Anda di halaman 1dari 5

IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL

DOSEN PEMBIMBING

Rahmatullah, S.Ip, M.Si

DISUSUN OLEH

Niksia Tenri Olle (H031201019)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
2020-2021
IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL

A. Identitas Nasional

Identitas Nasional berasal dari dua kata yaitu identitas dan nasional, dalam
kamus Oxford Identitas (identity) berasal dari bahasa Latin yaitu ‘idem’ atau
sama serta dua makna dasar yaitu, pertama tentang kesamaan absolut dan yang
kedua adalah konsep pembeda atau perbedaan yang menganggap adanya
konsistensi dan kontinuitas. Identitas adalah soal apa yang sesorang miliki secara
bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakan seseorang
tersebut dengan orang-orang yang lain. Sementara itu kata ‘nasional’ merupakan
identitas yang sangat melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
terikat oleh kesamaan-kesamaan fisik, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa
maupun sesuatu yang bersifat nonfisik seperti cita-cita, keinginan serta tujuan.
Himpunan kelompok itulah yang disebut dengan identitas bangsa atau identitas
nasional dan pada akhirnya dapat melahirkan tindakan kelompok yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi ataupun pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identitas
nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Hal ini, tidak hanya mengacu pada individu , akan tetapi
berlaku pula pada suatu kelompok. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa, identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang
dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan
acuan pancasila serta Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah
pengembangannya.

Lahirnya suatu identitas nasional bangsa sudah pastinya memiliki ciri


khas, sifat, serta keunikan tersendiri yang yang didukung oleh beberapa faktor
pembetuk identitas nasional. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas
bersama suatu bangsa yaiitu meliputi tujuh hal berikut yakni primordial, sakral,
tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi serta kelembagaan.
Berikut ini penjelasan mengenai ketujuh faktor pembentuk identitas nasional :
1. Primordial :
Faktor-faktor primordial meliputi ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga,
kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat.
2. Sakral :
Faktor sakral ini dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat
ataupun ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
3. Tokoh :
Kepemimpinan dari tokoh-tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan masyarakat suatu negara
Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat,
pemersatu rakyat dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
4. Bhineka Tunggal Ika :
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan kesediaan warga
negara suatu bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. yang dimaksud bersatu
dalam perbedaan adalah kesediaan para warga bangsa untuk setia pada
lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras ataupun agamanya.
5. Sejarah :
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah jugadapat
menyatukan diri mereka ke dalam satu bangsa, persepsi yang sama mengenai
pengalaman masa lalu, seperti sama sama menderita karena penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga akan melahirkan tekad dan tujuan
yang samaantar anggota masyarakat tersebut.
6. Perkembangan Ekonomi :
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) juga akan melahirkan spesialisasi
pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat bangsa
tersebut.
7. Kelembagaan :
Adapun faktor kelembagaan juga ikut berperan penting dalam mempersatukan
bangsa yaitu lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadulan dan partai politik dengan adanya lembaga-
lembaga tersebut maka tujuan pencapaian suatu negara lebih mudah tercapai.
B. Integrasi Nasional
Integrasi nasional atau National Character menurut Mead merupakan
konstruksi mengenai sifat-sifat yang dibawa sejak lahir oleh setiap manusia yang
kemudian menjadi ciri khas dalam suatu bangsa. Identitas nasional jika dilihat
sebagai proses yang menyeluruh (bersifat dinamis) dari lahir hingga interaksinya
dengan unsur lain (dalam hal ini unsur budaya antar bangsa), sehingga sejarah
suatu bangsa sangat menentukan bagaimana terbentuknya identitas nasional.
Faktor penyebab terbentuknya integrasi nasional ini dapat dibagi kedalam dua
faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif. Faktor objektif meliputi letak
geografis, keadaan lingkungan dan masyarakat dalam suatu bangsa. Sedangkan
faktor subjektif antara lain sejarah bangsa, kehidupan sosial politik dan
kebudayaan.
Masyarakat yang terintegrasi dalam haknya merupakan harapan bagi
setiap negara, karena integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan
bagi negara untuk tetap konsisten dalam membangun kejayaan nasional demi
mencapai tujuan yang sedang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan ataupun konflik, maka tentunya akan
banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
kerugian mental spiritual seperti perasaan kekhawatiran, kecemasan, ketakutan,
bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi
sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan
untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa
diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan dalam hal
yang ingin dicapainya..
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak
mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi
integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai
tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan.
Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan
suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan kepentingan yaitu yang
dapat menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak
dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi
integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk
membangun kejayaan bangsa dan negara oleh karena itu perlu senantiasa
diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti
kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan, oleh karena itu, kita
sebagai generasi muda sudah seharusnyalah kita bersunguh-sungguh dalam
belajar sebagai salah satu usaha atau upaya dalam menjaga integrasi bangsa
Indonesia itu sendiri.

Sumber:
Nurdiansyah, E., Dhita, A.N., 2020, Perwujudan Integrsai Nasional Pada
Masyarakat Kota Plembang, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 10(1): 29-37.

Anda mungkin juga menyukai