Anda di halaman 1dari 14

You are invited

SQUID
GAME
UNSUR
PENGETAHUAN
SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT
X
MARITIM
Choose Your Character

NURUL IZZAH ISNAINI (001)


001 002 ADIES YUSRIL (002) 003 004
ANINGTRIA IZMAH ANANDA AZIS (003)
CHINTIARA WINOLA ZEFANYA(004)
SITI NURHAYATI (005)
ANDINI NIRBITA WIDYANTI (006)
BAKHITAH NURUL R (007)
NURUL ZAKIAH (008)

005 006 007 008


PENGERTIAN
SISTEM
Encyclopedia of Philosophy PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam
dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief).Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada
beberapa definisi.
Dalam arti lain, Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang
tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah atau tidak sekolah,
sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena
dua hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan
jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai
kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENGETAHUAN
1. PENDIDIKAN
2. MEDIA
3. KETERPAPARAN INFORMASI
4. PENGALAMAN
Macam – Macam Sistem
Pengetahuan Pra Ilmiah
Pengetahuan
Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan pra ilmiah diperoleh dengan Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah
mengandalkan dugaan perasaan, keyakinan dilakukan berdasarkan pemikiran rasional,
pengalaman empiris maupun berdasarkan
dan tanpa diikuti proses pemikiran yang referensi pengalaman sebelumnya.
cermat ., namun pada umumnya manusia Pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan cara atau metode ilmiah disebut
melakukan pendekatan terhadap suatu hal ilmu. Artinya nanti dapat disebut ilmu apabila
melalui beberapa cara berikut ini : memenuhi dua kriteria utama yaitu rasional
dan empirik.Adapun kriteria Ilmu Pengetahuan
 Mitos sebagai berikut :
 Wahyu  Logis atau Masuk Akal
 Otoritas dan Tradisi  Objektif
 Prasangka  Metodik
 Intuisi  Sistematik
 Penemuan Kebetulan  Universal
 Cara coba-coba  Komulatif Berkembang
SISTEM
PENGETAHUAN
MASYARAKAT
Masyarakat
MARITIM
Pesisir meyakini bahwa lautan yang dimiliki oleh mereka
berdasarkan pembagian kawasan laut yang disahkan oleh Raja Desa itu
merupakan suatu sumber daya alam yang dijadikan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan lebihnya dijual untuk keuntungannya. Selain itu, karakteristik
masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya, aspek
pengetahuan, kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan sosial. Dilihat dari
aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat pengetahuan dari warisan
nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat kalender dan penunjuk arah
maka mereka menggunakan rasi bintang.
SISTEM
PENGETAHUAN
MASYARAKAT
golongan. Yang dimana ketigaMARITIM
Secara garis besar Sistem pengetahuan kemaritiman dapat digolongkan menjadi tiga
subsistem pengetahuan ini berkaitan satu sama lain
secara fungsional.
1. Pengetahuan Pelayaran Memiliki pengetahuan tentang musim, kondisi cuaca dan
suhu , kondisi dasar, dan tanda-tanda alam lainnya merupakan hal-hal yang mutlak
diperlukan dan diketahui oleh nelayan khususnya. Dengan berbekal pengetahuan
tersebut nelayan mampu menentukan waktu-waktu kegiatan pelayaran yang efektif
dan menjamin keselamatan di Laut. Di Nusantara ini, Masyarakat nelayan memiliki
pengetahuan tentang dua tipe musim yaitu musim barat dan musim timur, yang
memiliki pola dan karakteristik masing-masing
2. Pengetahuan tentang Lingkungan dan Sumber Daya Laut. Kategori pengetahuan
masyarakat maritim tentang lingkungan dan sumber daya laut berbeda dari satu
kelompok ke kelompok atau komunitas dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai
contoh, Nelayan Indonesia yang memiliki klasifikasi pengetahuan lokal
SISTEM
PENGETAHUAN
MASYARAKAT
3. Pengetahuan tentang Lingkungan SosialMasyarakat maritim khususnya nelayan memerlukan dan
memiliki pengetahuan tentang lingkungan sosial di sekelilingnya dengan siapa mereka bertransaksi,
MARITIM
bekerjasama, meminta jasa perlindungan keamanan, atau sebaliknya melakukan persaingan dan
konflik memperebutkan potensi sumber daya dan jasa-jasa laut Lingkungan sosial masyarakat maritim
berdasarkan buku Wawasan Sosial Budaya Maritim (2011:111) meliputi:
• Para pedagang hasil laut, pengusaha modal, pasar, industry hasil laut, tukang perahu, pembuat alat-
alat tangkap, toko bahan pembuatan alat tangkap dan alat-alat pertukangan serta bahan perlengkapan
dan perbekalan ke laut.
• Kelompok-kelompok nelayan penyaing yang mengusahakan hasil laut yang sama. Penggunaan tipe
teknologi tangkap lain, kelas usaha perikanan yang lebih tinggi dan dominan, petambak dan
pembudidaya laut, yang berasal dari daerah dan suku bangsa yang berlainan atau sama.
• Pihak pemerintah dari instansi terkait, aparat keamanan laut, peneliti. Pemerhati lingkungan laut,
LSM, lembaga donor, pelayar, petambang, industri pariwisata, seniman, dan ragawan laut, pencari
harta karun, dan sebagainya. Pengetahuan mengenai hal-hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan
acuan dalam menentukan sikap dan membuat suatu keputusan. 
Contoh lain yang dapat kita lihat tentang pengetahuan yaitu Pengetahuan tentang
pelayaran nelayan patorani
Sistem pengetahuan tentang pelayaran nelayan patorani meliputi unsur-unsur
pengetahuan, seperti :
• Pengetahuan tentang berlayar : adanya kepercayaan terhadap roh-roh yang mendiami
satu tempat atau lokasi penangkapan. Untuk menghindari murkanya maka kesemuanya
harus diselati melalui upacara selamatan membuang daun sirih dari tembakau.
• Pengetahuan tentang musim dan hari pemberangkatan: Untuk kelompok pa’rengge,
bulan Oktober/November dan untuk kelompok pa’ttorani, bulan Maret/April (Musim
Timur). Kegiatan ini dikenal dengan istilah “assawakung” meninggalkan desa mencari
daerah tangkapan (fishing ground)
• Pengetahuan tentang awan: kondisi awan juga menjadi pedoman bagi nelayan torani
dalam melakukan aktivitasnya, seperti: bila awan tidak bergerak tetap pada posisinya
berarti teduh dan angin tidak bertiup kencang, bila awan bergerak selalu berubah-ubah
bentuk berati akan ada angin kencang atau badai, bila arah awan gelapnya dari barat
akan menuju timur berarti akan datang hujan atau badai.
• Pengetahuan tentang bintang (mamau) dan Bulan : tanda lain yang sering juga
diperhatikan adalah dengan melihat bintang, seperti; bintang porong-porong akan
terjadi musim barat, bintang tanra tellu akan terjadi hujan lebat, bintang wettiung
menjadi pedoman berlayar, bintang mano dan sebagainya.
• Pengetahuan tentang petir dan kilat: petir dan kilat dimaknai suatu kekuatan bertujuan
untuk mengusir/mengejar setan dilaut yang menganggu nelayan beraktivitas. Oleh
karena itu, setiap ada petir maupun kilat nelayan-nelayan patorani menghentikan
aktivitas sejenak lalu membaca doa keselamatan.
• Pengetahuan tentang gugusan karang (sapa) : pengetahuan mengenai keberadaan
gugusan karang (sapa) melalui tanda-tabda seperti; adanya pantulan sinar matahari
yang nampak kelihatan bercahaya, keadaan ombak disekitar karang tenang dan tidak
berarus, adanya gerombolan burung yang terbang rendah dengan menukik dan
berkicau.
• Pantangan (pamali) yang berkaitan dalam aktivitas pelayaran: hal-hal yang harus
dihindari selama aktivitas pelayaran menurut kepercayaan nelayan adalah; tidak boleh
bersiul-siul karena akan mengundang datangnya angin, dilarang mencelupkan alat-alat
dapur di laut karena dapat mendatangkan badai,
KESIMPULAN
Pada dasarnya kebudayaan manusia atau masyarakat dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satunya adalah
pengetahuan. Sebagai makhluk berakal manusia menggunakan pengetahuan untuk menjawab berbagai persoalan
hidup dengan cara yang diyakininya sehingga cara tersebut dianut secara turun temurun dalam suatu masyarakat
dan menjadi seuatu kebudayaan.

Masyarakat pesisir pada umumnya mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat non pesisir karena
adanya perbedaan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Pengetahuan masyarakat pesisir yang identik dengan
pengetahuan nelayan atau penangkap ikan cenderung mengarah kepada pengetahuan pelayaran, pengetahuan
mengenali cuaca dan kondisi alam serta pengetahuan tentang lingkungan sosial masyarakat pesisir. Pengetahuan-
pengetahuan tersebut dianut masyarakat pesisir sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
kemudian diaplikasikan dalam suatu tindakan atau tata kelakuan yang memasyarat dan akhirnya menjadi suatu
budaya masyarakat pesisir.
G
A
M
E

O
V
E
R Terima kasih
SESI TANYA JAWAB SILAHKAN

Anda mungkin juga menyukai