MSN1.62.5013
Dosen Pengampu :
Wanda Afnison, S.Pd., M.T.
Judul :
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( Solar Cell )
Disusun Oleh :
Nama : Alberto Dafero
NIM : 21338020
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga
Surya” dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Rekayasa Alternatif.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembacapraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunanmakalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
E. Keuntungan dan Kerugian Apa Saja yang di Miliki Oleh PLTS ................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
A. Latar Belakang
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek
rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya
lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari
penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya
yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui,
tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga
air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-
fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. .
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan
lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap
lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah
diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di
negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi
yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik
tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara
singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend
teknologi yang ada.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui sejarah singkat tentang ide pembuatan PLTS.
b. Dapat mengetahui prinsip kerja dari PLTS itu sendiri.
c. Dapat mengetahui seberapa besarkah penggunaan PLTS di Indonesia dan di
dunia.
d. Dapat mengetahui peranan photovoltaic dalam PLTS.
e. Dapat mengetahui keuntungan dan kekurangan PLTS dibandingkan dengan
pembangkit non PLTS.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis
energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang
cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping jumlahnya yang tidak terbatas,
pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau
sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau
fotovoltaik.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat
dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan
secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu
melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi
PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang
paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam
perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan
dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing
dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir seluruh
daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik,
maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk
dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan
menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan
rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah
merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.
Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah
cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp
per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan
bisnisnya ke pabrikasi sel surya.
Matahari merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berlimpah di Indonesia.
Dengan penyinaran matahari konstan sepanjang tahun selama 12 jam per hari, tentu ini
merupakan salah satu sumber energi yang sangat potensial dikembangkan di negara kita.
Disamping adanya „bahan bakar‟ yang berlimpah ruah, tentu saja sumber energi ini sangat ramah
lingkungan. Listrik dari sumber energi surya ini tentu saja akan sangat berguna untuk pemerataan
listrik ke daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau saluran transmisi PLN.
Sekarang bagaimana kita bisa mengkonversi energi surya menjadi energi listrik..??
Yup, jawabannya adalah menggunakan photovoltaic cell.. kalau dilihat dari asal katanya photo :
“cahaya” sedangkan voltaic: “menghasilkan tegangan”. Jadi kalau dari arti katanya “photovoltaic
cell” berarti ‘sel yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya”, walaupun sebenarnya yang
dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Mengapa bisa arus yang dihasilkan?? Mari
kita lihat.
Satu buah photovoltaic cell terbuat dari bahan dasar silicon yang dilapis kaca. -Silicon
mudah sekali didapat di bumi ini dalam bentuk pasir silika- sehingga cahaya bisa menembus
masuk. Ketika cahaya matahari menembus masuk ke dalam sel, partikel cahaya matahari yang
disebut „photon‟ juga ikut masuk. Partikel photon ini kemudian menumbuk elektron bermuatan
negative di atom silikon penyusun photovoltaic cell. Pada saat tumbukan, energinya photon
ditransfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari atom silikonnya. Karena setiap detiknya
ada tak terhingga photon yang menumbuk, maka akan dihasilkan banyak sekali elektron-elektron
bebas. Elektron bebas ini akan didorong keluar photovoltaic cell karena adanya medan listrik di
dalam cell. Apabila photovoltaic cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat
mengalir ke beban. ..Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi
listrik..!!! Selama masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas
yang mengalir ke beban.
Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan energi listrik.
Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi untuk menghasilkan tegangan
18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36 buah photovoltaic cell yang disusun seri.
Selain itu biasanya juga 36 buah cell tersebut juga disusun parallel dengan 36 buah cell yang lain
supaya arus total yang dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk
menghasilkan daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi
array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar.
PT PLN memanfaatkan potensi matahari dan membangun Pusat Listrik Tenaga Surya
(PLTS) untuk masyarakat pulau Morotai, Kabupaten Kepulauan Morotai, propinsi Maluku
Utara. Sejak Sabtu (14/4/2012), masyarakat telah dapat menikmati layanan listrik yang
dihasilkan dari pembangkit listrik ramah lingkungan yaitu PLTS hybrid kapasitas 600 kilo Watt
peak (kWp). PLTS Morotai merupakan PLTS dengan kapasitas terbesar yang di operasikan oleh
PLN selama ini.
“Ini adalah PLTS terbesar yang pernah dioperasikan PLN di seluruh Indonesia, dan
diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat di Kabupaten
Kepulauan Morotai, sehingga sudah sepatutnya seluruh masyarakat pulau Morotai bersama-sama
ikut menjaga instalasi kelistrikan ini”, demikian diutarakan Direktur Operasi Indonesia Timur
PLN, Vickner Sinaga, Minggu (15/4/2012).
Dengan beroperasinya PLTS ini, PLN mampu mengurangi penggunaan BBM setiap
harinya rata-rata dengan 800 liter atau ekuivalen penghematan senilai Rp 2,5 miliar per tahun.
Sebelumnya, PLN berturut-turut baru saja mengoperasikan PLTS kapasitas 350 kWp
di pulau Sebatik, Kalimantan Timur yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan
Malaysia serta PLTS kapasitas 100 kWp di pulau Miangas, Sulawesi Utara, yang merupakan
pulau terdepan di utara Indonesia dan berbatasan dengan Philipina.
A. Kesimpulan
Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre –
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini merupakan
cikal bakal teknologi solar cell.
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis
energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang
cukup besar dari banyak negara di dunia. Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi
menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau photovoltaic.
Cara kerja dari PLTS yaitu : Energi matahari akan ditangkap oleh modul surya
dimana modul surya tersebut terdiri dari photovoltaic berupa sel surya yang tersusun secara
seri-paralel yang berfungsi sebagai penghasil energi listrik, energi listrik akan mengalir
melalui charge controller yang berfungsi sebagai pengisi ke baterai, baterai akan
menghasilkan tegangan DC untuk itu diperlukanlah sebuah inverter untuk mengubah
tegangan DC menjadi tegangan AC.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat
dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum
dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru
mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan
mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel
surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang
masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya.
B. Saran
1. Setiap rumah maupun industri diharapkan untuk memanfaatan sumber energi
terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di dalam
menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel karena hal ini dapat
mengurangi emisi gas karbon.
2. Sebaiknya pembuatan bahan-bahan PLTS dibuat didalam negeri tanpa harus
mengimport dari negara lain
3. Sebisa mungkin pembuatan modul surya dilakukan didalam negeri sebab jika
modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat
biaya pembangunan PLTS.
DAFTAR PUSTAKA
http://ebtke.esdm.go.id/energi/energi-terbarukan/sinar-matahari/234-plts-untuk-
indonesia-timur.html 10:35
Tribunnews.com - Minggu, 15 April 2012 14:48 WIB
http://metrogaya.com, http://alpensteel.com, http://www.worldofrenewables.com
Departemen Energi Amerika dan International Energy Agency
National Geographic Indonesia
Makalah UI
Sumber : Informasi umum PLTS – PT. Azet Surya Lestari
http://forum.isi-dps.ac.id
Anonimous, Photovoltaic (PV) Tutorial.pdf
Image Courtesy of
apa-itu-listrik-tenaga-surya-3 (pdf) dan Study Kelayakan (pdf)
http://mokoraden.blogdetik.com/2011/09/12/98/
http://jendeladenngabei.blogspot.com/
http://walhijabar.wordpress.com/
http://anekasolusidaya.com/index.php/keuntungan-dan-keunggulan-serta- dampak-
positif-menggunakan-dan-memakai-pembangkit-listrik-tenaga-matahari-solar-cell/