Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah;
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep
kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional
secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa tidak
dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.
pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan sebagainya.
Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional
tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi
karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi
dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk
ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
actual yang berkembang dalam masyarakat.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri dan sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
identitas nasional tersebut. Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional
di Indonesia antara lain faktor objektif yang meliputi factor geografis, ekologis dan
demografis. Kemudian faktor subjektif yaitu faKtor historis, sosial, politik dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonsia. Kondisi geografis-ekologis membentuk
bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan yang beriklim tropis. Jalur
perdagangan antar negara di Asia Tenggara juga ikut mempengaruhi perkembangan
demografis, ekonomis, sosial dan kebudayaan Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki bangsa Indonesia mempengaruhi terbentuknya identitas nasional
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Hasil interaksi historis yang mengakibatkan
munculnya identitas nasional memiliki empat faktor penting yaitu faktor primer, factor
pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Meliputi faktor geografis ekologis dan demografis. Kondisi geografis – ekologis yang
membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.
1. Faktor Geografis
Faktor geografis adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi alam, serta
mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan
manusia. Faktor-faktor geografis mempunyai andil dalam membentuk
keragaman budaya pada suatu masyarakat. Sebagaimana dikutip dari buku
Tradisi Sekura Cakak Buah Masyarakat Adat Saibatin Dalam Kaca Mata
Geografi (2021), terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kebudayan
manusia, terdiri atas faktor lokasi, jenis iklim, relief permukaan bumi, tipe
tanah, jenis flora dan fauna, kondisi air, sumber mineral, dan kontak dengan
lautan. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1). Lokasi
Lokasi merupakan letak atau titik spesifik suatu tempat dalam suatu wilayah.
Dengan demikian, ada unsur relasi keruangan, seperti posisi dan jarak suatu
tempat dengan tempat lainnya. Sebagai misal, Indonesia adalah negara yang
terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dengan berada di lokasi
tersebut, Indonesia memiliki keuntungan lalu lintas perniagaan yang melewati
jalur maritim. Pada akhirnya, kesadaran akan kondisi ini mendorong daya
cipta, rasa, dan karsa masyarakat di wilayah tersebut untuk
memanfaatkannya.
Jenis iklim dipengaruhi letak suatu wilayah, yang juga akan menentukan pola
perilaku masyarakat. Sebagai misal, iklim daerah pegunungan dan pesisir
memiliki karakteristiknya masing-masing. Pada perilaku sehari-hari, iklim akan
mempengaruhi cara berpakaian masyarakat. Contohnya, orang-orang yang
tinggal di daerah iklim dingin pegunungan cenderung berpakaian tebal,
sementara masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung berpakaian
tipis.
Jenis flora dan fauna pemanfaatan beragam flora dan fauna bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Lebih lanjut lagi, keragaman pangan
flora dan fauna juga akan mempengaruhi nutrisi masyarakat. Sebagai misal,
masyarakat Maluku kerap memanfaatkan kekayaan lautan dan tanaman
sagunya. Sementara itu, masyarakat Jawa dengan ketela dan ikan wadernya.
Kondisi air faktor ini menentukan dapat tidaknya suatu wilayah dihuni dengan
layak sehingga menjadi faktor krusial bagi lahirnya peradaban manusia.
2. Faktor Ekologis
Faktor ekologis (ecological factors) merujuk pada faktor apapun yang melibatkan
isu ekologi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti lingkungan alam, kondisi cuaca
dan iklim, dll. Dalam beberapa kondisi tertentu, faktor-faktor tersebut dapat
memberikan pengaruh yang cukup besar pada manusia dan kegiatan terkait
dengannya seperti produksi, konsumsi dan distribusi. Bagi perusahaan, faktor
ekologi dapat memberikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis. Misalnya,
pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil mendorong tumbuhnya
beragam bisnis yang memproduksi energi alternatif yang ramah lingkungan. Bagi
produsen minyak, ini adalah tantangan karena permintaan terhadap produK
mereka dapat berkurang.
3. Faktor Demografis
Demografi berasal dari kata demos yang berarti penduduk dan grafein yang
berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk atau
manusia terutama tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang
terjadi. Faktor demografi adalah faktor-faktor yang terdapat dalam struktur
penduduk dan perkembangannya, seperti jenis kelamin, kelompok umur, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, status pernikahan dan sebagainya (Hanum, 2000).
Faktor Subjektif Identitas Suku Bangsa
Meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia.
1. Faktor Historis
2. Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang secara bersama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau
penghargaan komunitas yang secara formal dan informal (Lamb et al, 2001).
Faktor sosial dapat dilihat dari hubungan dengan teman, keluarga dan orang
tua dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Faktor Politik
Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama.
Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing,
namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.
Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta menghilangkan keanekaragaman yang
memang sudah ada di dalam masyarakat Indonesia, maka dari itu lahirlah istilah
Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Faktor Pendorong
Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem
pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi
bahasa nasional dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia
masih tetap menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.
Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan.
Seperti yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus
tahun oleh bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori
akan perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan.