Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Kimia Dasar

SIFAT-SIFAT UNSUR

MUAHRA DWI PUTRI

H031221073
KELOMPOK I

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Kimia Dasar

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun dan diajukan oleh :

MUAHRA DWI PUTRI

H031221073

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 11 Oktober 2022


Asisten Praktikan

KHAIRUNISA ALI MUAHRA DWI PUTRI


NIM. H031181313 NIM. H031221073
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia adalah studi tentang komposisi dan sifat-sifat suatu objek dan

perubahan serta pembentukannya. Menurut Schwartz et al, Kimia adalah disiplin

eksperimental. Ahli kimia melakukan penyelidikan ilmiah, membuat generalisasi,

dan mengusulkan teori untuk menjelaskan fenomena alam. Dapat disimpulkan,

kimia adalah studi tentang komposisi, struktur, komposisi, dan sifat-sifat zat untuk

menemukan jawaban tentang bagaimana fenomena alam terkait dengan suatu

komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika, dan energi zat (Saputra, 2021).

Kimia merupakan mata pelajaran yang mempunyai banyak manfaat dalam

berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia kimia diperkenalkan dengan istilah tabel

periodik kimia. Dimana tabel periodik kimia merupakan tabel yang menampilkan

unsur-unsur kimia. Unsur-unsur tersebut diatur dilihat berdasarkan struktur

elektronnya sehingga sifat unsur kimia tersebut berubah-ubah secara teratur

sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan nomor atom dan lambang

unsurnya. Kemudian tabel periodik juga memberikan informasi dasar mengenai

sutu unsur (Kasma, 2022). Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sifat-sifat

dari berbagai jenis zat, baik unsur, senyawa maupun campuran. Membedakan sifat

fisis dan kimia, yang dimana sifat fisis menyangkut penampilan (wujud,

kekerasan, warna, bau dan rasa) serta sifat-sifat yang tidak melibatkan

pengubahan zat yang semula sedangkan sifat kimia berkaitan dengan reaksi-

reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya

reduksi, sifat asam dan sifat basa.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat unsur

terutama sifat fisik dan kimianya.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Mempelajari beberapa sifat unsur logam alkali (IA) dan golongan alkali

tanah (IIA).

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mereaksikan logam alkali (IA) dan

golongan alkali tanah (IIA) dengan beberapa perlakuan, seperti direaksikan

dengan air, pemanasan dan penambahan indikator phenolptalin (PP). dan juga

mereaksikan larutan alkali tanah (IIA) dengan H2SO4 dan NaOH, kemudian

mengamati kelarutan yang terjadi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Alkali

Banyak unsur yang memilik perbedaan yang sangat mencolok baik itu dari

sifat kimia maupun fisika unsur tersebut. Misalnya, ada unsur yang wujudnya

terang atau berkilau, ada unsur yang lunak dan elastis, serta bisa menghantarkan

listrik dengan baik. Di lain sisi pula, ada unsur yang wujudnya tidak berkilau,

lunak atau elastis, serta buruk dalam menghantarkan listrik. Jadi, unsur-unsur

sangat bervariasi. Unsur juga dapat diklasifikasikan ke dalam grup-grup unsur

yang biasa disebut golongan. Golongan tersebut dibagi dengan memerhatikan

persamaannya, seperti komposisinya dan dimana unsur tersebut ditemukan.

Contohnya yaitu golongan IA dan golongan IIA yang akan diuji pada praktikum

ini. Golongan IA (kecuali hidrogen) disebut dengan sebutan logam alkali,

sedangkan golongan IIA disebut logam alkali tanah. Logam yang telah

diklasifikasikan tersebut memiliki persamaan (College, 2015).

Kata “alkali” berasal dari bahasa Arab al-qaly yang berarti abu dikalsinasi,

mengacu pada sumber asli zat alkali. Logam alkali merupakan unsur yang berada

pada golongan IA, kecuali hidrogen. Semua golongan ini memiliki elektron

valensi 1. Unsur pada golongan ini berkecenderungan membentuk konfigurasi gas

mulia dengan melepaskan satu elektron sehingga membentuk kation. Ukuran

kemampuan melepaskan elektron disebut energi ionisasi. Atom-atom golongan

logam alkali mempunyai energi ionisasi rendah sehingga bersifat elektronegatif

(Wardiyah, 2016).

Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan


massa yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam alkali

berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu, lunak, rapatan massa rendah, dan

sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilat,

berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam

alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom.

Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti mentega

lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi

logam alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknnya

nomor atom. Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkali dapat

dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini. Perubahan

entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga antara 400-600 kJ mol -1, tetapi

untuk logam-logam alkali harga ini jauh lebih rendah antara 78-162 kJ mol -1.

Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan

rendahnya perubahan entalpi atomisasi (Sugiyarto, 2010).

Reaksi logam-logam alkali dengan air bersifat sangat eksotermik kecuali

litium yang bereaksi tenang menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen

dan hidroksidanya. Untuk logam alkali yang lebih berat, reaksinya dengan air

berlangsung lebih hebat. Rubidium dan Cesium misalnya, reaksi dengan air sering

disertai dengan ledakan karena sifatnya yang jauh lebih reaktif daripada logam

yang lain umumnya, maka logam alkali sering disebut sebagai super logam

(Sugiyarto, 2010).

Logam Alkali membentuk basa kuat bila bereaksi dengan air. Apabila

logam alkali makin reaktif, maka makin kuat pula sifat basanya yang terbentuk

pada reaksi dengan air. Logam alkali juga bereaksi dengan halogen, belerang,

hidrogen, dan oksigen bila dipanaskan. Ciri khas yang paling menonjol dari logam
alkali adalah keaktifannya yang luar biasa besar. Mengapa kebanyakan orang

tidak kenal baik rupa logam-logam yang sangat umum, natrium, kalium, dan

kalsium, adalah karena logam-logam ini begitu aktif sehingga mereka tidak

terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau air tak satu pun dari

unsur- unsur IA terdapat didalam keadaan unsurnya. Semua unsur alkali terdapat

dalam senyawaan alam sebagai ion unipositif (Asmadi, 2009).

2.2 Logam Alkali Tanah

Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Berilium

merupakan anggota pertama dalam golongannya bersifat hampir semiloga, dan

oleh karena itu lebih baik dibicarakan berpisah, dan radium yang merupakan

anggota terakgir bersifat radioaktif (Sugiyarto, 2010).

Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas

(kerapatan) relatif rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali

kalsium. Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan

metalik logam alkali sebagimana ditunjukkan oleh harga entalpi atomisasi; titik

leleh dan kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali.

Walaupun densitas logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya

dengan logam-logam alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit

saja, berbeda dari titik leleh dan entalpi atomisasi logam alkali. Logam-logam

alkali tanah kurang reaktif, atau kurang elektropositif, dibandingkan dengan

logam alkali, namun lebih reaktif daripada logam-logam lain. Sebagai contoh, Ca,

Sr dan Ba bereaksi dengan air dingin, dan reaksi yang paling hebat adalah air

dengan barium. Kemudian, seperti halnya golongan alkali, dimana logam-logam

alkali tanah semakin reaktif dengan naiknya nomor atom (Sugiyarto, 2010).
Berbeda dengan garam-garam golongan alkali yang mudah larut dalam air,

berbagai garam logam golongan alkali tanah tidak larut dalam air. Pada umumnya

garam alkali tanah yang larut dalam air adalah garam garam nitrat dan klorida

(dari anion valensi tunggal) sedangkan yang sukar larut adalah garam-garam

seperti karbonat dan fosfat. Beberapa anion menunjukkan kecenderungan

kelarutan yang cukup mencolok seperti misalnya garam sulfat yang mempunyai

kecenderungan semakin sukar larut dari atas ke bawah dalam golongannya

sedangkan hidroksidanya menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu semakin sukar

larut (Sugiyarto, 2010).

Guo et al, termasuk di antara yang pertama melakukan studi komparatif

tentang dampak penambahan logam alkali tanah pada katalis Ni/SiO2. Selama

persiapan katalis, nitrat logam alkali tanah pertama kali diresapi pada dukungan

SiO2, diikuti oleh impregnasi basah dari fase aktif Ni. Para penulis melaporkan

bahwa MgO memiliki efek negatif pada aktivitas katalitik, sementara CaO tidak

memiliki efek yang jelas. Oksida logam alkali tanah yang lebih berat SrO dan

BaO menghasilkan hasil yang lebih baik, keduanya meningkatkan aktivitas

katalitik (Charisiou, 2020).

Di tempat lain, Mendeleev berargumen dengan tegas bahwa tabel periodik

pada dasarnya adalah klasifikasi unsur dalam pengertian abstrak. Jadi, dalam hal

perbedaan yang diperkenalkan di sini, kita hanya dapat merujuk pada sistem alami

(system periodik) zat dasar bukan zat sederhana (Paneth : 1962) Mendeleev juga

berpendapat bahwa unsur-unsur dalam pengertian yang lebih abstrak dirincikan

hanya berat atomnya. Karena ia mencoba untuk mengklasifikasikan unsur-unsur

abstark, bukan zat sederhana, Mendeleev tidak disesatkan oleh sifat kimia yang

tidak esensial (Ghibaudi, 2020).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, cawan

petridish, pipet tetes, gelas piala dan pemanas.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah logam Li, Logam Na,

Logam Mg, Logam Ca, MgCl2 0,5 M, SrCl2 0,5 M, BaCl2 0,5 M, H2SO4, NaOH dan

Indikator Phenolptalin (PP).

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaktivitas Unsur

Prosedur pada percobaan pertama :

Siapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL. tabung reaksi (1) diisi

logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam Ca. amati

dan perhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi, panaskan tabung

hingga terjadi reaksi (terjadi reaksi ditandai adanya gelembung-gelembung gas).

Teteskan indikator phenolptalin (PP) masing masing tabung dan catat perubahan

warnanya.

Apungkan secari kertas saring di atas permukaan air dalam cawan

petridish dengan menggunakan pinset, letakkan sepotong logam Na di atas kertas

tersebut. Biarkan hingga terjadi ledakan kecil kecil. Kemudian, diteteskan

indikator phenolptalin (PP) dan catat perubahan warnanya.


3.3.2 Kelarutan Garam Sulfat

Siapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2, tabung

reaksi (2) dengan SrCl2 dan tabung reaksi (3) dengan BaCl2 masing-masing 1 mL

dengan konsentrasi 0,5 M. masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1

mL H2SO4 0,5 M. Perhatikan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.

3.3.3 Kelarutan Garam Hidroksida

Siapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2, tabung

reaksi (2) dengan SrCl2 dan tabung reaksi (3) dengan BaCl2 masing-masing 1 mL

dengan konsentrasi 0,5 M. masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1

mL NaOH 0,5 M. Perhatikan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Tabel Pengamatan Reaktivitas Unsur

Unsur Reaksi dengan Ditambahkan Indikator


Dipanaskan
(Logam) aquadest (dingin) PP

Li Menghasilkan - ++
gelembung gas
Mg - Menghasilkan +++
gas (Reaksi lebih
lambat)
Ca Sedikit gelembung Menghasilkan +++++
gas gas
(reaksi lebih
cepat)
Na Menimbulkan api - ++++
dan ledakan kecil
Catatan: (+) menandakan kepekatan warna larutan setelah penambahan indikator

5.1.2 Tabel Pengamatan Kelarutan Garam Sulfat


Setelah Penambahan
Larutan Keterangan
H2SO4 0,5 M
MgCl2 0,5 M Tidak ada endapan -

SrCl2 0,5 M Terdapat endapan


+++

BaCl2 0,5 M Banyak endapan ++++

5.1.3 Tabel Pengamatan Kelarutan Garam Hidroksida


Setelah Penambahan
Larutan Keterangan
NaOH 0,5 M

MgCl2 0,5 M Banyak endapan ++++

SrCl2 0,5 M Terdapat endapan +++

BaCl2 0,5 M Tidak ada endapan +


Catatan: (+) menunjukkan banyaknya endapan yang terbentuk
4.1 Reaksi-reaksi

4.1.1 Reaktifitas Unsur

2Li + 2H2O 2LiOH + H2 ↗

2Na + 2H2O 2NaOH + H2 ↗

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2 ↗

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2 ↗

4.1.2 Pengendapan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl

SrCl2 + H2SO4 SrSO4↓ + 2HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4↓ + 2HCl

4.1.3 Pengendapan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2↓ + 2NaCl

SrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2↓ + 2NaCl

BaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2↓ + 2NaCl

4.2 Pembahasan

Pada percobaan pertama yaitu untuk mengetahui reaktifitas unsur. Dimana

logam Li, logam Mg, dan logam Ca masing-masing dilarutkan dalam air,

dipanaskan dan ditetesi indikator phenolptalin (PP). hasilnya, larutan Li berwarna

ungu keruh, larutan Mg berwarna ungu terang, larutan Ca berwarna ungu pekat,

dan larutan Na berwarna ungu muda. Pada percobaan ini, untuk perlakuan

dipanaskan berfungsi untuk mempercepat reaksi, seperti yang diperlakukan pada

larutan Mg dan Ca yang dimana diperoleh Ca lebih cepat karena banyaknya

gelembung dibanding Mg sedikit gelembung yang terbentuk. Maka untuk itu,

kereaktifan unsur yang telah direaksikan dapat diperoleh bahwa dalam golongan
alkali (IA) Na lebih reaktif dibanding Li, sedangkan dalam golongan alkali tanah

(IIA) Ca lebih reaktif dibanding Mg. Jadi kereaktifan suatu unsur dalam satu

golongan akan bertambah dari atas ke bawah.

Pada percobaan kedua yaitu untuk mengetahui pengendapan yang terjadi

pada kelarutan asam sulfat. Dimana perlakuaan penambahan H2SO4 berfungsi

sebagai reduktor asam kuat. Adapun hubungan kelarutan dengan endapan yaitu

semakin tinggi kelarutan semakin sedikir endapan yang terbentuk dan semakin

rendah kelarutan semakin banyak endapan yang terjadi. Urutan tingkat

pengendapan yang paling banyak yaitu BaCl2>SrCl2>MgCl2. Dapat disimpulkan

urutan kelarutannya makin ke bawah semakin rendah.

Pada percobaan ketiga yaitu untuk mengetahui pengendapan yang terjadi

pada kelarutan garam hidroksida. Adapun hubungan kelarutan dengan endapan

yaitu semakin tinggi kelarutan semakin sedikit endapan yang terbentuk dan

semakin rendah kelarutan, semakin banyak endapan yang terjadi. Urutan tingkat

pengendapan yang paling banyak yaitu MgCl2>SrCl2>BaCl2. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa urutan kelarutan dalam satu golongan (khususnya golongan

alkali tanah) makin bertambah dari atas ke bawah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Kereaktifan logam alkali (IA) yaitu logam Na lebih reaktif dibandingkan

dengan logam Li. Kereaktifan logam alkali tanah (IIA) yaitu logam Ca lebih

reaktif dibandingkan dengan logam Mg. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam

satu golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) kereaktifannya bertambah dari

atas ke bawah. Sedangkan, kelarutannya pada garam sulfat dari atas ke bawah

semakin rendah. Dimana kelarutan paling tinggi yaitu MgCl2 dan yang memiliki

banyak endapan yaitu BaCl2. Dalam satu golongan alkali tanah (IIA) kelarutan

garam hidroksida bertambah dari atas ke bawah. Dimana Mg(OH) 2 kelarutannya

paling rendah dan yang paling sedikit mengendap yaitu BaCl2.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya kuantitas dan kualitas bahan di laboratorium lebih ditingkatkan

lagi agar praktikan tidak kekurangan bahan pada saat praktikum.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Saran saya untuk asisten, yaitu agar tetap membimbing dan menjelaskan

sesuatu yang praktikan tidak ketahui. Selalu memberi praktikan support agar

praktikan semangat dalam mengerjakan laporannya.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Endro, S. Oktiawan, W., 2009, Pengurangan Chrom (Cr) Dalam Limbah
Cair Industri Kulit Pada Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali,
Jurnal Air Indonesia, 5(1) : 43-44.

Ghibaudi, E., Scerri, E., 2020, What Is A Chemical Element?, Oxford University
Press, United States of America.

Kasma, S., Siaulhak, Kurniadi, W., 2022, Media Pembelajaran Unsur Kimia Pada
SMP 3 Kota Palopo Berbasis Android, Jurnal Ilmiah Information
Technology d’Computare, 12(1) : 42-43.

OpenStax College Team, 2015, Chemistry, Rice University, Texas.

Saputra, D., Gürbüz, B., Haryani, H., 2021, Android-based Animation for
Chemical Elements and Experiments as an Interactive Learning Media,
Journal of Science Learning, 4(2) : 185-186.

Sugiyarto, K. H., Suyanti, R. D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Tsiotsias, A. I., Charisiou, N. D., Yentekakis, I. V., Goula, M. A., 2020, The Role
of Alkaline Earth Metals in the CO 2 Methanation Reaction and the
Combined Capture and Methanation of CO2, Journal Catalysts, 10(7) :
36-37.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta.
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Reaktifitas Unsur

Logam Li Logam Mg Logam Ca

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 2 mL air

- Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi

- Dipanaskan ketika tidak terjadi reaksi (reaksi

ditandai dengan adanya gelembung-

gelembung)

- Diteteskan indikator phenolptalin (PP)

- Dicatat perubahan warna yang terjadi

Hasil

B. Kelarutan Garam Sulfat

1 mL MgCl2 1 mL SrCl2 1 mL BaCl2

0,5 M 0,5 M 0,5 M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan dengan 1 mL H2SO4 0,5 M

- Amati Pengendapan yang terjadi

Hasil
C. Kelarutan Garam Hidroksida

1 mL MgCl2 1 mL SrCl2 1 mL BaCl2

0,5 M 0,5 M 0,5 M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan dengan 1 mL NaOH 0,5 M

- Amati Pengendapan yang terjadi

Hasil

Anda mungkin juga menyukai