Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Identitas Nasional

Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah;
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep
kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional
secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa tidak
dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama kali


muncul dari para pakar psikologi. Manusia sebagai individu yang sulit diapahami
manakala ia terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam
melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat
kebiasaan, tingkah laku serta karakter khas yang membedakan manusia tersbut
dengan manusia lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka pengertian kepribadian
sebagai identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari
kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh
karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian peoples character, national character, atau natonal identity.

Dalam hubungannya dengan identutas nasional Indonesia, kepribadian


bangsa Indonesia sangat sulit jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik.
Hal ini mengingat bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam etnis, ras, suku,
kebudayaan, agama serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu
perbedaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu identtas
nasional secara historis berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun, identitas nasional suatu bangsa tidak cukup
dipahami secara statis oleh karena itu identitas suatu bangsa juga harus diapahami
dalam konteks dinamis.
Sebagaimana kita tahu bahwa bangsa besar telah mengembangkan
identitasnya secara dinamis hakikat identitas nasional dapat dikatakan bahwa
hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan UUD
1945 beserta batang tubuh UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-
nilai etik, moral, tradisi, mitos,ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas
Nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normative dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka cenderung terusmenerus bersemi
sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya.

Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang


terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan dalam
berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila dan
UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea
ke-4. Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat menyadarkan
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas nasional,
telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh
para pendiri Negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945,dan khususnya dalam
pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu: “Pemerintah memajukan
Kebudayaan Nasional Indonesia”.Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama
dan asli terdapat bagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh
Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudyaan harus menuju
kea rah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusian bangsa
Indonesia.
Kemudian dalam UUD 1945 yang diamademen dalam satu naskah disebutkan
dalam pasal 32 :

1) Negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia


dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budaya.

2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya


nasional.

Intinya, hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-
undangan atau moral yang secara normative diterapkan di dalam

pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan sebagainya.
Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional
tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi
karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi
dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk
ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
actual yang berkembang dalam masyarakat.

Fungsi Identitas Nasional

Identitas nasional tidak hanya diperlukan untuk membedakan negara satu


dengan lainnya, tetapi juga untuk mempertahankan kesatuan bangsa. Berikut ini
adalah beberapa fungsi identitas nasional yang perlu diketahui:

1. Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Fungsi identitas nasional adalah sebagai alat untuk mempersatukan bangsa,


khususnya bagi negara yang majemuk. Sebagaimana diketahui, Indonesia terdiri
dari berbagai macam suku, agama, dan kebudayaan. Maka identitas nasional
hadir untuk memadukan keberagaman masyarakat tersebut menjadi satu.

2. Sebagai Pembeda Bangsa Lain


Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa identitas nasional
merupakan ciri khas yang dibanggakan dari suatu negara. Terbentuknya
identitas nasional akan menjadikan Indonesia unik dan mudah dikenali oleh
dunia.
3. Sebagai Landasan Negara
Artinya identitas nasional digunakan sebagai pegangan dan pijakan agar
suatu negara dapat mewujudkan cita-citanya. Landasan negara Indonesia
adalah Pancasila yang nilai-nilainya digali dari kebudayaan luhur bangsa.
Lima nilai dasar inilah yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Perlindungan Diri dari Dampak Buruk Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Globalisasi mendatangkan peluang sekaligus tantangan.
Cara untuk menyaring pengaruh globalisasi adalah dengan menjadikan
identitas nasional sebagai rujukan.

Bentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesia

Rosmawati dan Hasanal Mulkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan


menjelaskan bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu:

1. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.


2. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
5. Semboyan negara, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
6. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
7. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri dan sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
identitas nasional tersebut. Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional
di Indonesia antara lain faktor objektif yang meliputi factor geografis, ekologis dan
demografis. Kemudian faktor subjektif yaitu faKtor historis, sosial, politik dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonsia. Kondisi geografis-ekologis membentuk
bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan yang beriklim tropis. Jalur
perdagangan antar negara di Asia Tenggara juga ikut mempengaruhi perkembangan
demografis, ekonomis, sosial dan kebudayaan Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki bangsa Indonesia mempengaruhi terbentuknya identitas nasional
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Hasil interaksi historis yang mengakibatkan
munculnya identitas nasional memiliki empat faktor penting yaitu faktor primer, factor
pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.

Faktor pertama mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan sejenisnya.


Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, wilayah,
serta bahasa daerah merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan
kekhasan masing-masing. Faktor kedua meliputiperkembangan teknologi, informasi
dan komunikasi yang melahirkan Angkatan bersenjata modern dan pembangunan
lainnya dalam kehidupan bernegara. Perkembangan ini merupakan suatu identitas
nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu identitas nasional yang dinamis
sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam
membangun bangsa dan negaranya

Faktor ketiga mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,


tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.
Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain dalam mewujudkan factor keempat melalui memori kolektif
rakyat Indonesia. Keempat faktor tersebut pada dasarnya mencakup proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari
masa sebelum mencapai kemerdekaan. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Pembentukan
identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial,
ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk
melalui suatu proses yang cukup panjang.

Faktor Objektif Identitas Suku Bangsa

Meliputi faktor geografis ekologis dan demografis. Kondisi geografis – ekologis yang
membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.

1. Faktor Geografis
Faktor geografis adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi alam, serta
mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan
manusia. Faktor-faktor geografis mempunyai andil dalam membentuk
keragaman budaya pada suatu masyarakat. Sebagaimana dikutip dari buku
Tradisi Sekura Cakak Buah Masyarakat Adat Saibatin Dalam Kaca Mata
Geografi (2021), terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kebudayan
manusia, terdiri atas faktor lokasi, jenis iklim, relief permukaan bumi, tipe
tanah, jenis flora dan fauna, kondisi air, sumber mineral, dan kontak dengan
lautan. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1). Lokasi

Lokasi merupakan letak atau titik spesifik suatu tempat dalam suatu wilayah.
Dengan demikian, ada unsur relasi keruangan, seperti posisi dan jarak suatu
tempat dengan tempat lainnya. Sebagai misal, Indonesia adalah negara yang
terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dengan berada di lokasi
tersebut, Indonesia memiliki keuntungan lalu lintas perniagaan yang melewati
jalur maritim. Pada akhirnya, kesadaran akan kondisi ini mendorong daya
cipta, rasa, dan karsa masyarakat di wilayah tersebut untuk
memanfaatkannya.

2). Jenis Iklim

Jenis iklim dipengaruhi letak suatu wilayah, yang juga akan menentukan pola
perilaku masyarakat. Sebagai misal, iklim daerah pegunungan dan pesisir
memiliki karakteristiknya masing-masing. Pada perilaku sehari-hari, iklim akan
mempengaruhi cara berpakaian masyarakat. Contohnya, orang-orang yang
tinggal di daerah iklim dingin pegunungan cenderung berpakaian tebal,
sementara masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung berpakaian
tipis.

3). Bentuk Relief

Bentuk relief mempengaruhi kebudayaan masyarakat, misalnya dalam hal


mobilitas masyarakat. Orang-orang yang tinggal di daerah relief perbukitan
cenderung memilih berjalan kaki ketika berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah dekat sungai
cenderung menggunakan perahu sebagai moda transportasi mereka.

4). Tipe Tanah

Tipe tanah menentukan kesuburan tanah di suatu wilayah. Tanah berkapur di


bentang lahan karst cenderung membentuk daerah yang kurang produktif
untuk pertanian. Di sisi lain, tanah berkapur lahan karst menyajikan bentang
alam yang eksotis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Berbeda pula bagi masyarakat yang hidup di kaki gunung dengan tipe tanah
subur untuk pertanian. Kondisi ini membangun pola perilaku dan sistem mata
pencaharian yang berbeda. Akibatnya terjadi keragaman regional
antardaerah di Indonesia.

5). Jenis Flora dan Fauna

Jenis flora dan fauna pemanfaatan beragam flora dan fauna bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Lebih lanjut lagi, keragaman pangan
flora dan fauna juga akan mempengaruhi nutrisi masyarakat. Sebagai misal,
masyarakat Maluku kerap memanfaatkan kekayaan lautan dan tanaman
sagunya. Sementara itu, masyarakat Jawa dengan ketela dan ikan wadernya.

6). Kondisi Air

Kondisi air faktor ini menentukan dapat tidaknya suatu wilayah dihuni dengan
layak sehingga menjadi faktor krusial bagi lahirnya peradaban manusia.

7). Sumber-Sumber Mineral


Sumber-sumber mineral merupakan potensi alam dari bahan galian yang ada
dalam perut bumi. Pemanfaatannya dilakukan melalui proses pertambangan
(eksploitasi). Kondisi geografis Indonesia mendukung kekayaan bahan
mineral yang tersebar di daratan atau dasar laut. Persebaran jumlah dan jenis
sumber daya mineral Indonesia tidak merata, tergantung kondisi batuan induk
di setiap daerah.

8). Kontak Dengan Lautan

Kontak dengan lautan sangat penting bagi peradaban manusia. Orang-orang


yang tinggal di daerah pesisir biasanya lebih sering berinteraksi dengan
budaya wilayah-wilayah lain. Pertemuan dengan kebudayaan luar
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga
menambah ragam jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.

2. Faktor Ekologis

Faktor ekologis (ecological factors) merujuk pada faktor apapun yang melibatkan
isu ekologi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti lingkungan alam, kondisi cuaca
dan iklim, dll. Dalam beberapa kondisi tertentu, faktor-faktor tersebut dapat
memberikan pengaruh yang cukup besar pada manusia dan kegiatan terkait
dengannya seperti produksi, konsumsi dan distribusi. Bagi perusahaan, faktor
ekologi dapat memberikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis. Misalnya,
pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil mendorong tumbuhnya
beragam bisnis yang memproduksi energi alternatif yang ramah lingkungan. Bagi
produsen minyak, ini adalah tantangan karena permintaan terhadap produK
mereka dapat berkurang.

3. Faktor Demografis

Demografi berasal dari kata demos yang berarti penduduk dan grafein yang
berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk atau
manusia terutama tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang
terjadi. Faktor demografi adalah faktor-faktor yang terdapat dalam struktur
penduduk dan perkembangannya, seperti jenis kelamin, kelompok umur, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, status pernikahan dan sebagainya (Hanum, 2000).
Faktor Subjektif Identitas Suku Bangsa
Meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia.
1. Faktor Historis

Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan


masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi
berbagai faktor yang ada di dalamnya. Contohnya adanya persamaan nasib ,
yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing lebih kurang
selama 350 tahun.

2. Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang secara bersama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau
penghargaan komunitas yang secara formal dan informal (Lamb et al, 2001).
Faktor sosial dapat dilihat dari hubungan dengan teman, keluarga dan orang
tua dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Faktor Politik

Faktor politik merupakan kekuatan dalam mengatur dan membuat sebuah


regulasi, serta aturan pemerintahan. Faktor politik juga menjadi pertimbangan
atas transparansi pelaporan keuangan Faktor politik memegang peranan
penting dalam jabatan-jabatan penting di dalam struktur pemerintahan, faktor
politik berperan dalam membuat sebuah regulasi dan aturan didalam
pemerintah (DiMaggio & Powell, 1983).Faktor politik berperan dalam
pembuatan sebuah regulasi danturan di dalam pemerintahan. Penerapan
transparansi laporan keuangan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
pemerintah daerah. Dengan diterapkannya transparansi pelaporan keuangan
pemerintah daerah tentu akan menjadi sebuah sistem atau tata cara dalam
menciptakan sebuah hasil yang akan diatur oleh regulasi, hokum, dan perda
yang terkait.
4. Faktor Kebudayaan Yang Dimiliki Bangsa Indonsia

Bangsa Indonesia memiliki beragam bahasa, kepercayaan, agama, ras, letak


geografis yang strategis, kondisi alam yang berbeda, bentuk kepulauan,
faktor transportasi dan komunikasi, sejarah, sikap terhadap perubahan nilai,
kondisi iklim, keanekaragaman ras, agama, dan pengaruh budaya.
Keberagaman seperti di Indonesia merupakan hal yang tidak selalu dimiliki
oleh negara-negara lain. Karena itu, keberagaman suku bangsa dan budaya
masyarakat Indonesia dapat menjadi aset bangsa, selama masih terjaga
persatuan, kerukunan, persaudaraan, dan sikap saling menghormati.

Faktor Primer

Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama.
Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing,
namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.
Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta menghilangkan keanekaragaman yang
memang sudah ada di dalam masyarakat Indonesia, maka dari itu lahirlah istilah
Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Faktor Pendorong

Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan


bersenjata dalam kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam suatu bangsa merupakan identitas nasional yang dinamis. Maka
dari itu, pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya tergantung apakah
bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk memajukan bangsa
dan negara Indonesia.

Faktor Penarik

Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem
pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi
bahasa nasional dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia
masih tetap menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.

Faktor Reaktif

Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan.
Seperti yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus
tahun oleh bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori
akan perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai