Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI SERANGGA

PENGAMATAN CARA PENEMUAN HABITAT/MAKANAN


OLEH SERANGGA DAN DETEKSI SENYAWA DALAM
MAKANAN

OLEH
UMMI CHAERA
H041171507

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah tropis dan menjadi salah satu tempat


perkembangan beberapa jenis nyamuk yang membahayakan kesehatan
manusia maupun hewan (Ndione dkk., 2007). Selain itu karena pada suatu
tempat terdapat vektor penyakit, manusia yang rentan penyakit, dan
lingkungan yang mendukung kehidupan nyamuk atau tempat perindukan
(perkembangbiakan) yang sesuai (Andiyatu, 2005). Syarat nyamuk dapat
berperan sebagai vektor penyakit apabila berkontak langsung dengan manusia,
populasi nyamuk tersebut lebih dominan dibandingkan hewan lain dan
memiliki umur panjang, serta telah dikonfirmasi bahwa nyamuk jenis tersebut
dinyatakan sebagai vektor di tempat lain (Munif.2009).
Nyamuk merupakan hewan invetebrata dari kelas insecta (serangga),
ordo Diptera, famili Culicidae dengan jumlah berlimpah yang tersebar di
seluruh dunia. Sebanyak 3.549 spesies nyamuk telah teridentifikasi di seluruh
dunia yang diklasifikasikan ke dalam dua subfamili dan 112 genus (Ndione
dkk., 2007)
Salah satu tanaman obat yang sering diteliti adalah tanaman sirsak
(Annona muricata). Tanaman ini diketahui memiliki aktivitas anti kanker, anti
bakteri, aktivitas sitotoksik, serta memiliki kandungan antioksidan yang
tinggi. Ekstrak daun sirsak juga diketahui memiliki aktivitas larvasida
terhadap Plutella xylostella, salah satu hama yang menyerang tanaman kubis
(Saragih dkk, 2019).

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati cara serangga


menemukan makanan atau lokasi dan pengaruhnya terhadap ekstrak tumbuhan.
BAB II
METODE PERCOBAAN

II.1. Bahan dan Alat percobaan

Bahan yang digunakan adalah daun sirsak dan lotion (handbody) sebagai

pembanding dan alat yang digunakan yaitu blender.

II.2. Cara Kerja

Adapun Cara Kerja yang dilakukan yaitu:

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Diambil daun sirsak sebanyak 300 gram atau secukupnya.

3. Dicuci daun sirsak sampai bersih

4. Diblender sampai didapatkan ekstrak yang diinginkan.

5. Dioleskan ekstrak daun sirsak ke tangan dan kaki (orang 1).

6. Dioleskan handbody pada tangan dan kaki (orang 2).

7. Disiapkan tangan dan kaki sebagai kontrol (orang 3).

8. Setelah semua diolesi, didiamkan selama 5 menit.

9. Dilakukan pengamatan nyamuk terhadap ketiga perlakuan yang diberikan,

dengan rentang waktu dari pukul 19.00-21.00.

BAB III
HASIL DAN KESIMPULAN

III.1. Hasil percobaan

Tabel 1. Tabel deteksi serangga (nyamuk) pada perlakuan yang berbeda

NO PERLAKUAN HASIL
Ekstrak daun sirsak (-) Nyamuk yang hinggap pada kulit
Lotion (Handbody) (-) Nyamuk yang hinggap pada kulit
Kontrol (Tanpa perlakuan) (+) Nyamuk hinggap

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil dimana


pemberian perlakuan berpengaruh terhadap cara penemuan habitat dan deteksi
nyamuk terhadap suatu senyawa. Pemberian perlakuan pada kulit menggunakan
ekstrak daun sirsak dan lotion menunjukkan hasil tidak adanya nyamuk yang
hinggap., Menurut penelitian (Kolo dkk, 2018) Persentase mortalitas (kematian
larva) dari perlakuan konsentrasi ekstrak daun sirsak pada waktu yakni 20 menit,
45 menit, 65 menit dan 90 menit, diketahui bahwa kematian larva tertinggi
terdapat pada konsentrasi 5000ppm pada waktu 90 menit dengan persentase
(100%). Sedangkan kematian larva terendah terjadi pada konsentrasi 750ppm
pada waktu 20 menit dengan persentase (0%). Hasil di atas menunjukan bahwa
jumlah kematian larva meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak
daun sirsak dari konsentrasi terendah yaitu 750ppm hingga konsentrasi tertinggi
yaitu 5000ppm.
Gambar 1. Aedes aegypti yang hinggap pada kulit yang tidak diberi
perlakuan (Kontrol)
Perlakuan kontrol didapatkan nyamuk yang hinggap pada permukaan kulit
dan menghisap darah menggunakan probiocis/semacam jarum suntik yang terletak
pada bagian kepala nyamuk. Nyamuk yang hinggap merupakan jenis nyamuk
Aedes aegypti. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh
infeksi virus yang secara endemis berada di Indonesia dan telah menimbulkan
persoalan kesehatan masyarakat. Infeksi virus DBD terjadi melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang ditandai dengan demam
mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah,
nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan
(petechie), lebam (echymosis), atau ruam (purpura), kadang-kadang mimisan,
berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock). Penyakit ini
banyak menimbulkan masalah khususnya di daerah perkotaan (Kolo dkk, 2018).

III.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa perlakuan


pemberian ekstrak daun sirsak dan handbody pada kulit tidak disukai oleh
nyamuk. Sedangkan untuk perlakuan kontrol, didapatkan nyamuk dari jenis Aedes
aegypti yang hinggap dan menghisap darah. Hal ini membuktikan bahwa nyamuk
dapat mendeteksi senyawa-senyawa yang bersifat racun untuk tubuhnya, dimana
diketahui bahwa pada daun sirsak terdapat senyawa-senyawa yang dapat
membunuh nyamuk.

DAFAR PUSTAKA

Andiyatu, 2005. Fauna Nyamuk di Wilayah Kampus IPB Darmaga dan


                 sekitarnya.Tesis. Bogor: Insitut Pertanian Bogor.
Munif, A. 2009. Nyamuk Vektor Malaria dan Hubungannya dengan Aktivitas
                Kehidupan Manusia di Indonesia. Aspirator. 1(2): 92-104.

Ndione, R. D., O. Faye, M. Ndiaye, A. Dieye, dan J. M. Afoutou. 2007. Toxic


              effects of neem products (Azadirachta indica A. Juss) on Aedes
aegypti
Linnaeus 1762 larvae. In African Journal of Biotechnology. 6(24):
2846- 2854.

Kolo, S. M. (2018). Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Daun Sirsak Dan Serai


Wangi
Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Saintek Lahan Kering,
1(1),
11-13.

Saragih, G., Fernandez, B. R., Yunianto, Y., & Harmileni, H. 2019. Pembuatan
Biopestisida dari Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) untuk
Pengendalian Hama Ulat Api (Setothosea Asigna V. Eecke) pada Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). JURNAL BIOSAINS, 5(1), 8-13.

Anda mungkin juga menyukai