Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal
sehingga menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain.
Nasional berasal dari katanati on yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta
ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah ciri-ciri,
kepribadian, atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya
dengan bangsa lain di dunia.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan
ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam hidup dan kehidupannya.
Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya. Namun demikian proses
pembetukan Identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi
sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan
terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat dijaga
dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai
identitas nasional itu sendiri.
Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu
bangsa. Unsur-unsur identitas itu secara normatif, berbentuk sebagai nilai, bahasa,
adat istiadat, dan letak geografis.
Beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain:
1. Pola Perilaku
adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari,
Misalnya : adat istiadat, budaya, dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada

1
orang tua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat istiadat dan budaya. Semangat masyarakat tentang pola
perilaku ini sudah mulai memudar, seiring dengan waktu budaya ramah tamah
khas Indonesia serta semangat gotong royong sudah beralih wajah menjadi
acuh tak acuh dan individualistis dan materialistis.

2. Lambang-Lambang
adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. lambang-
lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, Misalnya : Bendera,
Bahasa, dan lagu Kebangsaan.

3. Alat-alat perlengkapan
adalah Sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan tekhnologi, misalnya :
bangunan candi, Masjid, Gereja, Peralatan manusia seperti pakaian Adat, dan
teknologi Bercocok tanam : dan teknologi seperti kapal laut, Pesawat terbang,
dan lainnya

4. Tujuan yang ingin dicapai


Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap
seperti : Budaya Unggul, presentasi dalam bidang tertentu. Sebagai sebuah
bangsa yang mendiami sebuah Negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah
tertuang dalam pembukaan UUD 45, Yakni kecerdasan dan kesejahteraan
bersama bangsa Indonesia. Dan dalam usaha tersebut pemerintah seharusnya
lebih memperhatikan dunia pendidikan, peningkatan pendidikan akan
mempengaruhi kesejahteraan rakyat Indonesia secara tidak langsung.

2
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai sebuah bangsa
yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
Indonesia adalah Negara yang begitu kaya akan nilai sejarah, itu dapat
dibuktikan dari berbagai tulisan pakar tentang sejarah perjuangan dan usaha
dalam merebut kemerdekaan. Sejarah juga mencatat, sebelum menjadi sebuah
identitas negara bangsa yang Modern, bangsa Indonesia pernah mengalami
masa kejayaan yang gemilang. Semangat juang bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah menurut banyak kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri
bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk
identitas nasional Indonesia.

2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi
tiga unsur yaitu : akal budi, peradaban dan pengetahuan. Akal Budi bangsa
Indonesia, misalnya dapat dilihat pada sikap ramah dan santun bangsa
Indonesia. Sedangkan unsur Identitas peradabannya, salah satunya tercermin
dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai kompromi nilai-nilai bersama
( shared values ) bangsa Indonesia yang majemuk, sebagai bangsa maritim,
kehandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu
merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia yang tidak memiliki oleh
bangsa lain di dunia.

3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian ,
lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi, tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal
lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan, kemajemukan alamiah

3
bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok
suku, beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan
nusantara.

4. Agama
Keanekaragam Agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah
Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan
dengan salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan
dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas atas kelompok
lainnya.

5. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa penghubung ( lingua franca ) berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi
bangsa Indonesia.

B. Identitas Nasional Negara Kita


Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504),
lebih dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67
bahasa induk. Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2009 ini
berjumlah 231 juta jiwa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa kita.
Pertanyaannya, Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini
penting untuk menilai keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun
identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari berbagai kelompok, dalam proses
integrasinya, tentu berusaha hidup dengan identitas kebangsaan yang mengatasi
identitas primordialnya. Di sinilah terletak urgensi dari pertanyaan di atas. Jika

4
Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda,
bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan
Konghucu, dst. Indonesia itu apa ? Dari telaah identitas Indonesia dengan paham
nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari semuanya adalah
Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu
kelompok. Proses interaksi antar kelompok dalam prinsip kesetaraan akan
menghasilkan sebuah identitas Indonesia.
Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
1. Pluralisme dan Multikulturalisme
Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu
pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan
kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama,
bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan,
saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan
mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-
hari.
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah
munculnya wacana multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memedulikan
perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Gerakan
multicultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia sekitar 1950-an.
Multikultural menjadi semacam respon kebijakan baru dalam
keragaman.dengan kata lain, adanya komunitas yang berbeda saja tidak
cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlukan sama
oleh warga Negara maupan Negara.

5
Menurut Achmad Fedyani Safiudin menyatakan ada tiga cara pandang
atau pemahaman orang tentang multikulturisme, yaitu; 1. Popular; 2.
Akademik; 3. Politis.
Karakter masyarakat multikultur adalah toleran. Mereka hidup dalam
semangat peacepul co-existace, hidup berdampingan secara damai. Dalam
perspektif multikulturisme, baik individu maupun kelompok hidup dalam
societal cohesion tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur mereka.
Ini adalah harapan kita semua, bagaimana kita dapat mengadopsi nilai
dan budaya dari luar yang baik bagi bangsa ini serta adanya badan
pengawasan serta pengembangan budaya asli Indonesia dari Pemerintah,
jangan sampai budaya tersebut menjadi terkikis dan hilang dari
masyarakatnya sendiri, akibat dari arus globalisasi yang begitu besar.
Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-sukubangsa yang terdapat di
Indonesia perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan
lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang
dimilikinya, yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi
pembangunan nasional. Di pihak lain, setiap sukubangsa juga memiliki
hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa yang
satu dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami,
selanjutnya mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing
sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya
potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa. Ini adalah cara hidup
orang-orang Indonesia yang harus saling menghargai sebagai sesama bangsa
Indonesia. Sejarah adanya Indonesia adalah sejarah kelompok- kelompok
yang mau hidup bersama. Dengan menyadari asal keberadaannya sebagai
bangsa Indonesia, maka menghargai pluralitas dan bersikap multikultural
harus menjadi ciri khas dalam diri bangsa Indonesia.

6
2. Kesetaraan
Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan
relasi antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan
menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang
Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu.
Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan
masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu
kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan merupakan identitas
nasional Indonesia.

3. Karakter Nasional
Karakter nasional adalah gambaran umum mengenai identitas nasional
Indonesia. Karakter ini hanya akan muncul secara kuat apabila identitas
sebagai bangsa Indonesia jelas. Maksudnya apabila kesadaran pluralitas dan
multikultural itu jelas bagi bangsa Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia
akan muncul dan terlihat. Jika dicirikan dengan lebih spesifik, apabila
manusia Indonesia menjadikan pluralisme dan multikulturalisme yang
melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan dan tradisi bangsa, akan
muncul sosok manusia Indonesia yang berkarakter merdeka, otonom,
demokrat, humanis, bertanggung jawab, hormat terhadap bangsa-bangsa lain,
dan berwawasan universal.

C. Indikasi Pudarnya Identitas Nasional


Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke
Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya
rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk- mabukkan,
clubbing, memakai pakaian mini, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah
biasa di Indonesia. Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya dinilai jelek, tetapi
dengan menerima dan mengaplikasikan gaya hidup barat tersebut lambat laun akan

7
menggeser budaya asli yang ada di negara kita. Situasi Budaya Indonesia saat ini
sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak kebudayaan Indonesia yang
diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malasyia. Seperti tari reog ponorogo
dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia. Hak paten atas kebudayaan dalam
hal ini sangat berperan penting. Pemerintah baru menyadari akan perlunya hak paten
tersebut setelah adanya klaim-mengklaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.
1. Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
“Cintailah produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan
seiring dengan persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia
lebih memperhatikan merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan
lokal. Ini berarti masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa
nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa
sendiri. Simbol ataupun ciri yang melambangkan negara tidak begitu
diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara kita,
Pancasila, tidak lagi diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang
sebagai produk masa lalu yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan
keutuhannya. Rasa malu untuk menggunakan budaya dalam negeri akibat
adanya budaya asing juga menjadi indikasi turunnya rasa nasionalisme.

2. Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa


Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk
memisahkan diri dari bangsa ini adalah salah satu indikasi melemahnya
identitas bangsa. Keanekaragaman bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu
melainkan sebagai bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan
tersendiri antara satu dengan lainnya. Salah satu adalah bermunculannya
organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran
Islam/Mahdi), etnis (FBR, Laskar Melayu) dan ras. Akibatnya, sering terjadi
konflik kepentingan antarkelompok dan tidak jarang juga berakhir dengan
kekerasan.

8
3. Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan
sepenanggungan serta rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami
penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik.
Tekanan yang berlarut – larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan.
Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan. Dengan
kesadaran ini, maka keberagaman suku atau golongan yang ada di Indonesia
tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka. Sehingga
terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyannya
Bhineka Tunggal Ika. Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai
dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap
penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan
kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui
perjuangan keras para pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga
dijaga dan dipertahankan.

D. Penyebab Pudarnya Identitas Nasional


1. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan
antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama
lain yang melintasi batas negara. Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.

9
a. Dalam bidang politik
Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis. Hal ini akan
membentuk hubungan yang baik antara pemerintah dan rakyat sehingga
pembangunan negara lebih baik.

b. Dalam bidang ekonomi


Terbukanya kesempatan kerja tingkat global dan pasar internasional
yang dapat meningkatkan devisa negara. Dengan demikian taraf hidup
bangsa dapat ditingkatkan.

c. Dalam bidang sosial budaya


Pengaruh pola berpikir dan etos kerja yang tinggi, serta perkembangan
iptek yang dapat memajukan bangsa.

Selain dampak positif, berikut dampak negatif globalisasi:


a. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasilake ideologi
liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa
akan hilang.

b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk


dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia.

10
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya


dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan
miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian


antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di
negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan
dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Berikut unsur penting yang terkait dengan globalisasi adalah:


1. Global Space ( Dunia maya)
Globalisasi informasi ditunjukan dengan semakin pesatnya penggunaan media
elektronik dalam mengirim dan menerima informasi, surat kabar, radio dan televisi
tidak lagi merupakan sumber utama informasi; kehadiran internet telah memudahkan
informasi dunia diterima oleh siapapun dipenjuru pelosok dunia. Jika radio dan

11
televisi masih dapat di awasi dan diatur oleh kekuasan politik sebuah Negara, tidak
demikian dengan media internet.
Dengan media internet, memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang
tidak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat, dan dengan biaya lebih murah. Melalui
media internet siapapun dapat mengirim dan mengakses informasi tanpa persyaratan
lisensi atau bukti kompetensi apapun.
Keadaan tersebut membawa beberapa akibat sosial dan budaya :
Pertama, mengecilnya ruang dan waktu yang mengakibatkan hampir tidak ada
kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang
keadaan di tempat lain atau situasi orang lain dapat menciptakan suatu pengetahuan
umum yang lebih luas dan aktual dari ada yang ada sebelumnya, informasi ini pada
giliranya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis,
batas teritorial negara, atau kelompok agama. Pada saat yang sama, informasi yang
serba canggih ini dapat pula memberikan kemudahan bagi seseorang atau suatu
kelompok untuk bergabung dengan kelompok kejahatan lintas negara untuk
merancang kejahatan internasional yang terorganisir. jaringan terorisme internasional
dapat dimasukan ke dalam kelompok ini.
Kedua, dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi kurang
berfungsi. Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang yang
berada di sebuah kampung di Jayapura, misalnya, dapat berhubungan langsung lewat
internet dengan seseorang di New York atu di kota Roma.
Ketiga, semua kategori dalam social space menjadi tidak relavan lagi. Perbedaan
sosial seperti umur, jenis kelamin, agama, status sosial, besarnya pendapatan, pejabat
atau rakyat, tingkat pendidikan menjadi tidak lagi menjadi penting dalam konteks
infomasi melalui jalur internet.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme


Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap
nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

12
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
c. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
d. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
e. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap
bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

2. Menyepelekan arti identitas


Memudarnya identitas nasional dalam masyarakat juga disebabkan oleh sikap
dan kepedulian terhadap identitas yang sangat minim. Tidak menjunjung tinggi
hukum dan perundangan merupakan salah satunya. Padahal hukum yang berlaku
merupakan salah satu identitas dari sebuah negara. Di Indonesia misalnya terdapat
Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi. Tetapi
banyak rakyat yang menyepelekan hukum tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih
tingginya angka pelanggaran hukum di negara kita.

3. Masalah nasional dan penyimpangan hukum


Kasus-kasus penggusuran yang tidak memihak rakyat dan termasuk kasus- kasus
pelumpuhan dan pemiskinan terhadap suatu kelompok, merupakan hal-hal yang
bertentangan dengan mutualisme dan keadilan sosial, dan harus segera dihentikan.
Hal ini bertentangan dengan amanah Pembukaan UUD 1945 « melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia´. Di dalam pemerintahan sendiri banyak
terjadi penyimpangan-penyimpangan hukum yang telah merusak moral bangsa.

13
Kasus-kasus yang berhubungan dengan korupsi, lalainya pemerintah dalam
menjalankan tugasnya telah mencoreng etika dalam berpolitik di negara ini, seperti
kasus BankCentury, kasus korupsiGayus, dan titip absen anggota DPR. Akibatnya
timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah, yang berlanjut
kepadaketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Dengan demikian
tentunya rasa nasionalisme akan berkurang dan negara akan mengalami kemerosotan.

E. Cara-cara untuk Mengatasi Memudarnya Identitas Nasional


1. Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat
mengenai identitas nasional. Rasa nasionalisme sebisanya ditanamkan dalam tiap
masyarakat sedini mungkin. Nilai-nilai luhur dan budaya nasional diperkenalkan
dengan baik dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat agar mereka semakin
menjunjung tinggi dan bangga akan identitas nasional. Penanaman dan
pengamalan nilai yang terkandung dalam Pancasila juga dapat dilakukan sebagai
usaha mempertahankan ciri bangsa sekaligus menwujudkan insan yang
seutuhnya karena nilai-nilai Pancasila adalah baik dan benar. Secara akademik,
dapat dilakukan dengan melakukan pengajaran kepada siswa tentang identitas
bangsa, misalnya dengan adanya mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaran
baik di tingkat sekolah maupun tingkat universitas agar masyarakat semakin
mengerti dengan negaranya. Dari rasa pengertian itulah, diharapkan dapat
tumbuh kepekaan dan cinta akan bangsa dan negaranya.

2. Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan merupakan aset yang


penting sebagai identitas nasional. Negara Indonesia yang terdiri dari banyak
pulau dengan banyak suku bangsa tentunya juga mempunyai beragam budaya
dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut merupakan
pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga dan
dikembangkan. Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat
dilestarikan dengan mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke

14
tingkat internasional. Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus
mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab
pertanyaan,³Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?´ yang tentu jawabannya
adalah³menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa
Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila,
bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu
berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu
menjaga perdamaian dunia.

3. Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau
pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Negara kita
juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah mengingat
keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan harus
dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu diperlukan
rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan ataupun
peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu. Pemerintah
juga memegang peranan yang penting dalam menjaga integritas bangsa. Faktor
keamanan menjadi penentu yang utama. Untuk itu diperlukan aparat atau
perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam menjaga keutuhan bangsa.

15

Anda mungkin juga menyukai