Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami

kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara

berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya

manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang

dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang

mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita

mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang

terkandung dalam Identitas nasional. Identitas Nasional merupakan

Pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara, selain itu pembentukan

Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah disepakati

bersama.

Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di

dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,

sifat, serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian

identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional

suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih

populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

1
Pegertian Identitas Negara Indonesia adalah pandangan hidup bangsa,

kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara

sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan

berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian identitas nasional?

2. Bagaimana sejarah terbentuknya identitas nasional?

3. Apa karakteristik, hakikat, dan fungsi identitas nasional?

4. Apa saja unsur-unsur pembentukan identitas nasional?

5. Bagaimana Penerapan identitas nasional di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami Identitas

Nasional sehingga dapat menjaga tatanan kewarganegaraan dalam

berbangsa dan bernegara.

D. Manfaat

1. Memahami Pengertian Identitas Nasional

2. Memahami Identitas Nasional Negara Republik Indonesia

3. Memahami Seberapa penting Identitas Nasional bagi suatu negara

4. Menerapkan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu negara

akan memiliki keunikan tersendiri yang membedakan bangsa tersebut

dengan bangsa yang lainnya. Hal ini disebut dengan identitas nasional suatu

negara. Identitas Nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.

Secara epistemology identitas nasional berasal dari kata identitas dan

nasional. Identitas berasal dari bahasa Inggris yaitu identity yang berarti:

ciri, tanda, jati diri yang dimiliki seseorang, kelompok, masyarakat, dan

bangsa sehingga ia berbeda dengan lainnya, sedangkan kata nasional adalah

konsep kebangsaan, kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar

dibandingkan kelompok ras, agama, budaya, dan sebagainya. Jadi Identitas

Nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik

(Political Unity).

Selain pengertian Identitas Nasional di atas, ada juga pengertian

menurut para ahli, yaitu sebagai berikut

1. Menurut Koenta Wibisono (2005) Identitas Nasional merupakan

“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada

aspek kehidupan sebuah bangsa (nasion) dengan cirri khasnya, yang

membuat berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.

3
2. Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley Nation-state adalah

suatu bangsa yang mempunyai bangunan politik seperti ketentuan-

ketentuan perbatasan teritorial pemerintah yang sah, pengakuan

bangsa lain, dan sebagainya.

3. Menurut Koerniatmante Soepraptowiro secara hokum peraturan

tentang kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari

perkembangan nasionalisme.

4. Berger Dalam bukunya yang berjudul “The Capitalis Revolution”

ideology kapitalislah yang akan menguasai dunia serta mengubah

masyarakat satu persatu menjadi sistem internasional yang

menentukan nasib bangsa-bangsa dibidang sosial, politik, dan

kebudayaan.

5. Toyanbee Ciri khas suatu bangsa yaitu ialah lokal genius dalam

menghadapi tantangan dan respon. Jika tantangan besar sementara

respon kecil maka bangsa tersebut akan punah. Namun apabila

tantangan kecil sementara respon besar maka bangsa tersebut akan

berkembang menjadi bangsa yang kreatif.

6. Fujukama membawa perubahan ideology partikuler kearah universal

dan kapitalismelah yang akan menguasai dunia. Dalam menghadapi

proses perubahan tersebut sangat tergantung pada kemampuan bangsa

itu sendiri

4
B. Faktor Terbentuknya Identitas Nasional

Dalam konteks Indonesia, menurut Ganeswara bahwa identas nasional

merupakan manifestasi nilai-niai budaya yang tumbuh dan berkembang

dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusans uku yang dihimpun dalam

satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan

Pancasila dan roh “Bhineka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah

pegembangannya. Pendapat senada tantang identitas nasional dapat

diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Identitas

Nasional Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman

sejarah dan penderitaan yang sama. Pada masa sebelum kemerdekaan,

bangsa Indonesia memiliki pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah

yang membutuhkan pengorbanan bukan saja harta dan nyawa, namun juga

kehilangan sanak saudara. Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah

inilah yang meleburkan perbedaan agama, suku, bahasa daerah, dan

sebagainya.

Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa

Indonesia meliputi:

1. Faktor objektif antara lain: geografis, ekologis, dan demografis

2. Faktor subjektif antara lain: faktor historis, sosial, politik, dan

kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kondisi geografis ekologis Indonesia sebagai wilayah kepulauan

terletak antara dua benua yaitu asia dan Australia yang menjadi jalur

komunikasi di Asia Tenggara turut mempengaruhi perkembangan

5
kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan cultural bangsa Indonesia.

Robert De Ventos mengungkapkan ada 4 faktor penting sebagai akibat dari

interaksi historis yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan

faktor eaktif. Faktor yang pertama mencakup etnisitas, teritorial, bahasa,

agama, dan sejenisnya. Hal seperti inilah yang kesatuan meskipun memiliki

beragam perbedaaan tetapi hal ini tetap menjadi sebuah kesatuan. Faktor

yang kedua meliputi pembangunan telekomunikasi dan tekhologi, lahirnya

angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan

negara. Dalam hal ini kemajuan iptek dan pembangunan negara juga

menjadi salah satu identitas nasional yanag bersifat dinamis tetapi tetap

berpegang teguh pada kepribadian bangsa. Hal ini tergantung sesuai dengan

prestasi bangsa terebut serta kemampuannya dalam mencapai prestasi

tersebut. Dalam hal ini tentu saja dibutuhkan persatuan dan kesatuan untuk

memajukan negara dan bangsa Indonesia. Faktor ketiga yaitu mencakup

kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan

pemantapan sistem pendidikan nasional. Di sini bangsa Indonesia memiliki

berbagai macam bahasa mengingat terdapat berbagai macam suku, etnis,

dengan berbagai macam kebudayaan mereka tetapi mereka tetap bersatu

dengan satu bahasa yang menjadi bahasa bersama yaitu bahasa Indonesia.

Di dalam pendidikan, Bahasa Indonesia dijadikan media komunikasi untuk

mempersatukan mereka. Faktor keempat meliputi penindasan, dominasi,

dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.

Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami masyarakat Indonesia

6
merupakan salah satu faktor strategis dalam membentuk memori kolektif

rakyat. Semangat perjuanga itulah yang kemudian menjadi identitas yang

mampu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu bangsa Indonesia mengalami sejarah yang panjang sampai

terbentuknya bangsa yang seperti sekarang ini. Faktor sejarah tersebutlah

yang menjadi donator yang cukup besar dalam perkembangan identitas

nasional dan hal tersebut tidak terlepas dari budaya yang merupakan hasil

dari sejarah tersebut. Kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia dituangkan

dalam pancasila harus dilacak dari sejarah pada masa lampau seperti pada

zaman kerajaan. Oleh karenaitu, akar-akar nasionalisme Indonesia yang

berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur

identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam

sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

C. Karakteristik, Hakikat, dan Fungsi Identitas Nasional

1. Karakteristrik Identitas Nasional

Pada prinsipnya, jika dilihat dari proses terjadinya atau proses lahirnya

identitas nasional, maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi atas dua

bagian, yaitu:

a. Identity Cultural Unity atau Identitas Kesuku bangsaan

Culturan Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan

atau bangsa dalam arti sosiologi santropologis. Cultural Unity

disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat, dan

budaya, keturunan dan daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi

7
identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bias

dibedakan dengan bangsa lain. Identitas yang bias dimiliki oleh

sebuah Cultural Unity kurang lebih bersifat ascribtife (sudah ada

sejak lahir), bersifat alamiah/bawaan, primer dan etnik. Identitas

kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang

bersangkutan.

Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada

identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat,

daerah asal dan bahasanya. identitas ini sering disebut sebagai

identitas kelompok atau identitas primordial. Dalam hal ini

loyalitas pada primordialnya memiliki ikatan emosional yang kuat

serta melahirkan solidaritas erat.

b. Identity Political Unity atau Identitas Kebangsaan

Political Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,

yaitu bangsa-negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan

bangsa tersebut untuk bernegara, namun dewasa ini negara yang

relative homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak

terjadi. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula

untuk bangsanya yang disebut juga sebagai identitas nasional.

Identitas kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa

di dalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis

dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa

8
nasional, lambing nasional, semboyan nasional, bendera nasional

dan ideology nasional.

2. Hakikat Identitas Nasional

Identitas nasional adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa

atau negara dimana suatu bangsa atau negara tersebut memilliki landasan

ideologi yang berbeda-beda. Sedangkan pengertian hakikat identitas

nasional secara umum adalah salah satu perwujudan dari sifat-sifat suatu

negara.

Adapun sifat-sifat suatu negara secara umum adalah sebagi berikut:

a. Suatu negara bersifat memaksa, artinya negara adalah suatu badan

yang memiliki kekuasaan terhadap warna negara yang tinggal di

wilayah negara tersebut. Kekuasaan yang dimaksud adalah

memaksa dan mutlak.

b. Negara yang memiliki kekuasaan terhadap warga negaranya

bersifat monopoli, artinya negara berhak atas segala macam

kekayaan alam yang terkandung dalam wilayah suatu negara

tersebut. Jadi, negara mempunyai kekuasaan penuh atas kekayaan

alam yang ada di wilayah.

c. Negara bersifat mencakup semuanya, artinya negara memiliki

kekuasaan yang dapat mengikat seluruh warga negaranya tanpa

terkecuali.

9
d. Negara memiliki sifat menetukan, artinya negara memiliki

kekuasaan untuk menentukan tindakan yang bertujuan menjaga

stabilitas warga negaranya dan wilayahnya.

Hal-hal diatas adalah sifat-sifat negara secara umum yang menjadi

salah satu unsure dalam membentuk identitas nasional. Tidak dipungkiri

identitas nasional akan terbentuk dari sifat-sifat negara yang kemudian

menjadi jati diri atau cirri khas kebangsaan negara tersebut.

Adapun hakikat identitas nasional Indonesia dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara adalah penataan kehidupan rakyat Indonesia

dengan berpedoman pada Pancasila. Artinya rakyat Indonesia dalam

menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara harus bercermin kepada

Pancasila sebagai dasar negara.

Apabila kita memerhatikan penyebutan-penyebutan yang dikaitkan

dengan Pancasila, maka kita dapat menduga betapa luas peranan pacasila

dalam tata kehidupan bangsa Indonesia. Pengertian-pengertian yang

berhubungan dengan berbagai penyebutan Pancasila ini dapat diikhtisarkan

sebagai berikut.

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan

jiwa bangsa Indonesia, karna Pancasila memberikan corak yang

khas kepada bangsa Indonesia dan tidak dapat dipisahkan dari

bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat

membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat

10
kemungkinan, bahwa tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat

universal yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini,

akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Perlu juga ditegaskan bahwa apabila dibicarakan mengenai

Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila yang

dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Ketuhanan yang

Masa Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradap, Persatuan

Indonesai, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi

Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia diwujudkan dalam

sikap menta dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental.

Sikap mental dan tingkah laku mempunyai cirri khas, artinya dapat

dibedakan dengan bangsa lain atau disebut dengan kepribadian.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia atau way of

life mengandung makna, bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa

Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.

c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat,

yang dipilih oleh setiap pribadi dan golongan dalam masyarakat,

pandangan hidup terdiri dari cita-cita, kebijakan dan sikap hidup.

11
Pandangan hidup mempunyai fungsi sebagai acuan untuk menata

hubungan manusia dengan dirinya sendir, sesamanya, dan dengan

alam sekitarnya maupun dengan tuhannya.

d. Pancasila sebagai ideology bangsa dan negara Indonesia

Pancasila sebgai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar

Negara Kesatuan Republik Indonesia berkedudukan juga sebagai

ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten

dalam kehidupan bernegara.

e. Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia

Pengertiaan Pancasila sebagai dasar negara seperti yang dimaksud

dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang menjelaskan bahwa

norma hokum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental dari

pada negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan

yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk.

Dengan perkataan lain, dengan jalan hokum tidak dapat diubah.

Fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang

fundamental. Hal ini penting sekali karena UUD harus bersumber

dan berada dibawah pokok kaidah negara yang fundamental itu.

f. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber

tertib hukum bagi negara Repuublik Indonesia

Istilah sumber hokum mempunyai arti yang bermacam-macam,

tergantung dari sudut mana orang melihatnya. Adapun secara

umum yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala apa saja

12
yang menimbulkan aturan-aturan yang kalau dilanggar

mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.

g. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu

mendirikan negara

Pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis didalam fungsinya

sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya, sedangkan

pengertian bersifat ethis dan filosofis adalah didalam fungsinya

sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cita-cita dalam mencari

kebenaran. Pancasila sebagai philosophical way of thinking dapat

dianalisis dan dibicarakan secara mendalam, karna orang berfikir

secara filosofis tidak ada hentinya-hentinya. Namun demikian,

harus disadari bahwa kebenaran yang dapat dicapai manusia adalah

kebenaran yang masih relatif, tidak absolud atau mutlak.

Kebenaran yang absolut adalah kebenaran yang ada pada

ketuhanan yang mah aesa, karena itu dalam mencari kebenaran

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada saat

mendirikan negara tidak perlu sampai menimbulkan pertentangan

dan persengketaan apalagi perpecahan.

h. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

Tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat

adil dan Makmur berdasarkan Pancasila. Dalam hal ini hendak

diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah wasyarakat yang adil dan

makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila

13
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,

Bersatu, berdaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa

yang aman, tentram, tertib dan dinamis, serta dalam lingkungan

pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat dan bersatu yang

kemudian dituangkan ke dalam alinea keempat pembukaan UUD

1945.

i. Pancasila sebagai falsafa hidup yang mempersatukan bangsa

Indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan

jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan

pandangan hidup (filsafat hidup). Karena Pancasila sudah

merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian

bangsa, maka diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup

ketatanegaraan.

3. Fungsi identitas nasional

Secara umum, identitas bangsa atau nasional memiliki tiga fungsi

utama dan berperan sebagai berikut

a. Sebagai pemersatu, setiap negara memiliki ciri tau jati diri yang

unik dan tidak dapat dipisahkan dari suatu negara tersebut. Sama

halnya dengan negara Indonesia yang memiliki berbagai macam

suku, bangsa, kebudayaan, kepercayaan, dan bahasa. Sebagaimana

yang telah menjadi semboyan bangsa Indonesia yaitu “Bhineka

Tunggal Ika”

14
b. Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa

lain, artinya semua negara yang ada pasti memiliki ciri yang khas

sehingga membedakan negara tersebut dari negara lainnya. Sebagai

contoh Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang tidak dimiliki

oleh negara lainnya.

c. Sebagai pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk

berkembang atau mewujudkan potensi yang dimiliki. Identitas

nasional suatu bangsa dapat dijadikan rujukan landasan hukum dan

pembuatan peraturan negara sesuai dengan keunikan dan serta

karakter suatu negara untuk menerapkan kedaulatan negara yang

lebih baik.

D. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang

majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur

pembentukan identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat

askriptif (ada sejak lahir), yang mana coraknya dengan golongan umur

dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa

atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamais.

Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah

agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.

Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama

15
resmi negara namun sejak pemerintahan Presiden Abdurahman

Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang

isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan

yang secara kolektif digunaan oleh pendukung-pendukung untuk

menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan

sebagai rujukan atau pedoman untukbertindak (dalam bentuk kelakuan

dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi.

4. Bahasa : merupakan unsure pendukung identitas nasional yang lain.

Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter

dibentu katas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan

sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas nasional tersebut diatas dapat dirumuskan

pembagiannya menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Identitas Fundamental: yaitu pancasila yang merupakan falsafat

bangsa, dasar negara dan ideilogi negara

2. Identitas instrumental: yang berisi UUD 1945 dan tata Perundang-

undangan, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara,

Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

16
E. Penerapan Identitas Nasional di Indonesia

Seiring dengan kemajuan zaman banyak nilai–nilai identitas nasional


yang menunjukkan jati diri suatu bangsa menjadi berkurang bahkan mulai
luntur dari masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, di
bawah ini akan ada suatu contoh penerapan nilai–nilai identitas nasional
dari sebuah masyarakat.
1. Menjalankan kewajiban agama menurut kepercayaan masing-masing
Banyak masyarakat yang masih menjalankan kewajibannya sebagai
seorang yang taat beragamana, dibuktikan dengan banyak masyarakat
umat muslim yang berbondong-bondong datangke Masjid dakat
rumah warga. Hampir setiap waktu salat mereka dating sebelum
dimulai adzan. Mereka juga (bagi laki–laki) jarang berkeliaran pada
hari Jumat karena menjalankan ibadah shalat Jumat. Tidak hanya umat
muslim juga, karena ada umat nasrani yang setiap hari minggu pergi
ke Gereja untuk beribadah. Mereka menjalankan agama mereka
dengan baik (toleransi antar umat). Dengan demikian nilai-nilai
ketuhanan yang menjadi identitas nasional sampai saat ini masih bias
terjaga dengan baik, bahkan akan lebih baik lagi apabila dapat
ditingkatkan.
2. Gotong royong
Gotong royong seperti sudah mendarah daging sejak zaman dulu.
Hingga sekarang gotong royong masyarakat tidak pernah luntur dari
jiwa. Setiap hari Minggu, pagi–pagi jalanan warga sudah terlihat
ramai. Warga saling gotong royong membersihkan jalanan yang kotor,
dan penuh rerumputan. Mereka bersihkan daerah tersebut hingga
nyaman untuk digunakan. Tapi saying beberapa tahun ini ada sebagian
besar warga yang bermalas-malasan untuk mengikuti acara gotong
royong. Menurut warga, sebagian besar masyarakat yang tidak
mengikuti acara gotong royong tersebut dikarenakan rasa kebersamaa
yang kurang mereka menggunakan berbagai macam alas an untuk
tidak mengikuti acara gotong royong tersebut. Seharusnya sikap

17
seperti itu harus kita tinggalkan karena mengikuti acara gotong royong
akan banyak manfaatnya seperti:
a. Timbul rasa kebersamaan
b. Sikap saling tolong menolong
c. Sikap rela berkorban
d. Rasa sosial yang tinggi
3. Sikap adil dan beradab dari para pemimpin
Para pemimpin yang baik, adil, dan beradab merupakan sosok
pemimpin yang menjadi dambaan warganya. Pemimpin yang
demikian berarti sudah bias menjadi panutan dan memang harus
ditiru. Sikap adil harus ditanamkan kepada seluruh pemimpin supaya
kelak daerah yang dipimpin menjadi terarah, dan sejahtera.
Namun masih sedikit mereka yang bersifat adil karena mereka lebih
mementingkan tingkat hubungan kekerabatan dan kedekatan bukan
pada tingkat keadilan yang berdasarkan mana yang harus dan tidak
harus diadili. Seharusnya sikap demikian dibuang jauh–jauh dan di
ganti keadilan yang harus diperjuangkan. Apabila keadilan sudah
diterapkan maka sejahteralah warganya.
4. Pergaulan dan moral masyarakat
Moral menjadi cirri jati diri suatu masyarakat. Moral sangat berkaitan
dengan pergaulan. Apabila seorang warga pergaulannya baik,
otomatism oralnya juga baik. Dengan demikian pergaulan sangat
menentukan moral seseorang. Masih banyk masyarakat yang masih
sangat berhati–hati memilih teman permainan. Mereka lebih memilih
teman yang tidak melenceng jauh dari agama. Maka tidak heran
mereka lebih memilih membantu orang tua mereka di rumah
dibandingkan dengan harus bermain–main yang tidakpenting. Moral
mereka juga sangat baik. Tidak ada anak gadis yang berkeliaran
malam–malam karena menurut mereka apabila anak gadis tersebut
masih berkeliaran melebihi maghrib, anak tersebut dianggap telah
rusak moralnya dan mempermalukan orang tuanya.

18
5. Sikap sosial yang tinggi
Seseorang tidak mampu melakukan sesuatu hal dengan sendiri, maka
manusia dikatakan makhluk sosial. Sikap sosial dari sebagian
masyarakat masih sangat tinggi, mereka saling berkumpul untuk
membicarakan masalah–masalah yang ada di kampung mereka.
Mereka berusaha mencari jalan keluar dengan cara bermusyawarah.
Dengan demikian tidak akan banyak masalah yang menumpuk. Hal
demikian menjadi cerminan rasa sosial yang tinggi dimana mereka
tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan
bersama. Namun sayang hanya sebagian kecil masyarakat yang masih
perduli dengan kepentingan bersama karena kebanyakan mereka acuh.
Hal ini harus segera diubah agar kelak para penerus mereka juga
mempunyai sikap sosial yang tinggi untuk memperbaiki keadaan
mereka.
6. Menjaga budaya
Contoh masyarakat yang masih sangat menjaga rasa nasionalismenya
ialah masyarakat yang menjaga budaya mereka agar tetap terjaga
kelestariannya kelak sampai anak cucu mereka. Contohnya saja
apabila ada khitanan, masih menggunakan hiburan yang masih berbau
kedaerahan mereka, seperti wayang dan ebleg (kuda lumping). Hal ini
telah menunjukkan bahwa masih sangat menghormati budaya. Rasa
nasionalisme akan terjaga apabila mereka tidak melupakan budaya
daerah masing–masing.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional hingga saat ini, sebagai mana dapat dilihat dalam

buku teks pelajaran sejarah, masih juga merupakan kelanjutan dari bentuk-

bentuk kuasa/pengetahuan yang bercorak kolonial, meskipun penulisan

buku teks dimasa kemerdekaan bersifat Indonesiasentris tidak lagi

Nederlandosentris. Kuasa/pengetahuan dalam pengertian ini, tentu saja

bukan sekedar persoalan dalam proses seperti apa bangsa Indonesia menjadi

atau golongan mana saja yang ikut melahirkannya? Melainkan lebih dari

pada itu, kolonialisme dalam upaya perumusan identitas nasional justru

terjadi pada tataran epistimolgi. Sejarah dipandang sebagai ilmu yang dapat

merekonstruksi masa lalu yang objektif. Dimana negara bangsa, diandaikan

sebagai kenyataan sejarah revolusi umat manusia, dari pramodern

kemasyarakat modern.

Sejarah dilihat sebagai gerak lurus. Absen krtitik terhadap pola piker

semacam ini dalam historiografi nasional, pada akhirnya menempatkan

nilai-nilai yang dikategorikan sebagai nonmodern, sebagai kuno dan bagian

dari masa lalu yang mesti ditingalkan. Pandangan semacam ini yang

beroprasi dalam bab-bab buku sejarah, dimana Indonesia yang berbangsa-

bangsa diturunkan derajatnya menjadi suku bangsa Sunda, Jawa, Melayu

dan lainnya. Bahkan nilai kesukuan masih juga dicurigai sebagi nilai-nilai

yang dapat menghambat persatuan nasional. Corak pandang sejarah

20
semacam ini tidak mungkin tidak lahir dari sejarah yang sentralistis. Sejarah

nasional dengan kata lain adalah sejarah negara. Sementara rakyat adalah

objek sejarah dan negara (para elit) subjek yang menulis sejarah tidaklah

mengherankan bila sejarah nasional lebih berpusat pada pahlawan-pahlawan

besar, tanpa membicarakan kehidupan orang kebanyakan. Begitu halnya

dengan penulisan buku teks pelajaran sejarah, pengaruh pemerintah begitu

kuat dalam hal idiologisasi penulisan buku teks, sebagai wujud kewajiban

negara dalam upaya membentuk watak dan kepribadian bangsa serta

memperkokoh identitas nasional melalui pendidikan. Kebijakan pendidikan

dan kurikulum menjadi alat untuk memuluskan tujuan negara dalam

menanamkan idiologi negara. Identitas nasional adalah cirri dari jati diri

bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain

di dunia.

B. Soal Latihan

1. Jelaskan menurut pendapat anda mengapa sejarah budaya bangsa

dikatakan sebagai akar identitas nasional!

2. Sebutkan unsur-unsur identitas nasional!

3. Sebutkan contoh identitas nasional yang dapat kita tunjukkan kepada

warga negara asing!

4. Jelaskan pengertian identitas nasional menurut Chamim!

5. Apa maksud dari Pancasila sebagai ideology bangsa dan negara

Indonesia?

6. Apa faktor pendukung identitas nasional Indonesia terbentuk?

21
7. Bagaimana pendapat kalian tentang identitas nasional sebagai karakter

bangsa? Berikan contohnya!

8. Apakah identitas nasional juga berkaitan dengan identitas daerah?

9. Apa contoh penerapan nilai–nilai identitasnasional di kampus?

10. Apa Contoh penerapan nilai–nilai identitas nasional di Indonesia?

C. Kunci Jawaban

1. Menurut saya sejarah bangsa dikatakan akar identitas nasional adalah

benar. Karena sejarah adalah cerita yang membuat kita ada di

indonesia. Jika tidak ada sejarah maka kita tidak tahu siapa nenek

moyang kita. Dulu Indonesia adalah berbentuk kerajaan dengan

agama mayoritas Hindi-Budha. Lalu, setelah Walisongo dating untuk

menyebarkan islam, budaya ini tidak dihilangkan karena sudah

melekat di masyarakat, namun, walisongo memadukan budaya hindu-

budha dengan ajaran islam, sehingga islam dapat diterima di

Indonesia. Akar itu adalah pondasi indonesia, jika pondasinya tidak

kuat maka bangsa akan runtuh. Pancasila itu bagian dari sejarah

bangsa, artinya pancasila adalah pondasi utama berdirinya bangsa

Indonesia sampai saat ini.

2. Pola prilaku, lambang-lambang yang dimiliki negara, alat-alat

perlengkapan, dan tujuan yang ingin dicapai

3. a. Lagu nasional dalam bentuk paduan suara yang memakai baju

daerah.

b. Beberapa tarian daerah yang di kreasikan menjadi satu.

22
c. Beberapa musik daerah yang juga di kreasikan menjadi satu.

d. Membuka tempat seperti museum di luar negeri untuk

memperkenalkan senjata senjata daerah.

4. Menurut Chamim, identitas nasional dapat diartikan sebagai “jati diri

nasional” atau “keprbadian nasional”

5. Maskudnya adalah unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)

Pancasila tidak lain diangkatdari pandangan hidup masyarakat bangsa

Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausamateriilistis

(asal bahan) Pancasila.

6. Faktor objektif antara lain: geografis, ekologis, dan demografis

Faktor subjektif antara lain: faktor historis, sosial, politik, dan

kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

7. Identitas nasional adalah cirri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa,

yang tidakdimiliki oleh bangsa lain. Identitas adalah karakter bagi

setiap bangsa, jika suatu bangsa memiliki cirri khas yang baik, maka

artinya bangsa itu juga memiliki karakter yang baik.

8. Ya. Yang membuat identitas nasional kita menjadi lebih

beranekaragam juga karena identitas daerah. Sehingga indonesia di

kenal dengan keanekaragamannya.Contohnya:

a. Pancasila

Adalah karakter identitas nasional Indonesia yang tidak dimiliki

bangsa lain. Di dalam pancasila mengajarkan toleransi, persatuan,

kesatuan, dll.

23
b. Gotong royong

Ini adalah budaya bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain,

yang harus dilestarikan oleh kita.

9. a. Toleransi sesama teman

b. Aktif berorganisasi di UKM-UKM yang tersedia

c. Mensosialisasikan budaya dari berbagai suku di kampus

d. Saling tolong menolong

10. a. Menjalankan kewajiban agama menurut kepercayaan

masing-masing

b. Gotong royong

c. Sikap adil dan beradab dari para pemimpin

d. Pergaulan dan moral masyarakat

e. Sikap sosial yang tinggi

f. Menjaga budaya

D. Glosarium

1. Absolut: Hal yang bersifat tanpa keraguan yang tidak bisa di

negosiasikan.

1. Birokrasi: Suatu organisasi yang memiliki rantai komando yang

berbentuk piramida, dimana lebih banyak berada di tingkat bawah

daripada tingkat atas.

24
D

1. Demografi: Ilmu yang memberikan uraian atau gambaran statistik

mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut pandang sosial politik.

1. Ekologis: Ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara organisme

dengan lingkungan.

2. Epistimologi: Teori tentang pengetahuan, berasal dari bahasa Yunani.

1. Filsafat: Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai

hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.

2. Fundamental: Sesuatu yang mendasar, asasi, sangat penting atau

merupakan suatu prinsip dan hal pokok yang dijadikan pedoman.

1. Genius: Istilah untuk menyebut seseorang dengan kapasitas

kecerdasan di atas rata-rata di bidang intelektual.

2. Geografis: Ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan

perbedaan keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas

permukaan bumi.

1. Ideologi: Suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta

kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang

hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.

25
2. Instrumental: Sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan

pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.

1. Kodifikasi: Himpunan berbagai peraturan menjadi undang-undang.

2. Kolektif: Secara bersama-sama, secara gabungan.

1. Manifestasi: Perwujudan dalam bentuk nyata dari sesuatu yang tidak

kelihatan seperti ide, konsep, pemikiran, cita-cita ataupun perasaan.

2. Monopoli: Suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu penjual

yang menguasai pasar.

1. Objektif: Keadaan seseorang berpikir pasti, bisa diyakini

keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi.

1. Primer: Yang pertama, yang terutama, yang pokok (kebutuhan

pokok).

2. Primordial: Sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-

hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat istiadat,

kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan

pertamanya.

26
S

1. Subjektif: Keadaan seseorang berpikir relatif, hasil dari menduga-

duga, berdasarkan perasaan atau selera orang.

1. Teritorial: Bagian wilayah suatu negara.

E. Biodata

Nama : LedySuci Aprilia

NPM : 1902101010109

Tempat, TanggalLahir : Takengon, 12 April 2001

Alamat : Jln. Tgk Abdul Wahab, No. 40A, Limpok,

Darussalam

Nama : Muhammad MufidNovreri

NPM : 1902101010068

Tempat, TanggalLahir : Payakumbuh, 2 November 2000

Alamat : Jln. Tgk Glee Iniem, No.82 Lamkeuneu,

Darussalam

Nama : Raja Nur Hilal

NPM : 1902101010090

Tempat, TanggalLahir : Kisaran, 3 Februari 2001

Alamat : Jln. Tgk Chick Dilamnyong, Lr. Tengah, NKP24

27
Nama : Siti Annisaa

NPM : 1902101010093

Tempat, TanggalLahir : Batam, 4 Februari 2001

Alamat : Jln. Tgk Abdul Wahab, No. B4, Limpok,

Darussalam

28
Daftar Pusataka

Charda, Ujang. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan. PT RAJA GRAFINDO


PERSADA, Depok.
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan. PT RAJA GRAFINDO
PERSADA, Depok.
Kariadi, dodik. (2017). MenciptakanGenerasi Yang Berwawasan Global
Berkarakter Lokal Melalui Harmonisasi Nilai Kosmepolitan Dan
Nasionalisme Dalam Pembelajaran PKN. Jurnal Pancasila dan
kewarganegaraan, 1(2): 23-34.
Sumaludin, M. Maman. (2017). Identitas Nasional Dalam Buku Teks Pelajaran
Sejarah SMA. 26(2): 139-147.
Suryono, Hassan. (2008). Konfigurasi Identitas Nasional, Nasionalisme Dalam
Era Globalisasi Suatu Harapan Dan Tantangan. 7(3): 157-163.
Suyanto, Suyono. (2011). Revitalisasi Kearifan Local Sebagai Identitas Bangsa Di
Tengah Perubahan Nilai Sosiokultural. 4(1): 82-89.
Winarno. 2014. ParadikmaBaru Pendidikan Kewarganegaraan. PT Bumi Aksara,
Jakarta.
https://www.academia.edu/28961340/Makalah_Identitas_Nasional
http://tugasskuliaha.blogspot.com/2016/06/makalah-identitas-nasional.html
https://www.academia.edu/11560503/MAKALAH_IDENTITAS_NASIONAL
https://www.academia.edu/23685726/Pengertian_identitas_Nasional_menurut_par
a_ahli

29

Anda mungkin juga menyukai