TENAGA NUKLIR
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izin dan rahmat-nya sehingga makalah Pembangkit Listrik dengan judul “
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR“ dapat kami selesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami minta segala bentuk
saran dan kritik yang bersifat membangun bagi laporan ini,seperti pepetah
mengatakan tidak ada gading yang tak retak.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikaan manfaat bagi
para khalayak ramai khususnya mahasiswa Prodi.Listrik mengenai Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
- Apa itu nuklir................................................................................ 1
- Indonesia punya tambang nuklir................................................... 3
BAB II TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI......................... 4
- Bahan bakar nuklir....................................................................... 6
- Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)..................................... 7
- Desain PLTN................................................................................ 7
BAB III PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK...... 9
- Energi nuklir................................................................................. 10
- Prinsip kerja PLTN....................................................................... 12
- Jenis-jenis reactor nuklir............................................................... 17
BAB IV SEJARAH PLTN DI INDONESIA.................................................... 20
- Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia....................................... 27
- Isu proyek pembangunan PLTN................................................... 29
- Pemanfaatan tenaga nuklir............................................................ 30
- PLTN butuh lokasi yang tepat...................................................... 30
- Indonesia telah siap...................................................................... 31
BAB V DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMAMFAATAN
NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK............................... 32
- Penanganan limbah radioaktif oleh BATAN................................ 40
BAB VI
- Kesimpulan...................................................................................42
- Saran.............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)............................................... 2
Gambar 2 : Bahan tambang uranium.............................................................. 3
Gambar 3 : Proses pengolahan uranium......................................................... 6
Gambar 4 : Salah satu desain PLTN............................................................... 7
Gambar 5 : Reaksi D-T Fusion....................................................................... 10
Gambar 6 : Reaksi berantai divergen.............................................................. 13
Gambar 7 : Skema reactor nuklir.................................................................... 15
Gambar 8 : Bentuk nyata dari inti reactor...................................................... 16
Gambar 9 : Bentuk nyata dari batang reactor kendali.................................... 17
Gambar 10 : Diagram alir reactor alir tekan..................................................... 20
Gambar 11 : Diagram alir reactor alir didih...................................................... 22
Gambar 12 : Diagram alir reactor alir berat...................................................... 23
Gambar 13 : Diagram alir reactor alir gas suhu tinggi..................................... 24
Gambar 14 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis tiap
propinsi di nusantara ........................................................................................ 28
Gambar 15 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri tiap
propinsi di nusantara ........................................................................................ 28
Gambar 16 : Para pekerja sedang menangani sampah nuklir........................... 30
Gambar 17 : Penyimpanan sampah nuklir........................................................ 34
Gambar 18 : Daur ulang limbah nuklir............................................................. 34
Gambar 19 : Pengolahan limbah nuklir pada balai BATAN............................. 40
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi,
ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir
bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir
dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di
bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan
teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya
dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini akan dibahas
secara lebih mendalam lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang
telah dilakukan manusia sampai saat ini.
2
massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah
pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi
energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu
buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga
panas yang dihasilkan pun luar biasa besar.
Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga padat
3
BAB II
TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI
d. Matahari
Kelebihan : Energi matahari bebas untuk didapatkan.
Kelemahan : Tergantung pada cuaca, waktu, dan area. Untuk teknologi saat
ini, masih dibutuhkan area yang luas untuk meletakkan panel
surya dan energi yang dihasilkan dari panel surya tersebut
masih sangat sedikit.
4
e. Angin
Kelebihan : Angin mudah untuk didapatkan dan gratis. Biaya perawatan
dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke
waktu. Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan
terutama pada daerah pertanian.
Kelemahan : Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi
yang besar. Terbatas untuk area yang berangin saja,
membutuhkan sistem penyimpanan energi yang mahal. Pada
saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit
listrik.
f. Biomassa
Kelebihan : Masih dalam tahap pengembangan, membutuhkan instalasi
pembangkit yang tidak terlalu besar.
Kelemahan : Tidak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang
dibangun, berkontribusi terhadap pemanasan global.
g. Hidrogen
Kelebihan : Mudah dikombinasikan dengan oksigen untuk menghasilkan
air dan energi.
Kelemahan : Sangat mahal untuk biaya produksi, membutuhkan energi yang
lebih besar untuk membuat hidrogennya sendiri.
5
ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting
adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.
Desain PLTN
6
Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water Reactor (PWR),
Reaktor jenis ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di seluruh dunia
menggunakan jenis ini. gambar skemanya :
7
Tabel 1 : Status PLTN di Dunia
8
BAB III
PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
9
yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar
lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah
reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt
lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.
Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang
luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses
pembakaran bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan
pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran
kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti
atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert
Einstein :
E=mC
Dimana
m : massa bahan (kg)
C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).
10
Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan
keluar dalam bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis
reaksi nuklir, yaitu reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir
berantai terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan
bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar
dihasilkan panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom memiliki
daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan
secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat
dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi
yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah
tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi
berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat
dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan
sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan
bakar ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan
energi sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi
sempurna dapat melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana
1 MeV = 1.6 x
10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi
energi listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :
E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat tv
dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g U235
11
selama : t = E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-
menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya
dinyalakan selama
12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk
mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
12
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air
mendidih, boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni
setelah ada reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka
timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap
panas masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin dihubungkan
dengan generator yang menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat
dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor
nuklir merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi
berantai terjadi terus menerus tanpa berhenti atau tempat terjadinya reaksi
pembelahan inti (nuklir). Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen
bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator dan
elemen kendali.
Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis antara lain :
- Uranium-235 (U235),
- Uranium-233 (U233),
- Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai
bahan bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).
13
Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur
dapat belah (Uranium-235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron
termal/lambat yang akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta
menimbulkan energi panas dan neutron-neutron baru. Untuk mengendalikan
reaksi berantai dalam reaktor nuklir maka digunakanlah bahan yang dapat
menyerap neutron, misalnya Boron dan Cadmium. Yang bertujuan untuk
mengatur kerapatan dari neutron. Dengan mengatur kerapatan neutron ini
maka tingkat daya raktor nuklir dapat ditentukan, bahkan reaksi dapat
dihentikan sama sekali (sampai 0) pada saat semua neutron terserap oleh
bahan penyerap.
Perangkat pengatur kerapatan neutron pada reaktor nuklir
ini disebut dengan elemen kendali. Jika elemen kendali disisipkan penuh
diantara elemen bakar, maka elemen kendali akan menyerap neutron secara
maksimum sehingga reaksi berantai akan dihentikan dan daya serap batang
kendali akan berkurang bila batang kendali ditarik menjauhi elemen bakar. Di
sini pengendalian dilakukan terhadap pelepasan dan penyerapan neutron
selama berlangsungnya reaksi berantai.
Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Meninggalkan material fisi.
2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.
3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).
4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.
Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan jumlah
empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah
konstan. Atau sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil,
maka reaksi berantai akan berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya
naik dan menjadi tidak terkendali. Gambar dibawah menunjukkan skema
sebuah reaktor nuklir.
14
Gambar 7 : Skema reactor nuklir
1. Inti reaktor : Dibuat dari batang-batang bahan bakar yang berisi uranium
alam, uranium yang dipercaya, plutoium, atau U-233.
Batang-batang bahan bakar tersebut dapat dicampur dengan
material-material tidakberfisi.
2.Moderator : Berfungsi untuk memperlambat kecepatan nutron sehingga
berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari granit yang
membungkus bahan bakar, tetapi mungkin juga air berat, air
ringan (normal), atau berilium. Moderator dapat juga
dicampur dengan bahan bakar.
3. Perisai Termal : Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang Makalah
PLTN2005 12 terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena
proses fisi. Karena itu perisai menyelubungi inti reaktor,
biasanya dibuat dari besi, menyerap energi dan menjadi
panas.
15
4. Reflektor : Berfungsi untuk memantulkan kembali nutron yang
meninggalkan inti bahan bakar. Pada gambar diatas
menunjukkan bahwa tepi moderator juga berfungsi sebagai
reflektor, selain reflektor yang diletakkan di dalam perisai
termal dan menyelubungi inti reaktor.
5. Tangki Reaktor : Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor, reflektor
dan perisai termal. Dengan demikian tangki reaktor
membentuk pula saluran untuk mengatur aliran pendingin
melalui dan mengelilingi inti reaktor.
6. Fluida Pendingin: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi untuk
berbagai keperluan, antara lain sebagai pemanas air ketel
pada pusat tenaga uap. Menjaga agar bahan bakar reaktor dan
perlengkapannya ada pada temperature yang diperbolehkan
(aman dan tidak rusak).
7. Perisai Biologi : Membungkus reaktor untuk menahan dan melemahkan semua
radiasi yang mematikan sebagai akibat dari proses fisi.
Perisai biologi dapat dibuat dari besi, timah hitam atau beton
tebal dicampur oksida besi.
8. Batang-batang kendali: Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan
panas) di dalam reaktor, yaitu dengan menyerap nutron
berlebihan yang terjadi dari proses fisi. Batang-batang
kendali biasanya terbuat dari boron atau hafnium yang dapat
menyerap nutron.
16
Gambar 9: Bentuk nyata dari batang-batang kendali
17
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut
pada saat itu sudah mulai mengembangkan reaktor daya berbahan bakar
uranium diperkaya. Sementara itu di Kanada, Perancis dan Inggris pada
saat itu dipusatkan pada program pengembangan reaktor daya berbahan
bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN yang pertama kali beroperasi di
ketiga negara tersebut menggunakan reaktor berbahan bakar uranium alam.
Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama Inggris dan Perancis juga
mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium diperkaya.
Macam-Macam Reaktor Nuklir :
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.
d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Logam
Cair.
e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Pendingin
Gas.
f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak Air Ringan.
g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat
Generator Uap.
h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak Garam Meleleh.
Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan
tentang jenis-jenis dari reaktor nuklir, antara lain :
1. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan
Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis
Reaktor Air Ringan atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-
mula dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut Reaktor Air Ringan
karena H2O kemurnian tinggi sebagai bahan moderator
sekaligus pendingin reaktor. Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air
tekan atau PWR (Pressurized Water Reactor) dan Reaktor Air Didih
atau BWR (Boiling Water Reactor) dengan jumlah yang dioperasikan
18
masing-masing mencapai 52 % dan 21,5 % dari total reaktor daya yang
beroperasi. Sedang sisanya sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai type reaktor
daya lainnya.
a. PWR (Presured Water Reactor) / Reaktor Air Tekan
Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin
sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah
penggunaan dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan
sekunder. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk
memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi dengan
alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk
mempertahankan tekanan sistim pendingin primer. Pada pendigin
primer memakai air dan dipanaskan inti sampai 600˚F tetapi air ini
tidak mendidih karena berada didalam bejana yang bertekanan tinggi
(sebesar 2250 psi). Air in dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu
atau dua) dengan tekanan 1000 psi, dan suhu 500˚F. Setelah melalui
turbin uap dikembalikan ke kondensor.
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan
pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras
reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang
terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap
tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin
primer. Sebaliknya apabila tekanan dalam sistim pendingin primer
bertambah, maka sistim penyemprot air akan mengembunkan
sebagian uap sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin
primer akan kembali ke keadaan semula. Tekanan pada sistim
pendingin primer dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah
agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 ºC.
Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan menguap pada suhu
100 ºC.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim
pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim
pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara
19
kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi
kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu
dipisahkan oleh sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas
menyebabkan air pendingin sekunder menguap. Tekanan pada sistim
pendingin sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal
sehingga air dapat menguap pada suhu 100 ºC. Uap yang terbentuk di
dalam sistim pembangkit uap ini selanjutnya dialirkan untuk memutar
turbin.
Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya
betul-betul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan
radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi
pada turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan
keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah
karena reaktor ini mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila
terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor secara mendadak, maka daya
reaktor akan segera turun dengan sendirinya. Namun karena
menggunakan dua sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.
20
Gambar 10, Diagram Alir Reaktor Air Tekan
21
Gambar 11, Diagram Alir Reaktor Air Didih
22
ini menggunakan bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air
berat yang penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat
kecil. Seperti halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga
mempunyai sistim pendingin primer dan sekunder, pembangkit uap dan
pengontrol tekanan untuk mempertahankan tekanan tinggi pada sistim
pendingin primer. D2O dalam reaktor CANDU hanya dimanfaatkan
sebagai sistim pendingin primer, sedang sistim pendingin
sekundernya menggunakan H2O.
Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga
pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat
mahal dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara
langsung dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha
penanggulangan kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan.
Aliran ventilasi dari ruangan dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau
tingkat kebasahannya, sehingga kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat
diketahui secara dini.
23
Reaktor Gas Suhu Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan
pendingin gas helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini
mampu menghasilkan panas hingga 750 ºC dengan efisiensi thermalnya
sekitar 40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor
dipindahkan menggunakan pendingin He (sistim primer) ke pembangkit
uap. Dalam pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistim uap air
umpan (sistim sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke
turbin. Dalam reaktor ini juga ada sistim pemisah antara sistim
pendingin primer yang radioaktif dan sistim pendingin sekunder yang
tidak radioaktif. Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor
Gas Suhu Tinggi berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192 gram
carbon, 0,96 gram U235 dan 10,2 gram Th232 yang dapat dibiakkan
menjadi bahan bakar baru U233. Proses fisi dalam teras reaktor mampu
memanaskan gas He hingga mencapai suhu 750 ˚C. Setelah terjadi
pertukaran panas dengan sistim sekunder, suhu gas He akan turun menjadi
250 ºC. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk
mengambil panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal,
reaktor ini membutuhkan bahan bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak
± 675.000 butir yang diletakkan di dalam teras reaktor. Rata-rata setiap
butir bahan bakar tinggal di dalam teras selama enam bulan pada operasi
beban penuh.
24
Logam Cair.
Selain yang telah dipaparkan diatas reaktor juga ada yang berupa reaktor
pembiak cepat logam cair (LMFBR). Sistem dari reaktor ini adalah sejenis
reaktor cepat pendingin sodium dan programnya disempurnakan beberapa
kali. Reaktor ini adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan
berguna untuk persediaan listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti
halnya dalam setiap reaktor daya pendingin-sodium, energi fisi di transfer
ke sodium primer, dari sodium primer kesodium di dalam loop sekunder
didalam penukar gas menengah (IHX), dan akhirnya ke sistem uap air.
25
BAB IV
SEJARAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
DI INDONESIA.
26
Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia
Berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir
memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam
penggunaan tenaga nuklir muncul dalam kehidupan kita. Selama lebih dari seratus
tahun, tenaga nuklir telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan
masyarakat. Dalam bidang pertanian, kita menggunakan teknik nuklir untuk
menghasilkan varietas padi unggul dan murah, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi kita. Selain itu, teknologi radiasi juga telah banyak digunakan
industri, terutama untuk memeriksa volume produk minuman dalam kemasan,
ketebalan kertas, kualitas pipa dan lain sebagainya.
Sinar radiasi juga dapat digunakan sebagai teknik perunut,
diagnosa proses industri, analisa komposisi dan uji bahan tak rusak. Radiasi sinar
gamma juga banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam proses sterilisasi
makanan. Di berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi
alternatif penting dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas
rumah kaca, sehingga bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini.
Tabel 2 :Produk Pelayanan Perizinan
27
Peta Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia
Gambar 14: Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis di tiap
provinsi di Indonesia
Gambar 15. Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri di tiap
provinsi di Indonesia
28
keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari
energi nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
sedangkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) diberikan wewenang dan
tanggung jawab melalui tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang
berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia.
Pengawasan penggunaan tenaga nuklir dimaksudkan untuk menjamin pemakaian
yang baik dan benar dengan tetap menjaga penggunaan khusus untuk tujuan
damai dan memberikan manfaat dan kesejahteraan pada masyarakat seluas-
luasnya.
29
nuklir untuk pembangkit listrik yang lebih jelas dan tegas, tercantum pada
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional
Jangka Panjang. Cukup jelas keseriusan pemerintah dalam perencanaan
pembangunan PLTN maka masyarakat tidak perlu merasa takut berlebih karena
pastinya para peniliti berpikir panjang mengenai pengelolaan limbah nuklir.
30
sejumlah wilayah di pulau Jawa yang kira-kira tepat untuk proyek pembangunan
PLTN, dan berita terakhir menyebutkan bahwa Semenanjung Muria adalah lokasi
yang dituju. Pihak BATAN berpendapat, wilayah Jepara dinilai aman dari
patahan-patahan tektonik yang menyebabkan gempa, dan juga letak geografisnya
yang di ujung pantai juga strategis dalam mendukung teknologi pendingin sisi
nuklir yang akan menggunakan air laut. Namun sepertinya hal itu kurang tepat
mengingat populasi penduduk yang padat di pulau Jawa dan dipastikan lokasi
pembangunan tidak jauh dari pemukiman penduduk, kita pun perlu mengingat
limbah nuklir yang sangat berbahaya. Di samping itu pembangunan PLTN berarti
membuka lapangan kerja baru yang mendorong masyarakat berbondong-bondong
pergi ke pulau Jawa dan akan menambah kepadatan penduduk. Sehingga program
transmigrasi pemerintah akan terhambat. Hal penting lainnya adalah, kondisi
tanah Jawa sangat subur untuk pertanian dan masih produktif. Rasanya kurang
bijaksana apabila harus mengorbankan sisi produktifitasnya. Lokasi yang cukup
tepat adalah seperti lokasi reaktor nuklir di Gorontalo, karena menurut penelitian
lahannya sudah tidak produktif lagi dan jauh dari pemukiman penduduk.
31
BAB V
DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMANFAATAN NUKLIR
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK
32
misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak digunakan lagi, dan bersifat
radioaktif, tidak bisa dibuang atau dihilangkan seperti jenis sampah domestik
lainnya (sampah organik dan lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun
dengan cara yang paling aman. Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh
manusia hanyalah menunggu sampai sampah nuklir tersebut tidak lagi
bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu ribuan tahun.
Selain itu ada 3 metode lain yang dapat digunakan untuk
membuang limbah radioaktif yaitu:
1. Pengenceran dan penyebaran (Dilute and Disprese): Limbah dengan
konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau
dilarutkan sampai ke tingkat yang aman.
2. Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk
limbah radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat
tersebut disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah
10-20 kali waktu paronya, zat-zat tersebut mengalami perusakan atau
pmbusukan ke tingkat yang tidak berbahaya atau kemudian dapat
diencerkan dan disebarkan ke lingkungan.
3. Konsentrasi dan Pengepakan (Concentration and Containment):
digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan
waktu yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan,
ratusan bahkan ribuan tahun, tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya
tidak hanya sangat radioaktif tapi juga bersuhu yang sangat panas.
33
Gambar 17 Tempat penyimpanan sampah Nuklir
34
Ada beberapa bahaya lain dari PLTN yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
a. Kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran,
yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan
dan makhluk hidup.
b. Salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu
ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku
pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg
Plutonium.
c. Limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di
samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat
berbahaya bagi manusia.
Tabel 3 Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi pada PLTN di beberapa
lokasi Industri di dunia yang berkisaran pada tahun 1976 – 1986.
35
36
Tetapi tahukah anda? bahwa pembangkit listrik tenaga batubara (yang saat ini kita
pakai) pun mengandung bahaya yang tidak kalah dengan bahaya radiasi nuklir.
pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas berbahaya, juga gas-gas yang
termasuk gas rumah kaca penyebab global warming, hujan asam, gangguan
pernafasan dan lain-lain. parahnya lagi, gas-gas ini kebanyakan dibuang begitu
saja ke lingkungan, berbeda dengan teknologi PLTN yang senantiasa menjaga
agar radiasinya tetap berada di dalam reaktor. Data yang ane dapat nih,
pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per
tahun. Perbandingan dengan sumber energi lain ane tampilkan dalam gambar
Berikut :
Tabel 4 : Jumlah pengeluaran CO2
37
Tabel 5 : Tingkat bahaya pada nuklir
Level 7
Level ini mengkatagorikan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang
sangat besar terhadap kesehatan dan lingkungan di dan sekitar PLTN. Yang
termasuk dalam level ini adalah kecelakaan Chernobyl yang terjadi di Negara
bekas Uni Soviet, sekarang Ukraina pada tahun 1986. Level ini bisa disamakan
dengan kasus kecelakaan non-nuklir di Bhopal, India pada tahun 1984 dimana
ribuan orang dikabarkan meninggal dunia.
Level 6
Pada level ini, kecelakaan nuklir diindikasikan dengan keluarnya radioaktif yang
cukup signifikan, baik PLTN maupun kegiatan industri yang berbasis raioaktif.
Contohnya adalah kecelakaan di Mayak, bekas Negara Uni Soviet pada tahun
1957.
Level 5
Level ini mengindikasikan kecelakaan yang mengeluarkan zat radioaktif yang
terbatas, sehingga memerlukan pengukuran lebih lanjut. Contoh dari level ini
yaitu kecelakaan/kebakaran pada rekator nuklir di Windscale, Inggris tahun 1957.
38
Contoh lainnya yaitu kecelakaan di Three Mile Island yang merusak inti reaktor
pada tahun 1979
Level 4
Level ini mengelompokkan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang
kecil terhadap lingkungan sekitar, inti reaktor dan pekerja (sesuai dengan batas
limit yang diizinkan). Beberapa contoh kejadian kecelakaan dalam level ini yaitu
kecelakaan pada :
Sellafield (Inggris), terjadi sebanyak 5 kali dari 1955 sampai 1979
PLTN Saint-Laurent (Perancis) tahun 1980
Buenos Aires (Argentina) tahun 1983
PLTN Tokaimura (Jepang ) tahun 1999.
Level 3
39
Penanganan Limbah Radioaktif Oleh Batan
Kita mulai dari sejarah pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Penggunaan zat
radioaktif di negeri kita dimulai pada era akhir tahun 50an, yaitu pemanfaatan
sumber radiasi untuk industri dan rumah sakit. Pemanfaatan di industri antara lain
untuk kendali ketebalan, kerapatan produk, menentukan tinggi permukaan cairan
dalam suatu wadah terutup dan banyak lagi. Pemanfaatan di Rumah Sakit antara
lain untuk diagnosis dan radiotherapy. Selain itu tentu saja laboratorium di
BATAN juga memanfaatkan zat radioaktif dalam dalam eksperimennya. Sampai
saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan atau institusi yang terdaftar sebagai
pengguna zat radioaktif. Pertanyaan kemudian adalah, akan dibawa kemana dan
diapakan zat radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi? Jawabnya adalah dikirim
ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dan mengalami proses yang dinamakan
pengelolaan limbah radioaktif. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah
tanggung jawab BATAN, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif (PTLR). Jadi Pusat ini merupakan satu-satunya institusi di
Indonesia yang wajib mengelola limbah radioaktif.
40
sifat radioaktif yang tidak dapat dimusnahkan maka limbah radioaktif diproses
dengan prinsip-prinsip: diisolasi radiasinya dari pekerja, masyarakat dan
lingkungan, bila memungkinkan dikurangi volumenya (misalnya limbah cair
dengan proses penguapan, limbah padat dimampatkan) sehingga volume total
limbah yang dikelola selama ini di PTLR relatif kecil, dan dipadatkan serta
diwadahi untuk jangka waktu yang lama. Selama 50 tahun pemanfaatan zat
radioaktif di Indonesia, saat ini tersimpan sekitar 900 ton limbah di PTLR,
bandingkan misalnya dengan sampah perkotaan DKI Jakarta 6000 ton perhari atau
limbah industri konvensional yang dalam beberapa kasus mempunyai volume
besar dan tidak dikelola.
Bagaimana nasib akhir dari limbah radioaktif? Salah satu prinsip utama
pengelolaan limbah radioaktif adalah, limbah radioaktif tidak boleh menjadi
beban bagi generasi mendatang atau undue burden for the next generation.
Sebagian besar limbah radioaktif yang tersimpan di PTLR mempunyai umur yang
pendek sehingga diharapkan untuk waktu yang tidak terlalu lama menjadi bahan
yang tidak radioaktif, hanya sebagian kecil saja mempunyai usia yang panjang
dari puluhan sampai ribuan tahun. Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah
mengembangkan teknologi penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah di
kedalaman tertentu di bawah tanah. Teknologi penyimpanan akhir ini mirip
dengan yang sudah diaplikasikan di banyak negara maju, dan terbukti aman
sampai saat ini dan diperhitungkan tidak membahayakan generasi mendatang baik
menggunakan model komputasi maupun analogi kejadian alam.
Pada Desember 1989, Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN)
memutuskan agar BATAN melaksanakan studi kelayakan dan terpilihlah
NewJec (New Japan Enginereering Consoltan Inc) untuk melaksanakan studi
tapak dan studi kelayakan selama 4,5 tahun, terhitung sejak Desember
1991 sampai pertengahan 1996.
Pada 30 Desember 1993, NewJec menyerahkan dokumen Feasibility Study
Report (FSR) dan Prelimintary Site Data Report ke BATAN. Rekomendasi
NewJec adalah untuk bidang studi non-tapak, secara ekonomis, PLTN
kompetitif dan dapat dioperasikan pada jaringan listrik Jawa – Bali di awal
41
tahun 2000-an. Tipe PLTN direkomendasikan berskala menengah, dengan
calon tapak di Ujung Lemahabang, Grenggengan, dan Ujungwatu.
Bab VI
A. KESIMPULAN
Pada proses kerja dari PLTN hampir sama dengan proses kerja dari
PembangkitListrik Konvensional, hanya saja yang membedakannya adalah sumber
panas yangdigunakan. Pada PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi
nuklir.
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari
isotop fissiluranium dan plutonium. Reaktor daya fisi dibagi menjadi :
reaktor thermal, reaktor cepat dan reaktor subkritis.
42
PLTN memiliki keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya, diantara
beberapakeuntungan salah satunya adalah Tidak menghasilkan emisi gas
rumah kaca (selamaoperasi normal) gas rumah kaca hanya dikeluarkan
ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit
menghasilkan gas. Dan salah satu kerugiannya adalah Risiko kecelakaan
nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl(yang
tidak mempunyai containment building).
B. SARAN
43
DAFTAR PUSTAKA
http://netsains.com/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/
http://www.bapeten.go.id/index.php?
modul=page&pagename=pendahuluan&pageback=profile_ind
http://satriaskyterror.wordpress.com/2010/11/01/nuklir-sebagai-solusi-bergengsi/
http://joe-proudly-present.blogspot.com/2010/06/perkembangan-upaya-
pemanfaatan-energi.html
http://nuklir.wordpress.com/2007/12/28/level-level-kecelakaan-nuklir/