Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Indonesia adalah Bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah, yang tentunya budaya dan
sejarah tersebut mempengaruhi semua aspek kehidupan dan memberikan serta membantu dalam
pembentukan pola fikir dan paradigma masyarakat dalam bernegara dan bertanah air.
Di era globalisasi dan jaringan informasi yang dapat di akses oleh siapapun dan kapanpun
mengakibatkan terjadinya perkembangan di segala sektor dan pemahaman baru tentang budaya serta
penerapan-penerapan akan pola yang diterapkan oleh Negara lain.
Salah satu Negara yang menjadi tujuan dan penyebaran jaringan informasi dan budaya global adalah
Indonesia, karena Indonesia adalah Negara berkembang dengan tingkat populasi yang selalu meningkat
dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk mengakses informasi baik itu dalam
bentuk informasi data maupun informasi global yang termasuk di dalamnya unsur-unsur budaya asing
yang notabene tidaklah sesuai dengan budaya Timur yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
Indonesia dan masyarakat dunia memiliki visi yang sama akan kemajuan dan peningkatan taraf hidup
serta kemajuan dalam system pemerintahan, tetapi apakah kemajuan dan peningkatan taraf hidup
tersebut harus mengorbankan nilai-nilai budaya yang begitu berharga. Dan sudah semestinya sebagai
generasi penerus, kita harus melestarikan budaya-budaya Indonesia yang mulai terkontaminasi oleh
budaya-budaya asing yang negatif dan tidak membangun karateristik masyarakat Indonesia.
Disini kami akan menjelaskan sedikit tentang identitas nasional dan pengaruh globalisasi terhadapnya.






IDENTITAS NASIONAL

1. A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu
keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari katanati on yang memiliki
arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah ciri-ciri,
kepribadian, atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain di
dunia.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas
tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakannya dari bangsa lainnya. Namun demikian proses pembetukan Identitas nasional bukan
merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti
perkembangan jaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak
dapat dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai
identitas nasional itu sendiri.
Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur
identitas itu secara normatif, berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak geografis.
Beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain:
Pola Perilaku
adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, Misalnya : adat istiadat,
budaya, dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan salah
satu identitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan budaya. Semangat masyarakat tentang
pola perilaku ini sudah mulai memudar, seiring dengan waktu budaya ramah tamah khas Indonesia serta
semangat gotong royong sudah beralih wajah menjadi acuh tak acuh dan individualistis dan
materialistis.
Lambang-Lambang
adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. lambang-lambang ini biasanya
dinyatakan dalam undang-undang, Misalnya : Bendera, Bahasa, dan lagu Kebangsaan.

Alat-alat perlengkapan
adalah Sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
berupa bangunan, peralatan dan tekhnologi, misalnya : bangunan candi, Masjid, Gereja, Peralatan
manusia seperti pakaian Adat, dan teknologi Bercocok tanam : dan teknologi seperti kapal laut, Pesawat
terbang, dan lainnya
Tujuan yang Ingin dicapai
Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap seperti : Budaya Unggul,
presentasi dalam bidang tertentu. Sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah Negara, tujuan
bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 45, Yakni kecerdasan dan
kesejahteraan bersama bangsa Indonesia. Dan dalam usaha tersebut pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan dunia pendidikan, peningkatan pendidikan akan mempengaruhi kesejahteraan rakyat
Indonesia secara tidak langsung.

Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai sebuah bangsa yang majemuk.
Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
Indonesia adalah Negara yang begitu kaya akan nilai sejarah, itu dao=pat dibuktikan dari berbagai
tulisan pakar tentang sejarah perjuangan dan usaha dalam merebut kemerdekaan. Sejarah juga
mencatat, sebelum menjadi sebuah identitas negara bangsa yang Modern, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Semangat juang bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah
menurut banyak kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian
menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional Indonesia.
1. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur yaitu : akal
budi, peradaban dan pengetahuan. Akal Budi bangsa Indonesia, misalnya dapat dilihat pada sikap ramah
dan santun bangsa Indonesia . Sedangkan unsur Identitas peradabannya, salah satunya tercermin dari
keberadaan dasar negara Pancasila sebagai kompromi nilai-nilai bersama ( shared values ) bangsa
Indonesia yang majemuk, sebagai bangsa maritim, kehandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan
kapal pinisi di masa lalu merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia yang tidak memiliki oleh
bangsa lain di dunia.
1. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian , lebih dari sekedar
kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama
dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan,
kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok suku,
beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan nusantara.

1. Agama
Keanekaragam Agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah Indonesia. Menyukuri
nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan dengan salah satunya, sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas atas kelompok
lainnya.
1. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan
bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung ( lingua franca ) berbagai
kelompok etnis yang mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia.

1. B. Identitas Nasional Negara Kita
Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504), lebih dari 300 suku
bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67 bahasa induk. Jumlah penduduk Indonesia
menurut BPS pada tahun 2009 ini berjumlah 231 juta jiwa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
plural dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa kita.
Pertanyaannya, Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini penting untuk menilai
keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari
berbagai kelompok, dalam proses integrasinya, tentu berusaha hidup dengan identitas kebangsaan yang
mengatasi identitas primordialnya. Di sinilah terletak urgensi dari pertanyaan di atas. Jika Indonesia
bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda, bukan Dayak, bukan Islam,
bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah
identitas Indonesia dengan paham nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari
semuanya adalah Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu
kelompok. Proses interaksi antar
kelompok dalam prinsip kesetaraan akan menghasilkan sebuah identitas Indonesia. Minimal
Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
1. Pluralisme dan Multikulturalisme
Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula memberi tempat bagi
berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara
Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-
sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita.
Berbagai kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri,
bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari.
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah munculnya wacana
multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Gerakan
multicultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia sekitar 1950-an.
Multikultural menjadi semacam respon kebijakan baru dalam keragaman.dengan kata lain, adanya
komunitas yang berbeda saja tidak cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlukan
sama oleh warga Negara maupan Negara.
Menurut Achmad Fedyani Safiudin menyatakan ada tiga cara pandang atau pemahaman orang tentang
multikulturisme, yaitu; 1. Popular; 2. Akademik; 3. Politis.
Karakter masyarakat multikultur adalah toleran. Mereka hidup dalam semangat peacepul co-existace,
hidup berdampingan secara damai. Dalam perspektif multikulturisme, baik individu maupun kelompok
hidup dalam societal cohesion tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur mereka.
Ini adalah harapan kita semua, bagaimana kita dapat mengadopsi nilai dan budaya dari luar yang baik
bagi bangsa ini serta adanya badan pengawasan serta pengembangan budaya asli Indonesia dari
Pemerintah, jangan sampai budaya tersebut menjadi terkikis dan hilang dari masyarakatnya sendiri,
akibat dari arus globalisasi yang begitu besar.
Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-sukubangsa yang terdapat di Indonesia perlu dilihat sebagai
aset negara berkat pemahaman akan lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang
dimilikinya, yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi pembangunan nasional. Di pihak lain,
setiap sukubangsa juga memiliki hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa
yang satu dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami, selanjutnya mengatasi
hambatan-hambatan budaya masing-masing sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan
peluang bagi munculnya potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa. Ini adalah cara hidup
orang-orang Indonesia yang harus saling menghargai sebagai sesama bangsa Indonesia. Sejarah adanya
Indonesia adalah sejarah kelompok- kelompok yang mau hidup bersama. Dengan menyadari asal
keberadaannya sebagai bangsa Indonesia, maka menghargai pluralitas dan bersikap multikultural harus
menjadi ciri khas dalam diri bangsa Indonesia.
b. Kesetaraan
Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi antara manusia Indonesia
akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia,
apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu.
Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di
atas paham dominasi dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan
merupakan identitas nasional Indonesia.
c. Karakter Nasional
Karakter nasional adalah gambaran umum mengenai identitas nasional Indonesia. Karakter ini hanya
akan muncul secara kuat apabila identitas sebagai bangsa Indonesia jelas. Maksudnya apabila kesadaran
pluralitas dan multikultural itu jelas bagi bangsa Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia akan
muncul dan terlihat. Jika dicirikan dengan lebih spesifik, apabila manusia Indonesia menjadikan
pluralisme dan multikulturalisme yang melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan dan tradisi
bangsa, akan muncul sosok manusia Indonesia yang berkarakter merdeka, otonom, demokrat, humanis,
bertanggung jawab, hormat terhadap bangsa-bangsa lain, dan berwawasan universal.


1. C. Indikasi Pudarnya Identitas Nasional
Budaya asli nasional semakin tenggelam
Dewasa ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin ditinggalkan. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat.
Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan
seperti mabuk- mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti
sudah biasa di Indonesia. Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya dinilai jelek, tetapi dengan
menerima dan mengaplikasikan gaya hidup barat tersebut lambat laun akan menggeser budaya asli yang
ada di negara kita. Situasi Budaya Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak
kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malasyia. Seperti tari reog
ponorogo dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia. Hak paten atas kebudayaan dalam hal ini
sangat berperan penting. Pemerintah baru menyadari akan perlunya hak paten tersebut setelah adanya
klaim-mengklaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.
Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
Cintailah produk dalam negeri, sebuah kalimat yang mulai digalakkan seiring dengan persaingan
produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan merk yang berasal dari luar
negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa
nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa sendiri. Simbol ataupun ciri
yang melambangkan negara tidak begitu diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang
negara kita, Pancasila, tidak lagi diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang sebagai produk
masa lalu yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan keutuhannya. Rasa malu untuk menggunakan
budaya dalam negeri akibat adanya budaya asing juga menjadi indikasi turunnya rasa nasionalisme.
Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa
Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari bangsa ini
adalah salah satu indikasi melemahnya identitas bangsa. Keanekaragaman bangsa tidak dipandang
sebagai pemersatu melainkan sebagai bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan tersendiri
antara satu dengan lainnya. Salah satu adalah bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada
agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), etnis (FBR, Laskar Melayu) dan ras. Akibatnya,
sering terjadi konflik kepentingan antarkelompok dan tidak jarang juga berakhir dengan kekerasan.
Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa
seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental
ataupun fisik. Tekanan yang berlarut larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul
kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau
golongan yang ada di Indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka.
Sehingga terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika.
Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan
sekarang tidak menganggap penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan
kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui perjuangan keras para
pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga dijaga dan dipertahankan.




D. Penyebab Pudarnya Identitas Nasional
1. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.
Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di
berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain
akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

1. Dalam bidang politik
Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis. Hal ini akan membentuk hubungan yang baik
antara pemerintah dan rakyat sehingga pembangunan negara lebih baik.
1. Dalam bidang ekonomi
Terbukanya kesempatan kerja tingkat global dan pasar internasional yang dapat meningkatkan devisa
negara. Dengan demikian taraf hidup bangsa dapat ditingkatkan.
1. Dalam bidang sosial budaya
Pengaruh pola berpikir dan etos kerja yang tinggi, serta perkembangan iptek yang dapat memajukan
bangsa.
Selain dampak positif, berikut dampak negatif globalisasi:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa dan
kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasilake
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya
produk luar negeri (seperti McDonald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia,
karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai
kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara
yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.
Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan
tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang
atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika
terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak
dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Berikut unsur penting yang terkait dengan globalisasi adalah:
Global Space ( Dunia maya)
Globalisasi informasi ditunjukan dengan semakin pesatnya penggunaan media elektronik dalam
mengirim dan menerima informasi, surat kabar, radio dan televisi tidak lagi merupakan sumber utama
informasi; kehadiran internet telah memudahkan informasi dunia diterima oleh siapapun dipenjuru
pelosok dunia. Jika radio dan televisi masih dapat di awasi dan diatur oleh kekuasan politik sebuah
Negara, tidak demikian dengan media internet.
Dengan media internet, memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tidak terbatas, dalam
waktu yang lebih cepat, dan dengan biaya lebih murah. Melalui media internet siapapun dapat
mengirim dan mengakses informasi tanpa persyaratan lisensi atau bukti kompetensi apapun.
Keadaan tersebut membawa beberapa akibat sosial dan budaya :
Pertama, mengecilnya ruang dan waktu yang mengakibatkan hampir tidak ada kelompok orang atau
bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang keadaan di tempat lain atau situasi orang lain
dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang lebih luas dan aktual dari ada yang ada sebelumnya,
informasi ini pada giliranya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis,
batas teritorial negara, atau kelompok agama. Pada saat yang sama, informasi yang serba canggih ini
dapat pula memberikan kemudahan bagi seseorang atau suatu kelompok untuk bergabung dengan
kelompok kejahatan lintas negara untuk merancang kejahatan internasional yang terorganisir. jaringan
terorisme internasional dapat dimasukan ke dalam kelompok ini.
Kedua, dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi kurang berfungsi. Batas negara
tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang yang berada di sebuah kampung di Jayapura,
misalnya, dapat berhubungan langsung lewat internet dengan seseorang di New York atu di kota Roma.
Ketiga, semua kategori dalam social space menjadi tidak relavan lagi. Perbedaan sosial seperti umur,
jenis kelamin, agama, status sosial, besarnya pendapatan, pejabat atau rakyat, tingkat pendidikan
menjadi tidak lagi menjadi penting dalam konteks infomasi melalui jalur internet.
# Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
antara lain yaitu :
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya.
Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi
yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan
kepribadian bangsa.

2. Menyepelekan arti identitas
Memudarnya identitas nasional dalam masyarakat juga disebabkan oleh sikap dan kepedulian terhadap
identitas yang sangat minim. Tidak menjunjung tinggi hukum dan perundangan merupakan salah
satunya. Padahal hukum yang berlaku merupakan salah satu identitas dari sebuah negara. Di Indonesia
misalnya terdapat Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi. Tetapi
banyak rakyat yang menyepelekan hukum tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka
pelanggaran hukum di negara kita.

3. Masalah nasional dan penyimpangan hukum
Kasus-kasus penggusuran yang tidak memihak rakyat dan termasuk kasus- kasus pelumpuhan dan
pemiskinan terhadap suatu kelompok, merupakan hal-hal yang bertentangan dengan mutualisme dan
keadilan sosial, dan harus segera dihentikan. Hal ini bertentangan dengan amanah Pembukaan UUD
1945 melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Di dalam pemerintahan
sendiri banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan hukum yang telah merusak moral bangsa. Kasus-
kasus yang berhubungan dengan korupsi, lalainya pemerintah dalam menjalankan tugasnya telah
mencoreng etika dalam berpolitik di negara ini, seperti kasus BankCentury, kasus korupsiGayus, dan titip
absen anggota DPR. Akibatnya timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah, yang berlanjut
kepadaketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Dengan demikian tentunya rasa
nasionalisme akan berkurang dan negara akan mengalami kemerosotan.

E. Cara-cara untuk Mengatasi Memudarnya Identitas Nasional
1.Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat mengenai identitas
nasional. Rasa nasionalisme sebisanya ditanamkan dalam tiap masyarakat sedini mungkin. Nilai-nilai
luhur dan budaya nasional diperkenalkan dengan baik dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat agar
mereka semakin menjunjung tinggi dan bangga akan identitas nasional. Penanaman dan pengamalan
nilai yang terkandung dalam Pancasila juga dapat dilakukan sebagai usaha mempertahankan ciri bangsa
sekaligus menwujudkan insan yang seutuhnya karena nilai-nilai Pancasila adalah baik dan benar. Secara
akademik, dapat dilakukan dengan melakukan pengajaran kepada siswa tentang identitas bangsa,
misalnya dengan adanya mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaran baik di tingkat sekolah maupun
tingkat universitas agar masyarakat semakin mengerti dengan negaranya. Dari rasa pengertian itulah,
diharapkan dapat tumbuh kepekaan dan cinta akan bangsa dan negaranya.
2. Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan merupakan aset yang penting sebagai
identitas nasional. Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan banyak suku bangsa
tentunya juga mempunyai beragam budaya dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut merupakan pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga dan
dikembangkan. Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat dilestarikan dengan
mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke tingkat internasional. Membangun kebudayaan
nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab
pertanyaan,Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita? yang tentu jawabannya adalahmenjadi bangsa
yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia,
berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan
mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga
perdamaian dunia.
3. Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran
berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau
bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Negara kita juga
tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah mengingat keanekaragaman suku, agama,
dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan harus dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan
bangsa. Selain itu diperlukan rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan
ataupun peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu. Pemerintah juga
memegang peranan yang penting dalam menjaga integritas bangsa. Faktor keamanan menjadi penentu
yang utama. Untuk itu diperlukan aparat atau perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam
menjaga keutuhan bangsa.











PENUTUP
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan
bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-
lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di
dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru
tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924)
menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia
telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah
lagi terpisah. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan
kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu,
masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa
meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke
Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni
tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-
bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi
masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa
Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai
generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita
demi masa depan anak cucu.
Hakikat kemerdekaan suatu negara akan tampak disaat negara itu dapat menghargai dan menjunjung
tinggi nilai-nilai budayanya sendiri, dan selalu membuka diri terhadap nilai positif dari luar baik itu yang
berbentuk budaya, ekonomi, politik, dan lain-lain.
Keberagaman adalah suatu berkah dari Pengatur Alam Semesta ini, dan sebagai suatu bangsa yang
beragama kita seharusnya dapat menghargai keberagaman global serta dapat memilih serta memilah
yang terbaik untuk diterpakan di Negara tercinta Republik Indonesia. Karena keberagam merupakan
hadiah dari Allah SWT yang harus kita syukuri dan harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, Allah
menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk saling kenal-mengenal untuk
bersama-sama mendapatkan gelar taqwa. Taqwa dalam konteks universal dan global adalah terciptanya
masyarakat dunia yang madani dan selaras dengan ajaran dan perintah Allah SWT. Hal ini termaktub
dalam ayat Suci al-Quran yang berbunyi :
Artinya: dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah
yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah
surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil;
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil. (al-hujurat:9)
Semangat bersatu dalam mencari Ridha dan Cinta Allah pasti akan dapat menangkal segala bentuk
negative globalisme, karena dengan semangat ridha dan cinta kepada Allah maka kita dapat
mentransformasikan segala kaidah agama kedalam budaya dan kita dapat menyesuaikan tindakan-
tindakan atau aksi yang terstruktur lewat kacamata agama, Allah pasti menolong dan menyelamatkan
Bangsa ini dari pengaruh negative arus globalisasi, seperti yang sebutkan Allah dalam Al-Quranul Karim:
Artinya : Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-
bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang
yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan
yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya
hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS. Al-Mujaadilah : 22)

Anda mungkin juga menyukai