Anda di halaman 1dari 47

BAHAN AJAR

Pengertian Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, Budaya atau Kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan/ide,tindakan,danhasil


karya Manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri Manusia. Kebudayaan diperoleh Manusia melalui
proses pengamatan dan pembiasaan

ada 3 Wujud kebudayaan :

1. Berupa ide,gagasan,nilai,norma,dan peraturan,wujud kebudayaan seperti ini bersifat abstrak,karena berada


dalam pikiran Manusia sehinggatidak dapat diraba atau didokumentasikan
2. Berupa aktivitas atau tindakan Manusia dalam masyarakat. wujud kebudayaan ini bersifat nyata,karena dapat
dilihat,misalnya berbagai tarian adat di Indonesia
3. Berupa benda-benda hasil karya Manusia.Wujud kebudayaan ini dapat dilihat,dirasakan,oleh alat pancaindra
manusia,misalnya,bangunan ,pakaian, alat-alat kesenian, dan semua hasil karya Manusia berwujud benda.

KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA ( MATERI PKN :OLEH AINA MULYANA)


Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa,
kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia
tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-
wilayahnya oleh lautan.

Keragaman budaya atau (cultural diversity)


Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa,
agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia.
Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan
kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.
Kebudayaan daerah merupakan kebudayaan yang berkembang di tempat di mana suku bangsa berada, Kebudayaan
nasional merupakan kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha seluruh masyarakat Indonesia
Negara Indonesia yang memiliki 13.446 buah pulau dan beragam suku bangsa,terdapat 539 suku bangsa di Indonesia
dengan Identitas Nasional : Wilayah,Bangsa dan Bahasa Indonesia

Upaya yang dilakukan untuk menjaga Identitas Nasional antara lain :


1. Melalui jalur pendidikan formal
2. Melalui jalur pendidikan informal
3. Melalui media informasi

Bentuk –bentuk identitas nasional Indonesia menurut Dwi Winarno :

1. Bahsa Nasional/persatuan adalah Bahasa Indonesia


2. Dasar falsawah Negara adalah Pancasila
3. Lagu kebangsaan adalah Indonesia raya
4. Lambang negara adalah Burung Garuda Pancasila
5. Semboyan Negara adalah Bhineka Tunggal Ika
6. Bendera Negara adalah Sang Merah Putih
7. Konstitusi neagara adalah UUD 1945 yang telah diamandemen
8. Bentuk Negara adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia
9. Berkonsep awasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Indonesiaa dalam bidang Ekonomi kreatif dan Pariwisata

1.Pelestarian kebudayaan di Indonesia


salah satu cara yang digunakan untuk melestarikan Kebudayaan di Indonesia adalah menghidupkan kembali kearifan
local Masyarakat
dalam kearifan local terdapat nilai-nilai yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di dalam masyarakat.
Di dalam konsep antropologi Kearifan local ( Local wisdom )/ kebijakasanaan setempat ( John M. Echols dan Hassan
Syadly dalam nocoll Soumilena,2014 ).
kearifan Lokal adalah sebuah gagasan ,ide,kebiasaan,yang bersifat setempat atau khas di suatu tempat tertentu dengan
nilai-nilai kearifan yang terkandung di dalamnya seperti,nilai-nilai kebijaksanaan,kebaikan,kepedulian, yang tertanam
dan diikuti oleh seluruh warga masyarakat.

Ciri-ciri kearifan local menurut Rusidi ( 2011) :


1. mampu bertahan terhadap pengaruh kebudayaan luar
2. mampu mengendalikan kebudayaan sendiri dan mengakomodasi kebudayan-kebudayaan luar dengan
kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli
3. mampu mengintegrasikan unsur-unsur kebudayaan luar dengan kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli
4. mampu memberi arah perkembangan budaya sendiri

Fungsi kearifan local antara lain :


1. sebagai alat control social dan tata aturan antara masyarakat
2. sebagai srana petuah,pantangan dan kepercayaan
3. sebagai pedoman etika dan moral
4. sebagai pengembangan sumberdaya Manusia
5. sebagai methode untuk melestarikan Sumber daya alam

2. Pemanfaatan Produk Indonesiaa dalam bidang Ekonomi


kreatif dan Pariwisata
Ekonomi Kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang berdasarkan pada kreativitas,keterampilan,dan bakat individu untuk
menciptakan daya kreasi dan daya cipta yang memilki nilai ekonomis ,baik penciptaan baru maupun modifikasi dari
karya yang suah ada
Kebudayaan/budaya daerah yang berbasis tradisi, ekonomi kreatif dan dapat dikembangkan antara lain :
1. music,misalnya alat music angklung di Jawa barat
2. seni pertunjukan,misalnya,tarian khas daerah,upacara-upacara adat
3. Film, video ,dan fotografi,misalnya film yang berjudul Sokola Rimba,mengangkat tentang suku anak dalam di
Sumatera,dan Denias senandung di atas awan tentang kehidupan masyarakat suku Dani di papua
4. arsitektur. mis,model berbagai bentuk gedung
5. Desain.mis, desain/rancangan berbagai motif batik
6. Busana ( Fashion ) mis,berbagai model busana
7. kerajinan. mis,berbagai jenis hasil kerajinan
8. Pasar barang seni

Kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayan Global

A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

Globalisasi adalah gejala mendunia tanpa batas administrasi Negara.


Manfaat Globalisasi:
1. membuka wawasan yang lebih luas,mendunia sehingga memiliki pola pikir yang terbuka dengan perubahan
2. menyebarkan teknologi yang sangat bermanfaat untuk kehidupan
3. membuka diri terhadap nilai-nilai modern seperti disiplin dan etos kerja yang tinggi
4. membuka lapangan kerja baru
5. menyadarkan akan pentingya identitas setiap Negara

dampak negative Gobalisasi :


1. tumbuhnya sikap konsumtif dan materialism
2. tumbuhnya sikap individual
3. tumbuhnya sikap hedonism,seperti bolos sekolah,foya-foya,pergaulan malam,game online,penyalagunaan
Narkoba
4. tumbuhnya sikap sadistis,dan agresif seperti tawuran antar sekolah,unjuk rasa Mahasiswa,perkelahian
antar kampong
5. Pudarnya identitas budaya bangsa

Menurut Dominique Wolton ( dalam Nimrot,2007 ) Indonesia memiliki keunggulan budaya dalam interaksi Global seperti
:
1. Memiliki identitas Nasional berupa Bahasa Indonesia,semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga dapat
mempersatukan keragaman bangsa
2. Memiliki suku bangsa yang beragam sehingga menjadi modal dalam pelestarian dan pengembangan budaya
bangsa
3. memiliki sejarah yang meninggalkan banyak warisan berharga

Upaya Indonesia agar bertahan dalam menghadapi arus globalisasi :


1. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. peranan pendidikan formal dalam mempersiapkan generasi muda
3. peranan keluarga dalam masyarakat untuk menanamkan nilai agama dan budaya

1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia


Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia
dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik
sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan potensi bangsa. Namun,
keberagaman juga menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas
kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak
persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan
kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,
toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Keragaman Budaya Indonesia

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini
merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya
keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia. Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan
dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga
menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya
sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-
tiap pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.
2. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda
menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.

3. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda


Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta perbedaan kondisi alam seperti pantai,
pegunungan mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai
sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan daratan untuk pertanian dan perkebunan,
danlainnya.

2. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia


Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan
“Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku
bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia
memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah,
persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang
yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan
suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.

Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi
oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia.

Perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut :
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis
ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa.
Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain.
Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.

Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.


1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku
Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku
PakPak, suku maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci, suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto,
Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Lembata,Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu,
20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju,
Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju, Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe, Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak, Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau, Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi

3. Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia


Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya
masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari,
misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah
pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat
dibakar(ngaben).

Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan
daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya
dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut
rumah panggung. Alasan orang membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang.
Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.


1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).
2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
5. Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
6. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7. Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara
kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai
peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam bentuk kesenian
daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.


1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
8. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik Cik Periok
12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia


1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari Melinting, Bedana
7. Bengkulu Tari Adum, Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras
11. Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong, Arje, Kecak
14. Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang/Caci
16. Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung
17. Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian
18. Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun
19. Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang
20. Sulawesi Selatan Tari Kipa, Gaurambuloh
21. Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo
22. Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote
23. Sulawesi Utara Tari Maengket
24. Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang
25. Papua Tari Perang, Sanggi

Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia


1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak Alang, Sintren
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6. Bali: Wayang Kulit, Janger
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda

Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil karya seni
dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia,
antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang terkenal,
antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di
Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat digemari turis
mancanegara.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan
kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-
suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.

4. Keanekaragaman Agama di Indonesia

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan lingkungannya

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan
konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
“mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan
agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan
tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk
sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut
oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun
demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia,
kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang
pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut
telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang
Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama
mayoritas.

Berikut penjelasan Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia

1. Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al Qur'an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj

2. Agama Kristen Protestan


Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

3. Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

4. Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pembawa : –
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
5. Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina

6. Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh

4. Keanekaragaman Ras di Indonesia

Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai pengertian ras, namun secara umum ras dapat diartikan sebagai
sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan
manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka,
ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisil yang lain.

Masyarakat indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia.
Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti :
1. ras malayan-mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali,.
2. ras malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan maluku.
3. ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.
4. ras Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah
Indonesia, namun terkadang mendiami wilayah tertentu.

Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit, bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu
disikapi dengan positif maka akan bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan dan
kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan lain-lain yang jika dikolaborasikan akan
bermanfaat untuk menciptakan kesejahteraan semua kelompok masyarakat.

4. Keanekaragaman Golongan di Indonesia

Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang selalu ada dalam setiap
kehidupan manusia dan kedudukannya sangat penting. sejak Manusia lahir sampai meninggal dunia menjadi anggota
kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak lahir Manusia menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW,
kelurahan, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara. Meningkat remaja – dewasa kamu juga akan menjadi
anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi
bidang sosial, ekonomi, politik seni dan seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat dengan kelompok
dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari suatu kelompok (menyendiri tanpa berinteraksi
dengan orang lain). Oleh karena itu para ahli sosiologi memandang kelompok atau golongan itu merupakan unsur yang
sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada kelompok sosial di dalamnya.

Para sosiolog banyak mendefinisikan dengan istilah kelompok sosial.


Menurut Merton terdapat dua jenis kelompok social, yakni kelompok dan kolektivitas.
Kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan sedangkan
kolektivitas merupakan orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai nilai bersama dan yang telah
memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peranan.
Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial.

Sedangkan Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis, dan kelompok yang
didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang sedarhana,
sedangkan solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal
pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.

Geertz yang mengamati kehidupan masyarakat Jawa, membedakan golongan atau kelompok manusia antara kaum
abangan, santri dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya ke dalam tiga tipe budaya ini
didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara mereka. Sedangkan menurut Weber yang mengamati kehidupan
masyarakat modern, istilah golongan atau kelompok terlihat pada sistem jabatan yang dinamakannya birokrasi.

Dalam kajian sosial, adanya perbedaan golongan atau kelompok juga diakibatkan adanya status dan peranan social.
Status atau kedudukan biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seorang dalam suatu kelompok atau
posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang mempunyai suatu status (Horton, 1993). Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan
diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari
gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban; peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan
hak-hak tersebut.

Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat harus dijadikan potensi untuk mempersatukan bangsa,
karena pada prinsipnya antara golongan yang satu dengan golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan
misalnya golongan atas (atasan) akan membutuhkan golongan bawah (bawahan atau karyawan). Begitu pula dalam
pemerintahan, pejabat pemerintah membutuh rakyat.

B. Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu
bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga
bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar
negara Pancasila.

Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang
berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita
tetap satu bangsa indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan tanah air Indonesia

1) Menghormati Suka Bangsa di Indonesia


Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu
kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah
Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong
akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.

Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan
kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan
adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
a. dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
b. dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
c. dapat mengurangi prasangka antar suku
d. dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa

2) Menghormati Budaya di Indonesia


Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan modal utama
untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada
di wilayah Indonesia. Kebudayaan daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-syarat,
seperti:
1. menunjukkan ciri atau identitas bangsa
2. berkualitas tinggi sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan pantas dan tepat diangkat sebagai budaya
nasional.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari
generasi ke generasi melalui belajar. Jika kita telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa,
kesenian, alat-alat, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai
kesenian atau adat istiadat saja.

Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu daerah. Pada umumnya,
kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi
berikutnya. Kebudayaan kita sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa lampau.

Kebudayaan nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita, sehingga
menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada saat kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan
peringatan kemerdekaan 17 Agustus, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau swasta. Sebagai
warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk
kebudayaan itu merupakan warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman budaya. Kita
juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan budaya yang ada sekarang ini

Bagaimana cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati keanekaragaman
budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.
5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri

Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap
lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran
yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan
daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan

3) Menghormati Agama yang ada di Indonesia

Sejak seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kita anut. Dalam kehidupan
berbangsa, kita mengetahui keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan
kepercayaan kita kepada orang lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain, dengan
begitu tidak akan ada pertengkaran. Seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap
satu jua.

4) Menghormati Ras yang ada di Indonesia

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah
penyebaran ras di dunia, letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat
Indonesia antara lain ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan
Sulawesi. Kedua ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketiga ras Asiatic
Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tinggal menyebar di seluruh Indonesia, namun terkadang
mendiami daerah tertentu. Terakhir adalah ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan
Amerika.

Masyarakat Indonesia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 119.630.913 dan perempuan sebanyak 118.010413 Jumlah penduduk ini dari tahun
ke tahun semakin meningkat, sehingga diprediksi penduduk Indonesia akan bertambah pesat pada tahun-tahun
berikutnya, hal ini disebabkan oleh perumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun sekitar 1.49%. Suatu jumlah yang
besar dan dapat menimbulkan persoalan di kemudian hari. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi pertumbuhan
penduduk Indonesia. Ayo apa yang dapat dilakukan oleh kalian untuk memperlambat pertumbuhan penduduk
Indonesia?

Sering kali kita menjumpai seseorang memperlakukan orang lain secara berbeda karena perbedaan jenis kelamin.
Misalkan saat tugas piket kelas, maka anak laki-laki mengangkat meja dan perempuan menyapu. Kemudian yang menjadi
sekretaris dan bendahara kelas adalah anak perempuan. Keadaan inilah yang dinamakan gender, yang dapat diartikan
sebagai perilaku atau sikap yang disebabkan perbedaan jenis kelamin. Perilaku dan sikap ini bukan karena jenis kelamin
seseorang sehingga dia menjadi ketua kelas. Namun disebabkan oleh pandangan atau pendapat dalam masyarakat yang
memberikan tugas-tugas tertentu berdasarkan jenis kelamin.

Oleh karena hanya pandangan atau pendapat masyarakat, maka mengakibatkan perbedaan gender antar masyarakat.
perhatikan dalam suku bangsa di Indonesia ada yang mengikuti garis keturunan ibu atau bapak. Seperti dalam
masyarakat tertentu, nama marga mengikuti marga ayah, karena mengikuti garis keturunan laki-laki (patrilineal).
Sedangkan masyarakat yang lain lebih mengutamakan anak perempuan dari pada laki-laki dalam kedudukan di keluarga.

Bagaimana kita bisa bersikap menghormati keragaman ras yang ada di tanah air? Kita bisa mengembangkan sikap
berikut ini.

1. Menerima ras orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita jangan membedakan antara
ras yang satu dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan ras orang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan
harkat dan martabat yang sama.

5) Menghormati Golongan yang ada di Indonesia

Bagaimana kita bisa bersikap menghormati golongan atau kelompok lain yang ada di tanah air? Sama halnya dengan
sikap kita dalam menghormati keraghaman ras. Berikut beberapa sikap yang di kembangan dalam menghormati
kelompok atau golongan yang lain.

1. Menerima golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita jangan
membedakan antara golongan yang satu dengan golongan dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan golongan atau kelompok yang lain. Kita, manusia yang diciptakan
Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.

6) Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan
mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa
bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan
prinsip nilai-nilai kebersamaan di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan tersebut. Semua suku
bangsa, budaya, agama ras dan golongan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam
konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian
dirumuskan dalam semboyan yaitu “bhineka tunggal ika”.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu
bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga
bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar
negara Pancasila.

Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama
ras dan golongan yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa
persatuan yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa
menyepakati sebuah konsensus bersama untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat
mengatasi sekaligus menjembatani jalinan antarkomponen bangsa.

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia
memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah,
persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di
Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong
akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.

Dalam pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara plural terlengkap di dunia di
samping negara Amerika. Di Amerika dikenal semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika, yang
berarti banyak namun hakikatnya satu.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah beragamnya adat dan budaya Indonesia.
Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh makna tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias
dinding. Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil
menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi, menjadi sebuah bangsa yang utuh dan merdeka.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya.

Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain yakni:

1. Dasar Negara Pancasila


2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan

Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan
dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang


2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan antar golongan
Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk
bersifat heterogen dan memiliki suku, ras dan budaya yang beraneka ragam. Keberagaman suku, budaya, agama, rasa
dan golongan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai
sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya
sendiri. Warisan agama dan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai macam etnis, suku, dan bahasa
di daerah-daerah yang menyebar di tanah nusantara.

Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan
internasional. Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain, maka para pedagang asing
datang ke Indonesia. Selain melakukan kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan kepercayaan
yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan
Indonesia, kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. . Kedatangan bangsa Eropa membawa
ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai ajaran
agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima budaya lain

Keanekaragaman suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan
sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan
persatuan dan kesatuan dalam Negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika

Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa, agama dan golongan yang ada Indonesia,
wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau
dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.

Untuk menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat keanekaragamaan kelompok sosial yang
tinggi diperlukan dengan sikap pengorbanan sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk melawan prasangka
dan diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau
kelompok lain.

Adapun sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:

1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain


2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah atau suku masing-masing.

Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong
serta nasionalisme kita. Kita mesti bangga, memiliki suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan yang beragam.
Keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Sebagai contoh bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. budaya asli daerah kita diklaim atau
diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
7 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia
Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk
bersifat heterogen dan memiliki budaya yang beraneka ragam. Keberagaman budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia
tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Warisan budaya yang berkembang di
Indonesia, berasal dari berbagai macam etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah nusantara.
Arti Keberagaman Budaya

Keberagaman budaya adalah keseluruhan struktur-struktur sosial, religi. Dimana didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, adat istiadat yang ada di dalam sebuah masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Pada dasarnya Indonesia yang memiliki banyak budaya yang beragam. Pada perkembangannya manfaat
keberagaman budaya ini adanya akulturasi budaya, namun tidak menghilangkan ciri khas masing-masing malahan jadi
menambah keanekaragaman budaya Indonesia menjadi semakin kaya.
Ciri Keberagaman Budaya di Indonesia

Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia, menjadi identitas bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang unik, karena bisa hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari berbagai budaya. Banyak manfaat yang
didapat dari sini, diantaranya:
7 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia

1. Menumbuhkan sikap nasionalisme


Perbedaan budaya yang ada akan menciptakan rasa cinta tanah air, karena keanekaragam budaya adalah suatu kekayaan
yang dimiliki suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor yang mempengaruhi pendapatan negara. Faktor
budaya juga menjadi daya tarik dan kekayaan yang bisa dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita akan nilai-nilai
leluhur yang memiliki keunikan dan kegunaannya masing-masing.
Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya adalah suatu kekayaan, maka dengan sendirinya kita akan
berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga rasa nasionalisme, sikap memiliki dan menghargai kekayaan bangsa
akan timbul di dalam diri.
2. Identitas bangsa di mata internasional
Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri suatu bangsa. Kita tahu bahwa bangsa australia adalah
bangsa aborogin, hal itu adalah salah satu identitas negara australian di mata dunia. Kita tahu bahwa alat musik gitar
akustik adalah ciri musik latin dari Amerika selatan. Itu pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa.
Oleh sebab itu, manfaat keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia memiliki banyak sekali artefak budaya
yang bisa mengenalkan negara kita kepada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan
berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
3. Alat pemersatu bangsa
Dengan mempunyai berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah belah namun justru
menambah kekayaan perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini adalah kekayaan yang mana tidak ada negara lain
yang memiliki keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah simbol kerukunan yang ada di
Indonesia dan sangat menarik di mata dunia.
4. Sebagai ikon pariwisata
Dengan melestarikan keberagaman budaya yang ada, dapat menjadi magnet dalam bidang pariwisata. Peninggalan masa
lalu mual dari bangunan, tarian, bahasa, dan artefak budaya lainnya bisa di sulap menjadi obyek wisata yang bisa
mendatangkan wisatawan yang tidak hanya domestik namun juga wisatawan asing. Pemanfaatan di bidang pariwisata ini
secara tidak langsung dapat meningkatkan devisa negara.
5. Menambah Pendapatan Nasional
Hal ini adalah efek dari manfaat keberagaman budaya dalam bidang pariwasata dapat mendatangkan wisatawan asing
dan domestik. Jika dikelola oleh negara, maka obyek pariwisata tersebut keuntungannya akan masuk ke kas negara. Oleh
karena itu pendapatan kita di dalam APBN akan bertambah dan bisa digunakan untuk pembangunan bangsa.
6. Memupuk sikap toleransi
Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman budaya di Indonesia. Dengan adanya
multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme
kita.
7. Sumber pengetahuan bagi dunia
Budaya adalah nilai-nilai yang dimiliki suatu masyarakat dan dilembagakan dalam suatu bentuk artefak budaya yang bisa
dinikmati oleh masyarakat dan generasi penerusnya. Dengan artefak budaya kita akan mengenal nilai-nilai masyarakat di
masa lalu. Hal ini sangat penting untuk dijadikan sumber pengetahuan. Bagi sejarawan dan budayawan, artefak budaya
sangatlah penting dan harus dilestarikan. Karena suatu artefak budaya dari masa lalu bisa menjadi sumber informasi
berharga.
Pendahuluan
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia
adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan
pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang
dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan
tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan
kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia
adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga
ke modern, dan kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik
masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada
di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting
dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu
menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

Bukti Sejarah

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan
secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu
kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.
Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita
maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun
kepada konteks kebudayaan.

Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya
juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu
konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan
dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik
agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan
ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik
yang ada di Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan bagaimana seharusnya
mengelolanya dengan benar.

Peran pemerintah: penjaga keanekaragaman

Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini
pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar
kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan
pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di
Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas
untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa ternyata
tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh
kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir.
Contoh lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil kebudayaan dulunya dipandang dalam
prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah menentukan baik buruknya suatu produk kebudayaan berdasarkan kepentingannya.
Implikasi yang kuat dari politik kebudayaan yang dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan
untuk menjadi “Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara natural, namun
dimatikan sedemikian rupa untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang disebut sebagai ”kebudayaan nasional
Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di
masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan kelompok sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan
tersudut. Seperti misalnya dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di Indonesia sesuai
dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan hilangnya otoritas adat yang ada dalam kebudayaan daerah.

Tidak dipungkiri proses peminggiran kebudayaan kelompok yang terjadi diatas tidak lepas dengan konsep yang disebut sebagai
kebudayaan nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah politik kebudayaan nasional ketika itu. Keberadaan kebudayaan
nasional sesungguhnya adalah suatu konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia
digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan berasal dari latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya, pemerintah kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan
nasionalnya dengan menggunakan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan
dengan gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional adalah juga suatu upaya untuk
mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah dihadapan warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang
nampak dipermukaan adalah gejala bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan
kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau kelompok-kelompok pinggiran, dimana
kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

Setelah reformasi 1998, muncul kesadaran baru tentang bagaimana menyikapi perbedaan dan keanekaragaman yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. kesadaran untuk membangun masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi
terwujudnya masyarakat Indonesia yang multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan,1999). Dalam model
multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) yang mempunyai sebuah kebudayaan
yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua
kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang
mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah mosaik tersebut. Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai
acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang
terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak
kebudayaan di daerah”.

Sebagai suatu ideologi, multikultural harus didukung dengan sistem infrastuktur demokrasi yang kuat serta didukung oleh
kemampuan aparatus pemerintah yang mumpuni karena kunci multibudayaisme adalah kesamaan di depan hukum. Negara dalam
hal ini berfungsi sebagai fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang antara
kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah pengelolaan pemerintah pada keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan
sentralitas. Seperti misalnya kasus Papua dimana oleh pemerintah dibiarkan menjadi berkembang dengan kebudayaan Papuanya,
namun secara ekonomi dilakukan pembagian kue ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau hasil kebudayaan dapat
dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini dan tinggalan atau produk kebudayaan pada masa lampau.

Menjaga keanekaragaman budaya

Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3
wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik
kebudayaan yang berwujud artefak atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat
dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman
budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks
masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.
Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita
merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions)
tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara
yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam
keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi,
disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco
dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan
mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.

Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat
pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai
budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan
suku bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara
tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya
berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku
budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan
sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya. Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan
dalam karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan
Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya. Keragaman
budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.

1. Persebaran suku bangsa di Indonesia


Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri itu biasanya
berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa,
yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contohciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk
badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satusuku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku bangsa merupakan kumpulan
kerabat !keluarga" luas.mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturun an yang sama. mereka juga merasa sebagai
satugolongan. $alam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasaldari nenek moyang
mereka.Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Propinsi 'unansekarang. Ada
juga teori (nusantara.* mari kita bahas kedua teori ini. menurut teori pertama Suku bangsa'unan datang ke Indonesia secara
bergelombang. Ada dua gelombang terpenting.: 1.Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. mereka yang
pindah dalam pe-riode inikemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu.
proto melayu disebut juga melayu polynesia./rumpun bangsa proto melayu tersebar dari madagaskar hingga pasifik timur.
mereka bermukim didaerah pantai. termasuk dalam bangsa melayu tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, dayak
dikalimantan, dan toraja di Sulawesi.
2. gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut
Deutero Melayu. mereka disebut penduduk melayu muda. mereka mendesak
melayu tua ke pedalaman )nusantara. termasuk bangsa melayu muda adalah suku bangsa jawa, minangkabau, Bali, makassar,
Bugis, dan Sunda.menurut teori (nusantara* penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. teori ini didukung banyak ahli,seperti
3.Crawfurd, 1.4imly, Sutan takdir Alisahbana, dan Gorys Keraf. menurut para ahli ini penduduk Indonesia !bangsa melayu" sudah
memiliki peradaban yang tinggi pada bada ke5 SM .tidak diketahuisecara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia.
diperkirakan ada 300 sampai 600 suku bangsa yangtinggal di Indonesia.

Keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:


1. perbedaan ras asal,
2.perbedaan lingkungan geografis,
3. perbedaan latar belakang sejarah,
4. perkembangan daerah,
5. perbedaan agama atau kepercayaan, dan
6.kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.

KERAGAMAN BUDAYA INDNESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila sebagai dasar negara. Burung Garuda sebagai lambang negara.

Pada kaki Burung Garuda terdapat pita yang bertuliskan Semboyan Bangsa Indonesai yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tulisan Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular pada masa kerajaan Majapahit, yaitu pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada.

Makna dari semboyan tersebut memberikan kesadaran bahwa negara kita adalah negara yang besar dengan
keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Keragaman suku bangsa dan budaya merupakan kekayaan bangsa kita.

Berikut ini 34 Provinsi di Indonesia dengan suku, bahasa daerah, pakaian adat, tarian, rumah adat, senjata tradisional,
alat musik, lengkap disertai dengan gambar.

NAMA PROVINSI DI PULAU SUMATRA


1.Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) Ibukota nya adalah Banda Aceh

Berdiri : 7 Desember 1959


Dasar Hukum : UU 24/1956
Letak :Pulau Sumatera ( 2º-6ºLU dan 95º-99ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BL
Luas Wilayah : 57.365,57 km².
Bandar Udara : Sultan Iskandar Muda (Blang Bintang - Banda Aceh)
Pelabuhan Laut : Balohan (Sabang)
Pahlawan : Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Nyak Arief, Sultan Iskandar Muda,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Syah Kuala (UNSYIAH),Universitas Iskandar Muda (UNIDA)
Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), IAIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh
(Lhokseumawe), Universitas Abulyatama (Kota Baro, Aceh Besar), Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK), Politeknik
Negeri Lhokseumawe

Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging masak pedas,
Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji Rumbi,dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Gunung Leuser, Mesjid Raya Baiturrahman, Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Anuek
Laot, Iboih, Bekas Kerajaan Samudera Pasai, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Putroe Phang, Pinto Khop,
Danau Laut Tawar, Perpustakaan Islam Tanah Abee (khusus menyimpan buku-buku Islam), Museum Negeri Banda Aceh,
Gunongan (sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan), Benteng Indrapatra dll.

Peninggalan Sejarah :
1.Kherkoff, Kuburan Belanda yang membuktikan perlawanan
rakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda.
2. Makam Sultan Iskandar Muda, yang merupakan simbol kejayaan dari Kerajaan Aceh pada masa lalu.

Industri dan Pertambangan : Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF, Minyak,Emas, dan Perak.

Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman, Tari Ranup Lam Puan, Tari Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari
Aceh Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh, Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen Aceh, Tari Bungong Seulanga
Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh, Tari Saman Jaton Aceh, Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi
Aceh, Tari Likok Puloe Aceh, Tari Didong Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle, Tari Aceh Dara
Meukipah Tari Aceh Top Pade.

Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang


Senjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.
Lagu Daerah : Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Sepakat Segenap.
Suku : Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan
Pulau
Bahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.
Pakaian Adat : Pidie dan Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
Pakaian adat tradisional Aceh biasa adalah Ulee Balang, pakaian tersebut biasanya digunakan oleh para raja dan
keluarganya.

Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna : Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)

Alat Musik Tradisional : Serune Kalee (sumber bunyi : aerofon, ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari
sebagai pengatur nada),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, Rifai

Julukan : Kota Serambi Mekah

2.Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Ibukota nya adalah Medan

Berdiri : 7 Desember 1959


Dasar Hukum : UU 24/1956
Letak : Pulau Sumatera ( 1º-5ºLU dan 97º-101ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BB (Tapanuli) dan BK (Sumatera Utara)
Luas Wilayah : 71.680 km²
Bandar Udara : Polonia ( Medan )
Pelabuhan Laut : Belawan ( Medan )
Pahlawan : Si Singamangaraja XII, Kyai Haji Zainul Arifin, Dr. F. Lumban Tobing, Teungku Amir Hamzah, Mayjen
Anumerta DI Panjaitan.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Medan, Universitas Sumatera Utara(USU), IAIN Sumatera
Utara, IKIP Medan

Makanan Khas Daerah : Lalamak, Sagsang, Bika Ambon, Tasak Telu, Anyang, Gulai Tumbuk Daun Singkong, Mie
Keling, Palai Bada Sibolga,dll

Obyek Wisata : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Danau Toba, Pulau Nias, Taman Wisata Sikundur, Museum
Perjuangan Bukit Barisan, Museum Daerah Sumatera Utara, Pantai Cermin, Kebun Binatang.
Peninggalan Sejarah :
1. Biaro Bahal, ditemukan di Padang Sidempuan.
2. Istana Maimun atau Istana Deli.
3. Candi Portibi peninggalan dari Kerajaan Hindu Panai yang memerintah sekitar tahun 1039.
4. Benteng yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di tahun 1365.
5.Makam Batu Raja-Raja Batak.

Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kertas, Tekstil, Ban Mobil.

Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas,Tari Tor Tor, Tari Terang Bulan (Karo) Tari Maena (Nias), Tari Pesta
Gembira, Tari Karo Lima Serangkai, Tari Kuala Deli Tanjung Katung Medan, Tari Dembas Simenguda Tapanuli, Tari
Kemuliaan Man Dibata Karo, Tari Bolo-Bolo Karo, Tari Begu Deleng Sumatera Utara, Tari Ngari-ngari Karo.

Rumah Adat : Rumah Bolon


Senjata Tradisional : Piso Surit, Hujur, Podang, Belati, Piso Gaja Dompak.
Lagu Daerah : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek
Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing
Sing So, Tapian Nauli
Suku : Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan
Maya-maya
Bahasa Daerah : Batak

Pakaian Adat : Karo dan Ulos


Ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.

Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo Nias (Gacula Religiusa Robusta)

Alat Musik Tradisional : Aramba (sumber bunyi : Ideofon, dipukul dengan mengunakan pemukul khusus),Doli-doli,
Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas

Julukan : Kota Melayu Deli

3.Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Ibukota nya adalah Padang

Berdiri : 3 Juli 1958


Dasar Hukum : UU 61/1958
Letak : Pulau Sumatera ( 1ºLU-4ºLS dan 98º-102ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BA
Luas Wilayah : 425.75 km²
Bandar Udara : Tabing, sekarang menjadi Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Pelabuhan Laut : Teluk Bayur
Pahlawan : Teuku Imam Bonjol, Abdul Muis, M.Hatta, H.Agus Salim, Sutan Syahrir, Hj. Rasuna Said, Prof. Muhammad
Yamin. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Andalas (UNAND), IKIP Padang, IAIN Imam Bonjol
Makanan Khas Daerah : Rendang Padang, Lepat ketan, Gulai Pangek, Paniaram, Daging Asam Padeh, Ayam bakar
Padang,dendeng balado, sate padang dll.

Obyek Wisata : Museum Adityawarman, Jam Gadang dan Benteng Fort de Kock, Goa Jepang, Taman Siti Nurbaya,
Kepulauan Mentawai, Pantai Air Panas, Danau Maninjau, Danau Singkarak,
Lembah Harau, Lembah Anai, Krang Tirta, Puncak Lawang, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Batu Nisan Raja Adityawarman di Limokaum Batusangkar, bertuliskan tahun 1356.
2. Patung Adityawarman ditemukan oleh pemerntah Hindia Belanda di Padangrocok dekat sungai Lansek, yang saat ini
disimpan di Museum Nasional Jakarta.
3. Prasasti Besar Pagaruyung, di dapatkan di bukit Gombak bertahun 1356.
4. Prasasti Adityawarman dari Suroaso ( Batusangkar ).

Industri dan Pertambangan : Semen Padang, Tenun, Timah, Batubara,dan Granit.

Tarian Tradisional : Tari Baralek Gadang, Tari Indang Minangkabau, Tari Rantak Minangkabau, Tari Galombang
Minangkabau, Tari Piring Kubu Durian Padang, Tari Pasambahan Minang, Tari Indang Badinding,Tari Sabalah
Sumatera Barat, Tari Payuang Padang, Tari Alang Babega Minangkabau, Tari Ambek Ambek Koto Anau Sumatera
Barat, Tari Lilin, Tari Kain Pasisia Salatan, Tari Selendang Minangkabau, Tari Barabah Minangkabau, Tari Galombang
Pasambahan, Tari Panen, Tari Rancak Minangkabau, Tari Tudung Saji Minangkabau, Tari Rancak Di Nan Jombang,
Tari Payung Duo

Rumah Adat : Rumah Gadang


Senjata Tradisional : Karih, Kerambit (di Minang disebut kurambiak/karambiak), Belati, Tombak, Ruduih, Piarit
Lagu Daerah : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato,
Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang
Talu
Suku : Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci
Bahasa Daerah : Minang
Pakaian Adat : Batu Sangkar, Pakaian Penghulu, Pakaian Adat Bundo Kanduang, Baju Kurung. Lambak Ampek

Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau Besar (Agusianusargus)

Alat Musik Tradisional : Saluang (sumber bunyi : Aerofon, ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari
sebagai pengatur nada), Talempong.

Julukan : Kota Tercinta

4.Provinsi Riau Ibukota nya adalah Pekan Baru

Berdiri : 25 Juli 1958.


Dasar Hukum : UU No 61.1958.
Letak : Pulau Sumatera ( 2ºLU-3ºLU dan 100º-109ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BM
Luas Wilayah : 94.561 km².
Bandar Udara : Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
Pelabuhan Laut : Bengkalis
Pahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Riau ( UNRI ), IAIN Sultan Syarif Kasim
Makanan Khas Daerah :

Obyek Wisata : Candi Muara Takus, Batu Pantai Nongsa, Komplek Istana Kerajaan Siak, , Pantai Pasir Panjang (Pantai
Trikora), Suaka Alam Kerumutan, Pantai Tanjung Pesona, Semenanjung Senggarai, Taman Laut, Bekas Istana Gunung
Sahilang.

Peninggalan Sejarah :
1. Komplek Istana Sultan Sri Siak Indapura yang dibangun 1898.
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Emas, Perak, Bauksit dan Kertas, Cumb rubber, plastik, Plywood.

Tarian Tradisional : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari
Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin Kampung Melayu Pekan Baru, Tari RiuhTambourine.

Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar.


Senjata Tradisional : PedangJenawi, Badik Tumbuk Lada.
Lagu Daerah : Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo Cempako, Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk,
Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap
Durhaka, Kutang Barendo.
Suku : Melayu, Akit, Talang Mamak, Hutan, Sakai, Laut, Bunoi,
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit (Loriculus Pusillus)

Alat Musik Tradisional : Gambus (sumber bunyi : Kordofon, dipetik dengan menggunakan jari, serta memainkan nada
dengan menggunakan jari), Rebana, Saluang dan Talempong.

Julukan : Kota Bertuah

5.Provinsi Kepulauan Riau Ibukota nya adalah Tanjung Pinang

Berdiri : 24 September 2002.


Dasar Hukum : UU No 25/2002
Letak : Pulau Sumatera ( 1ºLS-3ºLS dan 101º-104ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BM dan BP (sebagian sudah diganti menjadi BP)
Luas Wilayah : 13.741 km².
Bandar Udara : Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang ( Tanjung Pinang) Nama Baru Bandara Internasional Raja Haji
Fisabililah (Diresmikan tanggal 2 April 2008)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Batam
Pahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Tuanku Tambusai
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-
Obyek Wisata : Pulau Penyengat

Peninggalan Sejarah :
1. Candi Muara Takus. Peninggalan Kerajaan Sriwaijaya di pulau Karimun
2. Puri bekas Yang Dipertuan Muda, salah satu kejayaan Kerajaan Melayu Riau di pulau Penyengat.
3. Prasasti Pasir Panjang ( Batu Bersurat ) di pulau Karimun

Industri dan Pertambangan : Pakaian Jadi dan Batubara, mesin, kimia, industri logam.

Tarian Tradisional : Tari Tandak,Tari Persembahan, Tari Madah Gurindam Tanjung Pinang, Tari Tabal Gempita,
Tarian Gamelan.

Rumah Adat : Rumah Selaso Jatuh Kembar


Senjata Tradisional : Ulu Kundit, Pedang Jenawi,
Lagu Daerah : Segantang Lada
Suku : Melayu, Siak, Sakai, Kubu, Kerinci, Bajau, Batin, Penghulu, dll.
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : Gendang Panjang (sumber bunyi : Membranofon, ditepuk dengan menggunakan telapak tangan)

Julukan : Kota Gurindam, Negeri Pantun, Kota Bestari

6.Provinsi Jambi Ibukota nya adalah Jambi

Berdiri : 6 Januari 1957.


Dasar Hukum : UU No 61/1958
Letak : Pulau Sumatera ( 1ºLS-3ºLS dan 101º-105ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BH
Luas Wilayah : 244.477 km².
Bandar Udara : Sultan Tahaha Syarifuddin
Pelabuhan Laut : Kuala Tungkal
Pahlawan : Sultan Tahaha Syarifuddin, sultan Mahmud Muhyidina dan Permaisurinya Putri Ayu
( Pahlawan Darah )

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Jambi (UNJAM), Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan
Tahaha Syarifuddin

Makanan Khas Daerah : Tempoyak, Gulai Rebung Jambi, Putri Kandis Pelangi, dll.

Obyek Wisata : Danau Kerinci, Taman Anggrek, Goa Alam Toangko, Candi Muara Jambi, Air Panas Bumi, Danau Sipin,
Taman Mayang Manggurai, Goa Alam Tingkap, Taman rimba, Danau Ladeh Panjang, Batu Bertulis Karang Birahi,
Taman Nasional, Berbak, Taman Nasional Kerinci,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Flakes Obsidian, benda purbakala berasal dari Kerinci.
2. Bejana Perunggu, Danau Kerinci
3. Prasasti Karang Birahi,di Merangin Jambi.

Industri dan Pertambangan : Batubara, Emas, Minyak Bumi, dan Karet.

Tarian Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan, Tari Rentak Besapih, Tari Kipas Keprak, Tari Tauh,
Tari Selaras Pinang Masak, Tari Selendang Mak Inang, Tarian Magis Gadis.

Rumah Adat : Rumah Panjang


Senjata Tradisional : Keris, pedang, Tombak, dan Sampitan
Lagu Daerah : Batanghari, Soleram, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
Suku : Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau
Bahasa Daerah : Kubu, Kerinci, Batin, Melayu, Bajau
Pakaian Adat : Jambi

Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)

Alat Musik Tradisional : Gambus (sumber bunyi : Kordofon, dipetik pada bagian senarnya)

7.Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) Ibukota nya adalah Palembang


Berdiri : 14 Agustus 1960.
Dasar Hukum : UU No 3/1950
Letak : Pulau Sumatera ( 1ºLS-5ºLS dan 102º-107ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BG
Luas Wilayah : 113.339,07 km².
Bandar Udara : Sultan Mahmud Badaruddin II / Talang Betutu
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Palembang
Pahlawan : Sultan Mahmud Badaruddin II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sriwijaya (UNSRI), IAIN Raden Fatah
Makanan Khas Daerah : Pempek Palembang, Tekwan, Burgo, Sate Pentul, Mie Celor

Obyek Wisata : Danau Ranau, Pulau Kemaro, Taman Purbakala Geding Suryo, Gunung Dempo, Bukit Salero, Museum
Timah, Pantai Matras, Pantai Tanjung Kelayang, Pusat Tenun Songket, Kawah Tengkurep, Air Terjun Tenag,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Piagam Talang Tuwo.
2. Prasasti Telaga Batu ( Prasasti Persumpahan ) yang berisikan kutukan.
3. Taman Purbakala Gede Ing Symo, Komplek kuburan Islam abad pertengahan.
4. Prasasti Kedukan Bukit bertahun 683 masehi, ditemukan di Palembang tahun 1920

Industri dan Pertambangan : Minyak bumi, Batubara, Pupuk, Polipropilen, Karet.

Tarian Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek, Tari Kelindan Sumbay, Tari Kipas Linggau Tarian Pagar
Pengantin Palembang, Tari Gending Sriwijaya

Rumah Adat : Rumah Limas


Senjata Tradisional : Keris, tombak, pedang, badik
Lagu Daerah : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai
Suku : Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan,
Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau
Bahasa Daerah : Melayu Palembang
Pakaian Adat : Aisan Gede

Identitas Daerah : Flora : Duku (Lansium Domesticun), Fauna : Belida (Notoptenuschitala)

Alat Musik Tradisional : Accordion (sumber bunyi : aerofon, Dengan menggunakan kedua tangan, tangan yang satu
sebagai pengatur alunan suara sedangkan tangan yang satu lagi sebagai pengatur nada)

Julukan : Kota Pempek dan Bhumi Sriwijaya

8.Provinsi Bangka Belitung (BABEL) Ibukota nya adalah Pangkal Pinang


Berdiri : 9 Februari 2001
Dasar Hukum : UU No.27/2000
Letak : Sebelah Timur Pulau Sumatera ( 1ºLS-4ºLS dan 105º-109ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BN
Luas Wilayah : 81.724,74 km².
Bandar Udara : Depati Amir( Bangka) dan HAS Hanandjoedin
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Muntok dan Toboali Bangka, Pangkal Balam( Pelabuhan Utama )
Pahlawan : -

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-


Makanan Khas Daerah : Martabak Bangka, Kwetiau Bangka, Lempah Kuning, Getas, Rusip, Calok, dll

Obyek Wisata : Pantai Teluk Uber, Pantai Romondong, Pantai Penyusuk, Pantai Air Anyer, Pemandian air panas Pemali,
Gunung Maras, Hutan Wisata Sungailiat, Pantai Matras, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Batu
Bedaun, Pantai Rebo, Pantai Tikus, Pantai Layang,dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Timah, pengolahan kayu dan perikanan.

Tarian Tradisional : Tari Puteri Bekhusek, Tari Tincak Gambus Bangka Belitung, Tari Taluput Bangka Belitung
Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
Senjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, Kedik
Suku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh,
Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)
Bahasa Daerah : Melayu Bangka
Pakaian Adat : Aisan Gede

Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa, Babi, Kancil, Elang, ayam

Alat Musik Tradisional : Gendang Melayu (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan),
Gambus, Suling.

Julukan : Serumpun Sebalai, Negeri Berpantun

9.Provinsi Bengkulu Ibukota nya adalah Bengkulu

Berdiri : 18 November 1968.


Dasar Hukum : UU No.9/1967.
Letak : Pulau Sumatera ( 2ºLS-6ºLS dan 101º-104ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BD
Luas Wilayah : 72.078 km².
Bandar Udara : Padang Kemiling ( Bandar Udara Fatmawati Soekarno)
Pelabuhan Laut : Pulau Baai/Bengkulu.
Pahlawan : Fatmawati Soekarno.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Bengkulu (UNIB), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Makanan Khas Daerah : Oncong-oncong pisang.

Obyek Wisata : Bunga Raflesia Raksasa, Pantai Nala dan Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah, Danau Gadang,
Pantai Pasir Putih, Bukit Gedang Seblat, Pantai Jakat, Kaur Timur,
Perkampungan Cina, Sungai Gunung Saelan, Gua Sarang Butung Layang-layang Kedurang, Hutan Wisata Bukit Daun,
Air Terjun Kepala Curup, Gunung Emas, Pantai Muara, Gunung Nanu’ua, Bukit Kaba, Pantai Linau, Suban Air Panas.

Peninggalan Sejarah :
1. Makam Sentot Alibasa.
2. Benteng Marlborough.
3. Monumen Parr Dan Monumen Hamilton.

Industri dan Pertambangan : Emas dan Perak, Batubara, Industri Konstruksi.


Tarian Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadari, Tari Ganau
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisional : Keris, Badik, Kuduk, Rudus
Lagu Daerah : Lalan Belek
Suku : Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku
Pasemah, Suku pendatang dll.
Bahasa Daerah : Melayu, Serawai, Rejang, Pasemah, Gumai, Kaur, Lebak
Pakaian Adat : Bengkulu

Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna : Beruang Madu (Elartos Malayanus)

Alat Musik Tradisional : Doll (sumber bunyi :Membranofon , dipukul dengan menggunakan alat pemukul), Gong, Serdap,
dan Kerilu

Julukan : The Land Of Raflesia

10.Provinsi Lampung Ibukota nya adalah Bandar Lampung

Berdiri : 13 Februari 1964


Dasar Hukum : UU No.14/1964
Letak : Pulau Sumatera ( 3ºLS-7ºLS dan 103º-106ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BE
Luas Wilayah : 35.376,84 km².
Bandar Udara : Radin Inten ( Bandar Lampung )
Pelabuhan Laut : Bakauheni & Panjang / Bandar Lampung
Pahlawan : Radin Inten II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lampung (UNILA), IAIN Radin Inten
Makanan Khas Daerah : Srawit Lampung, Punyeu Baung, Malbi Hati, Gulai Balak, Gulai Taboh, Maksuba,dll.

Obyek Wisata : Way Kambas, Pulau Rejekwesi, Pulau Pasir, Pasir Putih, Pantai Merak Belantung, Gunung Rajabasa,
Pantai Wartawan ,Krakatau, Way Belerang, Pulau Condong, Air Terjun Way Lalaan, Teluk Kiluan, Pantai Mutun, Pantai
Klara, Pantai Gigi Hiu

Peninggalan Sejarah :
1. Guci Purbakala Pugung Raharjo Lampung.
2. Komplek Megalitik Pugung Raharjo.
3. Makan Radin Intan II.
4. Prasasti Palas Paembah.
5. Prasasti Batu Bedil.

Industri dan Pertambangan : Emas, Pakaian Jadi, Sapi Potong, dan Pupuk, Marmer, Biji besi, Mangan.
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Ngelajau, Tari Sembah Lampung, Tari Bedana Lampung.
Rumah Adat : Nuwou Sesat
Senjata Tradisional : Payan, Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik (dan biasanya mekhanai/khagah lampung bila
bepergian selalu membawa badik untuk melindungi dirinya dari serangan lawan), Pisau/Lading, Terapang, Beladu
Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu,
Lampung (Sebatin dan Pepadun)
Bahasa Daerah : Lampung (Api dan Nyo)
Pakaian Adat : Kain tapis dan Siger

Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah (elephas Maximus Sumatranus)

Alat Musik Tradisional : Bende dan Kulintang (sumber bunyi :Ideofon , dipukul dengan menggunakan alat pemukul
khusus)

Julukan : Kota Kain Tapis, Kota Pisang

NAMA PROVINSI DI PULAU JAWA

11.Provinsi DKI Jakarta Ibukota nya adalah Jakarta

Berdiri : 10 Februari 1965


Dasar Hukum : UU No.1/1961
Letak : Pulau Jawa ( 6ºLS-7ºLS dan 106º-107ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : B
Luas Wilayah : 154,00 km².
Bandar Udara : Halim PerdanaKusumah.
Pelabuhan Laut : Tanjung Priok.
Pahlawan : M.Husni Thamrin, Ismail Marzuki, Abdulrahman Saleh, WR. Supratman, dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Indonesia (UI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ),Universitas
Bhayangkara Jakartaraya, (UBHARA), Universitas Satyagama, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma,
UniversitaS Islam As-Syafi'yah (UIA), Universitas Islam Jakarta (UIJ), Universitas Jayabaya, Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Suryadarma, Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Universitas Kristen
Indonesia (UKI), Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG),Universitas Tarumanegara (UNTAR) Univeritas
TRISAKTI,Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTN)

Makanan Khas Daerah : Kerak Telor, Ketoprak Betawi,Daging Asam, Talam Ebi,NasiUlam, Geplak Bakar Betawi, Dodol
Betawi, Tauge Goreng, Soto Betawi.
Obyek Wisata : Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol, Monumen Pancasila Sakti, Kepualauan
Seribu, Gereja Katedral, Mesjid Istiqlal, Pusat pertokoan modern di berbagai tempat, Monumen Satria Mandala, Museum
Wayang, Museum Bahari, Kebun Binatang Ragunan, Kota Lama, Tugu Monas, Taman Ismail Marzuki, Planetarium,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Tugu.
2. Si Jagur,meriam Portugis.
3. Bekas Balaikota Belanda, kini menjadi Museum Kota Jakarta.

Industri dan Pertambangan : Pupuk TSP, Tekstil, Pemintalan Benang, Mobil dan Perakitan,Kayu Lapis, Farmasi, Susu,
Percetakan, Logam.

Tarian Tradisional : Tari Ronggeng, Tari Yapong


Rumah Adat : Rumah Kebaya
Senjata Tradisional : Golok
Lagu Daerah : Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang Bulan,dll.
Suku : Betawi, Jawa, Sunda, dll.
Bahasa Daerah : Betawi
Pakaian Adat : Abang dan None

Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol (Haliastur Indus)

Alat Musik Tradisional : Tehyan (sumber bunyi : Kordofon , digesek dengan alat khusus pada bagian senar/ dawainya
seperti memainkan biola)

Julukan : Kota Metropolitan

12.Provinsi Jawa Barat (JABAR) Ibukota nya adalah Bandung

Berdiri : 14 Juli 1950


Dasar Hukum : UU No.11/1950
Letak : Pulau Jawa ( 5ºLS-8ºLS dan 106º-109ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : D (Bandung), T (Purwakarta), F (Bogor)
E (Cirebon), Z ( Daerah Timur Bandung, seperti Sumedang), B (Bekasi)
Luas Wilayah : 3.266.559 km².
Bandar Udara : Husein Sastranegara Bandung
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Cirebon
Pahlawan : R.Otto Iskandardinata, R.E. Martadinata, Dewi Sartika, K. H. Zaenal Mustofa, DR. Kusuma Atmaja S.H. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Padjajaran (UNPAD), IPB (Institut Pertanian Bogor) Universitas
Indonesia Depok (UI Depok), Institut Teknologi Bandung ( ITB), STT Telkom, Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI),Universitas Nurtanio (UNNUR),Institut Tehnologi Adityawarman, Institut Tehnologi Nasional
(ITENAS),Universitas Maranatha, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN- Cirebon),

Makanan Khas Daerah : Oncom, pepes, Sirpan, siomay Bandung, sate Bandeng, Daging lapis, Pepes Ikan Majalaya, Sayur
Asem,Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko,dll.

Obyek Wisata : Kebun Raya Bogor, Istana Presiden Bogor, Museum Zoologi, Taman safari Indonesia, waduk Jatiluhur,
Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Pangandaran,Cikepuh, Pelabuhan Ratu,Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton
Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan Cirebon, Makam Sunan Gunung ati Cirebon dll.

Peninggalan Sejarah :
01. Candi Cangkuang (Garut).
02. Prasasti Kebon Kopi (Bogor).
03. Prasasti Muara Ciaruteun (Bogor).
04. Prasasti Pasir Alwi (Bogor).
05. Keraton Kasepuhan (Cirebon).
06. Keraton Kanoman (Cirebon).
07. Keraton Kacirebonan( Cirebon).
08. Makam Sunan Gunung Jati (Cirebon).
09. Prasasti Batu Telapak Kaki Raja Tarumanegara, Purnawarman (Prasasti Cinten).

Industri dan Pertambangan : Minyak, Tekstil, Pabrik Teh, Susu, Sutra Alam, Baterai, Kertas, Pupuk, Semen, Senjata,
Alat Telekomunikasi, Pesawat Terbang ,Batik, Tenun,dll.

Tarian Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak, Tari Jaipong


Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
Senjata Tradisional : Kujang
Lagu Daerah : Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum
Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
Suku : 3 suku besar yaitu Sunda (mayoritas), Betawi (wilayah Kota/kab Bekasi, Depok, dan wilayah Utara kabupaten
Bogor), Jawa Cirebon, Indramayu dsk.Juga Untuk banten Disana Ada suku Betawi yaitu berapa daerah di Tanggerang.
Bahasa Daerah : Sunda
Pakaian Adat : Jawa Barat

Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul (Panthera Pardus Sondaicus)

Alat Musik Tradisional : Angklunga (sumber bunyi : Ideofon , Digetarkan/digoyang dengan menggunakan tangan),
Arumba, Calung, Dog-dog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.

Julukan : Kota Kembang, Paris Van Java

13.Provinsi Banten Ibukota nya adalah Serang

Berdiri : 17 Oktober 2000


Dasar Hukum : UU.No.23/2000
Letak : Pulau Jawa ( 5ºLS-8ºLS dan 105º-107ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : A (Banten), B (Tangerang)
Luas Wilayah : 8.800,83 km².
Bandar Udara : Soekarno Hatta (Soetta)
Pelabuhan Laut : Merak
Pahlawan : Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,Universitas Islam Negeri (UIN)
Makanan Khas Daerah : Bubur Ayam Banten, Angeun Lada, nasi sumsum, balok menes, gemblong, emping,dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Ujung Kulon, Panter Anyer, Gunung Krakatau, Pulau Shangyang, Pulau Sabesi, Tanjung
Lesung, Situs Arkeologi Banten lama, Pantai Carita, pantai Karang Bolong, pantai Sawarna, pantai Karang Taraje, Rawa
Dano dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Lebak (Banten Selatan).
2. Benteng Inong Bale (Benten).
3. Benteng Surasoan (Banten).
Industri dan Pertambangan : Minyak, Baja, Pipa Asbes, Semen, Sentra Aneka Industri (Tangerang).

Tarian Tradisional : Tari Topeng


Rumah Adat : Rumah Badui
Senjata Tradisional : Kujang dan Golok
Lagu Daerah : Dayung Sampan
Suku : Baduy, Sunda, dan Banten
Bahasa Daerah : Sunda, Banyumasan, Jawa
Pakaian Adat : Pakaian Pengantin

Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak Jawa (Rhinocerus Sondaicus)

Alat Musik Tradisional : Gendang (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan,Terbang
gede, Angklung buhun.

Julukan : Kota Santri

14.Provinsi Jawa Tengah (JATENG) Ibukota nya adalah Semarang


Berdiri : 4 Juli 1950
Dasar Hukum : UU.No.70/1950
Letak : Pulau Jawa ( 6ºLS-9ºLS dan 108º-112ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : H (Semarang), AD (Surakarta), AA (Eks Karisidenan Kedu), G (Pekalongan), K (Pati), R
(Banyumas)
Luas Wilayah : 34.966 km².
Bandar Udara : Ahmad Yani (Semarang) dan Adi Sumarno (Solo), Cepu
(Cepu), dan Tunggul Wulung (Cilacap)
Pelabuhan Laut : Tanjung Mas (Semarang) , Pelabuahan Tegal dan Cilacap.
Pahlawan : Nyi Ageng Serang, Kyai Haji Samanhudi, R.A.Kartini, Dr.Cipto Mangunkusumo, Mgr.A.Sugiyopranoto Sj,
Prof.DR.Suharso,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Jendral Soedirman,
Universitas Sebelas Maret, IAIN Wali Songo, Universitas Negeri Semarang (UNES), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Makanan Khas Daerah : Lumpia, Ampyang, Nasi Kuning Banjar, Nasi Gandul, Buntil, Tempe Mendoan, Soto Kudus,
Nasi Angkringan, Pecel lele, dll.

Obyek Wisata : Candi Borobudur, Gunung Dieng, Mesjid Demak, Batu Raden, Curug Bekawah,Air terjun Grojogan
Sewu, Museum Sangiran, Museum Kereta Api Ambarawa,Museum Batik, Telogo Warno, Makam Sunan Kudus, Waguk
Gajah Mungkur, Pantai Logending, Monumen Palagan Ambarawa, Makam R.A.Kartini, Menara Kudus, Makam Sunan
Kudus, Goa Jatijajar, Pantai Pedaten,
Pantai karang Bolong, Tawang Mangu,Waduk Sempor,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Canggal (Magelang)
2. Candi Gedongsongo (Semarang)
3. Candi Ngawen, Candi Borobudur, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Sewu (Magelang)
4. Candi Dieng ( Dieng)
Industri dan Pertambangan : Semen, Pupuk, Kertas, Tekstil, Batik, Tenun, Pemintalan Benang, Karung Goni, Kayu
Lapis, Perkapalan,dll.

Tarian Tradisional : Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, Tari Sintren.


Rumah Adat : Padepokan Jawa Tengah.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono
Lintang, Stasiun Balapan.
Suku : Jawa, Karimun, dan Samin.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jawa

Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung Kepodang (Oriolus Chinensis)

Alat Musik Tradisional : Gamelan (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan pemukul khusus), Rebab,
Celempung atau Sitar, dan Suling.

Julukan : Kota Lumpia/ Kota Jamu

15.Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Ibukota nya adalah Yogyakarta


Berdiri : 4 Maret 1950
Dasar Hukum : UU.No.3/1950
Letak : Pulau Jawa ( 7ºLS-9ºLS dan 110º-111ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : AB
Luas Wilayah : 3.142 km².
Bandar Udara : Adisucipto
Pelabuhan Laut : -
Pahlawan : Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Ki Hajar Dewantara, Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, Pangeran Mangkubumi (Hamengkubuwono I).

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta, (IKIP
Yogyakarta), Institut Seni Indonesia(ISI), IAIN Sunan Kalijaga,
Makanan Khas Daerah : Bapia, Gudeg Jogja, Geplak Bantul, Ayam Bakar Kalasan,dll.

Obyek Wisata : Keraton Jogjakarta, Pantai Parang Tritis, Istana Air Taman Sari, Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai
Kukup,Goa Kiskendo, Kota Gede, Kali Urang, Candi Prambanan, Monumen Pangeran Diponegoro (Sasana Wiratama),
Waduk Sermo, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Candi Kalasan.
2. Candi Prambanan.
3. Candi Parwa.
4. Petilasan Ratu Boko.
5. Prasasti Kalasan.
6. Keraton Jogjakarta.
7. Keraton Paku Alam.
8. Tempat tinggal Pangeran Diponegoro yang dijadikan Sasana Wiratama.

Industri dan Pertambangan : Tekstil, Batik, Bahan Mori, Rokok/Cerutu, Emas dan Perak,Percetakan dan Kosmetik.

Tarian Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya.


Rumah Adat : Bangsal Kencono Dan Rumah Joglo.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Kidang Talun, Menthok- menthok, Kupu Kuwi, Jamuran, Caping Gunung,
Walang Kekek, Jangkrik Genggong, Gethuk, Ande-Ande Lumut, Pitik Tukung, Sinom, Te Kate Dipanah.
Suku : Jawa.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jogjakarta

Identitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut (Geopelia Striata)

Alat Musik Tradisional : Gendang (sumber bunyi : Ideofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan)

Julukan : Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Seni dan Budaya

16.Provinsi Jawa Timur (JATIM) Ibukota nya adalah Surabaya


Berdiri : 4 Maret 1950
Dasar Hukum : UU.No.2/1950
Letak : Pulau Jawa ( 6ºLS-9ºLS dan 110º-115ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : L (Surabaya), AE (Madiun), AG (Kediri), M(Madura/Bangkalan), N (Malang), S
(Bojonegoro), W(area Surabaya), P (Besuki)

Luas Wilayah : 47.921,98 km².


Bandar Udara : Juanda (Surabaya), Abdul Rahman Saleh (Malang), Iswahyudi (Madiun).
Pelabuhan Laut : Tanjung Perak (Surabaya).
Pahlawan : KH.Wahid Hasyim, Hos Cokroaminoto, Marsda TNI Anumerta Halim PerdanaKusumah,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya,
Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Surabaya (ITS), IAIN Sunan Ampel.
Makanan Khas Daerah : Semanggi, Rujak Cingur, Bakso Malang, Tahu Campur Lamongan,
Pecel Tumpang Kediri, Japit Udang Madura, Kue Lapis Surabaya ,Soto Madura, Sate Ayam Madura,dll.

Obyek Wisata : Gunung Kawi, Ai Terjun Sedudo, Makam Proklamator RI di Blitar, Karapan Sapi Di Pamekasan, Kawah
dan Gunung Bromo, Pantai Prigi, Museum Trowulan, Pantai Pasir Putih Slopeng, Tretes Baluran, Kali Klatak,Taman
Candra Walwatikta,dll.

Peninggalan Sejarah : Candi Kidal, Candi Jago, Candi tikus, Candi Jawi, Candi Brahu, Candi Jabung, Candi Singosari,
Makam Sunan Giri, Makam Sunan Ampel,dll.
Industri dan Pertambangan : Semen, Perkapalan, Kertas, Pupuk, Baterai, Gelas Kaca, Alkohol, Kayu Lapis, Kereta Api,
Garam, Percetakan, Rokok,dll.

Tarian Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo.


Rumah Adat : Rumah Situbondo.
Senjata Tradisional : Clurit.
Lagu Daerah : Keraban Sape, Tanduk Majeng.
Suku : Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
Bahasa Daerah : Jawa dan Madura
Pakaian Adat : Madura

Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa), Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)

Alat Musik Tradisional : Bonang (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan dengan menggunakan pemukul
khusus), Sitar, Gamelan Jawa.

Julukan : Kota Pahlawan

NAMA PROVINSI DI PULAU BALI


17.Provinsi Bali Ibukota nya adalah Denpasar

Berdiri : 14 Agustus 1958


Dasar Hukum : UU.No.84/1958
Letak : Pulau Bali ( 8ºLS-9ºLS dan 114º-116ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DK
Luas Wilayah : 563.286 km².
Bandar Udara : Ngurah Rai (Denpasar)
Pelabuhan Laut : Gilimanuk dan Buleleng (Singaraja).
Pahlawan : I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Udayana, Universitas Warmadewa (UNWAR), Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Pariwisata
Makanan Khas Daerah : Be’siap Base Palaleh, Sate Be’Sampe, Zukut Undis, Ayam Bakar Betutu, Jukut Urap, Serapah
Daging, Kenus Mebase,dll.

Obyek Wisata : Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun, Pura Goa Lawah, Pura Luwur Uliuwatu,
Pura Bekasih, Pura Bukit Gajah, Pantai Jungut,Ubud, Trunyam, Werdi Budaya,Museum Bali, Desa Penelokan, Desa
Kintamani, Desa Kamasan, Danau Batur, Bedugul, Istana Tampak Siring, Art Centre Abain Kapas, Pantai Lovina,
Mandaa Wisata Mengwi, Museum Le Mayeur,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Benteng Jagaraga.
2. Monumen Padang Galah.
3. Pura Luwur Uluwatu.
4. Pura Taman Ayun.
5. Keraton Raja Klungkung.

Industri dan Pertambangan : Tenun, ukiran, pahatan, dan Industri Pariwisata.

TarianTradisional : Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet.


Rumah Adat : Rumah Gapura Candi Bentar.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Mejangeran, Ratu Anom.
Suku : Bali Aga dan Bali Majapahit.
Bahasa Daerah : Bali dan Sasak
Pakaian Adat : Payas Agung

Identitas Daerah : Flora : Majegau (Dysoxyloum Densiforum), Fauna :Jalak Bali (Leucopsar Rathchildi)

Alat Musik Tradisional : Cengceng (sumber bunyi : Ideofon , diletakkan di kedua telapak tangan kemudian ditepuk
sehingga saling berbenturan dan mengeluarkan suara), Gamelan Bali.

Julukan : Pulau Dewata

NAMA PROVINSI DI PULAU NUSA TENGGARA


18.Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ibukota nya adalah Mataram

Berdiri : 14 Agustus 1958


Dasar Hukum : UU.No.64/1968
Letak : Kepulauan Nusa Tenggara ( 8ºLS-10ºLS dan 115º-120ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DR (Lombok), EA (Sumbawa)
Luas Wilayah : 20.153,15 km².
Bandar Udara : Bandar Udara Internasional Lombok (menggantikan fungsi dari Bandara Selaparang Mataram)
Pelabuhan Laut : Ampenan / Mataram.
Pahlawan : -

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Mataram (UNRAM).


Makanan Khas Daerah : Gecak Sape, Ayam Taliwang,dll.

Obyek Wisata : Istana Sultan Bima, Gili Meno, Pusa Lingsar, Suranadi, Pulau Moyo, Danau Lebok Taliwang, Pura Meru,
Pantai Sira, Pantai Senggigi, Batu Bolong, Gunung Pengsong, Dalam Loka Taman Maruya, Gunung Tambora, Liang
Petang,dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Pura Meru, peninggalan Kerajaan Singosari dibangun oleh Anak Agung Gede Karang pada tahun 1720 masehi.
2. Dalam Loka, bekas Keraton Sumbawa.
3. Istana Sultan Bima, peninggalan dari Kesultanan Bima.

Industri dan Pertambangan : Emas, Perak, dan Mangan.

Tarian Tradisional : Tari Mpaa Lenggogo, Tari Batunganga


Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Sumbawa
Senjata Tradisional : Keris
Lagu Daerah : Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana, Tutu Koda
Suku : Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba
Bahasa Daerah : Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Pakaian Adat : Sumbawa

Identitas Daerah : Flora : Ajan Kelincung (Diopsyros Marcrophylia), Fauna : Rusa Timur (Cervus Komodoenci)

Alat Musik Tradisional : Serunai (sumber bunyi : Areofon ,ditiup sambil memainkan nada dengan menggunakan jari pada
lubang-lubangnya), Cungklik.

19.Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibukota nya adalah Kupang


Berdiri : 14 Agustus 1958
Dasar Hukum : UU.No.64/1968
Letak : Kepulauan Nusa Tenggara ( 8ºLS-11ºLS dan 118º-126ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : ED (Sumba), EB (Flores)
Luas Wilayah : 47.349,9 km².
Bandar Udara : El Tari (Kupang)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Kupang.
Pahlawan : Izaac Huru duko,Welhelmus Zakarias Yohannes.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Nusa Cendana.


Makanan Khas Daerah : Gecak Sape,Petepah Manuk, dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Pulau Komodo, Danau Tiga warna Kelimutu, Pantai Lasiana, Camlong, Desa Tradisional
Mentangi,Pulau Sumba, Museum Kupang, Rumah Pembuangan Bung Karno, Desa Nita dan Koting,Museum
Ledalero,Waiawa, dll.

Peninggalan Sejarah : Rumah Tempat Pembuangan Bung Karno.

Industri dan Pertambangan : Semen Kupang, Mangan, Minyak Cendana.

TarianTradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng


Rumah Adat : Rumah Musalaki ,Rumah Mbaru Niang (FLORES)
Senjata Tradisional : Sundu, Kampak< Parang, Saweo, dan Senapan Tumbuk
Lagu Daerah :Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro
Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
Suku : Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka,
Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores
Bahasa Daerah : Alor, Belu, Ende, Larantuka, Manggarai, Ngada, Sikka, Sumba, Sabu, Rote
Pakaian Adat : Nusa Tenggara Timur
Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian adat tradisional untuk pria Rote, Nusa Tenggara Timur. Untuk wanita,
biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya mengenakan kain tenun.

Identitas Daerah : Flora : Kayu Cendana (SantalunmAlbum), Fauna : Komodo (Veranus Komodoensis)

Alat Musik Tradisional : Sasando (sumber bunyi : Chordofon , dipetik dengan menggunakan jari pada senarnya), Foi
Mere, Keloko, Kinu.

NAMA PROVINSI DI PULAU KALIMANTAN


20.Provinsi Kalimantan Barat (KALBAR) Ibukota nya adalah Pontianak

Berdiri : 17 Desember 1956


Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 2ºLU-3ºLS dan 108º-114ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KB
Luas Wilayah : 146.807 km².
Bandar Udara : Supadio.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Pontianak.
Pahlawan : Abdul Kadir Raden Temenggung Setia Pahlawan.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Tanjung Pura (UNTAN).
Makanan Khas Daerah : Kue Limpin, Mesbah Ubi Singkong, Lapis Susu, dll.

Obyek Wisata : Rumah Panjang,Danau Sebedang, Pantai Pasir Panjang, Keraton Sambas, Monumen Mandor, Keraton
Mempawah, Gunung Berangin, Bukit Tukung, Pantai Penimbangan,dll.

Peninggalan Sejarah:
1. Guci Berhias Naga, kurang lebih abad ke V, menunjukkan adanya pengaruh Cina di Kalimantan Barat.
2. Keraton Mempawah, peninggalan Kerajaan Mempawah.
3. Keraton Sambas, Peningalan Kerajaan Sambas.

Industri dan Pertambangan : Bauksit, Intan, Industri konstruksi, Minyak Kelapa, Rotan, Karet.

Tarian Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung.


Rumah Adat : Rumah Istana Kesultanan Pontianak.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran,
Alon-Alon.
Suku : Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Tionghoa

Pakaian Adat : Perang

Identitas Daerah : Flora : Tengkawang Tungkul (Shorea Stenoptera), Fauna : Enggang Gading (Rhinoplax Vigil)

Alat Musik Tradisional : Tuma (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan), Gerdek
(Seruling Tempurung), dan Sampek (Sejenis gitar)

Julukan : Kota Katulistiwa

21.Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENG) Ibukota nya adalah Palangkaraya

Berdiri : 2 Juli 1958


Dasar Hukum : UU.No.21/1958
Letak : Pulau Kalimantan ( 1ºLU-4ºLS dan 110º-116ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KH
Luas Wilayah : 153.800 km².
Bandar Udara : Tjilik Riwut.
Pelabuhan Laut : Pangkalan Bun.
Pahlawan : Tjilik Riwut.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Palangkaraya (UNPAR).
Makanan Khas Daerah : Kalo-kalo.

Obyek Wisata : Pantai Kumai, Pelabuhan Kareng Bengkirai, Taman Alam Unpar, Taman Nasional Tanjung Puting,
Museum Kalimantan Tengah, Bukit Rawi, Bukit Batu Tangkiling,dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Barang Kelontong, Minyak Kelapa, Karet ,Rotan, Minyak Bumi, Intan.

Tarian Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai, Tari Giring-giring, Tari Kumbang Padang, Tari Kenyak,
Tari Baksa Kambang, Tari TAndik Balian
Rumah Adat : Rumah Betang
Senjata Tradisional : Mandau, Lunduk Sumpit, Talawang, Randu(sejenis tombak), Perisai.
Lagu Daerah: Kalayar, Nuluya, Palu Lempong Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang Kitik-kitik, Manasai
Suku : Dayak,Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan, Taboyan, Bukumpai
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Mandarin

Pakaian Adat : Sinjang ( Barito )

Identitas Daerah : Flora : Tenggaring (Nephelium Lepaceum), Fauna : Kuau Melayu (Poliplectromalacense)

Alat Musik Tradisional : Japen (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya), Sampek (sejenis gitar), Gerdek
(Seruling Tempurung), Kledi (Kaldei)

22.Provinsi Kalimantan Selatan (KALSEL) Ibukota nya adalah Banjarmasin

Berdiri : 7 Desember 1956


Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 1ºLS-5ºLS dan 114º-117ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DA
Luas Wilayah : 37.377,53 km².
Bandar Udara : Syamsudin Noor.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Banjarmasin.
Pahlawan : Pangeran Antasari, Brigjen TNI(Purn) Hasan Basry.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
Makanan Khas Daerah : Ayam masak hijau, Buah Jinggah, Masak Habang, Amaparan Tatak pisang, Sambal Goreng
Bawak Serentak,dll.

Obyek Wisata : Lok Sado, Goa Kelelawar, Sungai Cuka, Air Terjun Batu Kura (Bajuni), Pantai Takasiung, Pulau Kaget,
Sungai Barito, Goa Hapu Air Terjun Haratai,Goa Beramban, Goa Batu Bini, Pantai Batakan, Museum Banjar Lambung
Mangkurat. Taksi Air dan Pasang Terapung, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Mesjid Sultan Sriansyah, Mesjid pertama di Kalimantan Timur.
2. Candi Ijo.
3. Makam Sultan Sriansyah (Pangeran Samudra) pendiri kota Banjarmasin.

Industri dan Pertambangan : Batubara, Intan, Bijih Besi, Kerajinan dari Rotan.

Tarian Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu.


Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi.
Senjata Tradisional : Keris, Anak Mandau, Beliung, Bujak (Sejenis Tombak), Sumpitan.
Lagu Daerah : Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat.
Suku : Ngaju, Laut, Maanyan, Bakumpai, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Bugis, Banjar
Pakaian Adat : Banjar

Identitas Daerah : Flora : Bunga Katsuri (Mangifera Casturi), Fauna : Bekantan (Nasalis Larvatus)

Alat Musik Tradisional : Panting (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya ), Babun.

Julukan : Kota Seribu Sungai

23.Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM) Ibukota nya adalah Samarinda

Berdiri : 7 Desember 1956


Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 1ºLU-3ºLS dan 113º-120ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KT
Luas Wilayah : 211.440 km².
Bandar Udara : Temindung (Samarinda) , Sepinggan (Balikpapan).
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Samarinda.
Pahlawan : -
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Mulawarman (UNMUL).
Makanan Khas Daerah : Sanga Cobek Salat, Petah, Ayam Cincane,dll.

Obyek Wisata : Manggar Besar, Tanjung Isuy, Tanag Grogot, Tanah Merah, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Kerajaan Kutai Kertanegara.
2. Prasasti Muara Kanan.
3. Prasasti Mulawarman dari Kerajaan Kutai Kertanegara yang menggunakan huruf Pallawa tahun 400 masehi.

Industri dan Pertambangan : Kayu Lapis, Gas Alam Cair, Minyak Bumi, Tenun, Kristal, Timah.

Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Gong, TAri Belian Senteyu, Tari Gantar, Tari Hudog.
Rumah Adat : Rumah Lamin.
Senjata Tradisional : Mandau, Bujak, Anak Mandau, Beliung dan Sumpitan
Lagu Daerah : Indung-Indung, Burung Enggang, Meharit, Sabar'ai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang
Suku : Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis, Abal, Bulungan, Tidung,
Kenyah, Berusau.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar
Pakaian Adat : Urang Besunung

Identitas Daerah : Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata), Fauna : Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)

Alat Musik Tradisional : Sampe (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya )

Julukan : Kota Tepian

NAMA PROVINSI DI PULAU SULAWESI


24.Provinsi Sulawesi Utara (SULUT) Ibukota nya adalah Manado

Berdiri : 13 desember 1960


Dasar Hukum : UU.No.47/1960
Letak : Pulau Sulawesi ( 0ºLU-6ºLU dan 120º-128ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM (Sulut), DB (Minahasa), DL (Sangihe Talaud)
Luas Wilayah : 25.768 km².
Bandar Udara : Sam Ratulangi.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Manado (Pantai Utara Manado)
Pahlawan : Dr.G.S.S.J.Ratulangi, Maria Walanda Maramis, Robert Wolter Mongisidi, Arie Frederik Lasut.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) dan IKIP Manado.
Makanan Khas Daerah : Ayam Rica-Rica, Bubur Manado/Bubur Tinutuan, Ayam Garo rica, Tuturuga, Cakalang Pampis,
Daging Rica-Rica, woku Belanga, Lalampa, Binte Bilihuta, dll.

Obyek Wisata : Bunaken, Taman Laut Teluk Liang, Pantai Indah Gorontalo, Taman Wisata remboken, Kelenteng Ban
Hiang Kiong, Tasik Ria, Museum Provinsi Sulawesi Utara, Pantai Kema, Manado Tua, Siladen, Watu Pinabetengan,
Waruga, Benteng Otanaha, Karumenga, Kayuwatu, Museum Dr sam Ratulangi, Kasinggolan, Dumoga Bone, Pulau
Lembeh, Danau Limbote, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Makam Kyai Maja.
2. Makam Pahlawan Nasional Imam Bonjol.

Industri dan Pertambangan : Minyak Kelapa, Emas, Marmer, Mangan, Gips, Kayu, dll.

Tarian Tradisional : Tari Maengket, Tari Polo-Palo, Tari Cakalele, Tari Biteya, Tari Kalibombang,Tari Tumetanden
Rumah Adat : Rumah Pewaris, dan Rumah Bolaang Mongondow
Senjata Tradisional : Keris, Peda, Perisai, Sabel, Tombak.
Lagu Daerah : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo, Tahanusangkara.
Suku : Minahasa, Bolaang Mangondow, Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore,
dan Obi
Bahasa Daerah : Minahasa, Sangir, Talaud
Pakaian Adat : Minahasa

Identitas Daerah : Flora : Longusei (Ficus Minahasae), Fauna : Tangkasi (Tarsius Spectrum)

Alat Musik Tradisional : Kolintang (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan pemukul khusus)
Julukan : Kota Tinutuan

25.Provinsi Sulawesi Barat (SULBAR) Ibukota nya adalah Kota Mamuju

Berdiri : 5 Oktober 2004


Dasar Hukum : UU.No.26/2004
Letak : Pulau Sulawesi ( 0ºLS-3ºLS dan 118º-120ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : -
Luas Wilayah : 16.796,19 km².
Bandar Udara : Tanpa Pandang (Mamuju)
Pelabuhan Laut : -
Pahlawan : Ammana Wewang Andi Depu Daeng Riosok
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-
Makanan Khas Daerah : -

Obyek Wisata : Pemandian Air Panas di Kalumpang, Anjoro Pitu, Sumur Jodoh dan Taman Laut di Pulau Karampung,
Tapandulu dan Arelle di Mamasa, Pasir Putih di kabupaten Polman, air Terjun Sapi di Mamuju, Padi Tammanurung
Kalumpang,tempat wisata Palippis.

Peninggalan Sejarah : Mesjid Kerajaan Balanipa Mandar, situs makam Raja Todilaling. makam To Salama Batulaya,
makam Imam Lapeo, Istana Kerajaan Balanipa Mandar

Industri dan Pertambangan : Bijih Besi, Nikel, Tembaga, Timah Hitam, Gips,Semen dan Industri Kecil Lainnya.

Tarian Tradisional : Tari Patuddu, Tari Kondo Sapata, Tari Kipas.


Rumah Adat : Rumah Mandar
Senjata Tradisional : -
Lagu Daerah : Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
Suku : Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, Makassar, dll.
Bahasa Daerah : Mandar, Bugis, Toraja, Makassar
Pakaian Adat : Sulawesi Barat

Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)

Alat Musik Tradisional : Kecapi (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya)

26.Provinsi Sulawesi Tengah (SULTENG) Ibukota nya adalah Palu

Berdiri : 13 April 1964


Dasar Hukum : UU.No.13/1964
Letak: Pulau Sulawesi ( 2ºLU-4ºLS dan 119º-125ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DN
Luas Wilayah : 68.033 km².
Bandar Udara : Mutiara Palu
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Donggala dan Pantoloan.
Pahlawan : -
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Tadulako (UNTAD).
Makanan Khas Daerah : Kaledo.

Obyek Wisata : Danau Poso, Goa Pamona, Tentena, Bada Napu, Sumber Air Panas Bora, Air Terjun wena, Kuwali,
Kulawi, dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Emas, Bijih Besi, Nikel, Mika, kayu olahan, Pengalengan ikan, Udang beku, dll.

Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Peule Cinde, Tari Torompio,Tari Dero Poso, Tari Mamosa, Tari Kalanda.
Rumah Adat : Rumah Tambi
Senjata Tradisional : Pasatimpo, Tombak Kanjae / Surampa (ujungnya berbentuk trisula), Parang, Tombak, Pisau,
Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tondok Kadadingku, Tope Gugu, Tumpiwanyu.
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan
Balatar
Bahasa Daerah : Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Kailli, Pamona, Lore, Moli, Toli-toli, Tomini.
Pakaian Adat : Kulavi ( Donggala )

Identitas Daerah : Flora : Pohon Ebony (Diospyros Celebia) ,Fauna : Burung Maleo ( Macrolephalon Maleo)

Alat Musik Tradisional : Ganda (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan )

27.Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA) Ibukota nya adalah Kendari

Berdiri : 27 April 1964


Dasar Hukum : UU.No.13/1964
Letak : Pulau Sulawesi ( 2ºLS-7ºLS dan 120º-125ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM
Luas Wilayah : 38.140 km².
Bandar Udara : Wolter Mongisidi Kendari
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Kendari.
Pahlawan : -
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Halu Oleo (UNHO).
Makanan Khas Daerah : Sasate Nangka,dll.

Obyek Wisata : Tanjung Amolengo, Suaka Margasatwa di Tanjung Peropa, Rawa Aopa, Pemandian Air Laut Kendari,
Air Terjun di Kendari, Cagar Alam Kayu Jati di Napabale, Air Terjun di Kolaka, Panorama Motonu No, Cagar Alam
Kayu Kuku, Pemandian Air Laut Mayaria Kasilampe,Pantai Nirwana, Air Terjun di Biton, dll.

Peninggalan Sejarah : Keraton Sultan Buton.

Industri dan Pertambangan : Kelontong, Nikel, Minyak Kelapa, Aspal, Kapur, dll.

Tarian Tradisional : Tari Modinggu, Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari Manguru, Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari
Kolega
Rumah Adat : Rumah Istana Buton dan Laikas
Senjata Tradisional : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-Tawa, Ma rencong-rencong, Indo Lugo
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio,
Moronene, Wononii, Kulisu, Laki, dan Bugis
Bahasa Daerah : Bunku-Laki, Muna-Butung
Pakaian Adat : Babung Ginasamani
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Serat ( Dendrobium Utile) ,Fauna : Anoa
(Anoa Depressicomis)

Alat Musik Tradisional : Lado-lado (sumber bunyi : Ideofon, dipukul dengan menggunakan pemukul khusus )

28.Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL) Ibukota nya adalah Makassar

Berdiri : 13 Desember 1960


Dasar Hukum : UU.No.47/1960
Letak : Pulau Sulawesi ( 0ºLS-8ºLS dan 118º-122ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DD
Luas Wilayah : 62.482,54 km².
Bandar Udara : Hasanuddin Ujung Pandang, Pongtiku Tana Toraja
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ujung Pandang.
Pahlawan : Sultan Hasauddin, Syeikh Yusuf Tajul Khalwati, dll.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Negeroi Makassar.
Makanan Khas Daerah : Coto Makassar, Palu Konro, Palu Basa, Nasu Likku, sop Konro, Baronang Bakar, Kapurung,
Pallu Mara Cakalang, Barobbo, Barongko, dll.

Obyek Wisata : Makam Pahlawan Diponegoro, Makam Raja-Raja Talo, Benteng Ujung Pandang, Pulau Kayangan,
Sungguminasa, Taman Anggrek, Taman Purbakala Leang-Leang, Birta Ria, Tanjung Bira/ Bulukumba, Go Mampu,
Watampone, Tongkonan ( serambi mayat, kuburan di atas tebing), Tana Toraja, Pare-Pare / Pantai Lumpus.

Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Raja Gowa.
2. Mesjid Katangka.
3. Makam Raja-Raja Bugis Watang Lamuru.
4. Benteng Sombaupu.

Industri dan Pertambangan : Kimia, Kertas, Logam, Bahan Makanan, Pakaian Jadi, Gips, Tembaga, Semen, Minyak,
Nikel, Batubara, Percetakan, dll.

Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari Bissu, Tari Ma'gellu, Tari Pakarena, Tari Kalioso
Rumah Adat : Rumah Tongkonan.
Senjata Tradisional : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan Perisai
Lagu Daerah : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong.
Suku : Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar.
Bahasa Daerah : Bugis, Makssar, Mandar, Toraja

Pakaian Adat : Toraja

Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional :Keso-keso (sumber bunyi : Chordofon , digesek pada bagian senar dengan menggunakan alat
khusus), Alosu, Anak Becing, Basi-basi, Talindo dan Puwi-puwi.

Julukan : Kota Daeng

29.Provinsi Gorontalo Ibukota nya adalah Gorontalo


Berdiri : 15 Februari 2001
Dasar Hukum : UU.No.2/1999
Letak : Pulau Sulawesi ( 0ºLU-1ºLU dan 120º-124ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DM
Luas Wilayah : 10.804 km².
Bandar Udara : Jalaludin.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Gorontalo.
Pahlawan : Nani Wartabone dan Kusno Danupoyo
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Gorontalo, IAIN Sultan Amay Gorontalo
Makanan Khas Daerah : Ayam Panggang llolabu, Binte Biluhuta (Bubur Jagung), Ilabulo, Ayam Bakar Iloni, dll

Obyek Wisata : Benteng Otanaha, Pulau Saronde, Pemandian Lombongo, Pentadio Resort, Pantai Olele, Pantai Boalemo
Indah, Pantai Bolihutuo, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Emas, Tembaga, Tekstil, Makanan, Kayu, dll.

Tarian Tradisional : Tari Paule Cinde, Tari Polo Palo, Tidi Lopolopalo, Tari Saronde, Tari Padupa, dll
Rumah Adat : Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris
Senjata Tradisional : Badik, Wamilo, Sabele (Parang)
Lagu Daerah : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi
Suku : Gorontalo, Atinggola, Suwawa, Manado, Polahi
Bahasa Daerah : Atinggola, Gorontalo, Mongondow, Suwawa

Pakaian Adat : Sundi, Biliu

Identitas Daerah : Flora : Gofasa, Gupasa (Vitex Cofassus), Fauna : -

Alat Musik Tradisional : Ganda (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan )

NAMA PROVINSI DI PULAU MALUKU

30.Provinsi Maluku Ibukota nya adalah Ambon


Berdiri : 1 Juli 1958
Dasar Hukum : UU.No.20/1958
Letak : Kepulauan Maluku ( 0ºLS-9ºLS dan 124º-136ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DE
Luas Wilayah : 851.000 km².
Bandar Udara : Pattimura.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ambon.
Pahlawan : Kapiten Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Anthony Rhebok, Paulus Tiahahu, Karel Satsuit Tubun
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Pattimura (UNPAT).
Makanan Khas Daerah : Palai Badar, Dabu-Dabu Sesi, Tumis Bunga Pepaya, Saba’au Sopek Odheng, dll.

Obyek Wisata : Bekas Istana VOC, Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore, Gereja Kuno, Belkas Rumah Sutan
Syahrir dan Dr, Cipto Mangunkusumo, Museum Siswa dan Tugu Christina Martha Tiahahu, Benteng- Benteng
Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol, Sumber Air Panas, Taman Pahlawan Anzac, Pulau Doi, Taman Laut di
Pulau Pombo, Tugu Peringatan Tentara Jepang di Kayu Angus, Peninggalan Kesultanan Bancan, Pantai Hunimoa,
Peninggalan Kesultanan Jailolo, Teluk Kao, Pulau Kei dan Aru, dll.

Peninggalan Sejarah :
1. Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore.
2. Benteng-Benteng Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol.
3. Tugu Peringatan Tentara Jepang di Kayu Angus
4. Bekas-bekas Istana VOC
5. Kesultanan Jailolo
6. Kesultanan Bacan

Industri dan Pertambangan : Emas, Minyak Bumi, Minyak Kayu Putih, dll.

Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele, Tari Perisai


Rumah Adat : Rumah Baileo
Senjata Tradisional : Parang Salawaku
Lagu Daerah : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole,
Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, Tanase, Sayang Kene.
Suku : Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon, Rana, Alifru, Togitil, Furu-furu
Bahasa Daerah : Banda, Buru, Furu, Aru, Kei, Kaisar, Larat, Leti, Moa, Tanimbar, Seram dan Roma
Pakaian Adat : Maluku

Identitas Daerah : Flora : Anggrek Larat (Dendrobium Phalaenopsis), Fauna : Nuri Raja (Alisterus Amboinensis)

Alat Musik Tradisional : Nafiri (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan ), Floit,
Tifa, Tifa Totobuang, Sangka.

Julukan kota : Ambon Manise

31.Provinsi Maluku Utara Ibukota nya adalah Ternate sekarang Sofifi


Berdiri : 4 Oktober 1999
Dasar Hukum : UU.No.46/1999
Letak : Kepulauan Maluku ( 3ºLU-º3LS dan 124º-129ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DG
Luas Wilayah : 33.321,22 km².
Bandar Udara : Baabulah.
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Ternate, Jailolo Soasiu.
Pahlawan : Sultan Baabulah, Pati Unus, Nuku Muhammad Amiruddin.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-
Makanan Khas Daerah : Popede (sagu), Ketam Kenari, Halua Kenari, Bagea.

Obyek Wisata : Danau Dumas, dan Makette, Goa Alam Sagea, Air Terjun Desa Tabacempaka, Burung Bidadari, Kali
Barangka Dolong, Rumah Adat Sasadu, Oulau Mare, Pantai Akebaru, Benteng Oranye, Benteng Tolluco, Benteng
Bernavelt, dll.

Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Nikel, Minyak Kayu Putih, Asbes.

Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Dana-Dana, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang, Tari Ronggeng
Rumah Adat : Rumah Baileo.
Senjata Tradisional : Parang Salawaku dan tombak.
Lagu Daerah : Barero, Sarinande, Burung Kakak Tua.
Suku : Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani
Bahasa Daerah : Bacan, Damar, Balela, Fayo, Loda, Moba, Morotai, Obi, Sula, Taliabu, Ternate, Tobelo
Pakaian Adat : Maluku

Identitas Daerah : Flora : Cengkeh (Syzygium Aromaticum), Fauna : Burung Bidadari (Bidadari Bird)

Alat Musik Tradisional : Fu (sumber bunyi : Aerofon , ditiup serta dikendalikan oleh telapak tangan sebagai pengatur
suara)

NAMA PROVINSI DI PULAU IRIAN JAYA / PAPUA


32.Provinsi Papua Barat Ibukota nya adalah Kota Manokwari

Berdiri : 4 Oktober 1999


Dasar Hukum : UU.No.45/1999
Letak : Pulau Irian ( 0ºLS-5ºLS dan 130º-138ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DS
Luas Wilayah : 116.571 km².
Bandar Udara : Rendani (Manokwari) , Jefman (Sorong) Dan Torea (Fak-Fak)
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Manokwari, Pelabuahn Sorong, Pelabuhan Fak-Fak
Pahlawan : -
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-
Makanan Khas Daerah : Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.
Obyek Wisata : -
Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kayu Gelondong dan Kayu Lapis, Emas, Perak, Alumunium, Asbes,
Tembaga.

Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang, Tari Musyoh


Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko.
Suku : Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentan.
Bahasa Daerah :
Pakaian Adat : Serui

Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna :-

Alat Musik Tradisional : Guoto (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya)

33.Provinsi Papua Ibukota nya adalah Jayapura


Berdiri : 10 September 1969
Dasar Hukum : UU.No.12/1969 Dan UU.No.45/1999
Letak : Kepulauan Maluku ( 1ºLS-6ºLS dan 131º-141ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : DS
Luas Wilayah : 421.981 km².
Bandar Udara : Sentani Jayapura
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Jayapura.
Pahlawan : Frans Kaisapo, Silas Papare, Marten Indey.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Cendrawasih (UNCEN).
Makanan Khas Daerah : Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.

Obyek Wisata : Pantai Bonsik, Danau Sentani, Pantai Jendi, Tanjung Kasuari, Pantai Korem, Hutan Wisata Pulau
Supriori, Pulau Balanta, Pantai Tanjung Ria, Museum Jayapura, Pantai Klimpang, Gua Binsar/Gua Jepang, Sky Line,
Ria, dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Tembaga, Minyak Bumi, Kayu Lapis, Alumunium, Asbes, Marmer, Kayu Gelondongan.

Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang,Tari Musyoh, Tari Perang, Tri Selamat Datang
Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Pisau Belati, Busur dan Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati.
Bahasa Daerah : Dera, Kaure, Kentuk Bresi, Mann, Morwap, Molof, Mooi, Tobati, Senggi, Sentani
Pakaian Adat : Asmat

Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna : Burung Cendrawasih ( Seleucidis Melanoleucus)

Alat Musik Tradisional : Tifa (sumber bunyi : Kordofon , Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan),
Atowo, Totobuang.

34.Provinsi Kalimantan Utara (KALTARA)Ibukota nya adalah Tanjung Selor

Berdiri : 25 Oktober 2012


Dasar Hukum : UU No.20 tahun 2012
Letak : Pulau Kalimantan (0°57′ LU 116°26′ BT)
Tanda Plat Nomor Kendaraan :
Luas Wilayah : 85.618 km2 (33,057 mil²)
Bandar Udara : Juwata, Kolonel Robert Atty Bessing, Long Apung , Nunukan
Pelabuhan Laut : Malundung, Tengkayu I dan II dan Ferry Juata Laut, Tunon Taka
Pahlawan :-
Perguruan Tinggi Negeri : Universitas Borneo Tarakan, Universitas KALTARA Tanjung Selor
Makanan Khas Daerah :

Obyek Wisata : Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, Museum Rumah
Bundar, Museum Baloy Adat Tidung, Hutan Mangrove, Penangkaran Buaya Juwata,Taman Kebun Anggrek, Taman Oval
Ladang, Taman Oval Markoni, Taman Oval Malundung, Taman Monumen Penghargaan Kota Tarakan di Bandara
Juwata, Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata, Makam Tentara Jepang , Tugu Makam Tentara Australia, Air
Terjun Karungan, Pulau Sadau (semua di wilayah kita Tarakan)

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : (provinsi di sebelah utara Kalimantan ini memiliki potensi alam yang luar biasa. "Mulai dari
minyak, gas, kelautan dan tambang)

Tarian Tradisional : -
Rumah Adat : Rumah Baloy.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Bebilin

Suku : Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Tidung, Suku Dayak, Suku Bulungan, Suku Suluk dan suku-suku
lainnya
Bahasa Daerah : Tidung, Dayak
Pakaian Adat : -

Alat Musik Tradisional : -

(SEMENTARA PROVINSI KE 34 KALIMANTAN UTARA TANPA DISERTAI GAMBAR)

NAMA PROVINSI DARI HASIL PEMEKARAN

1.Provinsi Kepulauan Riau


2.Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3.Provinsi Banten
4.Provinsi Gorontalo
5.Provinsi Maluku Utara
6.Provinsi Papua Barat
7.Provinsi Kalimantan Utara (25-10-2012)

Keterangan alat musik :

1. Membranofon
Membranofon adalah kumpulan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari membran atau selaput kulit yang
diregangkan dan dipasang pada sebuah kotak atau tabung.
Contoh : tambur,genderang ,rebana,tifa dan lain sebagainya.

2. Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang diatur oleh lubang-lubang atau lidah
yang ada pada alat musik tersebut.
Contoh : seruling bambu. serunai , recorder dan lain sebagsinya.

3. Ideofon
Ideofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran alat musik itu sendiri.
Contoh : gong, angklung,gambang dan lain sebagainya.

4. Kordofon
Kordofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai/tali/senar/corda yang bergetar karena
dipetik,digesek,atau dipukul.
Contoh : Rebab, kecapi , siter dan lain sebagainya.

5. Elektrofon
Elektrofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari aliran arus listrik
Contoh : gitar listrik dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai