Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Kimia Organik Dasar

SENYAWA HALOGEN ORGANIK

NIKSIA TENRI OLLE

H031201019

KELOMPOK III

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
UNIT PELAKSANA MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SENYAWA HALOGEN ORGANIK

Disusun dan Diajukan Oleh:

NIKSIA TENRI OLLE

H031201019

Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Makassar, 13 April 2021


Asisten,

REKY ASRUDIN
H31116301
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam, terdapat banyak unsur ataupun senyawa kimia yang mempunyai

fungsi tersendiri, diantaranya adalah senyawa halogen organik. Senyawa halogen

organik merupakan senyawa yang terdiri dari ikatan karbon dan hidrogen yang

mengandung unsur Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), dan Astatin

(As), yang biasanya ditemukan dari hasil sumber daya laut seperti ganggang

(rumput laut). Senyawa ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari karena ia

dapat berfungsi sebagai pelarut dalam pencucian tanpa air, pestisida, zat

pendingin dan penghilang lemak (Adriani, 2017).

Senyawa halogen organik adalah senyawa yang penting karena senyawa

halogen dapat berupa suatu reagen awal atau substrat yang dapat digunakan dalam

sintesis seperti alkil halida dan aril halida, terutama halnya unsur bromida dan

klorida. Senyawa halogen organik dapat bereaksi salah satunya melalui reaksi

substitusi. Reaksi substitusi terjadi ketika suatu atom atau gugus yang merupakan

pereaksi menggantikan suatu atom atau gugus dari molekul yang bereaksi.Reaksi

substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh ataupun tak jenuh. Untuk

mengetahui reaksi substitusi secara mendalam, perlu juga untuk memahami

bagaimana mekanisme reaksinya (Adriani, 2017). Ikatan halogen adalah interaksi

nonkovalen di mana atom halogen berfungsi sebagai spesifik elektrofilik yang

energik dan geometris (Metrangolo dkk., 2008).

Berdasarkan uraian diatas dapat diapahami bahwa percobaan mengenai

senyawa halogen organik penting untuk dilakukan baik untuk mengetahui

kelarutannya, reaktifitasnya, manfaatnya, dan sebagainya.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui reaktifitas beberapa

senyawa halogen organik dan fungsinya sebagai pelarut

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. mempelajari kelarutan senyawa halogen organik dalam beberapa pelarut.

2. mengetahui kereaktifan senyawa halogen organik

1.3 Prinsip Percobaan

Pada percobaan ini, dilarutkan beberapa senyawa halogen organik dalam

beberapa pelarut untuk dilihat kelarutannya dalam pelarut tertentu. Selain itu,

direaksikan beberapa senyawa halogen organik dengan reagen tertentu untuk

dilihat kereaktifan senyawa halogen organik tersebut.


BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak, kloro

benzena, diklorometan, mentega cair, NaI/aseton, benzil klorida, kloroform,

AgNO3/alkohol, dan akuades.

2.2 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu semprot,

pipet tetes, dan tabung reaksi.

2.3 Prosedur Percobaan

2.3.1 Kelarutan Senyawa Organik

Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan

0,5 mL CHCl3. Selanjutnya, ditambahkan 1-2 tetes akuades pada tabung reaksi

pertama, mentega cair pada tabung reaksi kedua, dan minyak pada tabung raksi

ketiga. Kemudiaan dikocok, lalu diamaati dan dicatat perubaahan yang terjadi.

Dilakukan prosedur yang sama dengan mengganti CHCl3 dengan CCl4.

2.3.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik

Disiapkan empat buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan

1mL AgNO3/alkohol. Ditambahkan 1-2 tetes kloro benzena pada tabung reaksi

pertama, benzil klorida pada tabung reaksi kedua, kloroform pada tabung reaksi

ketiga, dan diklorometan pada tabung reaksi keempat. Kemudian dikocok, lalu

diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Lakukan prosedur yang sama dengan

mengganti AgNO3/alkohol dengan NaI/aseton.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Kelarutan senyawa halogen organik


Kelarutan dalam
Bahan keterangan
CCl4 CHCl3
Air Terbentuk 2 fasa Terbentuk 2 fasa Tidak larut
Mentega cair Terbentuk 1 fasa Terbentuk 1 fasa Larut
Minyak Terbentuk 1 fasa Terbentuk 1 fasa Larut

Tabel 2. Reaktifitas senyawa halogen organik


Perubahan yang terjadi
Bahan Keterangan
AgNO3/Alkohol NaI/Aseton
Larutan tidak Larutan tidak
Kloro benzena Tidak bereaksi
berwarna berwarna
Keruh, ada Keruh, ada
Benzil klorida Bereaksi
endapan putih endapan putih
Larutan tidak Larutan tidak
Kloroform Tidak bereaksi
berwarna berwarna
Larutan tidak Larutan tidak
diklorometan Tidak bereaksi
berwarna berwarna

3.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon

3.2.1 Reaksi Kelarutan Senyawa Halogen Organik

a. Dalam air
b. Dalam minyak

O O

H2C O C (CH2)16CH3 H2C O C (CH2)16CH3


O O
HC O C (CH2)16CH3 + CHCl3 HC O C (CH2)16CH3
O O
H2C O C (CH2)16CH3 H2C O C (CH2)16CH3 CHCl3

c. Dalam Mentega

O O

H2C O C (CH2)14CH3 H2C O C (CH2)14CH3


O O
HC O C (CH2)14CH3 + CCl4 HC O C (CH2)14CH3
O O
H2C O C (CH2)14CH3 H2C O C (CH2)14CH3
CCl4

3.2.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik


CHCl3 + NaI

3.3 Pembahasan

Pada percobaan pertama dilakukan percobaan untuk mengetahui kelarutan

senyawa organik, adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu mentega, minyak,

dan air, kemudian ketiga bahan tersebut masing-masing dihomogenkan dengan

tabung reaksi yang sebelumnya telah diisi dengan CHCl3 setelah itu diamati

kelarutannya, hal yang sama juga dilakukan dengan mengganti CHCl3 dengan

CCl4, hal ini dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau mengamati

kelarutan senyawa organik dalam pelarut polar ataupun nonpolar. Berdasarkan

tabel Berdasarkan tabel 1 mengenai kelarutan senyawa halogen organik. Dapat

diketahui bahwa terjadi ketidaklarutan antara air dan CHCl3hal ini disebabkan

karena air merupakan senyawa organik yang bersifat polar, sedangkan CHCl3

merupakan senyawa organik yang bersifat nonpolar, sehingga kelarutan yang

terbentuk adalah 2 fasa. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

Kelarutan senyawa organik yaitu kurang larut dalam air atau senyawa polar

lainnya dan mudah larut dalam pelarut nonpolar (Roni dan Legiso, 2021).
Menurut Adriani, dkk (2017) reaktifitas senyawa halogen organik dapat

diketahui dari terbentuknya laju pembentukan endapan yang terjadi. Pada

percobaan mengenai reaktifitas senyawa halogen organik yang hasil percobaannya

dapat dilihat dari tabel 2, diperoleh data bahwa saat AgNO3/alkohol direaksikan

dengan benzil klorida terjadi reaksi yang ditandai dengan terbentuknya endapan

putih begitupun ketika direaksikan dengan NaI/Aseton. Ketika AgNO3/alkohol

direaksikan dengan kloro benzena, kloroform, dan diklorometan tidak terjadi

perubahan apapun yang menandakan tidak ada reaksi yang terjadi., berdasarkan

percobaan ini maka dapat diketahui bahwa Benzil Klorida memiliki kereaktifan

yang baik saat direaksikan dengan AgNO3/alkohol dan NaI/Aseton.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan senyawa halogen organik dapat disimpulkan

bahwa:

1. senyawa halogen organik khususnya CHCl3 yang bersifat non-polar tidak

dapat bereaksi dengan air karena air bersifat polar.

2. kereaktifan senyawa halogen organik dapat dilihat dari laju endapan yang

terbentuk.

4.2 Saran

Pada percobaan ini diharapkan agar volume dalam video percobaan lebih

diperjelas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, N., Nuryanti, dan Maimun, 2017, Mekanisme Reaksi Subtitusi


Nukleofilik SN1 dan SN2 dengan Senyawa Halogen Organik, Kimia
Organik, , 4 (1) ;134-147

Metrangolo, P., Meyer, F., Pilati, T., Resnati, G., dan Terraneo, G., 2008, Halogen
Bonding in Supramolecular Chemistry, Angel Chem Int, 3 (47); 6114- 6127

Roni, K.A.,dan Legiso, 2021, Kimia Organik, NoerFikri Offset, Palembang


Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Akuades Dietil Eter

- Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang telah diberi label.

- Ditambahkan 0,5 mL akuades pada tabung reaksi (1), dan

tabung reaksi (2) ditambahkan 0,5 mL dietil eter.

- Ditambahkan ± 10 tetes larutan n-heksana ke dalam

tabung reaksi (1) dan (2).

- Dikocok dan diperhatikan perubahan yang terjadi.

- Dikerjakan prosedur yang sama seperti sebelumnya untuk

hidrokarbon sikloheksana, benzena, toluena dan parafin.

Hasil

B. Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon n- heksana,


benzene, toluena, parafin, dan etil asetat
- Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

- Di setiap tabung reaksi diisi sebanyak 1,0 mL: n-heksana,

sikloheksana, benzena, toluen, parafin dan etilasetat.

- Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 M,

- Dikocok dan bila perlu dipanaskan.

- Diamati dan catat perubahan yang terjadi.

- Dikerjakan prosedur yang sama dengan mengganti KMnO 4

dengan I2.

Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan

A. Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Gambar 1. Kelarutan Senyawa Hidrokarbon: n-Heksana, Sikloheksana,


Benzena, Toluena, dan Parafin.

B. Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Gambar 2. Reaksi Senyawa Hidrokarbon: n-Heksana, Sikloheksana, Benzena,


Toluena, Parafin, dan Etil asetat dengan KMnO4.

Gambar 3. Reaksi Senyawa Hidrokarbon: n-Heksana, Sikloheksana, Benzena,


Toluena, Parafin, dan Etil asetat dengan

Anda mungkin juga menyukai