Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BESAR

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK
2019/2020

TEKNOLOGI NANO

Dikerjakan Oleh :
1. Dimas (1903010109)
2. Nafi (1903010132)
3. Intan Riska Anandita (1903010134)
4. Jeefio Erbilian Hayan Fallahi
(1903010136)

Kelas : C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO FAKULTAS TEKNIK DAN
SAINS
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Teknologi Nano” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak
Deni Permadi, S.Pd, M.Pd

Makalah ini berisi tentang bagaimana cara mengidentifikasi teknologi yang


bisa dibuat untuk inovasi baru. Dalam penyusunannya penulis melibatkan berbagai
pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana
pembantu masyarakat dalam mencari berbagai macam tumbuhan untuk diolah
menjadi ramuan atau obat herbal.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Purwokerto, 19 November 2019


 

(Penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………........................…………………………..i


KATA PENGANTAR …………………......................…………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………...................…………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN …………........................…………………….…………1
 A. Latar Belakang ……………………….......................………..………….1.1
 B. Rumusan Masalah …………………………………............................….1.2
 C. Tujuan ………………………………………………………...................1.3
 D. Manfaat ………………………………………….....................…………1.4
BAB II LANDASAN TEORI ……………………...........................……………….2
 A. Identifikasi Masalah ……………...........................…….……………….2.1
 B. Kerangka Berpikir ………………........................…….…………………2.2
BAB III PEMBAHASAN …………………………….........................……………...3
1. Pengertian ……………................................………………….. 3.1
2. …….............................................3.2
3. …...........................................…. 3.3
4. ….......................................…………. .3.4
5. …………..................................……………3.5
6. …………...................................……………. ..3.6
7. ……......................................………3.7
BAB IV PENUTUP …………………..........................…………………………… 4
 A. Kesimpulan ……………..........................……………………………….4.1
 B. Saran …………………........................…………………………………..4.4
DAFTAR PUSTAKA …………..........................…………………………………..4.5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembuatan masalah ini akan dibahas Teknologi Nano. Sesuai dengan
namanya, Nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan dengan skala nanometer.
Nanoteknologi ini merupakan teknologi masa depan. Hal ini dibuktikan dengan
adanya nanoteknologi, semua kebutuhan manusia dapat terselesaikan. Sejumalah
trobosan yang penting terjadi di dalam nanoteknologi. Pengembangan ini
ditemukan dan digunakan di dalam aplikasi di seluruh dunia di sepanjang abad
sekarang ini.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksut dari Teknlgi Nano?
2. Apa tujuan serta fungsi Teknologi Nano ?
3. Jelaskan sejarah T ,eknologi Nano ?
4. Jelaskan penggunaan Teknologi Nano di masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari ?
5. Jelaskan perkembangan Teknolgi Nano ?
6. Jelaskan perkembangan Teknologi Nano di Indonesia ?
7. Jelaskan prospek perkembangan Teknologi Nano di masa depan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Teknologi Nano
2. Mengetahui tujuan beserta fungsi dari Teknologi Nano
3. Mengetahui sejarah dari Teknologi Nano
4. Mengetahui penggunaan Teknologi Nano dalam kehidupan
5. Mengetahui perkembangan dari Teknologi Nano
6. Mengetahui perkembangan Teknologi Nano di Indonesia
7. Mengetahui prospek Teknologi Nano di masa depan

1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan yang berkaitan tentang Teknologi Nano .
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TEKNOLOGI NANO


Teknologi nano telah membawa banyak perubahan pada kehidupan
di bumi. Teknologi nano disebut-sebut sebagai kunci bagi teknologi masa depan.
Tahun 1965, Gordon Moore, seorang doktor lulusan Institut Teknologi Californiadan
salah satu pendiri perusahaan prosesor terbesar di dunia, Intel Corp., menyatakan
bahwa ukuran transistor akan semakin kecil dua kali lipat setiap 18 bulan sejak 1950.
dan jumlah transistor dalam IC ( integrated circuit ) meningkat secara eksponensial
dalam setiap dua tahun. Pernyataan Moore tersebut dikenal dengan Hukum Moore.
Hal ini telah menjadi kenyataan dimana pada tahun 2007ukuran transistor telah
mencapai 45 nm. Transistor tersebut digunakan pada
prosesor Intel yang diberi nama Penryn. Pernyataan Moore tersebut telah menjadi
salah satu motivasi para peneliti untuk terus melakukan riset di bidang nanoteknologi
terlebih lagi setelah ditemukannya carbon nanotube oleh SumioIijima dari NEC
Semiconductor, Jepang, pada tahun 1991.
 
2.2 MATERIAL NANO

Perkembangan teknologi nano tidak terlepas dari riset mengenai material


nano. Dalam pengembangannya, material nano diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
yaitu material nano nol dimensi (nano particle), satu dimensi (nanowire), dan dua
dimensi (thin films). Namun, dari tiga jenis material nano tersebut,terdapat satu jenis
material nano yang tidak dapat dimasukkan ke dalam tiga kategori tersebut
dikarenakan proses sintesis yang berbeda dan lebih sulit
dari pada tiga kategori material nano tersebut. Material nano tersebut dikategorikan
sebagai material nano khusus (special nanomaterials). Adapun yang termasuk
material nano khusus antara lain carbon fullerene, carbon nanotube, dan material
Pengaruh konsentrasi hidrogen. M. Hilmy Alfaruqi, FT UI, 2008 mesopori. Material
nano khusus ini sangat unik karena tidak tersedia di alam dan hanya dapat diperoleh
dengan síntesis di dalam laboratorium.
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI NANO


Nanoteknologi umumnya dideskripsikan sebagai sains yang berhubungan
dengan kontrol materi pada skala atom dan molekul. Kata nano berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kerdil. Nanoteknologi sendiri pertama kali dideskripsikan oleh
Richard Feynman pada kuliahnya yang berjudul “There’s Plenty of Room at the
Bottom”. Sedangkan, kata ‘nanoteknologi’ pertama kali digunakan oleh Norio
Taniguchi yang pada tahun 1974 mengungkapkan bahwa material dapat dikontrol dan
direkayasa melampaui skala mikrometer. Sejak saat itu, kata ‘nanoteknologi’ mulai
ramai digunakan dan perkembangannya meliputi berbagai bidang seperti kimia, fisika,
material, sipil, listrik, biomedis, mesin, agrikultur, dan bahkan hiburan.
Teknologi nano telah membawa banyak perubahan pada kehidupan
di bumi. Teknologi nano disebut-sebut sebagai kunci bagi teknologi masa depan.
Tahun 1965, Gordon Moore, seorang doktor lulusan Institut Teknologi Californiadan
salah satu pendiri perusahaan prosesor terbesar di dunia, Intel Corp., menyatakan
bahwa ukuran transistor akan semakin kecil dua kali lipat setiap 18 bulan sejak 1950.
dan jumlah transistor dalam IC ( integrated circuit ) meningkat secara eksponensial
dalam setiap dua tahun. Pernyataan Moore tersebut dikenal dengan Hukum Moore.
Hal ini telah menjadi kenyataan dimana pada tahun 2007ukuran transistor telah
mencapai 45 nm. Transistor tersebut digunakan pada
prosesor Intel yang diberi nama Penryn. Pernyataan Moore tersebut telah menjadi
salah satu motivasi para peneliti untuk terus melakukan riset di bidang nanoteknologi
terlebih lagi setelah ditemukannya carbon nanotube oleh SumioIijima dari NEC
Semiconductor, Jepang, pada tahun 1991.
Jepang dan AS merupakan dua negara terdepan dalam riset nanoteknologi.
Berdasarkan data tahun 2002, pemerintah Jepang mengeluarkan dana riset US$ 1
milyar, sementara AS US$ 550 juta, dan Uni Eropa US$ 450 juta. Jepang memulai
risetnya pada tahun 1985. Untuk itu pemerintah Jepang melalui Federasi Organisasi
Ekonomi Jepang, Kaidanren, membentuk Expert Group on Nanotechnology
Initiative.
2.2 MATERIAL NANO
Nano material merupakan material yang mempunyai ukuran dalam skala
nanometer
Yaitu berkisar antara 1:100 nm. Secara geometris , nano material dapat dimasukan
dalam material berdimensi rendah (dibawah 3). Karena ukurannya yang sangat kecil
maka secara umum karakteristik dari material nano adalah : kecil,ringan,properti
unggul dan cerdas.
Mengapa nano material menjadi penting ?
1. Menawarkan kemampuan untuk memanipulasi, mengontrol, dan
mensintesa matrial pada level atom dan molekul
2. Mampu menyediakan afinitas,kapasitas,dan selektifitas tingkat tinggi
dari suatu material dikarenakan sifat kimia,fisika dan biologi yang
unik.
Karakteristik material dapat dapat menjadi berbeda setelah menjadi
nonmaterial.
1. Nano mateial memiliki surface area yang besar daripada material awalnya
2. Efek kuantum yang mendominasi bahan nanoscale terutama pada pengaruh
optikal dan sifat magnetik material.

Proses pembentukan
Banyak nanoteknolpgi dan nanosience yang dilakukan untuk memproduksi
nanomaterial.
Nano material dapat dibuat dengan dengan teknik top down dan bottom up. Dimana
top down merupakan pembuatan struktur yang kecil dari material yang berukuran
besar. Sedangkan teknik bottom up penggabungan atom-atom atau molekul-molekul
menjadi partikel yang lebih besar.

2.3 TUJUAN DAN FUNGSI TEKNOLOGI NANO


Tujuan teknologi nano ini adalah untuk mempermudah dan memajukan semua
aspek tentang teknologi di era modern ini. Teknologi nano sangan banyak dibutuhkan
pada berbagai macam bidang dan ranah. Contohnya dalam ranah energy, teknologi
nano difokuskan pada pencarian katalis terbaik untuk menigkatkan efisiensi bahan
bakar fosil. Melalui modifikasi interaksi cahaya dan material, teknologi nano
memungkinkan kita untuk memroses solar photovoltaic (PV) yang murah serta
menghasilkan baterai dengan ukuran yang lebih compact dan berkapasitas besar.
Tidak hanya itu, nano juga membantu menciptakan material yang ringan
melalui coating dan bersifatsensing untuk memonitor stabilitas konversi energi angin.
Bentuk paling konvensional dari pengonversi energi angin adalah turbin
elektromagnetik. Akan tetapi, saat ini sedang dikembangkan struktur baru tanpa
penggunaan baling-baling melalui pemanfaatan thin-film membrane based
nanogenerator (TENG).
Teknologi nano ini juga dapat dipastikan akan digunakan dalam
pengembangan rumah masa depan (smart home) yang menggunakan teknologi nano
seperti quantum-computing dan smart material.

2.4 SEJARAH TEKNOLOGI NANO


Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard Feynman
pada sebuah pidato ilmiah yang diselenggarakan oleh American PhysicalSociety di
Caltech (California Institute of Technology), 29 Desember 1959 dengan judul
“There’s Plenty of Room at the Bottom”. Richard Feynman adalah seorang ahli
Fisika dan pada tahun 1965 memenangkan hadiah nobel dalam bidang fisika. Istilah
Nanoteknologi pertama kali diresmikan oleh Prof Norio Taniguchi dari Tokyo
Science University tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul “On Basic Concept
of ‘Nano-Technology’,” Proc. Intl Conf. Prod. Eng. Tokyo, Part II, Japan Society of
Precision Engineering, 1974. Pada tahun 1980-an definisi Nanoteknologi dieksplorasi
lebih jauh lagi oleh Dr. Eric Drexler mallui buku yang berjudul “Engines of
Creation : The Coming Era of Nanotechnology”.
Setelah kematian Feynman, seorang sarjana yang mempelajari perkembangan
historis nanoteknologi telah menyimpulkan bahwa peran aktualnya dalam
mengkatalisasi penelitian nanoteknologi terbatas, berdasarkan ingatan dari banyak
orang yang aktif di bidang yang baru lahir pada 1980-an dan 1990-an. Chris Toumey,
seorang antropolog budaya di University of South Carolina , menemukan bahwa versi
yang diterbitkan ceramah Feynman memiliki pengaruh yang dapat diabaikan dalam
dua puluh tahun setelah pertama kali diterbitkan, yang diukur dengan kutipan dalam
literatur ilmiah, dan tidak lebih banyak pengaruh dalam dekade setelah Scanning
Tunneling Microscope ditemukan pada tahun 1981. Selanjutnya, minat pada “Banyak
Ruang” dalam literatur ilmiah meningkat pesat pada awal 1990-an. Ini mungkin
karena istilah "nanoteknologi" mendapat perhatian serius sebelum waktu itu, setelah
penggunaannya oleh K. Eric Drexler dalam bukunya tahun 1986, Engines of
Creation: The Coming Era of Nanotechnology , yang mengambil konsep Feynman
dari satu miliar pabrik kecil dan menambahkan gagasan bahwa mereka dapat
membuat lebih banyak salinan diri mereka sendiri melalui kontrol komputer alih-alih
kontrol oleh operator manusia; dan dalam sebuah artikel sampul berjudul
"Nanoteknologi",  diterbitkan kemudian tahun itu di sebuah majalah yang berorientasi
sirkulasi sains massa, Omni . Analisis Toumey juga mencakup komentar dari para
ilmuwan terkemuka dalam nanoteknologi yang mengatakan bahwa "Banyak Kamar"
tidak memengaruhi pekerjaan awal mereka, dan pada kenyataannya sebagian besar
dari mereka belum membacanya sampai kemudian.
Imuwan Jepang bernama Norio Taniguchi dari Tokyo University of Science
adalah yang pertama kali menggunakan istilah nano teknologi dalam konfersi 1974
untuk menggambarkan semikonduktor deposisi thin-film dan penggilingan berkas ion
yang menunjukkan kontrol karakteristik pada urutan sebuah nanometer. Definisinya
adalah, "'Teknologi nano' terutama terdiri dari pemrosesan, pemisahan, konsolidasi,
dan deformasi bahan oleh satu atom atau satu molekul." Namun, istilah itu tidak
digunakan lagi sampai tahun 1981 ketika Eric Drexler, yang tidak mengetahui
penggunaan istilah Taniguchi sebelumnya, menerbitkan makalah pertamanya tentang
nanoteknologi pada tahun 1981.
Pada 1980-an gagasan nanoteknologi sebagai deterministik ,
daripada stokastik , penanganan atom dan molekul individu secara konseptual
dieksplorasi secara mendalam oleh K. Eric Drexler, yang mempromosikan
signifikansi teknologi dari fenomena skala nano dan perangkat melalui pidato dan dua
buku berpengaruh. .
Pada tahun 1980, Drexler bertemu dengan pembicaraan Feynman tahun 1959
yang provokatif "Ada Banyak Ruang di Bawah" sambil mempersiapkan makalah
ilmiah pertamanya tentang masalah ini, "Rekayasa Molekuler: Suatu pendekatan
untuk pengembangan kemampuan umum untuk manipulasi molekuler," yang
diterbitkan dalam Prosiding of Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional pada tahun
1981.  Istilah "nanoteknologi" (yang sejajar dengan "teknologi nano" Taniguchi )
diterapkan secara independen oleh Drexler dalam bukunya, 1986 Engine of Creation:
The Coming Era of Nanotechnology , yang mengusulkan gagasan tentang
"assembler" skala nano yang akan mampu membuat salinan dirinya sendiri dan item
lain dari kompleksitas yang sewenang-wenang. Dia juga pertama kali menerbitkan
istilah " grey goo " untuk menggambarkan apa yang mungkin terjadi jika mesin
replikasi diri hipotetis, yang mampu beroperasi secara independen, dibangun dan
dilepaskan. Visi Drexler tentang nanoteknologi sering disebut " Molecular
Nanotechnology " (MNT) atau "manufaktur molekul."

2.4 PENGGUNAAN TEKNOLOGI NANO DI MASYARAKAT


Manfaat nano teknologi bagi kehidupan manusia sangatlah luas. Bahkan,
untuk saat ini sudah banyak contoh penerapannya mulai dari di bidang kesehatan
hingga dalam menciptakan suatu material yang super kuat namun ringan. 
Jika suatu material dibuat dalam ukuran nano, maka akan memungkinkan
untuk terciptanya material dengan sifat-sifat baru yang luar biasa. Misalnya, ilmuwan
berhasil membuat material yang disebut graphene yang memiliki kekuatan ratusan
kali dibanding baja namun lebih ringan. Material seperti itu akan memungkinkan
terciptanya peralatan baru yang luar biasa, seperti elevator dari bumi menuju luar
angkasa misalnya.
1. Mengatasi Perubahan Iklim
Perjuangan melawan perubahan iklim berarti kita membutuhkan cara-cara
baru untuk menghasilkan dan menggunakan listrik, dan manfaat nano teknologi untuk
di bidang ini sudah jelas terlihat. Nanoteknologi telah membantu menciptakan baterai
yang dapat menyimpan lebih banyak energi untuk mobil listrik dan telah
memungkinkan terciptanya panel surya untuk mengubah lebih banyak sinar matahari
menjadi listrik.
Keduanya menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan
nanotexturing atau nanomaterial (misalnya nanowires atau karbon nanotube) yang
mengubah permukaan datar menjadi tiga dimensi dengan area permukaan yang jauh
lebih luas. Ini berarti bahwa ada lebih banyak ruang untuk reaksi yang
memungkinkan penyimpanan atau pembangkitan energi berlangsung, sehingga
perangkat beroperasi lebih efisien.
2.Antena dari Karbon Nanotube
Arman Bengio, seorang peneliti dari Rice University telah berhasil
mengembangkan antena yang dibentuk dari serat karbon nanotube (berbentuk tabung
seukuran nano). Antena ini memiliki kemampuan yang sama dengan antena dari
tembaga, namun keunggulan antena serat nanotube ini yaitu bobotnya yang jauh lebih
ringan dan fleksibilitas yang lebih baik.
3. Big Data
Karena semakin banyaknya informasi yang harus diolah, maka dibutuhkan
teknologi  yang mampu mengolah dan memproses data dengan lebih cepat dan lebih
baik. Contohnya adalah big data untuk sensor lalu lintas guna mengelola kemacetan
dan mencegah terjadinya kecelakaan, atau mencegah kejahatan dengan menggunakan
statistik untuk lebih efektif mengalokasikan sumber daya polisi.
Nanoteknologi membantu menciptakan memori ultra-padat yang akan
memungkinkan kita untuk menyimpan kekayaan data tersebut. Tetapi ini juga
memberikan inspirasi untuk algoritma ultra-efisien dalam memproses, mengenkripsi
dan mengkomunikasikan data tanpa mengorbankan keandalannya. Alam memiliki
beberapa contoh proses big-data yang dilakukan secara real-time dengan struktur
yang sangat kecil, seperti bagian mata dan telinga yang mengubah sinyal eksternal
menjadi informasi bagi otak.
4. Kayu Transparan, Material Kaca di Masa Depan
Ilmuwan dari University of Maryland telah berhasil mengembangkan material
kayu berwujud tembus pandang. Hasil penelitian nano bioteknologi ini diklaim
memiliki kekuatan setara atau melebihi baja namun dengan bobot yang lebih ringan.
Proses pembuatan kayu transparan ini dimulai dengan menghilangkan zat
lignin pada kayu yang merupakan zat pemberi warna kayu, kemudian menyuntikkan
epoxy pada pembuluh kayu untuk menguatkan kayu, membuatnya lebih transparan
dan untuk menjaga serat nano selulosa.
Manfaat nano teknologi yang satu ini yaitu bisa menjadi material pengganti
kaca karena kayu memiliki struktur sel dan serat alami sehingga tidak mudah pecah
seperti kaca.
Kayu juga memiliki sifat material yang disebut haze, yang akan membuat
cahaya yang menembus kayu transparan ini tidak akan langsung menuju mata
sehingga akan lebih nyaman bila digunakan sebagai material rumah.
5. Manfaat Nano Teknologi Untuk Transplantasi Organ Tubuh
Transplantasi organ tubuh telah berhasil menyelamatkan banyak nyawa walau
tingkat keberhasilannya masihlah terbilang kecil. Nano teknologi dapat meningkatkan
keberhasilan transplantasi organ dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Para
ilmuwan berhasil mengembangkan cara yang aman untuk menghidupkan kembali
organ yang dibekukan dengan bantuan partikel nano.
Selama ini masih banyak organ pendonor yang masih sangat potensial namun
justru terbuang sia-sia karena organ tersebut hanya dapat bertahan selama 4 hingga 36
jam saja. Cara terbaik untuk dapat bertahan lebih lama adalah dengan dibekukan,
namun sayangnya proses pembekuan dan pencairan dapat merusak sel-sel organ
tersebut. Manfaat nano teknologi untuk transplantasi ini terlihat nyata karena dalam
proses pencairannya terbukti tidak menampilkan tanda kerusakan bahkan elastisitas
organ juga tetap terjaga.
6. Kemampuan Penyembuhan Diri
Nano teknologi dapat mengubah struktur material pada skala nano dan
memberikan beberapa sifat menakjubkan - seperti melapisi tekstur sehingga menjadi
anti air misalnya. Di masa depan, lapisan nanoteknologi atau aditif bahkan akan
memiliki potensi untuk memungkinkan bahan untuk "menyembuhkan diri" ketika
rusak atau aus. Misalnya, menyebarkan nanopartikel ke seluruh material berarti dapat
bermigrasi untuk mengisi retakan yang muncul. Ini bisa menghasilkan bahan
penyembuhan diri untuk segala hal mulai dari kokpit pesawat hingga
mikroelektronika, mencegah fraktur kecil berubah menjadi retakan besar yang lebih
bermasalah.
7. Pembangkit Listrik Tenaga Aliran Darah Manusia
Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah menggunakan turbin
yang digerakkan oleh aliran air, kemudian energi listrik dihasilkan dengan mengubah
energi gerak menjadi energi listrik.
Prinsip tersebut oleh para peneliti dari Universitas Bern, Swiss digunakan
untuk mengembangkan generator listrik dengan memanfaatkan aliran darah manusia.
Generator yang digunakan merupakan sebuah turbin mini berukuran nano yang
disebut nanogenerator.
Generator ini dibuat dari bahan fiber. Generator tersebut dipasang pada arteri
manusia. Turbin kecil tersebut dapat menghasilkan listrik yang digunakan untuk
peralatan yang dipasang pada tubuh manusia misalnya alat pacu jantung dan sensor
tekanan darah.
Tujuan penelitiannya adalah untuk menghasilkan listrik sebesar 1 miliwatt
karena jantung manusia diperkirakan dapat menghasilkan listrik hingga 1,5 Watt.

2.5 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NANO


 Peneliti Nanoteknologi dari Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nurul Taufiqu Rochman mengungkapkan,
perkembangan Nanoteknologi saat ini terbilang pesat seiring dengan permintaan
kebutuhan industri dalam berbagai bidang untuk menyuplai teknologi tersebut ke
dalam produk industrinya.
Dicontohkan, teknologi ini telah digunakan dalam pembuatan komputer,
produk elektronika, kosmetika, pupuk, bahan polimer, suplemen makanan hingga
ramuan herbal berteknologi nano.
Nurul menjelaskan bahwa nanoteknologi adalah teknologi pada skala
nanometer. Dengan menciptakan zat hingga berukuran nano, maka sifat dan fungsi
zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Nanoteknologi merupakan
lompatan teknologi untuk mengubah dunia materi menjadi jauh lebih berharga dari
sebelumnya, ujarnya.
Nurul yang juga Ketua Masyarakat Nano Indonesia mencontohkan,
perkembangan teknologi nano dalam dunia komputer. Teknologi ini mengubah tidak
hanya ukuran komputer semakin ringkas, tetapi juga kemampuan dan kapasitasnya
meningkat luar biasa. Sehingga, hal tersebut memungkinkan penyelesaian program-
program raksasa dalam waktu singkat, tuturnya.
Sementara itu, pada Rabu (26/6), bertempat di Ruang Seminar PDII LIPI
Jakarta, digelar Workshop Nasional Nanoteknologi untuk Memperkuat Kapasitas
Manajemen Penelitian.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara LIPI dengan Asian and Pacific
Centre for Transfer of Technology (APCTT) of the United Nations Economic and
Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP).
Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto menuturkan, riset
nanoteknologi telah mendapatkan perhatian signifikan dan LIPI siap menjadi leading
institution untuk implementasi nanoteknologi di Indonesia.
Salah satu bidang nanoteknologi yang saat ini sedang ramai diteliti dan
dikembangkan adalah nano kitosan. Kitosan merupakan polisakarida yang diperoleh
dari hasil deasetilasi kitin, polimer kedua terbanyak di alam yang umumnya berasal
dari limbah kulit hewan Crustacea.
“Dibandingkan kitin yang bersifat inert, kitosan relatif lebih reaktif dan mudah
diproduksi dalam bentuk serbuk, pasta, film dan serat. Dengan sifat
biokompatibilitasnya, potensi kitosan untuk dikembangkan sebagai bahan aktif dan
bahan pembantu dalam industri makanan dan farmasi sangatlah tinggi

2.6 PERKEMANGAN TEKNOLOGI NANO DI INDONESIA


Di Indonesia, nano teknologi berkembang sejak lama, bahkan sebelum
tahun 2004. Namun tidak booming. Di dunia, tahun 1960-an sudah diangkat
oleh ilmuan. Bahkan Korea Selatan sudah mengatakan “go nano or die”.  
Sekarang banyak edukasi nano teknologi sejak berdirinya Masyarakat
Nano Indonesia. Saya sudah lebih dari 100 kali sampaikan dalam seminar   dan
mengumpulkan 100 lebih doktor nano di tahun 2008. Tahun 2013, saya
membuat 300 profil doktor nano, sehingga identitasnya tercatat semua.
Masyarakat mudah mencari dan memverifikasinya. Sebab banyak yang
mengaku sebagai doktor nano, tapi bohong.
Di Indonesia, tahun 2008 Kementerian Perdagangan dan Perindustrian
mulai membuat penelitian yang disebut nano material. Kemudian melakukan
pemetaan nano teknologi untuk industri di Indonesia. Saya saat itu sebagai
tenaga ahlinya.
Ada 150 perusahaan yang disurvei, hampir 40 persen industri di
Indonesia sudah menerapkan nano. Tapi 90 persen teknologinya dari luar
negeri.
Karena nano teknologi ini sangat awam, maka sulit diterapkan. Sampai
saat ini Masyarakat Nano Indonesia masih giat melakukan seminar dan
memberikan pengenalan. Agar nano diterapkan di semua bidang. Kementerian
Pertanian sudah mengembangkan teknologi nano dengan membentuk Pusat
Nano di bidang pertanian.
Tapi yang perlu didorong adalah di Industri, seperti keramik, kimia,
makanan fungsional, kosmetik dan obat-obatan. Sebagian sudah ada
produknya.
Tinggal menunggu waktu jadi ramai untuk pengelolaannya. Namun
sayangnya di Indonesia, tata aturan untuk teknologi nano belum ada.
Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal mengatakan Indonesia sudah siap
menerapkan nanoteknologi, cuma belum terjadi kerja sama dengan industri
sehingga produk-produk hasil penelitian tidak bisa digunakan industri. “Sekarang
belum integrated, berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya pada Workshop Nasional
Nanoteknologi untuk Memperkuat Kapasitas Manajemen Penelitian, Rabu, 26 Juni
2013, di Gedung LIPI, Jakarta.
Menurut Zuhal, Komite sudah mengambil inisiatif bersama KADIN untuk
mengumpulkan produk nanoteknologi yang bisa dikerjakan Indonesia, tapi masih
diimpor. Komite juga berinisiatif agar masing-masing departemen yang sudah ada
kegiatan nanoteknologi untuk bersinergi. “Kalau tidak, teknologi ini hanya
dinikmati negara maju,” ujarnya.
Salah satu ketergantungan Indonesia terhadap produk nanoteknologi impor
adalah cat. Meski bisa dibuat sendiri, hingga saat ini kebutuhan cat dalam negeri
masih diimpor. Untuk mengurangi ketergantungan itu, harus ada diplomasi
pemerintah untuk kerja sama riset dengan negara maju.
Kepala Pusat Inovasi LIPI, Bambang Subiyanto, menambahkan, riset
nanoteknologi telah mendapatkan perhatian signifikan dan LIPI siap
menjadi leading institution untuk implementasi nanoteknologi di Indonesia.
Tercatat pada tahun 2008 hingga kini, LIPI telah mengalokasikan total dana sekitar
Rp 30 miliar untuk penelitian material maju dan nanoteknologi.
Lebih dari itu, ujarnya, LIPI juga dipercaya sebagai focal point internasional
untuk nanoteknologi Indonesia di kancah global melalui organisasi profesi dunia.
Dalam bidang pendidikan, Institut Teknologi Bandung berencana akan
menggunakan teknologi nano dalam perubahan system pembelajarannya. Nantinya
teknologi nano ini akan diterapkan di fakultas teknik mesin dan dirgantara (FTMD)
Institut Teknologi Bandung. Hal ini membuktikan bahwa teknologi nano sudah
mulai diterapkan di Indonesia berkat penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh
para ilmuwan di Indonesia.
2.7 PROSPEK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NANO DI MASA
DEPAN
Di Indonesia, teknologi nano dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan
masih akan berkembang dalam bentuk riset. Indonesia memiliki potensi sumber daya
alam yang besar. Namun, kekayaan yang didapatkan melalui penambangan,
pencairan, dan rangkaian pengolahan yang sangat memakan biaya ini akan segera
tergeser oleh nano material yang lebih ringan, murah, serta hanya memerlukan energi
yang sangat kecil dalam pembuatannya. Sayangnya, pembahasan tentang teknologi
nano belum menjadi kurikulum di pendidikan tinggi. Kendala lain yang juga dihadapi
oleh universitas dalam negeri menurut Yasraf Amir Piliang MA, adalah lambatnya
pertumbuhan, inovasi, maupun karya-karya kreatif. Maka, seminar ini menjadi sangat
penting agar kurikulum yang diajarkan pada pendidikan tinggi sejalan dengan
perkembangan teknologi terbaru.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nano teknologi mempunyai peran besar dalam kehidupan manusia,dan tentunya


teknologi nano akan terus berkembang menyesuaikan kebutuhan manusia. Nano
teknologi mempunyai kesempatan besar untuk menggeser mengolah sumber daya
alam yang membutuhkan proses yang tidak sederhana dan membutuhkan biaya besar.
Penerapan nano teknologi juga mengsisi banyak bidang,seperti bidang kesehatan
dan bidang industri.
Dari sini kami menilai bahwa nano teknologi mempunyai perkembangan
signifikan dari tahun ke tahun,dan mempunyai sifat dinamis menyesuaikan kebutuhan
manusia.

B. SARAN
Dengan demikian kita sebagai para masyarakat seharusnya lebih bisa untuk
mendorong kemajuan teknologi nano ini karean dibalik kemajuam ini semua di sana
banyak orang yang telah berusha menemukan inovasi-inovasi yang bisa mendorong
kemajuan berbagai macam bidang.
Dan jika kita sekiranya mampu untuk mengembangkan teknologi nano ini
mengapa tidak kita yang mulai untuk berinovasi.

Anda mungkin juga menyukai