Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah kertas dinding Pada dasarnya kehidupan manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya, manusia selalu membutuhkan orang lain. Terakhir, masyarakat hidup
berkelompok. Orang-orang yang bersekutu atau berkelompok membentuk suatu organisasi
yang berupaya mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan-tujuan besar kehidupan. Dari
lingkungan terkecil hingga lingkungan terbesar. Pada mulanya masyarakat hidup dalam
kelompok keluarga. Selain itu, mereka membentuk kelompok yang lebih besar seperti suku,
komunitas, dan bangsa. Lalu semua orang hidup dalam suatu negara. Mereka membentuk
negara sebagai kesatuan hidupnya. Negara adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh
sekelompok orang yang mempunyai cita-cita yang bersatu, bertempat tinggal di suatu
wilayah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan negara mempunyai
arti yang berbeda.

Jika negara merupakan organisasi kekuasaan dari komunitas kehidupan manusia, maka
bangsa lebih mengacu pada komunitas kehidupan manusia. Masih ada negara-negara di dunia
yang belum memiliki negara. Demikian pula, orang-orang yang mempunyai negara dan
berasal dari berbagai negara dapat mengaku sebagai negara. Bangsa dan negara mempunyai
ciri khas yang membedakannya dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas suatu
negara adalah identitas nasionalnya. Ciri khas negara tersebut juga menjadi identitas dasar
negara yang bersangkutan. Identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi jati
diri bangsa.

Identitas nasional dalam konteks bangsa (masyarakat) mempunyai beberapa contoh kegiatan
dimana beberapa kegiatan tersebut membangun dan menghancurkan karakter milik suatu
negara, khususnya di Indonesia. Contoh kegiatannya antara lain kegiatan khitanan, kegiatan
tedhak siten, nyadran, pos desa, budaya masyarakat tidak mau antri, membuang sampah
sembarangan, serta menyatukan kelompok budaya dan masyarakat yang berbeda dalam satu
kesatuan wilayah nasional membentuk jati diri bangsa disebut integrasi nasional.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?

2. Faktor apa saja yang membentuk identitas nasional?

3. Apa itu Integrasi Nasional?

4. Apa interpretasi identitas nasional?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui arti jati diri bangsa

2. Mengetahui unsur-unsur pembentuk jati diri bangsa

3. Mengetahui cara menjelaskan integrasi nasional

4. Mempelajari lebih lanjut tentang permasalahan mendalam integrasi nasional


BAB II

IDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRASI NASIONAL

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Secara etimologis, kata identitas berasal dari kata bahasa Inggris “identity”, yang mengacu
pada ciri-ciri, tanda-tanda, atau identitas yang melekat pada diri seseorang yang membedakan
orang tersebut dengan orang lain. Dalam istilah antropologi, identitas adalah suatu ciri khas
yang menjelaskan dan menyesuaikan diri dengan persepsi seseorang terhadap diri sendiri,
kelasnya, kelompoknya sendiri, komunitasnya sendiri, atau negaranya sendiri. Dalam
pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu tetapi juga berlaku pada suatu kelompok.

Kata nation, yang berasal dari bahasa Inggris “country”, merupakan suatu identitas yang
diasosiasikan dengan kelompok-kelompok yang lebih besar yang dihubungkan oleh
kesamaan, baik secara material dan budaya, agama dan bahasa, serta non-materi seperti
budaya, agama dan bahasa. hal-hal immaterial seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Kumpulan kelompok inilah yang kemudian disebut identitas nasional atau identitas nasional,
sehingga menimbulkan aksi kolektif yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau gerakan
yang bersifat nasional. Kata bangsa sendiri tidak lepas dari munculnya konsep nasionalisme
yaitu pengertian berbangsa.

Banyak pihak menilai gelombang demokratisasi dapat mengancam identitas negara mana
pun, termasuk Indonesia. Saat ini, hampir tidak ada negara di dunia yang bisa lolos dari
gelombang besar demokratisasi. Gelombang demokrasi yang didukung oleh kecepatan
teknologi informasi telah mengubah dunia menjadi desa global tanpa tembok.
Kedua, di manakah letak identitas lokal dan bagaimana suatu negara dapat menjadi bagian
dari proses demokrasi global tanpa kehilangan identitas nasionalnya?

2.2 Faktor pembentuk jati diri bangsa

Salah satu ciri masyarakat Indonesia adalah dikenal sebagai negara majemuk. Pluralisme
Indonesia dapat dilihat dari segi sejarah, budaya, suku, agama, dan bahasa. Indonesia terdiri
dari banyak elemen berbeda.
A. Sejarah
Menurut dokumen sejarah, sebelum menjadi suatu bangsa, bangsa Indonesia mengalami masa
kejayaan. Persepsi yang sama terhadap pengalaman masa lalu, seperti mereka yang baru saja
menderita akibat kolonialisme. Misalnya, dua kerajaan kepulauan, Majapahit dan Sriwijaya,
diketahui merupakan pusat kerajaan nusantara yang mempunyai pengaruh melintasi batas
wilayah tempat kedua kerajaan tersebut berada. Kemegahan kedua kerajaan di nusantara ini
meninggalkan bekas pada semangat juang bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya,
ketika penjajah asing menyalib imperialismenya. Menurut banyak ahli, semangat juang
bangsa Indonesia dalam memukul mundur penjajah telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia
yang kemudian menjadi salah satu faktor pembentuk jati diri bangsa Indonesia.

B. Budaya
Aspek kebudayaan merupakan faktor pembentuk jati diri bangsa, meliputi tiga faktor yaitu
akal, peradaban, dan pengetahuan. Akal sehat masyarakat Indonesia tercermin dari sikapnya
yang ramah dan sopan terhadap orang lain. Sedangkan unsur jati diri yang beradab
diwujudkan melalui dasar eksistensi Pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia
yang majemuk. Sebagai negara maritim, keterbatasan masyarakat Indonesia di dunia eks
kapal Pinisi menjadi identitas pengetahuan masyarakat Indonesia lainnya yang tidak dimiliki
negara lain di dunia.

C. Etnis
Pluralisme merupakan identitas lain bangsa Indonesia.
Namun, selain pluralisme alami ini, tradisi hidup berdampingan yang beragam di Indonesia
merupakan faktor lain yang perlu dikembangkan dan dipupuk lebih lanjut.
Keberagaman alam yang dimiliki masyarakat Indonesia tercermin dari keberadaan lebih dari
ribuan suku, bahasa, beragam budaya, dan ribuan pulau.

D. Agama

Keberagaman agama merupakan identitas lain dari pluralisme alamiah Indonesia.


Dengan kata lain, keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia tidak hanya
dijamin oleh konstitusi negara, namun juga merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang
patut terus dipelihara dan dipelihara oleh bangsa Indonesia untuk disyukuri.
Syukuri nikmatnya pluralisme yang bisa diraih melalui sikap dan tindakan yang tidak
memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, pada kelompok lain.
E. Bahasa

Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Meskipun Indonesia mempunyai ribuan bahasa daerah, namun status orang Indonesia (bahasa
yang digunakan oleh orang Melayu) sebagai linguafranc sebagai suku bangsa yang mendiami
nusantara memberikan identitas keindonesiaan. Sumpah Pemuda Tahun 1929 yang
menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia membawa nilai
tersendiri dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Tidak hanya menjadi bahasa
nasional, bahasa Indonesia juga mempunyai nilai tersendiri bagi masyarakat Indonesia; beliau
berjasa besar dalam pembentukan persatuan dan nasionalisme Indonesia. Masyarakat
Indonesia mengakui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional sekaligus identitas
nasional Indonesia.

2.3 Integrasi Nasional

Berbicara mengenai persatuan dalam suatu negara, maka tidak lepas dari istilah integrasi
nasional. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, integrasi nasional merupakan suatu
permasalahan yang penting, apalagi di Indonesia yang terdapat banyak suku dan latar
belakang sosial yang berbeda-beda. Integrasi nasional harus dilakukan dengan baik di
Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Selain itu juga menjunjung
tinggi nilai persatuan dan solidaritas bangsa melalui empat pilar Pancasila, NKRI, Bhinneka
Tunggal Ika dan UUD 1945.

Berikut penjelasan lengkap mengenai integrasi nasional. Mulai, dari pengertian integrasi
nasional, syarat-syarat integrasi nasional, bentuk-bentuk integrasi nasional, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya integrasi nasional, faktor-faktor yang menghambat integrasi
nasional, contoh-contoh integrasi nasional, dan lain-lain.

Secara etimologis integrasi nasional berasal dari kata latin integrasi yang berarti memberikan
ruang bagi unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu kesatuan. Sedangkan kata National
berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation yang artinya bangsa. Oleh karena itu, istilah Bangsa
mengandung banyak arti, yaitu kebangsaan dan karakter bangsa. Secara umum, integrasi
politik nasional adalah penyatuan berbagai kelompok sosial budaya ke dalam satu kesatuan
wilayah nasional, sehingga membentuk identitas nasional. Dari sudut pandang antropologi,
integrasi nasional merupakan suatu proses penyesuaian antara faktor-faktor kebudayaan yang
berbeda guna mencapai keselarasan fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk
menciptakan integrasi nasional, suatu negara atau negara harus mempunyai banyak unsur
dasar dan kuat. Berikut syarat-syarat integrasi nasional:

1. Kesadaran
Kesadaran penting untuk mencapai integrasi nasional, terutama kesadaran akan perbedaan
dan saling menghormati antar bangsa. Ada pula rasa kesadaran akan pentingnya saling
ketergantungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Ada konsensus umum

Bagi masyarakat majemuk seperti Indonesia, harus ada konsensus atau konsensus mengenai
aturan dan nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya agar keberagaman tidak
menjadi penghalang dalam mewujudkan nilai persatuan dan kesatuan.

3. Mempunyai nilai dan norma

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap anggota harus menghormati nilai dan
norma tertentu. Hal ini benar-benar sudah menjadi kesepakatan bersama yang menjadi
pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan berbangsa. Nilai dan norma tersebut memang
berbeda-beda pada setiap kelompok. Namun nilai dan norma yang sama seringkali ada di
tingkat nasional dan bersifat universal atau global pada setiap masyarakat, meskipun berbeda
pula.

Bentuk-bentuk integrasi nasional berikut ini juga merupakan strategi untuk mencapai
integrasi:

1. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses pencampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi suatu
kebudayaan baru yang melebur menjadi satu, sehingga kebudayaan yang baru terbentuk
tersebut tidak mempunyai ciri-ciri dari dua kebudayaan atau lebih yang sudah mapan. Dalam
hal ini negara berupaya untuk menggabungkan beberapa kebudayaan agar menjadi satu
kesatuan kebudayaan yang lebih mudah diterima oleh semua orang. Tentu saja bertujuan
untuk mencapai integrasi nasional dalam konteks keberagaman budaya dan sosial. Cara ini
cukup efektif untuk mencegah klaim umum atau etnosentrisme yang berlebihan.

2. Akulturasi budaya

Akulturasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih menjadi suatu kebudayaan baru
tanpa menghilangkan hakikat atau ciri-ciri kebudayaan asli yang membentuknya. Hal ini
dapat diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan integrasi nasional dalam konteks
keberagaman budaya masyarakatnya. Pemerintah atau negara bisa menjadikan pendekatan ini
menjadi sesuatu yang cukup kreatif dalam rangka menciptakan solidaritas dan integritas di
kalangan masyarakat. Namun, mereka juga menghormati dan menjaga nilai-nilai budaya
tertentu sebagai wujud identitas sosial dan budaya.

3. Pluralisme

Pluralisme adalah paham yang menghargai perbedaan dalam suatu masyarakat atau negara.
Pemahaman ini bertujuan untuk mencapai integrasi nasional dengan menciptakan peluang
bagi seluruh lapisan masyarakat untuk maju dan berkembang. Pemahaman ini dapat
dikatakan sangat demokratis dan sangat cocok diterapkan di Indonesia. Upaya menciptakan
peluang bagi setiap bagian dari keberagaman yang ada dilandasi oleh hak masing-masing,
agar semua bebas berbuat baik dan tidak melanggar norma, nilai solidaritas, persatuan.
.

4. Peraturan

Integrasi normatif ini dicapai melalui standar-standar tertentu yang disepakati oleh
masyarakat. Diberlakukannya standar-standar ini berarti bahwa masyarakat telah bersatu,
sepakat untuk menerapkan dan mematuhinya. Oleh karena itu, adanya norma-norma tertentu
dapat mempersatukan orang-orang yang berbeda dalam suatu negara.

5. Alat Musik

Integrasi nasional dalam bentuk instrumen ini nampaknya sangat nyata karena berakar pada
fisik seseorang atau masyarakat. Hal tersebut dapat terbentuk karena adanya kesamaan atau
identitas antar individu atau kelompok dalam lingkungannya.

6. fungsi

Integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi tertentu dalam masyarakat.
Masyarakat yang menganggap dirinya mempunyai fungsi dan peran yang sama dengan
mudah bersatu untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. Dipaksa

Integrasi paksa ini terjadi karena paksaan yang dilakukan oleh penguasa atau pemerintah.
Oleh karena itu, pada dasarnya tidak bersifat sukarela ketika menyatu menjadi sesuatu.
Integrasi seperti ini tentu saja tidak akan bertahan lama dan kuat karena dipaksakan secara
efektif.

Faktor-faktor yang menentukan terbentuknya integrasi nasional adalah:

1. Persahabatan yang erat

Faktor ini sangat nyata dan sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Seperti halnya kolonialisme di Indonesia, banyak masyarakat dari berbagai asal
dan suku bersatu melawan kolonialisme Belanda. Mereka tidak memperdulikan perbedaan,
terutama perbedaan umur dan agama. Karena mereka mempunyai nasib yang sama yaitu
sama-sama berkoloni dan mempunyai kawan yaitu sama-sama melawan penjajahan. Mereka
menggunakan berbagai cara, mulai dari diplomasi, perang fisik, hingga organisasi tertentu.
Hingga akhirnya bangsa Indonesia berhasil mendeklarasikan diri sebagai bangsa dan negara
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Pengertian Ideologi Nasional


Setiap negara mempunyai ideologi masing-masing yang menjadi pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasila. Ideologi Pancasila ini tidak
bisa digantikan oleh ideologi lain karena ini benar-benar merupakan keputusan akhir yang
dirancang oleh para pendiri kita sebagai pedoman hidup. Indonesia meskipun banyak
perbedaan atau keberagaman, tetap bisa bersatu karena masyarakatnya selalu menanamkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi setiap
masyarakat Indonesia mempunyai konotasi ideologi Pancasila yang relatif sama.

3. Bunga Keinginan

Segala perbedaan tidak menimbulkan perpecahan, sebaliknya keberagaman membawa


masyarakat pada cita-cita persatuan. Salah satu tujuan tersebut adalah memperkuat kekuatan
suatu kelompok atau negara. Ingatlah bahwa persatuan yang tercipta dari cita-cita atau nilai-
nilai Pancasila akan diterapkan dalam kehidupan. Demikian pula halnya dengan sumpah
pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia dari berbagai daerah, suku
dan latar belakang bersatu mengucapkan sumpah untuk membentuk persatuan bangsa, bahasa
dan negara Indonesia.

4. Mengantisipasi ancaman eksternal

Ancaman dari luar dapat mempersatukan kelompok atau negara dalam suatu negara.
Indonesia telah lama merdeka dengan keberagaman budaya dan wilayah kedaulatannya yang
luas. Hal ini memungkinkan adanya ancaman dari luar, seperti pengambilalihan wilayah atau
pulau paling terpencil. Menjadi kekuatan khusus bangsa Indonesia untuk mempersatukan dan
menjaga kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan isu budaya, dimana masyarakat
Indonesia cenderung percaya pada isu budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama ada di
Indonesia diklaim oleh negara lain, maka hal ini meresahkan masyarakat Indonesia dan
bersatu untuk mempertahankan keberadaan budaya tersebut.

Terciptanya integrasi nasional juga dapat terhambat karena berbagai alasan. Apalagi dengan
Indonesia yang banyak perbedaannya dan wilayahnya yang sangat luas. Hal ini tentu menjadi
tantangan bagi masyarakat Indonesia. Berikut beberapa faktor yang menghambat integrasi
nasional:

1. Kurangnya penghargaan terhadap keberagaman

Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Seringkali sulit
mengajak mereka untuk menciptakan persatuan dan solidaritas di antara keberagaman
bangsa. Bahkan pluralisme sendiri merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu negara.
Jadi setiap masyarakat harus memahami arti toleransi khususnya di Indonesia. Hal ini
menunjukkan fakta bahwa Indonesia mempunyai banyak agama dan budaya yang berbeda.
Setiap orang atau sekelompok orang mempunyai agama atau budaya yang berbeda-beda.
Demikian pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa berasimilasi dalam hal ini.

2. Nasionalisme yang kuat


Sebagian masyarakat atau komunitas di suatu daerah masih menganut paham nasionalisme
terpusat. Pemahaman ini mengasumsikan bahwa beberapa masyarakat jauh lebih baik dan
lebih dominan dibandingkan yang lain. Hal ini sering terjadi pada masyarakat pedesaan atau
tradisional, yang juga sulit mengubah sikap dan cara berpikir. Hal ini menyebabkan sulitnya
integrasi nasional. Oleh karena itu, pemahaman nasionalisme harus ditingkatkan dan
disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Konsep nasionalisme tidak hanya
diungkapkan melalui pendidikan dan pengajaran tetapi juga dalam bentuk praktik, khususnya
bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

3. Ketimpangan pembangunan

Pembangunan dalam suatu negara tidak serta merta disertai dengan pemerataan. Ada
beberapa daerah atau daerah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau sejahtera. Hal
inilah yang disebut ketimpangan pembangunan dan menjadi penghambat terciptanya integrasi
nasional. Masyarakat di daerah tertinggal akibat ketimpangan pembangunan cenderung acuh
tak acuh terhadap solidaritas nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat menentang
pemerintah. Hal ini kemudian dapat menimbulkan perpecahan antara pemerintah dan
masyarakat tertentu. Untuk mencegah hal ini terjadi, pemerintah harus berusaha
menyeimbangkan pembangunan yang ada, terutama di daerah tertinggal dan paling terpencil.
Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga untuk
mempersatukan dan mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Contoh integrasi nasional Indonesia:

Sejak awal, Indonesia didirikan sebagai negara kesatuan yang berdaulat. Para pendiri bangsa
ini ingin mewujudkan persatuan Indonesia dengan tetap menghormati perbedaan yang ada.
Artinya, pencapaian integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak lama, sekaligus
memberikan peluang bagi pembeda yang ada. Seperti halnya pada proses pengesahan
pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang mana unsur-unsur
Piagam Jakarta diambil dari Piagam Jakarta dan memuat rumusan Pancasila yang telah
memperoleh manfaat dan manfaat. kerugian di kalangan anggota PPKI.
.
Kelebihan dan kekurangan tersebut terutama berkaitan dengan makna sila pertama, yaitu
“Tuhan wajib menerapkan hukum Islam kepada umatnya”.

Beberapa anggota PPKI lainnya, terutama non-Muslim, menentang keputusan tersebut.


Belakangan, para pendiri negara lain mencoba menggantinya agar lebih demokratis secara
agama sesuai dengan sila pertama. Maka para pendidik negara mengesampingkan
permasalahan perbedaan yang ada untuk mewujudkan negara yang mampu melindungi
seluruh rakyat Indonesia. Alternatif bunyi sila tersebut adalah “Iman kepada Tuhan Yang
Maha Esa”. Oleh karena itu, nada sila tersebut tidak bersifat memaksa dan menghargai
perbedaan, terutama keberagaman agama yang ada dan tumbuh subur di Indonesia.

Tentunya juga mengingatkan pada semboyan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika
yang artinya walaupun berbeda-beda, kita tetap satu. Keberagaman bukan menjadi
penghalang bagi integrasi nasional, justru sebaliknya hendaknya dijadikan sebagai penggerak
dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Fakta ini telah dibuktikan oleh para pendiri
Indonesia.

BAB III

PENUTUP

4,1 Kesimpulan

Di atas telah di jelaskan tentang identitas nasional dan integrasi nasional. Bangsa, berasal dari
kata nation, adalah suatu identitas yang terkait dengan kelompok-kelompok yang lebih besar
yang terikat oleh kesamaan, baik yang bersifat materiil dan budaya, agama dan bahasa,
maupun yang bersifat imateriil seperti budaya, budaya, agama, dan bahasa, serta hal-hal non
fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Kumpulan kelompok inilah yang kemudian
dikenal dengan nama identitas nasional atau identitas nasional. Secara umum, integrasi
politik nasional adalah penyatuan berbagai kelompok sosial budaya ke dalam satu kesatuan
wilayah nasional, sehingga membentuk identitas nasiona

DAFTAR PUSTAKA
Trianto & Triwulan, Tutik. Falsafah Negara dan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.

Trianto. Tutik Titik Triwulan. Falsafah Negara dan Pendidkan Nasional. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher. 2007

Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarata:Bumi Aksara. 2008.


Ghazali Muchtar & Majid Abdul. PPKN Materi Kuliah Di Perguruan Tinggi Islam. Bandung:
Remaja Rosda Karya. 2016.

Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.2004.


Sopaxyz. Contoh Makalah Identitas Nasional. http://sopaxyz.blogspot.com/2017/03/contoh-
makalah-identitas-nasional-dalam.html Diakses hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2023
Anonim, 2021, Makalah Identitas Nasional dan Integrasi Nasional
https://menuaiinfo.com/2021/04/makalah-identitas-nasional-dan-integrasi-nasional/.html
Diakses hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai