Pengertian Kebudayaan
Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Indonesiaa dalam bidang Ekonomi kreatif dan Pariwisata
Menurut Dominique Wolton ( dalam Nimrot,2007 ) Indonesia memiliki keunggulan budaya dalam interaksi Global seperti
:
1. Memiliki identitas Nasional berupa Bahasa Indonesia,semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga dapat
mempersatukan keragaman bangsa
2. Memiliki suku bangsa yang beragam sehingga menjadi modal dalam pelestarian dan pengembangan budaya
bangsa
3. memiliki sejarah yang meninggalkan banyak warisan berharga
Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan potensi bangsa. Namun,
keberagaman juga menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas
kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak
persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan
kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,
toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini
merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya
keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia. Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan
dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga
menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya
sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-
tiap pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.
2. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda
menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia
memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah,
persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang
yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan
suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi
oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia.
Perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut :
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis
ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa.
Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain.
Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.
Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan
daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya
dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut
rumah panggung. Alasan orang membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang.
Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.
Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara
kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai
peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.
Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).
Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam bentuk kesenian
daerah.
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil karya seni
dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia,
antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang terkenal,
antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di
Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat digemari turis
mancanegara.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan
kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-
suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan lingkungannya
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan
konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
“mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan
agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan
tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk
sedikit.
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut
oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun
demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.
Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia,
kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang
pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut
telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang
Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama
mayoritas.
Berikut penjelasan Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia
1. Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al Qur'an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj
3. Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
4. Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pembawa : –
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
5. Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
6. Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai pengertian ras, namun secara umum ras dapat diartikan sebagai
sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan
manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka,
ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisil yang lain.
Masyarakat indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia.
Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti :
1. ras malayan-mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali,.
2. ras malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan maluku.
3. ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.
4. ras Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah
Indonesia, namun terkadang mendiami wilayah tertentu.
Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit, bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu
disikapi dengan positif maka akan bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan dan
kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan lain-lain yang jika dikolaborasikan akan
bermanfaat untuk menciptakan kesejahteraan semua kelompok masyarakat.
Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang selalu ada dalam setiap
kehidupan manusia dan kedudukannya sangat penting. sejak Manusia lahir sampai meninggal dunia menjadi anggota
kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak lahir Manusia menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW,
kelurahan, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara. Meningkat remaja – dewasa kamu juga akan menjadi
anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi
bidang sosial, ekonomi, politik seni dan seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat dengan kelompok
dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari suatu kelompok (menyendiri tanpa berinteraksi
dengan orang lain). Oleh karena itu para ahli sosiologi memandang kelompok atau golongan itu merupakan unsur yang
sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada kelompok sosial di dalamnya.
Sedangkan Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis, dan kelompok yang
didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang sedarhana,
sedangkan solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal
pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.
Geertz yang mengamati kehidupan masyarakat Jawa, membedakan golongan atau kelompok manusia antara kaum
abangan, santri dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya ke dalam tiga tipe budaya ini
didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara mereka. Sedangkan menurut Weber yang mengamati kehidupan
masyarakat modern, istilah golongan atau kelompok terlihat pada sistem jabatan yang dinamakannya birokrasi.
Dalam kajian sosial, adanya perbedaan golongan atau kelompok juga diakibatkan adanya status dan peranan social.
Status atau kedudukan biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seorang dalam suatu kelompok atau
posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang mempunyai suatu status (Horton, 1993). Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan
diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari
gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban; peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan
hak-hak tersebut.
Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat harus dijadikan potensi untuk mempersatukan bangsa,
karena pada prinsipnya antara golongan yang satu dengan golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan
misalnya golongan atas (atasan) akan membutuhkan golongan bawah (bawahan atau karyawan). Begitu pula dalam
pemerintahan, pejabat pemerintah membutuh rakyat.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu
bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga
bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar
negara Pancasila.
Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang
berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita
tetap satu bangsa indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan tanah air Indonesia
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong
akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan
kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan
adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
a. dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
b. dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
c. dapat mengurangi prasangka antar suku
d. dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa
Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari
generasi ke generasi melalui belajar. Jika kita telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa,
kesenian, alat-alat, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai
kesenian atau adat istiadat saja.
Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu daerah. Pada umumnya,
kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi
berikutnya. Kebudayaan kita sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa lampau.
Kebudayaan nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita, sehingga
menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada saat kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan
peringatan kemerdekaan 17 Agustus, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau swasta. Sebagai
warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk
kebudayaan itu merupakan warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman budaya. Kita
juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan budaya yang ada sekarang ini
Bagaimana cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati keanekaragaman
budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.
5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap
lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran
yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan
daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan
Sejak seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kita anut. Dalam kehidupan
berbangsa, kita mengetahui keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan
kepercayaan kita kepada orang lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain, dengan
begitu tidak akan ada pertengkaran. Seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap
satu jua.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah
penyebaran ras di dunia, letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat
Indonesia antara lain ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan
Sulawesi. Kedua ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketiga ras Asiatic
Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tinggal menyebar di seluruh Indonesia, namun terkadang
mendiami daerah tertentu. Terakhir adalah ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan
Amerika.
Masyarakat Indonesia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 119.630.913 dan perempuan sebanyak 118.010413 Jumlah penduduk ini dari tahun
ke tahun semakin meningkat, sehingga diprediksi penduduk Indonesia akan bertambah pesat pada tahun-tahun
berikutnya, hal ini disebabkan oleh perumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun sekitar 1.49%. Suatu jumlah yang
besar dan dapat menimbulkan persoalan di kemudian hari. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi pertumbuhan
penduduk Indonesia. Ayo apa yang dapat dilakukan oleh kalian untuk memperlambat pertumbuhan penduduk
Indonesia?
Sering kali kita menjumpai seseorang memperlakukan orang lain secara berbeda karena perbedaan jenis kelamin.
Misalkan saat tugas piket kelas, maka anak laki-laki mengangkat meja dan perempuan menyapu. Kemudian yang menjadi
sekretaris dan bendahara kelas adalah anak perempuan. Keadaan inilah yang dinamakan gender, yang dapat diartikan
sebagai perilaku atau sikap yang disebabkan perbedaan jenis kelamin. Perilaku dan sikap ini bukan karena jenis kelamin
seseorang sehingga dia menjadi ketua kelas. Namun disebabkan oleh pandangan atau pendapat dalam masyarakat yang
memberikan tugas-tugas tertentu berdasarkan jenis kelamin.
Oleh karena hanya pandangan atau pendapat masyarakat, maka mengakibatkan perbedaan gender antar masyarakat.
perhatikan dalam suku bangsa di Indonesia ada yang mengikuti garis keturunan ibu atau bapak. Seperti dalam
masyarakat tertentu, nama marga mengikuti marga ayah, karena mengikuti garis keturunan laki-laki (patrilineal).
Sedangkan masyarakat yang lain lebih mengutamakan anak perempuan dari pada laki-laki dalam kedudukan di keluarga.
Bagaimana kita bisa bersikap menghormati keragaman ras yang ada di tanah air? Kita bisa mengembangkan sikap
berikut ini.
1. Menerima ras orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita jangan membedakan antara
ras yang satu dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan ras orang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan
harkat dan martabat yang sama.
Bagaimana kita bisa bersikap menghormati golongan atau kelompok lain yang ada di tanah air? Sama halnya dengan
sikap kita dalam menghormati keraghaman ras. Berikut beberapa sikap yang di kembangan dalam menghormati
kelompok atau golongan yang lain.
1. Menerima golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita jangan
membedakan antara golongan yang satu dengan golongan dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan golongan atau kelompok yang lain. Kita, manusia yang diciptakan
Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.
Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan
mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa
bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan
prinsip nilai-nilai kebersamaan di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan tersebut. Semua suku
bangsa, budaya, agama ras dan golongan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam
konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian
dirumuskan dalam semboyan yaitu “bhineka tunggal ika”.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu
bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga
bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar
negara Pancasila.
Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama
ras dan golongan yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa
persatuan yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa
menyepakati sebuah konsensus bersama untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat
mengatasi sekaligus menjembatani jalinan antarkomponen bangsa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia
memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah,
persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di
Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong
akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.
Dalam pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara plural terlengkap di dunia di
samping negara Amerika. Di Amerika dikenal semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika, yang
berarti banyak namun hakikatnya satu.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah beragamnya adat dan budaya Indonesia.
Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh makna tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias
dinding. Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil
menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi, menjadi sebuah bangsa yang utuh dan merdeka.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya.
Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain yakni:
Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan
dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan antar golongan
Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk
bersifat heterogen dan memiliki suku, ras dan budaya yang beraneka ragam. Keberagaman suku, budaya, agama, rasa
dan golongan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai
sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya
sendiri. Warisan agama dan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai macam etnis, suku, dan bahasa
di daerah-daerah yang menyebar di tanah nusantara.
Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan
internasional. Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain, maka para pedagang asing
datang ke Indonesia. Selain melakukan kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan kepercayaan
yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan
Indonesia, kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. . Kedatangan bangsa Eropa membawa
ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai ajaran
agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima budaya lain
Keanekaragaman suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan
sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan
persatuan dan kesatuan dalam Negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa, agama dan golongan yang ada Indonesia,
wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau
dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Untuk menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat keanekaragamaan kelompok sosial yang
tinggi diperlukan dengan sikap pengorbanan sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk melawan prasangka
dan diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau
kelompok lain.
Adapun sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong
serta nasionalisme kita. Kita mesti bangga, memiliki suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan yang beragam.
Keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Sebagai contoh bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. budaya asli daerah kita diklaim atau
diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
7 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia
Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk
bersifat heterogen dan memiliki budaya yang beraneka ragam. Keberagaman budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia
tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Warisan budaya yang berkembang di
Indonesia, berasal dari berbagai macam etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah nusantara.
Arti Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya adalah keseluruhan struktur-struktur sosial, religi. Dimana didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, adat istiadat yang ada di dalam sebuah masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Pada dasarnya Indonesia yang memiliki banyak budaya yang beragam. Pada perkembangannya manfaat
keberagaman budaya ini adanya akulturasi budaya, namun tidak menghilangkan ciri khas masing-masing malahan jadi
menambah keanekaragaman budaya Indonesia menjadi semakin kaya.
Ciri Keberagaman Budaya di Indonesia
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia, menjadi identitas bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang unik, karena bisa hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari berbagai budaya. Banyak manfaat yang
didapat dari sini, diantaranya:
7 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik
masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada
di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting
dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu
menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
Bukti Sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan
secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu
kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.
Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita
maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun
kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya
juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu
konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan
dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik
agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan
ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik
yang ada di Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan bagaimana seharusnya
mengelolanya dengan benar.
Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini
pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar
kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan
pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di
Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas
untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa ternyata
tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh
kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir.
Contoh lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil kebudayaan dulunya dipandang dalam
prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah menentukan baik buruknya suatu produk kebudayaan berdasarkan kepentingannya.
Implikasi yang kuat dari politik kebudayaan yang dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan
untuk menjadi “Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara natural, namun
dimatikan sedemikian rupa untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang disebut sebagai ”kebudayaan nasional
Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di
masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan kelompok sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan
tersudut. Seperti misalnya dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di Indonesia sesuai
dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan hilangnya otoritas adat yang ada dalam kebudayaan daerah.
Tidak dipungkiri proses peminggiran kebudayaan kelompok yang terjadi diatas tidak lepas dengan konsep yang disebut sebagai
kebudayaan nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah politik kebudayaan nasional ketika itu. Keberadaan kebudayaan
nasional sesungguhnya adalah suatu konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia
digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan berasal dari latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya, pemerintah kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan
nasionalnya dengan menggunakan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan
dengan gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional adalah juga suatu upaya untuk
mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah dihadapan warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang
nampak dipermukaan adalah gejala bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan
kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau kelompok-kelompok pinggiran, dimana
kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Setelah reformasi 1998, muncul kesadaran baru tentang bagaimana menyikapi perbedaan dan keanekaragaman yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. kesadaran untuk membangun masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi
terwujudnya masyarakat Indonesia yang multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan,1999). Dalam model
multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) yang mempunyai sebuah kebudayaan
yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua
kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang
mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah mosaik tersebut. Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai
acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang
terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak
kebudayaan di daerah”.
Sebagai suatu ideologi, multikultural harus didukung dengan sistem infrastuktur demokrasi yang kuat serta didukung oleh
kemampuan aparatus pemerintah yang mumpuni karena kunci multibudayaisme adalah kesamaan di depan hukum. Negara dalam
hal ini berfungsi sebagai fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang antara
kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah pengelolaan pemerintah pada keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan
sentralitas. Seperti misalnya kasus Papua dimana oleh pemerintah dibiarkan menjadi berkembang dengan kebudayaan Papuanya,
namun secara ekonomi dilakukan pembagian kue ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau hasil kebudayaan dapat
dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini dan tinggalan atau produk kebudayaan pada masa lampau.
Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3
wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik
kebudayaan yang berwujud artefak atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat
dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman
budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks
masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.
Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita
merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions)
tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara
yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam
keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi,
disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco
dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan
mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat
pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai
budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan
suku bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara
tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya
berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku
budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan
sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya. Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan
dalam karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan
Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya. Keragaman
budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila sebagai dasar negara. Burung Garuda sebagai lambang negara.
Pada kaki Burung Garuda terdapat pita yang bertuliskan Semboyan Bangsa Indonesai yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tulisan Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular pada masa kerajaan Majapahit, yaitu pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada.
Makna dari semboyan tersebut memberikan kesadaran bahwa negara kita adalah negara yang besar dengan
keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Keragaman suku bangsa dan budaya merupakan kekayaan bangsa kita.
Berikut ini 34 Provinsi di Indonesia dengan suku, bahasa daerah, pakaian adat, tarian, rumah adat, senjata tradisional,
alat musik, lengkap disertai dengan gambar.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Syah Kuala (UNSYIAH),Universitas Iskandar Muda (UNIDA)
Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), IAIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh
(Lhokseumawe), Universitas Abulyatama (Kota Baro, Aceh Besar), Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK), Politeknik
Negeri Lhokseumawe
Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging masak pedas,
Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji Rumbi,dll.
Obyek Wisata : Taman Nasional Gunung Leuser, Mesjid Raya Baiturrahman, Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Anuek
Laot, Iboih, Bekas Kerajaan Samudera Pasai, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Putroe Phang, Pinto Khop,
Danau Laut Tawar, Perpustakaan Islam Tanah Abee (khusus menyimpan buku-buku Islam), Museum Negeri Banda Aceh,
Gunongan (sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan), Benteng Indrapatra dll.
Peninggalan Sejarah :
1.Kherkoff, Kuburan Belanda yang membuktikan perlawanan
rakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda.
2. Makam Sultan Iskandar Muda, yang merupakan simbol kejayaan dari Kerajaan Aceh pada masa lalu.
Industri dan Pertambangan : Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF, Minyak,Emas, dan Perak.
Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman, Tari Ranup Lam Puan, Tari Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari
Aceh Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh, Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen Aceh, Tari Bungong Seulanga
Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh, Tari Saman Jaton Aceh, Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi
Aceh, Tari Likok Puloe Aceh, Tari Didong Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle, Tari Aceh Dara
Meukipah Tari Aceh Top Pade.
Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna : Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)
Alat Musik Tradisional : Serune Kalee (sumber bunyi : aerofon, ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari
sebagai pengatur nada),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, Rifai
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Medan, Universitas Sumatera Utara(USU), IAIN Sumatera
Utara, IKIP Medan
Makanan Khas Daerah : Lalamak, Sagsang, Bika Ambon, Tasak Telu, Anyang, Gulai Tumbuk Daun Singkong, Mie
Keling, Palai Bada Sibolga,dll
Obyek Wisata : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Danau Toba, Pulau Nias, Taman Wisata Sikundur, Museum
Perjuangan Bukit Barisan, Museum Daerah Sumatera Utara, Pantai Cermin, Kebun Binatang.
Peninggalan Sejarah :
1. Biaro Bahal, ditemukan di Padang Sidempuan.
2. Istana Maimun atau Istana Deli.
3. Candi Portibi peninggalan dari Kerajaan Hindu Panai yang memerintah sekitar tahun 1039.
4. Benteng yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di tahun 1365.
5.Makam Batu Raja-Raja Batak.
Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas,Tari Tor Tor, Tari Terang Bulan (Karo) Tari Maena (Nias), Tari Pesta
Gembira, Tari Karo Lima Serangkai, Tari Kuala Deli Tanjung Katung Medan, Tari Dembas Simenguda Tapanuli, Tari
Kemuliaan Man Dibata Karo, Tari Bolo-Bolo Karo, Tari Begu Deleng Sumatera Utara, Tari Ngari-ngari Karo.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo Nias (Gacula Religiusa Robusta)
Alat Musik Tradisional : Aramba (sumber bunyi : Ideofon, dipukul dengan mengunakan pemukul khusus),Doli-doli,
Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Andalas (UNAND), IKIP Padang, IAIN Imam Bonjol
Makanan Khas Daerah : Rendang Padang, Lepat ketan, Gulai Pangek, Paniaram, Daging Asam Padeh, Ayam bakar
Padang,dendeng balado, sate padang dll.
Obyek Wisata : Museum Adityawarman, Jam Gadang dan Benteng Fort de Kock, Goa Jepang, Taman Siti Nurbaya,
Kepulauan Mentawai, Pantai Air Panas, Danau Maninjau, Danau Singkarak,
Lembah Harau, Lembah Anai, Krang Tirta, Puncak Lawang, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Batu Nisan Raja Adityawarman di Limokaum Batusangkar, bertuliskan tahun 1356.
2. Patung Adityawarman ditemukan oleh pemerntah Hindia Belanda di Padangrocok dekat sungai Lansek, yang saat ini
disimpan di Museum Nasional Jakarta.
3. Prasasti Besar Pagaruyung, di dapatkan di bukit Gombak bertahun 1356.
4. Prasasti Adityawarman dari Suroaso ( Batusangkar ).
Tarian Tradisional : Tari Baralek Gadang, Tari Indang Minangkabau, Tari Rantak Minangkabau, Tari Galombang
Minangkabau, Tari Piring Kubu Durian Padang, Tari Pasambahan Minang, Tari Indang Badinding,Tari Sabalah
Sumatera Barat, Tari Payuang Padang, Tari Alang Babega Minangkabau, Tari Ambek Ambek Koto Anau Sumatera
Barat, Tari Lilin, Tari Kain Pasisia Salatan, Tari Selendang Minangkabau, Tari Barabah Minangkabau, Tari Galombang
Pasambahan, Tari Panen, Tari Rancak Minangkabau, Tari Tudung Saji Minangkabau, Tari Rancak Di Nan Jombang,
Tari Payung Duo
Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau Besar (Agusianusargus)
Alat Musik Tradisional : Saluang (sumber bunyi : Aerofon, ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari
sebagai pengatur nada), Talempong.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Riau ( UNRI ), IAIN Sultan Syarif Kasim
Makanan Khas Daerah :
Obyek Wisata : Candi Muara Takus, Batu Pantai Nongsa, Komplek Istana Kerajaan Siak, , Pantai Pasir Panjang (Pantai
Trikora), Suaka Alam Kerumutan, Pantai Tanjung Pesona, Semenanjung Senggarai, Taman Laut, Bekas Istana Gunung
Sahilang.
Peninggalan Sejarah :
1. Komplek Istana Sultan Sri Siak Indapura yang dibangun 1898.
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Emas, Perak, Bauksit dan Kertas, Cumb rubber, plastik, Plywood.
Tarian Tradisional : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari
Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin Kampung Melayu Pekan Baru, Tari RiuhTambourine.
Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit (Loriculus Pusillus)
Alat Musik Tradisional : Gambus (sumber bunyi : Kordofon, dipetik dengan menggunakan jari, serta memainkan nada
dengan menggunakan jari), Rebana, Saluang dan Talempong.
Peninggalan Sejarah :
1. Candi Muara Takus. Peninggalan Kerajaan Sriwaijaya di pulau Karimun
2. Puri bekas Yang Dipertuan Muda, salah satu kejayaan Kerajaan Melayu Riau di pulau Penyengat.
3. Prasasti Pasir Panjang ( Batu Bersurat ) di pulau Karimun
Industri dan Pertambangan : Pakaian Jadi dan Batubara, mesin, kimia, industri logam.
Tarian Tradisional : Tari Tandak,Tari Persembahan, Tari Madah Gurindam Tanjung Pinang, Tari Tabal Gempita,
Tarian Gamelan.
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : Gendang Panjang (sumber bunyi : Membranofon, ditepuk dengan menggunakan telapak tangan)
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Jambi (UNJAM), Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan
Tahaha Syarifuddin
Makanan Khas Daerah : Tempoyak, Gulai Rebung Jambi, Putri Kandis Pelangi, dll.
Obyek Wisata : Danau Kerinci, Taman Anggrek, Goa Alam Toangko, Candi Muara Jambi, Air Panas Bumi, Danau Sipin,
Taman Mayang Manggurai, Goa Alam Tingkap, Taman rimba, Danau Ladeh Panjang, Batu Bertulis Karang Birahi,
Taman Nasional, Berbak, Taman Nasional Kerinci,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Flakes Obsidian, benda purbakala berasal dari Kerinci.
2. Bejana Perunggu, Danau Kerinci
3. Prasasti Karang Birahi,di Merangin Jambi.
Tarian Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan, Tari Rentak Besapih, Tari Kipas Keprak, Tari Tauh,
Tari Selaras Pinang Masak, Tari Selendang Mak Inang, Tarian Magis Gadis.
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : Gambus (sumber bunyi : Kordofon, dipetik pada bagian senarnya)
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sriwijaya (UNSRI), IAIN Raden Fatah
Makanan Khas Daerah : Pempek Palembang, Tekwan, Burgo, Sate Pentul, Mie Celor
Obyek Wisata : Danau Ranau, Pulau Kemaro, Taman Purbakala Geding Suryo, Gunung Dempo, Bukit Salero, Museum
Timah, Pantai Matras, Pantai Tanjung Kelayang, Pusat Tenun Songket, Kawah Tengkurep, Air Terjun Tenag,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Piagam Talang Tuwo.
2. Prasasti Telaga Batu ( Prasasti Persumpahan ) yang berisikan kutukan.
3. Taman Purbakala Gede Ing Symo, Komplek kuburan Islam abad pertengahan.
4. Prasasti Kedukan Bukit bertahun 683 masehi, ditemukan di Palembang tahun 1920
Tarian Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek, Tari Kelindan Sumbay, Tari Kipas Linggau Tarian Pagar
Pengantin Palembang, Tari Gending Sriwijaya
Alat Musik Tradisional : Accordion (sumber bunyi : aerofon, Dengan menggunakan kedua tangan, tangan yang satu
sebagai pengatur alunan suara sedangkan tangan yang satu lagi sebagai pengatur nada)
Obyek Wisata : Pantai Teluk Uber, Pantai Romondong, Pantai Penyusuk, Pantai Air Anyer, Pemandian air panas Pemali,
Gunung Maras, Hutan Wisata Sungailiat, Pantai Matras, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Batu
Bedaun, Pantai Rebo, Pantai Tikus, Pantai Layang,dll.
Peninggalan Sejarah : -
Tarian Tradisional : Tari Puteri Bekhusek, Tari Tincak Gambus Bangka Belitung, Tari Taluput Bangka Belitung
Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
Senjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, Kedik
Suku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh,
Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)
Bahasa Daerah : Melayu Bangka
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa, Babi, Kancil, Elang, ayam
Alat Musik Tradisional : Gendang Melayu (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan),
Gambus, Suling.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Bengkulu (UNIB), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Makanan Khas Daerah : Oncong-oncong pisang.
Obyek Wisata : Bunga Raflesia Raksasa, Pantai Nala dan Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah, Danau Gadang,
Pantai Pasir Putih, Bukit Gedang Seblat, Pantai Jakat, Kaur Timur,
Perkampungan Cina, Sungai Gunung Saelan, Gua Sarang Butung Layang-layang Kedurang, Hutan Wisata Bukit Daun,
Air Terjun Kepala Curup, Gunung Emas, Pantai Muara, Gunung Nanu’ua, Bukit Kaba, Pantai Linau, Suban Air Panas.
Peninggalan Sejarah :
1. Makam Sentot Alibasa.
2. Benteng Marlborough.
3. Monumen Parr Dan Monumen Hamilton.
Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna : Beruang Madu (Elartos Malayanus)
Alat Musik Tradisional : Doll (sumber bunyi :Membranofon , dipukul dengan menggunakan alat pemukul), Gong, Serdap,
dan Kerilu
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lampung (UNILA), IAIN Radin Inten
Makanan Khas Daerah : Srawit Lampung, Punyeu Baung, Malbi Hati, Gulai Balak, Gulai Taboh, Maksuba,dll.
Obyek Wisata : Way Kambas, Pulau Rejekwesi, Pulau Pasir, Pasir Putih, Pantai Merak Belantung, Gunung Rajabasa,
Pantai Wartawan ,Krakatau, Way Belerang, Pulau Condong, Air Terjun Way Lalaan, Teluk Kiluan, Pantai Mutun, Pantai
Klara, Pantai Gigi Hiu
Peninggalan Sejarah :
1. Guci Purbakala Pugung Raharjo Lampung.
2. Komplek Megalitik Pugung Raharjo.
3. Makan Radin Intan II.
4. Prasasti Palas Paembah.
5. Prasasti Batu Bedil.
Industri dan Pertambangan : Emas, Pakaian Jadi, Sapi Potong, dan Pupuk, Marmer, Biji besi, Mangan.
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Ngelajau, Tari Sembah Lampung, Tari Bedana Lampung.
Rumah Adat : Nuwou Sesat
Senjata Tradisional : Payan, Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik (dan biasanya mekhanai/khagah lampung bila
bepergian selalu membawa badik untuk melindungi dirinya dari serangan lawan), Pisau/Lading, Terapang, Beladu
Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu,
Lampung (Sebatin dan Pepadun)
Bahasa Daerah : Lampung (Api dan Nyo)
Pakaian Adat : Kain tapis dan Siger
Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah (elephas Maximus Sumatranus)
Alat Musik Tradisional : Bende dan Kulintang (sumber bunyi :Ideofon , dipukul dengan menggunakan alat pemukul
khusus)
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Indonesia (UI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ),Universitas
Bhayangkara Jakartaraya, (UBHARA), Universitas Satyagama, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma,
UniversitaS Islam As-Syafi'yah (UIA), Universitas Islam Jakarta (UIJ), Universitas Jayabaya, Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Suryadarma, Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Universitas Kristen
Indonesia (UKI), Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG),Universitas Tarumanegara (UNTAR) Univeritas
TRISAKTI,Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTN)
Makanan Khas Daerah : Kerak Telor, Ketoprak Betawi,Daging Asam, Talam Ebi,NasiUlam, Geplak Bakar Betawi, Dodol
Betawi, Tauge Goreng, Soto Betawi.
Obyek Wisata : Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol, Monumen Pancasila Sakti, Kepualauan
Seribu, Gereja Katedral, Mesjid Istiqlal, Pusat pertokoan modern di berbagai tempat, Monumen Satria Mandala, Museum
Wayang, Museum Bahari, Kebun Binatang Ragunan, Kota Lama, Tugu Monas, Taman Ismail Marzuki, Planetarium,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Tugu.
2. Si Jagur,meriam Portugis.
3. Bekas Balaikota Belanda, kini menjadi Museum Kota Jakarta.
Industri dan Pertambangan : Pupuk TSP, Tekstil, Pemintalan Benang, Mobil dan Perakitan,Kayu Lapis, Farmasi, Susu,
Percetakan, Logam.
Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol (Haliastur Indus)
Alat Musik Tradisional : Tehyan (sumber bunyi : Kordofon , digesek dengan alat khusus pada bagian senar/ dawainya
seperti memainkan biola)
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Padjajaran (UNPAD), IPB (Institut Pertanian Bogor) Universitas
Indonesia Depok (UI Depok), Institut Teknologi Bandung ( ITB), STT Telkom, Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI),Universitas Nurtanio (UNNUR),Institut Tehnologi Adityawarman, Institut Tehnologi Nasional
(ITENAS),Universitas Maranatha, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN- Cirebon),
Makanan Khas Daerah : Oncom, pepes, Sirpan, siomay Bandung, sate Bandeng, Daging lapis, Pepes Ikan Majalaya, Sayur
Asem,Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko,dll.
Obyek Wisata : Kebun Raya Bogor, Istana Presiden Bogor, Museum Zoologi, Taman safari Indonesia, waduk Jatiluhur,
Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Pangandaran,Cikepuh, Pelabuhan Ratu,Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton
Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan Cirebon, Makam Sunan Gunung ati Cirebon dll.
Peninggalan Sejarah :
01. Candi Cangkuang (Garut).
02. Prasasti Kebon Kopi (Bogor).
03. Prasasti Muara Ciaruteun (Bogor).
04. Prasasti Pasir Alwi (Bogor).
05. Keraton Kasepuhan (Cirebon).
06. Keraton Kanoman (Cirebon).
07. Keraton Kacirebonan( Cirebon).
08. Makam Sunan Gunung Jati (Cirebon).
09. Prasasti Batu Telapak Kaki Raja Tarumanegara, Purnawarman (Prasasti Cinten).
Industri dan Pertambangan : Minyak, Tekstil, Pabrik Teh, Susu, Sutra Alam, Baterai, Kertas, Pupuk, Semen, Senjata,
Alat Telekomunikasi, Pesawat Terbang ,Batik, Tenun,dll.
Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul (Panthera Pardus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : Angklunga (sumber bunyi : Ideofon , Digetarkan/digoyang dengan menggunakan tangan),
Arumba, Calung, Dog-dog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,Universitas Islam Negeri (UIN)
Makanan Khas Daerah : Bubur Ayam Banten, Angeun Lada, nasi sumsum, balok menes, gemblong, emping,dll.
Obyek Wisata : Taman Nasional Ujung Kulon, Panter Anyer, Gunung Krakatau, Pulau Shangyang, Pulau Sabesi, Tanjung
Lesung, Situs Arkeologi Banten lama, Pantai Carita, pantai Karang Bolong, pantai Sawarna, pantai Karang Taraje, Rawa
Dano dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Lebak (Banten Selatan).
2. Benteng Inong Bale (Benten).
3. Benteng Surasoan (Banten).
Industri dan Pertambangan : Minyak, Baja, Pipa Asbes, Semen, Sentra Aneka Industri (Tangerang).
Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak Jawa (Rhinocerus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : Gendang (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan,Terbang
gede, Angklung buhun.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Jendral Soedirman,
Universitas Sebelas Maret, IAIN Wali Songo, Universitas Negeri Semarang (UNES), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Makanan Khas Daerah : Lumpia, Ampyang, Nasi Kuning Banjar, Nasi Gandul, Buntil, Tempe Mendoan, Soto Kudus,
Nasi Angkringan, Pecel lele, dll.
Obyek Wisata : Candi Borobudur, Gunung Dieng, Mesjid Demak, Batu Raden, Curug Bekawah,Air terjun Grojogan
Sewu, Museum Sangiran, Museum Kereta Api Ambarawa,Museum Batik, Telogo Warno, Makam Sunan Kudus, Waguk
Gajah Mungkur, Pantai Logending, Monumen Palagan Ambarawa, Makam R.A.Kartini, Menara Kudus, Makam Sunan
Kudus, Goa Jatijajar, Pantai Pedaten,
Pantai karang Bolong, Tawang Mangu,Waduk Sempor,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Prasasti Canggal (Magelang)
2. Candi Gedongsongo (Semarang)
3. Candi Ngawen, Candi Borobudur, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Sewu (Magelang)
4. Candi Dieng ( Dieng)
Industri dan Pertambangan : Semen, Pupuk, Kertas, Tekstil, Batik, Tenun, Pemintalan Benang, Karung Goni, Kayu
Lapis, Perkapalan,dll.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung Kepodang (Oriolus Chinensis)
Alat Musik Tradisional : Gamelan (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan pemukul khusus), Rebab,
Celempung atau Sitar, dan Suling.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta, (IKIP
Yogyakarta), Institut Seni Indonesia(ISI), IAIN Sunan Kalijaga,
Makanan Khas Daerah : Bapia, Gudeg Jogja, Geplak Bantul, Ayam Bakar Kalasan,dll.
Obyek Wisata : Keraton Jogjakarta, Pantai Parang Tritis, Istana Air Taman Sari, Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai
Kukup,Goa Kiskendo, Kota Gede, Kali Urang, Candi Prambanan, Monumen Pangeran Diponegoro (Sasana Wiratama),
Waduk Sermo, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Candi Kalasan.
2. Candi Prambanan.
3. Candi Parwa.
4. Petilasan Ratu Boko.
5. Prasasti Kalasan.
6. Keraton Jogjakarta.
7. Keraton Paku Alam.
8. Tempat tinggal Pangeran Diponegoro yang dijadikan Sasana Wiratama.
Industri dan Pertambangan : Tekstil, Batik, Bahan Mori, Rokok/Cerutu, Emas dan Perak,Percetakan dan Kosmetik.
Identitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut (Geopelia Striata)
Alat Musik Tradisional : Gendang (sumber bunyi : Ideofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan)
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya,
Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Surabaya (ITS), IAIN Sunan Ampel.
Makanan Khas Daerah : Semanggi, Rujak Cingur, Bakso Malang, Tahu Campur Lamongan,
Pecel Tumpang Kediri, Japit Udang Madura, Kue Lapis Surabaya ,Soto Madura, Sate Ayam Madura,dll.
Obyek Wisata : Gunung Kawi, Ai Terjun Sedudo, Makam Proklamator RI di Blitar, Karapan Sapi Di Pamekasan, Kawah
dan Gunung Bromo, Pantai Prigi, Museum Trowulan, Pantai Pasir Putih Slopeng, Tretes Baluran, Kali Klatak,Taman
Candra Walwatikta,dll.
Peninggalan Sejarah : Candi Kidal, Candi Jago, Candi tikus, Candi Jawi, Candi Brahu, Candi Jabung, Candi Singosari,
Makam Sunan Giri, Makam Sunan Ampel,dll.
Industri dan Pertambangan : Semen, Perkapalan, Kertas, Pupuk, Baterai, Gelas Kaca, Alkohol, Kayu Lapis, Kereta Api,
Garam, Percetakan, Rokok,dll.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa), Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)
Alat Musik Tradisional : Bonang (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan dengan menggunakan pemukul
khusus), Sitar, Gamelan Jawa.
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Udayana, Universitas Warmadewa (UNWAR), Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Pariwisata
Makanan Khas Daerah : Be’siap Base Palaleh, Sate Be’Sampe, Zukut Undis, Ayam Bakar Betutu, Jukut Urap, Serapah
Daging, Kenus Mebase,dll.
Obyek Wisata : Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun, Pura Goa Lawah, Pura Luwur Uliuwatu,
Pura Bekasih, Pura Bukit Gajah, Pantai Jungut,Ubud, Trunyam, Werdi Budaya,Museum Bali, Desa Penelokan, Desa
Kintamani, Desa Kamasan, Danau Batur, Bedugul, Istana Tampak Siring, Art Centre Abain Kapas, Pantai Lovina,
Mandaa Wisata Mengwi, Museum Le Mayeur,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Benteng Jagaraga.
2. Monumen Padang Galah.
3. Pura Luwur Uluwatu.
4. Pura Taman Ayun.
5. Keraton Raja Klungkung.
Identitas Daerah : Flora : Majegau (Dysoxyloum Densiforum), Fauna :Jalak Bali (Leucopsar Rathchildi)
Alat Musik Tradisional : Cengceng (sumber bunyi : Ideofon , diletakkan di kedua telapak tangan kemudian ditepuk
sehingga saling berbenturan dan mengeluarkan suara), Gamelan Bali.
Obyek Wisata : Istana Sultan Bima, Gili Meno, Pusa Lingsar, Suranadi, Pulau Moyo, Danau Lebok Taliwang, Pura Meru,
Pantai Sira, Pantai Senggigi, Batu Bolong, Gunung Pengsong, Dalam Loka Taman Maruya, Gunung Tambora, Liang
Petang,dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Pura Meru, peninggalan Kerajaan Singosari dibangun oleh Anak Agung Gede Karang pada tahun 1720 masehi.
2. Dalam Loka, bekas Keraton Sumbawa.
3. Istana Sultan Bima, peninggalan dari Kesultanan Bima.
Identitas Daerah : Flora : Ajan Kelincung (Diopsyros Marcrophylia), Fauna : Rusa Timur (Cervus Komodoenci)
Alat Musik Tradisional : Serunai (sumber bunyi : Areofon ,ditiup sambil memainkan nada dengan menggunakan jari pada
lubang-lubangnya), Cungklik.
Obyek Wisata : Taman Nasional Pulau Komodo, Danau Tiga warna Kelimutu, Pantai Lasiana, Camlong, Desa Tradisional
Mentangi,Pulau Sumba, Museum Kupang, Rumah Pembuangan Bung Karno, Desa Nita dan Koting,Museum
Ledalero,Waiawa, dll.
Identitas Daerah : Flora : Kayu Cendana (SantalunmAlbum), Fauna : Komodo (Veranus Komodoensis)
Alat Musik Tradisional : Sasando (sumber bunyi : Chordofon , dipetik dengan menggunakan jari pada senarnya), Foi
Mere, Keloko, Kinu.
Obyek Wisata : Rumah Panjang,Danau Sebedang, Pantai Pasir Panjang, Keraton Sambas, Monumen Mandor, Keraton
Mempawah, Gunung Berangin, Bukit Tukung, Pantai Penimbangan,dll.
Peninggalan Sejarah:
1. Guci Berhias Naga, kurang lebih abad ke V, menunjukkan adanya pengaruh Cina di Kalimantan Barat.
2. Keraton Mempawah, peninggalan Kerajaan Mempawah.
3. Keraton Sambas, Peningalan Kerajaan Sambas.
Industri dan Pertambangan : Bauksit, Intan, Industri konstruksi, Minyak Kelapa, Rotan, Karet.
Identitas Daerah : Flora : Tengkawang Tungkul (Shorea Stenoptera), Fauna : Enggang Gading (Rhinoplax Vigil)
Alat Musik Tradisional : Tuma (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan), Gerdek
(Seruling Tempurung), dan Sampek (Sejenis gitar)
Obyek Wisata : Pantai Kumai, Pelabuhan Kareng Bengkirai, Taman Alam Unpar, Taman Nasional Tanjung Puting,
Museum Kalimantan Tengah, Bukit Rawi, Bukit Batu Tangkiling,dll.
Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : Barang Kelontong, Minyak Kelapa, Karet ,Rotan, Minyak Bumi, Intan.
Tarian Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai, Tari Giring-giring, Tari Kumbang Padang, Tari Kenyak,
Tari Baksa Kambang, Tari TAndik Balian
Rumah Adat : Rumah Betang
Senjata Tradisional : Mandau, Lunduk Sumpit, Talawang, Randu(sejenis tombak), Perisai.
Lagu Daerah: Kalayar, Nuluya, Palu Lempong Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang Kitik-kitik, Manasai
Suku : Dayak,Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan, Taboyan, Bukumpai
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Mandarin
Identitas Daerah : Flora : Tenggaring (Nephelium Lepaceum), Fauna : Kuau Melayu (Poliplectromalacense)
Alat Musik Tradisional : Japen (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya), Sampek (sejenis gitar), Gerdek
(Seruling Tempurung), Kledi (Kaldei)
Obyek Wisata : Lok Sado, Goa Kelelawar, Sungai Cuka, Air Terjun Batu Kura (Bajuni), Pantai Takasiung, Pulau Kaget,
Sungai Barito, Goa Hapu Air Terjun Haratai,Goa Beramban, Goa Batu Bini, Pantai Batakan, Museum Banjar Lambung
Mangkurat. Taksi Air dan Pasang Terapung, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Mesjid Sultan Sriansyah, Mesjid pertama di Kalimantan Timur.
2. Candi Ijo.
3. Makam Sultan Sriansyah (Pangeran Samudra) pendiri kota Banjarmasin.
Industri dan Pertambangan : Batubara, Intan, Bijih Besi, Kerajinan dari Rotan.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Katsuri (Mangifera Casturi), Fauna : Bekantan (Nasalis Larvatus)
Alat Musik Tradisional : Panting (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya ), Babun.
Obyek Wisata : Manggar Besar, Tanjung Isuy, Tanag Grogot, Tanah Merah, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Kerajaan Kutai Kertanegara.
2. Prasasti Muara Kanan.
3. Prasasti Mulawarman dari Kerajaan Kutai Kertanegara yang menggunakan huruf Pallawa tahun 400 masehi.
Industri dan Pertambangan : Kayu Lapis, Gas Alam Cair, Minyak Bumi, Tenun, Kristal, Timah.
Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Gong, TAri Belian Senteyu, Tari Gantar, Tari Hudog.
Rumah Adat : Rumah Lamin.
Senjata Tradisional : Mandau, Bujak, Anak Mandau, Beliung dan Sumpitan
Lagu Daerah : Indung-Indung, Burung Enggang, Meharit, Sabar'ai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang
Suku : Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis, Abal, Bulungan, Tidung,
Kenyah, Berusau.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar
Pakaian Adat : Urang Besunung
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata), Fauna : Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)
Alat Musik Tradisional : Sampe (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya )
Obyek Wisata : Bunaken, Taman Laut Teluk Liang, Pantai Indah Gorontalo, Taman Wisata remboken, Kelenteng Ban
Hiang Kiong, Tasik Ria, Museum Provinsi Sulawesi Utara, Pantai Kema, Manado Tua, Siladen, Watu Pinabetengan,
Waruga, Benteng Otanaha, Karumenga, Kayuwatu, Museum Dr sam Ratulangi, Kasinggolan, Dumoga Bone, Pulau
Lembeh, Danau Limbote, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Makam Kyai Maja.
2. Makam Pahlawan Nasional Imam Bonjol.
Industri dan Pertambangan : Minyak Kelapa, Emas, Marmer, Mangan, Gips, Kayu, dll.
Tarian Tradisional : Tari Maengket, Tari Polo-Palo, Tari Cakalele, Tari Biteya, Tari Kalibombang,Tari Tumetanden
Rumah Adat : Rumah Pewaris, dan Rumah Bolaang Mongondow
Senjata Tradisional : Keris, Peda, Perisai, Sabel, Tombak.
Lagu Daerah : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo, Tahanusangkara.
Suku : Minahasa, Bolaang Mangondow, Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore,
dan Obi
Bahasa Daerah : Minahasa, Sangir, Talaud
Pakaian Adat : Minahasa
Identitas Daerah : Flora : Longusei (Ficus Minahasae), Fauna : Tangkasi (Tarsius Spectrum)
Alat Musik Tradisional : Kolintang (sumber bunyi : Ideofon , dipukul dengan menggunakan pemukul khusus)
Julukan : Kota Tinutuan
Obyek Wisata : Pemandian Air Panas di Kalumpang, Anjoro Pitu, Sumur Jodoh dan Taman Laut di Pulau Karampung,
Tapandulu dan Arelle di Mamasa, Pasir Putih di kabupaten Polman, air Terjun Sapi di Mamuju, Padi Tammanurung
Kalumpang,tempat wisata Palippis.
Peninggalan Sejarah : Mesjid Kerajaan Balanipa Mandar, situs makam Raja Todilaling. makam To Salama Batulaya,
makam Imam Lapeo, Istana Kerajaan Balanipa Mandar
Industri dan Pertambangan : Bijih Besi, Nikel, Tembaga, Timah Hitam, Gips,Semen dan Industri Kecil Lainnya.
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : Kecapi (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya)
Obyek Wisata : Danau Poso, Goa Pamona, Tentena, Bada Napu, Sumber Air Panas Bora, Air Terjun wena, Kuwali,
Kulawi, dll.
Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : Emas, Bijih Besi, Nikel, Mika, kayu olahan, Pengalengan ikan, Udang beku, dll.
Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Peule Cinde, Tari Torompio,Tari Dero Poso, Tari Mamosa, Tari Kalanda.
Rumah Adat : Rumah Tambi
Senjata Tradisional : Pasatimpo, Tombak Kanjae / Surampa (ujungnya berbentuk trisula), Parang, Tombak, Pisau,
Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tondok Kadadingku, Tope Gugu, Tumpiwanyu.
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan
Balatar
Bahasa Daerah : Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Kailli, Pamona, Lore, Moli, Toli-toli, Tomini.
Pakaian Adat : Kulavi ( Donggala )
Identitas Daerah : Flora : Pohon Ebony (Diospyros Celebia) ,Fauna : Burung Maleo ( Macrolephalon Maleo)
Alat Musik Tradisional : Ganda (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan )
Obyek Wisata : Tanjung Amolengo, Suaka Margasatwa di Tanjung Peropa, Rawa Aopa, Pemandian Air Laut Kendari,
Air Terjun di Kendari, Cagar Alam Kayu Jati di Napabale, Air Terjun di Kolaka, Panorama Motonu No, Cagar Alam
Kayu Kuku, Pemandian Air Laut Mayaria Kasilampe,Pantai Nirwana, Air Terjun di Biton, dll.
Industri dan Pertambangan : Kelontong, Nikel, Minyak Kelapa, Aspal, Kapur, dll.
Tarian Tradisional : Tari Modinggu, Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari Manguru, Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari
Kolega
Rumah Adat : Rumah Istana Buton dan Laikas
Senjata Tradisional : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-Tawa, Ma rencong-rencong, Indo Lugo
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio,
Moronene, Wononii, Kulisu, Laki, dan Bugis
Bahasa Daerah : Bunku-Laki, Muna-Butung
Pakaian Adat : Babung Ginasamani
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Serat ( Dendrobium Utile) ,Fauna : Anoa
(Anoa Depressicomis)
Alat Musik Tradisional : Lado-lado (sumber bunyi : Ideofon, dipukul dengan menggunakan pemukul khusus )
Obyek Wisata : Makam Pahlawan Diponegoro, Makam Raja-Raja Talo, Benteng Ujung Pandang, Pulau Kayangan,
Sungguminasa, Taman Anggrek, Taman Purbakala Leang-Leang, Birta Ria, Tanjung Bira/ Bulukumba, Go Mampu,
Watampone, Tongkonan ( serambi mayat, kuburan di atas tebing), Tana Toraja, Pare-Pare / Pantai Lumpus.
Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Raja Gowa.
2. Mesjid Katangka.
3. Makam Raja-Raja Bugis Watang Lamuru.
4. Benteng Sombaupu.
Industri dan Pertambangan : Kimia, Kertas, Logam, Bahan Makanan, Pakaian Jadi, Gips, Tembaga, Semen, Minyak,
Nikel, Batubara, Percetakan, dll.
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari Bissu, Tari Ma'gellu, Tari Pakarena, Tari Kalioso
Rumah Adat : Rumah Tongkonan.
Senjata Tradisional : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan Perisai
Lagu Daerah : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong.
Suku : Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar.
Bahasa Daerah : Bugis, Makssar, Mandar, Toraja
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional :Keso-keso (sumber bunyi : Chordofon , digesek pada bagian senar dengan menggunakan alat
khusus), Alosu, Anak Becing, Basi-basi, Talindo dan Puwi-puwi.
Obyek Wisata : Benteng Otanaha, Pulau Saronde, Pemandian Lombongo, Pentadio Resort, Pantai Olele, Pantai Boalemo
Indah, Pantai Bolihutuo, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dll.
Peninggalan Sejarah : -
Tarian Tradisional : Tari Paule Cinde, Tari Polo Palo, Tidi Lopolopalo, Tari Saronde, Tari Padupa, dll
Rumah Adat : Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris
Senjata Tradisional : Badik, Wamilo, Sabele (Parang)
Lagu Daerah : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi
Suku : Gorontalo, Atinggola, Suwawa, Manado, Polahi
Bahasa Daerah : Atinggola, Gorontalo, Mongondow, Suwawa
Alat Musik Tradisional : Ganda (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan )
Obyek Wisata : Bekas Istana VOC, Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore, Gereja Kuno, Belkas Rumah Sutan
Syahrir dan Dr, Cipto Mangunkusumo, Museum Siswa dan Tugu Christina Martha Tiahahu, Benteng- Benteng
Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol, Sumber Air Panas, Taman Pahlawan Anzac, Pulau Doi, Taman Laut di
Pulau Pombo, Tugu Peringatan Tentara Jepang di Kayu Angus, Peninggalan Kesultanan Bancan, Pantai Hunimoa,
Peninggalan Kesultanan Jailolo, Teluk Kao, Pulau Kei dan Aru, dll.
Peninggalan Sejarah :
1. Bangunan Kesultanan Ternate dan Tidore.
2. Benteng-Benteng Peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol.
3. Tugu Peringatan Tentara Jepang di Kayu Angus
4. Bekas-bekas Istana VOC
5. Kesultanan Jailolo
6. Kesultanan Bacan
Industri dan Pertambangan : Emas, Minyak Bumi, Minyak Kayu Putih, dll.
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Larat (Dendrobium Phalaenopsis), Fauna : Nuri Raja (Alisterus Amboinensis)
Alat Musik Tradisional : Nafiri (sumber bunyi : Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan ), Floit,
Tifa, Tifa Totobuang, Sangka.
Obyek Wisata : Danau Dumas, dan Makette, Goa Alam Sagea, Air Terjun Desa Tabacempaka, Burung Bidadari, Kali
Barangka Dolong, Rumah Adat Sasadu, Oulau Mare, Pantai Akebaru, Benteng Oranye, Benteng Tolluco, Benteng
Bernavelt, dll.
Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Nikel, Minyak Kayu Putih, Asbes.
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Dana-Dana, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang, Tari Ronggeng
Rumah Adat : Rumah Baileo.
Senjata Tradisional : Parang Salawaku dan tombak.
Lagu Daerah : Barero, Sarinande, Burung Kakak Tua.
Suku : Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani
Bahasa Daerah : Bacan, Damar, Balela, Fayo, Loda, Moba, Morotai, Obi, Sula, Taliabu, Ternate, Tobelo
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Cengkeh (Syzygium Aromaticum), Fauna : Burung Bidadari (Bidadari Bird)
Alat Musik Tradisional : Fu (sumber bunyi : Aerofon , ditiup serta dikendalikan oleh telapak tangan sebagai pengatur
suara)
Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kayu Gelondong dan Kayu Lapis, Emas, Perak, Alumunium, Asbes,
Tembaga.
Alat Musik Tradisional : Guoto (sumber bunyi : Kordofon , dipetik pada bagian senarnya)
Obyek Wisata : Pantai Bonsik, Danau Sentani, Pantai Jendi, Tanjung Kasuari, Pantai Korem, Hutan Wisata Pulau
Supriori, Pulau Balanta, Pantai Tanjung Ria, Museum Jayapura, Pantai Klimpang, Gua Binsar/Gua Jepang, Sky Line,
Ria, dll.
Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : Tembaga, Minyak Bumi, Kayu Lapis, Alumunium, Asbes, Marmer, Kayu Gelondongan.
Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang,Tari Musyoh, Tari Perang, Tri Selamat Datang
Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Pisau Belati, Busur dan Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati.
Bahasa Daerah : Dera, Kaure, Kentuk Bresi, Mann, Morwap, Molof, Mooi, Tobati, Senggi, Sentani
Pakaian Adat : Asmat
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna : Burung Cendrawasih ( Seleucidis Melanoleucus)
Alat Musik Tradisional : Tifa (sumber bunyi : Kordofon , Membranofon , ditepuk dengan menggunakan telapak tangan),
Atowo, Totobuang.
Obyek Wisata : Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, Museum Rumah
Bundar, Museum Baloy Adat Tidung, Hutan Mangrove, Penangkaran Buaya Juwata,Taman Kebun Anggrek, Taman Oval
Ladang, Taman Oval Markoni, Taman Oval Malundung, Taman Monumen Penghargaan Kota Tarakan di Bandara
Juwata, Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata, Makam Tentara Jepang , Tugu Makam Tentara Australia, Air
Terjun Karungan, Pulau Sadau (semua di wilayah kita Tarakan)
Peninggalan Sejarah : -
Industri dan Pertambangan : (provinsi di sebelah utara Kalimantan ini memiliki potensi alam yang luar biasa. "Mulai dari
minyak, gas, kelautan dan tambang)
Tarian Tradisional : -
Rumah Adat : Rumah Baloy.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Bebilin
Suku : Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Tidung, Suku Dayak, Suku Bulungan, Suku Suluk dan suku-suku
lainnya
Bahasa Daerah : Tidung, Dayak
Pakaian Adat : -
1. Membranofon
Membranofon adalah kumpulan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari membran atau selaput kulit yang
diregangkan dan dipasang pada sebuah kotak atau tabung.
Contoh : tambur,genderang ,rebana,tifa dan lain sebagainya.
2. Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang diatur oleh lubang-lubang atau lidah
yang ada pada alat musik tersebut.
Contoh : seruling bambu. serunai , recorder dan lain sebagsinya.
3. Ideofon
Ideofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran alat musik itu sendiri.
Contoh : gong, angklung,gambang dan lain sebagainya.
4. Kordofon
Kordofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai/tali/senar/corda yang bergetar karena
dipetik,digesek,atau dipukul.
Contoh : Rebab, kecapi , siter dan lain sebagainya.
5. Elektrofon
Elektrofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari aliran arus listrik
Contoh : gitar listrik dan lain sebagainya.