Kimia Dasar
SIFAT-SIFAT UNSUR
RACHEL ADELIA
H031201038
KELOMPOK I
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Semua zat di alam ini tersusun atas unsur-unsur. Menurut teori yang saat ini
diterima, hidrogen dan helium dihasilkan pertama sekali sesaat setelah Big Bang,
kira-ira 15 juta tahun lalu. Selanjutnya, unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil
dari 26 dibentuk oleh fusi inti dalam bintang-bintang muda, unsur-unsur yang lebih
berat dihasilkan oleh reaksi inti yang rumit yang menyertai pembentukan dan
unsur-unsur tersebut disusun dalam Sistem Periodik Unsur. Unsur-unsur yang ada
unsur-unsur tersebut. Hal ini tentunya membuat kita perlu mempelajari mengenai
terkhusus pada unsur yang sering kita temui contonya unsur-unsur kimia golongan
alkali dan alkali tanah. Oleh karena itu, dilakukan praktikum mengenai sifat-sifat
unsur khususnya pada golongan alkali dan alkali tanah yang merupakan golongan
yang terdiri dari atom-atom yang bersifat reduktif guna mengetahui tingkat
kereaktifannya dengan air sekaligus mengetahui kelarutan garam sulfat dan kelarutan
garam hidroksida dari golongan alkali dan alkali tanah. Praktikum ini dimaksudkan
golongan alkali (IA) dan golongan alkali tanah (IIA) yang sebenarnya sering terjadi
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami sifat-
sifat unsur, kereaktifan suatu unsur, kelarutan garam sulfat, dan kelarutan garam
hidroksida dari beberapa unsur logam alkali (IA) dan juga beberapa unsur logam
2. mengetahui kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.
3. mengetahui kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan
BaCl2.
Prinsip pada percobaan ini adalah mereaksikan logam alkali dan alkali tanah
dengan air dan kemudian dipanaskan. Jika logam tidak bereaksi saat dicampur, maka
yang ditandai dengan perubahan warna dan mereaksikan alkali dan alkali tanah
dengan asam sulfat dan natrium hidroksida, kemudian mengamati reaksi yang terjadi
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia telah menjadi penting sejak zaman kuno. Pengolahan bijih alam
menjadi logam untuk ornamen dan senjata serta penggunaan cairan pembalseman
merupakan dua aplikasi fenomena kimia yang digunakan 1000 SM. Orang Yunani
adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan mengapa perubahan kimia terjadi.
Sekitar 400 SM mereka telah mengusulkan bahwa semua materi terdiri dari empat
zat dasar: api, tanah, air, dan udara. Orang Yunani juga mempertimbangkan
pertanyaan apakah materi bersifat kontinu, dan karenanya dapat dibagi tanpa batas
menjadi potongan-potongan kecil, atau terdiri dari kecil, partikel tak terpisahkan
Unsur-unsur didapatkan dalam berbagai wujud dan dapat berupa atom, ion,
serta senyawa. Suatu unsur dapat memiliki beberapa isotop dengan nomor atom yang
sama. Bila unsur-unsur dikelompokkan atas dasar kemiripan sifat, baik sifat atom
perkembangan yang sangat cepat dalam usaha memahami sifat semua unsur. Sistem
periodik unsur telah memainkan peran yang sangat penting dalam penemuan zat
baru, serta klasifikasi dan pengaturan hasil akumulasi pengetahuan kimia. Sistem
periodik merupakan tabel terpenting dalam kimia dan memegang peran kunci dalam
Kelarutan serta kereaktifan (mudahnya suatu zat bereaksi) suatu unsur di pengaruhi
oleh beberapa hal. Kelarutan unsur dipengaruhi oleh suhu, derajat keasaman, dan
jenis pelarut. Sedangkan untuk kereaktifan suatu unsur dipengaruhi oleh jari-jari
2.2 Logam
menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial
diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan
unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses
golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh
hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan
memiliki banyak jenis jika kita lihat dengan tabel periodik. Pada tabel periodik kita
dapat melihat beberapa logam yang paling sering kita gunakan walau biasanya kita
gunakan dalam bentuk senyawanya saja contohnya logam-logam alkali dan alkali
Logam alkali (logam golongan I kecuali hidrogen) adalah unsur dengan sifat
logam yang paling menonjol dari semua elemen dalam tabel periodik. Logam alkali
dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan alkalilogam hidroksida.
Saat karakter metalik meningkat dengan pertambahan nomor atom (seperti pada
umumnya aturan dalam tabel periodik) laju reaksi meningkat mulai dari Li hingga Cs
yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam alkali
berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah, dan sangat
reaktif. Semua logam alkali merupakan konduktor panas yang baik, bersifat lunak
(semakin lunak dengan naiknya nomor atom), dan memiliki titik leleh rendah
(semakin tinggi nomor atom semakin rendah titik leleh). Kelunakan dan kerendahan
titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam
unsur-unsur ini. Selain itu, logam alkali juga memiliki densitas (rapat massa) yang
jauh lebih kecil dibandingakn dengan densitas logam-logam lain pada umumnya.
terbentuknya suatu lapisan oksida tebal pada permukaan logam tersebut. Reaksi
logam-logam alkali dengan air bersifat sangat eksotermik dan dramatik, kecuali
hidroksidanya. Sementara logam- logam alkali lainnya yang bereaksi dengan air akan
ledakan. Ledakan ini akibat terbakarnya campuran gas hidrogen dan gas oksigen oleh
logam alkali berada. Potensi ionisasi rendah, bermuatan tunggal, dan berjari-jari kecil
Beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter ionik,
kestabilan anion -anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan. Adapun
sifat-sifat umum senyawa logam alkali tersebut telah diuraikan seperti berikut ini
1. karakter ionik ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1, dan
senyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion berwarna, misalnya kromat dan
permanganat.
2. hidrasi ion senyawa-senyawa logam alkali rendah karena memiliki densitas yang
kelarutannya berbeda-beda.
4. setiap logam alkali menghasilkan warna nyala yang karakteristik jika senyawa-
Gugus alkali tanah secara keseluruhan sangat kontras dengan logam transisi
dan logam pasca transisi. Sebagai contoh, sebagian besar logam dalam tabel periodik
berasal dari endapan tak larut dengan ion sulfida, sehingga sulfida merupakan logam
transisi dan logam pasca transisi sangat umum ditemukan di kerak bumi. namun tidak
ada tanah alkali yang ditemukan sebagai sulfida (Halka dan Nordstrom, 2010).
Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Berilium
merupakan anggota pertama dalam golongannya bersifat hampir semi logam, dan
oleh karena itu lebih baik dibicarakan terpisah, dan radium yang merupakan anggota
secara mendalam. Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan memiliki
densitas relatif rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali
kalsium. Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada logam alkali
sebagaimana ditunjukkan oeh harga entalpi atomisasi; titik leleh dan kekerasan
logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali. Logam-logam alkali tanah
Adapun sifat umum senyawa-senyawa logam alkali tanah antara lain sebagai
1. ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2, dan senyawanya
bersifat stabil, pdatannya bersifat ionik, tak berwarna kecuali jika anioniknya
berwarna.
2.3 Indikator PP
asam maupun basa dengan adanya perubahan warna sesuai dengan konsentrasi ion
hidrogen melalui proses titrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-asam
kuat biasanya berupa indikator sintetis, misalnya indikator fenolftalein (pp). Indikator
ini merupakan indikator sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang relatif
mahal, dapat menyebabkan polusi kimia, ketersediaan yang terbatas dan biaya
Pada abad ke-20, senyawa kimia fenolftalein merupakan obat yang populer
digunakan sebagai obat untuk membantu mengatasi sembelit atau lebih dikenal
sebagai obat pencahar. Penggunaan fenolftalein jangka panjang dapat memicu kanker
(karsinogenik) dan menyebabkan mutasi pada DNA. Oleh karena itu, pada bulan
dapat digunakan sebagai Obat Over The Counter (OTC) (Anugrah dkk., 2016).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah logam Li, logam
Mg, logam Na, logam Ca, larutan MgCl2 0,5 M, larutan CaCl2 0,5 M, larutan SrCl2
0,5 M, larutan BaCl2 0,5 M, larutan H2SO4 0,5 M, larutan NaOH 0,5 M, aquadest,
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah tabung reaksi,
pipet tetes, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 500 mL, labu semprot, gegep kayu, rak
tabung reaksi, batang pengaduk, kaki tiga, kawat asbes, bunsen, kertas saring, sikat
Tiga buah tabung reaksi disiapkan yang berisi air 2 mL. Tabung reaksi (1)
diisi dengan logam Li, tabung reaksi (2) diisi dengan logam Mg, dan tabung reaksi
(3) diisi dengan logam Ca. Amati jika tidak terjadi reaksi, panaskan tabung hingga
terjadi reaksi. Teteskan indikator PP ke dalam masing-masing tabung reaksi dan catat
tabung (2) dimasukkan CaCl2, tabung (3) dimasukkan SrCl2, dan tabung (4)
Keempat tabung diberi label sesuai bahan yang dimasukkan. Kemudian H2SO4 0,5 M
tabung (2) dimasukkan CaCl2, tabung (3) dimasukkan SrCl2, dan tabung (4)
Keempat tabung diberi label sesuai bahan yang dimasukkan. Kemudian H2SO4 0,5 M
3.1 Hasil
3.2 Reaksi
Ca + 2H2O → Ca(OH)2 + H2
3.3 Pembahasan
pertama yakni percobaan untuk melihat reaktifitas unsur. Tiga buah tabung reaksi
disiapkan yang berisi air 2 mL untuk melihat reaksi unsur dengan air. Tabung reaksi
(1) diisi dengan logam Li, tabung reaksi (2) diisi dengan logam Mg, dan tabung
reaksi (3) diisi dengan logam Ca. Pada tabung pertama, setelah litium dimasukkan
dapat dilihat bahwa terjadi reaksi ditandai dengan terbentuknya gelembung gas.
Warna larutan berubah menjadi ungu terang setelah di tambahkan indikator PP. Pada
tabung kedua, magnesium tidak bereaksi dengan air pada suhu normal oleh karena itu
tabung dipanaskan dan terlihat bahwa terdapat gelembung udara yang terbentuk.
Warna larutan berubah menjadi ungu muda setelah di tambahkan indikator PP.
Sedangkan pada tabung ketiga, kalsium dimasukkan kedalam tabung dan dapat
dilihat bahwa terjadi reaksi ditandai dengan terbentuknya gelembung gas. Warna
kertas saring di atas permukaan air dalam cawan petridish dengan menggunakan
pinset, lalu diletakkan sepotong logam Na di atas kertas saring. Setelah dibiarkan,
terjadi ledakan-ledakan api ini menunjukkan reaksi natrium dengan air yang bersifat
reaksi logam dengan air menghasilkan suatu larutan basa atau tidak. Setelah
ditambahkan larutan indikator PP, larutan dalam cawan petri dan tabung reaksi
berubah menjadi ungu. Hal ini membuktikan bahwa logam Mg, Ca, Li, dan Na ketika
bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa yang dapat dilihat pada
reaksi. Berdasarkan literatur, kereaktifan unsur dapat dilihat dari energi ionisasinya.
Makin rendah energi ionisasi suatu unsur maka makin mudah melepaskan elektron
dimana dalam satu golongan, dari nomor atom yang paling kecil ke nomor atom yang
paling besar itu semakin reaktif dan dalam satu periode, dari elektron valensi yang
paling besar sampai yang paling kecil itulah yang semakin reaktif. Pada percobaan
ini diperoleh urutan kereaktifan unsur dari yang paling rendah ke tiggi yaitu Mg, Li,
Na, dan Ca. Hasil ini tidak sesuai dengan teori. Secara teori, urutan kerekatifan unsur
dari yang paling rendah ke tinggi yaitu Mg, Ca, Li, dan Na. Penyimpangan ini dapat
terjadi akibat kontaminasi bahan maupun alat serta bahan yang digunakan sudah
golongan IIA. Larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 0,5 M ditambahkan larutan
H2SO4 0,5 M yang berfungsi sebagai pengendap. Hasil yang diperoleh yaitu bahwa
kelarutan garam sulfat dari terkecil sampai terbesar yang dilihat dari endapan yang
terbentuk yaitu MgCl2, CaCl2, BaCl2, dan SrCl2. Berdasarkan literatur, kelarutan
garam sulfat unsur alkali tanah jika dilihat dari nilai Kspnya dalam satu golongan,
dari nomor atom yang paling kecil ke nomor atom yang paling besar itu semakin
sukar larut sehingga membentuk endapan.. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori
kelarutan dalam sulfat yaitu urutan kelarutan dari yang tidak larut hingga larut
sempurna secara berurutan yakni MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2. Penyimpangan ini
dapat terjadi karena kontaminasi zat lain, alat yang digunakan tidak dalam kondisi
yang bersih, ataupun pereaksi yang digunakan sudah tidak bagus/ tidak layak
digunakan kembali.
pada gelombang IIA. Larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 0,5 M ditambahkan
larutan NaOH 0,5 M yang berfungsi sebagai pengendap. Hasil yang diperoleh yaitu
bahwa kelarutam garam hidroksida dari terkecil sampai terbesar yang dilihat dari
endapan yang terbentuk yaitu MgCl2, BaCl2, SrCl2, dan CaCl2. Berdasarkan literatur,
senyawa alkali tanah sukar larut dalam air. Jika kelarutan suatu zat semakin besar,
berarti semakin banyak zat tersebut yang larut dan kemungkinan terionisasi juga
semakin besar. Semakin banyak ion OH- yang dihasilkan, berarti sifat basa semakin
kuat. Sifat kelarutan garam hidroksida dari logam alkali tanah berkebalikan dengan
sifat kelarutan garam sulfatnya. Jika dilihat dari nilai Kspnya dalam satu golongan,
dari nomor atom yang paling kecil ke nomor atom yang paling besar itu semakin
mudah larut.. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai teori karena urutan kelarutan yang
seharusnya diperoleh dari percobaan ini mulai dari yang tidak larut hingga yang
dapat larut sempurna secara berurutan yaitu BaCl 2, SrCl2, MgCl2 dan CaCl2.
Penyimpangan ini dapat terjadi karena kontaminasi zat lain, alat yang digunakan
tidak dalam kondisi yang bersih,ataupun pereaksi yang digunakan sudah tidak bagus/
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
air. Litium dan kasium langsung bereaksi dengan air sedangkan magnesium
hanya bereaksi dengan air panas (suhu tinggi). Natrium bereaksi secara eksoterm
2. kelarutan garam-garam sulfida larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 mulai dari
yang tidak larut hingga larut sempurna berdasarkan percobaan secara berurutan
3. kelarutan garam-garam hidroksida larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 mulai
dari yang tidak larut hingga larut sempurna berdasarkan percobaan secara
4.2 Saran
Anugrah, R., Dewi, M.A., dan Subekti, A., 2016, Analisis Kandungan Fenolftalein
Pada Jamu Pelangsing, Kartika-Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1): 5-9.
Apriani, F., Idiawati, N., dan Destiarti, L., 2016, Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia Trifolia (L.) Domin) Sebagai Indikator Alami Pada Titrasi Basa
Kuat Asam Kuat, JJK, 5(4): 74-78.
Arifin, Z., 2008, Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi Dan
Metode Analisisnya, Jurnal Litbang Pertanian, 27(3): 99-105.
Halka, M., dan Nordstrom, B., 2010, Alkali & Alkaline Earth Metals, Infobase
Publishing, New York.
Petrusevski, V.M., dan Stojanovska, M., 2007, A Simple Synthesis of Liquid K-Na
Alloy and Few Examples of its Use in the Chemistry Education Lab,
Educacion Quimica, 18(2): 114-119.
Saito, T., 1996, Kimia Anorganik, diterjemahkan oleh Ismunandar, Iwanami Shoten,
Tokyo.
Semenova, A.A., Tarasov, A.B, dan Goodilin, E.A., 2019, Periodic Table Of
Elements And Nanotechnology, Mendeleev Commun, 29: 479-485.
Sugiyarto, K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Zumdahl, S.S., dan Zumdahl, S.A., 2014, Chemistry, Ninth Edition, Brooks Cole,
USA.
Lampiran 1. Bagan Percobaan
1. Reaktifitas Unsur
air 2 mL.
- Mengamati perubahan
dan Ca.
Hasil -
1 mL MgCl2 0,5 M
0MMKP[OMMm
Memasukkan MgCl2 ke dalam tabung reaksi.
Hasil
3. Kelarutan Garam Hidroksida
1 mL MgCl2 0,5 M
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan
1. Kereaktifan Unsur
Penambahan Indikator PP
Gambar 3. Kelarutan Garam Sulfat: Garam MgCl2 (A), Garam CaCl2 (B), Garam
SrCl2 (C), dan Garam BaCl2 (D).
Gambar 4. Kelarutan Garam Hidroksida: Garam MgCl2 (A), Garam CaCl2 (B),
Garam SrCl2 (C), dan Garam BaCl2 (D).
Lampiran 3. Referensi