Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH FISIKA RADIASI

“Aplikasi Radiasi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan”

OLEH

KELOMPOK
1. Titi Surya (16034021)
2. Fauzan Alhaqqi (16034059)
3. Nada Marcela (16034064)

Dosen Pembimbing:
Rio Anshari, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada makalah ini penulis
akan membahas tentang “Aplikasi Radiasi Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Rio Anshari, S. Pd,
M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Radiasi. Selanjutnya penulis
juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dikarenakan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
ini dimasa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 2 Desember 2019

Kelompok 9

1
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Definisi Nuklir ................................................................................. 5

B. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Fisika ............................ 6

C. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Kimia............................. 7

D. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Biologi........................... 8

E. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Industri........................... 9

F. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Hidrologi........................ 13

G. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Kedokteran.................... 17

H. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Farmasi.......................... 20

I. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Pertanian........................ 23

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 24

B. Saran …………………………………………………………….. 24

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 25

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom
yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang.
Di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang
telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk
kesejahteraan umat manusia. Energy nuklir merupakan salah satu sumber energi
yang sangat besar potensinya untuk digunakan dalam kehidupan manusia. Sampai
saat ini, tenaga nuklir khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas
dalam berbagai bidang.
Teknologi nuklir ini banyak dimanfaatkan antara lain pada bidang industri,
kesehatan, pertanian, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, bidang
hidrologi dan lainnya yang merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari nuklir ?
2. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang fisika?
3. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang kimia?
4. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang biologi?
5. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang industri?
6. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang hidrologi?
7. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang kedokteran?
8. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang farmasi?
9. Bagaimana penggunaan teknik nuklir dalam bidang pertanian?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari makalah yang kami buat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari nuklir ?
2. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang fisika?
3. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang kimia?
4. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang biologi?
5. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang industri?
6. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang hidrologi?
7. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang kedokteran?
8. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang farmasi?

3
9. Mengetahui penggunaan teknik nuklir dalam bidang pertanian?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Nuklir
Nuklir adalah sebuah atom yang tidak memiliki inti. Bahan dasar
pembuatan nuklir adalah Uranium-235 yang merupakan isotop dari Uranium-238.
Ada dua macam reaksi pada nuklir yaitu reaksi fisi (pembelahan inti) dan reaksi
fusi (penggabungan inti).
Pada reaksi fisi, inti atom akan pecah menjadi inti-inti yang lebih kecil.
Secara eksperimen hal ini dapat dijelaskan melalui penembakan unsur U235
dengan partikel neutron termik (partikel neutron yang bergerak sangat lambat).
Saat partikel neutron ini menembus inti Uranium maka inti tersebut akan
tereksistasi dan menjadi tidak stabil dan akan kehilangan bentuk asalnya. Inti akan
membelah menjadi unsur-unsur yang lebih kecil dengan melepaskan energi dalam
bentuk panas, sekaligus melepas 2-3 neutron. Saat inti mengalami perubahan
bentuk, inti memancarkan radiasi-radiasi alfa, beta, dan gamma.

4
Gambar 1. Keberlanjutan reaksi fisi
Sedangkan fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah reaksi di mana
dua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang lebih besar dan
partikel subatom (neutron atau proton). Perbedaan dalam massa antara reaktan
dan produk dimanifestasikan sebagai pelepasan energi dalam jumlah besar.
Perbedaan dalam massa ini muncul akibat perbedaan dalam energi ikatan inti
atom antara sebelum dan setelah reaksi. Proses fusi yang menghasilkan nukleus
lebih ringan dari besi-56 atau nikel-62 secara umum tidak akan melepaskan
sejumlah energi bersih. Elemen-elemen ini memiliki massa per nukleon terendah
dan energi ikatan per nukleon tertinggi. Fusi elemen-elemen ringan akan melepas
energi (eksotermis), sedangkan fusi yang menghasilkan inti lebih berat dari
elemen ini, akan menghasilkan energi yang ditahan oleh nukleon yang dihasilkan
(reaksi endotermis).
Teknik nuklir adalah teknik yang berkaitan dengan pemanfaatan,
pengembangan, penguasaan ilmu pengetahuan dan penggunaan sinar radiasi yang
dihasilkan unsur radioaktif antara lain sinar alfa, beta, dan gamma. Sinar-sinar
tersebut dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang.
Berikut akan dibahas beberapa pemanfaatan teknologi nuklir.
B. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Fisika
Beberapa pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang fisika diantaranya:
1. Pemanfaatan Panas
Proses yang terjadi di dalam teras reaktor nuklir adalah konversi energi
nuklir menjadi panas, yang berarti semua jenis reaktor dapat memproduksi panas.
Selain untuk memproduksi listrik, panas proses hasil reaksi nuklir dapat juga
dipakai sebagai sumber panas dalam kegiatan industri melalui teknik kogenerasi.

5
Ada beberapa metode yang dapat ditempuh dalam kogenerasi ini, yaitu: kopel
panas langsung, kogenerasi paralel serta kogenerasi seri.
Pada kopel panas langsung, panas dari reaktor nuklir dipakai langsung
untuk menyuplai panas dalam proses industri tanpa ada produksi listrik. Pada
kogenerasi paralel, panas dari reaktor dipakai untuk membangkitkan uap dan
secara paralel dipakai untuk produksi listrik industri. Pada kogenerasi seri, uap
yang dihasilkan selain dipakai untuk memproduksi listrik, juga dipakai untuk
memenuhi kebutuhan panas pada proses industri yang berhubungan dengan
pemanasan air/uap air, serta desalinasi air laut untuk irigasi pertanian.
Jepang bekerjasama dengan Jerman dan Amerika Serikat saat ini sedang
mempelajari dan mengembangkan reaktor serbaguna jenis HTGR (High
Temperature Gas-Cooled Reactor) dengan temperatur maksimumnya hingga
1000oC. HTGR dirancang untuk memanfaatkan panas dari teras reaktor sebagai
sumber panas secara langsung. Mengingat uap panas tidak dapat ditransportasikan
dalam jarak jauh secara ekonomis, maka penggunaan panas reaktor hanya
memberikan dampak ekonomi yang lebih baik jika digunakan untuk keperluan
proses dalam industri yang berada di sekitar reaktor nuklir.

Gambar 2. Proses pemanfaatan panas nuklir Reaktor Temperatur Sangat Tinggi


2. Baterai Nuklir
Berbeda dengan PLTN yang memproduksi listrik dengan memanfaatkan
panas hasil reaksi fisi, energi radiasi yang dipancarkan oleh inti-inti radioaktif
dapat diubah secara langsung menjadi listrik arus searah (DC) dengan teknik
termokopel. Teknik termokopel yaitu terjadinya arus listrik karena perbedaan suhu

6
ujung-ujung logam yang saling berhubungan. Gejala ini menujukkan bahwa
energi dalam bentuk panas dapat berubah menjadi energi listrik.
Teknik ini dapat terjadi pada sebatang logam yang suhu ujung-ujungnya
tidak sama. Perbedaan suhu ini menyebabkan terjadinya aliran elektron dari ujung
yang panas menuju ujung yang lebih dingin. Aliran elektron menimbulkan arus
yang disebut arus termolistrik, sedangkan elemen yang memanfaatkan fenomena
ini disebut termoelemen.
Termoelemen yang memanfaatkan radiasi radioaktif sebagai sumber
panasnya disebut baterai nuklir. Unsur radioaktif dalam baterai nuklir ini bisa
berupa unsur radioaktif alamiah maupun buatan. Baterai nuklir dapat berperan
sebagai sumber arus searah sebagaimana baterai kimia yang sudah kita kenal, baik
dalam bentuk sel basah maupun sel kering. Ada berbagai jenis baterai nuklir yang
prinsip kerja serta jenis unsur radioaktif yang digunakannya berbeda-beda. Salah
satunya adalah baterai nuklir jenis termokopel yang memanfaatkan panas dari
radiasi.
C. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Kimia
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan
untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk senyawa H2O
berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk senyawa ester
berasal dari alkohol.
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia,
utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari
unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam
menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, sebagai berikut:
1. Analisis Pengenceran Isotop
Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah
larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut

7
dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis
ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2. Analisis Aktivasi Neutron
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur
kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam
berat (Cd) dalam sampel ikan laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam
reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah
sinar. Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma untuk
menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
D. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Biologi
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop ini berupa karbon-14 (C-14) atau
oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom
oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau
oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis.
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari
penembakan atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam
udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif
itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis.
Beberapa kegunaan lainnya adalah sebagai berikut:
 Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang
tumbuhan.
 Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K
terhadap perkembangan tumbuhan.
 Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
E. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Industri
Manfaat teknologi nuklir juga digunakan manusia dalam bidang industri.
Sebagai contoh dengan adanya teknologi nuklir manusia dapat melakukan proses
eksplorasi minyak dan gas, untuk menentukan sifat dari bebatuan yang ada di
sekitar seperti litografi maupun porositas. Tidak hanya itu saja, kemampuan dari

8
radiasi energi nuklir juga dapat membantu perancangan konstruksi jalan,
pengujian kualitas bahan serta mengukur kelembapan dan kepadatan.
Berikut akan dijabarkan beberapa penggunaan teknik nuklir dalam bidang
industri:
1. Uji Tak merusak
Teknik pemeriksaan dengan radiasi ini disebut juga radiografi industri.
Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan radiasi jenis foton berdaya tembus
tinggi, baik berupa sinar gamma yang dipancarkan oleh radioisotop maupun sinar-
X dari suatu pesawat. Radiasi itu sendiri sebagian diserap dan sebagian diteruskan
oleh bahan yang diperiksa, oleh sebab itu radiasi akan mengalami pelemahan di
dalam bahan. Tingkat pelemahannya bergantung pada tebal bagian bahan yang
menyerap radiasi.
Dengan teknik ini dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor
dan juga keadaan dalam diri suatu sistem. Untuk mendapatan ketelitian
pemeriksaan yang lebih tinggi, maka teknik radiografi dapat dikombinasi
dengan teknik pemeriksaan lainnya. Karena tiap cacat pada benda menimbulkan
gambar yang berlainan, maka untuk membaca gambar pada film diperlukan
pengalaman dan keahlian tersendiri, sehingga kemungkinan terjadinya salah
interpretasi dapat dihindari dan dikurangi.
2. Penentuan Homogenitas Proses
Radioisotop dapat dimanfaatkan sebagai perunut dalam kegiatan industri.
Banyak masalah dalam proses industri dapat diselesaikan dengan teknik perunut
radioisotop ini. Dengan teknik ini hampir setiap karakteristik suatu proses industri
termasuk kelainan-kelainan yang terdapat pada sistem kerjanya, dapat diketahui
untuk kemudian dijadikan masukan informasi bagi pabrik maupun industri yang
bersangkutan.
Proses pencampuran bahan-bahan dalam industri merupakan proses yang
perlu dikontrol karena hasil proses dapat memengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkan industri tersebut. Dalam proses industri, misal pencampuran bahan X
dan bahan Y akan dianggap sempurna apabila X dan Y tersebut telah bercampur
secara homogen. Untuk mengetahui homogenitas campuran tersebut, maka ke
dalam bahan pencampur dimasukkan suatu perunut radioisotop. Homogenitas

9
campuran bahan X dan Y ditunjukkan oleh homogenitas radioisotop dalam
campuran. Pengamatan proses pencampuran dapat dilakukan dengan pemantauan
radiasi dari luar bak pencampur. Apabila hasil cacahan radiasi dari radioisotop
yang dipakai sebagai perunut telah menunjukkan nilai cacahan yang merata pada
semua bagian, maka proses pencampuran antara bahan X dan bahan Y telah
sempurna.
3. Pengelolaan Lingkungan
Pembersihan Polutan dengan Berkas Elektron.
Beberapa negara maju telah mengeluarkan peraturan sangat ketat dan
menanamkan investasi cukup besar dalam rangka mengurangi polusi udara dari
gas buang. Sebagai upaya untuk mencegah berlanjutnya krisis ekologi ini, telah
dikembangkan sistim peralatan berteknologi tinggi yang mampu menjinakkan
gas-gas seperti SOx dan NOx dalam gas buang yang dikeluarkan oleh cerobong,
baik dari stasiun pembangkit listrik maupun industri lain yang membakar
batubara.
Salah satu peralatan berteknologi tinggi adalah electron beam machine
atau Mesin Berkas Elektron (MBE). Prinsip kerja alat ini adalah menghasilkan
berkas electron dari filamen logam tungsten yang dipanaskan. Berkas elektron
selanjutnya difokuskan dan dipercepat dalam tabung akselerator vakum
bertegangan tinggi 2 juta Volt. Jika gas buang yang mengandung polutan sulfur
dan nitrogen diirradiasi dengan berkas elektron dalam suatu tempat yang
mengandung gas ammonia, sulfur dan nitrogen itu dapat berubah menjadi
ammonium sulfat dan ammonium nitrat.

Gambar 3. Grafik proses penjinakan polutan SOx dan NOx dalam gas buang

10
Proses pembersihan gas buang dilakukan pertama-tama dengan
mendinginkan SOx dan NOx dengan semburan air (H2O). Ke dalam campuran
senyawa ini selanjutnya ditambahkan gas ammonia dan dialirkan ke dalam tabung
pereaksi (vessel). Campuran senyawa yang mengalir dalam tabung pereaksi ini
selanjutnya diirradiasi dengan berkas elektron. Karena mendapatkan tambahan
energi dari elektron itu, maka gas-gas polutan akan berubah, SOx menjadi SO3
dan NOx menjadi NO3. Masih dalam pengaruh irradiasi elektron, kedua senyawa
tersebut bereaksi dengan air, sehingga dihasilkan produk antara (intermediate
product) berupa asam sulfat dan asam nitrat seperti ditunjukkan pada grafik proses
penjinakan polutan.
Pada grafik terlihat bahwa kadar SOx dan NOx langsung berkurang secara
drastis, sementara itu kadar gas ammonia tidak berubah. Setelah 0,1 detik dari
proses irradiasi, produk antara (asam sulfat dan asam nitrat) bereaksi dengan
ammonia sehingga dihasilkan produk akhir berupa ammonium sulfat dan
ammonium nitrat. Kedua senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk sulfat dan pupuk nitrogen. Wujud fisiknya pun berubah, yaitu dari gas
menjadi kristal/partikel. Pada grafik terlihat bahwa kadar ammonia dan produk
antara turun drastis, sementara itu produk akhirnya meningkat.

4. Modifikasi Bahan
Teknik nuklir dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk
menggunakan teknologi irradiasi. Penggunaan teknologi irradiasi yang cukup
besar adalah dalam proses kimia suatu industri. Karena membawa energi yang
cukup tinggi, radiasi dapat bertindak sebagai katalis untuk merangsang terjadinya
perubahan kimia suatu bahan, salah satunya adalah untuk merubah bahan kimia
sejenis cairan dari senyawa organik dalam golongan monomer menjadi polimer.
Salah satu sifat dari monomer ini adalah apabila menerima paparan radiasi dapat
berubah menjadi bahan baru yang disebut polimer, yaitu bahan padat yang sangat
keras pada suhu kamar. Dalam bidang industri, teknologi irradiasi dapat dipakai
untuk memproduksi plastik bermutu tinggi karena sifatnya yang sangat kuat serta
tahan terhadap panas.

11
Teknologi irradiasi juga dapat memodifikasi polietilen menjadi produk
polimer yang dapat menyusut volumenya apabila diberi perlakuan panas yang
sering disebut sebagai heat shrinkable tube. Produk ini banyak digunakan dalam
industri listrik untuk mengisolasi sambungansambungan listrik. Heat shrinkable
tube juga sering digunakan dalam industri telekomunikasi untuk membungkus
satuan-satuan kabel seperti satuan kabel telepon, agar terlindung dari pengaruh
luar, lebih awet, aman serta dapat ditanam di bawah tanah.
Teknologi irradiasi sangat efisien dan ekonomis untuk memproduksi bahan
isolasi kabel berdiameter kecil yang sangat banyak dipakai dalam industri
elektronika yang memerlukan akurasi tinggi, seperti komputer dan pesawat
telekomunikasi.
5. Penanggalan Radiokarbon
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Willard F. Libby pada tahun
1940 di Institute for Nuclear Studies, Universitas California. Penanggalan
radiocarbon bertumpu pada peluruhan unsur radioaktif alam C-14. Karena dapat
memberikan hasil yang sangat memuaskan, metode itu hingga saat ini masih tetap
digunakan secara luas untuk penaggalan temuan-temuan arkheologi.

Gambar 4. Bangunan kuno Stone Henge di Wiltshire, Inggris, diperkirakan


berusia 4.000 tahun berdasarkan hasil analisis kandungan C-14 dalam arang kayu
sisa pengapian yang ditemukan di salah satu bagian bangunan tersebut.

Penanggalan radiokarbon telah digunakan di beberapa negara untuk


mendata usia temuan-temuan arkheologi. Di Amerika Serikat, penanggalan ini
dipakai untuk menentukan usia benda arkheologi berupa 300 pasang sandal bertali

12
dan ditenun yang ditemukan dalam gua yang dikenal sebagai Fort Rock Cave di
Oregon. Hasil pendataan sampel organik dalam sandal menunjukkan bahwa benda
tersebut dibuat sekitar 9.000 tahun lalu.

F. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Hidrologi


Radioisotop dapat pula dimanfaatkan sebagai perunut dalam studi
hidrologi. Dengan perunut radioisotop ini, berbagai masalah dalam bidang
hidrologi dapat dipecahkan dengan cara langsung yang lebih cepat. Dalam bidang
ini, teknik perunutan dilakukan dengan cara memantau radiasi yang dipancarkan
oleh perunut radioisotop, atau dalam kegiatan ini lebih sering dikenal dengan
sebutan radiotracer.
Dalam studi hidrologi, radiotracer yang digunakan dilepaskan langsung ke
lingkungan. OLeh sebab itu, radioisotop yang digunakannya harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu :
 Tidak berbahaya terhadap manusia dan makhluk hidup di sekelilingnya.
 Jumlah radioisotop yang dilepaskan ke lingkungan diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pelepasan dalam jumlah yang
berlebihan.
 Radioisotop yang digunakan harus dapat larut dalam air.
 Radioisotop tidak akan diserap oleh tanah, tanaman maupun organisme
hidup lainnya.
Peranan radiotracer sebagai perunut dalam hidrologi telah terbukti banyak
sekali memberikan manfaat dan dapat dipakai sebagai pendukung metode non-
nuklir lainnya yang telah ada. Meskipun tidak semua persoalan hidrologi dapat
diselesaikan dengan teknik nuklir ini, namun penggunaan radiotracer seringkali
merupakan satu-satunya metode yang dapat menyelesaikan persoalan. Dalam
bidang hidrologi, radiotracer tersebut dapat digunakan sebagai perunut dalam
berbagai kegiatan. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aplikasi teknik
nuklir dalam bidang hidrologi.
1. Pengukuran Debit Air Sungai
Metode dasar dalam pengukuran debit air sungai adalah pengenceran
radiotracer. Radiotracer dalam jumlah tertentu yang tidak berbahaya dilepas

13
dibagian hulu sungai dan diukur konsentrasinya di bagian hilir. Besarnya
perubahan kadar perunut karena terjadinya pengenceran oleh aliran (debit) air
sungai dapat diketahui dengan cara mencacah langsung intensitas radiasi dalam
air sungai tersebut.
Penggunaan radiotracer untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih
sederhana dibandingkan metode pengukuan menggunakan current meter.
Kelebihan lainnya adalah pengukurannya dapat dilakukan lebih cepat dan dapat
dilakukan pada saat sungai sedang banjir. Pengukuran debit air sungai antara 300-
600 m3 per detik hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Makin
turbulen arus air sungai, makin cepat dan makin baik hasil pengukurannya.
2. Penentuan Arah Gerak Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Untuk
mengetahui pergerakan air tanah ini dapat digunakan metode sumur banyak.
Dalam hal ini radiotracer diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah-
tengah sehingga radiotracer tersebut larut dan bercampur dengan air tanah.
Radiotracer selanjutnya akan terbawa ke mana-mana mengikuti arah aliran air
tanah.
Dengan mencacah air tanah dari sumur-sumur lain yang ada di
sekelilingnya, maka arah gerakan air tanah ditempat tersebut dapat ditentukan,
yaitu dengan cara mengetahui adanya radiotracer yang terlarut dalam air. Dalam
hal ini radiotracer hanya akan ditemukan pada air tanah dari sumur-sumur
tertentu, yang berarti arah aliran air tanah itu menuju ke sumur dimana dalam air
tanahnya ditemukan radiotracer yang sebelumnya diinjeksikan.
3. Penentuan Kadar Air Tanah
Pengukuran kadar air dengan neutron dapat dilakukan dengan teliti, cepat,
dilakukan di tempat, tidak merusak dan alatnya dapat dibawa bawa (portable).
Karena kesederhanaannya, alat pengukur kadar air dengan neutron ini banyak
diminati oleh berbagai pihak. Alat ini mempunyai sumber neutron cepat.
Adapun proses kerjanya adalah memanfaatkan hasil tumbukan antara
neutron cepat dengan atom hidrogen yang terdapat dalam molekul air dalam
materi yang diukur. Dari hasil tumbukan ini akan dihasilkan neutron termik.
Jumlah neutron termik yang terbentuk akan ditangkap oleh pemantau neutron.

14
Hasil cacahan neutron akan sebanding dengan jumlah air yang terkandung di
dalam bahan.

Gambar 5. Teknik pengukuran kadar air tanah dengan teknik hamburan neutron

4. Penentuan Gerakan Sedimen


Teknik pelaksanaan penentuan arah gerakan sedimen dilakukan dengan
menandai sedimen yang diambil di pelabuhan dengan radioisotop seperti
Kromoium-51(Cr -51), Aurum -198 (Au-198) dan Skandium-46 (Sc-46) atau
membuat endapan tiruan yang bersifat radioaktif seperti pelapisan lumpur dengan
zat radioaktif atau pasir tiruan yang diaktifkan (pasir ini dibuat dari gelas yang
mengandung radioisotop Iridium-192 (Ir- 192) dan Sc- 46). Sedimen radioaktif
tersebut selanjutnya dilepaskan ke dasar laut di daerah yang diselidiki. Endapan
radioaktif ini akan mengikuti gerak endapan asli.
Metode ini dapat digunakan untuk mempelajari arah, kecepatan dan
penyebaran lumpur ataupun pasir yang berperan dalam proses pendangkalan
pelabuhan. Pengamatan tersebut dapat dilakukan menggunakan pemantau radiasi
dari permukaan laut atau di atas kapal. Selain itu, studi ini juga dapat dipakai
untuk mengetahui efisiensi transpot sedimen dan erosi.

15
Gambar 6. Mempelajari arah gerak sedimen dengan perunut radioisotope

5. Penentuan Kebocoran Bendungan


Metode perunut radioisotop juga dapat dipakai untuk menentukan letak
kebocoran atau rembesan suatu bendungan/dam. Teknik penentuannya dilakukan
dengan cara melepaskan radioisotop pada tempat tertentu di reservoar (air dam)
yang dicurigai sebagai tempat rembesan tersebut berasal. Radioisotop akan larut
dan bercampur dengan air sehingga apabila terjadi kebocoran pada bendungan, air
yang telah bercampur dengan radioisotop akan masuk dan bergerak mengikuti
arah perembesan. Dengan melakukan pengukuran tingkat radioaktivitas air yang
keluar melalui mata air maupun sumur-sumur pengamatan di daerah rembesan,
maka adanya rembesan beserta arahnya dapat diketahui.

6. Penentuan Laju Erosi


Peristiwa erosi dapat disebabkan baik oleh angin maupun air. Namun
sebagian besar kasus erosi tanah umumnya disebabkan oleh air hujan. Dengan
menandai tanah yang dipelajari dengan radioisotop, maka laju erosi tanah oleh air
hujan dapat dipelajari dengan teliti. Setelah terkena air hujan, aktivitas radioisotop
dalam tanah akan berkurang. Dengan cara membandingkan aktivitas radioisotop
dalam tanah antara sebelum dan setelah terkena air hujan, maka laju erosi tanah
dapat diketahui.

16
G. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Kedokteran
Berikut adalah beberapa penggunaan teknik nuklir dalam bidang
kedokteran, diantaranya:
1. Radiodiagnostik
Tindakan radiodiagnostik bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan/
kerusakan pada organ dan kanker pada tubuh dengan menggunakan pesawat sinar-
X energi rendah dengan hasil dalam bentuk citra anatomi. Dosis radiasi yang
digunakan dalam radiodiagnostik tidak berbahaya bagi pasien pada interval waktu
tertentu karena relatif setara dengan dosis radiasi alam dan jauh lebih rendah dari
dosis yang digunakan dalam radioterapi.
Jika sebuah film ditempatkan pada bayangan seorang pasien, film tersebut
akan menghasilkan citra dari bagian dalam tubuh pasien misalnya tulang akan
tampak terang pada film. Jika seseorang perlu memeriksa kondisi organ dalam
tubuhnya misalnya usus atau ginjal,maka pasien tersebut harus menggunakan
medium kontras baik dengan cara diminum atau disuntik. Medium tersebut akan
menuju organ target dan memberikan citra organ yang jelas pada gambar sinar-X.

Gambar 7. X-ray
2. Radioditerapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel normal
sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup
pemancar sinar gamma atau pesawat sinar-X dan berkas elektron. Terdapat dua
teknik dalam radioterapi yaitu teleterapi (sumber eksternal) dan brakiterapi
(sumber internal).

17
Pada tindakan teleterapi, posisi sumber sinar gamma energi tinggi yang
berasal dari Kobalt-60 (Co-60) yang disimpan dalam kontainer metal yang tebal
pada alat, dapat diatur sedemikian rupa sehingga kanker dapat diradiasi dari
berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin pada jaringan tumor. Tumor ganas
dikenai radiasi yang sangat kuat secara berulang-ulang selama jangka waktu
beberapa minggu. Radioterapi diberikan setiap hari dari berbagai arah secara tepat
pada kanker. Dengan demikian kanker akan menerima radiasi dosis tinggi
sementara jaringan normal dan sehat di sekitar lokasi kanker hanya akan
menerima dosis yang lebih rendah dengan tingkat kerusakan yang dapat
ditoleransi tubuh dan berangsur pulih.

Gambar 8. Pesawat Teleterapi dengan posisi sumber Co-60 yang dapat diatur
posisinya

Pada tindakan brakiterapi, radioterapi dapat pula dilakukan dengan


menggunakan sumber radiasi terbuka yang diposisikan sedekat mungkin dengan
kanker. Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain Iodium-125 (I-
125), Radium-226 (Ra-226), Stronsium-89 (Sr-89), Samarium-153 (Sm-153), dan
Itrium-99 (Y-99). Sumber radiasi tersebut dikemas dalam bentuk jarum, biji
sebesar beras, atau kawat dan dapat diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary)
seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker esopagus, dalam organ/jaringan
(interstisial) seperti kanker prostat, kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau
dalam lumen (intraluminal).
3. Sterilisasi Alat dan Produk Kesehatan
Beberapa alat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung
tangan bedah dan hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan
jaringan atau cairan tubuh. Oleh karena itu produk tersebut harus steril atau bebas

18
dari mikroorganisme hidup terutama yang bersifat potogen. Sebagian besar
produk alat kesehatan terbuat dari bahan polimer yang tidak tahan pemanasan
dengan suhu tinggi, karena itu sterilisasi yang dapat digunakan adalah sterilisasi
dingin menggunakan gas etilen oksida (ETO) atau radiasi.
Sterilisasi dengan gas ETO mempunyai beberapa kelemahan misalnya
bersifat toksik pada manusia, meninggalkan residu gas yang bersifat karsinogenik
pada produk, polusi terhadap lingkungan, dan memerlukan karantina produk 7-14
hari. Dengan demikian radiasi pengion merupakan pilihan yang tepat untuk
sterilisasi dingin terhadap produk yang tidak tahan panas seperti alat kedokteran
dan tissue graft.
Beberapa keuntungan sterilisasi menggunakan radiasi dibandingkan
dengan metode sterilisasi lain adalah sterilisasi dilakukan pada suhu kamar, tidak
menimbulkan kenaikan temperatur yang berarti, dapat menembus ke dalam
seluruh bagian produk dan dalam kemasan akhir, tidak merusak bahan yang
disterilisasi, waktu iradiasi sebagai variabel pengontrol keseluruhan proses, lebih
efektif karena dapat mencapai 100% steril pada dosis tinggi, dapat mesterilkan
bahan dalam jumlah banyak untuk sekali proses radiasi, tidak meninggalkan
residu, dan dapat digunakan pada produk akhir.

Gambar 9. Peralatan kedokteran yang disterilisasi dengan radiasi

H. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Farmasi


Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang farmasi sudah sangat maju, hal ini
erat kaitannya dengan bidang kedokteran nuklir. Radioisotop yang digunakan
dalam bidang farmasi dari tahun ke tahun terus bertambah. Sampai saat ini jumlah

19
radioisotop yang digunakan dalam sediaan radiofarmaka kurang lebih sebanyak
200 macam. Radiofarmaka merupakan senyawa radioaktif yang digunakan dalam
bidang farmasi dan kedokteran nuklir, baik untuk tujuan diagnosis maupun
pengobatan.
Istilah sediaan radiofarmaka tidak termasuk zat radioaktif yang digunakan
dalam bidang radiologi. Pengertian lebih lanjut dari sediaan radiofarmaka adalah
zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik secara langsung
( Oral / Diminum ) atau secara parental / disuntik, serta tidak berada dalam wadah
yang tertutup ( sealed source ). Sediaan radiofarmaka yang masuk ke dalam tubuh
manusia akan ikut mengalami perubahan metabolisme yang terjadi di dalam
tubuh.
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu radiofarmaka antara
lain:
 Dosis radiasi maksimum yang diijinkan (Maximum Permissible Dose
(MPD))
 Waktu optimum yang diperlukan untuk memulai penatahan / pengukuran.
 Dosis pemakaian (administered dose) yang tepat dari setiap sediaan
radiofarmaka berdasarkan waktu dan MPD.
 Ketepatan pemilihan sediaan radiofarmaka yang akan digunakan berdasarkan
pertimbangan biologis, peluruhan fisika (physical decay), dan kementakan /
kebolehjadian keberhasilan pemakaian sediaan radiofarmaka secara statistik.
 Pertimbangan medis antara pemakaian sediaan radiofarmaka dan
penanganan medis.
 Masalah-masalah lain yang mungkin timbul dari pemakaian sediaan
radiofarmaka.
Radiofarmaka yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui mulut,
suntikan, atau dihirup lewat hidung akan memberikan informasi berupa:
1. Citra organ atau bagian tubuh pasien yang diperoleh dengan bantuan alat
kamera gamma atau kamera positron (teknik imaging) yang memberikan
informasi fungsional berdasarkan pada perubahan biokimiawi-fisiologik
yang menimbulkan pola emisi radiasi yang mencerminkan fungsi organ
atau bagian tubuh yang diperiksa.

20
2. Kurva hubungan aktivitas dan waktu yang menunjukkan kinetika
radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan nilai yang
menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian tubuh
tertentu di samping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera
gamma atau kamera positron
3. Radioaktivitas yang terdapat dalam sampel darah, urin, atau lainnya yang
diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan
pada detektor radiasi (teknik non-imaging in vitro). Data yang diperoleh
baik dengan teknik imaging maupun non-imaging memberikan informasi
mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan (imaging) pada
kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan dalam
radiologi.

Gambar 10. Kamera Gamma


a. Sediaan radiofarmaka isotop primer, Contoh :
 I-131 dalam bentuk larutan NaI131
 P-32 dalam bentuk larutan H3P32O4 atau NaH2P32O4
 S-35 dalam bentuk larutan H2S35O4
b. Sediaan radiofarmaka senyawa bertanda, contoh :
 Hipuran I-131
 Rose bengal I-131
 RISHA I-131
 Asam oleat I-131
 Tc-99m dan derivatnya
Dengan adanya sediaan radiofarmaka maka banyak sekali persoalan dalam
bidang kedokteran yang tidak bisa diatasi dengan cara konvensional, tapi saat ini
bisa diatasi dengan metode kedokteran nuklir yang menggunakan sediaan
radiofarmaka. Contoh persoalan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

21
 Uji Fungsi Ginjal
Sebelumnya keadaan ginjal hanya bisa dilihat berdasarkan hasil foto
(rountgen) radiologi terhadap ginjal. Berdasarkan foto rountgen ginjal bisa
diketahui kalau ada penyumbatan karena batu ginjal, akan tetapi bagaimana fungsi
ginjal tidak bisa diketahui melalui foto rountgen tersebut.
Fungsi ginjal hanya bisa diketahui melalui radiofarmaka Hipuran I-131
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, hasil pencacahan radiasi yang
dipancarkan dari ginjal kiri dan ginjal kanan kemudian direkam. Hasil rekaman
ginjal kiri dan ginjal kanan dapat digunakan untuk menganalisis fungsi ginjal.
 Uji Fungsi Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok yang tidak normal biasanya akan berusaha
untuk menangkap iodium yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga
akan tumbuh membesar. Keadaan ini dapat dilihat dan diraba
dari luar. Bila kelenjar gondok sudah membesar, berarti fungsi untuk
menangkap iodium tidak berfungsi lagi. Untuk melihat apakah kelenjar gondok
berfungsi baik atau tidak (sebelum membesar), dapat dilakukan dengan
memasukkan radiofarmaka I-131 ke dalam tubuh manusia. Setelah beberapa saat
dilakukan pencacahan radiasi di sekitar kelenjar gondok.

Gambar 11. Radiofarmaka untuk keperluan diagnostik

22
Gambar 12. Radiofarmaka untuk keperluan terapi

I. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Pertanian


Beberapa penggunaan teknik nuklir dalam bidang pertanian adalah:
1. Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman dengan teknik nuklir dapat diawali dengan
mengiradiasi materi genetik tanaman melalui iradiasi biji, stek batang, serbuk
sari, akar rhizome, kalus atau yang lainnya dengan sinar gamma.

Gambar 13. Kemungkinan variasi fenotip yang muncul setelah perlakuan


iradiasi pada materi genetik tanaman
Setelah perlakuan irradiasi akan terjadi beberapa kemungkinan pada
materi genetik tanaman tersebut yaitu mutasi ke arah positif, mutasi ke arah
negatif, atau tanpa mutasi. Dari variasi fenotip yang timbul dilakukan seleksi sifat
yang lebih baik untuk dikembangkan menjadi varietas unggul. Tanaman yang
telah mengalami perubahan akibat terjadinya mutasi genetik disebut mutan
sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Radiasi
terhadap materi genetik tanaman tidak mengakibatkan tanaman atau produk
tanaman tersebut menjadi bersifat radioaktif sehingga semua hasil pemuliaan
tanaman dengan radiasi aman dikonsumsi manusia.

23
Gambar 14. Proses pemuliaan tanaman pisang dengan sinar gamma Co-60 untuk
mendapatkan varietas baru dengan pohon yang pendek, berbunga lebih cepat
dengan buah yang lebih banyak dan harum

2. Pengendalian Hama dengan Teknik Serangga Mandul


Teknik serangga mandul (TSM) dengan radiasi gamma bertujuan untuk
pengendalian hama tanaman dan vektor penyakit pada manusia. Serangga pada
stadium pupa diiradiasi dengan sinar gamma untuk menghasilkan hama jantan
mandul dan kemudian dilepaskan di suatu daerah atau lahan pertanian untuk
bersaing kawin dengan serangga hama betina di lapangan. Jantan mandul tersebut
akan kawin dengan betina normal di daaerah tersebut dan menghasilkan telur
tanpa embrio atau tanpa keturunan. Hasil pelepasan ini akan menurunkan populasi
pada generasi berikutnya. Bila beberapa generasi berturut-turut dilepaskan hama
mandul, maka dari generasi ke generasi populasi hama akan terus menurun
sampai nol.

Gambar 15. Prinsip mekanisme teknik serangg mandul dengan radiasi


TSM telah berhasil digunakan di berbagai negara untuk mengendalikan
hama tertentu sampai musnah. TSM untuk mengendalikan lalat buah Bactrocera
carambolae telah dapat dikuasai, mengingat teknik pembiakkan massal lalat buah

24
di laboratorium dengan kapasitas produksi jutaan per minggu telah berhasil
dikembangkan dan dinamika populasinya di kebun telah dipelajari.
Teknik serangga mandul dengan radiasi juga dapat diaplikasikan untuk
pengendalian vektor penyakit pada manusia khususnya nyamuk Aedes agepty
yang merupakan vektor penyakit demam berdarah. Saat ini BATAN bekerja sama
dengan Departemen Kesehatan sedang melakukan litbang dalam proses irradiasi
terhadap vektor.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Nuklir adalah sebuah atom yang tidak memiliki inti. Bahan dasar
pembuatan nuklir adalah Uranium-235 yang merupakan isotop dari
Uranium-238.
2. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang fisika adalah untuk pemanfaatan
panas dan baterai nuklir.
3. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang kimia adalah untuk mempelajari
mekanisme reaksi kimia.

25
4. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang biologi adalah untuk mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis, proses penyerapan air serta sirkulasinya di
dalam batang tumbuhan, pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N,
P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan dan untuk memacu mutasi gen
tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
5. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang industry adalah untuk uji tak
merusak, penentuan homogenitas proses, pengelolaan lingkungan,
modifikasi bahan dan penanggalan karbon.
6. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang hidrologi adalah untuk pengukuran
debit air sungai, penentuan arah gerak air tanah, penentuan kadar air tanah,
penentuan gerakan sedimen, penentuan kebocoran bendungan dan laju
reaksi.
7. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang kedokteran adalah untuk
radiodiagnostik, radioterapi dan sterilisasi alat serta produk kesehatan.
8. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang farmasi adalah untuk memberikan
informasi berupa citra organ atau bagian tubuh pasien, kurva hubungan
aktivitas dan waktu yang menunjukkan kinetika radioisotop dalam organ
atau bagian tubuh tertentu, dan radioaktivitas yang terdapat dalam sampel
darah, urin, atau lainnya.
9. Penggunaan teknik nuklir dalam bidang pertanian adalah pemuliaan
tanaman dan pengendalian hama dengan teknik serangga mandul.

DAFTAR PUSTAKA

HILMY, N. 1995. Manfaat Radiasi dalam Industri, Lingkungan, dan Kesehatan.


Yogyakarta: PPNY-BATAN

JAMARAN, I. Dan WAN


GSADIPURA, A.H.S. 1993. Aplikasi Isotop dan Radiasi di Bidang Pertanian,
Industri dan Lingkungan. Jakarta: PAIR-BATAN

26

Anda mungkin juga menyukai