Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

NIM : 047916941
NAMA : Yanwar Suparman
Prodi : Manajemen
MATA KULIAH : Pendididkan Kewarganegaraan

P a g e 1 | 11
I. Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan Indonesia.
Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membedakan negara yang satu dengan negara
yang lainnya. Identitas nasional tersebut biasanya lahir dari berbagai nilai-nilai yang ada di
suatu bangsa.
Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh
identitas nasional yang ada di Indonesia!

Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti manusia,
memiliki identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan
setiap negara. Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu. Identitas
Nasional ini merupakan hal buatan karena identitas nasional ini dibuat, dan disepakati oleh warga dari
suatu bangsa sebagai identitasnya.

Identitas suatu negara merupakan suatu hal sekunder karena identitas nasional hadir setelah identitas
suatu bangsa mempunyai identitas yang berbeda-beda. Untuk memahami identitas nasional bangsa
Indonesia,

Istilah natie atau nation mulai tidak asing pada tahun 1835. Nation yang memiliki arti bangsa atau
nasional, nasionalisme, atau paham kebangsaan. Istilah bangsa ini memiliki arti masyarakat yang
bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-unsur satu kesatuan bahasa, satu kesatuan
daerah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hubungan ekonomi, satu kesatuan jiwa.

Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama yang mengandung keinginan untuk
hidup bersama dan bersedia untuk berkorban demi mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela
mengorbankan jiwa raganya demi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut akan tetap bersatu.

Dalam segi sosiologis, bangsa adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang awalnya berdiri
sendiri namun akhirnya merasa kesatuan ras, bahasa, keyakinan dan budaya. Dari segi politis, bangsa
adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka patuh pada kedaulatan negara, dan
kedaulatan negara itu merupakan kekuasaan tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh kekuasaan
politik.

Pengertian Identitas Nasional


Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara
harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan,
baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.

Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai
dengan keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu
bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.

P a g e 2 | 11
Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu
merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta
karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain
sebagainya. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia,
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura,
Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.

Dari banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk bangsa indonesia itu sendiri.
Tanpa Pancasila, negara dan bangsa ini ibarat kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra
luas tanpa tujuan jelas. Dalam buku Cita-cita Negara Pancasila oleh Sulastomo membahas tentang
Pentingnya memahami Prinsip-Prinsip dasar pancasila serta pengalaman pancasila dalam berbangsa
dan bernegara

Pembentukan Identitas Nasional Suatu Bangsa


Pembentukan identitas nasional suatu negara tentunya mengalami proses yang panjang dan
membutuhkan perjuangan yang besar. Hal ini karena identitas nasional adalah sebuah hasil dari
kesepakatan masyarakat bangsa tersebut. Tidak setujunya masyarakat tentang identitas nasional di
sebuah negara tentu saja bisa terjadi.
Umumnya, setiap kelompok masyarakat menginginkan identitasnya diangkat menjadi identitas
nasional. Hal ini yang menyebabkan sebuah negara yang baru merdeka akan mengalami perdebatan
dan pertikaian yang berlarut-larut

Identitas nasional dapat kita artikan sebagai sebuah kesatuan yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang
ada di tanah air. Nilai tersebut memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain,
atau umumnya dikenal dengan nasionalisme. Hakikat identitas nasional indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam kehidupan orang
Indonesia.
Di dalam Buku Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan yang ditulis oleh Ani Sri Rahayu, dikatakan
bahwa pada dasarnya untuk bisa mempertahankan identitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
adalah melalui penanaman nilai-nilai yang ada di dalam pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Buku yang disusun oleh Sri Rahayu ini sudah sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi
dan dilengkapi dengan rencana pembelajaran.
Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa identitas nasional bersifat buatan. Ada banyak faktor-faktor yang
membentuk identitas nasional suatu bangsa. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Objektif
Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang
membentuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia juga
terletak di wilayah Asia Tenggara, hal ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.

P a g e 3 | 11
2. Faktor Subjektif
Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya masyarakat
Indonesia dan juga identitas bangsa Indonesia.

3. Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama. Meskipun
unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut
bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia. Persatuan yang terjadi itu tidak serta
merta menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di dalam masyarakat
Indonesia, maka dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-
beda tapi tetap satu jua.

4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam
kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa
merupakan identitas nasional yang dinamis. Maka dari itu, pembentukan identitas nasional
yang dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia.
Semuanya tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk
memajukan bangsa dan negara Indonesia.

5. Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional dan kesatuan
nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa dari
daerahnya masing-masing.

6. Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti yang
sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa
asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan,
penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan
kemerdekaan.

Faktor-faktor di atas pada dasarnya merupakan proses dalam sebuah pembentukan identitas nasional.
Hal ini tentunya terus berkembang, mulai dari era sebelum kemerdekaan, sampai saat ini.
Bangsa Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan dengan prinsip
nasionalis modern. Maka dari itu, dalam pembentukan identitas nasionalnya, sangat erat dengan
unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan juga agama.
Identitas nasional adalah suatu konsep yang mencakup nilai-nilai, tradisi, budaya, bahasa, agama,
sejarah, dan ciri khas lain yang membedakan suatu negara dari negara lainnya. Identitas nasional
menjadi bagian penting dari keberadaan suatu negara, karena mampu mempersatukan dan mengakar
pada rakyatnya.

P a g e 4 | 11
Contoh identitas nasional yang ada di Indonesia meliputi:
1. Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai di Indonesia dan menjadi simbol
persatuan bangsa. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
pemerintahan, pendidikan, dan media massa.
2. Pancasila:
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi acuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pancasila mencerminkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, yaitu
keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi.
3. Garuda Pancasila
Garuda Pancasila adalah lambang negara Indonesia yang terdiri dari burung Garuda dengan
sayap terbuka dan menggenggam pita yang berisi kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Lambang
ini melambangkan keberanian, kekuatan, dan kebebasan.
4. Batik
Batik adalah kain yang dihias dengan corak khas Indonesia. Batik menjadi identitas budaya
Indonesia yang diakui oleh dunia internasional.
5. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia yang diciptakan oleh W.R.
Supratman. Lagu ini menjadi simbol kebanggaan dan patriotisme bagi rakyat Indonesia.

P a g e 5 | 11
2. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga mati.
Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan membentuk sebuah hirarki
pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yag mendasar dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis
dari Pancasila!

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pacasila
menetapkan bahwa tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Dengan keputusan Presiden
Republik Indonesia tersebut, segenap komponen bangsa dan masyarakat Indonesia berkomitmen
untuk memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni sebagai bagian dari pengarusutamaan
Pancasila dalam seluruh bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Sejak diperkenalkannya pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno, dalam proses selanjutnya
rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah
satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai dasar negara,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan
Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Upacara Hari
Lahir Pancasila, 1 Juni 2021.

“Pancasila sendiri merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa di nusantara dan
memiliki nilai dasar kehidupan manusia yang diakui secara universal dan berlaku sepanjang zaman,”
lanjut Agus. Kemudian Agus menyampaikan bahwa nilai-nilai luhur tersebut merupakan hasil
kontemplasi dan perenungan panjang Ir. Soekarno yang didasarkan pada pemahaman dinamika
geopolitik bumi nusantara secara utuh. Agus menegaskan bahwa sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa Indonesia dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di tengah kemajemukan bangsa Indonesia, tentu bukan suatu hal yang mudah bagi para pendiri
bangsa untuk merumuskan, menyepakati, menetapkan hingga mengesahkan Pancasila yang digagas
oleh Bung Karno sebagai dasar negara. Namun dengan niat luhur dan mengesampingkan kepentingan
kelompok, agama maupun golongan, akhirnya pada 18 Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai
dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. “Pancasila sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa yang berintikan semangat gotong royong
di atas keberagaman yang harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari,” tutur Agus. Namun, harus
diakui implementasi nilai-nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih jauh dari yang diharapkan bersama.

Saat ini bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19. Berbagai
dampak ditimbulkan baik dalam bidang kesehatan, ekonomi maupun bidang lainnya. Agus
menyampaikan bahwa hal tersebut seharusnya dapat menjadi titik balik bagi seluruh peserta upacara
untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan sehari-hari untuk menumbuhkan
optimisme untuk berjuang menghadapi pandemi Covid-19 secara bersama-sama.

Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2021 mengangkat tema “Pancasila dalam Tindakan, Bersatu
untuk Indonesia yang Tangguh”. Menurut Agus, dengan semangat gotong-royong yang terkandung
dalam Pancasila, tentunya menjadi modal bersama bangsa untuk bersatu dalam tindakan menghadapi
berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, termasuk pandemi Covid-19. Tema tersebut
juga seiring dengan tema Hari Ulang Tahun ke-56 Lemhannas RI, yakni “Dengan Semangat
Kebangkitan Nasional, Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan dalam Pemulihan Kesehatan

P a g e 6 | 11
Masyarakat dan Ekonomi Nasional”. Agus berharap dengan berlandaskan semangat kebangkitan
nasional, Lemhannas RI melalui peran dan fungsinya bertekad menumbuhkan kembali semangat
persatuan dan kesatuan dalam melawan pandemi Covid-19. “Hal ini juga didukung dengan kuatnya
semangat dan keinginan masyarakat untuk memiliki kehidupan nasional yang aman dan sejahtera,”
kata Agus.

Mengakhiri amanatnya, sesuai dengan tema Hari Lahir Pancasila tahun 2021, Agus mengingatkan
kepada seluruh keluarga besar Lemhannas RI untuk memahami dan menghayati bersama bahwa
Pancasila telah membuat bangsa ini bersatu. “Oleh karenanya kita harus mengimplementasikan
Pancasila dalam tindakan dan bersatu untuk Indonesia yang tangguh dalam menghadapi berbagai
tantangan yang bersifat nasional, regional maupun global,” tutup Agus.

Analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis (sebab materi) dari Pancasila
dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama ini mencerminkan pandangan bangsa Indonesia yang mengakui keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta. Causa materialis dari
sila pertama adalah keyakinan akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan, yang menjadi landasan
moral dan spiritual bagi kehidupan bangsa Indonesia.

2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila kedua ini menunjukkan bahwa manusia harus diperlakukan secara adil dan bermartabat
tanpa pandang bulu. Causa materialis dari sila kedua adalah penghargaan terhadap martabat
dan hak asasi manusia, serta keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia.

3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


Sila ketiga menegaskan bahwa keberagaman budaya, suku, agama, dan ras harus dihargai dan
dipertahankan, serta dijadikan sumber kekuatan untuk membangun persatuan dan kesatuan
bangsa. Causa materialis dari sila ketiga adalah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
yang dibangun dari keberagaman yang ada.

4) Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan keterlibatan rakyat dalam
pengambilan keputusan merupakan kunci utama dalam menjalankan pemerintahan yang baik
dan adil. Causa materialis dari sila keempat adalah demokrasi dan partisipasi rakyat dalam
kebijakan politik, serta kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.

5) Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima ini menegaskan bahwa keadilan sosial harus ditegakkan dan disebarluaskan bagi
seluruh rakyat Indonesia, tanpa diskriminasi dan kepentingan kelompok tertentu. Causa
materialis dari sila kelima adalah keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, serta pemerataan
pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam pandangan causa materialis, sila-sila Pancasila merupakan nilai-nilai yang muncul dari
keadaan materi sosial dan budaya bangsa Indonesia, yang telah berkembang selama berabad-abad.
Sila-sila Pancasila bukanlah konsep abstrak yang diciptakan secara teoritis, melainkan merupakan
refleksi dari keadaan sosial dan budaya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling berkaitan dan membentuk sebuah sistem nilai
yang utuh.

P a g e 7 | 11
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di dalam
Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur baik dalam
kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari!

Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah sebagai pedoman bagi seluruh
masyarakat Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari. Pancasila sebagai pandangan
hidup menjadi landasan moral kepedulian manusia sepanjang masa.
Pancasila pada hakikatnya adalah nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, dan nilai religi yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Karena berasal dari pandangan hidup
masyarakat, Pancasila merupakan kepribadian bangsa dan sebagai sumber hukum negara.

Pandangan hidup bangsa merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa yang diyakini
kebenarannya sehingga menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya. Pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah Pancasila, yang sering disebut juga sebagai way of life, pegangan hidup, pedoman
hidup, atau pandangan dunia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dinilai sangat penting bagi masyarakat
Indonesia sendiri karena Pancasila dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia
dalam segala kegiatan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang sempurna memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu
pandangan hidup.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua aktivitas kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila.
Adapun fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup adalah:

Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia.
Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan
politik agar negara kita semakin maju..
Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya berdasarkan apa yang
menjadi cita-cita bangsa.
Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang memiliki latar
belakang yang berbeda-beda.
Pancasila harus dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.
Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa akan dibagi dalam masing-masing butir
pancasila sebagai berikut :

1) Pertama, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini menekankan pentingnya
kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-
nilai sila pertama dapat dilakukan dengan mengamalkan ajaran agama yang dianut secara
konsisten dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Selain itu, rasa syukur juga
harus diperlihatkan atas segala nikmat yang diberikan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

P a g e 8 | 11
2) Kedua, sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ini menekankan
pentingnya penghormatan terhadap martabat manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai sila kedua dapat dilakukan
dengan memperlakukan semua orang dengan adil dan merespek hak asasi manusia, tidak
membedakan jenis kelamin, agama, ras, dan golongan sosial. Selain itu, menunjukkan sikap
beradab dan santun dalam pergaulan sehari-hari juga harus diutamakan.

3) Ketiga, sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Sila ini menekankan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai sila ketiga
dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keberagaman budaya Indonesia sebagai
kekayaan yang harus dijaga dan dipertahankan juga harus dihargai.

4) Keempat, sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini menekankan pentingnya pengambilan keputusan
melalui musyawarah dan mufakat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Dalam
kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai sila keempat dapat dilakukan dengan aktif
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik, memperhatikan kepentingan bersama, dan
menghargai pendapat orang lain dalam pengambilan keputusan.

5) Kelima, sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ini
menekankan pentingnya pembagian kekayaan dan kesempatan yang adil bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai sila kelima dapat dilakukan
dengan memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi yang sama bagi semua orang, serta
tidak melakukan diskriminasi terhadap golongan yang kurang mampu. Selain itu,
mengedepankan solidaritas sosial dan gotong royong dalam membangun masyarakat yang
lebih adil.

P a g e 9 | 11
4. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi utama sebagai
dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi karena sebagai
sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi acuan utama dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum yang ada di Indonesia juga memastikan bahwa setiap peraturan yang dibuat oleh negara harus
selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila menjadi pegangan utama bagi setiap individu dalam bersikap
dan bertindak. Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan persatuan menjadi
landasan moral yang harus diterapkan dalam interaksi sosial. Pancasila juga menjadi dasar dalam
berpolitik, di mana setiap partai politik harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila dalam
menjalankan kegiatan politiknya.

Selain itu, Pancasila juga memainkan peran penting dalam memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa. Melalui Pancasila, bangsa Indonesia dapat membangun kesadaran akan keberagaman dan
memperkuat persatuan dalam kebhinekaan. Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, bangsa
Indonesia dapat mengatasi perbedaan dan konflik yang muncul dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila menjadi landasan moral dan politik
yang harus dipegang teguh oleh setiap individu dan lembaga negara. Dengan mengedepankan nilai-
nilai Pancasila, bangsa Indonesia dapat membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadaban
tinggi.
Pancasila merupakan pilar ideologis negara Indonesia. Ada 5 sila yang terdapat dalam
Pancasila.
Selain itu, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.Tentunya, memahami dan mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari merupakan hal yang harus dilakukan masyarakat.

Lalu kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
adalah apa?

Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya bangsa yang
diyakini kebenaran dan kebaikannya.

Nilai tersebut bisa diwujudkan dengan sikap, tingkah laku serta amal perbuatan setiap warga
negaranya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut contoh pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:


1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
 Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah.
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain.
 Bekerja sama antarumat beragama agar tercipta kerukunan.
 Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

P a g e 10 | 11
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
 Bersikap tenggang rasa kepada orang lain.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Saling menghormati dan mau bekerja sama dengan orang lain.
 Tidak bertindak sewenang-wenang kepada orang lain.
 Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
 Cinta Tanah Air dan bangsa.
 Bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
 Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah.
 Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
 Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
 Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


 Menghormati hak-hak orang lain.
 Ringan tangan atau gemar membantu orang lain.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Demikian penjelasan kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.

Sumber referensi
 BMP
 www.detik.com/edu/detikpedia/d-5641805/apa-fungsi-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-
begini-penjelasannya
 Kasali, R. (2016). Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, 20(2), 95-105.
 Tim Penyusun Sejarah Pancasila. (1998). Sejarah Lahirnya Pancasila. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

P a g e 11 | 11

Anda mungkin juga menyukai