ENERGI NUKLIR
DISUSUN OLEH :
Anas Kurniawan NPM 2204112
M. Fery Kurniawan NPM 2204113
Reky Setiawan NPM 2204114
Dosen Pengampu :
Sepriadi, ST., M.T.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah “Energi Nuklir” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan.
Akan tetapi, tidak terlepas dari bantuan semua pihak terkhususnya penulis ucapkan terima
kasih kepada Bapak Sepriadi, ST., M.T. sebagai dosen pengampu yang memberikan kami
arahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah “Pengantar Energi Nuklir”. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................1
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................................2
BAB II DASAR TEORI......................................................................................................3
2.1 Pengertian Nuklir...............................................................................................3
2.2 Pemanfaatan Nuklir Sebagai Sumber Alternatif................................................6
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Energi Nuklir.....................................................11
2.4 Potensi Energi Nuklir di Indonesia..................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................25
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hubungan Pembangkit Tenaga Listrik dan Tenaga Bergerak dengan Efisiensi Primer
Tabel 2. Cadangan Sumber Energi Duni dan di Indonesia
Tabel 3. Produk Pelayanan Perizinan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Menambah referensi untuk mengetahui potensi energi nuklir di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyajian makalah ini di bagi dalam beberapa bab dengan tujuan untuk
mempermudah pencarian informasi yang di butuhkan. Pembagian bab tersebut adalah
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan,
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan.
BAB II Dasar teori,
Memuat teori yang menjadi dasar pengetahuan yang di gunakan dalam menyusun
makalah mengenai pengertian nuklir, bahan bakar nuklir, pemanfaatan nuklir sebagai
energi alternatif, keunggulan dan kelemahan energi nuklir, dan potensi energi nuklir
di Indonesia.
BAB III Studi kasus,
Pada bab ini di uraikan mengenai analisa sumber terbarukan dan energi tidak
terbarukan, sumber energi terbarukan dan cadangannya di Indonesia, tenaga nuklir
sebagai pembangkit listrik, dan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.
BAB IV Pembahasan,
Menjelaskan bagian isi uraian pokok dari makalah ini.
BAB V Penutup
Mejelaskan mengenai kesimpulan akhir makalah ini dan saran-saran yang
direkomendasikan untu perbaikan berikutnya.
2
BAB II
DASAR TEORI
(sumber : Environment.Indonesia.com)
3
Gambar 2.2 Proses Pengolahan Uranium
(sumber : kompasiana.com)
Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan
beberapa negara yang tidak melakukan proses daur ulang bahan bakar nuklir
bekas mengikuti empat tahapan seperti yang terdapat dalam gambar di atas.
Proses di atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama, uranium diperoleh
dari pertambangan. Kedua, uranium diproses menjadi “Yellow Cake”. Langkah
berikutnya adalah mengubah “Yellow Cake” menjadi UF6 untuk proses
pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses
pengkayaan untuk kemudian langsung ke tahap ke-4 sebagaimana yang terjadi
untuk bahan bakar reaktor nuklir pada umumnya
a. Reaksi Fisi
Reaksi fisi terjadi antara neutron dengan inti uranium sehingga terjadi fragmen
inti-inti atom disertai pembebasan energy. Untuk menghasilkan reaksi fisi, kita harus
mempunyai material yang dapat membelah. Kita sebut material ini sebagai bahan
bakar. Selanjutnya agar dapat membelah, harus ada pemicunya, yang dalam hal ini
adalah neutron. Secara umum reaksi fisi dapat kita tuliskan seperti ini
(sumber: ilmunuklir.id)
4
Dalam gambar tersebut tampak neutron mengenai bahan bakar uranium-235
atau U-235 dan menghasilkan satu produk antara yaitu U-236 yang sifatnya tidak
stabil dan kemudian akan membelah menjadi dua buah produk fisi, yaitu kripton-92
(Kr-92) dan barium-141 (Ba-141) serta 3 buah neutron baru. Di samping itu akan
muncul pula energi yang sebagian besar berupa energi kinetik dari produk-produk fisi.
b. Reaksi fisi berantai
Proses yang terjadi pada reaksi fisi berantai adalah intimenangkap neutron
kemudian membelah menjadi inti baru sambil melepaskanenergi dan 3 neutron baru,
neutron baru mengalami proses moderasi di dalammoderator menjadi neutron termal.
Neutron tersebut berdifusi dalam mediumbahan bakar sebelum
mengalamikemungkinan bereaksi dengan intilainnya.Pada setiap reaksi fisi dihasilkan
dua inti baru, dua atau tiga neutronbaru dan sejumlah energi panas. Inti-inti baru
terbentuk besifat tidak stabil(radioaktif). Untuk menjadi stabil inti-inti tersebut
meluruh dengan
memancarkan sinar-sinar maupun partikel. Inti-inti baru yang muncul sebagai8
hasil fisi ini disebut petilan fisi (fragmen fisi) dan biasanya mempunyai ukuran tidak
sama.
c. Reaksi Fusi
Reaksi jenis ini tidak terjadi secara alamiah di permukaan bumi, namun
merupakan prinsip kerja pembakaran hydrogen di pusat matahari serta bintang-
bintang. Terdapat banyak tipe reaksi fusi yang dapat terjadi di matahari yang sering
disebut siklus protonproton, mulai dari pengganbungan dua inti hydrogen menjadi
inti Deuterum hingga penggabungan inti deuterium dan inti tritium. Reaksi ini
membutuhkan kondisi tertentu yang hanya terdapat di dalam inti matahari ataupun
bintang-bintang, misalnya tekanan yang tinggi di hasilkan oleh gaya gravitasi. Gaya
gravitasi pada pusat matahari haruslah sangat besar untuk mempertahankan
strukturnya, mengingat komposisi matahari kebanyakan terdiri dari gas hydrogen.
Reaksi fusi didalam reactor membutuhkan deuterium dan tritium sebagai
bahan bakar, yang jika bergabung pada kondisi tertentu akan mengahsilkan inti
helium yang stabil disertai sebuah neutron yang membawa sebagian besar energy fusi.
5
Gambar 2.5 Reaksi Fusi
(sumber : kompas.com)
6
Gambar 2.6 Reaktor Nuklir
(sumber : medcom.id)
7
1) LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan Reaktor air ringan merupakan
reaktor nuklir yang menggunakan H2O
dengankemurniantinggisebagaibahanmoderatorsekaliguspendingin reaktor. Reaktor
jenis ini pertama kali di kembangkan di Amerika Serikat dan Rusia. Reaktor ini terdiri
atas Reaktor Air tekan atau PWR (PressurizedWater Reactor) dan Reaktor Air Didih
atau BWR n(Boiling Water Reactor) dengan jumlah yang dioperasikan masing-
masing mencapai 52 % dan 21,5 % dari total reaktor daya nuklir yang beroperasi.
Sedang sisanya sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai type reaktor daya lainnya.
a) PWR (Presured Water Reactor)
Reaktor Air Tekan Reaktor sekaligus Air Tekan moderator.
penggunaan dua sekunder. Panas juga menggunakan Bedanya macam dengan
pendingin, yang dihasilkan H2O Reaktor yaitu sebagai Air pendingin
pendingin Didih primer adalah dan dari reaksi fisi dipakai untuk
memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkap dengan alat
pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk mempertahankan tekanan
sistim pendingin primer.
Pada pendigin primer memakai air dan dipanaskan inti sampai 600˚F
tetapi air ini tidak mendidih karena berada didalam bejana yang bertekanan
tinggi (sebesar 2250 psi). Air ini dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu
atau dua) dengan tekanan 1000 psi, dan suhu 500˚F. Setelah melalui turbin
uap dikembalikan ke kondensor. Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki
yang dilengkapi dengan pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan
dalam teras reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang
terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap tambahan
yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin primer. Sebaliknya
apabila tekanan dalam sistim penyemprot air pendingin primer bertambah,
maka sistem akan mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan uap
berkurang dan sistim pendingin primer akan kembali ke keadaan semula.
Tekanan pada sistem pendingin primer dipertahankan pada posisi 150
Atm untuk mencegah agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu
sekitar 300 ºC. Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan menguap
pada suhu 100 ºC. Dalamprosespembangkitkerjanya,uapair
pendinginsehinggaterjadiprimerpertukarandialirkan panas sistim antara
sistim pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara
kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi kontak
atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu dipisahkan oleh sistim
pipa. Terjadinya pertukaran panas menyebabkan air pendingin
sekundermenguap.Tekanan pada sistim pendingin sekunder dipertahankan
pada tekanan udara normal sehingga air dapat menguap pada suhu 100 ºC.
Uap yang terbentuk di dalam sistim pembangkit uap ini selanjutnya
dialirkan untuk memutar turbin. Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim
pendingin primernya betulbetul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran
bahan radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi
pada turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan
keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah karena
reaktor ini mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila terjadi kenaikan
8
suhudalam teras reaktor secara mendadak, maka daya reaktor akan segera
turundengansendirinya. Namun karena menggunakan dua sistimpendingin,
maka efisiensi thermalnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor
Air Didih.
(sumber : batan.go.id)
9
Gambar 2.8 Reaktor Air Didih
(sumber : adoc.tips)
(sumber : www.batan.go.id)
10
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Energi Nuklir
Keunggulan PLTN di antaranya sebagai beriku:
1. Nuklir adalah sumber energi yang sangat besar dan efisien. Seperti sudah
diterangkan di atas bahwa reaksi fisi dalam reaktor daya menghasilkan energi
panas yang sangat besar. Satu gram uranium menghasilkan energi panas setara
dengan 1 ton batubara. PLTN jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan
penggunaan energi fosil yang sekarang semakin mahal.
2. Persediaan bahan bakar nuklir di dunia masih cukup banyak. Alangkah
baiknya kalau uranium yang ada itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi, bukan untuk membuat bom nuklir. Dengan adanya PLTN tipe breecler
reactor, penggunaan uranium dalam PLTN menjadi lebih irit. Dengan
demikian, PLTN dapat memenuhi kebutuhan energi listrik untuk jangka
panjang.
3. Indonesia mempunyai tambang uranium sebagai bahan bakar nuklir yang bisa
ditambang sendiri di masa depan. Tambang uranium tersebut terdapat di
Kalimantan dan Papua. Penyediaan bahan bakar nuklir memerlukan
penambangan yang lebih sedikit. Apabila Indonesia membangun PLTN,
tambang uranium tersebut dapat dieksploitasi dan digunakan sebagai bahan
bakar PLTN.
4. PLTN lebih bersih. Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga
fosil (minyak, batubara, dan gas) maka polusi udara yang ditimbulkan oleh
PLTN jauh lebih sedikit.
5. Volume limbah nuklir relatif sedikit. Di samping itu, Indonesia mempunyai
wilayah yang sangat luas dan banyak pulau-pulau kecil yang tidak
berpenghuni. Tempat tersebut dapat digunakan untuk menyimpan limbah
radioaktif yang bersifat lestari (permanen).
6. Teknologinya sudah teruji dan andal. Sejak tahun 1987 sampai sekarang tidak
pernah terjadi kecelakaan dalam PLTN yang menelan korban jiwa.
7. Indonesia sudah lama memiliki reaktor riset dan mempunyai SDM di bidang
teknologi nuklir yang cukup banyak. Jika Indonesia membangun PLTN, maka
SDM dari Batan, ITB, dan UGM dapat dimanfaatkan dalam pembangunan dan
pengoperasian PLTN,
8. Badan tenaga nuklir internasional menganggap Indonesia layak untuk
membangun PLTN. Kalau Indonesia membangun PLTN maka untuk
mengurus perizinannya lebih mudah.
9. Masa pakai PLTN cukup lama. PLTN dapat digunakan selama 50 tahun. Ini
lebih lama dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil.
10. Panas yang dihasilkan, di samping untuk menghasilkan energi listrik juga
dapat digunakan untuk desalinasi air laut untuk produksi air minum,
PLTN juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan sebelum
pembangunan dilaksanakan. Kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Banyak penduduk Indonesia yang takut terhadap PLTN sehingga mereka
menolak PLTN dibangun di daerahnya, Maka kewajiban Pemerintah untuk
memberi informasi yang benar kepada masyarakat.
11
2. Investasi awal lebih besar. Hal ini disebabkan sistem keselamatan PLTN
sangat canggih dan berlapis-lapis.
3. PLTN menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur panjang sehingga
harus disimpan dan diamankan untuk jangka waktu yang cukup lama
4. Waktu konstruksi lebih lama. Dalam membangun PLA dibutuhkan sistem
keselamatan berlapis dan sungkup reaktor untuk keselamatan. Dengan
demikian, waktu yang diperlukan untuk membangun PLTN lebih lama jika
dibandingkan dengan membangun pembangkit listrik tenaga batubara.
Jadi PLTN mempunyai keunggulan dan kelemahan. Tetapi lau dihitung secara
total, maka keunggulan PLTN jauh lebih banyak daripada kelemahannya. Karena itu
sudah selayaknya apabila Indonesia mempersiapkan diri untuk membangun PLTN.
Disamping itu juga perlu dilakukan sosialisasi mengenai PLTN. Diharapkan pada
tahun 2017 nanti Indonesia sudah mulai melaksanakan pembangunan PLTN. Dalam
perencanaan kombinasi sumber energi nasional tahun 2025, PLTN termasuk salah
satu sumber energi nasional yang diharapkan dapat menyumbang energi listrik
sebesar 2%..
2.4 Potensi Energi Nuklir di Indonesia
2.4.1 Sejarah PLTN di Indonesia
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil memperoleh reaksi
nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat
dirahasiakan dan dibangun di bawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu
manusia berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun pada
mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru
dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada
dan Rusia juga mulai menjalankan program energi nuklirnya. Listrik pertama yang dihasilkan
dari PLTN terjadi di Idaho, Amerika Serikat, pada tahun 1951. Selanjutnya pada tahun 1954
PLTN skala kecil juga mulai dioperasikandi Rusia. PLTN pertamadi dunia yang
memenuhisyaratkomersial dioperasikan pertama kali pada bulan Oktober 1956 di Calder
Hall, Cumberland. Sistim PLTN di Calder Hall ini terdiri atas dua reaktor nuklir yang mampu
memproduksi sekitar 80 juta Watt tenaga listrik.
Sukses pengoperasian PLTN tersebut telah mengilhami munculnya beberapa PLTN
dengan model yang sama diberbagaitempat. ProsesrencanapembangunanPLTNdiIndonesia
cukup panjang. Tahun 1972, telah dimulai pembahasan awal dengan
membentukKomisiPersiapan Pembangunan PLTN. Komisi ini kemudianmelakukan
pemilihan lokasi dan tahun 1975 terpilih 14 lokasi potensial, 5 di antaranya terletak di Jawa
Tengah. Lokasi tersebut diteliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama
dengan NIRA dari Italia. Dari keempat belas lokasi tersebut, 11 lokasi di pantai utara dan 3
lokasi di pantai selatan.
Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa depan Indonesia. Karena,
tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak. Denganadanya tenaga nuklir, diyakini
bisa menambah pasokan listrik di Indonesia,terutama di pulau padat penduduk seperti yang
ada di pulau Jawa. Selain itudiharapkan masyarakat Indonesia tidak memiliki ketergantungan
12
yang tinggiterhadap petroleum, dengan demikian Indonesia dapat memproduksi minyak
bumilebih banyak. Selain itu, emisi gas dapat berkurang. Tenaga nuklir jugadimanfaatkan
pada bidang-bidang lainnya seperti bidang pertanian, peternakan,hidrologi, industri,
kesehatan, penggunaan zat radiaktif dan sinar-D untuk radiografi, logging, gauging, analisa
bahan, kaos lampu, perunut (tracer) dan lain-lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak
dilakukan oleh BATAN mulai dariskala kecil sampai dengan skala besar. Pemanfaatan dalam
bidang kesehatan dapatdilihat seperti untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan untuk
terapi dimanaradiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker.
13
BAB III
STUDI KASUS
Tabel 1. Hubungan Pembangkit Tenaga Listrik dan Tenaga Bergerak dengan Efisiensi Primer
Potensi untuk menhemat kerugian transmisi energi dapat di perhatikan pada tabel 1
tentang hubungan pembangkit Tenaga Listrik dan Tenaga bergerak dengan efisiensi pada
penggunaan energi primer, yang biasanya mengahsilakan ‘gas buangan’, berarti limbah
panas.Di samping itu juga perlu di kembangkan penggunaan energi terbarukan, tanpa
pencemarannya. Sumber energi terbarukan yang potensial adalah energi air, surya, angin, dan
bioenergi, serta energi geotermal.
Pengertian atas efisiensi teknik merosot dan manusia makin merasa tidak berdaya
terhadap perkembangan ilmu teknik yang tidak terkendali, cepat dan liar. Kemajuan teknik
tidak lagi menjadi alat kesejahteraan manusia, melainkan menjadi suatu institusi yang
mandiri. Dengan demikian teknik seperti ilmu pengetahuan akhirnya akan kehilangan arti,
hak hidup dan sumber kehidupan.[1]
3.2 SUMBER ENERGI TERBARUKAN DAN CADANGANNYA DI INDONESIA
Tabel 2 memberikan gambaran cadangan energi dunia. Pemikiran bahwa sumber
minyak bumi memancar secara terus menerus dan merata di muka bumi merupakan impian
14
atau angan-angan. Tanpa penghematan yang sungguh-sungguh, minyak bumi akan habis
dalam jangka waktu 30 tahun [2], dan cadangan uranium hanya memenuhi kebutuhan 1-2
generasi lagi.
Kalau manusia sekarang mulai memikirkan alternatif seperti bahan bakar nabati,
tanaman biomassa tersebut akan berebut lahan subur yang sebenarnya di butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu, karena pemanasan global yang di akibatkan oleh
pembakaran minyak abumi, kutub es mulai mencair dan permukaan laut akan naik. Dengan
demikian, lahan yang hilang karena tenggelam pasti adalah lahan yang paling subur di dunia.
Gambaran suram ini mengejutkan terutama karena penelitian-penlitian besar sampai
sekarang di fokuskan pada penguasaan angkasa dan masalah perang. Alternatif-altyernatif
yang siap di pakai belum terwujud. Apakah tenaga nuklir merupkan alternatif yang nyata?
3.3 TENAGA NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK
Keuntungsn pembangkit listrk dengan tenaga nuklir. Beban atas lingkungan oleh
pembangkit listrik dengan batu bara yaitu 180.000 ton Sox, 26.000 ton Nox, 650 ton CO
pertahun tidak akan terjadi dengan pembangkit listrik nuklir. Teransportasi dan tempat
timbunan menjadi lebih sederhana karena 1 kg uranium seimbang dengan 16.000 kg batu
bara. Ketergantungan dari negara-negara ekspor BBM dapat dikurangi dan pembangunan
pembangkit tenaga listrik nuklir memberi tempat kerja bagi 6.500 orang selama enam tahun.
Tenaga listrik nuklir memberi dan menciptakan energi yang bersih serta menambah
banyaknya tenaga listrik. Apakah hal ini merupakan jalan ke luar krisis energi?
3.3.1 Ketergantungan pada Sumber Bahan Mentah dan Masalah Lingkungan
Sumber bahan mentah uranium dianggapmencapai 2.5 juta ton dan sumbemya
terdapat di Zaire, Kanada, Australia, dan Amerika Serikat. Produksi hasil tambang 1 ton
uranium mengakibatkan sampai 23.000 ton sampah radioaktif. Seperti sampah radioaktif
yang lain, sampah ini tidak dapat dimusnahkan, hanya disembunyikan untuk sekian ratus
15
tahun. Energi nuklir meningkatkan ketergantungan pada negara yang memiliki uranium.
Sumber uranium di Indonesia sangat terbatas.
3.3.2 Permasalahan Ekonomi dan Industri.
Pembangkit listrik nuklir harnsmenanggung beban minimal 80% (pembangkit listrik
BBM minimal 60%) sehingga dapatmenutupi investasi dan biaya operasional. Agartuntutan
ini dapat dicapai, maka industri yangmembutuhkan banyak energi ditempatkan dilingkungan
pembangkit listrik nuklir dengan diberi insentif.
Keharusan pertumbuhan ekonomi meningkatkan sumber daya alam yang terbatas.
Ekonomi berfungsi hanya dengan penambahan industri ekspor dan pelalaian pertanian dan
kerajinan tangan. Proses produksi,sarana, dan peralatan yang membutuhkan energi listrik ikut
meningkat pula.
3.3.3 Keterkaitan dengan Penelitian Nuklir dan Pembangunan Berkelanjutan
Keterikatan sepihak para peneliti padam ilmu nuklir yang merupakan teknologi yang
tidak berkesinambungan akan mengurangi jumlah tenaga penelitian di bidang pembangunan
berkelanjutan. Peningkatan kapasitas penelitian pada energi nuklir saja akan menghambat
teknologi kibernetis dalam pembangkitan energi di masa depan.
3.3.4. Pengaruh Arus Balik pada Manusia dan Lingkungan
Setelah pembangunan pembangkit listriknuklir dan industri pengguna listrik di
sekeliling sudah dibangun, maka kebanyakan tenaga kerjaakan dihentikan. Tempat ketja yang
tersedia akhirnya cuma sedikit dan hanya bagi orang yang berpendidikan teknologi tinggi.
Makin lama pembangkit listrik nuklir berjalan, makin banyak tabung bahan bakar harus
diperbarui. Pembaruan tabung bahan bakar tersebut merupakan kegiatan yang berpotensi
menimbulkan kecurangan karena mengakibatkan sampah radioaktif pada lingkungan dan
menghasilkan plutonium sebagai bahan sumber mentah bom atom.
3.3.5 Gejala yang Diakibatkan oleh Tenaga Nuklir
Biaya transportasi tabung bahan bakarmeningkat drastis dari tahun ke tahun, dan
untuk tempat pembuangan akhir sampah nuklir sampai sekarang belum ada negara yang
memiliki tempat pembuangan tersebut yang amankarena jaminan keamanan mencapai
ratusan tahun. Daerah pembuangan selama waktu tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan apapun. Risiko musibah radiasi nuklir tidak dapat diduga. Keamanan terhadap
sampah nuklir yang beradiasi selama ratusan tahun tidak dapat dijamin.
3.3.6 Keterkaitan Secara Keseluruhan (pikiran dalam jaringan holistis)
Karena kelebihan energi selalu mengakibatkan tuntutan atas tambahan energi,
makarisiko atas bencana meningkat seperti juga penambahan penyakit karsinogen dan
mutagen. Penjagaan keamanan yang ketat berlawanan dengan perkembangan demokrasi yang
dapat menimbulkan keadaan politik yang tidak stabil. Keamanan dalam maupun luar negeri
tidak terjamin lagi.
3.4 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
16
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan sekitar17 persen dari total
tenaga listrik dunia. Beberapa negara membutuhkan tenaga nuklir yang lebih besar daripada
negara lain. Di Prancis, menurut International Atomic Energy Agency (IAEA), 75 persen
tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor nuklir. Jumlah pembangkit tenaga listrik di dunia
diperkirakan lebih dari400 buah dengan 100 buah di antaranya berada di Amerika Serikat.
Desain PLTN. Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water Reactor(PWR), Reaktor jenis
ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di seluruh dunia menggunakan jenis ini. gambar
skemanya
(Sumber: ilminuklir.id)
Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan langsungdengan bahan bakar
Uranuim (warna merah) selalu berada di dalam containment, containmentnya sendiri dibuat
dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus oleh radiasi yang dipancarkan saat terjadi
reaksi inti. di dalam reactor vessel juga terdapat control rod yang berfungsi sebagai batang
pengendali reaksi inti.
STATUS PLTN DI DUNIA
17
Gambar 3.2 status PLTN di Dunia
(sumber: http://farizhamyplanet.blogspot.com/2011/)
Pemanfaatan tenaga nuklir, untuk pembangkit listrik (PLTN), makin hari makin mengedepan,
karena beberapa faktor produktifnya, antara lain:
1. Kenaikan harga bahan bakar minyak dunia makin tak terkendali.
2. Energi nuklir untuk pembangkit listrik telah digunakan oleh beberapa negara, dan
hanya sedikit saja kecelakaan yang terjadi.
3. Penggunaan tenaga nuklir dan juga tenaga hidro-elektrik merupakan alternatif
pembangkit listrik yang cukup ramah lingkungan, karena keduanya tidak
menimbulkan gas karbondioksida, sehingga teknologi yang digunakannya dapat
digolongkan teknologi yang telah matang.
4. Rusia, jerman dan swedia merupakan contoh negara yang telah menggunakan tenaga
nuklir untuk pembangkit listrik secara cukup sukses.
5. Ditinjau dari aspek politik dan pertahanan, kepemilikan dan penguasaan teknologi
nuklir secara meyakinkan untuk berbagai keperluan hidup masyarakatnya dapat
meningkatkan daya mampu dan posisi tawar.
6. Pendayaan gunaan teknologi nuklir untuk berbagai kebutuhan masyarakat terpaksa
mendorong masyarakat yang bersangkutan untuk bertindak hati-hati, waspada, dan
berperilaku teratur sesuai kaidah yang seharusnya.
7. untuk menunjukkan betapa efisiennya penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit
tenaga dan daya dorong suatu platform tertentu, diberikan contoh kapal selam nuklir
18
Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam bidang pertanian,
kita menggunakan teknik nuklir untuk menghasilkan varietas padi unggul dan murah,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kita. Selain itu, teknologi radiasi juga telah
banyak digunakan industri, terutama untuk memeriksa volume produk minuman dalam
kemasan, ketebalan kertas, kualitas pipa dan lain sebagainya. Sinar radiasi juga dapat
digunakan sebagai teknik perunut, diagnosa proses industri, analisa komposisi dan uji bahan
tak rusak. Radiasi sinar gamma juga banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam
proses sterilisasi makanan. Di berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi
alternatif penting dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca,
sehingga bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini.
Bidang Pemanfaatan Jumlah
FRZR Medis/Kesehtan 5421
FRZR Industri 4659
FRZR Penelitian 49
Surat Izin Bekerja (SIB) 3500
Bahan Nuklir 38
Juli 2008
Tabel 3 Produk Pelayanan Perizinan
BAB IV
PEMBAHASAN
Adanya ketergantungan sumber bahan mentah dan masalah lingkungan, sumber bahan
mentah uranium dinggap mencapai 2,5 juta ton. Dalam hal ini mengapa sumber uranium di
Indonesia terbatas?
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mencatat total sumber daya uranium yang
dimiliki Indonesia sebanyak 81.090 ton dan thorium 140.411 ton. Kepala Batan Anhar Riza
Antariksawan mengatakan sejauh ini pihaknya hanya melakukan eksplorasi dan pendataan
mengenai potensi sumber daya radioaktif di Indonesia. Penemuan uranium dan thorium
tersebut didapat melalui dua cara, yakni konvensional maupun nonkonvensional.
Bahan baku nuklir tersebut tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi. Sumatra memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, Kalimantan
sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi sebanyak 3.793 ton
uranium dan 6.562 ton thorium. Sebagai gambaran, setidaknya untuk satu pembangkit nuklir
berkapasitas 1.000 megawatt (MW), dibutuhkan 21 ton uranium untuk dapat memproduksi
listrik selama 1,5 tahun. Dari kebutuhan 21 ton uranium, limbah yang dihasilkan hanya
sepertiganya. Sementara itu, thorium dinilai lebih efisien karena 90 persen bahan bakar
thorium akan bereaksi menghasilkan listrik jika dibandingkan dengan uranium yang hanya 3-
5 persen, sehingga akan menghasilkan limbah radioaktif yang jauh lebih kecil.
19
Batan melakukan penambangan bawah tanah di Kalan, Kalimantan Barat, untuk
mendapatkan bijih uranium tipe tourmalin dan monasit. Secara nonkonvensional, Batan
mengelola mineral ikutan yang didapat dari hasil pertambangan di empat lokasi. Empat lokasi
tersebut, yakni mineral monasiit di Kalan, Bangka Belitung, mineral zirkon di Bangka
Belitung, mineral xenotim di Bangka Belitung, dan slag 2 PT Timah Tbk. di Bangka.
Batan bersama stakeholder lainnya telah melakukan program penyiapan
pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sejak 1970-an. Hingga saat ini, Batan
telah menguasai teknologi eksplorasi, teknik penambangan, teknologi ekstraksi, teknologi
pemurnian, teknologi konversi, teknologi fabrikasi, teknologi pasca radiasi bahan bakar
nuklir (BBN), serta teknologi pengolahan dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas
(BBNB). Anhar menegaskan Indonesia hanya akan menggunakan nuklir sebagai maksud
damai dengan telah didasarkan pada ratifikasi traktat nonproliferasi nuklir (NPT) serta
perjanjian safeguard dan protokol tambahan.
Nuklir adalah energi yang sangat besar dan efisien. Sebagai energi yang digadang-
gadang lebih hemat dan tahan lama, pengembangan PLTN menuai pro dan kontra dalam
pembangunannya. Mengapa pembangunan pembangkit listrik satu ini masih sangat jarang di
Indonesia?
1. Keberadaan Uranium Masih Belum Terbukti
Anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi mengemukakan bahwa saat ini
masyarakat masih salah kaprah perihal uranium di Indonesia. Banyak anggapan yang beredar
bahwa Indonesia masih sangat kaya akan sumber daya ini. Padahal bukti valid mengenai
keberadaannya belum ada. Rinaldy Dalimi mengatakan bahwa data uranium yang dapat
digunakan untuk 130 tahun mendatang itu tidak benar. Dari data adanya sumber bahan baku
PLTN yang belum jelas saja sudah cukup menjadi alasan mengapa PLTN masih jarang
digunakan di Indonesia.
2. PLTN Bukanlah Energi Murah
Standar dalam pembangunan PLTN sangatlah tinggi. Hal ini bukanlah tanpa alasan,
mengingat jika terjadi error maka dapat berakibat sangat fatal. Berkaca dari meledaknya
PLTN yang ada di Fukushima, Jepang, pembangunan PLTN dengan standar keamanan dan
kelayakan tidaklah murah. Belum lagi apabila jika ada perbaikan yang membutuhkan biaya
tidak sedikir. Seperti yang dialami oleh PLTN Fukushima, biaya perbaikan pasca meledak
mencapai 600 miliar rupiah. Biaya tersebut menjadikan pembangkit listrik jenis ini bukanlah
sumber energi yang murah.
3. Risiko Besar
Rinaldy Dalimi menuturkan bahwa pembangunan proyek PLTN memiliki sejumlah
bahaya Salah satunya adalah ketika terjadi ledakan karena sistemnya yang error. Orang-orang
tidak boleh mendekat di sekitar area hingga radius tertentu
4. Masalah Limbah
PLTN juga dinilai menghasilkan limbah lebih banyak dibandingkan jenis pembangkit
listrik lain, seperti PLTA. Limbah yang dihasilkan berpotensi membahayakan hajat hidup
masyarakat, terutama yang berada di sekitar area PLTN.Limbah dari PLTN harus dipendam
20
terlebih dahulu selama 100 tahun, kemudian baru terurai. Indonesia masih belum begitu siap
dalam menangani persoalan limbah. Tentu saja jika PLTN beroperasi, permasalahan yang
ditimbulkan akan bertambah dan semakin kompleks.
5. Opsi Terakhir
Pembangunan PLTN berpotensi menyedot dana yang tidak sedikit. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa energi nuklir tidaklah murah. Jika pemerintah harus
mengimpor uranium, Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan belum berpengalaman.Oleh
sebab itu, energi nuklir menjadi pilihan terakhir untuk digunakan. Dalam diskusi Energi Kita,
Rinaldy selaku anggota DEN memberikan kesimpulan bahwa nuklir menjadi pilihan terakhir
apabila sumber daya lain sudah tidak lagi mencukupi.
6.Masalah PLTN Sangat Kompleks
Persoalan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir sangatlah kompleks. Hal
ini dituturkan oleh Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, Fabby
Tumiwa. Persoalan dalam pembangunan PLTN tidak hanya melibatkan satu pihak, melainkan
berbagai macam pihak. Butuh semacam deal politik, subsidi serta insentif pemerintah. Karena
biaya pembangunannya yang tinggi, subsidi yang diperlukan tentulah tidak sedikit. Belum
lagi pengalaman sumber daya manusia Indonesia yang masih belum tinggi dalam mengurusi
energi nuklir. Tentu saja untuk kedepan, diharapkan Indonesia memiliki pembangkit listrik
ramah lingkungan yang tidak membuat banyak problem kompleks.
Selain itu ada faktor yang menghambat pengembangan energi nuklir di Indonesai,
pertama limbah radioatif yang tak akan hilang Limbah radioaktif dari PLTN selalu menjadi
topik bahasan yang kontroversial. Sejumlah pihak menganggap limbah ini berbahaya karena
sifatnya yang radioaktif, serta butuh waktu hingga ribuan tahun agar tingkat radioaktivitasnya
menurun. Perlu diketahui, ada tiga klasifikasi limbah radioaktif berdasarkan tingkat
radioaktivitasnya: tingkat rendah (low-level waste), tingkat menengah (intermediate-level
waste), dan tingkat tinggi (high-level waste). Tingkatan ini dibagi berdasarkan seberapa besar
tingkat radioaktif limbah tersebut.
Limbah level rendah adalah benda-benda yang terpapar radiasi di level rendah.
Misalnya sarung tangan, jas laboratorium, dan peralatan laboratorium. Tidak ada penanganan
yang khusus untuk menangani limbah level rendah. Sekitar 90% dari seluruh limbah yang
dihasilkan oleh reaktor nuklir dikategorikan sebagai limbah level rendah. Pengelolaan limbah
radioaktif – termasuk level rendah – diatur di Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir No. 8 tahun 2016. Sedangkan limbah level menengah memiliki level radioaktivitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan limbah level rendah. Biasanya berupa zat-zat kimia
atau pembungkus bahan bakar nuklir. Sekitar 7% dari seluruh limbah yang dihasilkan PLTN
dikategorikan sebagai limbah level menengah.
21
Kedua, risiko bencana yang dapat menimbulkan kecelakaan reaktor Hal lain yang
juga sering dibahas adalah tentang posisi Indonesia yang rawan gempa dan letusan gunung
berapi. Ada dua jawaban terkait kekhawatiran ini. Pertama, setiap wilayah di Indonesia
memang memiliki kemungkinan untuk mengalami gempa, tsunami, dan gunung meletus.
Namun, setiap wilayah tentunya memiliki probabilitas bencana yang berbeda. Hal yang dapat
(dan pasti akan) dilakukan pengembang PLTN adalah melakukan studi kebencanaan terhadap
calon lokasi PLTN. Di Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) berperan
untuk menentukan persyaratan kebencanaan tersebut. Dampak bencana harus bisa diukur
melalui pemodelan kebencanaan. Jika seluruh proses studi tapak tersebut tidak dipenuhi,
maka BAPETEN tidak akan mengeluarkan izin pembangunan PLTN. Sedangkan jawaban
kedua adalah melalui penggunaan teknologi. PLTN secara umum dibagi menjadi beberapa
generasi. Saat ini, yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah PLTN generasi 3
dan 3+.
Ketiga, dana maha besar dan masa konstruksi sangat panjang Masalah non-teknis
yaitu pendanaan dan waktu konstruksi juga menjadi argumen sejumlah pihak untuk menolak
teknologi nuklir. PLTN dikatakan memerlukan waktu hingga 10 tahun mulai dari konstruksi
hingga operasi. Kita perlu menyadari bahwa industri nuklir, sama seperti industri lainnya,
selalu beradaptasi. Saat ini, pembangunan PLTN bisa menjadi lebih efektif dan efisien. PLTN
yang saat ini dibangun di dunia rata-rata bisa selesai dibangun dan beroperasi dalam waktu 86
bulan dari sebelumnya mencapai 120 bulan. Bila menggunakan jenis PLTN modular, reaktor
nuklir dapat dibangun dalam waktu sekitar 2-3 tahun. Beberapa jenis skema pembiayaan juga
dapat dijadikan contoh bila Indonesia ingin membangun PLTN. Skema-skema ini telah
dilakukan oleh banyak negara seperti Korea Selatan dengan Uni Emirat Arab, Pakistan
dengan Cina, dan pemerintah Inggris dengan perusahaan Rolls Royce.
22
tektonik yang menyebabkan gempa, dan juga letak geografisnyayang di ujung pantai juga
strategis dalam mendukung teknologi pendingin sisi nuklir yang akan menggunakan air laut.
Namun sepertinya hal itu kurang tepat mengingat populasi penduduk yang padat di pulau
Jawa dan dipastikan lokasi pembangunan tidak jauh dari pemukiman penduduk, kita pun
perlu mengingat limbah nuklir yang sangat berbahaya. Di samping itu pembangunan PLTN
berarti membuka lapangan kerja baru yang mendorong masyarakat berbondong-bondong
pergi ke pulau Jawa dan akan menambah kepadatan penduduk. Sehingga program
transmigrasi pemerintah akan terhambat. Hal penting lainnya adalah, kondisi tanah Jawa
sangat subur untuk pertanian dan masih produktif. Rasanya kurang bijaksana apabila harus
mengorbankan sisi produktifitasnya. Lokasi yang cukup tepat adalah seperti lokasi reaktor
nuklir di Gorontalo, karena menurut penelitian lahannya sudah tidak produktif lagi dan jauh
dari pemukiman penduduk.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan nuklir adalah Energi nuklir adalah energi yang
di hasilkan dari proses reaksi fisi pada sebuah reaktor nuklir. bahan bakar nuklir yang umum
dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam
reaktor nuklir. Reaksi fisi terjadi antara neutron dengan inti uranium sehingga terjadi fragmen
inti-inti atom disertai pembebasan energi sedangkan Proses yang terjadi pada reaksi fisi
berantai adalah intimenangkap neutron kemudian membelah menjadi inti baru sambil
melepaskanenergi dan 3 neutron baru, neutron baru mengalami proses moderasi di
dalammoderator menjadi neutron termal. Salah satu pemanfaatan energi nuklir ialah
Pembangkit Listrik Energi Nuklir (PLTN). Pemanfaatan tenaga nuklir, untuk pembangkit
listrik (PLTN), makin hari makin mengedepan, karena beberapa faktor produktifnya, antara
lain: kenaikan harga bahan bakar minyak, hanya sedikit yang terjadi kecelakaan dalam
penggunaan energi nuklir, penggunaan tenaga nuklir merupakan alternatif yang cukup ramah,
beberapa negara pembangkit listrik secara cukup sukses, keperluan hidup masyarakatnya
dapat meningkatkan daya mampu dan posisi tawar, masyarakat harus berhati-hati dan
24
waspada serta efisiennya penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit tenaga dan daya
dorong.
Sementara, di Indonesia ada beberapa faktor penghambat pengembangan tenga nuklir
di antaranya terdaoat limbah radioaktif yang menganggap limbah ini berbahaya, adanya
risiko kecelakaan rektor mengingat Indonesia rawan akan gempa bumi dan letusan gunung
berapi serta dana maha besar dan masa konstruksi sangat panjang .Tenaga nuklir diharapkan
bisa menjadi sumber energi masa depan Indonesia. Karena tenaga nuklir memiliki manfaat
yang sangat banyak. Dengan adanya tenaga nuklir, diyakini bisa menambah pasokan listrik di
Indonesia, terutama di pulau padat penduduk seperti yang ada di pulau Jawa. Selain itu
diharapkan masyarakat Indonesia tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
petroleum, dengan demikian Indonesia dapat memproduksi minyak bumi lebih banyak.
Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang pertanian,
peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-X untuk
radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer) dan lain-lain. Dalam
bidang penelitian terutama banyak dilakukan oleh BATAN mulai dari skala kecil sampai
dengan skala besar. Pemanfaatan dalam bidang kesehatan dapat dilihat seperti untuk
diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan untuk terapi dimana radiasi digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker.
5.2 Saran
1. Pemerintah pusat maupun daerah harus sering mengadakan sosialisasi terhadap
pembangunan PLTN kepada perguruan tinggi, lembaga pendidikan dan pengembangan,
masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, sehingga rencana pembangunan PLTN
tersebut dapat diterima oleh semua kalangan.
2. Meskipun teknologi dan SDM Bangsa Indonesia sudah siap maka sebaiknya menjalin kerja
sama dengan tenaga-tenaga ahli teknologi nuklir negara lain yang telah berpengalaman
menggunaan energi nuklir. Namun, harus dilihat seberapa keuntungan yang akan kita
dapatkan baik itu materi maupun non materi, tapi kita berusaha jangan sampai SDA kita
dikuasai lagi oleh pihak asing yang jelas-jelas sangat merugikan bangsa Indonesia, kita tidak
akan mengulang kembali kesalahan-kesalahan yang dulu.
3. Pemerintah sudah harus memikirkan dampak negatif dari didirikannya PLTN dan cara
penyelesaianya bila terjadi hal-hal yang tidak diingkan baik secara materi maupun non
materi.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Asmara, Qiqi. Evaulasi Kesimpulan.2009. ib.ui.ac.id/file?file=digital/129265-T
%2026803-Evaluasi%20implementasi-Kesimpulan%20dan%20Saran.pdf
27