Anda di halaman 1dari 14

Pemanfaatan Energi Surya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Disusun Oleh
Muhammad Iqbal Hanafi

Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Trisakti
Jakarta Indonesia
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan karya
ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Energi Surya untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Surya ini dengan baik.
Harapan saya semoga karya ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
maupun isi karya ilmiah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih sangat banyak kekurangan karna pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karna itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat mebangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 22 Agustus 2016

Muhammad Iqbal Hanafi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan .....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...........................................................2
2.2 Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya..............................................3
2.3 Struktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya..............................................4
2.4 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya.........................................6
2.5 Alat atau mesin yang dibutuhkan untuk membuat sel surya....................7
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya...............7

BAB III PENUTUP..................................................................................................9


3.1 Simpulan .................................................................................................9
3.2 Saran ......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik sangatlah penting untuk kehidupan sehari-hari. Terutama pada alatalat elektronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang tidak padat diperbarui.
Energi listrik pada saaat ini sudah semakin menipis, untuk itu harus menggunakan
energi listrik dengan hemat dan efisien. Di dunia, terutama di Indonesia pemerintah
telah menyarankan untuk menghemat energi listrik.
Sampai saat ini, telah banyak para ahli yang menemukan berbagai macam alat
pembangkit listrik. Dengan mengembangkan berbagai macam energi menjadi eneri
listrik. Indonesia berada di daerah tropis yang setiap tahun selalu disinari matahari
dengan begitu sangat optimal mengembangkan panel surya. Panel surya bekerja
mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Panel surya sangat cocok di kembangkan di Indonesia yang memiliki kentungan
selalu disinari matahari. Panel surya sangat membantu jika dikembangkan di tempattempat yang tidak terjangkau listrik PLN. Panel surya sangat praktis dan tidak
menyebabkan polusi udara. Tetapi mempunyai kendala yaitu harganya yang sangat
mahal.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Apa itu pembangkit listrik tenaga surya?


Apa saja struktur sel surya?
Bagaimana cara kerja sel surya?
Apa saja alat atau mesin yang dibutuhkan untuk membuat sel surya?
Apa saja kelebihan dan kekurangan sel surya?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan pembangkit listrik tenaga surya.


Menjelaskan struktur dari pembangkit listrik tenaga surya.
Menjelaskan cara kerja pembangkit listrik tenaga surya.
Menjelaskan alat atau mesin yang dibutuhkan untuk membuat sel surya.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga surya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Tower sel surya


Pembangkit listrik tenaga surya / Sel Surya adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangan listrik dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak
langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk
memfokuskan energi matahari kesatu titik untuk menggerakkan mesin kalor.
Tenaga surya mempunyai arti mengubah energi panas matahari menjadi energi
listrik untuk digunakan. Dua tipe dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan
photovoltaic (photo = cahaya, voltaic = tegangan). Photovoltaic adalah perubahan
bentuk langsung dari cahaya menjadi listrik pada tingkat atom. Beberapa bahan
menunjukkan sebuah properti yang dikenal sebagai efek fotolistrik yang menyebabkan
mereka untuk menyerap foton cahaya dan melepaskan electron. Ketika electron bebas di
tangkap, sebuah hasil arus listrik yang dapat digunakan sebagai listrik.
Dalam pembentukan sel surya, semikonduktor tipis diperlakukan secara khusus
untuk membentuk medan listrik, di satu sisi positif dan negatif di sisi lain. Ketika energi
cahaya menyerang sel surya, elektron mengetuk lepas dari atom dalam material
semikonduktor. Jika konduktor listrik yang melekat pada sisi positif dan negatif,
membentuk sebuah rangkaian listrik, elektron dapat ditangkap dalam bentuk arus listrik.
Listrik ini kemudian dapat digunakan untuk daya beban, seperti cahaya atau alat.
Sejumlah sel surya listrik terhubung satu sama lain dan dipasang di dukungan struktur
atau bingkai yang disebut modul tenaga surya. Modul didesain untuk memasok listrik
pada suatu tegangan, seperti umum sistem 12 volt. Arus yang diproduksi secara
langsung tergantung pada berapa banyak cahaya menyerang modul. Semakin besar

wilayah modul dan aray semakin besar listrik yang diproduksi. Modul fotovoltaik dan
array menghasilkan arus searah (dc) listrik Mereka dapat dihubungkan di kedua seri dan
pengaturan listrik paralel untuk menghasilkan tegangan yang diperlukan dan kombinasi
saat ini.
Perangkat PV yang paling umum saat ini menggunakan persimpangan tunggal,
atau interface, untuk menciptakan medan listrik dalam semikonduktor seperti sel PV.
Dalam sel PV tunggal-junction, hanya foton yang energinya sama dengan atau lebih
besar dari celah pita dari bahan sel dapat membebaskan elektron untuk sebuah sirkuit
listrik. Dengan kata lain, respon fotovoltaik sel tunggal-junction terbatas pada bagian
spektrum matahari yang energinya berada di atas band gap dari bahan yang menyerap,
dan foton-energi yang lebih rendah tidak digunakan.

2.2 Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Percobaannya
dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode
tersebut di balut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan
AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam
percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala intensitascahaya meningkat.
Selanjutnya penelitian dari Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873
seorang insinyur Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen
photo conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day
membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya
matahari. Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga
matahari secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas.
Sehingga disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan
untuk menggerakkan peralatan listrik.
Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya yaitu
suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas. Tingkat
efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai sebagai sumber
energi, namun kemudian dipakai sebagai sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einstein
mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect. Tulisannya ini
mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau quanta of energi yang
sekarang ini lazim disebut photon. Teorinya ini sangat sederhana tetapi revolusioner.
Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh
percobaan Robert Andrew Millikan seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia
mendapatkan Nobel Prize untuk karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein
akhirnya juga mendapatkan Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric
effect yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.

Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih
sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun
1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama
untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam.
Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell
mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of
Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8%
Hal ini merupakan rekor terbaru untuk thin film photovoltaicsolar cell. Perkembangan
dalam riset solar cell telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk
penggunaannya sebagai sumber daya listrik.

2.3 Struktur Sel surya


Dengan berkembangnya sains dan teknologi, jenis-jenis sel surya berkembang
dengan pesat. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan
struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula. Sel surya yang banyak
digunakan saat ini adalah sel surya berbasis material silicon. Sel surya silicon juga
secara umum menggunakan struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya
silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

Struktur sel surya


Struktur sel surya secara umum terdiri dari :
1. Substrat/Metal backing
Material yang berfungsi untuk menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik
karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga
umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya
organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga
material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga
transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide
(FTO).

2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang
biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel
surya generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya
lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap
cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor
yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di
industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material
semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu
contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride),
dan amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor
potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti
Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).Bagian semikonduktor
tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk pn junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya.
Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan
sel surya akan dibahas dibagian cara kerja sel surya.
3. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
4. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi
oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis
material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan
udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor
sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
5. Enkapsulasi / cover glass
Sebagai pelapis untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran

2.4 Cara Kerja Sel Surya

Ilustrasi cara kerja sel surya


Pemabngkit Listrik Tenaga Surya yang umum digunakan bekerja menggunakan
prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Semikonduktor terdiri dari ikatan-ikatan atom yang penyusun dasar disini adalah
electron. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)
sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam
struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material
silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan
material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor.
Peran dari p-n junction adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron
(dan hole) dapat dihasilkan oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika
semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari
semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor
tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran
elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik, ketika cahaya matahari mengenai
susuna p-n junction maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor
menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya
hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang.

2.5 Alat atau mesin yang dibutuhkan untuk membuat sel surya
Untuk membuat sel surya membutuhkan beberapa komponen:
1. Panel Surya
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah
cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol"
karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat
dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik"

2. Solar Charge Controller


Solar Charge Controller adalah komponen di dalam sistem PLTS berfungsi
sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator) baik terhadap arus yang
masuk dari panel PV maupun arus beban keluar / digunakan
3. Akumulator
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor.
4. Inverter DC ke AC
Power inverter, atau inverter, merupakan konverter daya listrik yang
mengubah arus searah (DC) menjadi alternating current (AC), AC dapat
dikonversi pada setiap tegangan yang diperlukan dan frekuensi dengan
penggunaan transformator , switching, dan kontrol sirkuit yang tepat.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah tau energi alternatif jika
pembangkit listrik utama sudah tidak ada. Sumber energi dari pembangkit listrik tenaga
suraya tidak akan habis. Meski tidak akan habis sumber energinya pembangkit listrik
tenaga surya juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya:
1. Ramah lingkungan
Tidak seperti pembangkit listrik lainnya yang memerlukan generator untuk
mengalirkan listrik. Pembangkit listrik tenaga surya ini akan menghasilkan
listrik jika terkena sinar matahari, tidak membuat polusi suara, tidak
menghasilkan limbah/polusi.

2. Tidak membutuhkan bahan bakar


Dalam prosesnya tidak membutuhkan bahan bakar seperti bensin, solar,
dan lainnya. Sangat irit dalam penggunaannya.
3. Sumber energi yang terjangkau
Sumber energi dari matahari, tentu sumber energi yang tidak akan habis,
selama masih disinari cahaya matahari dapat menghasilkan listrik trusmenerus.
4. Awet akan penggunaaannya
Rata-rata masa pakai panel surya mencapai 20 tahun lebih, tanpa takut
kehilangan efisiensi saat digunakan.
5. Hanya membutuhkan sedikit perawatan
Pemeliharaan dari panel surya cukup terbilang sederhana, mengingat panel
surya tidak terdapat bagian yang bergerak.
Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya:
1. Harga pemasangan/ pembuatan mahal
Utnuk pemasangan PLTS ini cukup mahal. Apalagi jika kebutuh listrik di
rumah sangat besar. Maka sangat membutuhkan panel surya dan baterai
sebagai penyimanannya.
2. Tidak berfungsi dimalam hari
Tidak adanya matahari pada malam hari menyebabkan PLTS tidak bekerja.
Maka biasanya dimalam hari digantikan dengan baterai yang sudah
discharge disianghari.
3. Membutuhkan perangkat tambahan dalam pemakaiannnya.
Umumnya setelan dari PLTS yang dihasilkan adalah arus searah (DC), jadi
agar bias menjadi arus bolak-balik (AC) membutuhkan perangkat
tambahan seperti converter DS atau AC.

BAB III
PENUTUP
3.1 Sinpulan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
surya menjadi energi listrik.pembangkit listrik dapat dibagi menajadi dua cara, yaitu
menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.
Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan
efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin
dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu
titik untuk menggerakan mesin kalor.
Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Percobaannya
dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode
tersebut di balut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan
AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam
percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala. Tahun 1873 seorang insinyur
Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo
conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day
membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya
matahari. Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya
yaitu suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas. Tahun
1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect.
Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat
rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 2007
University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya
mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk thin film photovoltaicsolar
cell.
Struktur sel surya terdiri dari :

Substrat/Metal backing
Material semikonduktor
Kontak metal / contact grid
Lapisan antireflektif

Enkapsulasi / cover glass

Alat atau mesin untuk pembuatan sel surya:

Panel Surya
Solar Charge Controller
Akumulator

Inverter DC ke AC

Kelebihan dari pembangkit listrik tenaga surya yaitu ramah lingkungan, tidak
memerlukan bahan bakar, sumber energi terjangkau, awet akan penggunaannya, hanya
membutuhkan sedikit perawatan. Adapun kekurangannnya yaitu harga pemasangan
mahal, tidak berfungsi dimalam hari, membutuhkan perangkat tambahan dalam
pemasangan.

3.2 Saran
Pembangkit listrik tenaga surya belum bias dijadikan energi alternative karna
pemasangannnya yang memerlukan harga yang mahal.disarankan pembangkit listrik
tenaga surya digunakan oleh perusahaan, pemerintahan, dan badan pelayanan
masyarakat. Deengan begitu ketika pemadaman listrik, bias menggunakan listrik yang
di hasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya sehingga kegiatan pemerintahan,
pelayanan masyarakat tidak terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

Jayacipta Alamsemesta, Cara Kerja Photovoltaic, diakses 21 agustus 2016, (online)


http://jatas.co.id/?lang=id
Masputz.com, kelebihan dan kekurangan energi listrik tenaga surya, diakses 21 agustus
2016, (online) http://www.masputz.com/
Pusat Listrik Tenaga Surya, Sejarah solar cell, diakses 21 agustus 2016, (online)
https://tenagamatahari.wordpress.com/beranda/sejarah-solar-cell/
Tehnologi Surya, Sel surya : Struktur & Cara kerja, diakses 21 agustus 2016, (online)
https://teknologisurya.wordpress.com/
Wikipedia, Pembangkit listrik tenaga surya, diakses 21 agustus 2016, (online)
https://id.wikipedia.org/wiki
Wisma Pedia, Alat Yang Dibutuhkan Untuk Membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya,
diakses 21 agustus 2016, (online) http://wismapedia.com/

Anda mungkin juga menyukai