Anda di halaman 1dari 28

a.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf

sistem saraf pada avertebrata secara umum belum terdifferensiasi secara nyata seperti
halnya pada vertebrata, maka pada vertebrata ini sistem saraf sudah jauh maju, terdiferensiasi
dalam beberapa bagian dengan tugas-tugas yang kebih kompleks.

Sistem saraf juga merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan
oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan
untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.

Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang
disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara
berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat
dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf
perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf
menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat.

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ
yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.

1
Struktur Saraf                                                                                             

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Badan sel
saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di
dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa
rangsangan. Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari
badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf
terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson
terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin
disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan
tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensoris, sel saraf motorik, dan
sel saraf intermediet (asosiasi).
Sel saraf sensorik: 
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
Sel saraf motorik:

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan

Sel saraf intermediet/Sel saraf konektor

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet

2
menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Dendrit berfungsi
mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari
badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu
dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.

  KOMPONEN PENYUSUN SISTEM SARAF


Berbgai bangunan yang dapat ditemukan sistem sarf hewan yaitu otak, serabut saraf,
pleksus, dan ganglia.
1.      Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh
serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas
sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik.
2.      Pleksus merupakan jaringa serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus dapat ditemukan adanya
badan sel saraf, meskipun tidak selalu. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara,
dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem
saraf pusat.
3.      Ganglia yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas
yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.

Fungsi Sistem Saraf


Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih, yaitu input
sensoris, integrasi dan output motoris.
1.  Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya sel-sel
pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2.  Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris
oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagai besar
integrasi dilakukan dalam system saraf pusat (SSP atau central nervous system, CNS), yaitu otak
dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata).

3
3.  Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sl-sel efektor, sel-
sel otot atau kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal
tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve),berkas mirip tali yang berasal dari penjuluran neuron
yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat. (Villee, 1999)

B. Sistem Saraf Hewan Vertebrata


Sistem saraf hewan vertebrata secara struktural dan fungsional beragam. Otak dan sumsum
tulang belakang vertebrata menyusun sistem saraf pusat. Otak menyediakan kemampuan
integratif yang mendasari peruilaku kompleks yang khas pada vertebrata. Sumsum tulang
belakang mengintegrasikan respon yang sederhana terhadap jenis stimulus tertentu dan
mengirimkan informasi ke dan dari otak.
System saraf (pada vertebrata) terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang yang
membentuk system saraf pusat (SSP), yang bertanggung jawab atas integrasi informasi. Jaringan
kerja saraf yang membentuk system saraf tepi (SST) membawa informasi dari reseptor sensoris
(input sensoris)sampai kesistem saraf pusat dan perintah motoris dari system saraf pusat (output
motoris) ke berbagai organ atau kelenjar target, yang secara kolektif disebut efektor.
Sitem saraf pada vertebrata terdiri dari dua bangian utama: (1) sistem saraf pusat, yang
terdir atas otak dan sumsum tulang belakang (korda spinalis), dan (2) sistem saraf tepi yang
terdiri atas sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen, sistem saraf eferen terbagi menjadi sistem
saraf somatik dan sistem saraf otonom, sedangkan sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.
Sistem saraf pusat merupakan pusat koordinasi, yang mengkoordinasi semua imformasi
saraf yang keluar dan masuk. Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang terdiri atas serabut -
serabut yang keluar dari sistem saraf pusat.
1.  Sistem saraf pusat
a.  Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri
atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan.
Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang

4
pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya otak besar, otak
tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.

Gambar 5. Otak
b)  Otak tengah
Otak tengah, sejalan dengan evolusi vertebrata, hanya mengalami perubahan ukuran sedikit
aja, tetapi mengalami fungsi perubahan yang besar. pada ikan dan anfibi, otak tengah mengontrol
tingkah laku yang sangat kompleks. Khususnya pada mamalia, bangian dorsal yang melebar 9
disebut dektum), menerima banyak infut dari saraf optik dan proyeki dari nuklei sensori otak
belakang, berfungsi sebagai daerah integrasi otak, dengan berkekembangnya otak depan
sebangai pusat penganalisis penglihatan, banyak input-input visual melewati otak tengah
langsung ke “geniculate lateral” thalamus.
c)  Otak belakang
Bangian otak belakang adalah medula oblongata, mengandung pusat pengaturan resprasi,
pusat refleks menelan, muntah, dan pusat pengaturan kardiovaskular. Melalui medula oblongata
lewat semua saraf sensori (kecuali saraf pembau dan penglihatan). Serabut saraf yang
mengontrol hampir semua neuron motor, dan fungsi-fungsi viseral, seperti kontrol kandung
kencing dan ereksi penis. Banya serabut serabut bersinafsis dalam otak belakang untuk
menyampaikan informasi terutama proprioseptif yang mengontrol keseimbangan reflek-refleks
auditori sederhana.
Otak kecil (serebelum), yang merupakan pertumbumbuhan keluar dari medula oblongata,
pada vertebrata terdiri dari dua belahan yang berlekuk-lekuk. Otak kecil menginteraksikan
informasi yang datang dari kanalis semisiskulris dan proprioseptor yang lain (posisis internal dan
sensor gerakan), sistem penglihatn dan pendengaran.
2.  Sistem saraf tepi
Hirarki fungsional sistem saraf tepi

5
a.  Saraf spinal dan saraf kranial
Secara struktural, sistem saraf tepi vertebrata terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal serta
ganglia terkait. Saraf krinal (crinal nerve) berasal dari otak yang menginervasi organ kepala dan
tubuh bagian atas. Saraf spinal berasal dari sumsum tulang belakang dan menginervasi ke
seluruh tubuh. Sebagian besar saraf kranial dan semua saraf spinal mengandung neuron motoris
maupun sensoris. Mamalia memiliki 12 pasang saraf krinal dan 31 pasang saraf spinal.
b.  Divisi sensoris dan divisi motoris
Divisi sensoris saraf tepi tersusun dari neuron sensoris/aferen yang mengirim informasi
dari reseptor sensoris ke saraf pusat yang memonitor lingkungan eksternal dan internal.
Divisi motoris tersusun dari neuron eferen yang mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat
ke efektor. Yang terbagi menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

Gambar 6. Sistem saraf tepi

Berikut akan di jelaskan secara lebih rinci sistem saraf pada beberapa hewan vertebrata :
a. Mamalia      

6
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi
dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak.
Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah,
setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak
(Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti
prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
     Sistem saraf tersusun oleh berjuta–juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem
saraf tersusun atas sel-sel saraf NEURON.
            Setiap neuron tersusun atas bagian berikut :

1. Badan sel mengandung nucleus


2. Dendrit berfungsi meneruskan impuls saraf ke badan sel
3. Akson/neurit ,berfungsi meneruskan impuls dari badan sel ke sel lain
4. Sel neuron,mempunyai selubung meilin sebagai pelindung /isolator bagian yang tidak
terselubung disebut nodus ranvier,selubung tersebut tersusun oleh sel –sel pipih yang
disebut sel Schwann.

            Sel saraf dibedakan atas 3 macam berdasarkan fungsinya yaitu:

1. Sel saraf sensorik (aferen) berfungsi sebagai pengatar rangsang dari reseptor menuju ke
otak /sumsum tulang belakang.
2. Sel saraf motorik (eferen) berfungsi sebagai pengatar rasang dari otak sumsum tulang
belakang  menujuefektor /otot.
3. Sel  saraf konektor  berfungsi  untuk meneruskan rangsang dari saraf sensorik  ke saraf
motorik.
            Gerak merupakan salah satu aktifitas tubuh yang dapat digunakan umtuk menjelaskan
penghataran impul oleh saraf gerakan yang dilakukan dengan kesadaran disebut gerak biasa atau
gerak sadar . Sedangkan gerakan yang dilakukan tanpa kita sadari disebut gerak reflex.

7
b. Pisces

Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan tersebut
selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak
dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan
embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm). . Setiap neuron terdiri atas inti dan
jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas dendrite (berfungsi sebagai penerima
impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus impuls). Pertemuan antara axon dan dendrit dari sel
saraf lainnya disebut synapse.

Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di depan adalah lobus penciuman, sepasang
struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf penciuman 
Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau, seperti. hagfish,
hiu, dan lele. Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon , setara struktural ke otak
dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam ikan telencephalon yang bersangkutan kebanyakan
dengan penciuman.

Serebelum adalah sebuah struktur lobed tunggal yang biasanya merupakan bagian terbesar
dari otak. Hagfish dan lamprey memiliki cerebellae relatif kecil, sedangkan mormyrid otak kecil
yang besar dan tampaknya mereka terlibat dalam arti listrik. Batang otak atau myelencephalon
adalah otak posterior. Dan juga mengendalikan beberapa otot dan organ tubuh, pada ikan
bertulang setidaknya, batang otak mengatur pernapasan dan osmoregulasi.

Dari otak, terdapat 11 saraf otak (nervi cerebralis) yang menyebar ke organ-organ sensori
tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian besar saraf otak tersebut berhubungan dengan bagian-
bagian kepala, tetapi ada juga yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.

8
         Nervus terminalis (NC 0), saraf kecil yang bergabung dengan NC I, berhubungan dengan
otak depan, serabut-serabut sarafnya tersebar mengelilingi bulbus olfactorius. Fungsinya
mungkin meliputi sensori somati dan sensori khusus.

         Nervus olfactorius (NC I), menghubungkan organ olfactorius dengan pusat olfactorius
otak depan, berfungsi membawa impuls bau-bauan.
         Nervus opticus (NC II), menghubungkan retina mata dengan tectum opticum, berfungsi
membawa impuls penglihatan.
         Nervus oculomotoris (NC III), merupakan saraf motor somatik yang mengatur otot
mata musculus obliquus inferior, muculus rectus superior, musculus rectus inferior, dan
musculus rectus internal. Berhubungan dengan otak mesencephalon.
         Nervus trochlearis (NC IV), berhubungan dengan otak mesencephalon, merupakan saraf
motor somatik yang menginervasi otot mata musculus obliquus superior.
         Nervus trigeminalis (NC V), terbagi atas tiga cabang yaitu nervus ophthalmicus dan
nervus maxillaris (merupakan saraf sensori somatik) serta nervus mandibularis (saraf sensori
somatik dan saraf motor somatik). Nervus ini menghubungkan bagian kepala dan rahang
dengan medulla oblongata. Fungsinya berkaitan dengan kepekaan kulit terhadap panas dan
sentuhan.
         Nervus abducens (NC VI), merupakan saraf motor somatik yang menghubungkan bagian
depan medulla oblongata dengan otot mata musculus rectus external. Fungsinya berhubungan
dengan penarikan otot penggerak biji mata.
         Nervus facialis (NC VII), tersusun atas tiga cabang yaitu nervus ophthalmicus
superficialis, nervus buccalis, dan nervus hyomandibularis. Saraf cabang ini berkaitan
dengan saluran garis rusuk (linea lateralis) di atas kepala, penerima rasa pada kepala dan
tubuh, serta penerima rangsangan sentuhan. Berhubungan dengan NC V dan NC VIII pada
medulla oblongata. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan sensori somatik,
sensori visceral, dan fungsi motor visceral.
         Nervus acousticus (NC VIII), sering dianggap sebagai cabang dari nervus
acousticofacialis pada ikan, mempunyai fungsi sensori somatik yang berkaitan dengan
telinga bagian dalam.
         Nervus glossopharyngeal (NC IX), terdiri dari komponen sensori dan motoris yang
melayani bagian insang pertama. Fungsinya berkaitan dengan garis rusuk, organ pengecap
pada pharynx dan otot-otot insang.
9
         Nervus vagus (NC X), memiliki beberapa percabangan. Cabang supratemporal dan
cabang garis rusuk melayani sistem garis rusuk. Cabang branchial menuju ke bagian
posterior celah insang. Cabang visceral melayani organ-organ internal. Cabang dorsal
recurrent menginervasi penerima rasa.
Otak pada Lamprey masih sangat primitif. Otak depan berisi sepasang lobun olfaktorius.
Arah belakang ada cerebral hemisperes kecil, melekat ke dienophalon. Dibawah dienophalon
terdapat infindibulum dan pada bagian dorsal terdapat struktur pineal. Pada otak tengah
terdapat sepasang lobus optious (yang lebar). Pada otak belakang terdapat cerebellum
(rudimentair) kecil, arah ventral terdapat modulls oblongata yang lebih besar. Dari otak
keluar sepuluh pasang saraf cranialis.
Sedangkan pada ikan hiu memiliki otak yang bertipe otak yang lebih maju dibandingkan
dengan lintah laut. Dari dua kantung olfaktori dihidung, saluran  olaktori besar dan
memanjang ke lobus olfaktori, yang melekat dengan erat ke pasangan hemisfer serebral  di
diensefalaon. Di bagian dorsal, diensefalaon mengandung sebuah tangkai pineal serta badan
pineal dan di bagian ventraldiensefalon terdapat infundibulum, tempat melekatkan  hipofisis.
Semua struktur ini merupakan bagian darai otak depan. Dua lobus optik yang bundar
terdapat di bagian dorsal otak tengah. Otak belakang terdiri atas serebelum dorsal median
yang berukuran besar di atas medula oblongata yang membuka di bagaian atas. Sepuluh
pasang saraf kranial melayani struktur, terutama kepala, kira-kira distribusinya sama dengan
vertebrata lain. Tali saraf dilindungi sepenuhnya oleh lengkung neural  tulang belakang,
selanjutnya saraf spinal yang berpasang ke setiap somit tubuh muncul di antara lengkung
neural dari tulang belakang berturut-turut.

c. Amfibi

10
Sistem saraf pada katak dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan
dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Di antara dua lapisan
tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan cerebrospinalis. Bila membran ini
terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Sistem saraf amphibi
terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik
sehingga amphibi memiliki penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian
putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
         Otak (ensefalon)
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang
tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges. Otak terbagi atas lima
bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf
pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus
iskiadikus.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
  Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak
terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari
bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang
berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak
terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau
11
  Otak besar (cerebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum
memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan
macam-macam gerak.
  Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan
antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian
ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya
dikatakan sebagi Master of Glands.
  Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi
mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang.
  Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung (pusat
pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) , tekanan darah (pusat pengaturan
penyempitan dan pelebaran pembuluh darah), volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur
gerak refleks yang lain.
         Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam
kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian
servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke

12
otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan
pusat dari refleks.

d. Reptile

Reptile mempunyai susunan saraf yang serupa dengan susunan saraf pada burung.
Otak pada reptile Juga terdiri atas empat bagian. Kekhususannya hanyalah terdapat tonjolan
Otak besar yang berkembang dengan baik sehingga pusat saraf pembau jelas kelihatan.
Otak besar ini meluas ke atas sehingga menutupi otak tengah. Bagian-bagian otak lainnya
kurang berkembang bila di bandingkan dengan otak pada burung.

Gambar : Otak pada Reptil


  Pada bagaian dorsal, otak menunjukkan bagian dorsal, otak menunjukkan dua lobus
olfaktori ramping yang terhubung ke hemisfer serebral besar; di belakang hemisfer tersebut
terdapat dua lobus optik berbentuk oval. Berikutnya adalah serebelum yang berbentuk buah pir,
lebih besar darai serebelum amfibi. Medula oblongata tersebar secara lateral di bawah serebelum,
kemudian menyempit ke sum-sum tulang belakang. Di bagian ventral, di antara bagaian dasar
hemisfer serebral, terdapat saluran optik dan saraf optik, diikuti dengan infundibulum dan
hipofisis. Terdapat  12 pasang saraf kranial dan saraf spinal yang berpasangan ke setiap somit
tubuh.
           
Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
13
  Sistem Saraf Pusat
            Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
            Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
       Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
       Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c. Otak kecil (serebelum)


       Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
       Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. 
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
       Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

14
            Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada
bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang
membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

  Sistem Saraf Tepi


           1. Sistem Saraf Sadar
            Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
2. sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
            Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf
otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum
tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada
organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis).

e. Aves

15
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman
penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung
berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung
yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Otak burung terdiri dari beberapa bagian, yakni otak besar, otaak
tengah, otak kecil, dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil, otak besar pada burung tumbuh
dengan baik.
Permukaan otak besar burung tidak berlipat-lipat sehingga jumlah neuron pada burung
tidak banayak. Otak tengah burung berkembang membentuk dua gelembung. Perkembangan
ini berhubungan dengan fungsi penglihatannya. Otak kecil burung mempunyai banyak
lipatan yang memperluas permukaannya sehingga dapat menampung neuron cukup banyak.
Perkembangan otak kecil ini berguna untuk pengaturan keseimbanagan burung waktu
terbang.
Sistem saraf pada burung merpati terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat Columba livia terdiri dari otak yang bagian cerebrumnya berkembang
dengan baik. Pada sistem nervosun, encephalon (otak) secara relative lebih besar bila
dibandingkan dengan reptilia. Dibagian atas terdapat tiga bagian yang pokok, yaitu:
1.      Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
a.       Telenchepalon (bagian muka)
b.      Diencephalon (bagian belakangnya)
2.      Mesencephalon (bagian tengah)
3.      Rhombencephalon, terdiri dari:
a.       Metencephalon (bagian atas)
16
b.      Myencephalon (bagian tengah)
Bila ditinjau dari facies dorsalis akan tampak bagian yaitu:
1.      Lobi olfactory
2.      Hemispaerium
3.      Mesencephalon
4.      Cerebellum (otak kecil)
5.      Medulla oblongata
Seangkan jika ditinjau dari facies ventralis akan tampak bagian yaitu:
1.      Lobus olfactorius
2.      Haemespherium cerebri
3.      Chiasma nervi optici
4.      Tuber cinerium
5.      Infundibulum
6.      Hypophysa
7.      Crura cerebri
8.      Medulla oblongata
9.      Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)

C. Sistem Saraf Invertebrata

Tidak semua invertebrate memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan
porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu
mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel
dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti amoeba dan paramaecium, meskipun tidak
mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk
hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

a. Hewan Bersel Satu


Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak
memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan
mereaksi rangsang. Ingat, salah satu ciri makhluk hidup adalah iritabilitas.
Apabila Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh.
Sebaliknya, apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat.
Paramaecium sp. sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut saraf yang berakhir

17
pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraf tersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan
silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan hewan berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.

b. Hewan Cacing ( Vermes)

Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang
memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat
berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang
disebut ganglion atau ganglia (jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf
berupa dua buab ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf

18
memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi
membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.
Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah
kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan sel saraf,
terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan
terletak di bawah saluran pencernaan.
Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf
penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu
buah saraf penghubung.
Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang
halus. Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh
cacing tanah.
Sistem saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3
dan terdiri atas:
         Ganglion cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura.
         Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
         Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3. Dari tiap
kelompok sel-sel tersebut terdapat:
         Saraf-saraf yang menginervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap
kelompok sel-sel tersebut.
         Cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx. Saraf ini disebut
commisura circum pharyngeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis.
Ganglion supraoesofagus (sub pharyngeal) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap
sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat
kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak terletak pada ruas ke – 3 di
bagian dorsal faring dan memiliki 3 pasang saraf lateral.  Ganglion tersebut dihubungkan dengan
sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah
faring yang kemudian akan menjadi batang saraf perifer yang terdiri atas saraf afferent dan saraf
efferent.

Affrennt timbul dari sel saraf motoris , sedangkan saraf yang bersala dari sel saraf pada
epidermis berfungsi sebagai saraf sensoris. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang
menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat
19
serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi
bersama-sama.

Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang
lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf ventral
yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron yang
mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen. Planaria, yang termasuk golongan cacing pipih
memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini
berukuran kecil. Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior,
masing-masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh
saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon
cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat
gelap, misalnya di bagian bawah batu.

c. Coleanterata

Hidra mempunyai jaringan saraf yang tidak terpusat. Hydra memiliki sistem saraf difus
yang terletak pada mesoglea (antara ectoderm dan endoderm). Disebut sistem saraf difus karena
sel-sel saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga
disebut saraf jala (jaring saraf).meskipun demikian, impuls dari satu sel ke sel lainnya melalui
sinaps. Walaupun saraf jala sudah merupakan saraf sinap, namun tidak memiliki semua cirri-ciri
sinaps seperti transmisi impuls tidak searah dan dan impuls makin jauh makin lemah. Sistem
saraf ini belum punya sistem saraf pusat karena sel-sel saraf tersebar.
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea
yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf
diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala

20
yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan
berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun
demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah
merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai ciri-ciri sinaps.

d. Echinodermata

Memiliki cincin saraf sentral dengan saraf radial yang di hubungkan dengan jaring saraf pada
masing-masing tangan. sistem sarafnya masih primitive, Pada bintang laut memiliki sistem saraf
sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya
menuju ke setiap lengan, tapi susunan saraf didalamnya masih difus seperti jala, belum ada
pengelompokan dalam ganglion. Sistem saraf pada echinodermata sudah memiliki struktur
tertentu dan fungsinya sudah lebih maju daripada coelenterate karena sudah memiliki sel saraf
sensorik, sel saraf motorik dan telah ada reflek.
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel
saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap
lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan
dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.
Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah
mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf
sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat
saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial
berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.

21
e. Plathyhelminthes

Seekor cacing pipih, memiliki sistem saraf yang simetris bilateral. Sistem saraf pusatnya
adalah otak kecil yang dihubungkan dengan dua tali saraf longitudinal. Sistem saraf tepinya
meliputi sistem saraf transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan
juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuh. Pada cacing pipih mulai terlihat adanya
sefalisasi yaitu adanya pemusatan sel-sel saraf pada bagian depan atau anterior tubuhnya.
Planarian merupakan contoh yang baik karena sel-sel sarafnya terkonsentrasi menjadi sebuah
ganglion dengan dua lobus dibagian muka tubuhnya disebut ganglion kepala atau otak primitif.
Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang kebelakang tubuhnya membentuk seperti
tangga, karena itu disebut sistem tangga tali.
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf
pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka
yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali
saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf
tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau
melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak
tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang
menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak
mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

22
d. Mollusca

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni:


a.       Ganglion otak (ganglion cerebral)
b.      Ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam
c.       Ganglion kaki (pedal).

            Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf
longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Didalam ganglion
pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
            Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula
kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada
Octopus.
            Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis
dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak
merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel
berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari
tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada
octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi
pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada
octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.
            Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal
dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh
sistem organ. Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea,
lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat
sepasang statokis, yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda
23
berkapur, silia dan sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula struktur
peraba.
            Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol
ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4
pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-
cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang
letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan
suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi.
Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol
lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik
utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

f. Serangga (artropoda)

Sistem saraf artropoda ini kemungkinan berevolusi dari sistem saraf yang mirip annelida.
Adanya penyatuan ganglia yang ekstensif pada kepala dan pada tali saraf ventral, mrnjadikan
sistem saraf artropoda kurang tersegmentasi secara seragam dan lebih tersentralisasi
dibandingkan dengan sistem saraf annelida.
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia
(jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang.Ada 3 macam ganglion :
1.    Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
2.    Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris
rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
3.    Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada,
perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.
24
Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran
pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang
tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan
Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari
spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum,
deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan
mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks
dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba
mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah
massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu
sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal
dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar
berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan
organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang
tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada
sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus.
Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam
korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-
cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan
membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen
pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap
dan kaki belalang sering terdapat alat-alat untuk buah membuat suara. Belalang mempunyai 2
buah mata majemuk yang besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3
mata sederhana

25
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang
disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal
antara berbagai bagian tubuhnya.
2. Sistem saraf pada vertebrata
a. Mamalia
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang
lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan
keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus
lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah.
b. Pisces
Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan
tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang
diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf
mulai berkembang sejak permulaan embrio dan berasal dari lapisan germinal
terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap
neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel).
c. Amfibi
Sistem saraf pada katak dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis).
d. Reptile
Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat yang dibagi menjadi otak
dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi yang di bagi menjadi sistem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
e. Aves
Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak
dan sumsum tulang belakang.

3. Sistem saraf invertebrate


a. Hewan bersel satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak
memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk
menerima dan mereaksi rangsang

26
b. Hewan cacing (vermes)
Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang
memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga
tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian
tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). 
c. Coloenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, Hidra mempunyai jaringan saraf yang
tidak terpusat. Hydra memiliki sistem saraf difus yang terletak pada mesoglea
(antara ectoderm dan endoderm). Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf
masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga
disebut saraf jala (jaring saraf).meskipun demikian, impuls dari satu sel ke sel
lainnya melalui sinaps.
d. Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Pada
bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang
melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan,
tapi susunan saraf didalamnya masih difus seperti jala, belum ada pengelompokan
dalam ganglion.
e. Plathyhelmthes
Seekor cacing pipih, memiliki sistem saraf yang simetris bilateral. Sistem saraf
pusatnya adalah otak kecil yang dihubungkan dengan dua tali saraf longitudinal.
Sistem saraf tepinya meliputi sistem saraf transversal yang mirip tangga yang
menghubungkan tali saraf dengan juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang
tubuh.
f. Mollusca
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni: Ganglion otak (ganglion
cerebral), Ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam, dan Ganglion kaki
(pedal).
g. Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut
ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang.Ada
3 macam ganglion :
- Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
- Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris
dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan
bibir bawah (labium).
- Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju
ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, 2013. Sistem saraf http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/Sistem-Saraf.pdf


2. Anonym, tanpa tahun Sistem saraf Hewan Vertebrata dan Invertebrata
https://www.scribd.com/doc/54936261/Sistem-Saraf-Hewan-Vertebrata-dan-Invertebrata
3. Kezia, 2014. Makalah Sistem Saraf Hewan http://misspeanut25 /2014/10/makalah-sistem-
saraf-hewan.html
4. Retno. 2014, Macam-macam Sistem Saraf Pada Hewan http://tepus.org/2014/01/macam-
macam-sistem-saraf-pada-hewan/
5. Ratmiati. 2015. Makalah Fisiologi Hewan Sistem Saraf
http://ratmiati01.blogspot.co.id/2015/05/makalah-fiswan-sistem-saraf.html
6. Anonym. 2013. Sistem Saraf Vertebrata http://wordpress.com/2013/12/sistem-syaraf-
vertebrata.html
7. Hernawati. Tanpa tahun. Sistem Saraf Hewan
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-HERNAWATI/
FILE_23.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai