1
orang tua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat istiadat dan budaya. Semangat masyarakat tentang pola
perilaku ini sudah mulai memudar, seiring dengan waktu budaya ramah tamah
khas Indonesia serta semangat gotong royong sudah beralih wajah menjadi
acuh tak acuh dan individualistis dan materialistis.
2. Lambang-Lambang
adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. lambang-
lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, Misalnya : Bendera,
Bahasa, dan lagu Kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan
adalah Sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan tekhnologi, misalnya :
bangunan candi, Masjid, Gereja, Peralatan manusia seperti pakaian Adat, dan
teknologi Bercocok tanam : dan teknologi seperti kapal laut, Pesawat terbang,
dan lainnya
2
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai sebuah bangsa
yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
Indonesia adalah Negara yang begitu kaya akan nilai sejarah, itu dapat
dibuktikan dari berbagai tulisan pakar tentang sejarah perjuangan dan usaha
dalam merebut kemerdekaan. Sejarah juga mencatat, sebelum menjadi sebuah
identitas negara bangsa yang Modern, bangsa Indonesia pernah mengalami
masa kejayaan yang gemilang. Semangat juang bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah menurut banyak kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri
bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk
identitas nasional Indonesia.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi
tiga unsur yaitu : akal budi, peradaban dan pengetahuan. Akal Budi bangsa
Indonesia, misalnya dapat dilihat pada sikap ramah dan santun bangsa
Indonesia. Sedangkan unsur Identitas peradabannya, salah satunya tercermin
dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai kompromi nilai-nilai bersama
( shared values ) bangsa Indonesia yang majemuk, sebagai bangsa maritim,
kehandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu
merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia yang tidak memiliki oleh
bangsa lain di dunia.
3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian ,
lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi, tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal
lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan, kemajemukan alamiah
3
bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok
suku, beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan
nusantara.
4. Agama
Keanekaragam Agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah
Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan
dengan salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan
dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas atas kelompok
lainnya.
5. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa penghubung ( lingua franca ) berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi
bangsa Indonesia.
4
Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda,
bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan
Konghucu, dst. Indonesia itu apa ? Dari telaah identitas Indonesia dengan paham
nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari semuanya adalah
Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu
kelompok. Proses interaksi antar kelompok dalam prinsip kesetaraan akan
menghasilkan sebuah identitas Indonesia.
Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
1. Pluralisme dan Multikulturalisme
Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu
pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan
kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama,
bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan,
saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan
mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-
hari.
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah
munculnya wacana multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memedulikan
perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Gerakan
multicultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia sekitar 1950-an.
Multikultural menjadi semacam respon kebijakan baru dalam
keragaman.dengan kata lain, adanya komunitas yang berbeda saja tidak
cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlukan sama
oleh warga Negara maupan Negara.
5
Menurut Achmad Fedyani Safiudin menyatakan ada tiga cara pandang
atau pemahaman orang tentang multikulturisme, yaitu; 1. Popular; 2.
Akademik; 3. Politis.
Karakter masyarakat multikultur adalah toleran. Mereka hidup dalam
semangat peacepul co-existace, hidup berdampingan secara damai. Dalam
perspektif multikulturisme, baik individu maupun kelompok hidup dalam
societal cohesion tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur mereka.
Ini adalah harapan kita semua, bagaimana kita dapat mengadopsi nilai
dan budaya dari luar yang baik bagi bangsa ini serta adanya badan
pengawasan serta pengembangan budaya asli Indonesia dari Pemerintah,
jangan sampai budaya tersebut menjadi terkikis dan hilang dari
masyarakatnya sendiri, akibat dari arus globalisasi yang begitu besar.
Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-sukubangsa yang terdapat di
Indonesia perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan
lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang
dimilikinya, yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi
pembangunan nasional. Di pihak lain, setiap sukubangsa juga memiliki
hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa yang
satu dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami,
selanjutnya mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing
sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya
potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa. Ini adalah cara hidup
orang-orang Indonesia yang harus saling menghargai sebagai sesama bangsa
Indonesia. Sejarah adanya Indonesia adalah sejarah kelompok- kelompok
yang mau hidup bersama. Dengan menyadari asal keberadaannya sebagai
bangsa Indonesia, maka menghargai pluralitas dan bersikap multikultural
harus menjadi ciri khas dalam diri bangsa Indonesia.
6
2. Kesetaraan
Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan
relasi antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan
menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang
Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu.
Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan
masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu
kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan merupakan identitas
nasional Indonesia.
3. Karakter Nasional
Karakter nasional adalah gambaran umum mengenai identitas nasional
Indonesia. Karakter ini hanya akan muncul secara kuat apabila identitas
sebagai bangsa Indonesia jelas. Maksudnya apabila kesadaran pluralitas dan
multikultural itu jelas bagi bangsa Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia
akan muncul dan terlihat. Jika dicirikan dengan lebih spesifik, apabila
manusia Indonesia menjadikan pluralisme dan multikulturalisme yang
melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan dan tradisi bangsa, akan
muncul sosok manusia Indonesia yang berkarakter merdeka, otonom,
demokrat, humanis, bertanggung jawab, hormat terhadap bangsa-bangsa lain,
dan berwawasan universal.
7
menggeser budaya asli yang ada di negara kita. Situasi Budaya Indonesia saat ini
sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak kebudayaan Indonesia yang
diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malasyia. Seperti tari reog ponorogo
dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia. Hak paten atas kebudayaan dalam
hal ini sangat berperan penting. Pemerintah baru menyadari akan perlunya hak paten
tersebut setelah adanya klaim-mengklaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.
1. Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
“Cintailah produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan
seiring dengan persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia
lebih memperhatikan merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan
lokal. Ini berarti masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa
nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa
sendiri. Simbol ataupun ciri yang melambangkan negara tidak begitu
diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara kita,
Pancasila, tidak lagi diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang
sebagai produk masa lalu yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan
keutuhannya. Rasa malu untuk menggunakan budaya dalam negeri akibat
adanya budaya asing juga menjadi indikasi turunnya rasa nasionalisme.
8
3. Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan
sepenanggungan serta rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami
penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik.
Tekanan yang berlarut – larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan.
Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan. Dengan
kesadaran ini, maka keberagaman suku atau golongan yang ada di Indonesia
tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka. Sehingga
terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyannya
Bhineka Tunggal Ika. Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai
dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap
penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan
kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui
perjuangan keras para pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga
dijaga dan dipertahankan.
9
a. Dalam bidang politik
Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis. Hal ini akan
membentuk hubungan yang baik antara pemerintah dan rakyat sehingga
pembangunan negara lebih baik.
10
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
11
televisi masih dapat di awasi dan diatur oleh kekuasan politik sebuah Negara, tidak
demikian dengan media internet.
Dengan media internet, memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang
tidak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat, dan dengan biaya lebih murah. Melalui
media internet siapapun dapat mengirim dan mengakses informasi tanpa persyaratan
lisensi atau bukti kompetensi apapun.
Keadaan tersebut membawa beberapa akibat sosial dan budaya :
Pertama, mengecilnya ruang dan waktu yang mengakibatkan hampir tidak ada
kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang
keadaan di tempat lain atau situasi orang lain dapat menciptakan suatu pengetahuan
umum yang lebih luas dan aktual dari ada yang ada sebelumnya, informasi ini pada
giliranya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis,
batas teritorial negara, atau kelompok agama. Pada saat yang sama, informasi yang
serba canggih ini dapat pula memberikan kemudahan bagi seseorang atau suatu
kelompok untuk bergabung dengan kelompok kejahatan lintas negara untuk
merancang kejahatan internasional yang terorganisir. jaringan terorisme internasional
dapat dimasukan ke dalam kelompok ini.
Kedua, dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi kurang
berfungsi. Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang yang
berada di sebuah kampung di Jayapura, misalnya, dapat berhubungan langsung lewat
internet dengan seseorang di New York atu di kota Roma.
Ketiga, semua kategori dalam social space menjadi tidak relavan lagi. Perbedaan
sosial seperti umur, jenis kelamin, agama, status sosial, besarnya pendapatan, pejabat
atau rakyat, tingkat pendidikan menjadi tidak lagi menjadi penting dalam konteks
infomasi melalui jalur internet.
12
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
c. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
d. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
e. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap
bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
13
Kasus-kasus yang berhubungan dengan korupsi, lalainya pemerintah dalam
menjalankan tugasnya telah mencoreng etika dalam berpolitik di negara ini, seperti
kasus BankCentury, kasus korupsiGayus, dan titip absen anggota DPR. Akibatnya
timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah, yang berlanjut
kepadaketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Dengan demikian
tentunya rasa nasionalisme akan berkurang dan negara akan mengalami kemerosotan.
14
tingkat internasional. Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus
mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab
pertanyaan,³Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?´ yang tentu jawabannya
adalah³menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa
Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila,
bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu
berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu
menjaga perdamaian dunia.
3. Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau
pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Negara kita
juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah mengingat
keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan harus
dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu diperlukan
rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan ataupun
peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu. Pemerintah
juga memegang peranan yang penting dalam menjaga integritas bangsa. Faktor
keamanan menjadi penentu yang utama. Untuk itu diperlukan aparat atau
perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam menjaga keutuhan bangsa.
15