PENGETAHUAN
MASYARAKAT
MARITIM
OLEH
AVIL MAHRIN D121201001
ARYA SAPUTRA D121201002
ZULFIQRY SAADPUTRA D121201003
FAUZAN ADITHYA ZUCHAIRUL M D121201004
ABDUL MALIK SHODIQIN D121201005
NUR ISLAMIAH RIFAI D121201006
DIMAS PERMANA D121201007
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KELOMPOK 1
Sistem Pengetahuan Masyarakat Maritim
PEMBAHASAN 01 KONSEP PENGETAHUAN
02 SISTEM PENGETAHUAN
MASYARAKAT MARITIM
a). Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah
hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
b). Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya
sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya
sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif.
02
SISEM PENGETAHUAN MASYARAKAT
MARITIM #1
OLEH : ARYA SAPUTRA
SISEM PENGETAHUAN MASYARAKAT
MARITIM
Dilihat dari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat pengetahuan dari
warisan nenek moyangnya yang diwariskan secara turun temurun, misalnya untuk
melihat kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang.
1. Pengetahuan Pelayaran
Pengetahuan pelayaran memiliki pengetahuan tentang musim, kondisi cuaca dan suhu , kondisi dasar, dan
tanda-tanda alam lainnya merupakan hal-hal yang mutlak diperlukan dan diketahui oleh nelayan khususnya.
Dengan berbekal pengetahuan tersebut nelayan mampu menentukan waktu-waktu kegiatan pelayaran yang
efektif dan menjamin keselamatan di Laut. Di Nusantara ini, Masyarakat nelayan memiliki pengetahuan tentang
dua tipe musim yaitu musim barat dan musim timur, yang memiliki pola dan karakteristik masing-masing,
sebagai berikut:
a. Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai dengan Juni ditandai dengan hujan lebat,
angin/badai besar dan arus kuat dari arah barat ke timur. Pada musim ini kemungkinan untuk
melakukan aktivitas pelayaran sangat kurang.
b. Musim timur terjadi pada bulan Juli Desember ditandai dengan angin dan arus gerak lemah
dari timur ke barat. Pada musim ini memberikan peluang besar bagi nelayan untuk melakukan
aktivitasnya secara intensif.
GOLONGAN SISTEM PENGETAHUAN MARITIM
Kategori pengetahuan masyarakat maritim tentang lingkungan dan sumber daya laut berbeda dari satu
kelompok ke kelompok atau komunitas dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai contoh, Nelayan Indonesia
yang memiliki klasifikasi pengetahuan lokal seperti berikut :
- Udang laut. Nelayan pengguna kawasan karang Sulawesi Selatan mengetahui tiga jenis udang/
lobster merupakan komoditi ekspor andalan, yaitu udang mutiara, udang bamboo, dan udang kipas.
- Teripang. Nelayan pulau Sembilan mengenal kurang lebih 20 jenis teripang, diantaranya ialah
teripang koro, teripang buang kulit asli, teripang buang kulit biasa, teripang tai kongkong, teripang batu,
teripang tenas, teripang pandang .Sedangkan para pedagang di Makassar hanya mengetahui kurang lebih
40 jenis teripang.
- Bagi nelayan pulau Sembilan, berbagai klasifikasi biota liar dan tidak liar, seperti penyu, hiu, siput
(lola, kima, mata tujuh,dll), akar bahar, rotan laut, dan agar-agar merupakan komoditi tangkapan utama
nelayan untuk diekspor sejak abad ke-16.
GOLONGAN SISTEM PENGETAHUAN MARITIM
Masyarakat maritim khususnya nelayan memerlukan dan memiliki pengetahuan tentang lingkungan sosial di
sekelilingnya dengan siapa mereka bertransaksi, bekerjasama, meminta jasa perlindungan keamanan, atau
sebaliknya melakukan persaingan dan konflik memperebutkan potensi sumber daya dan jasa-jasa laut Lingkungan
sosial masyarakat maritim berdasarkan buku Wawasan Sosial Budaya Maritim meliputi:
1. Para pedagang hasil laut, pengusaha modal, pasar, industry hasil laut, tukang perahu, pembuat alat-alat tangkap, toko bahan
pembuatan alat tangkap dan alat-alat pertukangan serta bahan perlengkapan dan perbekalan ke laut.
2. Kelompok-kelompok nelayan penyaing yang mengusahakan hasil laut yang sama. Penggunaan tipe teknologi tangkap lain,
kelas usaha perikanan yang lebih tinggi dan dominan, petambak dan pembudidaya laut, yang berasal dari daerah dan suku
bangsa yang berlainan atau sama.
3. Pihak pemerintah dari instansi terkait, aparat keamanan laut, peneliti. Pemerhati lingkungan laut, LSM, lembaga donor,
pelayar, petambang, industri pariwisata, seniman, dan ragawan laut, pencari harta karun, dan sebagainya. Pengetahuan
mengenai hal-hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menentukan sikap dan membuat suatu keputusan.
03
MASALAH YANG DIHADAPI TERKAIT
SISTEM PENGETAHUAN MARITIM
OLEH : FAUZAN ADITHYA ZUCHAIRUL MURSALIN
MASALAH YANG DIHADAPI TERKAIT
SISTEM PENGETAHUAN MARITIM
1. mendapatkan kembali eksistensi dan jati diri mereka dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi,
2. ilmu pengetahuan dan skill (keahlian dan keterampilan) pekerja sosial dapat digunakan
klien secara optimal,
3. pekerja sosial sebagai mitra yang baik dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
dihadapinya,
4. struktur kekuasaan rumit dapat diubah menjadi terbuka agar dapat memberikan
pengaruh pada kehidupan mereka.
Pendidikan dan penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan pesisir, kini turut
diusahakan. Berkaitan dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam menanggulang
kemiskinan masyarakat nelayan, sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh pemerintah.
Meskipun pemerintah sejak pertemuan Kepala Negara dengan 1 Menteri Kabinet
Pembangunan VI pada tahun 1993 dengan diluncurkannya Inpres Desa Tertinggal (Inpres
No. 5/19930) pada20. 633 desa miskin. Program IDT ini diharapkan menjadi gerakan moral
yang memberi kesempatan berpartisipas pada semua pihak, terutama pendidikan miskin itu
sendiri.
05
KESIMPULAN