Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off Grid di Laboratorium Teknik


Listrik Politeknik Negeri Jakarta

Bhadrika Dhairyatma Wasistha¹, Brilyan Edward Muhammad Salam2, Driantama Ibnu Wibawa3,
dan Mohammad Rizal

Program Studi Teknik Otomasi Listrik Industri, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. DR. G.A.
Siwabessy, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia

E- Email: 1bhadrika.dhairyatmawasistha.te17@mhsw.pnj.ac.id,
2
brilyan.edwardmuhammadsalam.te17@mhsw.pnj.ac.id, 3drian.tamaibnuwibawa.te17@mhsw.pnj.ac.id

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang nilai efisiensi dari sebuah sistem PLTS dengan judul penelitian “ Efisiensi PLTS OFF
GRID”. Indonesia merupakan negara tropis yang mendapatkan cahaya matahari terus menerus sepanjang tahun dengan
potensi energy surya yaitu sebesar 4,8 kWh/m2 atau setara dengan 122,999 giga watt peak (GWP). Energi surya ini dapat
menjadi sebuah alternative yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan memanfaatkan energi terbaharukan.
Besar daya dan efisiensi dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat diketahui dengan mengukur arus
dan tegangan menggunakan alat ukur multimeter digital, dan iradiasi matahari menggunakan solar power meter.
Kemudian data dapat dianalisa dengan membandingkan daya yang dihasilkan oleh modul surya dan iradiasi matahari.
Begitu pula dengan komponen lain seperti solar charge controller, Baterai, dan Inverter. Tujuan dari dilakukannya
perhitungan nilai efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid ini adalah untuk memperoleh nilai efisiensi
dari tiap komponen yang terpasang. Rendahnya nilai efisiensi dari sebuah modul photovoltaic dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu : Suhu permukaan PV, Shading (Bayangan) dan Intensitas Cahaya (Lux). Dari data yang didapatkan, maka
diketahui bahwa efisiensi total pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid sebesar 9,06%.

Kata Kunci : Baterai, Efisiensi, Inverter, Modul Surya, Solar Charge Controller

Abstract

This writing discusses a solar system's efficiency value with the title "Off-Grid Solar Power Plant Efficiency based IoT."
Indonesia is a tropical country that receives continuous sunlight throughout the year with solar energy potential equal to
4.8 kWh / m2 or equivalent to 122,999-gigawatt peak (GWP). This solar energy can be an appropriate alternative to fill
up the electricity needs by utilizing renewable energy. The power and efficiency of a Solar Power Plant can be determined
by measuring current and voltage using a digital multi-meter and solar irradiation using a solar power meter. The data
can then be analyzed by comparing the power produced by solar modules and solar irradiation, likewise with other
components such as Solar Charge Controller, Battery, and Inverter. The purpose of calculating the Off-Grid Solar Power
Plant's efficiency value is to obtain the value of efficiency of each component installed. The low-efficiency value of
photovoltaic modules is influenced by several things, namely: PV surface temperature, Shading, and Light Intensity (Lux).
The data obtained show that the total efficiency of the Off-Grid Solar Power Plant is 9.06%.

Keywords: Battery, Efficiency, Inverter, Off-Grid Solar Power Plant, Solar Charge Controller, Solar Modules.

1. Pendahuluan dengan penambahan pembangkit tenaga listrik dengan


energi baru dan terbarukan. Sebagian besar energi yang
Kebutuhan akan energi semakin meningkat seiring digunakan berasal energi fosil yang merupakan sumber
dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya daya alam yang membutuhkan waktu sampai jutaan
aktifitas masyarakat. Kebutuhan ini harus diimbangi tahun, tidak dapat diperbaharui dan habis jika digunakan
76
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

secara terus-menerus. Sehingga diperlukannya suatu 1.2 Solar Charger Controller


jenis energi terbaharukan yang efisien, efektif, dan tidak Solar charger controller adalah suatu komponen
mudah habis. Salah satu jenis energi terbaharukan yang yang digunakan untuk mengatur arus searah keluaran
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dari panel surya menuju baterai pada saat charging. Solar
adalah energi surya. charger controller ini juga berfungsi untuk menghindari
Matahari merupakan salah satu penghasil energi adanya overcharging pada baterai, alat ini juga
surya terbesar untuk bumi. Sinar matahari bisa di mempunyai kemampuan untuk mengkonversi nilai
konversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi voltase yang dikeluaran oleh panel surya agar sesuai
solar cell. Indonesia merupakan negara trofis yang dengan nilai voltase yang ada pada baterai [1].
mendapatkan cahaya matahari sepanjang tahun, potensi Maximum Power Point Tracking (MPPT)
energi surya yaitu sebesar 4.8 kWh/m2 atau setara merupakan teknologi baru yang dikembangkan, dan
dengan 122,999 Giga Watt Peak (GWp). Salah satu mampu diaplikasikan untuk mengoptimalkan atau
teknologi pemanfaatan dari energi surya menjadi listrik memaksimalkan daya keluaran dari Pembangkit Listrik
yang merupakan energi alternatif untuk memenuhi Tenaga Surya. SCC jenis ini memiliki harga yang lebih
kebutuhan akan energi listrik adalah pembangkit listrik mahal, namun kualitas dari pengisian energi ke baterai
tenaga surya. Pembangkit listrik tenaga surya memiliki akan lebih baik dan kapasitas sistem solar yang bisa
kelebihan yaitu bebas dari polusi lingkungan dan bersifat ditampung lebih besar dibanding jenis PWM.
terbarukan.
Komponen utama pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS) adalah photovoltaic module (PV) yang dapat
mengubah energi surya menjadi energi listrik.
Perkembangan teknologi dapat membuat solar cell
(modul PV) mengalami perubahan dari segi besarnya
daya yang didapatkan. Sebuah PLTS dirancang untuk
waktu yang lama dengan investasi yang cukup mahal
oleh karena itu, sistem monitoring dijadikan acuan dalam
tindakan preventif agar PLTS bekerja secara efisien.
Tingkat efisiensi PLTS dapat dilihat dari sebuah
daya yang masuk (input) berbanding dengan daya yang
keluar (output) dari tiap komponen yang terpasang [1].
Dikarenakan PLTS sangat bergantung pada intensitas
matahari yang memiliki nilai fluktuatif, sehingga
diperlukan sistem monitoring secara real time agar dapat
mengetahui tingkat efisiensi dari sebuah PLTS. Karena Gambar 2. MPPT
hal tersebut, maka penulis mengambil judul mengenai
“Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off Grid. 1.3 Baterai
Baterai adalah komponen yang digunakan sebagai
1.1 Panel Surya Monocrystalline penyimpanan energi yang memiliki kemampuan untuk
Tipe monocrystalline memilki efisiensi yang sangat mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik
tinggi sekitar 16-17 % bahkan mampu menyentuh atau sebaliknya. Baterai ini terdiri dari beberapa sel
efisiensi hingga 20%. Selain itu dimensi dari tipe ini lebih elektrokimia dan sel tersebut bekerja dengan
kecil. Namun dalam proses produksinya panel surya ini mempergunakan elektroda positif dan elektroda negatif.
membutuhkan biaya yang lebih mahal karena proses Output listrik dari baterai ini adalah listrik DC.
pembuatannya yang rumit. Selain itu sel surya ini tidak
cocok apabila digunakan pada intensitas cahaya yang
rendah, karena akan mengurangi nilai efisiensinya [1].

Gambar 1. Monocrystalline Gambar 3. Baterai

77
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

1.4 Inverter Tabel 1. Spesifikasi alat yang digunakan


Inverter merupakan suatu komponen yang memilki
No Komponen Spesifikasi Jumlah
rangkaian elektronika daya yang bekerja dengan
merubah energi listrik DC menjadi energi listrik AC 1. Panel My Solar MY200S- 1 Buah
sinwave. Kegunaan inverter yang diaplikasikan pada Surya 24, 200Wp,
sistem PLTS OFF-GRID yaitu dengan mengubah energi MONO-
listrik DC yang dihasilkan dari baterai menjadi energi CRYSTALLINE,
listrik AC yang dapat digunakan untuk keperluan dengan 1200 x 1000 x 40 mm
beban AC [1]. 2. Charger PowMr MPPT Solar 1 Buah
Controller Charge Controller
30A
12V/24V/36V/48V,
Max
PV(Voc) input
Voltage: 190V
3. Inverter Inverter Pure Sine 1 Buah
Wave 500W Merk
Suoer, 12V,
220V/2305V, 50Hz
4. Battery Battery SMT- 2 Buah
POWER,
SMT12200, 33Ah,
12V
5. MCB DC TOMZN 2P 40A DC 2 Buah
440V
Gambar 4. Inverter
6. Ampere Ampere Meter 1 Buah
2. Metode Penelitian Meter Analog FORT OB-
65, 0-50A
2.1 Metode Pengambilan data 7. Volt Meter Volt Meter Analog 1 Buah
FORT OB-65, 0-
Pada pengambilan data ini metode yang digunakan 500V
yaitu metode pengukuran nilai aktual secara manual 8. Lampu Pilot Lamp LED 1 Buah
menggunakan peralatan alat ukur berupa Multimeter Indikator 22mm
(AVO-meter) digital, Luxmeter digital, dan Pyranometer 220V AC, Merah
digital. Seluruh data pengukuran yang dikumpulkan dan 12. Kipas Fort, 4” DC 12V 2 Buah
dimasukan kedalam tabel. Sebelum dilakukan Panel
pengukuran pada komponen Pembangkit Listrik Tenaga
13. Panel Box INDOTECH 1 Buah
Surya (PLTS) dengan sistem off-grid terlebih dahulu
50x70x25 cm
dilakukan perhitungan perencanaan untuk menentukan
14. Panel Box INDOTECH 1 Buah
spesifikasi komponen yang digunakan sesuai dengan
40x50x20 cm
kebutuhan kapasitas yang ditentukan, kemudian
15. Mikrokont Module ESP32 1 Buah
dilakukan pengujian dan pengukuran parameter yang
roler
dibutuhkan yaitu sebagai berikut :
16. Sensor Sensor Intensitas 1 Bu
a. Pengukuran irradiasi matahari dalam Watt per Meter
Cahaya / ah
persegi (W/m2) dengan menggunakan Piranometer
Lux Meter BH1750
digital dengan cara meletakkan alat ukur di sekitar
area modul surya.
b. Pengukuran variabel arus dengan satuan Ampere (A) 2.2 Effisiensi PLTS
dan tegangan dengan satuan Volt (V) keluaran modul
Efisiensi dapat diartikan sebagai salah satu ukuran
surya untuk mendapatkan daya keluaran modul surya
dalam menentukan keberhasilan didalam sebuah
dengan satuan Watt (W) dengan menggunakan
kegiatan yang berdasar pada besarnya nilai sumber daya
Multimeter (AVO-meter) digital.
yang dimanfaatkan guna mencapai hasil yang diharapkan.
Pengukuran iluminasi sinar matahari dalam satuan
Semakin kecil sumber daya yang dimanfaatkan untuk
Lux (lx) dengan menggunakan Luxmeter digital dengan
mencapai hasil yang diharapkan, maka proses tersebut
cara meletakkan alat ukur di sekitar area modul surya.
dapat dikatakan efisien.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Efisiensi dapat diartikan sebagai ketepatan cara
melakukan sesuatu, dan kemampuan melaksanakan tugas
78
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

dengan baik dan tepat tanpa membuang biaya, waktu dan


tenaga [2]. Menurut S.P. Hasibuan (1984:233-4), 𝑃𝑖𝑛=𝐸 𝑥 𝐴
pengertian efisiensi adalah suatu perbandingan antara Ket:
masukan (input) dan hasil antara keuntungan dengan  Pin = Daya Input Photovoltaic (W)
sumber-sumber yang dipergunakan (output), seperti  E = Iradiasi Matahari (W/m2 )
halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan  A = Luas Penampang Photovoltaic (m2)
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan.
Efisiensi disini dapat diartikan sebagai sebuah nilai 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝐼𝑜𝑢𝑡
kinerja dari sistem PLTS yang memiliki kapasitas 400 Ket:
Wp dengan tujuan dapat memperoleh pengukuran  P = Daya Output Photovoltaic (W)
terhadap sistem PLTS dengan monitoring secara real  Vout = Tegangan keluaran PV (V)
time atau secara langsung menggunakan alat ukur, agar
 Iout = Arus keluaran PV (I)
diperoleh output berupa perhitungan efisiensi dari
masing-masing komponen PLTS off grid. Sehingga nilai efisiensi dari sebuah modul
Photovoltaic dapat dihitung dengan rumus :
2.3 Flowchart
η = 𝑃𝑖𝑛𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑥 100%

2.5 Diagram Blok

Gambar 5. Flowchart
2.4 Efisiensi Photovoltaic
Gambar 6. Diagram Blok
Efisiensi Photovoltaic merupakan sebuah
2.6 Efisiensi MPPT
perbandingan antara output listrik dari sel surya dengan
Efisiensi MPPT dapat dihitung menggunakan
energi berupa cahaya matahari. Energi matahari ini
perbandingan antara daya keluaran yang digunakan
sering disebut iradiasi atau intensitas radiasi matahari
untuk mengisi baterai (Pout) dengan daya masukan yang
berupa sinar dan gelombang yang dapat membuat
dihasilkan Photovoltaic (Pin) [4], maka dapat dihitung
photovoltaic dapat menghasilkan energi listrik. Efisiensi
dengan rumus :
ini merupakan presentasi dari kinerja photovoltaic dalam
menghasilkan energi listrik [3]. Ada 2 (dua) perhitungan
ηMPPT = 𝑃𝑖𝑛𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑥 100%
yang diperlukan untuk mengetahui efisiensi dari
photovoltaic, yaitu :
79
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Ket: 3. Hasil dan Pembahasan


 Pout = Daya Output MPPT untuk pengisian baterai Terdapat beberapa faktor yang dapat
(W) mempengaruhi nilai dari efisiensi pada sistem
 Pin = Daya Intput MPPT dari Photovoltaic (W) PLTS.Diantaranya faktor yang dapat memengaruhi
 ηMPPT = Efisiensi MPPT adalah faktor internal seperti inverter dan solar charge
controller. Selain itu, faktor keadaan lingkungan serta
kondisi cuaca juga sangat berpengaruh.
2.7 Efisiensi Baterai
3.1 Efisiensi Photovoltaic
Efisiensi sebuah baterai (ηAh) dapat dihitung
menggunakan perbandingan antara kapasitas Untuk mengetahui nilai efisiensi dari sebuah
discharging (Cd) atau pengosongan dengan kapasitas photovoltaic yaitu dengan membandingan daya input
charging (Cc) atau pengisian [5], maka dapat dihitung yang diserap oleh photovoltaic dengan daya output yang
dengan rumus : dihasilkan dari modul photovoltaic, berdasarkan pada
pengujian yang dilakukan selama 1 hari (6 jam). Berikut
ηAh = 𝐶𝑑𝐶𝑐 𝑥 100% adalah perbandingan antara daya input dengan daya
output modul PV.
Ket:
• Cd = I x t (saat pengosongan)
• Cc = I x t (saat pengisian)
• ηAh = Efisiensi baterai

2.8 Efisiensi Inverter

Efisiensi sebuah baterai (ηAh) dapat dihitung


menggunakan perbandingan antara kapasitas
discharging (Cd) atau pengosongan dengan kapasitas
charging (Cc) atau pengisian [6], maka dapat dihitung
dengan rumus : Gambar 7. Grafik Daya Input & Output PV

ηAh = 𝐶𝑑𝐶𝑐 𝑥 100% Daya input didapatkan daya output modul photovoltaic
Ket: monocrystalline didapatkan dari daya yang dihasilkan
• Cd = I x t (saat pengosongan) oleh modul PV yang diubah menjadi energi listrik. Maka
• Cc = I x t (saat pengisian) perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:
• ηAh = Efisiensi baterai
η = 𝑃𝑖𝑛𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑥 100%
2.9 Efisiensi Total η = 5.495847 𝑥 100%
= 15,41%
Efisiensi total dapat diketahui dengan cara
mengalikan hasil efisiensi dari keseluruhan komponen Nilai efisiensi dari sebuah modul photovoltaic
pada PLTS. Hasil dari perkalian efisiensi pada PLTS dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
digunakan sebagai acuan kualitas performa dan kinerja
seluruh komponen PLTS dalam kondisi baik dan stabil. 1. Suhu permukaan PV
Suhu permukaan PV yang ideal ialah 25o C dimana PV
ηtotal= η𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑖𝑐 x ηMPPT x ηBaterai x dapat bekerja secara ideal, apabila suhu permukaan PV
ηInverter x 100% lebih dari 25o C maka efisiensinya akan terus berkurang.
Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan
Performa dari setiap komponen PLTS akan pemasangan PV yang diberi ruangan yang cukup di
berpengaruh terhadap efisiensi total pada PLTS, karena bawah modul PV agar udara dapat menurunkan suhu
bila salah satu komponen mengalami penurunan kualitas modul PV saat suhu permukaan PV tinggi.
kerja, maka nilai efisiensi dari PLTS juga akan menurun
dan menyebabkan berkurangnya produksi listrik yang 2. Shading (Bayangan)
dihasilkan oleh PLTS. Tata letak pemasangan modul PV pada charging point
shelter kurang ideal karena terdapat pepohonan yang
memungkinkan bayangannya menutupi area modul PV
pada jam tertentu.

80
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

3. Intensitas Cahaya (Lux) Volt 66 Ah yang dihitung berdasarkan persamaan (2.7)


Intensitas cahaya yang tidak memadai akan menghasilkan nilai sebesar 79 %.
memengaruhi kinerja modul surya. Hal ini diatasi dengan
menggunakan sebuah media reflektor yang dapat 3.3 Efisiensi Inverter
memantulkan cahaya matahari ketika modul PV
membelakangi arah matahari agar meningkatkan daya
yang diserap oleh modul.

3.2 Efisiensi Baterai

Pada pengukuran data arus baterai digunakan


pengukuran secara manual dengan menggunakan AVO-
meter dan mengambil data per 1 jam, dimulai dari jam
08.00-16.00. data tersebut ditampilkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:

Gambar 9. Pengukuran arus dan tegangan keluaran dari


MPPT ke inverter di Laboratorium Teknik Listrik
Politeknik Negeri Jakarta.

Efisiensi inverter yang dihitung berdasarkan


persamaan (2.5) diketahui dengan membandingkan
Gambar 8. Grafik Arus Baterai antara daya yang dikeluarkan oleh MPPT ke inverter
dengan daya keluaran inverter yakni AC 220 V.
Berdasarkan data arus yang diukur diatas dapat Pengujian dilakukan dengan memberikan sebuah
menunjukan bahwa baterai akan mulai terisi (charging) beban lampu 100 watt, dengan arus yang dikeluarkan
pada saat pagi hari hingga sore hari pada saat matahari baterai konstan sekitar 9,26 Ampere dan tegangan
terbenam. Dapat dilihat pada saat pukul 11.00-12.00 13,03 Volt seperti pada Gambar 10.
Menunjukan penurunan arus charging, hal tersebut
terjadi dikarenakan penurunan intensitas cahaya yang
diserap oleh modul PV, sehingga kinerja dari modul PV
tidak maksimal. Pada proses charging ini, pengujian
dilakukan tanpa memberikan beban pada baterai, karena
sebelumnya baterai yang digunakan sudah dikosongkan
terlebih dahulu.
Efisiensi sebuah baterai diketahui dengan
membandingkan kapasitas saat charging dengan
kapasitas saat discharging, pengujian discharging
dilakukan pada masing-masing baterai dengan
memberikan beban lampu sebesar 200 W pada kedua
baterai. Untuk pengujian baterai monocrystalline
(VRLA), durasi charging dan discharging berbeda,
waktu charging selama 6 jam akan menghabiskan beban
lampu 200 W selama 2,5 jam.
Berdasarkan data terlampir, arus charging selama 6
jam sebesar 58,3 Ah dan kemudian arus discharging
konstan 18,3 Ampere dengan waktu 2,5 jam diberi beban,
sehingga kapasitas discharging baterai sebesar 45,75 Ah.
Dengan mengasumsikan depth of discharge baterai Gambar 10. Pengukuran arus dan tegangan output dari
sebesar 80% maka dengan kapasitas baterai 66 Ah, hanya inverter menuju beban AC di Laboratorium Teknik
dapat digunakan sebesar 59,4 Ah, sehingga efisiensi Listrik Politeknik Negeri Jakarta.
baterai Valve Regulated Lead Acid dengan kapasitas 12

81
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021

Sehingga daya input yang dibutuhkan inverter Dari data analisa dan pengujian di atas,
sebesar 120,65 watt, sedangkan daya output dari inverter berdasarkan persamaan (2.9) maka efisiensi total
menuju beban AC dapat dilihat pada Gambar 4. sebesar sistem PLTS monocrystalline adalah:
95,03 watt, perhitungan tersebut didapat dari perkalian
antara tegangan output inverter sebesar 221 Volt AC ηtotal = 0,1541 x 0,79 x 0,945 x 0,788 x 100%
dengan arus yang mengalir sebesar 0,43
Ampere.Sehingga efisiensi inverter dapat dihitung ηtotal = 9,06 %
menggunakan persamaan perhitungan (2.8) dengan
membandingkan daya output inverter dengan daya input 4. Kesimpulan
inverter adalah 78,8 %. Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan
pembahasan pengujian mengenai nilai efisiensi dari
3.4 Efisiensi Solar Charger sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-
Grid, maka dapat disimpulkan:
Efisiensi solar charge controller didapat dari nilai 1. Penelitian ini menghasilkan PLTS Off Grid yang
daya output yang diterima dari modul PV ke solar charge mempunyai spesfikasi PV monocrystalline 400Wp,
controller dibandingkan dengan daya yang diterima solar SCC MPPT 30A, baterai kapasitas 66Ah, dan
charge controller (daya yang dihasilkan oleh modul PV), Inverter 500W, yang dihubungkan dengan 2 buah
data daya MPPT saat charging baterai diambil data per kotak kontak dan 2 buah fiting lampu.
jam dengan data sebagai berikut: 2. Data pengujian diambil secara aktual menggunakan
alat ukur Multimeter, Solar Power Meter, dan
Tabel 1. Data Tegangan dan Arus Charging Baterai
Luxmeter Digital.
3. Rendahnya nilai efisiensi dari sebuah modul
Daya photovoltaic dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Tegangan
I Charging Charging Suhu permukaan PV, Shading (Bayangan) dan
Waktu Baterai
Baterai (A) Baterai Intensitas Cahaya (Lux).
(V)
(Watt) 4. Dari data hasil pengujian serta perhitungan,
didapatkan hasil efisiensi modul surya sebesar
08.15 12 3.4 40.8
15,41%, efisiensi baterai sebesar 79%, efisiensi
09.00 12.7 7.3 92.71 Solar charger controller sebesar 94,5%, efisiensi
10.00 13.6 15.5 210.8 inverter sebesar 78,8%, sehingga total nilai efisiensi
11.00 13.5 11.8 159.3 dari seluruh komponen yang digunakan sebesar
12.00 14.6 12.4 181.04 9,06%.
13.00 14.7 7.8 114.66
Daftar Acuan
14.00 14.9 0.1 1.49
[1] Hakim, M. F. (2017). Perancangan Rooftop Off
Data tersebut diambil menggunakan alat ukur Grid Solar Panel Pada Rumah Tinggal Sebagai
multimeter fluke, MPPT yang digunakan yaitu MPPT Alternatif Sumber Energi Listrik. Jurnal Dinamika
Pow-Mr. Berdasarkan Tabel 1. daya input (daya yang Dotcom, 2.
digunakan untuk charging baterai) MPPT selama 6 jam, [2] KBBI. (2020, Juli 8). Pencarian "Efisiensi".
sebesar 800,8 watt dan daya yang dibangkitkan untuk Retrieved from
charging MPPT (daya output PV) sebesar 847 watt. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/efisiensi
Dengan demikian, perhitungan berdasarkan persamaan [3] Rusman. (2015). Pengaruh Variasi Beban
(2.6) menghasilkan nilai efisiensi sebesar 94,5%. Terhadap Efisiensi Solar Sel dengan Kapasitas 50
Wp. TURBO Jurnal Teknik Mesin Univ.
3.5 Efisiensi Total Sistem PLTS Muhammadiyah Metro, IV, 84-90.
[4] H. T. Nurhayati, J. T. E. U. S. M, Soekarno, and
Untuk mengetahui nilai efisiensi total dari sebuah sistem H.Tlogosari. (n.d.). (2019). Implementasi MPPT
PLTS ialah dengan mengalikan semua efisiensi per (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem
komponen yang telah didapat. Berdasarkan analisa dan Photovoltaic. 2-6.
perhitungan, nilai efisiensi yang didapat adalah: [5] Taufiq, A., Hendra, A. P. (2010). Penggunaan
Solar Cell untuk Sumber Energi Kursi Roda
Rangkaian PV Monocrystalline Otomatis dan Monitoring Aki. U.S. Utara. (1859).
- Efisiensi Modul PV monocrystalline = 15,41 % "Voltaic Pile).
- Efisiensi Baterai = 79 % [6] Hutagalung, Siti Nurhabibah & Melda Panjaitan.
- Efisiensi MPPT Pow-Mr = 94,5 % (2017). Prototype Rangkaian Inverter Dc Ke Ac
- Efisiensi Inverter = 78,8 % 900 Watt. Jurnal Pelita Informatika, 279.

82

Anda mungkin juga menyukai