Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ENERGI

ALTERNATIF TENTANG PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA SURYA

Disusun Oleh:
Nur Hidayanti 5115150016
Wahyu Sapdo R 5115155445

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan makalah elektronika industri tentang “Pembangkit Listrik Tenaga Surya”,
ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalam makalah ini baik
dari isi, penampilan, dan penyajian.
Makalah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai arti luas pembangkit listrik tenaga surya di indonesia.Selain itu,tugas ini
dibuat untuk melaksanakan tugas seorang mahasiswa, serta untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah energi alternatif. Dan kami menyadari adanya kesalahan-
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
berharap kepada bapak dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta untuk
memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta
bisa menjadi pegangan pada pengajaran tentang pembangkit listrik. Dan juga
sebelumnya kami meminta dan memohon maaf apabila isi makalah ini ada
kekurangan dan penulisan yang kurang tepat. Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.

Jakarta, 30 Maret 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.


Peningkatan kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan
kemakmuran, namun bersamaan dengan itu juga menimbulkan masalah dalam
usaha penyediaannya.
Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik,
mengingat bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis
katulistiwa berpotensi energi surya yang cukup baik. Pemanfaatan Tenaga Surya
melalui konversi Photovoltaic telah banyak diterapkan antara lain, penerapan
sistem individu dan sistem hybrid yaitu sistem penggabungan antara sumber
energi konvensional dengan sumber energi terbarukan.
Pada kondisi beban rendah sistem bekerja dengan sistem inverter dan baterai. Jika
beban terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang terdapat pada inverter
atau tegangan baterai semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera
mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC konverter
untuk pengisian baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi
kebutuhan beban tersebut. Dengan demikian, kondisi pembebanan diesel menjadi
sangat efisien karena hanya beroperasi pada beban tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya
b) Bagaimana Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
c) Apa Saja Komponen dan Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
d) Bagaimana Prinsip Kerja dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya
e) Bagaimana Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
f) Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
C.Tujuan
a) Agar Mengetahui Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya
b) Agar Mengetahui Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
c) Memahami dan Mengerti Komponen Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya
d) Mengetahui Prinsip Kerja dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya
e) Mengetahui Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
f) Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian “Pembangkit Listrik Tenaga Surya”


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik
yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic
dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic
mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan
efekelektrik, sedangkan pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa
atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan
energi matahari ke satu titik untuk menggerakkan mesin kalor.
Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP)
menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan
energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Panas yang
terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan
listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem
cermin parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi
yang paling banyak digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan
untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional hingga mesin Stirling)
atau menjadi media penyimpan panas.
Sel surya atau sel photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali
pada tahun 1880 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik
yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk
menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di
bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah.
Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di
lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke
lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus
listrik.
Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 2×1 MW terletak
di Pulau Bali, tepatnya di dearah Karangasem dan Bangli. Pemerintah
mempersilakan siapa saja untuk meniru dan membuatnya di daerah lain karena
PLTS ini bersifat opensource atau tidak didaftarkan dalam hak cipta.

2.2 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor
yang dapat merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah
(DC) dengan menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris
Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga
Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3
mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel
surya (fotovoltaik). Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam
sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi oleh
kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan
listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan
mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah
energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.
Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
berkerja dalam proses tak seim-bang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam
proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya
dan jenis zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang
terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya
sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menja-di energi
listrik berdasarkan efek fotovol-taik baru mencapai 25%, maka produksi listrik
maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2. Komponen
utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang meru-pakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup
canggih dan keun-tungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan
dioperasi-kan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam
pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan
harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan
subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya. Cara kerja photovoltaic diperlihatkan pada gambar 1. Pada gambar
2 diperlihatkan sistem PLTS.

Gambar 1. cara kerja Fotovoltaik


Gambar 2. Sistem PLTS
PLTS dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam sistem catudaya yang
antara lain :
a) Sistem listrik penerangan rumah seperti : sistem sentralisasi, sistem
semisentrali-sasi, sistem desentralisasi dan sistem hibrid.
b) Sistem Pompa Air seperti : pompa air minum, pompa irigasi.
c) Sistem Kesehatan seperti: penyimpan vaksin, penyimpan darah,
komunikasi SSB di puskesmas, dan penerangan puskesmas terpencil.
d) Sistem Komunikasi seperti : televisi repeater, radio repeater, komunikasi
stasiun kereta api.
e) Sistem Pemnadu Transportasi seperti: radio sinyal bandara, penunjuk
jalan, persimpangan jalan kereta api, penerangan terowongan, lampu suar
untuk navigasi, lampu-lampu rambu.
f) Sistem proteksi karat seperti: proteksi katodik untuk jembatan, pipa,
proteksi struktur baja.
g) Lain-lain seperti: lampu penerangan jalan, sistem pencatat gempa, lampu
taman, air mancur, kalkulator, arloji dan mobil surya.

2.3 Komponen dan Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Komponen
 Sel Surya
Sel surya merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem PLTS.
Komponen ini berfungsi sebagai 'pemanen energi matahari'. Sel surya berfungsi
untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Fenomena fisika dari sel
surya sangat mirip dengan dioda klasik (fenomena pn junction). Ketika sel surya
atau biasa disebut dengan photovoltaic (PV) menyerap cahaya matahari, energi
foton yang diserap kemudian dipindahkan ke sistem proton-elektron bahan,
membentuk pembawa muatan yang dipisahkan oleh sambungan. Pembawa
muatan dapat berupa pasangan elektron-ion pada cairan elektrolit atau pasangan
elektron-hole pada bahan semikonduktor padat. Sisa daya foton yang tidak
digunakan pembawa muatan akan menjadi panas dan hilang ke lingkungan.

Cahaya matahari ketika mengenai sel surya akan mengalami beberapa


kondisi seperti ditunjukkan pada gambar berikut, yaitu:

1. Cahaya matahari dipantulkan atau diserap oleh lapisan logam pada permukaan
sel surya.
2. Dipantulkan oleh permukaan sel surya.
3. Diserap oleh lapisan silikon.
4. Dipantulkan keluar oleh lapisan bagian dalam sel surya.
5. Diserap oleh lapisan silikon setelah dipantulkan.
6. Diserap oleh lapisan logam bagian dalam.

Gambar 3. Perlakuan Sel Surya Terhadap Cahaya Matahari

Cahaya matahari yang diubah menjadi listrik hanya yang diserap oleh
lapisan silikon sedangkan yang lain akan terbuang dalam bentuk pantulan maupun
panas. Dalam pemilihan modul sel surya, hendaknya memilih yang memiliki
lapisan silikon yang luas untuk lebih memaksimalkan dalam penangkapan cahaya
matari dan mengubahnya menjadi listrik.
Sel surya sangat jarang digunakan sendiri. Biasanya, beberapa sel surya
yang memiliki karakteristik yang sama saling dihubungkan untuk membentuk
modul surya. Kemudian, beberapa modul surya disusun untuk membentuk panel
surya.

Gambar 4. Sel Surya, Modul, dan Susunan Panel Surya

 Solar Charge Controller


Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan
untuk mengatur banyak sedikitnya arus searah yang masuk ke baterai dan juga
menagmbil arus dari baterai ke beban. Selain itu, Solar Charge Controller juga
berfungsi mencegah baterai dari overcharge dan kelebihan tegangan dari modul
surya. Kelebihan voltase pada baterai akan mengurangi umur baterai. Charge
controller menerapkan teknologi pulse width modulation (PWM) untuk mengatur
fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Modul surya
12 volt umumnya memiliki tegangan output 16–21 volt. Jadi, tanpa solar charge
controller, baterai akan rusak oleh overcharging dan ketidakstabilan tegangan.
Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14-14.7 Volt. Beberapa fungsi detail
dari solar charge controller adalah sebagai berikut.

 Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan
saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Baterai menyimpan
listrik dalam bentuk daya kimia. Baterai memiliki dua tujuan penting dalam
sistem PLTS, yaitu untuk memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya
tidak disediakan oleh panel surya serta untuk menyimpan kelebihan daya yang
dihasilkan oleh panel surya.

 Inverter
Sistem tenaga surya mengubah radiasi surya menjadi arus listrik searah
(DC). Inverter dibutuhkan untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik
(AC), jika beban membutuhkan arus listrik bolak-balik. Tegangan masukan DC
pada inverter adalah tegangan yang sama dengan tegangan baterai dan tegangan
keluaran panel surya. Tegangan masukan DC pada inverter biasanya disebut
dengan tegangan sistem yang bernilai 12 V, 24 V atau 48 V. Tegangan yang lebih
tinggi akan membutuhkan arus listrik yang lebih rendah. Hal ini mampu
mengurangi kehilangan daya pada kabel.
 Beban
Beban yang digunakan dalam sistem PLTS dibagi menjadi dua, yaitu beban
direct current (DC) dan alternating current (AC). Beban DC merupakan beban
yang menggunakan arus searah dalam pengoperasiannya. Contoh dari beban DC
adalah lampu DC dan pompa DC. Sementara, beban AC merupakan beban yang
memanfaatkan arus bolak-balik dalam pengoperasiaannya. Contoh beban AC
adalah kulkas, lampu AC dan mesin pembuat es balok. Beban AC memanfaatkan
arus yang keluar dari inverter untuk beroperasi.

2.4 Pengaplikasian PLTS

1. Solar Home System (SHS).SHS merupakan sistem PLTS yang sangat


sederhana, dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik minimum untuk
rumah tangga pedesaan meliputi penerangan dan peralatan elektronik
sederhana (radio, charge handphone). Solar Home System (SHS) adalah
sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang dirancang untuk
daerah yang belum terjangkau oleh jaringan PLN. Desain yang fleksibel
dan praktis ini dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, seperti
TV, radio dan penerangan. SHS terdiri dari satu atau lebih modul
surya, solar charger controller, baterai/aki dan Inverter untuk
menghasilkan tegangan output 220V. SHS dapat dikombinasikan dengan
sumber backup cadangan (external) seperti PLN/Genset (jika diperlukan)
dengan sistem switching sederhana sampai dengan otomatis. SHS skala
kecil umumnya didesain secara portable dalam satu unit box, sehingga
mudah dipindahkan atau dibawa-bawa, dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna (custom). Sedangkan SHS skala besar dapat
dibangun dalam satu area terpusat yang dikenal dengan istilah SHS
sentralisasi/komunal.

2. Solar Street Light (Penerangan Lampu Jalan / PJUTS).PJUTS


merupakan sistem PLTS untuk penerangan lampu jalan di pedesaan,
perkebunan, pertambangan, atau daerah-daerah yang belum terjangkau
oleh PLN. Juga dirancang untuk menerangi fasilitas umum, jalan
lingkungan di pedesaan, penerangan di lingkungan wisata alam,
penerangan di dermaga nelayan tradisional. Cara kerja Lampu penerangan
tenaga surya cukup mudah, yaitu lampu mendapatkaan sumber energinya
dari baterai. Kemampuan lampu utuk dapat bertahan untuk menyala,
sangat bergantung dengan baterai. Idealnya lampu dapat menyala 36 jam
secara terus menerus, walau tanpa ada sinar matahari sekalipun. Untuk
catu daya baterai, maka digunakanlah panel surya. Di Indonesia, panel
surya dapat memproduksi listrik hingga 4,8 kW/m² setiap harinya (eff.
100%). Secara sederhana, jika panel surya terpasang memiliki ukuran
1 m², maka rata-rata lampu dengan daya 100 watt dapat menyala hingga
48 jam.

3. Solar Water Pump (Pompa Air Tenaga Surya).Pompa air tenaga surya
merupakan sistem PLTS yang sangat cocok untuk daerah yang tidak
memiliki jaringan PLN dan tidak memiliki air permukaan. Sistem pompa
air ini memerlukan penggalian sumur untuk mencapai air tanah. Sistem ini
akan bekerja secara otomatis jika ada energi matahari yang cukup.

4. Solar CCTV System (CCTV Kamera Tenaga Surya).CCTV tenaga


surya adalah sistem monitor kamera keamanan dengan menggunakan
tenaga surya. Sistem ini sangat efisien tidak memerlukan lagi jaringan dari
PLN. Sistem bisa bekerja selama 24 jam apabila supplai dari energi
matahari mencukupi.

5. Kompor matahari (surya)

Pada prinsipnya semua jenis kompor tenaga surya mempunyai cara kerjanya
tidak jauh berbeda, yaitu memusatkan cahaya matahari yang jatuh ke
alumunium/kaca. Tujuannya agar energi lebih terkonsentrasi dan berpotensi
menghasilkan panas yang cukup untuk memasak.

Kedua, mengubah cahaya . Bagian dalam kompor surya dan panci,


dari bahan apapun asal berwarna hitam, dapat meningkatkan efektivitas
pengubahan cahaya menjadi panas. Panci berwarna hitam dapat menyerap
hampir semua cahaya yang masuk dan mengubahnya menjadi panas. Semakin
baik kemampuan panci menerima dan menghantarkan panas maka semakin
cepat kompor menjadi panas

Ketiga, memerangkap panas. Upaya mengisolasi udara di dalam


kompor dari udara di luarnya akan menjadi penting. Penggunaan bahan yang
keras dan kering seperti kantong plastik atau tutup panci berbahan kaca
memungkinkan cahaya untuk masuk ke dalam panci.

Strategi memanaskan suatu barang denagn menggunakan energi


tenaga surya akan menjadi kurang efektif jika haya menggunakan salah satu
prinsip dasar di atas. Pada umumnya kompor surya sedikitnya menggunakan
dua cara atau ketiga prinsip di atas untuk menghasilkan panas yang cukup
untuk memasak. Kompor matahari merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan
panas matahari untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga. Kompor
matahari memasak menggunakan tiga metode, pemanasan, pemanggangan,
dan pasteurisasi.

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan

A. Kelebihan:

1) Tidak akan pernah habis atau berkelanjutan


Keuntungan yang pertama adalah tidak akan pernah habis. Seperti yang
Anda ketahui energi matahari merupakan sumber energi terbarukan yang
tidak akan pernah habis. Penggunaan energi surya juga dapat mencegah
penggunaan bahan bakar fosil menjadi semakin menipis. Dan bahkan saat ini
banyak sekali negara-negara maju yang menggunakan energi surya untuk
menjadikannya energi listrik.
2) Ramah lingkungan
Yang kedua adalah ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan
karena penggunaan energi surya tidak akan menghasilkan emisi karbon sama
seperti BBM. Oleh karena itu energi surya dapat dikatakan sebagai salah satu
sumber energi alternatif yang sangat lingkungan. Dan pastinya hal ini dapat
mencegah pemanasan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim tak
menentu.
3) Hanya membutuhkan sedikit perawatan
Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya adalah hanya
membutuhkan sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi, panel surya
dapat menciptakan listrik dengan luasan hanya beberapa milimeter dan tidak
memerlukan perawatan yang berarti. Tak hanya itu saja, panel surya juga
memproduksi energi dalam diam, sehingga tak mengeluarkan bunyi bising
dan lainnya.
4) Menghemat pengeluaran uang
Dalam jangka panjang energi surya akan menghemat pengeluaran
uang untuk energi. Biaya awalnya memang cukup signifikan, namun setelah
beberapa waktu Anda akan memiliki akses ke energi yang benar-benar gratis,
dan jika sistem rumah tenaga surya menghasilkan energi yang lebih dari yang
Anda butuhkan, di beberapa negara perusahaan listrik dapat membelinya dari
Anda, yang berarti ada potensi keuntungan ekstra terlibat. Ada juga banyak
negara yang menawarkan insentif keuangan untuk menggunakan energi surya

5) Tidak menyebabkan polusi suara


Panel surya beroperasi tanpa mengeluarkan suara (tidak seperti turbin
angin besar) sehingga tidak menyebabkan polusi suara. Panel surya biasanya
memiliki umur yang sangat lama, minimal 30 tahun, dan biaya
pemeliharaannya sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak. Panel
surya juga cukup mudah untuk diinstal

B. Kekurangan

1) Daya yang dihasilkan berkurang ketika mendung


Seperti yang kita ketahui PLTS membutuhkan sinar matahari untuk
bekerja. Ketika mendung ataupun pada malah hari keluaran energi panel surya
pastinya kurang maksimal. Namun untuk menyiasati hal ini banyak PLTS
skala besar yang melacak matahari untuk menjaga panel surta di sudut optimal
sepanjang hari.

2) Tidak berfungsi di malam hari


Sebab panel surya hanya dapat bekerja jika ada matahari. Maka dimalam
hari biasanya digantikan dengan batrai penyimpanan yang sebelumnya sudah
dicharger disiang hari.

3) Besarnya biaya pembangunan


Pembangkit listrik ini juga sangat membutuhkan biaya yng sangat
besar per MW. Oleh karena itu banyak sekali negara-negara yang memikirkan
hal ini ketika akan membangunnya.

2.6 Perencanaan PLTS


A. Perancangan Solar Home System
Perancangan dilakukan untuk menetukan ukuran sel Fotovoltaik dan Baterai
untuk sistem energi matahari dengan kapasitas maksimum 1000 Watt. Langkah-
langkah perancangan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah).

Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus beban


dapat ditentukan dengan membagi rating watt dari berbagai alat yang menjadi
beban dengan tegangan operasi sistem PV nominal.

Itot beban DC= Watt/Vop x jam pakai sehari.............................(1)

ItotbebanAC= (Watt/Vopxjam pakai sehari)/0.85 ………….….. (2)

Itotbeban= Itot beban DC+Itot beban AC .............................….(3)

Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam Ah

2. Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem

Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20% harus
ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem dan untuk factor
keamanan. Oleh karena itu ampere-jam beban yang ditentukan pada langkah 3.1
dikalikan dengan 1,20 sehingga :

Total beban + Rugi & Safety Factor


= Itot beban x 1,20 ………......................................................…(4)

3. Menentukan jam Matahari Ekivalen (Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk


Jam matahari ekivalen suatu tempat ditentukan berdasarkan peta insolasi
matahari dunia yang dikeluarkan. oleh Solarex (Solarex, 1996). Berdasarkan
peta insolasi matahari dunia, misal: ESH untuk Wilayah Sulawesi = 4,5

4. Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya


Arus total panel surya yang dibutuhkan ditentukan dengan cara
membagi ‘Total beban + Rugi-rugi dan safety factor’ dengan ESH.
Itot panel = (Itot beban x1,20)/ESH ….................…….(5)
5. Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya
Penyusunan optimum adalah

cara yang akan menentukan kebutuhan arus total panel dengan jumlah modul
seminimum mungkin. Penentuan konfigurasi modul minimum dengan
menghitung jumlah minimum modul yang menyediakan nilai arus panel yang
dibutuhkan dietentukan pada langkah 4.

Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah :


I
tot _ panel

Modpar =
…………
I op _ mod ul …(6)

Dimana :

Itot_panel adalah Arus Total panel Iop_modul dan Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :
V
system

Mod seri = Vmod


………………
ul …(7)
Dimana :

Vsistem adalah tegangan nominal sistem

Vmodul adalah tegangan nominal modul

Total modul yang diperlukan adalah : Jumlah total modul =jumlah modul seri
xjumlah modul paralel …………..(8)

6. Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan

Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan baterai


penyimpan (aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika beroperasi pada
malam hari atau pada waktu cahaya matahari kurang. Kapasitas waktu cadangan
yang disarankan bervariasi berdasarkan garis lintang daerah tempat pemasangan
panel surya diperlihatkan pada table 1.
Tabel 1. Hubungan antara lokasipemasangan dan waktu cadangan
modul photovolaik buatan Solarex.

Garis lintang lokasi Waktu


pemasangan cadangan
(trec)

0o – 30o (Utara atau 5 – 6 hari


Selatan)
30o – 50o (Utara atau 10 – 12 hari

Selatan)
50o – 60o (Utara atau 15 hari
Selatan)

Sumber :Solarex,1996 :Discover The Newes WorldPower,Frederick Court,


Maryland USA.
Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah Indonesia
terletak pada 10o LS – 10o LU. Ini berarti bahwa waktu cadangan untuk seluruh
wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, adalah sama yaitu 5 – 6 hari.

Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung dengan


persamaan :
Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec .....(9)
Dimana:
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan
B. Contoh Perancangan
Sebagai penerapan dari metoda yang dijelaskan di atas, diberikan contoh
perhitungan untuk sebuah rumah tangga sederhana. Sebuah rumah sederhana
memerlukan catu daya listrik untuk mensuplai beban-beban sebagai berikut:
 buah lampu TL DC 6 Watt, beroperasi 12 jam sehari
 1 buah radio tape 12 Watt, beroperasi 8 jam sehari
 1 buah TV berwarna 175 Watt (beban AC) , beroperasi 8 jam sehari
 Tegangan operasi sistem adalah 12 Volt


Penentuan kapasitas baterai, jumlah modul dilakukan dengan

mengikuti bagan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.

Hasil Perhitungan adalah sebagai berikut:


o Jumlah Total Ah/hari
Beban-beban DC (3 buah Lampu TL DC + 1 buah Radio tape) :
(3 x 6 Watt/12 Volt x 12 jam) + (12 Watt/12 Volt x 8 jam) = 24 Ah

Beban AC (TV Berwarna )


(75 Watt x 6 jam ) / 0,85) / 12 Volt = 45 Ah

Total Ampere-jam perhari


Itot = (24 Ah + 45 Ah ) = 69 Ah
o Beban Total + safety Factor
= 69 Amp-jam x 1,2
= 83 Ah
o Jam matahari ekivalen (ESH) = 4,5 o Total Arus Panel Photovoltaik

= (83 Ah) / 4,5 jam = 18,5 A


o Jumlah Total modul yang diperlukan. Terlebih dahulu harus dipilih jenis modul
yang akan digunakan
berdasarkan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik/distributor. Misal dipilih
modul jenis MSX 60 buatan Solarex. Dengan data-data : Arus operasi 3,5
Amper, Tegangan Nominal = 12 Volt., Sehingga:

Jumlah Modul yang tersusun paralel =18,5 Ampere / 3,5 Ampere


= 6 buah
Jumlah Modul tersusun Seri
Mod seri = 12 Volt / 12 Volt = 1buah
Jumlah total Modul = 6 x 1 = 6 buah

o Kapasitas Minimum baterai yang diperlukan. Dengan memilih waktu cadangan


selama 5 hari, maka

Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec


= 83 Ah/hari x 5 hari
= 415 Ah
Karena umumnya baterai mempunyai kemampuan sampai 80%, maka kapasitas
minimum baterai yang akan dipilh harus dibagi lagi dengan factor 0,8 sehingga
kapasitas minimum baterai menjadi : 415 Amper-jam /0,8 = 518,75 Amper–jam (
Ah). Baterai atau aki yang dipilih harus mempunyai kapasitas di atas 519 Ah.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.


Peningkatan kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan
kemakmuran, namun bersamaan dengan itu juga menimbulkan masalah dalam
usaha penyediaannya. Oleh karena itu, penyediaan sumber energi alternatif seperti
energi surya melalui pemanfaatan sel fotovoltaik merupakan sebuah prospek yang
menjanjikan untk dikembangkan lebih lanjut, mengingat pemakaian primer
minyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama. Selain ramah
lingkungan, sumber energi dari matahari tidak memerlukan perawatan khusus
secara periodik, yang selanjutnya akan mengurangi biaya produksi.

B.Saran

Penggunaan energy surya sangat evektif untuk menghemat energi baik


didunia industry maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk
menerapkan system PLTS untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim
tidak seperti didaerah Jepang, Amerika dan Negara-Negara lainnya, tapi sebelum
praktek/pengaplikasiannya terjun kemasyarakat secara luas tentunya haruslah
diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik itu lewat media cetak, social dll.
Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,
dan mengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalam perkemangan
dizaman modern ini. Dengan demikian secara perlahan dengan sudah taunya
keuntungan dan penghematan yang dirasakan secara perlahan mereka akan pindah
ke-energi terbarukan PLTS.
Daftar Pustaka
http://catatan-teknik.blogspot.com/2014/05/sejarah-teknologi-solar-thermal.html

http://esdm.go.id/berita/%20artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-
indonesia
http://www.energi-alam.com/artikel/cara-kerja-pv-solar-photovoltaic-system.html

https://www.academia.edu/5730106/PROSEDUR_PERANCANGAN_SISTEM_
PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_SURYA_UNTUK_PERUMAHAN_SOL
AR_HOME_SYSTEM_
http://www.oocities.org/markal_bppt/publish/pltkcl/plrahard.pdf
http://solarcooking.org/saussure.htm
http://www.treehugger.com/renewable-energy/think-big-arizona-solar-tower-2x-
taller-than-the-empire-state-building-will-produce-200-megawatts.html
http://solarsuryaindonesia.com/aplikasi-plts

Anda mungkin juga menyukai