Anda di halaman 1dari 17

IDENTITAS

NASIONAL
Nurul Izza Maulidya Nim 2301010019
Rizki Wahyu Nurcahyo Nim 2201010003
Moch. Fitra Ardiansyah Nim 2201010053
Pengertian Identitas
nasional
Dalam pengertian etimologis identitas memiliki arti jati diri, tanda atau ciri
yang ada pada seseorang, atau kelompok tertentu. Sedangkan nasional atau
nasionalisme merujuk kepada satu paham suatu bangsa. Identitas nasional
secara terminologis merupakan suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang
secara filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Identitas
nasional juga bisa diartikan sebuah kepribadian suatu bangsa untuk
membedakan dengan bangsa lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
identitas nasional adalah sebuah pandangan hidup suatu bangsa, ideologi,
falsafah pancasila yang memiliki kedudukan tertinggi dalam sebuah negara
atau bangsa yang berlaku di dalam negara indonesia.
Adapun identitas nasional suatu bangsa diidentikkan dengan kebudayaan, adat istiadat atau
karakter yang menjadi ciri khas. Sedangkan identitas nasional dalam pandangan negara
lebih mengarah pada simbol kenegaraan. Bangsa Indonesia sendiri memiliki identitas
seperti:

1. Bahasa negara: Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan berasal
dari bahasa Melayu. Pemilihan bahasa ini dikarenakan bahasa Melayu jauh dari sebelum
Indonesia merdeka telah digunakan sebagai bahasa dalam interaksi antar suku yang
tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Meskipun demikan, bahasa-bahasa daerah lain
bukan berarti hilang namun tetap dipelihara sebagai kearifan lokal dan bahasa Indonesia
berperan sebagai pemersatunya.

2. Bendera negara: Sang Merah Putih. Bendera Sang Merah Putih merupakan simbol dari
perwujudan masyarakat Indonesia yang berjiwa pemberani, semangatnya yang berkobar
dan hati yang putih.
3. Lambang negara: Garuda Pancasila. Garuda Pancasila memiliki semboyan
"Bhineka Tunggal Ika". Garuda Pancasila sebagai lambang negara bangsa
Indonesia melambangkan kemegahan negara Indonesia. Adapun bentuk lambang
Garuda Pancasila ini adalah buah karya anak bangsa yaitu Sultan hamid II dari
Kesultanan Pontianak.

4. Lagu kebangsaan: Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya sebagai cerminan


dari semangat cinta tanah air dan kegagahan serta kebenaran yang dianut oleh
masyarakat Indonesia. Lagu ini pertamakali diperdengarkan saat sebelum
Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

5. Semboyan negara: Bhinneka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika merupakan


perwujudan dari beragamnya perbedaan baik dari suku, bahasa, dan budaya yang
dimiliki namun didalamnya tetap terakar jiwa-jiwa yang bersatu dan menjadikan
perbedaan tersebut sebagai kekayaan yang patut disyukuri.
6. Dasar falsafah negara: Pancasila. Pancasila sebagai cerminan dari
karakter bangsa Indonesia yang mengandung kesadaran, cita-cita dan
pandangan hidup yang telah menjadi pedoman nilai, asas, norma bagi
sikap tindak bagi penguasa dan Rakyat Indonesia. Satu-satunya falsafah
serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

7. Bentuk negara: Kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat dimaksudkan


sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat yang menjadi dasar
demokrasi.

8. Konstitusi hukum negara: UUD 1945. UUD 1945 berfungsi sebagai


pemberi batasan-batasan terhadap kekuasaan serta menjadi jaminan atas
perlindungan terhadap hak asasi manusia di Indonesia.
Faktor dan unsur yang membentuk
identitas nasional
Identitas nasional tercipta dan terbentuk dari banyaknya unsur yang
terkandung dalam bangsa dan negara indonesia. Unsur-unsur tersebut
terdiri dari suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa Indonesia. Oleh
sebab itu wajar jika kita menggaungkan sikap menjunjung semua unsur
tersebut sebagai identitas bangsa indonesia. Budaya, agama dan bahasa
adalah salah satu identitas yang sangat mudah dikenali pada bangsa ini.
Misalkan ketika kita berbahasa jawa tengah maka hal tersebut
menunjukkan identitas jika kita adalah rakyat yang berasal dari jawa
tengah. Begitu juga dengan kebudayaan, Indonesia memiliki banyak
budaya sebagai identitas wilayah dan daerah tertentu di dalam indonesia.
Setiap provinsi yang terdapat dalam negara indonesia memiliki budaya
tertentu dan khusus yang menunjukkan identitas daerah tertentu.
Ada 3 bagian yang menjadi unsur identitas nasional yaitu identitas fundamental,
instrumental, dan identitas alamiah. Identitas fundamental adalah identitas yang
terdiri dari unsur ideologi, dasar dan falsafah bangsa indonesia. Sedangkan
untuk unsur instrumental adalah identitas yang terdiri dari lambang negara
seperti bendera merah putih dan semua yang terkandung dalam undang-
undang 1945 beserta tata perundangannya. Ketiga adalah identitas alamiah
yang ditandai dengan agama, kepercayaan bahasa, budaya dan negara
kepulauan bangsa indonesia.
Identitas nasional juga terbentuk dari dua faktor yang terdapat dalam bangsa indonesia
kedua faktor tesebut adalah faktor subyektif dan faktor obyektif. Faktor obyektif atau
biasa disebut faktor primodial adalah faktor bawaan yang bersifat alamiah yang melekat
pada bangsa tersebut, yang terdiri dari demografis, ekologis maupun geografis. Kondisi
geografis, ekologis yang membentuk indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di
asia tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa indonesia. Sedangkan untuk faktor subyektif atau faktor
kondisialnya adalah keadaan yang Mempengaruhi terbentuknya identitas nasional.
Faktor subyektif meliputi faktor politik, budaya, sosial dan historis bangsa indonesia.
Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
indonesia, beserta identitas.
Selain itu terdapat faktor lain yaitu faktor sakral yang dapat berupa kesamaan agama yang
dipeluk masyarakat atau ideology yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama
dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor sakral
ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas, negara indonesia diikat oleh kesamaan
ideologi pancasila. Tokoh pmpinannya yang disegani dan dihormati oleh masyarakatnya
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa dan negara. Bahkan pimpinan negara
dianggap sebagai penyambung lidah rakyatnya, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu
bangsa yang bersangkutan. Contohnya soekarno di indonesia. Nelson mandela di afrika
selatan, mahatma gandhi di india, dan tito di yugoslavia.
Prinsip kesediaan rakyat bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) juga menjadi
faktor pembentuk idensitas nasional, yang disebut bersatu dalam perbedaan
adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara
dan pemerintahannya tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku, bangsa,
adat, ras, juga agamanya. Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi
yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan
diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu,
seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan
solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu sendiri.
Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik,
adat-istiadat dan tradisi, atau persamaan agama. Akan tetapi
teranglah bahwa tiada satupun di antara faktor – faktor ini
bersifat hakiki untuk menentukan ada – tidaknya atau untuk
merumuskan bahwa mereka harus seketurunan untuk
merupakan suatu bangsa. Faktor – faktor obyektif itu
penting, namun unsur yang terpenting ialah kemauan hidup
bersama walaupun berlatar belakng yang beda. Kemauan
inilah yang kita namakan nasionalisme.
Hubungan Identitas Nasional dengan
karakter bangsa
Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa yang
kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam
negara itu atau juga dari identitas beberapa bangsa-negara. Kesediaan
dan kesetiaan warga bangsa-negara untuk mendukung identitas
nasional perlu ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan terus-
menerus. Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga
jangan sampai melunturkan identitas nasional. Di sini perlu
ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui proses
terjadinya pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah
kecintaan kita pada tanah air ini.
Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter,
kharassein atau kharax”, dalam bahasa Prancis
“caractere” dalam bahasa Inggris “character.
Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi
pekerti, tabiat, watak yang membedakan seseorang dengan
orang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan
Kewarganegaraan, 2011: 67).
Sehingga karakter bangsa dapat diartikan tabiat atau watak
khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain.
Dalam masyarakat berkembang atau masyarakat Dunia Ketiga, pada
umumnya menghadapi tiga masalah pokok :
a. Nation-building adalah masalah yang berhubungan dengan warsian
masa lalu, bagaimana masyarakat yang beragam berusaha membangun
kesatuan bersama.
b. Stabilitas politik merupakan masalah yang terkait dengan realitas
saat ini yaitu ancaman disintegrasi.
c. Pembangunan ekonomi adalah masalah yang terkait dengan masa
depan yaitu (dalam konteks Indonesia) masyarakat adil dan makmur
(Darmaputra, 1988: 5).
Dari penjelasan ini dapatlah dikatakan bahwa identitas bangsa Indonesia
adalah Pancasila itu sendiri, sehingga dapat pula dikatakan bahwa Pancasila
adalah karakter bangsa. Nilai-nilai tersebut bersifat esoterik (substansial),
ketika terjadi proses komunikasi, relasi dan interaksi dengan bangsa-bangsa lain
realitas eksoterik juga mengalami perkembangan. Pemahaman dan
keyakinan agama berkembang sehingga terdapat paham baru di luar keyakinan
yang sebelumnya dianut.
Pemahaman kemanusiaan juga berkembang karena berkembangnya wacana
tentang hak asasi manusia. Kecintaan pada tanah air kerajaannya dileburkan
dalam kecintaan pada Indonesia. Pemerintahan yang monarkhi berubah menjadi
demokrasi. Konsep keadilan juga melintasi tembok etnik.
Pancasila dirumuskan melalui musyawarah bersama anggota
BPUPKI yang diwakili oleh berbagai wilayah dan penganut
agama, bukan dipaksakan oleh suatu kekuatan/rezim tertentu.

Dengan demikian Pancasila betul-betul merupakan nilai dasar


sekaligus ideal untuk bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang merupakan identitas sekaligus karakter bangsa
(Kaelan, 2007: 52).
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai