Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktikum

Kimia Dasar
ACC+ 25/10/21

KESETIMBANGAN ASAM BASA

FITRI

H021211041

KELOMPOK IB

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LAPORAN PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN ASAM BASA

Disusun dan diajukan oleh :

FITRI

H021211041

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Makassar, 12 Oktober 2021


Asisten Praktikan

SITTI FATHIRAH KAMALUDDIN FITRI


H031191094 H021211041
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan adalah keadaan dimana tidak ada perubahan yang dapat

diamati seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan biasanya terjadi dalam dua

keadaan, yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis. Bila reaksi kimia

telah mencapai keadaan setimbang, konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan dan

tidak ampak perubahan yang terjadi dalam sistem. Reaksi ini dimana reaktan

dikonversi ke produk lain dan produk dikonversi menjadi reaktan di bejana reaksi

yang sama dan secara alami menyebabkannya menjadi setimbang. Terlepas dari

sukarnya reaksi dan sifat kinetik dari reaksi baliknya. Perubahan konsentrasi dapat

,mempengaruhi proses kesetimbangan atau lebih tepatnya jumlah dari reaktan dan

produknya. Perubahan tekanan dan volume mungkin juga dapat memberikan

pengaruh yang sama terhadap sistem gas pada kesetimbangan. Katalis dapat

mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan pada reaksi maju dan reaksi balik.

Namun, katalis tidak dapat merubah posisi kesetimbangan atau konstanta

kesetimbangan (Chang, 2003).

Contoh dari proses kesetimbangan terjadi pada kesetimbangan asam basa.

Dimana kesetimbangan asam basa adalah kesetimbangan yang prinsip-prinsipnya

terjadi pada suatu senyawa asam, basa, atau asam basa. Tetapan kesetimbangan atau

konsentrasi senyawa atau larutan sangat berpengaruh pada pH dari suatu senyawa

atau larutan. Senyawa asam basa yang umumnya mengalami ksetimbangan adalah

senyawa asam lemah dan basa lemah (Chang, 2003).


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pH larutan asam

lemah dengan menggunakan kertas pH Universal, pengaruh pengenceran terhadap

nilai pH, tetapan kesetimbangan ionisasi, derajat ionisasi larutan asam lemah, dan

menetukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini, praktikan diharapkan:

1. Menentukan nilai pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH

universal.

2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan kesetimbangan

ionisasi, dan derajat ionisasi larutan asam lemah.

3. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini adalah menentukan nilai pH larutan asam

lemah menggunakan kertas pH universal. Kemudian menentukan pengaruh

pengenceran terhadap nilai pH, tetapan kesetimbangan dan derajat ionisasi larutan

asam lemah berdasarkan nilai pH yang diperoleh dalam percobaan asam basa..
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada eksperimen asam-basa, dibutuhkan alat bantu atau media

pembelajaran yang dikenal dengan larutan atau kertas indikator. Indikator asam-

basa dapat dibuat dari bahan alami dengan mengekstrak bagian dari tanaman.

Beberapa tanaman seperti ubi ungu, dan bunga kangkung telah digunakan sebagai

indikator alami. Semua sumber tersebut memiliki karakteristik warna yang

memberikan perubahan warna pada lingkungan pH yang berbeda, bahkan dapat

dijadikan dasar penentuanpH suatu larutan (Sukemi dkk, 2017).

Materi asam-basa merupakan salah satu materi yang harus dipelajari dan

dipahami oleh mahasiswa. Terdapat beberapa materi prasyarat yang harus dikuasai

terlebih dahulu untuk dapat memahami materi asam-basa, antara lain kesetimbangan

kimia, reaksi kimia, stoikiometri, hakikat materi, dan larutan. Selain itu, materi

asam-basa merupakan materi prasyarat untuk dapat memahami materi selanjutnya

yaitu buffer, hidrolisis dan titrasi pada peristiwa asam-basa. (Amry dkk., 2017).

Sifat kimia dari suatu senyawa dapat dijlaskan oleh sifat asam-basa dari

senyawa yang bersangkutan. Nenurut definisi Bronsted-Lowry, suatu senyawa

bersifat asam jika dapat menyumbangkan proton (H=), sedangkan basa jika senyawa

dapat menerima proton (H+). Asam-asam kuat memiliki konstanta keasaman besar

karena kesetimbangan bergeser kea rah kanan, sedangkan asam-asam lemah

memiliki konstanta kasaman kecil. Umumnya keasaman dilambangkan dengan Ka

yang merupakan nilai negatif logaritma dari konstanta keasaman. Dengan demikian,
Asam-asam kuat memiliki nilai Ka rendah, sedangkan asam-asam lemah memiliki

nilai Ka tinggi (Prasojo, 2012).

Sejauh ini, yang dibicarakan adalah tetang keasaman, tetapi konsep yang

sama dapt digunakan pula unuk menenukan kebasaan dari suatu senyawa. Basa

konjugasi dari asam kuat adalah basa lemah, karena memiliki afinitas yang kcil

terhadap proton. Sebaliknya, basa konjugasi dari asam lemah adalah basa kuat,

karena memiliki afinitas yang besar terhadap proton (Prasojo, 2012)

Asam basa Lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sbagai aseptop

atau penerima paangan elektron, sedangkan bas Lewis adalah senyawa yang dapat

bertindak sebagai donor/pmberi paangan elektron. Konsep asam basa Lewis sangat

luas digunakan bukan hanya senyawa pemberi atau penerima elektron, tapi juga

dapat diterapkn pada senyawa lain. Proton (senyawa hidrogen) merupakan asam

Lewis karena dapat menerima sepasang elektron supaya dapat stabil, dan juga

karena memilki orbital-orbital kosong yang dapat menrima sepasang elektron dari

basa Lewis (Prasojo, 2012). Ka suatu asam semakin kuat asamnya. Sementara itu,

kekuatan basa berhubungan dengan kemampuan basa untuk terdisosiasi atau

terionisasi di dalam air yang dinyatakan dengan nilai Kb. Semakin besar nilai

Kb suatu basa m a k a semakin kuat basanya (Amry dkk., 2017).

pH adalah jumlah konsentrasi ion hidrogen (H+) pada larutan yang

menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki. Pengukuran pH biasanya

dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sistem pengukuran dalam pH meter

menggunakan sistem pengukuran secara potensimetri. pH meter berisi elektroda

kerja dan elektroda referensi (Ngafifuddin dkk., 2017).


Perlu diingat bahwa persamaan pOH = -log [OH-] atau pH = -log [H+]

hanyalah sebuah definisi yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dalam

mencari pH suatu larutan asam-basa. Logaritma negatif memberi angka positif

untuk pH yang sebaliknya akan negatif karena nilai [H+] yang kecil. pH yang diukur

dari suatu larutan biasanya tidak sama dengan yang dihitung dari persamaan tersebut

karena konsentrasi ion H+ dalam molaritas tidak secara numerik sama dengan nilai

aktivitasnya. Dalam laboratorium, pH meter biasanya digunakan untuk menentukan

pH larutan. Meskipun banyak pH meter yang memiliki skala ditandai dengan nilai

dari 1 hingga 14, nilai pH sebenarnya bisa kurang dari 1 dan lebih besar dari 14.

Contoh penggunaan pH meter yaitu mengukur pH beberapa cairan tubuh yang

sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan fungsinya. Berdasarkan hasil

pengukuran, didapat bahwa pH asam lambung yang memfasilitasi pencernaan itu

rendah (keasaman tinggi) sedangkan pH darah yang lebih tinggi karena digunakan

untuk pengangkutan oksigen (Chang, 2003).

Konstanta disosiasi basa Kb megacu pada kesetimbangan yang terjadi

ketika basa lemah ditambahkan ke dalam air. Rekasi antara anion dan kation suatu

garam aau keduanya disebu dengan hidrolisis garam. Hidrolisis mempengaruhi pH

dari larutan garam. Klasifikasi asam basa pada senyawa organik umumnya

mengikuti teori asam basa Bronsted-Lowry. Indikator asam basa adalah suatu

senyawa organik yang dapat berubah warna dengan berubahnya pH, biasa

digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa dengan cara

memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Konsep

yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, serta yang tetap diterima hingga

sekarang, dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1884 (Utomo, 2008).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah larutan asam

asetat 0,1 M dan larutan asam formiat 0,1 M. Adapun indikator yang digunakan

pada percobaan ini adalah indikator merah netral (pH 7,0 – 8,0), indikator merah

violet (pH 0,2 – 2,0), indikator bromcresol green (pH 4,0 – 6,0), indikator merah

orange (pH 3,0 – 4,4), indikator bromphenol blue (pH 2,8 – 4,6), indikator metil

merah (pH 4,2 – 6,3), indikator thympolphtaler (pH 9,3 – 10,5), dan indikator thymol

biru (pH 1,2 – 2,8).

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu semprot, tabung

reaksi, rak tabung reaksi, plat tetes, labu ukur, termometer, pH universal, pipet

volume, dan pipet tetes.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengenceran Larutan Asam Formiat

Diambil 5 mL larutan asam formiat 0,1 M lalu dimasukkan ke dalam labu

ukur berukuran 50 mL. Ditambahkan aquades sampai batas tanda lalu

dihomogenkan. Diambil 10 mL larutan dan dimasukan ke dalam labu ukur, lalu

diukur pH dan suhu larutan, dilakukan dua kali. Masing-masing pH larutan ini

diukur dengan ditetesi larutan petunjuk atau indikator yang sesuai dengan trayek pH
hasil pembacaan kertas pH universal larutan asam formiat 0,1 M. Dilakukan

pengenceran bertingkat sebanyak 3-5 kali. Dicatat hasil analisis yang diperoleh.

3.3.2 Pengenceran Larutan Asam Asetat

Diambil 5 mL larutan asam asetat 0.1 M lalu dimasukkan ke dalam labu

ukur berukuran 50 mL. Ditambahkan aquades sampai batas tanda lalu

dihomogenkan. Diambil 10 mL larutan dan dimasukan ke dalam labu ukur, lalu

diukur pH dan suhu larutan, dilakukan dua kali. Masing-masing pH larutan ini

diukur dengan ditetesi larutan petunjuk atau indikator yang sesuai dengan trayek pH

hasil pembacaan kertas pH universal larutan asam asetat 0,1 M. Dilakukan

pengenceran bertingkat sebanyak 3-5 kali. Dicatat hasil analisis yang diperoleh.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengenceran terhadap pH

Tabel 1. Hasil Pengenceran Asam Formiat


Percobaan pH Larutan Sebelum pH Larutan Setelah
Pengenceran Pengenceran
A 2 3
B 3 4
C 4 5
D 5 6
E 6 7

Tabel 2. Hasil Pengenceran Asam Asetat


Percobaan pH Larutan Sebelum pH Larutan Setelah
Pengenceran Pengenceran
A 3 4
B 4 5
C 5 6
D 6 7
E 7 7

Secara teori, semakin pekat suatu larutan maka pH larutan tersebut akan

semakin naik atau semakin besar dan semakin encer suatu larutan maka pH larutan

tersebut akan semakin turun atau semakin kecil. Hal ini menbuktikan bahwa

pengenceran berbanding lurus dengan tingkat kenaikan pH. Teori tersebut sesuai

dengan hasil yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan

data pada tabel di atas, maka pH larutan asam formiat semakin turun setelah

dilakukan pengenceran bertingkat sebanyak lima kali yang berarti kedua larutan

tersebut semakin encer dan nilai pH atau tingkat keasamannya semakin rendah.

4.2 Pengaruh Konsentrasi terhadap pH

Tabel 3. Konsentrasi Asam Formiat


Percobaan Konsentrasi (M) pH Larutan
A 0,01 3
B 0,001 4
C 0,0001 5
D 0,00001 6
E 0,000001 7

Tabel 4. Konsentrasi Asam Asetat


Percobaan Konsentrasi (M) pH Larutan
A 0,01 4
B 0,001 5
C 0,0001 6
D 0,00001 7
E 0,000001 7

Secara teori, semakin pekat suatu larutan maka pH larutan tersebut akan

semakin naik atau semakin besar dan semakin encer suatu larutan maka pH larutan

tersebut akan semakin turun atau semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa

pengenceran berbanding lurus dengan tingkat kenaikan pH. Teori tersebut sesuai

dengan hasil yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan data

pada tabel di atas, pH larutan asam asetat semakin turun setelah dilakukan

pengenceran bertingkat sebanyak empat kali yang berarti kedua larutan tersebut

semakin encer dan semakin kurang kadar keasaman larutan.

4.5 Pengaruh Konsentrasi terhadap Tetapan Kesetimbangan

Tabel 5. Kesetimbangan Asam Formiat


Percobaan Konsentrasi (M) Kesetimbangan (K a)
A 0,01 10 -4
B 0,001 10 -5
C 0,0001 10 -6
D 0,00001 10 -7
E 0,000001 10 -8

Tabel 6. Kesetimbangan Asam Asetat


Percobaan Konsentrasi (M) Kesetimbangan (K a)
A 0,01 10 -6
B 0,001 10 -7
C 0,0001 10 -8
D 0,00001 10 -9
E 0,000001 10 -10

Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa konsentrasi berbanding lurus

dengan tingkat kesetimbangan asam. Semakin kecil konsentrasi maka semakin kecil

nilai kesetimbangan dan semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula nilai

kesetimbangan.

4.7 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Derajat Ionisasi

Tabel 7. Derajat Ionisasi Asam Formiat


Percobaan Konsentrasi (M) Derajat Ionisasi dalam %
A 0,01 10
B 0,001 10
C 0,0001 10
D 0,00001 10
E 0,000001 10

Tabel 8. Derajat Ionisasi Asam Asetat


Percobaan Konsentrasi (M) Derajat Ionisasi dalam %
A 0,01 1
B 0,001 1
C 0,0001 1
D 0,00001 1
E 0,000001 1

Dari tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi dan pH

dari suatu larutan tidak mempengaruhi derajat ionisasi dari larutan tersebut. Baik

pada saat konsentrasi dinaikkan maupun diturunkan, tak akan berpengaruh dengan

derajati ionisasi dari larutan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Semakin encer konsentrasi suatu larutan asam maka pH yang dihasilkan akan

semakin mengecil. pH larutan asam lemah dapat ditentukan dengan

menggunakan kertas pH universal. Asam formiat konsentrasi 0,1 M memiliki pH

1; konsentrasi 0,01 M memliki pH 3; konsentrasi 0,001 M memiliki pH 4;

konsentrasi 0,0001 M memiliki pH 6; dan konsentrasi 0,00001 M memiliki pH 7.

Pada asam asetat dengan konsentrasi 0,1 M memiliki pH 3; konsentrasi 0,01 M

memiliki pH 4; konsentrasi 0,001 M memiliki pH 5; konsentrasi 0,0001 M

memiliki pH 6; dan konsentrasi 0,00001 M memiliki pH 7.

2. Semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan terhadap suatu larutan

asam lemah maka konsentrasi yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan pH

yang dihasilkan serta berbanding lurus juga dengan nilai Ka larutan. Tetapi

pengenceran tidak berpengaruh terhadap derajat ionisasi suau larutan.

3. Larutan asam lemah yang telah diketahui nilai pH-nya dapat dicari nilai derajat

ionisasi larutannya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Praktikum

Saran untuk praktikum adalah sebaiknya prosedur dan penuntun

praktikum yang menyertakan referensi dan selalu diperbaharui serta lebih dilengkapi
lagi agar para praktikan tidak kewalahan mencari referensi untuk mengerjakan

laporan yang bisa memakan banyak waktu.

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Saran untuk laboratorium adalah menjaga, merawat, memperbaharui alat

lab yang digunakan walaupun praktikum hanya dilakukan oleh tim laboratorium

tanpa melibatkan praktikan secara langsung melainkan virtual, agar dalam praktikum

selanjutnya, tim laboratorium tidak kewalahan dalam menyiapakan alat dan bahan

jika akan digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Amry, U.W., Rahayu, S., dan Yahmin, Y., 2017, Analisis Miskonsepsi Asam
Basa pada Pembelajaran Konvensional dan Dual Situated Learning Model
(DSLM), Jurnal Pendidikan, 2(3): 385-391.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ngafifuddin M., Susilo, dan Sunarno, 2017, Penerapan Rancang Bangun pH Meter
Berbasis Arduino pada Mesin Pencuci Film Radiografi Sinar-X, Jurnal
Sains Dasar, 6(1): 66-70.
Prasojo, L.S., 2009, Kimia Organik 1 Jilid 1, Novena, Yogyakarta.
Sukemi, dkk., 2017, Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk
Merah (Syzygiumoleana), Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia, 2(3): 140.
Utomo, M. P., 2008, Teori Asam Basa, FMIPA UNY, Yogyakarta.
Lampiran 1

1. Asam Formiat (HCOOOH) 0,1 M

HCOOH 0,1M

- Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL menggunakan

pipet volume yang dipasangkan bulb.

- Ditambahkan air suling atau aquades sampai tanda

batas..

- Kemudian larutan dihomogenkan.

- Dituangkan ke dalam gelas ukur kemudian diukur

suhunya menggunakan thermometer.

- Dipindahkan ke dalam plat tetes menggunakan pipet

tetes.

- Diukur pH larutan menggunakan pH universal dan

melihat range indikator yang sesuai dengan pH yang

tertera pada pH universal yang telah dutetesi larutan

HCOOH.

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

Catatan: Dilakukan percobaan yang sama pada HCOOH sebanyak 5 kali dengan

konsentrasi yang berubah.


2. Asam Asetat (CH3COOH) 0,1 M

CH3COOH 0,1 M

- Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL menggunakan

pipet volume yang dipasangkan bulb.

- Ditambahkan air suling atau aquades sampai tanda

batas..

- Kemudian larutan dihomogenkan.

- Dituangkan ke dalam gelas ukur kemudian diukur

suhunya menggunakan thermometer.

- Dipindahkan ke dalam plat tetes menggunakan pipet

tetes.

- Diukur pH larutan menggunakan pH universal dan

melihat range indikator yang sesuai dengan pH yang

tertera pada pH universal yang telah dutetesi larutan

HCOOH.

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

Catatan: Dilakukan percobaan yang sama pada HCOOH sebanyak 5 kali dengan

konsentrasi yang berubah.


Lampiran 2. Perhitungan
A. Asam Formiat (HCOOH) 0,1 M

1. Pengenceran Asam Formiat 0,1 M

V1 M1 = V2 M2

 Konsentrasi 0,1 M menuju 0,01 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,01 M

 Konsentrasi 0,01 M menuju 0,001 M

V1 x M1 = V2 xM2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2

M2 = 0,001 M

 Konsentrasi 0,001 M menuju 0,0001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,0001 M

 Konsentrasi 0,0001 menuju 0,00001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,00001 M
2. Konsentrasi Kesetimbangan Asam Formiat 0,1 M
2
[10-pH]
𝐾𝑎𝑛 =
[𝑀]

a. Konsenrasi 0,1 M, pH = 2
2
[10-pH]
𝐾𝑎1 = [M]

-1 2
[10 ]
𝐾𝑎1 =
[0,1]

𝐾𝑎1 = 10−1 M

b. Konsenrasi 0,01 M, pH = 3
2
[10-pH]
𝐾𝑎2 =
[[M]
2
[10-3]
𝐾𝑎2 =
[0,01]

𝐾𝑎2 = 10−4 M

c. Konsenrasi 0,001 M, pH = 4
2
[10-pH]
𝐾𝑎3 =
[M]
2
[10-4 ]
𝐾𝑎3 =
[0,001]

𝐾𝑎3 = 10−5 M
d. Konsenrasi 0,0001 M, pH = 5
2
[10-pH]
𝐾𝑎4 =
[M]
2
[10-5 ]
𝐾𝑎4 =
[0,0001]

𝐾𝑎4 = 10−6 M

e. Konsenrasi 0,0001 M, pH = 6
2
[10-pH]
𝐾𝑎4 =
[M]
2
[10-6 ]
𝐾𝑎4 =
[0,0001]

𝐾𝑎4 = 10−
3. Derajat Ionisasi Asam Formiat 0,1 M

10−pH
𝛼𝑛 = × 100 %
[M]

a. Konsentrasi 0,1 M, pH = 1

10−pH
𝛼1 = × 100 %
[M]

10−1
𝛼1 = × 100 %
[0,1 M]

𝛼1 = 1 %

b. Konsentrasi 0,01 M, pH = 3

10−pH
𝛼2 = × 100 %
[M]

10−3
𝛼2 = × 100 %
[0,01 M]

𝛼 2 = 10 %

c. Konsentrasi 0,001 M, pH = 4

10−pH
𝛼3 = × 100 %
[M]

10−4
𝛼3 = × 100 %
[0,001 M]

𝛼 3 = 10 %

d. Konsentrasi 0,0001 M, pH = 6

10−pH
𝛼4 = × 100 %
[M]
10−6
𝛼4 = × 100 %
[0,0001 M]

𝛼4 = 1 %

e. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7

10−pH
𝛼5 = × 100 %
[M]

10−7
𝛼5 = × 100 %
[0,00001 M]
10−6
𝛼4 = × 100 %
[0,0001 M]

𝛼4 = 1 %

f. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7

10−pH
𝛼5 = × 100 %
[M]

𝛼4 = 1 %
B. Asam Asetat (CH3COOH) 0,1 M

1. Pengenceran Asam Asetat 0,1 M

V1 x M1 = V2 x M2

 Konsentrasi 0,1 M menuju 0,01 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,01 M

 Konsentrasi 0,01 M menuju 0,001M

V1 x M1 = V2xM2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2
M2 = 0,001 M

 Konsentrasi 0,001 M menuju 0,0001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,0001 M

 Konsentrasi 0,0001 menuju 0,00001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,00001 M

 Konsentrasi 0,00001 menuju 0,000001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,000001 M
2. Konsentrasi Kesetimbangan Asam Asetat
2
[10-pH]
𝐾𝑎𝑛 =
[Mn]

a. Konsenrasi 0,1 M, pH = 3
2
[10-pH]
𝐾𝑎1 =
[M]

𝐾𝑎1 = 2
[10-3]

[0,1]

𝐾𝑎1 = 10−5 M

b. Konsenrasi 0,01 M, pH = 4
2
[10-pH]
𝐾𝑎2 =
[M]
2
[10-4]
𝐾𝑎2 =
[0,01]

𝐾𝑎2 = 10−6 M
c. Konsenrasi 0,001 M, pH = 5
2
[10-pH]
𝐾𝑎3 =
[M]

[10-5]]
𝐾𝑎3 =
[0,001]

𝐾𝑎3 = 10−7 M

d. Konsenrasi 0,0001 M, pH = 6
2
[10-pH]
𝐾𝑎3 =
[M]

[10-7]]
𝐾𝑎3 =
[0,0001]

𝐾𝑎3 = 10−8

e. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7
2
[10-pH]
𝐾𝑎5 =
[M][M]

[10 -7]
𝐾𝑎5 = 𝐾𝑎5 =
[0,00001]
𝐾𝑎5 = 10-8 M
3. Derajat Ionisasi Asam Asetat

10−pH
𝛼𝑛 = × 100 %
[M]

a. Konsentrasi 0,1 M, pH = 3

10−pH
𝛼1 = × 100 %
[M]

10−3
𝛼1 = [0,1 × 100 %
M]

𝛼1 = 1 %

b. Konsentrasi 0,01 M, pH = 4

10−pH
𝛼2 = × 100 %
[M]

10−4
𝛼2 = [0,01 × 100 %
M]

𝛼2 = 1

c. Konsentrasi 0,001 M, pH = 5

10−pH
𝛼4 = × 100 %
[M]

10−5
𝛼4 = × 100 %
[0,0001 M]

𝛼4 = 1 %

d. Konsentrasi 0,0001 M, pH = 6

10−pH
𝛼4 = × 100 %
[M]

10−6
𝛼4 = [0,0001 × 100 %
M]

𝛼4 = 1 %
e. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7

10−pH
𝛼4 = × 100 %
[M]

10−7
𝛼4 = [0,0001 × 100 %
M]

𝛼4 = 1 %

f. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7

10] × 100 %
𝛼5 =

10−7
𝛼5 = [0,] × 100 %

𝛼5 = 1 %
Lampiran 3. Gambar Percobaan

Gambar 1. Pengenceran Asam Formiat (HCOOH) 0,1 M

Gambar 2. Pengenceran Asam Cuka (CH3COOH) 0,1 M

Anda mungkin juga menyukai