H041171315
Disusun oleh:
H041171315
Asisten
PENDAHULUAN
Sebutan senyawa organik ini berasal dari kesalah pahaman bahwa semua
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa
pada kimia organik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada
logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya
adalah HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang
hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl
Mengenai unsur karbon, kimia organik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon
yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam,
Sejak itu telah banyak dilakukan percobaan untuk membuat senyawa organik.
Ternyata senyawa organik selalu mengandung paling kurang satu atom karbon, tetapi
kebanyakan berisi beberapa atom karbon yang saling berikatan satu sama lain. Oleh
karena itu, dillakukanlah percobaan ini agar kita dapat mempelajari kelarutan
mencampurkan senyawa organik dengan air dan dietil eter dan reaksi-reaksi senyawa
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi,
dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh hidrokarbon dan
hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor,
dan belerang. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Beberapa senyawa organik
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa
pada kimia organik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada
logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya
adalah HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang
hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl
Mengenai unsur karbon, kimia organik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon
yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam,
yang mudah menguap (selanjutnya disebut sebagai senyawa organik volatil biogenik
skala regional dan global, emisi SOVB melebihi senyawa antropogenik, dengan
faktor - 10 di seluruh dunia dan merupakan faktor dari 1,5 untuk Amerika Serikat.
karena reaktivitas atmosfer yang lebih tinggi dari kebanyakan SOVB dibandingkan
dengan banyak SONMA antropogenik [umur yang dihitung dari SOVB biasanya
beberapa jam atau kurang dibandingkan beberapa hari untuk kebanyakan SONMA
antropogenik], SOVB dihitung untuk bermain peran dominan dalam kimia lapisan
kompleksasi dengan logam dalam larutan dan reaksi pertukaran ligan pada
dianggap sebagai mekanisme utama yang terlibat dalam proses podzolisasi. Asam
dan Fe. Baru-baru ini, minat pada efek asam organik terhadap kelarutan dan spesiasi
logam seperti Pb, Cd, dan Al meningkat, sebagai respon terhadap masalah
lingkungan seperti aplikasi lumpur ke tanah dan pengendapan asam. Kehadiran asam
kepingan kecil dan sederhana menjadi molekul besar yang kompleks. Untuk
yang mengandung atom lebih sedikit, perlu diketahui bagaimana membuat atau
memecah ikatan kimia. Walaupun sintetis urea dari Wohler hanya suatu kebetulan,
sintetis dapat lebih efektif apabila dilakukan dengan cara-cara yang terkendali dan
rasional, sehingga ketika semua atom tersusun, mereka akan berhubungan satu sama
lain dengan benar dan menghasilkan produk yang diinginkan (Hart, 2002).
Dibandingkan dengan sintesis senyawa anorganik, sintetis senyawa organik
jauh lebih sukar. Kelahiran kimia anorganik dinisbahkan pada sintesis urea
Hanya akhir-akhir ini saja desain dan sintetis senyawa yang diinginkan mungkin
dua golongan:
Gugus fungsi ialah atom atau kelompok atom dalam molekul yang memiliki
sifat-sifat kimia yang khas. Gugus fungsi yang sama dalam molekul yang berbeda
dapat memperlihatkan perilaku kimia yang sama. Misalnya, etena dan sikloheksana
akan sama-sama menghasilkan produk reaksi adisi ketika direaksikan dengan Br2.
Gugus fungsi senyawa organik dapat berupa ikatan karbon-karbon rangkap dua atau
Bagi bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi
seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting. Berbagai
reaksinya, reaksi ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi aldol, reaksi
Grinard dan reaksi Diels-Alder. Di sini dua yang terakhir yang akan dibahas
(Takeuchi, 2006).
dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dietil eter kering (Takeuchi, 2004).
CH3l + Mg → CH3Mgl
yang sering disebut sebagai reagen Grinard dengan ikatan C-logam dimasukkan
dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil dan mudah
karbonion cenderung menyerang atom karbon bermuatan positif. Telah dikenal luas
bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan positif karena
berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon ini akan diserang
berbagai jenis aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat
air kurang dari beberapa bagian perjuta) dalam sistem air alami sangat bergantung
dapat dilibatkan secara langsung dalam degradasi polutan melalui proses kimia yang
terkait dengan permukaan. Selain itu, sedimen alami secara inderektik memediasi
rangkaian ion fase-solusi yang dapat mempengaruhi sifat dielektrik dan keasaman
fase larutan. Kunci realistis untuk memprediksi nasib lingkungan dari senyawa
1978).
Sejumlah massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan
dijebak dengan absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian
ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air
yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat
ditentukan. Metode pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan
oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern
untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas,
bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali
(Dadari, 2012).
Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan
Senyawa ke-1 dan ke-3 di atas termasuk hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon tak
jenuh mengandung ikatan rangkap atau ikatan ganda tiga di antara atom-atom
2. Hidrokarbon aromatik sebetulnya juga tak jenuh, tetapi kestabilannya jauh lebih
karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh
karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus
umum CnH2n+2, di mana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom
karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang
berart lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai
karbon. Agen pereduksi yang kuat belum cukup untuk melakukan reduksi ini. Akan
Misalnya dengan senyawa siklik yang tegang, karena terjadi reduksi ini akan
(hetero) aril, alkenil, dan benzil halida digabungkan dengan semua jenis alkena,
adanya katalis paladium untuk memberikan alkena subtitusi yang sesuai. Secara
umum, reaksinya ditemukan secara independen oleh Heck dan Mirozoki pada awal
1970an. Setelah perkembangan lebih lanjut pada tahun 1980an dan 1990an,
komunitas sintesis mendapat banyak manfaat dari reaksi Heck, terutama untuk
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah dietil eter, n-heksana,
kloroform, etanol, etil asetat, aseton, glukosa, vitamin C, KmnO4, Fehling A + B, dan
I2/betadin.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi 10 buah,
penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, spiritus, dan kaki tiga.
Disiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi (1)
diisi dengan 0,5 ml air, dan tabung reaksi (2) diisi dengan 0,5 ml dietil eter.
Ditambahkan setetes demi setetes n-heksana (kurang lebih 10 tetes) kedalam tabung
reaksi (1) dan (2). Dikocok dan diperhatikan kelarutannya kemudian dicatat hasilnya.
Disiapkan enam buah tabung reksi yang bersih dan kering. Kemudian
alkohol (2), aseton (3), kloroform (4), glukosa (5), dan vitamin C (6). Tabung (1),
(2), dan (3) ditambahkan dengan larutan KmnO4, lalu dipanaskan; tabung (4)
ditambah dengan NaI/aseton, lalu dikocok; tabung (5) ditambahkan dengan Fehling
A+B, lalu dipanaskan; tabung (6) ditambahkan dengan I2/betadin. Diamati perubahan
Dadari, D.W., Dian N., 2012, Analisis Tes Hasil Belajar Siswa Melalui Media
Pembelajaran Blog Pada Materi Alkana, Alkena, dan Alkuna, Unesa Journal
of Chemical Education, 1 (1), 70-75.
Firdaus, M.S., 2014, Buku Ajar Bagi Tenaga Akademik Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Wu, X.F., Pazhamalai, A., Helfried, N., Mattias, B., 2010, From Noble Metal to
Nobel Prize: Palladium-Catalyzed Coupling Reactions as Key Methods in
Organic Synthesis, Nobel Prize in Chemistry, 49(5) 9047-9050