Anda di halaman 1dari 4

Identitas dan Integrasi Nasional Kewarganegaraan

A. Identitas Nasional

1. Pengertian Identitas Nasional

Kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan
dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional
dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.

HakikatHakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita
dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara
normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional
dan lain sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas
nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
domatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena
adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya
adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna
baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.

2. Unsur-unsur Identitas Nasional Berbicara mengenai unsur-unsur identitas nasional, maka


identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan unsur unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi :

1. Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan
sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya dengan
golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa.

2. Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu,
budha dan kong hu cu.

3. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.


Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau
model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini,
bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur
bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia. [1]

3. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas Nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa indonesia
meliputi :

a. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis, dan demografis.

b. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Kondisi geografis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa
Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempegaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai
faktor yang ada didalamnya. Hasil interaksi dari beberapa faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitasnya , yang muncul
tatkala Nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.

Robert de ventos ,sebagaimana di kutip Manual Castells dalam bukunya , the power of
identity , mangemukakan teori tentang munculnya identitas nasional bangsa sebagai hasil
historis antara 4 faktor penting yaitu:

a. Mencakup etnisitas , teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.

b. Meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya anggota bersenjata modern dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.

c. Mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi , tumbuhnya birokrasi, dan
pemantapan pendidikan nasional.

d. Meliputi penindasan , dominasi , dan pencairan identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat.[2]

4. Perbedaan Identitas Indonesia dengan negara lain

1. Agama Agama menjadi unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan realitas bahwa
bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar bersama-sama
membangun hubungan yang rukun antar umat seagama dan antar umat beragama. Bagi bangsa
Indonesia, kemajemukan dalam beragama merupakan anugerah dari Tuhan yang maha kuasa
yang wajib kita syukuri dan dikelola secara wajar. Sebagai upaya mencegah resiko konflik antar
umat beragama diantaranya adalah saling mengakui secara positif keberadaan agama dan
para pemeluk serta saling menghormati prinsip satu sama lain.

2. Tradisi Indonesia sangat bangak sekali traidisi. yang membedakan dengan negara lain
adalah indonesia banyak tradisi tradisional yang sangat unik dan mistis, karena masih
mempercayakan mitos. jadi masyarakat indonesia ini punya banyak tradisi. contoh tradisi
mekaten yang ada di jogja.

3. Bahasa Indonesia adalah negara yang terbnyak bahasa sedunia. karena setiap daerah itu
mempunyai bahasa sendiri-sendiri tapi tetap satu bahasa indonesia. contoh jawa dan madura.

4. Konsep Nasionalisme di Indonesia Adapun konsep nasionalisme di Indonesia adalah :

a.) Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia

b.) BenderaBendera negara yaitu Sang Merah Putih

c.) LaguLagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

d.) LambangLambang negara yaitu Garuda Pancasila

e.) SemboyanSemboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika, artinya berbeda tetapi tetap satu jua

f.) Dasar falsafah negara yaitu Pancasila

g.) KonstitusiKonstitusi (Hukam Dasar) yaitu Undang-undang Dasar 1945 h. Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
] B. Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional bangsa indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai satu bangsa yakni bangsa indonesia. Hasrat dan kesadaraan untuk bersatu
sebagai satu kesatuan bangsa itu resminya direalisasikan dalam satu kesepakatan atau
konsensus nasional melalui sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter
atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.

Integrasi nasional menurut para ahli :

 Howard Wriggins Integritas nasional berarti penyatuan bagian yang berbeda-


beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu
kesatuan bangsa.
 Myron Weiner Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan
suatu identitas nasional.
 Dr. Nazaruddin Sjamsuddin Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan
suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial,
politik, ekonomi, dan budaya.
 J. Soedjati Djiwandono Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan
nasib sendiri

2. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional

 1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.


 2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
 3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
 4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
 5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
 6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
 7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.
3. Faktor-faktor penghambat integrasi nasional

 1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor


kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
 2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan luas.
 3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
 4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
 5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku
bangsa lain.
 6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan
kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media
elektronik (televisi, radio, film, internet telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap).

4. Contoh wujud integrasi nasional

 1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah


Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27
provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya
di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
 2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan
teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
 3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan
mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua
propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat
bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk
agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan
wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di
Indonesia baru 5 (lima) macam.
 4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga
tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan
Olahraga Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet
daerah untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.

Anda mungkin juga menyukai