Anda di halaman 1dari 29

No.

LS
Bidang
Status Diterima / Ditolak *)
Revisi Ada / Tidak *)

PROPOSAL LAPORAN SKRIPSI

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENGISIAN ACCUMULATOR


PADA ELECTRIC BIKE TENAGA SOLAR CELL

Oleh :

Dyah Intan Sari Nim : 1641170094

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Energi adalah besaran yang kekal dimana energi tersebut tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari suatu bentuk satu
ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah dan besar energi secara
keseluruhan. Saat ini semua manusia hampir bergantung pada sumber energi
fosil sebagai aktivitas sehari - hari, namun penggunaan yang terus menerus ini
akan menyebabkan terjadinya krisis energi atau kekurangan sumber energi.
Cara yang efisien untuk penghematan sumber energi yaitu salah satunya
memanfaatkan energi alternatif atau energi tarbarukan yang ramah
lingkungan. Energi tarbarukan salah satunya adalah energi surya. Energi surya
adalah energi berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
dimanfaatkan dengan secara langsung ataupun diubah menjadi bentuk energi
lain dengan menggunakan teknologi. Energi terbarukan diyakini ramah
lingkungan, aman dan terjangkau oleh masyarakat karena dapat mengurangi
kerusakan lingkungan, energi matahari ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
energi alternatif yang akan diubah menjadi energi listik.
Dengan keadaan geografis di negara indonesia yang setiap tahun dapat
sinar matahari, indonesia berada di katulistiwa yang membuat kepulauan
indonesia disinari oleh cahaya matahari selama 10 sampai 12 jam perhari.
Salah satu alat yang optimal di Indonesia adalah panel surya. Solar cell
bekerja mengubah energi matahari menjadi listrik untuk mengurangi
penggunaan energi fosil. Energi matahari ini tidak bersifat polutif, tidak
pernah habis, dan tidak membeli. Tegangan dan arus yang dihasilkan oleh
panel surya sangat efektif digunakan untuk daerah yang banyak cahaya
matahari. Tetapi ada banyak kekurangan menggunakaan panel surya dimana
matahari tidak bersinar 24 jam perhari. Karena itu membutuhkan sebuah alat
sebagai penyimpanan energi yaitu accumulator, sedangkan pengisian
accumulator membutuhkan tegangan yang konstan dan memerlukan Buck
boost Converter agar dapat menurunkan dan menaikan tegangan yang stabil
untuk pengisian accumulator. Dan juga diperlukan solar charger controller
agar accumulator tidak mudah rusak dikarenakan tegangan yang dihasilkan
panel surya yang besar menyebabkan kemungkinan terjadinya over charging
yang dimana accumulator terus terisi meskipun sudah penuh dan
kemungkinan terjadinya penurunan tegangan dikarenakan cuaca yang
mendung atau berawan. Maka dari itu dibuatlah “Analisis dan Desain Sistem
Kontrol Charging Accumulator menggunakan Buck Boost Converter dengan
Metode PI pada Electric Bike Tenaga Solar Cell”. Metode buck boost
conveter dipilih pada sistem ini bertujuan untuk menstabilkan tegangan yang
keluar dari solar cell ketika cuaca tidak menentu. Saat intensitas cahaya
matahari rendah makan tegangan yang dikeluarkan panel surya juga akan
rendah. Converter berada pada mode boost untuk meningkatkan tegangan.
Sebaliknya jika intensitas cahaya terang dan sehingga tingginya tegangan
keluaran maka converter berada pada mode buck untuk menurunkan tegangan
sesuai set point. Untuk itu dibutuhkan rangkaian control yang mampu
menstabilkan tegangan output yang stabil dan input dari solar cell yang
berubah – ubah. Untuk mengkontrol step up dan step down tegangan yang
dihasilkan solar cell pada buck boost converter menggunakan metode kontrol
duty cycle PWM.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang buck boost converter utuk pengisian baterai pada
electric bike tenaga solar cell ?
2. Bagaimana cara mengontrol kestabilan tegangan keluaran buck boost
converter untuk charger akumulator dengan metode PI (Proportional
Integral controller) pada electric bike?
3. Bagaimana cara mengatur sinyal PWM dengan menggunaakan metode PI
pada rangkaian buck boost converter pada electric bike?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan tujuan penelitian maka penulis memberikan
semacam batasan masalah untuk melakukan penelitian ini. Untuk menghindari
perluasan masalah yang disusun. Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut, yaitu :
1. Sistem charging tidak bekerja tanpa adanya cahaya matahari dan juga saat
motor DC menyala.
2. Penelitian ini menggunakan mikrokontroller Arduino UNO
3. Sensor arus yang digunakan ACS712 untuk mengukur arus DC
4. Panel surya yang digunakan sebesar 20 wp dan 20 wp diparalel dengan
jenis polycrystalline
5. Pada temperatur solar cell 20 wp adalah -45oC – 85oC
6. Menggunakan 2 Akumulator diseri 12v 7,2 AH

1.4 Tujuan
1. Merancang buck boost converter utuk pengisian baterai pada electric bike
tenaga solar cell ?
2. Mengontrol kestabilan tegangan keluaran buck boost converter untuk
charger akumulator dengan metode PI (Proportional Integral controller)
pada electric bike?
3. Mengatur sinyal PWM dengan menggunaakan metode PI pada rangkaian
buck boost converter pada electric bike?

1.5 Manfaat penelitian


1. Membantu dalam perawatan accumulator agar umur accumulator panjang.
2. Membuat buck boost converter untuk charging sistem akumulator
menggunakan tenaga solar cell yang dapat dipasarkan ke masyarakat luas
dengan harga terjangkau.
3. Memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi yang ramah
lingkungan dan buck boost converter untuk membantu mengoptimalkan
tegangan dan arus pada proses pengisian accumulator pada electric bike.
4. Untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
bangku perkuliahan.

1.6 Luaran
1. Laporan hasil pembuatan skripsi
2. Benda karya teknologi inovatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solar cell

Solar cell adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya


matahari menjadi energi listrik. Pada umumnya solar cell memiliki
ketebalan 0,3 mm yang berupa irisan bahan semi konduktor dengan kutub
(+) positif dan kutub (-) negatif. Apabila cahaya jatuh pada kedua kutub
tersebut, maka akan terjadi beda tegangan yang menghasilkan energi
listrik yang berarus DC. Prinsip dasar pembuatan solar cell merupakan
proses photovoltaic dari sinar matahari menjadi dalam sebuah unit yang
disebut modul, dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya
yang bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud
dengan surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat
mengkonversi energi surya menjadi energi listrik, hal ini dikarenakan
sudah berkurangnya atau menipisnya cadangan energi fosil dan isu global
warming. Skema solar cell dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 skema solar cell

WP adalah singkatan dari Watt-Peak yaitu istilah yang biasa


digunakan dalam dunia solar energy. WP menggambarkan besarnya
nominal Watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah solar sistem,
karena energi dari sinar matahari yang bisa berubah-ubah dalam satu hari.
Dalam sebuah grafik dari hasil laboratorium tentang ukuran kekuatan daya
listriknya per satuan waktu, akan tampak seperti gelombang, ada puncak
(Peak) dan ada lembahnya. Contohnya solar cell yang memiliki daya 10
WP, artinya seberapa kuatnya sinar matahari pada saat itu, maksimal daya
yang dapat diserap atau output energi yang dihasilkan oleh perangkat
tersebut hanya 10 Watt.

Prinsip kerja solar cell

Apabila sinar matahari mengenai solar cell , foton-foton cahaya akan


menekan sambungan antara semikonduktor tipe p dan tipe n, sehingga
elektron-elektron solar cell mendapat tambahan energi dan terjadilah
pasangan – pasangan elektron bebas dan hole. Pasangan elektron dan hole
tersebut akan berkumpul pada dua kutub yang berbeda sehingga terdapat
beda potensial antara dua kutub. Jika solar cell terebut dihubungkan
dengan beban luar, maka akan terjadi aliran dari p ke n melalui beban.
Efisiensi solar cell berkisaran 10% - 15%, pada temperatur kerja 40oC.
Tegangan solar cell berkisaran 0,5 – 1 volt per cell, dengan daya 1 watt.

2.1.1 Proses Konversi

Berdasarkan prinsip kerja solar cell diatas, proses konversi cahaya


matahari menjadi energi listrik dihasilkan karena adanya bahan material
berupa semikonduktor yang menyusun solar cell lebih tepatnya
semikonduktor itu tersusun dari dua jenis yaitu jenis n dan jenis p.

Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki


kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif).
Sedangkan semikonduktor jenis p meiliki kelebihan hole, sehingga disebut
dengan p (p= positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya dengan
manambahkan unsur lain ke dalam semikonduktor, maka dapat
mengkontrol jenis semikonduktor tersebut. Diilustrasikan pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.2 cara kerja solar cell

Pada solar cell dibuat dua jenis semikonduktor. Hal ini


dimaksudkan untuk meningkatkan konduktifitas atau tingkat kemampuan
daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik). Elektron maupun hole memiliki jumlah yang
sama. Jika terjadi kelebihan elekron atau hole maupun hole meiliki jumlah
yang sama. Jika terjadi kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan
daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikonduktor.

2.1.2 Proses energi listrik

Sebuah solar cell dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar


matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang
silikon, dan secara konstan akan menghasilkan energi kisaran +- 0,5 volt –
max 600mV pada 2 amp, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000
W/m2 = “1 sun” akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per
solar cell. Solar cell akan menghasilkan energi maximum jika nilai Vm
dan Im juga maximum. Sedang Isc adalah arus listrik maximum pada nilai
volt = nol. Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari.
Voc adalah volt maximum pada nilai arus nol, Voc naik secara logaritma
dengan peningkatan sinar matahari, karakter ini memungkinkan solar cell
untuk mengisi accu.
2.2 Accumulator / Aki

Akumulator atau sering disebut aki mampu mengubah energi kimia


menjadi energi listrik. Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia
yang reversible (bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversiable yaitu saat aki dipakai
berlangsungnya proses pengubahan energi kimia menjadi listrik
(discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga
listrik menjadi tenaga kimia (charging).

Tabel 2.1 State of charger

Berdasarkan tabel diatas pada umumnya dalam kondisi optimal, aki


dikatakan penuh saat pengisian mencapai 80%. Jika pengisian lebih dari
80% akan mengalami over charger yang dapat merusak aki. Selain itu aki
dapat dikatakan kosong atau tidak dapat digunakan ketika pengisian
mencapai 20 %. Pada level tersebut maka aki hars segera diisi.

Arus ideal saat pengisian aki adalah 10% sampai 30% dari arus aki.
Lama pengisian aki berkisar 4,5 jam sampai 10 jam. Charger aki dengan
arus yang besar menyebabkan aki cepat penuh, namun aki akan mendidih
dan panas serta beresiko sel pada aki melengkung dan rusak. Voltage
charger biasanya disetting 110% - 120% dari nominal tegangan aki. Bila
aki 12 volt maka tegangan charger harus sekitar 14,4 volt.

Didalam standart International setiap satu sel aki memiliki tegangan


sebesar 2 volt. Sehingga aki 12 volt, memiliki 6 sel sedangkan aki 24 volt
memiliki 12 sel. Pada aki juga terdapat kapasitas aki saat digunakan
perjamnya yang disebut AH (ampere-hour). Dalam pengisian aki terdapat
standar level dimana aki dapat dikatakan penuh. Tegangan baterai saat
terisi penuh memiliki nilai diatas 15%-25% dari rating tegangan baterai.

2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit)
yang dapat menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal
output sesuai dengan program yang diisikan kedalamnya. Sinyal input
mikrokontroler berasal dari sensor yang merupakanin formasi dari
lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada aktuator yang dapat
memberikan efek kelingkungan. Jadi secara sederhana mikrokontroler
dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat / produk yang mempu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip,
yang di dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output
(I/O) dan perangkat pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada
mikrokontroler lebih rendah jika dibandingkan dengan PC. Pada PC
kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini telah mencapai orde
GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada umumnya
berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada
PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler
yang hanya berkisar pada orde byte/Kbyte.
Berdasarkan fungsinya mikrokontroler secara umum digunakan
untuk menjalankan program yang bersifat permanen pada sebuah aplikasi
yang spesifik (misal aplikasi yang berkaitan dengan pengontrolan dan
monitoring). Sedangkan program aplikasi yang dijalankan pada sistem
mikroprosesor biasanya bersifat sementara dan berorientasi pada
pengolahan data. Perbedaan fungsi kedua sistem diatas secara praktis
mengakibatkan kebutuhan minimal yang harus dipenuhi juga berbeda
(misal ditinjau dari kecepatan detak operasi, jumlah RAM, panjang
resgister, dan lain sebagainya).

2.3.1 Arduino UNO

Arduino UNO adalah sebuah board yang menggunakan


mikrokontroler ATmega328. Arduino UNO memiliki 14 pin digital (6 pin
dapat digunakan output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz
osilatokristal, koneksi USB, konektor sumber tegangan, header ICSP, dan
tobol reset. Arduino UNO memuat segala hal yang dibutuhkan untuk
mendukung sebuah mikrokontroler. JikaArduino UNO dihubungkan
kesebuah komputer melalui sebuah USB atau memberikan tegangan DC
dari baterai atau adaptor AC ke DC maka Arduino UNO sudah dapat
bekerja.

Gambar 2.3. Arduino UNO


Berikut adalah tabel spesifikasi Arduino Uno :
Table 2.2 Spesifikasi Arduino Uno
Mikrokontroller ATmega328
Operating voltage 5V
Input voltage (recomended) 7 -12 V
Input voltage (limits) 6 -20 V
Digital I/O pins 14 Pin (6 pin untuk PWM)
Analog input pins 6
DC current per I/O pin 40 Ma
DC current for 3,3V pin 50 mA
Flash memory 32 KB
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Hz

2.4 Konverter DC – DC

Sistem catu daya yang bekerja dalam mode pansklaran (switching)


mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding sistem catu daya
linear. Oleh karenanya hampir samua catu daya modern bekerja dalam
mode switching atau dikenal sebagai SMPS (switched Mode Power
Supply). Komponen utama dari sistem catu daya adalah konverter dc-dc
yang berfungsi untuk mengkonversi daya elektrik bentuk dc (searah) ke
bentuk dc lainnya.

Secara umum, konverter DC – DC berfungsi untuk


mengkonversikan daya listrik searah (DC) ke bentuk daya listrik DC
lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya. Ada
beberapa rangkaian dasar dari konverter DC – DC non isolasi, yaitu buck,
boost, dan buck – boost.
2.4.1 Buck Converter

Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang


mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya
yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2.4.1 rangkian ini terdiri
atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan
induktor sebagai tapis keluaranya.

Gambar 2.4. Rangkaian DC chopper Tipe Buck

Secara umum, komponen – komponen yang menyusun DC


chopper tipe buck adalah sumber masukan DC, MOSFET, dioda
freewheeling, induktor, kapasitor, rangkaian kontrol, sertas beban (R).
MOSFET digunakan untuk mencacah arus sesuai duty cycle sehingga
keluaran DC Chopper dapat sesuai dengan yang diinginkan. Rangkaian
kontrol digunakan untuk mengendalikan MOSFET. Diode freewheeling
digunakan untuk mengalirkan arus yang dihasilkan induktor ketika
MOSFET off.

Kinerja dari DC chopper tipe buck dibagi menjadi 2 kerja utama


yaitu :

1. Ketika MOSFET on (tertutup) dan diode off, arus mengalirkan


dari sumber menuju ke induktor, disaring dengan kapasitor,
lalu ke beban, kembali lagi ke sumber.
Gambar 2.5 Rangkaian DC Chopper tipe buck dengan MOSFET
ON

2. Ketika MOSFET off (terbuka) dan diode on, arus yang


disimpan induktor dikeluarkan meuju ke beban lalu ke diode
freewheling dan kembali lagi ke induktor.

Gambar 2.6 Rangkaian Dc chopper tipe buck dengan MOSFET


OFF

Pada rangkaian DC Chopper tipe buck dapat diketahui


bahwa semakin besar duty cyle maka semakin besar pula
tegangan keluaran yang dihasilkan. Namun keluaran tersebut
selalu lebih kecil atau sama dengan masukan DC chooper.
Maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

Vout = D*Vin

Dimana :

Vout = Tegangan Keluaran

Vin = Tegangan masukan


D = Duty cycle

2.4.2 Boost Converter

Boost converter berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran


yang lebih tinggi dibandingkan tegangan masukannya, atau bisa disebut
dengan konverter penaik tegangan. konverter ini banyak dimanfaatkan
untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya. Untuk mendapatkan
tegngan yang lebih tinggi daripada masukannya, tipe boost ini
menggunakan komponen switching untuk mengatur duty cycle nya.
Komponen switching tersebut dapat berupa thyristor, MOSFET, IGBT,
dan lain – lain.

Komponen – komponen yang menyusun DC Chopper tipe boost


(boost converter) adalah sumber masukan DC, MOSFET, Diode
Freewwheeling, Induktor, kapasitor, rangkaian kontrol, serta beban (R).
MOSFET digunakan untuk mencacah arus sesuai dengan duty cycle
sehingga keluaran DC chooper dapat sesuai dengan yang diinginkan.
Rangkian kontrol digunakan untuk mengendalikan MOSFET, sehingga
MOSFET mengetahui kapan dia harus membuka dan kapan harus menutup
aliran arus. Induktor digunakan untuk menyimpan energi dalam bentuk
arus. Energi tersebut disimpan ketika kondisi MOSFET on dan dilepas
ketika kondisi MOSFET off. Diode Freewheling digunakan untuk
mengalirkan arus yang dihasilkan induktor ketika MOSFET off dengan
bias maju.

2.4.3 Buck Boost Converter

Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang


lebih rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Pada gambar 2.4.3
rangkaian kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada
MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke induktor,
energi yang tersimpan diinduktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON
energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan
cara nilai rata – rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara
waktu pembuka dan waktu penutupan saklar. Hal ini yang membuat DC
chooper tipe buck boost ini bisa menghasilkan nilai rata – rata tegangan
keluaran bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tegangan
sumbernya.

Gambar 2.7 Rangkaian DC Chooper tipe buck boost

Prinsip kerja dari konverter ini adalah :

1. Ketika switch closed : maka tegangan input langsung terhubung


dengan induktor sehingga energi terkumpul pada induktor, dan pada
saat yang sama kapasitor menyuplai energi ke beban.

2. Ketika switch opened : maka induktor terhubung dengan output dan


juga kapasitor, sehingga energi ditransfer dari induktor ke kapasitor
dan beban.

3. Buck – boost konverter memiliki polaritas tegangan output terbalik dari


tegangan input.

Masalah utama dari konverter buck boost adalah membutuhkan tapis


induktor dan kapasitor yang besar kedua sisi masukan dan keluaran
konverter, karena konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan
riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan juga
disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif
atau berkebalikan dengan sumber tegangan masukan. Persamaan yang
diperoleh untuk mengontrol tegangan output pada buck boost
converter, sebagai berikut :
Vo = - D/(1-D).Vin

Lmin = ((1-D)2/ 2.f)R

C = Vo.D/∆.Vou.R.f

Dimana :

Lmin = Induktansi induktor (Henry)

R = Resistansi resistor (ohm)

F = frekuensi switching (Hz)

C = kapasitansi kapasitor (farad)

∆Vout = ripple tegangan keluaran (volt)

2.5 Sensor arus

ACS712 adalah sensor arus yang bekerja berdasarkan efek medan.


Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau DC. Modul
sensor ini telah dilengkapi dengan rangkaian penguat operasional,
sehingga sensitivitas pengukuran arusnya meningkat dan dapat mengukur
perubahan arus yang kecil. Sensor ini digunakan pada aplikasi – aplikasi di
bidang industri, komersial, maupun komunikasi. Contoh aplikasinya antara
lain untuk sensor kontrol motor, deteksi dan manajemen penggunaan daya,
sensor untuk catu daya tersaklar, sensor proteksi terhadap arus lebih, dan
lain sebagainya.

Gambar 2.8 sensor arus ACS712


Spesifikasi Sensor Arus ACS712 :
1. Rise time output = 5 μs
2. Bandwidth sampaidengan 80 kHz
3. Total kesalahan output 1,5% padasuhukerja TA= 25°C
4. Tahanankonduktor internal 1,2 mΩ
5. Teganganisolasi minimum 2,1 kVRMSantara pin 1-4 dan pin
5-8
6. Sensitivitas output 185 mV/A
7. Mampumengukurarus AC atau DC hingga 30 A
8. Tegangan output proporsionalterhadap input arus AC atau DC
9. Tegangankerja 5 VDC

Cara kerja sensor arus adalah arus yang dibaca mengalir melalui
kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan
magnet yang ditangkap oleh medan IC medan terintegrasi dan diubah
menjadi tegangan proposional. Ketelitian dalam pembacaan sensor yang
optimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada di dalamnya
antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan tranducer
medan secara berdekatan.

2.7 LCD

LCD merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi


sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf, atau grafik. LCD
membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sering digunakan
untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrumen elektronik
seperti multimeter digital. LCD memanfaatkan silikon dan galium dalam
bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap
matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan
kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom terdiri dari
LED pada bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca
bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda
transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna
cerah. Kemudian daerah-daerah tertentu pada cairan tersebut warnanya
akan berubah menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar
dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam kaca bagian depan.
Keunggulan menggunakan LCD adalah konsumsi daya yang relatif
kecil dan menarik arus yang kecil (beberapa mikro ampere), sehingga alat
atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catudaya yang
kecil. Keunggulan lainnya adalah ukuran LCD yang pas yakni tidak terlalu
kecil dan tidak terlalu besar, kemudian tampilan yang diperlihatkan dari
LCD dapat dibaca dengan mudah dan jelas (Setiawan, “Mikrokontroler
ATMEGA 8535 Bascom-AVR”, 2010 : 24-27).

Gambar 2.9 LCD (Liquid Crystal Display)

Berikut adalah tabel pin input LCD :

Tabel 2.3 pin input LCD


PIN SIMBOL NILAI FUNGSI
1 Vss - Power supply 0 volt (ground)
2 Vdd/Vcc - Power supply Vcc
3 Vee - Setting kontras
4 RS 0/1 0: intruksi input/ 1: data input
5 R/W 0/1 0: tuliske LCD / 1: membacadari LCD
6 E Mengaktifkansinyal
7 DB0 0/1 Data pin 0
8 DB1 0/1 Data pin 1
9 DB2 0/1 Data pin 2
10 DB3 0/1 Data pin 3
11 DB4 0/1 Data pin 4
12 DB5 0/1 Data pin 5
13 DB6 0/1 Data pin 6
14 DB7 0/1 Data pin 7
15 VB+ - Power 5 Volt (Vcc) lampulatar (jikaada)
16 VB- - Power 0 Volt (ground) lampulatar (jikaada)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Perencanaan Alat

Pada bab ini dibahas mengenai perancangan perangkat keras


(hardware) dan perangkat lunak (software). Pada electric bike tenaga solar cell
ini dibutuhkan perancangan dan pembuatan alat yaitu mekanik, elektrik, dan
pembuatan software.
3.1.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Skripsi

Dalam skripsi ini ada beberapa kerangka konsep yang akan dilakukan
untuk melakukan pelaksanaan skripsi. Kerangka konsep tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:

START
A

PENENTUAN PERANCANGAN
JUDUL METODE

STUDI
LITERATUR TIDAK
PARAMETER

P dan I
PERANCANGAN
KONSEP DAN
SPESIFIKASI YA
ALAT
PERANCANGAN
PROGRAM
PERANCANGAN
MEKANIK ALAT

TIDAK
PROGRAM
PERANCANGAN SESUAI
ELEKTRIK
ALAT

YA
PENGAMBILAN
TIDAK DATA
ELEKTRIK DAN
MEKANIK SEESUAI

ANALISIS DATA
DAN KESIMPULAN

YA
END

Gambar 3.1 Flow chart kerangka penelitian


3.1.2 Studi Literatur

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam skripsi ini


diantaranya adalah melakukan pengumpulan dan mempelajari semua literatur
yang berhubungan dengan kontrol PI dengan menggunakan mikrokontroller
Arduino UNO dari skripsi - skripsi sebelumnya, dasar-dasar kontrol tegangan
input output menggunakan buck boost converter dan literatur pendukung
lainnya yang berhubungan dengan skripsi ini.
Studi literatur yang digunakan adalah dengan mencari jurnal maupun teks
book yang berhubungan dengan kontrol charger akumulator tenaga solar cell.

3.1.3 Diagram Blog Sistem

Solar cell Akumulator

Arduino Uno LED


Sensor arus

Sensor tegangan LCD 16x2

Buck boost converter

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 3.2 Diagram Blok Perencanaan Alat


Penjelasan fungsi dari masing – masing diagram blok pada gambar
3.2 adalah sebagai berikut :
1. Solar cell
Berfungsi untuk sumber energi listrik.
2. Sensor Tegangan
Berfungsi untuk mendeteksi berapa tegngan yang mengalir.
3. Sensor Arus
Berfungsi untuk mendeteksi berapa arus yang mengalir.
4. LED
Berfungsi untuk indikator sistem.
5. Akumulator
Berfungsi untuk menyimpan energi listrik.
6. Buck boost converter
Berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tegangan.
7. Arduino UNO
Berfungsi sebagai pengolah data untuk memproses hasil
pembacaan sensor dan mengeluarkan output berupa digital.
8. LCD 20x4
Berfungsi untuk menampilkan data yang telah diproses oleh
Arduino. LCD pada sistem ini juga berfungsi untuk menampilkan
hasil pembacaan sensor kecepatan.

3.1.4 Diagram Blok Kontrol

Volt Volt
Kontroller Buck boost Accumulator

Sensor arus

Gambar 3.3 Diagram blok kontrol


Dari gambar diagram blok kontrol diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kontroller digunakan untuk mengontrol proses kerja sistem


2. Buck Boost digunakan untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan
dari solar cell ke accumulator
3. Accumulator digunakan sebagai penyyimpan energi listrik
4. Sensor Arus ngirim data arus keluaran dari accumulator menuju
kekontroller

3.2 Spesifikasi Pembuatan Alat

Untuk memperjelas kinerja dari alat yang dibuat maka perlu adanya
spesifikasi alat tersebut. Didalam spesifikasi teknik ini akan memuat
kumpulan data–data teknik tentang alat yang akan dibuat dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para pengguna nantinya. Berikut spesifikasi dari alat
yang akan dibuat :
Berikut spesifikasi dari alat yang akan digunakan dalam penelitian :
1. Spesifikasi Mekanik
 Spesifikasi sepeda
Panjang : 170 cm
Tinggi : 40 cm
Lebar : 60 cm
Bahan : Besi
 Spesifikasi Accu
Panjang : 170 cm
Tinggi : 40 cm
Lebar : 60 cm
Bahan : Besi
 Spesifikasi box panel
Panjang : 13 cm
Tinggi : 16 cm
Lebar : 8 cm
Bahan : Akrilik
2. Spesifikasi Elektrik

 Actuator

 Accumulator : 250 Watt

 12v

 7,2 Ah

 2,4 kg

 151 x 65 x 95 mm

 Display :

 LCD 20x4

 Sumber daya :

 Solar cell : 20 wp

 Processor

 Arduino UNO
3.3 Daftar Perkiraan Harga
Tabel 3.1 Daftar perkiraan harga

Material Jumlah Kuantitas Harga satuan Jumlah


(Rp)

Arduino Uno Peralatan 2 Pcs Rp 70.000,00 Rp 140.000,00

Accu Peralatan 2 Pcs Rp 350.000,00 Rp 700.000,00

Solar Cell Peralatan 2 Pcs Rp 245.000,00 Rp 490.000,00

Sensor Peralatan 4 Pcs Rp 25.000,00 Rp 100.000,00


ACS712

LCD 20x4 Peralatan 1 Pcs Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Motor Dc 24 Peralatan 1 Pcs Rp 770.000,00 Rp770.000,00


V

Optocoupler Peralatan 1 Pcs Rp 15.000,00 Rp 15.000,00

LED Peralatan 6 Pcs Rp 250,00 Rp 1.500,00

Push Button Peralatan 3 Pcs Rp 3.000,00 Rp 9.000,00

Throttle gas Peralatan 1 Pcs Rp 150.000,00 Rp 150.000,00

Kunci Kontak Peralatan 1 Pcs Rp 75.000,00 Rp 75.000,00

Sepeda Peralatan 1Pcs Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00

Sub Total (Rp) Rp .4.000.000,00


3.4 Jadwal Pelaksanaan
Tabel 3.2 Jadwal pelaksanaa
N Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
Kegiatan
no 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Studi Literatur
1
Perencanaan
2
2 sistem
elektronik
Perencanaan
3
3 Sistem
mekanik
Perakitan
4
4 komponen
elektronik
Perakitan
5
5 mekanik
Tahap
3
pengujian dan
6.
penerapan alat
Pengumpulan
7
7 data
Pengolahan
8 dan analisis
data
Laporan
9
9. Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Baihaqiy, Mohamad Arif. 2019. Rancang bangun sepic converter untuk panel
dengan MPPT incremental conductance sebagai pengisian baterai
sepeda listrik. Skripsi Jurusan teknik elektro Universitas jember.

Kurniawan, Dwi Ranggah. Kusumaningrum, Amalia. 2016. PENGGUNAN


BUCK BOOST CONVERTER PADA SISTEM BATTERY
CHARGING TERKENDALI MIKROKONTROLER BERSUMBER
SOLAR CELL. Tugas akhir D3 Teknik elektro Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.

Nainggolan, Benhur. Inaswara, Fadhilla. Pratiwi, Gilang. Ramadhan, Hirzan.


2016. RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK MENGGUNAKAN
PANEL SURYA SEBAGAI PENGISIAN BATERAI. Teknik konversi
energi Politeknik negeri Jakarta.

Pramana, Aden Akbar. Hutomo, Ludfi Wahyu. 2017. Rancang bangun sistem
kontrol dan monitoring pengisian aki panel surya menggunakan buck
converter berbasis web. Laporan akhir Teknik Telekomunikasi
Politeknik Negeri Malang.

R, Syaifur Ardianto. 2019. RANCANG BANGUN KY BOOST CONVERTER


BERBASIS FUZZY LOGIC CONTROLLER PADA PENGISIAN
BATERAI SEPEDA LISTRIK. Skripsi Jurusan teknik elektro
Universitas Jember.

Sugiyanto, Didik. 2015. Rancang bangun sistem sepeda energi surya dengan
memanfaatkan solar cell. Jurnal Teknik Mesin Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai