

 Panas
 dll

Energi ditransfer kepada benda  Usaha positif

Energi ditransfer dari benda  Usaha negatif.

• ENERGI KINETIK: energi yang terkandung dalam objek

yang bergerak

– Palu digerakkan agar mempunyai energi kinetik sehingga ketika

palu mengenai paku, palu dapat melakukan kerja terhadap paku

sehingga paku dapat menancap pada dinding

• ENERGI POTENSIAL: energi yang terkandung dalam

suatu sistem/benda karena konfigurasi sistem tersebut

atau karena posisi benda tersebut

– Untuk menancapkan tiang-tiang pancang pada pekerjaan

konstruksi bangunan, beban ditarik ke atas kemudian dilepaskan

sehingga menumbuk tiang pancang,

Bentuk Energi

• Energi listrik: energi potensial elektromagnetik

dan energi kinetik elektron yang mengalir pada

penghantar dan pada peralatan listrik

• Energi kimia: energi potensial elektromagnetik

dan energi kinetik pada atom dan molekul

• Energi dalam gas ideal: energi kinetik partikelpartikel gas ideal

• Energi nuklir: energi potensial inti (kuat dan

lemah) dalam bentuk energi ikat inti atau massa

(dari kesetaraan massa dengan energi)


Satuan Usaha dan Energi

Gaya  Jarak = Usaha

N.m (Joule) Dyne-cm (erg)

= 10-7 J

BTU = 1054 J

calorie = 4.184 J

foot-lb = 1.356 J

eV = 1.6x10-19 J

mks cgs Lainnya

Newton 

[M][L] / [T]2

Meter = Joule

[L] [M][L]2 / [T]2

Usaha dan Energi Kinetik

• Jika gaya F selalu tetap, maka percepatan a akan

tetap juga, sehingga untuk a yang tetap:

Dx

1 v2

21

22
21

21

21

21

21

21

12

()

mv dv mvdv mv mv mv

dt

ds

ds mdv

dt

dv

WFsdsm












ENERGI POTENSIAL GRAVITASI BUMI

• Benda bermassa m dibawa ke atas oleh

gaya F melawan gaya gravitasi

sehingga benda tersebut selalu dalam

kesetimbangan.

• Kerja oleh gaya F :

– WF= F h = mgh

• Kerja oleh gaya gravitasi:

– Wg = - mgh

• Energi Potensial Gravitasi bumi:

– EP = mgh

mg

Negatip dari kerja oleh gaya gravitasi bumi

menghasilkan perubahan energi potensial

gravitasi bumi

Teorema Usaha – Energi kinetik


Usaha yang dilakukan pada benda akan

mengakibatkan perubahan energi kinetik dari

benda tersebut

WK

net  D  K 2  K1 2 2 12

12

12

 mv  mv

Usaha yang dilakukan oleh Gaya

Konservatif

Tidak dibergantung kepada lintasan yang diambil

12

21

Sehingga:

• Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif sebanding

dengan negatif perubahan energi potensialnya

• Gaya konservatif adalah minus gradient dari energi

potensialnya

W11  W1 2  W 21   F  (s)  d s   0

W W F s W PE
1 2   21  k ( )    

Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi

•W

g = F ∆s = mg Ds cos q

= mgDy

Wg

= mgDy

hanya bergantung pada Dy !

Ds

mg

Dy

mq

Usaha yang dilakukan pada Pegas

Pada pegas akan bekerja gaya sbb:

F   k x F(x) x2

-kx

Posisi awal

F=-kx

1
F=-kx

Pegas (lanjutan…)

F(x) x

-kx

s2212

12

12

()

()

21

21

21

kxx

kx

kx dx

W F x dx
xx

xx

xx







Energi

Potensial

Pegas

BAGAIMANA MEKANISME

PERUBAHAN BENTUK ENERGI?

• KERJA OLEH GAYA-GAYA DAPAT MERUBAH

BENTUK ENERGI

• INTERAKSI DAPAT MERUBAH BENTUK ENERGI

• Contoh: PLTA

– Air sungai di tempat yang tinggi mempunyai energi potensial

yang besar

– Jika air sungai mendapati terjunan, maka gaya gravitasi

merubah energi potensial air terjun menjadi energi kinetik

– Ketika air terjun ini menumbuk turbin, maka kerja oleh gaya

tumbukan ini merubah enrgi kinetik air terjun menjadi energi


kinetik turbin

– Kerja oleh turbin yang membawa kumparan untuk berputar

merubah energi kinetik turbin menjadi energi listrik

Daya

Daya adalah laju perubahan usaha

yang dilakukan tiap detik

cosq

dt

dW

Fv

Fv

dt

Fds

Daya



Dr

Satuan SI dari daya


1 W = 1 J/s = 1 N.m/s1

1 W = 0.738 ft.lb/s

1 horsepower = 1 hp = 746 W

Tugas di kelas

Tugas di kelas

3. Tiap mesin dari dua mesin jet pesawat Boing 767

menghasilkan sebuah gaya dorong (ke depan) sebesar

197 kN. Ketika pesawat itu terbang pada laju 900

km/jam berapa tenaga kuda yang dihasilkan tiap

mesin (1 hp = 746 W)?

4. Air terjun yang tingginya 100 m mengalirkan air

sebanyak 1200 m3 air tiap 2 sekon. Tiga per empat

energi kinetik air ketika jatuh diubah menjadi energi

listrik oleh generator hidrolistrik. Jika g = 10m/s2, daya

keluaran (output) generator tersebut adalah

(5-1) p  mv

px  mvx

py  mvy

pz  mvz

(5-2)

Hukum Newton II :

dt
dp

F  (5-3)

Laju perubahan momentum

Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada

gaya yang bekerja pada benda tersebut ?

(5-4) dp  Fdt

Impuls

Momentum Linear :

f

ti

(5-5) p p f pi t Fdt

Impuls :

I   f F  p

ti

(5-6) dt

Impuls suatu gaya F sama dengan

perubahan momentum benda.

Teorema Impuls-Momentum

i tf

F   1ttt i f Fdt (5-7)

Gaya rata-rata :
Untuk F konstan :

I  p  Ft (5-9)

I  p  Ft (5-8)

CONTOH SOAL

CONTOH SOAL

Sebuah bola sepak mempunyai massa 0,40 kg.

Awalnya, bola itu bergerak ke kiri pada 20 m/s,

tetapi kemudian ditendang dengan kecepatan

sebesar 30 m/s pada arah 45o ke kanan atas

(lihat gambar). Carilah impuls dari gaya total

dan gaya total rata-rata, asumsikan waktu

tumbukan ∆t = 0,010 s.

CONTOH SOAL

KEKEKALAN MOMENTUM LINIER

UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL

p1 = m1v1

p2 = m2v2

p1

p2

21
F

12

dt

12

F

dt

21

F

F12  F21 

F12  F21

Hukum Newton III

120

dt

dt

dp p

(p1  p2)  0

dt
d

konstan

P  p1  p2  (9-10)

P ix  Pfx P iy  Pfy P iz  Pfz

P  p1  p2

Momentum partikel di dalam

suatu sistem tertutup selalu tetap

Hukum kekekalan momentum

m1v1i  m2v2i  m1v1 f  m2v2 f (9-11)

p1i  p2i  p1 f  p2 f (9-12)

TUMBUKAN

++

12

21

He4

12 F

21

1m

2
Interaksi antar partikel yang berlangsung

dalam selang waktu yang sangat singkat Gaya impulsiv

Diasumsikan jauh lebih besar

Kontak langsung dari gaya luar yang ada

Proses hamburan

12

21

2

2 1 21

p t F dt

dt

dp

F  (9-3)

2

1 1 12

p t F dt

F12  F21

Hukum Newton III

p1  p2
0

p1  p2 

(p1  p2)  0 P  p1  p2  konstan

Pada setiap tumbukan jumlah momentum sistem

sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan

jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan

Hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap tumbukan

Klasifikasi Tumbukan

Tumbukan Lenting Sempurna Berlaku hukum kekekalan momentum

dan kekekalan energi

Tumbukan Lenting Sebagian Energi mekanik berkurang

(tak berlaku hukum kekekalan energi mekanik)

Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu

v2i 1i

m2 1

Sebelum tumbukan

1 + m2

Setelah tumbukan

Hukum kekekalan momentum :

Untuk tumbukan tak lenting sama sekali dalam satu dimensi


m1v1i  m2v2i  (m1  m2)v f (9-13)

12

1122

mm

mvmv

vii



 (9-14)

Untuk tumbukan lenting sempurna dalam satu dimensi

v2i 1i

m2 1

Sebelum tumbukan

1f

Setelah tumbukan

2f

Hukum kekekalan momentum :


m1v1i  m2v2i  m1v1 f  m2v2 f (9-15)

22

22

21

211

21

222

21

211

m v i  m v i  m v f  m v f (9-16)

m1(v1 2i  v1 2f )  m2(v2 2 f  v2 2i )

m1(v1i  v1 f )(v1i  v1 f )  m2(v2 f  v2i )(v2 f  v2i ) (9-17)

m1(v1i  v1 f )  m2(v2 f  v2i ) (9-18)

v1i  v1 f  v2 f  v2i

v1i  v2i  (v1 f  v2 f ) (9-19)

v2 f      m12 m1 m2    v1i      m m1 2  m m2 1     (9-


21)

v1 f      m m1 1   m m2 2    v1i      m1 2 m2 m2     (9-
20)

TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI

1i

m
2

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan

1f

2f

θ2

1f sin θ

1f cos θ

2f cos φ

-v

2f sin φ

Komponen ke arah x : m1v1i  m1v1 f cos  m2v2 f cos (9-24a)

0  m1v1 f sin  m2v2 f sin (9-24b)

Jika tumbukan lenting sempurna : 1 2 m1v1 2i  1 2 m1v1 2f  1 2 m2v2 2 f (9-24a)

RUMUS

 Tumbukan antara 2 benda bergantung pada elastisitas

benda – benda tersebut.


 Besar koefisien elastisitas memenuhi :

dengan 0 ≤ e ≤ 1

e = v2’ – v1’

v2 – v1

 Tumbukan lenting sempurna

1). e = 1

2). Ek sebelum = Ek sesudah tumbukan

 Tumbukan lenting sebagian

1). 0 < e < 1

2). Ek sesudah < Ek sebelum tumbukan

 Tumbukan tidak lenting sama sekali

1). e = 0

2). Ek sesudah < Ek sebelum tumbukan

CONTOH SOAL

Dua glider bergerak berhadapan satu sama

lain pada jalur udara linear licin sempurna.

Sesudah tumbukan, glider B bergerak dengan

kecepatan akhir + 2,0 m/s. Berapa kecepatan

akhir glider A? bagaimana perbandingan

perubahan momentum dan kecepatan dari

kedua glider?

ms

kg

kg m s kg m s kg m s
v

mvmvvm

mvmvvmvmv

AABBBB

AABBAABBA

2,0 /

(0,5 )

(0,50 )(2,0 / ) (0,30 )( 2,0 / ) (0,30 )(2,0 / )

112

11222







kecepatan akhir glider A :

perbandingan perubahan momentum dan kecepatan dari kedua glider :



  (0,30 )( 2,0 / 2,0 / ) 0

(0,50 )(2,0 / 2,0 / ) 0

2121
2121





p p p m v v kg m s m s

p p p m v v kg m s m s

BBBBBB

AAAAAA

( 2,0 / 2,0 / ) 0

(2,0 / 2,0 / ) 0

21

21





vvvmsms

vvvmsms

BBB

AAA

Ternyata perubahan momentum dan perubahan kecepatan kedua glider adalah nol

karena arah gerak dari kedua benda saling berlawanan baik sebelum maupun

setelah tumbukan, dan karena diperoleh besar kelajuan yang sama.

CONTOH SOAL

Gambar disamping memperlihatkan

tumbukan elastik dari dua buah bola di

atas meja gesekan (licin sempurna). Bola A

mempunyai massan mA = 0,500 kg dan


bola B mempunyai massa mB = 0,300 kg.

Bola A mempunyai kecepatan awal 4,00

m/s pada arah x positif dan kecepatan

akhir 2,00 m/s pada arah yang tidak

diketahui. Bola B awalnya dalam keadaan

diam. Carilah laju akhir bola B vB2 dan

sudut α dan β dalam gambar.

Tidak ada gaya luar horizontal (x atau y), maka momentum horizontal total dari

sistem sama baik sebelum maupun sesudah tumbukan. Kecepatan-kecepatan

tidak semuanya terletak sepanjang sebuah garis, sehingga kita harus

memperlakukan momentum sebagai besaran vektor, menggunakan


komponenkomponen dari setiap momentum dalam arah x dan y.

CONTOH SOAL

Kekekalan momentum membutuhkan penjumlahan dari komponen x sebelum

tumbukan harus sama dengan jumlahnya sesudah tumbukan, dan demikian juga

dengan komponen-komponen y-nya. Untuk komponen x (sebelum dan sesudah)

kita dapatkan :

ms

kg

kg m s kg kg m s

mvmvmv

mvmvmvmvv

o
Bx

AAxBBxAAx

AAxBBxAAxBBxBx

1,89 /

3,0

(5,0 )(2,0 / ) (3,0 )(0) (5,0 )(1,0 / )(cos 30 )

112

1122'2







Kekekalan komponen y dari momentum total memberikan

ms

kg

kg kg kg m s

mvmvmv

mvmvmvmvv

By
B

AAyBByAAy

AAyBByAAyBByBy

0,83 /

3,0

(5,0 )(0) (3,0 )(0) (5,0 )(1,0 / )(sin 30 )

112

1122'2









Sesudah tumbukan, bongkahan B bergerak dalam arah x positif dan y negatif

(Gambar-b). Besarnya vB2 adalah :

vmsmsms

B2  (1,89 / )2  (0,83 / )2  2,1 /

Dan sudut arahnya dari sumbu x positif adalah

24 .

1,89 /

0,83 /

arctan o

ms

ms




Pusat Massa Sistem Partikel

PM x

y1

y2

yc

12

1122

mm

mymy

yc



Bagaimana jika massanya lebih dari dua ?

nn
c

mmm

mymymy

 

 

12

1122

Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ?

ii

ym

m1

M
my

ii

 1

my

ii

 1

mx

ii

 1

mz
z

ii

 1

rc  xcˆ i  ycˆ j zck ˆ

mixi mi yi mizi

ijk

ˆˆˆ

mi xi yi zi

(ˆiˆjkˆ)



mM

ii

c

r ri  xiˆ i  yiˆ j zik ˆ

Bagaimana untuk benda pejal (sistem partikel kontinyu) ?

∆m

PM

ii



M
m

ii





lim

  dm

rc M r

  xdm

  ydm

yc

  zdm
M

Gerak Sistem Partikel



dt

1r

mM

ii

dt

Kecepatan : v 

Momentum : Mvc   mivi  p = P

Percepatan :
dt

a

dt

1v

 mi i

Mac   miai  Fi

dt

dP

Fi  0  0

dt

dP

  konstan
P Mvc

CONTOH SOAL

Sistem tiga partikel yang saling dihubungkan dengan

bidang ringan tidak bermasa terletak pada satu sistem

koordinat seperti pada gambar di bawah ini.

Tentukanlah pusat massa sistem

CONTOH SOAL

Jika sebuah pelat berbentuk

seperti terlihat di bawah ini,

tentukanlah titik berat pelat

tersebut.

M+∆m

pi  (M  m)v

v+∆v

∆m

Kecepatan bahan bakar

relatip terhadap roket

v-v

(M  m)v  M (v  v)  m(v  ve)


Mm

v  ve

Untuk interval waktu yang sangat pendek :

Mdv v dm

e

dm  dM

Massa bahan bakar

yang terbakar

Pengurangan

Mdv  vedM massa roket

f

M Mi

dM

vv







if
fie

MM

v v v ln

TUGAS DI KELAS

1. Gaya konstan 500 N diberikan kepada sebuah benda sehingga kecepatannya

berubah dari 20 m/s menjadi 35 m/s. Jika massa benda 2,5 kg, tentukan

besarnya impuls dan lamanya waktu gaya menyentuh bola.

2. Sebuah truk yang massanya 2000 kg dan melaju dengan kecepatan 10 m/s

menabrak pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 s. Hitung gaya rata-rata truk

selama berlangsungnya tabrakan.

3. Sebuah gerbong kereta api mempunyai massa 10.000 kg berjalan dengan laju

24 m/s ke kanan dan menabrak gerbong sejenis yang sedang berhenti. Jika

kedua gerbong itu tersambung akibat bertumbukan, berapa kecepatan

keduanya sesaat setelah tumbukan?

4. Molekul air tersusun dari atom oksigen dan

dua atom hidrogen. Atom oksigen memiliki

massa 16 u dan atom hidrogen erhadap atom

oksigen adalah 96 pm dan satu sama lain

terpisah membentuk sudut 1050C. Carilah

pusat massa molekul air.

BAB 6

MOMENTUM SUDUT DAN ROTASI

BENDA TEGAR

Capaian Pembelajaran pada Bab 6


Mahasiswa mampu memahami, mendefinisikan, dan

merumuskan tentang Torka, kesetimbangan dinamis

dan momentum

Deskripsi Singkat Bab 6

Membahas tentang perkalian

vektor antar posisi dan gaya

(Torka), kesetimbangan dinamis

dan hukum kekekalan

momentum sudut

Pokok Bahasan Bab 6

Torka

Kesetimbangan Dinamis

Momentum Sudut

A. Torsi

1. Pengertian Torsi

Torsi atau momen gaya, hasil

perkalian antara gaya dengan

lengan gaya.

rF





Keterangan:

 = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)

F = gaya (N)

Jika gaya F yang bekerja

pada jarak r arahnya tidak

tegaklurus terhadap sumbu

rotasi putar benda maka

besar torsi pada benda

   Fr sin



Keterangan:

 = torsi (Nm)

r = lengan gaya (m)

F = gaya (N)

 = sudut antara gaya dan sumbu rotasi

putar

Torsi positif Torsi negatif

(ii)

Fr

LATIHAN SOAL

Tentukan momen gaya yang bekerja pada batang di bawah

ini

LATIHAN SOAL
A. Kopel dan Momen Kopel

1. Kopel

Kopel, pasangan gaya-gaya

sejajar tetapi berlawanan

arah yang mengakibatkan

benda berotasi.

Kopel terdiri atas 2 buah gaya

sebesar F dipisahkan oleh

jarak tegak lurus garis kerja

kedua gaya d

2. Momen Kopel

Besarnya kopel dinyatakan dalam momen

kopel, didefinisikan

sebagai perkalian antara

gaya F dengan jarak

kedua gaya d.

M  Fd

Keterangan:

M = momen kopel (Nm)

F = gaya (N)

R = jarak antara kedua gaya (m)

Kopel positif Kopel negatif



i
M (Fidi )



B. Momen Inersia

1. Momen Inersia Partikel

Momen inersia, sebuah

partikel bermassa m yang

melakukan gerak rotasi atau

gerak orbital pada jari-jari

lintasan r adalah

I  mr

Keterangan:

I = momen inersia (kgm2)

m = massa partikel (kg)

r = jari-jari lintasan (m)

Hubungan langsung antara percepatan

sudut  dengan torsi  yang diberikan

adalah

  I

Keterangan:

τ = torsi (Nm)

α = percepatan sudut (rad/s2)

2. Momen Inersia Benda Tegar

Benda tegar, benda yang tidak mengalami perubahan

bentuk atau volume akibat bekerjanya gaya pada


benda tersebut.

Momen Inersia Beberapa Benda

1. Bola bermassa 100 gram dihubungkan dengan seutas tali yang panjangnya 30 cm
seperti pada

gambar. Momen inersia bola terhadap sumbu AB adalah…

Diketahui: Sumbu rotasi adalah AB === Massa bola (m) = 100 gram = 100/1000 = 0,1
kilogram;

Jarak bola dari sumbu rotasi (r) = 30 cm = 0,3 meter

Ditanya : Momen inersia bola (I)

Jawaban:

I = m r2 = (0,1 kg)(0,3 m)2 = (0,1 kg)(0,09 m2) = 0,009 kg m2

2. Batang AB massanya 2 kg diputar melalui ujung A ternyata momen inersianya 8


kg.m2. Bila diputar

melalui pusat O (AO = OB), momen inersianya menjadi….

Pembahasan

Saat batang AB diputar dengan poros A, momen inersianya 8 kg.m2, sehingga panjang

batang R dapat dicari dengan rumus:

I = mR2  8 = 2R2  R2 = 4  R = 2 m

Saat batang AB diputar dengan poros A, massa batang terbagi menjadi dua, demikian
juga jarak

terhadap poros:

= 1 kg ; m

B
= 1 kg ;R

=1m;R

=1m

Dengan demikian, momen inersianya menjadi:

I = ΣmR2 = m

2+m

2 = 1 × 12 + 1 × 12 = 1 + 1 = 2

Jadi, momen inersia pada keadaan tersebut adalah 2 kg.m2 (A).

E. Momentum Sudut

1. Pengertian Momentum Sudut

Sebuah benda bermassa m berotasi pada sumbu tetap

dengan kecepatan sudut  sehingga memiliki momen

inersia I, besar momentum sudutnya:

L  I

Keterangan:

L = momentum sudut (kg m2/s)

I = momentum inersia (kg m2)


 = kecepatan sudut (rad/s)

2. Hukum Kekekalan Momentum Sudut

“Momentum sudut total pada

benda yang berotasi, tetap

konstan jika torsi total yang

bekerja padanya sama dengan

nol.”

I11  I 22

I  konstan

Aplikasi hukum kekekalan momentum sudut

Contoh soal

1. Sebuah partikel yang sedang bergerak rotasi mempunyai

momen inersia 4 kg m2 dan kelajuan sudut 2 rad/s. Jika

kelajuan sudut partikel berubah menjadi 4 rad/s maka

momen inersia partikel berubah menjadi…

2. Partikel bermassa 2 kg mengitari sumbu putar dari jarak

2 meter dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Jika jarak

partikel dari sumbu rotasi berubah menjadi 1 meter,

tentukan kelajuan sudut partikel!

TUGAS KELAS

Sebuah batang yang diabaikan massanya dipengaruhi

tiga buah gaya FA=FC=10 N dan FB=20 N seperti

gambar. Jika jarak AB=BC=20 cm, tentukan torka

masing-masing gaya dan besarnya momen resultan

jika sumbu putar berada pada titik C.


Gaya F1, F2, F3 da F4 bekerja pada batang ABCD

seperti gambar. Jika massa batang diabaikan, maka

nilai momen gaya masing-masing titik gaya dan

momen gaya total jika sumbu putar di titik A.

Tiga buah partikel dengan massa m, 2m, dan

3m dipasang pada ujung kerangka yang massanya

diabaikan. Sistem terletak pada bidang xy. Jika

sistem diputar terhadap sumbu y maka momen

inersia sistem adalah….

Empat buah partikel dihubungkan oleh sebuah batang

yang massanya diabaikan, ditunjukkan menyerupai

gambar di bawah ini. Tentukan momen inersia sistem

partikel bila :

Diputar terhadap poros A ; Diputar terhadap poros B

C. Dinamika Gerak Rotasi

1. Pusat Massa

• Titik pusat massa, titik yang bergerak dalam

lintasan yang sama dengan yang dilewati partikel

jika mendapat gaya yang sama.

• Pusat koordinat titik pusat massa suatu benda

panjang (1 dimensi) ditentukan sebagai berikut.

ii

pm

i
i

mx



ii

pm

my



pm = (Xpm ; Ypm)

2. Gerak Rotasi Benda Tegar

Hukum II Newton untuk

gerak rotasi dapat

dinyatakan sebagai berikut

“ Besar torsi resultan sama

dengan momen inersia dikalikan

percepatan sudut.”

  I
Keterangan:

 = torsi pada benda (Nm)

I = momen inersia benda (kgm2)

 = percepatan sudut benda (rad/s2)

3. Katrol

Dengan anggapan bahwa antara

katrol dengan tali tidak terjadi

selip, torsi resultan pada katrol

adalah

  rT1  rT2

Keterangan:

r = jari-jari katrol (m)

T = tegangan tali (N)

a  r

Hubungan percepatan linier dengan

percepatan sudut gerak rotasi katrol

adalah

Keterangan:

a = percepatan gerak beban (m/s2)

 = percepatan sudut katrol

(rad/s2)

Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas

diperoleh,

mgTma111

Tmgma222
12

122

mm

ag

mm











Hukum II Newton untuk gerak kedua beban m1

dan m2 dapat dinyatakan dengan persamaan

E. Gerak Menggelinding

• Suatu benda yang menggelinding tanpa selip,

melibatkan gerak translasi dan rotasi.

• Hubungan sederhana antara laju linier v dengan

kecepatan sudut  pada benda yang menggelinding

berjari-jari r dinyatakan dengan

v  r

Keterangan:

v = laju linier (m/s)

 = kecepatan sudut (rad/s2)


R = jari-jari (m)

1. Gerak Menggelinding pada Bidang

Horizontal

Gerak translasi silinder:

F  fs  ma

Gerak rotasi silinder:

  I

Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan

oleh gaya gesek statis maka:

  rf s

• Gaya gesek statis

yang terjadi dapat

bervariasi

tergantung pada

besarnya momen

inersia I, percepatan

a, dan jari-jari r

ar

fsI

• Percepatan gerak

translasi silinder dapat

ditulis dalam

persamaan:

m
Ir

Keterangan:

a = percepatan linier (m/s2)

F = gaya penggerak (N)

I = momen inersia (kg m2)

r = jari-jari (m)

m = massa (kg)

• Percepatan translasi silinder

pejal yang menggelinding adalah

Fm

23

• Gerak translasi silinder yang

tidak mengalami selip:

mg sin  fs  ma

2. Gerak Menggelinding pada Bidang Miring

• Gerak rotasi silinder:

ar

I
• Percepatan gerak

translasi silinder:

rm

mg

sin

Percepatan translasi silinder pejal yang

menggelinding tanpa selip sepanjang bidang miring

dengan sudut kemiringan terhadap horizontal Ө

adalah

Keterangan:

a = percepatan gerak translasi (m/s2)

m = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Ө = sudut kemiringan bidang ( °)

I = momen inersia (kgm2)

r = jari-jari (m)

2g sin

a

E. Keseimbangan Benda Tegar


1. Keseimbangan Statis dan Dinamis

• Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika

benda tersebut tidak mengalami percepatan linier

ataupun percepatan sudut.

• Benda yang diam merupakan benda yang berada pada

kesetimbangan statis.

• Benda yang bergerak tanpa percepatan merupakan

benda yang berada pada kesetimbangan dinamis.

2. Syarat Kestimbangan Benda Tegar

F  0

Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah:

a. diam (kesetimbangan statis), dan

b. bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetimbangan dinamis).

  0

Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah:

a. diam (kesetimbangan statis), dan

b. berotasi dengan kecepatan sudut tetap

(kesetimbangan dinamis).

3. Macam-Macam Kestimbangan Benda

Tegar

a. Kesetimbangan Stabil

Ketimbangan stabil,

kesetimbangan yang dialami

benda, dimana jika pada

benda diberikan gangguan


yang mengakibatkan posisi

benda berubah, setelah

gangguan tersebut

dihilangkan, benda akan

kembali ke posisi semula

b. Kesetimbangan Labil

Kesetimbangan labil,

kesetimbangan yang dialami

benda, di mana jika pada benda

diberikan ganguan yang

mengakibatkan posisi benda

berubah, dan setelah gangguan

tersebut dihilangkan maka benda

tidak kembali ke posisi semula.

c. Kesetimbangan Indiferen

Kesetimbangan indiferen,

kesetimbangan yang dialami

benda di mana jika pada benda

diberikan gangguan yang

mengakibatkan posisi benda

berubah, dan setelah gangguan

tersebut dihilangkan, benda

tidak kembali ke posisi semula,

namun tidak mengubah

kedudukan titik beratnya.

Anda mungkin juga menyukai