Anda di halaman 1dari 122

TUGAS AKHIR

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN


KONSUMSI ENERGI DI PT. HARMONI PUTRA SOLUSINDO
SEMARANG

Disusun dalam Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang

Oleh:
ADEK DWI RAMADHON
C.431.16.0111

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN KONSUMSI


ENERGI DI PT. HARMONI PUTRA SOLUSINDO SEMARANG

NAMA : ADEK DWI RAMADHON


NIM : C.431.16.0111

Disusun dalam Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI


SEMARANG, 18 AGUSTUS 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Karnoto, S.T., M.T. Satria Pinandita, S.T., M.Eng.


NIP. 196907091997021001 NIS. 06557003102203

Mengetahui
Koordinator Skripsi/Tugas Akhir

Titik Nurhayati, S.T., M.Eng.


NIS. 06557003102025

i
ABSTRAK

Penghematan energi listrik harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan


krisis energi. Penghematan energi listrik dapat dilakukan dengan melakukan audit
energi. Audit energi bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi suatu
bangunan gedung dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi tanpa
mengurangi tingkat kenyamanan bangunan/gedung. Audit energi merupakan suatu
teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi dan mengenali cara-
cara untuk pengehamatannya. Gedung yang akan dilakukan audit energi pada
penelitian ini adalah gedung PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang. PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
IT, yang menyediakan layanan penjualan dan service laptop Hewlett Packard (HP).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik jaringan, Intensitas Konsumsi
Energi, jumlah konsumsi energi listrik, dan mengetahui peluang penghematan energi
listrik di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.
Hasil dari audit energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah
konsumsi energi dalam bulan Agustus 2020 sebesar 1.935 kWh dan jumlah nilai IKE
sebesar 7,17 kWh /m2/bulan dikategorikan sangat efisien. Peluang penghematan lampu
di PT. Harmoni Putra Solusindo selama sebulan adalah 97,146 KWh/bulan
(Rp.140.346,83) dan biaya investasi yang dibutuhkan Rp 1.639.000. Payback periode
selama 11,7 bulan dari pemasangan lampu LED sebagai pengganti lampu eksisting.
Daya AC keseluruhan sebesar 5,148 kW, peluang pengehematan menggunakan
refrigerant Musicool MC-22 sebesar 223,56 kWh/bulan (Rp 322.977,13). Biaya
investasi sebesar Rp 3.675.000. Payback periode selama 11,4 bulan setelah
penggantian.

Kata kunci: Energi Listrik, Audit Energi, Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

iii
ABSTRACT

Electrical energy savings must be done to overcome the problem of the energy
crisis. Electrical energy savings can be done by conducting an energy audit. Energy
audit aims to determine the energy use profile of a building and seek efforts to increase
energy use efficiency without reducing the comfort level of the building/building.
Energy audit is a technique used to calculate the amount of energy consumption and
identify ways to save it. The building that will be conducted an energy audit in this
research is the PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang. PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang is one of the companies engaged in IT, which provides sales and service for
Hewlett Packard (HP) laptops. This study aims to determine the characteristics of the
network, the intensity of energy consumption, the amount of electrical energy
consumption, and to find out the opportunities for saving electrical energy at PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang.
The results of the energy audit at PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang is
energy consumption in August 2020 of 1,935 kWh and the total IKE value of 7.17 kWh
/ m2 / month is categorized as very efficient. Lamp saving opportunities at PT. Harmoni
Putra Solusindo for a month is 97,146 KWh/month (Rp. 140,346.83) and the required
investment cost is Rp. 1,639,000. Payback period of 11.7 months from the installation
of LED lights as a replacement for existing lights. The overall AC power is 5.148 kW,
the chance of saving using Musicool MC-22 refrigerant is 223.56 kWh/month (Rp
322,977,13). The investment cost is IDR 3,675,000. Payback period for 11.4 months
after replacement.

Keywords: Electrical Energy, Energy Audit, Energy Consumption Intensity (IKE)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir yang
berjudul “Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi di PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Universitas Semarang.
Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari beberapa pihak
yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.E selaku Rektor Universitas Semarang
2. Bapak Purwanto, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang.
3. Ibu Titik Nurhayati, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Semarang.
4. Bapak Karnoto, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran, dan bimbingan materi
yang bermanfaat bagi penulis selama penyelesaian Tugas Akhir.
5. Bapak Satria Pinandita, S.T., M.Eng selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran, dan
bimbingan materi yang bermanfaat bagi penulis selama penyelesaian Tugas Akhir.
6. Bapak dan Ibu dosen di Universitas Semarang yang telah memberikan ilmu dan
petunjuk selama penulis menyelesaikan Program S-1 Teknik Elektro.
7. Bapak, Ibu, serta keluarga yang selalu mendukung, memotivasi, memberikan
kekuatan dan doa yang tak pernah berhenti selama penyelesaian Tugas Akhir.
8. Endah Nur Latifah yang selalu membantu, memotivasi, dan menemani selama
penyelesaian Tugas Akhir.
9. Teman-teman kelas sore angkatan 2016 atas dukungan, semangat, dan bantuannya
selama penyelesaian Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 30 Juli 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 3
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Energi ........................................................................................... 5
2.2 Pengertian Konservasi Energi ........................................................................ 6
2.3 Pengertian Audit energi .................................................................................. 7
2.3.1 Proses Audit Energi................................................................................. 8
2.3.2 Macam-Macam Audit Energi .................................................................. 9
2.4 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung .................................................. 10
2.4.1 Efisiensi Penggunaan Beban Listrik ..................................................... 12
2.5 Identifikasi Peluang Hemat Energi ............................................................... 13
2.6 Analisis Peluang Hemat Energi .................................................................... 13
2.7 Sistem Tata Udara ........................................................................................ 13

vi
2.8 Sistem Pencahayaan ..................................................................................... 14
2.9 Audit Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung ........................ 15
2.10 Karakteristik Jaringan Kelistrikan ................................................................ 21
2.11 Jenis-Jenis Beban yang digunakan di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang ................................................................................................................. 26
2.12 Peluang Penghematan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang ............. 27
2.12.1 Peluang Penghematan No-Cost ............................................................. 27
2.12.2 Peluang Penghematan Low Cost ........................................................... 28
2.12.3 Peluang Penghematan Medium/High Cost ........................................... 30
2.13 Payback Periode ........................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 32
3.1 Tempat Penelitian ......................................................................................... 32
3.2 Waktu Penelitian .......................................................................................... 32
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 32
3.4 Bagan Alur (Flowchart) Penelitian .............................................................. 33
3.5 Langkah Penelitian ....................................................................................... 34
3.6 Konsumsi Energi Pencahayaan dan AC di PT. Harmoni Putra Solusindo... 39
3.7 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) ........................................... 40
3.8 Karakteristik Jaringan Kelistrikan ................................................................ 41
3.9 Konsumsi Energi Pencahayaan dan Sistem Pendingin (Air Conditioner) ... 43
3.9.1 Pengukuran Pencahayaan ...................................................................... 43
3.9.2 Pengukuran AC (Air Conditioner) ........................................................ 44
3.10 Peluang Penghematan Energi Pencahayaan dan AC PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang ................................................................................................ 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 46
4.1 Karakteristik Jaringan Listrik di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.. 46
4.1.1 Lokasi Pengukuran Beban..................................................................... 46
4.1.2 Arus Listrik ........................................................................................... 46
4.1.3 Fluktuasi Tegangan ............................................................................... 48
4.1.4 Frekuensi ............................................................................................... 51

vii
4.2 Perhitungan Konsumsi Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang 53
4.3 Konsumsi Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang ..................... 58
4.3.1 Konsumsi Energi Pencahayaan ............................................................. 58
4.3.2 Perhitungan Kebutuhan Pencahayaan ................................................... 60
4.3.3 Konsumsi Energi AC ............................................................................ 64
4.3.4 Perhitungan Kebutuhan Kapasitas AC .................................................. 65
4.4 Peluang Penghematan Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.. 67
4.4.1 Estimasi Biaya Menggunakan lampu LED ........................................... 67
4.4.2 Peluang Penghematan Energi Lampu Perbulan .................................... 70
4.4.3 Payback Periode ................................................................................... 71
4.4.4 Peluang Penghematan Sistem Pendingin (AC) ..................................... 72
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 77
5.2 Saran ............................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 79
LAMPIRAN ................................................................................................................ 82

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar IKE Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia .......... 11
Tabel 2.2 Kriteria IKE Bangunan Gedung Tidak Ber-AC Menurut Permen ESDM
No.13 tahun 2012 ........................................................................................................ 11
Tabel 2.3 Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC Menurut Permen ESDM No.13
tahun 2012 ................................................................................................................... 11
Tabel 2.4 Standar Tingkat Pencahayaan Lembaga Pendidikan dan Perkantoran ....... 15
Tabel 2.5 Rekomendasi tingkat kuat penerangan secara horizontal (horizontal
illuminance recommendation) berdasarkan Badan Standarisasi Nasional SNI-03-
6197-2000 ................................................................................................................... 17
Tabel 2.6 Rekomendasi tingkat penerangan berbagai jenis ruang dalam bangunan
Menurut Badan Standarisasi Nasional SNI 03-6197-2000 ......................................... 18
Tabel 2.7 Standar Daya Pencahayaan Maksimum Ruangan Menurut Badan
Standarisasi Nasional SNI-03-6197-2000 ................................................................... 20
Tabel 3.1 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Kantor .................................... 37
Tabel 3.2 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Hotel/Apartemen .................... 37
Tabel 3.3 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Rumah Sakit ........................... 37
Tabel 3.4 Konsumsi Energi PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dari Rekening
Listrik .......................................................................................................................... 41
Tabel 3.5 Pencahayaan di setiap ruangan PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang .. 43
Tabel 3.6 Kapasitas AC yang terpasang di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang 44
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arus ............................................................................... 48
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan ....................................................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Frekuensi ....................................................................... 52
Tabel 4.4 IKE PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dari Rekening Listrik ......... 55
Tabel 4.5 Total Daya Pengukuran Beban pada Panel MDP saat jam kerja ................ 57
Tabel 4.6 Total daya yang dibutuhkan untuk sistem pencahayaan PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang .................................................................................................... 60

ix
Tabel 4.7 Total daya yang dibutuhkan untuk sistem pendingin PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang .................................................................................................... 64
Tabel 4.8 Perbandingan Lumen Lampu Eksisting dengan Lampu LED .................... 67
Tabel 4.9 Penggantian Lampu Eksisting dengan Lampu LED ................................... 69
Tabel 4.10 Perbandingan Efisiensi Lampu Eksisting dengan Lampu LED ................ 70
Tabel 4.11 Investasi penggantian lampu eksisting dengan menggunakan lampu LED71
Tabel 4.12 Investasi penggantian AC menggunakan Refrigerant Musicool MC-22 .. 72
Tabel 4.13 Hasil IKE PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang Setelah Tercapai
Peluang Penghematan Lampu dan AC ........................................................................ 74
Tabel 4.14 Persentase IKE Setelah dilakukan Penghematan Lampu dan AC ............ 75

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fluktuasi Tegangan ................................................................................. 21


Gambar 2.2 Segitiga Daya .......................................................................................... 25
Gambar 2.3 Sistem cara kerja AC (Air Conditioner).................................................. 27
Gambar 2.4 Refrigerant Musicool MC-22 .................................................................. 30
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian ................................................................................ 33
Gambar 3.2 Trafo Daya............................................................................................... 42
Gambar 4.1 Single Line Panel MDP ........................................................................... 46
Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Arus............................................................................ 47
Gambar 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan.................................................................... 49
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Frekuensi.................................................................... 51
Gambar 4.5 Grafik Konsumsi kWh ............................................................................ 53
Gambar 4.6 Grafik Pemakaian kWh Hari Kerja ......................................................... 55
Gambar 4.7 Grafik Pemakaian kWh Hari Libur ......................................................... 56

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Outgoing Trafo ............................................................................... 82


Lampiran 2 Data Pengukuran Beban .......................................................................... 85
Lampiran 3 Single Line Panel MDP ........................................................................... 91
Lampiran 4 Denah Bangunan dan Instalasi ................................................................ 92
Lampiran 5 Foto Ruangan ......................................................................................... 100

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik merupakan salah satu faktor penting dalam operasional
sebuah industri, perusahaan, maupun instansi lain, karena memiliki tingkat
ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi untuk operasional usahanya.
Sebagian besar produsen energi listrik di Indonesia menggunakan sumber bahan
bakar energi fosil seperti batubara dan minyak bumi. Sumber energi fosil
merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga menyebabkan
cadangan energi berkurang. Salah satu metode yang dipakai untuk mengefisienkan
pemakaian energi listrik adalah konservasi energi. Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan mengenai konservasi energi sebagai usaha untuk
peningkatan efisiensi energi yang digunakan. Dalam proses ini meliputi adanya
audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu
gedung atau bangunan (Syahri, 2015).
PT. Harmoni Putra Solusindo merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang IT, yang menyediakan layanan penjualan dan service laptop
Hewlett Packard (HP). PT. Harmoni Putra Solusindo memiliki daya yang
terpasang dengan beban yang terdiri dari instalasi penerangan, AC pada ruang-
ruang yang terdapat pada gedung tersebut yang terbagi dalam 3 lantai. Adapun
alasan dilakukannya audit energi di PT. Harmoni Putra Solusindo dikarenakan
sejak berdirinya perusahaan yang menempati gedung tersebut belum pernah
dilakukan suatu kegiatan audit energi listrik, maka selama ini pemilik perusahaan
tidak mengetahui akan kebutuhan daya yang digunakan dalam perusahaan tersebut
sudah termasuk normal dalam standar yang ada atau tidak sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
Audit energi bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi suatu
bangunan gedung dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi
tanpa mengurangi tingkat kenyamanan bangunan/gedung. Audit energi merupakan

1
2

suatu teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi dan
mengenali cara-cara untuk pengehamatannya (Biantoro dkk, 2017). Melalui audit
energi kita dapat mengetahui pola distribusi energi, sehingga bagian yang
mengkonsumsi energi terbesar dapat diketahui dan bisa memberikan peluang
penghematan energi apabila dilakukan peningkatan secara efisien.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian audit energi ini adalah
mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada
bangunan gedung untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang
menyebabkan penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut lebih efektif dan
efisien sehingga dapat menghemat biaya.
Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis dalam penyusunan skripsi ini
mengambil judul “Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi
Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang” dengan harapan dari tugas
akhir ini dapat diketahui tingkat konsumsi energi di PT. Harmoni Putra Solusindo,
peluang dan solusi penghematan yang dapat direkomendasikan kepada pihak
manajemen perusahaan tersebut. Pada akhirnya, penulis berharap hasil penelitian
ini tidak hanya bermanfaat bagi PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang, namun
juga dapat menjadi salah satu acuan untuk perusahaan lain.

1.2 Perumusan Masalah


1) Bagaimana karakteristik jaringan PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang?
2) Bagaimana Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang?
3) Bagaimana upaya peluang penghematan energi listrik di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang?
3

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu:
1) Untuk mengetahui jenis karakteristik jaringan yang digunkan di PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang.
2) Untuk mengetahui Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang.
3) Untuk mengetahui upaya penghematan energi listrik di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang.
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini yaitu:
1) Dapat mengetahui jenis karakteristik jaringan yang digunkan di PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang.
2) Dapat mengetahui Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang.
3) Dapat mengetahui upaya penghematan energi listrik di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1) Audit yang dilakukan adalah tahapan audit energi awal yang meliputi
perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE).
2) Identifikasi dan analisis data dilakukan pada seluruh peralatan listrik yang
digunakan di gedung PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.
3) Penelitian hanya difokuskan pada data yang diperoleh di lapangan saja.

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan tugas akhir secara keseluruhan terdiri atas 5 bab dan masing-
masing bab memiliki keterkaitan satu sama lain.
4

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan, batasan
masalah, metode penelitian serta sistematika penulisan yang
melatarbelakangi Tugas Akhir ini disusun.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori dasar serta pendukung
yang membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Diantaranya tentang energi, konservasi energi, audit energi, macam-
macam audit energi, Intensitas Konsumsi Energi (IKE), identifikasi dan
analisis peluang hemat energi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang obyek penelitian, pelaksanaan penelitian, metode
pengumpulan data serta pengambilan data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang analisis audit energi dan
peluang penghematan konsumsi energi di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang.
BAB V PENUTUP
Penulis akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
serta saran-saran agar diperoleh efisiensi peluang penghematan energi
listrik.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Energi


Energi adalah suatu besaran yang secara konseptual dihubungkan dengan
transformasi, proses atau perubahan yang terjadi. Besaran ini seringkali dikaitkan
dengan perpindahan sebuah gaya atau perubahan temperatur, sehingga
memungkinkan penentuan satuan joule (perpindahan gaya 1 Newton sejauh 1
meter), maupun kalor jenis (energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
sebesar 1 derajat per satuan massa material). Dalam keperluan praktis, energi
sering kali dikaitkan dengan jumlah bahan bakar atau konsumsi jumlah listrik
(Ikhsan, 2016). Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja yang
dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika (UU No. 30
Tahun 2007).
Setiap zat sebenarnya mengandung sejumlah energi di dalamnya yang
disebut energi dalam. Dalam suatu proses zat dapat melepaskan sebagian energi
dalamnya (dalam proses pembakaran) atau menyimpan energi energi yang
berasal dari lingkungan (pemanasan suatu zat). Dalam melakukan analisis energi
suatu sistem, harus dilakukan berbagai proses perhitungan yang melibatkan
jumlah material/zat dan energi. Oleh karena itu perlu dipahami berbagai satuan
yang sering digunakan dalam menyatakan besar atau jumlah dari suatu besaran.
Untuk menyatakan jumlah material, ada beberapa besaran yang dapat
digunakan, yaitu:
1. Massa, dengan satuan kg, lbm, ton dan sebagainya.
2. Volume, dengan satuan liter, m3, gallon dan sebagainya.
Untuk menyatakan jumlah energi, ada beberapa satuan yang digunakan,
misalnya joule, ft.lbf, kWH, BTU dan sebagainya. Satuan joule merupakan
satuan standart initernasional (SI) yang biasa digunakan untuk semua bentuk
energi. Sedangkan kWH adalah satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan

5
6

energi-energi listrik, ft.lbf adalah satuan yang biasanya digunakan untuk


menyatakan energi termal (Effendi, 2016).
Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk
mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit,
sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam dan
batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Generator
sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan poros turbin menjadi energi
listrik tiga fase.
Melalui transformator penaik tegangan (step up transformator) energi
listrik ini dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-
pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksud untuk mengurangi jumlah arus
yang mengalir melalui saluran transmisi. Dengan demikian saluran transmisi
bertegangan tinggi akan membawa alairan arus yang rendah dan ini berarti
mengurangi rugi-rugi panas yang terjadi (heat lost) yaitu sebesar I2 R. Ketika
saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut kembali diturunkan
menjadi tegangan menengah dengan transformator penurun tegangan (step down
transformator) (Sayuti, 2019).

2.2 Pengertian Konservasi Energi


Konservasi sumber daya energi adalah pengelolaan sumber daya energi
yang menjamin pemanfaatannya dan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya (UU No. 30 Tahun
2007). Konservasi energi merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu
guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya (PP No. 70 Tahun 2009).
Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh tahap pengelolaan
energi. Pengelolaan energi meliputi kegiatan (PP No. 70 Tahun 2009):
a. Penyediaan energi
b. Pengusahaan energi;
c. Pemanfaatan energi; dan
7

d. Konservasi sumber daya energi


Pelaksanaan konservasi energi dalarn kegiatan penyediaan energi
meliputi (PP No. 70 Tahun 2009):
a) Perencanaan yang berorientasi pada penggunaan teknologi yang efisien
energi;
b) Pemilihan prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan proses yang secara
langsung ataupun tidak langsung menggunakan energi yang efisien; dan
c) Pengoperasian sistem yang efisien energi
Negara Indonesia kaya akan sumber energi, tetapi pemanfaatannya
selama ini belum seimbang karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi
minyak bumi. Padahal sumber energi minyak bumi dewasa ini merupakan
sumber pendapatan yang terpenting dan persediaannya terbatas.
Ketergantungan pada satu sumber energi yaitu minyak bumi dan produk
turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena kebutuhan
energi akan terus meningkat baik disebabkan meningkatnya industri maupun
pertambahan jumlah penduduk serta adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Oleh karena itu, disamping harus secepatnya mengembangkan sumber-
sumber energi dari bahan bakar non fosil seperti biomassa, biogas, dan
sebagainya, harus juga berusaha untuk dapat mengoptimalkan penggunaan
energi minyak bumi secara lebih tepat, cermat, hemat dan efisien dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi.

2.3 Pengertian Audit energi


Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya
konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara
penghematanya. Bila gedung telah dibangun dan digunakan, tentunya perlu
mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi bangunan tersebut.
Kegiatan audit energi digunakan secara tepat, efisien, dan rasional. Audit energi
digunakan untuk mengidentifikasi kebocoran atau pemborosan energi dapat
8

dilacak dan ditelusuri langkah-langkah perbaikan (retrofitting) (Badan


Standarisasi Nasional, 2012). Lingkup kegiatan audit energi mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi penggunaan energi khususnya yang berkaitan
dengan jenis energi, komponen penggunaan energi, sistem pemakaian dan
biaya energi.
2. Observasi tingkat penggunaan energi sesuai dengan kondisi bangunan dan
jenis penggunaanya.
3. Mengetahui dimana potensi terbesar untuk memperbaiki efisiensi
penggunaan energi yang dapat dilakukan.
4. Bagaimana melakukan perbaikan efisiensi tersebut. Audit didefinisikan
sebagai proses mengevaluasi sebuah bangunan dalam penggunaan serta,
mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi.

2.3.1 Proses Audit Energi


Kegiatan audit energi dilakukan secara bertahap yang terdiri dari audit
energi awal dan audit energi rinci (Badan Standarisasi Nasional, 2011).
1. Audit energi awal
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data konsumsi energi
gedung yang sudah tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Audit energi
awal pada prinsipnya dilakukan berdasarkan data rekening pembayaran
energi dan pengamatan visual. Kegiatan yang dilakukan pada saat audit
energi awal adalah sebagai berikut:
a. Dokumen bangunan merupakan gambar teknik bangunan yang sesuai
dengan pelaksanaan konstruksi (as built drawing), terdiri dari:
1. Tapak, denah, dan potongan bangunan gedung seluruh lantai.
2. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
3. Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan
daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta
besarnya daya listrik cadangan dari Diesel (jika ada).
9

b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu


tahun terakhir.
c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).
2. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi)
lebih besar dari nilai target yang ditentukan.
a. Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan
gambaran nilai IKE listrik lebih dari target yang ditentukan.
b. Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan
energi pada bangunan gedung sehingga dapat diketahui peralatan
penggunaan energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar.
c. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan
dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya
kebutuhan energi bangunan gedung dari hasil penelitian dan pengukuran
energi.

2.3.2 Macam-Macam Audit Energi


Jenis dari audit energi bukanhanya satu jenis saja melainkan audit energi
ada bermacam-macam jenis dimana tiap jenis memiliki fungsi masing-masing
(Jamal dkk, 2019).
a) Audit berjalan (Walking audit)
Walking audit ini sering disebut dengan mini audit. Audit yang dilakukan
secara sederhana, tanpa perhitungan yang rinci hanya melakukan analisis
secara sederhana. Umumnya fokus dari audit ini adalah pada bidang perawatan
dan penghematan yang tidak terlalu memerlukan biaya investasi yang besar.
b) Audit pendahuluan (Preliminary audit)
Audit yang hanya dilakukan pada bagian vital saja. Analisa didapat dengan
melakukan perhitungan yang cukup jelas.Audit ini meliputi indentifikasi
mesin, analisis kondisi aktual, menghitung konsumsi energi, menghitung
pemborosan energi dan beberapa usulan.
10

c) Audit rinci (Detailed audit)


Audit energi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh aspek yang
mengkonsumsi energi listrik beserta semua kemungkinan penghematan yang
dapat dilakukan. Biasanya dilakukan oleh lembaga auditor yang profesional
dalam jangka waktu tertentu.
d) Rencana pengelolaan energi dan tindakan implementasi (Energy management
plan and implementation action)
Audit energi yang dilakukan adalah suatu alat dalam manajemen energi. Pada
dasarnya audit ini sama dengan detail edaudit, akan tetapi audit ini dilakukan
secara berkesinambungan, dalam jangka waktu yang cukup lama. Audit energi
ini dimulai dengan membentuk sebuah organisasi manajemen energi. Hasil dar
iaudit menjadi masukan utama bagi sistem manajemen energi untuk
melakukan pengaturan energi secara terpadu.

2.4 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung


Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang
digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem
(bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah energi listrik.
Pada hakikatnya Intensitas Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi antara
konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan luasan
bangunan. Satuan IKE adalah kWh/m2 pertahun. Dan pemakaian IKE ini telah
ditetapkan di berbagai negara antara lain ASEAN dan APEC (Jati Untoro, 2014).
Menurut pedoman pelaksanaan konservasi energi listrik dan
pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Teknik Audit
Energi Diknas) dalam menentukan prestasi penghematan energi. Untuk gedung
kantor dan bangunan gedung komersial dapat mengacu kepada standar nilai IKE
yang diperlihatkan pada Tabel 2.1.
11

Tabel 2.1 Standar IKE Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Ruang ber-AC Ruang tanpa AC


Kriteria
(kWh/M2/bln) (kWh/M2/bln)
Sangat Efisien 4,17 – 7,92 0,84 – 1,67
Efisien 7,92 – 12,08 1,67 – 2,5
Cukup Efisien 12.08 – 14,58 -
Agak Boros 14,58 – 19,17 -
Boros 19,17 – 23,75 2,5 – 3,34
Sangat Boros 23,75 – 37,5 3,34 – 4,17

Intensitas Konsumsi Energi disuatu bangunan atau gedung dapat


dijadikan acuan untuk mengetahui keefisian penggunaan energi di dalam gedung
atau bangunan tersebut. Standar Intensitas Konsumsi Energi menurut pedoman
Permen ESDM No.13 tahun 2012 ditunjukan pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Kriteria IKE Bangunan Gedung Tidak Ber-AC Menurut Permen
ESDM No.13 tahun 2012
Kriteria Konsumsi Energi Spesifik (kWh/m2/bulan)
Sangat Efisien IKE < 3,4
Efisien 3,4 < IKE < 5,6
Cukup Efisien 5,6 < IKE < 7,4
Boros IKE > 7,4
Tabel 2.3 Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC Menurut Permen ESDM No.13
tahun 2012

Kriteria Konsumsi Energi Spesifik (kWh/m2/bulan)


Sangat Efisien IKE < 8,5
Efisien 8,5 < IKE < 14
Cukup Efisien 14 < IKE < 18,5
Boros IKE > 18,5
12

Audit energi rinci dapat dilakukan bilamana nilai IKE yang diperoleh lebih
besar dari target nilai IKE standar seperti yang dicantumkan di atas.
Adapun perhitungan dari IKE sebagai berikut:
𝐾𝑊𝐻 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼𝐾𝐸 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun
1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992, target besarnya
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
a. IKE perkantoran : 240 kWh/ m2 per tahun
b. IKE pusat belanja : 330 kWh/ m2 per tahun
c. IKE hotel/apartemen : 300 kWh/ m2 per tahun
d. IKE rumah sakit : 380 kWh/ m2 per tahun

2.4.1 Efisiensi Penggunaan Beban Listrik


Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan efisiensi
penggunaan beban listrik antara lain (Riadi, 2017):
a. Beban dalam ruangan yang dapat dimatikan tanpa menggangu fungsi
ruangan merupakan salah satu peluang penghematan energi, misalnya
mematikan lampu pada zona eksterior siang hari jika pencahayaan alami
sudah cukup memadai dan mematika beban elektronik apabila tidak
digunakan.
b. Pada beban pendingin secara umum infiltrasi udara luar perlu dicegah karena
akan sulit mengendalikan kondisi ruang sampai batas maksimum yang
berada didalam zona nyaman, sistem “on-off” pada umumnya tidak
dianjurkan untuk konvervasi energi karena kurang mampu mengatur
kapasitas sistem tata udara agar mendekati perubahan beban pendingin.
13

2.5 Identifikasi Peluang Hemat Energi


Identifikasi peluang hemat energi dilakukan dengan langkah - langkah berikut
(Ahmad Deni, 2019):
1. Hasil pengumpulan data, selanjutnya ditindaklanjuti dengan penghitungan
besarnya IKE, dan penyusunan profil penggunaan energi bangunan gedung.
2. Apabila besarnya IKE hasil penghitungan ternyata sama atau kurang dari
IKE target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau diteruskan
untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.
3. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan
proses audit energi rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energi.

2.6 Analisis Peluang Hemat Energi


Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu
ditindaklanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus
dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan
(Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6196-2000).
Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan
program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui
oleh masyarakat profesi. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap
memperhatikan kenyamanan penghuni. Analisis peluang hemat energi dilakukan
dengan usaha antara lain:
a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya
terpasang/terpakai dan jam operasi);
b. Memperbaiki kinerja peralatan;
c. Menggunakan sumber energi yang murah;

2.7 Sistem Tata Udara


Pengadaan suatu sistem tata udara adalah agar tercapai kondisi
temperatur, kelembapan, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat
14

dipertahankan pada tingkat keadaan yang diharapkan (Agus Rianto, 2007).


Untuk kondisi iklim Indonesia (tropis), proses pengkondisian udara yang berupa
pendinginan banyak sekali digunakan. Pendingin ini berfungsi untuk
menciptakan kondisi nyaman bagi beberapa aktivias manusia. Semakin nyaman
suatu ruangan tentu akan meningkatkan tingkat produktifitas di dalamnya.
Persyaratan termal yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran adalah:
Suhu: 18 - 280C
Kelembaban: 40% - 60%

Sistem tata udara terdiri dari 2, yaitu:


1. Sistem tata udara alami
Sistem tata udara alami hanya mengandalkan tata ruang dan aliran
udara sekitar bangunan gedung. Untuk ruangan yang tidak menggunakan
peralatan pendingin udara harus memiliki lubang ventilasi minimal 15%
dari luas lantai dengan menerapkan ventilasi silang agar aliran udara dapat
berjalan. Sistem tata udara alami ini berupa jendela, pintu, ventilasi, dan
lain-lain.
2. Sistam tata udara buatan
Sistem tata udara buatan digunakan untuk mengendalikan kondisi
termal, kualitas, dan sirkulasi udara di dalam ruangan untuk memenuhi
persyaratan kenyamanan termal penggunaan bangunan. Sistem tata udara
buatan biasanya menggunakan AC (Air Conditioner) sebagai pendingin
ruangan yang merupakan paling banyak digunakan di negara-negara tropis
seperti Indonesia.

2.8 Sistem Pencahayaan


Audit pada sistem pencahayaan bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencahayaan dalam suatu ruangan, apakah sudah sesuai atau belum dengan
fungsi ruangan. Sistem pencahayaan pada bangunan gedung berguna untuk
15

pekerjaan atau kegiatan yang di dalamnya dapat berjalan dengan efisien dan
aman. Sistem pencahayaan terbagi dua, yaitu:
1. Sistem pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari cahaya
alam seperti cahaya matahari. Pencahayaan alami dikatakan sukses apabila
memaksimalkan tingkat pencahayaan di dalam ruangan dan juga
mengoptimalkan kualitas penerangan (Muhammad Kholid Ridwan, 2010).
2. Sistem pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan merupakan pengguna energi listrik
terbesar kedua pada sebuah bangunan gedung. Sistem pencahayaan buatan
sangat diperlukan apabila posisi suatu ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat kebutuhan pencahayaan alami tidak mencukupi
untuk menerangi suatu ruangan. Besarnya tingkat pencahayaan ruangan
sudah diatur dalam SNI 6197-2011 tentang Konservasi Energi pada Sistem
Pencahayaan.
Tabel 2.4 Standar Tingkat Pencahayaan Lembaga Pendidikan dan Perkantoran

Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan (Lux)


Ruang Kelas 350
Perpustakaan 300
Ruang Kerja/Kantor 300
Koridor 100
Laboratorium 500
Ruang Gambar 750
Kantin 200
Ruang Rapat 300
Sumber: Dokumen Teknis Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan, 2011
2.9 Audit Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung
Audit energi sistem pencahayaan bertujuan untuk mengetahui tingkat
kuat penerangan dalam suatu ruangan. Tingkat kuat penerangan dalam suatu
16

ruangan harus disesuaikan dengan jenis aktifitas didalam ruangan tersebut. Jika
aktifitasnya membutuhkan ketelitian yang tinggi, maka tingkat kuat penerangan
yang dibutuhkan juga semakin besar. Audit energi sistem pencahayaan juga
bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi untuk sistem
pencahayaan dalam suatu ruangan (Endro, Herman, 2003).
1. Tingkat Kuat Penerangan
Selain tingkat penerangan, hal-hal yang harus diperhatikan pada
ruangan adalah kualitas warna cahaya lampu, yang dibedakan menjadi:
1) Warna cahaya lampu (Correlted Colour Temperature = CCT)
Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi tentang efeknya
cahaya terhadap warna obyek, tetapi lebih banyak memberi suasana.
Warna cahaya lampu dikelompokkan menjadi:
a) Kelompok 1
Warna putih kekuning-kuningan (warm white)
b) Kelompok 2 (3.300-5.000 K)
Warna putih netral (cool white)
c) Kelompok 3(>5.000K)
Warna putih (daylight)
Pemilihan warna lampu tergantung pada tingkat iluminasi yang
diperlukan agar diperoleh pencahayaan supaya nyaman. Lampu yang
digunakan adalah jenis lampu dengan CCT sekitar >5.000 K (daylight)
sehingga tercipta pencahayaan dengan baik. Kebutuhan tingkat
iluminasi tidak terlalu tinggi, warna lampu yang digunakan <3.300 K
(warm white).
2) Renderensi Warna
Efek suatu lampu kepada warna obyek akan berbeda-beda.
Lampu diklasifikasikan dalam kelompok renderensi warna yang
dinyatakan dengan Ra indeks, sebagai berikut:
a. Efek warna kelompok 1 : Ra indeks 80 – 100%
b. Efek warna kelompok 2 : Ra indeks 60 – 80%
17

c. Efek warna kelompok 3: Ra indeks 40 – 60%


d. Efek warna kelompok 4 : Ra indeks < 40%

Tabel 2.5 Rekomendasi tingkat kuat penerangan secara horizontal (horizontal


illuminance recommendation) berdasarkan Badan Standarisasi Nasional SNI-03-
6197-2000

Level
Jenis Sistem
Iluminasi Tempat atau Jenis Kegiatan
Penerangan
(lux)
20 Minimum area bebas
30 Gudang/toko diluar bangunan
General Lighting
untuk ruangan atau 75 Jalan setapak luar bangunan, area parkir
area dengan 50 mobil, dok , dermaga
aktivitas visual Ruang teater, aula/hall, tempat tidur hotel,
100
sederhana kamar mandi
Ruang stok barang, toko, area bebas indoor
150
industri
200 Minimum pada benda kerja
Ruang kerja kasar, Ruang mesin, industri
300
makanan, General proses pada industri kimia,
Ruang kerja medium, kantor perakitan 500
500 kendaraan bermotor, Ruang mesin cetak,
General Lighting
ruang ruang kerja kantor umum, toko
untuk ruang kerja
dalam ruangan Ruang gambar, Laboratorium, Ruang kantor
750
dengan mesin khusus
Ruang kerja halus, Ruang pemeriksaan
1000
gambar, Atau membedakan warna, ruang
Atau lebih
instrument perakitan, lebih tinggi ruang kerja
tinggi
presisi lainnya.
Penerangan
Ruang kerja yang membutuhkan presisi
tambahan untuk 200 atau
tinggi, untuk jenis Penerangan Atau Ruang
jenis penerangan lebih tinggi
operasi
terlokalisir
18

2. Perhitungan Tingkat Kuat Penerangan


Tabel 2.6 Rekomendasi tingkat penerangan berbagai jenis ruang dalam bangunan
Menurut Badan Standarisasi Nasional SNI 03-6197-2000

Jenis Bangunan Fungsi Ruangan Level Iluminasi/lux


Teras, garasi 60
Ruang tamu 120 – 150
Ruang makan 120 – 250
Ruang kerja 120 – 250
Rumah tinggal
Kamar tidur 120 – 250
Kamar mandi 250
Dapur 250
Garasi 60
Ruang Direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang computer 350
Perkantoran Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Gudang arsip 150
Ruang arsip aktif 300
Ruang kelas 250
Perpustakaan 300
Lembaga Pendidikan Laboratorium 500
Ruang gambar 750
Kantin 200
Masjid 200
Rumah
Gereja 200
Ibadah
Vihara 200

Tingkat kuat penerangan (E) dinyatakan dalam satuan lux (lm/m 2).
Flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m 2,
ditunjukkan pada persamaan:
Øg = E x A
Keterangan:
Øg = flux cahaya berguna untuk mencapai bidang kerja, langsung atau tidak
langsung setelah dipantulkan oleh dinding langit-langit
19

E = Intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)


A = Luas bidang kerja (m2)

Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai


bidang kerja. Untuk menentukan flux cahaya yang diperlukan harus
diperhitungkan efisiensi dan rendemennya. Efisiensi ditentukan dengan
persamaan:
∅𝑔
π= ∅0

Keterangan:
Ø0 = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya didalam ruangan
Øg = flux cahaya berguna untuk mencapai bidang kerja , langsung atau tidak
langsung setelah dipantulkan oleh dinding langit-langit

Rumus flux cahaya ditentukan dengan persamaan:


𝐸𝑥𝐴
Ø0= ᶯ

Keterangan:
A = Luas bidang kerja (m2)
E = Intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
ᶯ= Efisiensi penerangan

Perhitungan daya maksimum lumen per meter persegi untuk masing – masing
ruangan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dapat dicari dengan
menggunakan persamaan:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑊)
W/m2= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚2)
20

Tabel 2.7 Standar Daya Pencahayaan Maksimum Ruangan Menurut Badan


Standarisasi Nasional SNI-03-6197-2000

Daya Daya
Pencahayaan Pencahayaan
Lokasi Lokasi
Maksimum Maksimum
(Watt/m2) (Watt/m2)
Ruang Kantor 15 Tangga 10
Auditorium 25 Ruang Parkir 5
Pasar swalayan 20 Ruang perkumpulan 20
Hotel Industri 20
Pintu masuk dengan
Kamar tamu 17
kanopi
Lalu lintas sibuk
Daerah umum 20 (hotel, bandara, 30
teater)
Lalulintas sedang
Rumah sakit 15
(kantor, sekolah)
Ruang Pasien 15 Jalan Lapangan
Tempat
Gudang 5 Penimbunan/Tempat 2
kerja
Tempat untuk santai
Kafetaria 10 1
(taman rekereasi)
Jalan kendaraan dan
Garasi 2 1,5
pejalan kaki
Restoran 25 Tempat parkir 2
21

2.10 Karakteristik Jaringan Kelistrikan


Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menentukan karakteristik
listrik, diantaranya:
1. Fluktuasi Tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis
atau serangkaian perubahan tegangan secara acak, dimana magnitud dari
tegangan mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996),
yaitu di luar rentang tegangan ditentukan oleh ANSI C84.1 sebesar 0,9
sampai 1,1 pu. Menurut IEC 61000-2-1 salah satu fluktuasi tegangan,
mempunyai karakteristik sebagai rangkaian tegangan acak yang berfluktuasi
secara terus menerus. Beban yang berubah sangat cepat dan terjadi terus-
menerus, dan menghasilkan arus beban yang besar dapat menyebabkan
variasi tegangan yang sering disebut sebagai flicker atau kedip tegangan.
Istilah flicker atau kedip tegangan berasal dari dampak adanya fluktuasi
tegangan terhadap lampu, yang dianggap seperti mata manusia yang
berkedip.

Gambar 2.1 Fluktuasi Tegangan


22

Gambar 2.1 adalah contoh dari gelombang tegangan yang


menghasilkan flicker yang disebabkan oleh sebuah busur bunga api, salah
satu faktor paling umum penyebab fluktuasi tegangan pada transmisi dan
distribusi sistem tenaga listrik. Sinyal flicker didefinisikan dengan besarnya
rms tegangan dan dinyatakan sebagai persentase dari nilai dasarnya. Flicker
tegangan diukur dengan sensitivitas mata manusia. Biasanya, flicker yang
besarnya lebih rendah 0,5 persen dapat menyebabkan lampu nampak
berkedip, jika frekuensi berada dalam kisaran antara 6 sampai 8 Hz. Standar
dari PLN adalah 220 Volt dengan batas bawah toleransi -10% dan batas atas
toleransi +5%.
IEC 61000-4-15 mendefinisikan suatu metodologi dan spesifikasi
untuk mengukur flicker. IEEE mengadopsi standar yang berasal dari sistem
tenaga 60Hz yang digunakan di Amerika Utara. Standar ini secara sederhana
menggambarkan potensi cahaya berkelip melalui pengukuran tegangan.
Metode pengukuran tersebut mensimulasikan lampu/mata/otak sebagai
transfer fungsi dan menghasilkan suatu metrik dasar yang disebut sensasi
flicker jangka pendek. Nilai ini normalnya sampai 1.0, di mana nilai tersebut
mempresentasikan tingkat fluktuasi tegangan yang cukup menyebabkan
kedip 50 persen dari sampel yang diamati (Novian,2014).
2. Frekuensi
Tegangan dan arus listrik yang digunakan pada sistem kelistrikan
merupakan listrik bolak-balik yang berbentuk sinusoidal. Tegangan dan arus
listrik sinusoidal merupakan gelombang yang berulang, sehingga gelombang
sinusoidal mempunyai frekuensi. Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran
ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Satuan frekuensi
dinyatakan dalam hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf
Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali
per detik, di mana frekuensi (f) sebagai hasil kebalikan dari periode (T),
seperti rumus ditentukan dengan persamaan:
23

1
f=
𝑇
Di setiap negara mempunyai frekuensi tegangan listrik yang berbeda-
beda. Frekuensi tegangan listrik yang berlaku di Indonesia adalah 50 Hz,
dengan batas minimum toleransi – 0,5 (49,5 Hz) dan batas maximum
toleransi +1 (51 Hz). Sedangkan di Amerika berlaku frekuensi 60 Hz.
(Badan Standarisasi Nasional no 75,2102).
3. Arus Listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran sejumlah muatan listrik
yang melalui suatu luasan penampang melintang. Menurut konvensi, arah
arus listrik dianggap searah dengan aliran muatan positif. Arus listrik diukur
dalam satuan Ampere (A), adalah satu Coulomb per detik. Arus listrik
dirumuskan ditentukan dengan persamaan (Aprianto,Anafi Dwi,2017):
𝑑𝑞
I=
𝑑𝑡
Keterangan:
I = arus listrik (A)
dq = sejumlah muatan (C)
dt = waktu (detik)
4. Daya dan Faktor Daya
Daya adalah suatu ukuran terhadap penggunaan energi dalam suatu
waktu tertentu dan nilai batas minimum power faktor dari PLN adalah 0,85
batas maksimumnya adalah 1. Rumus faktor daya ditentukan dengan
persamaan:
𝑊 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
Pf = =
𝑣𝐴 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢

Keterangan:
Pf = Faktor daya (Power factor)
W = Watt (daya aktif)
VA = Volt Ampere (daya semu)
24

Terdapat tiga macam daya listrik yang digunakan untuk


menggambarkan penggunaan energi listrik, yaitu daya nyata atau daya aktif,
daya reaktif serta daya semu atau daya kompleks (Sanjeev Sharma, 2007).
Daya nyata atau daya aktif adalah daya listrik yang digunakan secara nyata,
misalnya untuk menghasilkan panas, cahaya atau putaran pada motor listrik.
Daya nyata dihasilkan oleh bebanbeban listrik yang bersifat resistif murni
(Heinz Reiger, 1987).
Besarnya daya nyata sebanding dengan kuadrat arus listrik yang
mengalir pada beban resistif dan dinyatakan dalam satuan Watt (Sanjeev
Sharma, 2007), ditunjukkan dengan persamaan:
P=I2R
Keterangan:
P = daya (Watt)
I = arus listrik (Ampere)
R = tahanan (Ohm)

Daya reaktif dinyatakan dengan satuan VAR (Volt Ampere


Reaktansi) adalah daya listrik yang dihasilkan oleh beban-beban yang
bersifat reaktansi. Terdapat dua jenis beban reaktansi, yaitu reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif. Beban – beban yang bersifat induktif akan
menyerap daya reaktif untuk menghasilkan medan magnet. Contoh beban
listrik yang bersifat induktif antara lain transformator, motor induksi satu
fasa maupun tiga fasa yang biasa digunakan untuk menggerakkan kipas
angin, pompa air, lift, eskalator, kompresor, konveyor dan lain-lain. Beban
– beban yang bersifat kapasitif akan menyerap daya reaktif untuk
menghasilkan medan listrik. Contoh beban yang bersifat kapasitif adalah
kapasitor (Heinz Reiger, 1987).
Besarnya daya reaktif sebanding dengan kuadrat arus listrik yang
mengalir pada beban reaktansi di mana (Sanjeev Sharma, 2007).
Q= I2X
25

X=X L−X C

Keterangan:
Q = daya (VAR)
X = reaktansi total (Ohm)
X L = reaktansi induktif (Ohm)
X C = reaktansi kapasitif (Ohm)

Daya kompleks atau lebih sering dikenal sebagai daya semu adalah
penjumlahan secara vektor antara daya aktif dan daya reaktif, dimana:
S= P + jQ
Keterangan:
S = daya kompleks (VA)
V = tegangan (Volt)
I = arus listrik (A)

Hubungan ketiga buah daya listrik yaitu daya aktif P, daya reaktif Q
serta daya kompleks S, dinyatakan dengan sebuah segitiga, yang disebut
segitiga daya (B. L. Theraja, 1984) :

Gambar 2.2 Segitiga Daya

Dari gambar segitiga daya tersebut, hubungan antara ketiga daya


listrik dapat dinyatakan dengan persamaan:
26

S= √P2 + Q2
P=S cos φ
P=VI cos φ
Q=S sin φ
Q=VIsin φ
𝑃
cosφ= pf= 𝑆

φ adalah sudut antara daya aktif dan daya kompleks S, sehingga cosφ
didefinisikan sebagai faktor daya (power factor, pf ). Untuk beban yang bersifat
induktif, pf lagging di mana arusnya tertinggal dari tegangannya. Dan untuk beban
yang bersifat kapasitif, pf leading dimana arusnya mendahului tegangannya.

2.11 Jenis-Jenis Beban yang digunakan di PT. Harmoni Putra Solusindo


Semarang
1. Lampu penerangan TL dan SL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang
memanfaatkan gas NEON dan lapisan Fluorescent sebagai pemancar cahaya
pada saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL dan SL ini diisi oleh semacam
gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan
terionisasi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut
bergerak dan memendarkan lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu
TL dan SL.
2. Sistem Pendingin (Air Conditioner)
Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh
evaporator, pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan panas oleh
kondensor serta proses ekspansi. Proses ini berkaitan erat dengan temperatur
didih dan temperatur kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah zat yang
mudah berubah bentuk (menjadi uap atau cair) sehingga cocok jika
digunakan sebagai media pemindah panas dalam mesin pendingin.
Temperatur didih dan temperatur kondensasi berkaitan dengan tekanan.
27

Titik didih dan titik embun dapat digeser naik atau main dengan mengatur
besarnya tekanan yang diberikan. Hal ini berpengaruh besar terhadap proses
perpindahan panas yang terjadi pada AC (Maulana, 2003).

Gambar 2.3 Sistem cara kerja AC (Air Conditioner)

Sistem cara kerja AC sebagai berikut:


Pada mulanya terjadi perpindahan panas dari dalam ruangan ke luar
ruangan.Kompresor (4) yang berfungsi mengalirkan zat pendingin
(refrigerant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan. Udara
dititipkan oleh kipas udara (blower atau fan) di sela-sela kumparan (1). Panas
yang ada dalam udara diserap oleh pipa refrigerant dan kemudian
mengembun (2). Udara yang melalui kumparan dan telah diserap panasnya,
masuk ke dalam ruangan dalam keadaan sejuk/dingin (3), lalu udara dalam
ruang dihisap dan selanjutnya proses penyerapan panas diulang kembali.

2.12 Peluang Penghematan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang


2.12.1 Peluang Penghematan No-Cost
Penghematan no-cost adalah peluang penghematan energi tanpa
memerlukan biaya, hal ini dapat dilakukan dengan merubah kebiasaan perilaku
para pengguna energi agar dapat menerapkan perilaku hemat energi. Peluang
penghematan energi no-cost yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pemeliharaan dan pembersihan di dalam panel-panel listrik kotor
dan berdebu, karena panel listrik kotor dan berdebu akan menambah heat
28

pada kabel yang terdapat di dalam panel, nantinya akan menambah rugi-rugi
pada kabel.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap peralatan-peralatan listrik
di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang, seperti pada kabel, lampu dan
alat kerja.
3. Mengubah perilaku pengguna energi agar lebih hemat energy dengan cara
mematikan peralatan yang tidak digunakan baik lampu, mesin-mesin
pekerjaan, maupun kran air.
4. Penempelan stiker penghematan energi dan himbauan untuk hemat energi di
beberapa bagian–bagian di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang yang
bersifat sebagai himbauan penghematan energi.

2.12.2 Peluang Penghematan Low Cost


Penghematan low cost adalah peluang penghematan energi yang
membutuhkan biaya rendah. Melaksanakan peluang penghematan low cost dapat
menghemat 5 – 15% energi. Berikut peluang penghematan low cost yang dapat
dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang:
1. Kelembaban ruangan
Pada kondisi eksisting di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang,
terlihat bahwa banyak ruangan yang kelembaban ruangannya tidak sesuai
dengan standar kelembaban yang baik untuk kesehatan. Standar kelembaban
dan suhu yang digunakan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 261 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Pendidikan dan Kerja. Suhu temperatur yang baik untuk lingkungan kerja
berkisar 18℃ – 28℃ dengan kelembaban udara sebesar 40% – 60%. Adapun
ruangan yang mempunyai kelembaban berkisar antara 60% – 65%,
kelembaban udara pada ruangan tersebut masih termasuk dalam kelembaban
udara relatif masih diperbolehkan. Untuk mengurangi tingkat kelembaban di
ruangan-ruangan tersebut, dapat dilakukan dengan penataan tata ruangan
sehingga sirkulasi udara menjadi lebih baik, dan pembersihan AC secara
29

teratur sehingga tidak terdapat debu yang menempel pada kipas AC, dan
membuat AC dapat mengatur sirkulasi udara dengan lebih baik lagi.
Pengkondisian udara dilakukan pada ruang Customer Service, ruang
staf teknisi dan ruang admin/office dengan menggunakan perangkat AC
Split. Pengukuran yang dilakukan di dalam ruangan menunjukkan bahwa
sebagian besar ruangan kondisi udaranya memiliki kelembaban relatif
normal (kondisi normal 40% - 60%). Adapun ruangan yang memiliki
kelembaban relatif tidak normal berkisar 63% yaitu ruangan Quality
Control. Temperatur pada semua ruangan di atas 25℃ (kondisi normal
24℃– 26℃), sehingga kondisi ini sedikit kurang nyaman untuk aktifitas
bekerja.
AC yang digunakan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang masih
menggunakan refrigerant berupa Freon R-22. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengganti refrigerant Freon pada AC yang digunakan dengan
refrigerant Musicool hidrokarbon MC-22. Kelebihan dari hidrokarbon atau
Musicool (Maulana, 2003) adalah:
a. Ramah lingkungan dan nyaman, Musicool tidak beracun, tidak
membentuk gelembung, nyaman dan pelepasannya kealam bebas tidak
akan merusak lapisan ozon dan tidak menimbulkan efek pemanasan
global.
b. Hemat listrik/energi, Musicool mempunyai sifat termodinamika yang
lebih baik sehingga dapat menghemat pemakaian energi/listrik hingga
20% - 30% dibanding dengan refrigerant freon pada kapasitas mesin
pendingin yang sama.
c. Lebih hemat, Musicool memiliki sifat kerapatan yang rendah sehingga
hanya memerlukan sekitar 30% dari penggunaan refrigerant freon pada
kapasitas mesin pendingin yang sama.
d. Penggantian untuk semua, Musicool dapat menggantikan refrigerant
yang digunakan selama ini tanpa mengubah atau mengganti komponen
maupun pelumas.
30

e. Memenuhi persyaratan internasional, Musicool memenuhi baku mutu


Internasional dalam pemakaian maupun implikasi yang menyertainya
sudah mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan pada:
1. British Standard/BS4434: 1995 Safety and Environmental Aspectin
The Design, Construction and Installation of Refrigerating System
and Appliances.
2. AS/NZS-1677: Refrigeration and Air Conditioning Safety for The
Useof AllRefrigerant,Including Hidrocarbons.

Gambar 2.4 Refrigerant Musicool MC-22

2.12.3 Peluang Penghematan Medium/High Cost


Penghematan medium/high cost adalah peluang penghematan energi
yang membutuhkan biaya investasi besar, karena biasanya berhubungan dengan
pembongkaran jaringan listrik eksisting atau pembangunan instalasi listrik
tambahan. Untuk melaksanakan peluang penghematan energi medium/high cost
dibutuhkan analisis ekonomi karena pada peluang jenis ini membutuhkan biaya
investasi besar untuk penghematan energi dalam jangka waktu yang panjang.
Jika penghematan medium/high cost dilaksanakan, dapat menghemat energi 15
– 30% penghematan energi. Peluang penghematan medium/high cost yang dapat
dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah sebagai berikut:
31

Sebelum perusahaan akan melaksanakan investasi untuk peluang


penghematan low cost, medium/high cost maka dibutuhkan analisis biaya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan investasi tersebut. Hal ini perlu dilaksanakan agar
pihak perusahaan dapat mengetahui bahwa investasi yang diberikan dapat
dikembalikan setelah beberapa lama, disebut juga dengan payback periode.

2.13 Payback Periode


Payback periode adalah suatu investasi menggambarkan panjang waktu
yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh
kembali seluruhnya. Analisis payback periode dalam studi kelayakan perlu juga
ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru
dapat mengembalikan investasi.
Masa pengendalian investasi yang ditanamkan apabila payback periode
lebih rendah dari life time periode proyek (N). Jadi Y < N , maka proyek sudah
dapat dilaksanakan atau proyek jadi legal.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 (𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ)
Payback periode =
𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 ( 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo. PT. Harmoni
Putra Solusindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang IT,
yang menyediakan layanan penjualan dan service laptop (HP) yang berlokasi di
Jalan MT Haryono, Ruko Mataram Plaza Blok D7-8, Jagalan, Semarang Tengah,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50241. Perusahaan ini didirkan oleh Bapak
Gunawan Santoso. Sejak tahun 2011 hingga sekarang. PT. Harmoni Putra
Solusindo melayani berbagai macam, antara lain:
1. Penjualan Spare Parts Hewlett-Packard (HP)
2. Service product Hewlett-Packard (HP)
Dari pelayanan yang ditawarkan untuk customer memiliki perbedaan
penanganan dari Personal Computer (PC), laptop, printer dan LCD.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada 7-16 Juni 2021.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


1. Digital Clamp Meter
2. kWh meter
3. Power Quality Analyzer
4. Lux meter
5. Higrometer
Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sejarah pembayaran rekening listrik, data peralatan listrik, jadwal operasional,
dan data daya terpasang.

32
33

3.4 Bagan Alur (Flowchart) Penelitian

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian


Analisa di Softwar
34

3.5 Langkah Penelitian


Sebagaimana yang disarankan Departemen Pertambangan dan Energi,
audit energi pada bangunan gedung pada intinya terdiri dari dua bagian, yaitu:
audit energi awal dan audit energi rinci. Pelaksanaan audit awal dan audit rinci
adalah sebagai berikut:
A. Audit Energi Awal
Kegiatan audit energi awal meliputi: Pengumpulan data energi
bangunan dengan data-data historis yang tersedia dan tidak memerlukan
pengukuran.
Data-data yang diperlukan pada audit energi awal meliputi
a. Dokumentasi bangunan
1) Denah bangunan seluruh lantai
2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai
3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan
penggunaan daya listriknya dan besarnya sambungan daya dari
PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Diesel Generating
Set (Genset)
b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu
tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak (bbm).
c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate)
Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.
Berdasarkan data bangunan dan data energi seperti disebutkan
diatas dapat dihitung:
a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2)
b. Daya listrik total yang dibutuhkan
c. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan
bangunan.
d. Intensitas Konsumsi Energi bangunan
e. Biaya pemakaian energi bangunan
35

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang


digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu
sistem (bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah energi listrik. Pada hakekatnya, Intensitas Konsumsi Energi ini
adalah hasil bagi antara konsumsi energi total selama periode tertentu
(satu tahun) dengan luasan bangunan. Satuan IKE adalah kWH/m 2 per
tahun. Pemakaian IKE ini telah ditetapkan di berbagai negara antara lain
ASEAN dan APEC.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID
pada tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan tahun 1992, target
besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik untuk Indonesia
adalah sebagai berikut: (Direktorat Pengembangan Energi)
a. IKE untuk perkantoran (komersil) : 240 kWh/m2 per tahun
b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWh/ m2 per tahun
c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWh/ m2 per tahun
d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWh/ m2 per tahun
Dalam menghitung IKE listrik pada bangunan gedung, ada
beberapa istilah yang digunakan, antara lain:
a. IKE listrik per satuan luas kotor (gross) gedung.
b. Luas kotor (gross) = Luas total gedung yang dikondisikan (berAC)
ditambah dengan luas gedung yang tidak dikondisikan.
c. IKE listrik per satuan luas total gedung yang dikondisikan (net)
d. IKE listrik per satuan luas ruang dari gedung yang disewakan (net
product)
Istilah-istilah tersebut di atas dimaksudkan sebagai alat
pembanding besarnya IKE antara suatu luasan dalam bangunan
terhadap luasan lain. Dan besarnya target IKE di atas merupakan nilai
IKE listrik per satuan luas bangunan gedung yang dikondisikan (net).
36

B. Audit Energi Rinci


Audit energi rinci dilakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar
dari target nilai IKE standar.
Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Hemat Energi (THE) yang
dibentuk oleh pemilik/pengengola bangunan gedung dilaksanakan sampai
diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari target nilai IKE standar
untuk perhotelan di Indonesia dan selalu diupayakan untuk dipertahankan
atau diusahakan lebih rendah di masa mendatang. Kegiatan audit energi rinci
ini meliputi:
1. Penelitian dan pengukuran konsumsi energi
a. Penelitian energi
1) Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal
memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar
yang ditentukan.
2) Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil
penggunaan energi pada bangunan, sehingga dapat diketahui
peralatan penggunaan energi apa saja yang pemakaian
energinya cukup besar.
3) Contoh profil penggunaan energi pada bangunan hasil
penelitian yang dilakukan oleh pemerintah ditunjukkan pada
tabel 3.1 untuk peralatan perkantoran tabel 3.2 untuk
hotel/apartemen dan tabel 3.3 untuk rumah sakit.
4) Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah
mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat
mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan dan dari
hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil
penggunaan energi bangunan.
37

Tabel 3.1 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Kantor

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)


Air conditioning 66
Pencahayaan 17.4
Lift 3.0
Pompa air 4.9
Lain-lain 8.7
TOTAL 100

Tabel 3.2 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Hotel/Apartemen

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)


Air conditioning 48.50
Pencahayaan 16.97
Lift 8.05
Cleaning and laundry 5.32
Utilitas 18.67
Lain-lain 2.49
TOTAL 100

Tabel 3.3 Profil Penggunaan Energi Untuk Peralatan Rumah Sakit

Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%)


Air conditioning 56.60
Pencahayaan 18.99
Lift 3.46
Fasilitas medis 11.62
Utilitas 3.82
Lain-lain 5.51
TOTAL 5.51
38

b. Pengukuran energi
Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur
pemakaian energi tiap unit peralatan yang bekerja di PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang.
2. Mengenali kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE)
Hasil pengukuran selanjutnya ditindaklanjuti dengan
perhitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan
penyusunan profil penggunaan energi bangunan.
Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE
standar atau target IKE. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari
target IKE, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila
diteruskan dengan harapan dapat diperoleh IKE yang lebih rendah lagi.
Namun sebaliknya jika hasilnya lebih besar dari target IKE berarti ada
peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna
memperoleh penghematan energi.
3. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE)
Apabila peluang hemat energi ini telah dikenali sebelumnya,
maka perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu
dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan
biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan
energi yang direkomendasikan.
Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat
diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni
ataupun produktivitas di lingkunan kerja. Analisis peluang hemat energi
dilakukan dengan usaha-usaha:
a. Mengurangi sekecil mungkin pemakaian energi (mengurangi kW
dan jam operasi).
b. Memperbaiki kinerja peralatan
c. Penggunaan sumber energi yang murah.
39

3.6 Konsumsi Energi Pencahayaan dan AC di PT. Harmoni Putra Solusindo


1. Pengukuran Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kuat
penerangan pada seluruh bangunan PT. Harmoni Putra Solusindo. Tingkat
kuat penerangan harus disesuaikan dengan jenis aktifitas masing-masing,
Jika aktifitasnya membutuhkan ketelitian yang tinggi, maka tingkat kuat
penerangan yang dibutuhkan juga semakin besar. Audit energi sistem
pencahayaan bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi serta
menentukan peluang penghematan pada sistem pencahayaan disetiap
masing-masing ruangan atau tempat yang ada di PT. Harmoni Putra
Solusindo. Perhitungan daya maksimum lumen permeter persegi untuk
masing– masing ruangan dapat dicari dengan rumus (SNI-03-6197- 2000)
𝑊 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 (𝑊)
=
𝑚2 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚2)

2. Pengukuran AC
Perhitungan kebutuhan kapasitas AC dilakukan untuk mengetahui
apakah kebutuhan AC yang terpasang sudah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan kapasitas AC setiap ruangan yang ada di PT. Harmoni Putra
Solusindo. Parameter yang digunakan untuk menghitung kebutuhan AC
yaitu:
Keterangan:
1 meter = 3,28 kaki
P = Panjang ruangan
L = Lebar ruangan
T = Tinggi ruangan
I = Jika lantai dasar Nilai = 10
Jika lantai atas Nilai = 18
E = Arah penempatan AC
1) Utara = 16
40

2) Selatan = 18
3) Timur = 17
4) Barat = 20

Perhitungannya menggunakan rumus:


(𝑃𝑥3,28)𝑥(𝐿𝑥3,28)𝑥 (𝑇𝑥3,28)𝑥𝐼𝑥𝐸
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝐶 =
60

Berdasarkan perhitungan diatas dapat ditentukan kapasitas PK AC setiap


ruangan yaitu:
a. AC ½ pk = ± 5.000 BTU/h
b. AC ¾ pk = ± 7.000 BTU/h
c. AC 1 pk = ± 9.000 BTU/h
d. AC 1 ½ pk = ± 12.000 BTU/h
e. AC 2 pk = ± 18.000 BTU/h
f. AC 2 ½ pk = ± 24.000 BTU/h
g. AC 5 pk = ± 45.000 BTU/h

3.7 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi)


IKE merupakan salah satu cara perhitungan untuk mengetahui
kebutuhan pemakaian energi suatu gedung, yaitu dengan cara kWh konsumsi
energi listrik (Keseluruhan, Pencahayaan dan AC) dalam waktu satu bulan
terakhir di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dibagi luas keseluruhan
gedung. Berikut Tabel kWh konsumsi energi listrik PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang selama satu tahun terakhir.
41

Tabel 3.4 Konsumsi Energi PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dari Rekening
Listrik Tahun 2020

Bulan kWh Luas (m2) Biaya (Rp)


Januari 1679 270 2.694.284
Februari 1493 270 2.396.807
Maret 1575 270 2.527.953
April 1582 270 2.539.148
Mei 1763 270 2.828.628
Juni 1399 270 2.246.470
Juli 1608 270 2.580.731
Agustus 1935 270 3.103.714
September 1664 270 2.670.294
Oktober 1904 270 3.054.134
November 1900 270 3.013.033
Desember 1770 270 2.796.260

3.8 Karakteristik Jaringan Kelistrikan


Sumber energi listrik di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
bersumber dari PT. PLN (Persero) wilayah Jawa Tengah menggunakan Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) 380 V, Sebelum masuk ke trafo daya terdapat cubicle
pelanggan tegangan menengah 20 KV yang terdiri dari incoming, metering, dan
outgoing panel MDP. Trafo daya yang digunakan berkapasitas 150 kVA dengan
kontrak daya listrik yaitu menggunakan tarif Bisnis B-2/Tegangan Rendah (TR)
daya 16,5 kVA.
42

Gambar 3.2 Trafo Daya

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Pengukuran jaringan kelistrikan di PT. Harmoni Putra Solusindo


Semarang dilakukan pada tegangan rendah transformator yaitu sisi sekunder
transformator atau incoming MDP (Main Distribution Panel). Pengukuran
dilakukan selama hampir 24 jam estimasi beban hari senin-sabtu (hari kerja) dan
hari minggu (hari libur nasional) dengan interval pencuplikan data setiap 1 jam,
pada tanggal 7-16 Juni 2021 pukul 01:00-23:59 WIB.
43

3.9 Konsumsi Energi Pencahayaan dan Sistem Pendingin (Air Conditioner)


3.9.1 Pengukuran Pencahayaan
Tabel 3.5 Pencahayaan di setiap ruangan PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang

Luas Jenis Jumlah


No. Nama Ruangan Lantai
(m2) Lampu Lampu
Ruang Customer TL 36 2
1. 1 45 m2
Service SL 18 8
Ruang Quality
TL 36 1
2. Control/Ruang 1 16,2 m2
SL 18 1
Magang
3. Dapur/pantry 1 15,75 m2 SL 18 1
4. Tangga 1 1 5,76 m2 SL 18 1
Ruang Teknisi TL 36 4
5. 2 45 m2
Laptop dan Printer SL 18 4
Ruang TL 36 1
6. 2 29,25 m2
Office/Admin SL 18 2
Kamar Mandi
7. 2 4,25 m2 SL 18 1
Lantai 2
Ruang
TL 36 2
8. Penyimpanan 3 45 m2
SL 18 1
Printer Finish
9. Gudang 3 29,25 m2 TL 36 1
10. Tangga 2 2 5,76 m2 SL 18 1
Kamar Mandi
11. 3 4,25 m2 SL 18 1
Lantai 3

Tabel 3.5 adalah data pencahayaan disetiap ruangan yang ada di PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang. Pengukuran pencahayaan dilakukan
untuk mengetahui tingkat kuat penerangan pada seluruh bangunan PT.
44

Harmoni Putra Solusindo Semarang. Tingkat kuat penerangan harus


disesuaikan dengan jenis aktifitas masing-masing. Jika aktifitasnya
membutuhkan ketelitian yang tinggi, maka tingkat kuat penerangan yang
dibutuhkan juga semakin besar. Audit energi sistem pencahayaan bertujuan
untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi serta menentukan peluang
penghematan pada sistem pencahayaan disetiap masing-masing ruangan
atau tempat yang ada di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.

3.9.2 Pengukuran AC (Air Conditioner)


Tabel 3.6 Kapasitas AC yang terpasang di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang

No. Nama Ruangan PK Jumlah AC

1. Ruang Customer Service 1 PK 2


Ruang Quality
2. 1 PK 1
Control/Ruang Magang
3. Dapur/ Pantry - -
4. Tangga 1 - -
Ruang Teknisi Laptop dan
5. 1 PK 2
Printer
6. Ruang Office/Admin 1 PK 2
7. Kamar Mandi Lantai 2 - -
Ruang Penyimpanan Printer
8. - -
Finish
9. Gudang - -
10. Tangga 2 - -
11. Kamar Mandi Lantai 3 - -

Tabel 3.6 adalah data beban sistem pendingin AC (Air Conditioner)


di setiap ruangan yang ada di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.
45

Perhitungan kebutuhan kapasitas AC dilakukan untuk mengetahui apakah


kebutuhan AC yang terpasang sudah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan kapasitas AC setiap ruangan yang ada di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang.

3.10 Peluang Penghematan Energi Pencahayaan dan AC PT. Harmoni Putra


Solusindo Semarang
3.10.1 Penghematan Medium/High Cost
Penghematan medium/high cost adalah peluang penghematan energi
yang membutuhkan biaya investasi besar karena biasanya berhubungan dengan
pembongkaran jaringan listrik eksisting atau pembangunan instalasi listrik
tambahan. Pada saat melaksanakan peluang penghematan energi medium/high
cost dibutuhkan analisis ekonomi karena pada peluang jenis ini membutuhkan
biaya investasi besar untuk penghematan energi dalam jangka waktu yang
panjang. Jika penghematan medium/high cost dilaksanakan, dapat menghemat
energi 15 - 30%. Peluang penghematan medium/high cost yang dapat dilakukan
di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah sebagai berikut:
Sebelum PT. Harmoni Putra Solusindo akan melaksanakan investasi
untuk peluang penghematan medium/high cost maka dibutuhkan analisis biaya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan investasi tersebut. Hal ini perlu dilaksanakan
agar pihak PT. Harmoni Putra Solusindo dapat mengetahui bahwa investasi yang
diberikan dapat dikembalikan setelah beberapa lama disebut juga dengan
payback periode (SNI 03-6090-2000).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Jaringan Listrik di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang


4.1.1 Lokasi Pengukuran Beban

Gambar 4.1 Single Line Panel MDP

Berdasarkan Gambar 4.1 pada panel MDP merupakan lokasi


pengukuran fluktuasi arus, tegangan dan frekuensi yang akan dianalisa.
Dilakukannya pengukuran fluktuasi arus, fluktuasi tegangan dan fluktuasi
frekuensi pada panel MDP dikarenakan pada PT. Harmoni Putra
Solusindo tidak memiliki gambar mekanikal elektrikal berisikan line
diagram dari sistem kelistrikan yang lebih mendetail maka dilakukan
pengukuran arus, tegangan dan frekuensi pada panel MDP tersebut.

4.1.2 Arus Listrik


Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron
dibeberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama.

46
47

Grafik Arus
20
18
16

Arus (Ampere)
14
12
10 Arus R
8 Arus S
6 Arus T
4
Arus N
2
0

12.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00

13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00
Jam

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Arus

Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan ketika jam 09:00-12:00


beban bertambah dan arusnya mulai tinggi dikarenakan dimulainya jam
kerja dan alat-alat yang menggunakan listrik mulai dinyalakan. Kemudian
saat jam 12:00 beban berkurang dan arus mulai turun dikarenakan
pemakaian peralatan listrik mulai berkurang saat akan memasuki waktu
istirahat. Kemudian pada jam 13:00 beban mulai bertambah dan arus
mulai naik kembali dikarenakan pemakaian peralatan listrik yang mulai
dinyalakan kembali setelah karyawan selesai istirahat.
Pada saat waktu mengarah ke jam 17:00 beban mulai berkurang
dan arus perlahan mulai menurun kembali dikarenakan semakin sore
pemakaian listrik di service center mulai berkurang. Setelah jam 18:00
hingga jam 07:00 pagi fluktuasi arus tidak terlalu signifikan karena di area
PT. Harmoni Putra Solusindo sudah tidak ada aktivitas serta peralatan
listrik sudah mulai dimatikan dan stabil. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin banyak beban yang digunakan maka arusnya semakin
tinggi dan apabila semakin rendah beban yang digunakan maka arusnya
akan semakin rendah (Melipurbowo, 2016).
48

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arus

Arus (Ampere) R S T N
Min 1,17 0,6 1,12 1,12
Rata-rata 6,44 4,01 5,05 4,72
Max 18,72 13,3 13,16 10,75

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil


pengukuran arus yang dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang pada tanggal 7-16 Juni 2021 jam 01:00-23:59 WIB di outgoing
trafo didapatkan hasil yaitu arus rata-rata fasa R sebesar 6,44 Ampere,
fasa S sebesar 4,01 Ampere, fasa T sebesar 5,05 Ampere, dan N sebesar
4,72 Ampere. Berdasarkan data hasil pengukuran memberi gambaran
bahwa besarnya fluktuasi arus sebesar 0,6 Ampere – 18,72 Ampere.

4.1.3 Fluktuasi Tegangan


Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang
mengalir menjadi besar, mempercepat kemunduran isolasi
(deteriorationo finsulation) sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi
daya dan operasi, serta memperpendek umur kerja peralatan.
49

Grafik Tegangan
220

215

Tegangan (Volt)
210

205
Tegangan R
200 Tegangan S
Tegangan T
195

190

Jam

Gambar 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan

Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan ketika jam 08:00 beban


bertambah tinggi dan tegangan mulai menurun dikarenakan dimulainya
jam kerja dan alat-alat yang menggunakan listrik mulai dinyalakan. Pada
saat jam 12:00 beban berkurang dan tegangan mulai naik dikarenakan
pemakaian peralatan listrik mulai berkurang saat akan memasuki waktu
istirahat. Kemudian pada jam 13:00 beban mulai bertambah dan tegangan
mulai menurun kembali dikarenakan pemakaian peralatan listrik yang
mulai dinyalakan kembali setelah karyawan selesai istirahat.
Pada saat waktu mengarah ke jam 17:00 beban mulai berkurang
dan tegangan perlahan mulai naik kembali dikarenakan semakin sore
pemakaian listrik di service center mulai berkurang. Setelah jam 18:00
hingga jam 07:00 pagi fluktuasi tegangan tidak terlalu signifikan karena
di area PT. Harmoni Putra Solusindo sudah tidak ada aktivitas serta
peralatan listrik sudah mulai dimatikan dan stabil. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak beban yang digunakan maka
tegangannya akan menurun dan apabila semakin rendah beban yang
digunakan tegangannya akan meningkat (Melipurbowo, 2016).
50

Fluktuasi tegangan merupakan perubahan tegangan maksimum


dan minimum. Besarnya tegangan sangat mempengaruhi operasi dari
suatu peralatan, apabila tegangan disuplai ke peralatan melebihi tegangan
nominalnya akan terjadi beberapa kerugian diantaranya adalah timbulnya
arus yang melebihi nominalnya, selain akan memperburuk operasi
peralatan juga dapat memperpendek life time peralatan tersebut. Fluktuasi
tegangan menunjukkan kondisi beban yang baik (Antonius, 2009).
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan

Tegangan
R S T
(volt)

Min 201,6 206,5 206

Rata-rata 211,41 212,86 211,18

Max 216,36 216,31 215,14

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil


pengukuran tegangan yang dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang pada tanggal 7-16 Juni 2021 jam 01:00-23:59 WIB di outgoing
trafo didapatkan hasil tegangan rata-rata fasa R 211,41 volt, fasa S
sebesar 212,86 volt, dan fasa T sebesar 211,18 volt. Berdasarkan Tabel
4.2 hasil pengukuran memberikan gambaran bahwa besarnya fluktuasi
tegangan 201,6 volt - 216,36 volt. Batas toleransi tegangan sebagai
berikut:
Batas toleransi -10 % = 220 volt - (220 x 10 %)
(Batas Min) = 198 volt
Batas toleransi +5 % = 220 volt + (220 x 5%)
(Batas Max) = 231 volt
51

Berdasarkan perhitungan toleransi tegangan maka fluktuasi


tegangan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang, batas minimal dan
batas maksimal masih memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan.
Pengaruh fluktuasi tegangan seperti tegangan lebih (over voltage),
tegangan turun (drop voltage) dan tegangan getar (flicker voltage) adalah
mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar dan
mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation) sehingga
menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur
kerja peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut.

4.1.4 Frekuensi
Frekuensi dengan satuan hertz (Hz) merupakan salah satu
parameter untuk mengetahui keandalan kualitas listrik suatu sistem
kelistrikan. Frekuensi yaitu jumlah siklus arus bolak-balik (Alternating
Current,AC) per detik.

Grafik Frekuensi
50,04 50,03
50,02 50,01 50,01
50 50
50
Frekuensi (Hertz)

49,98 49,99 49,99 49,97


49,96 49,96 49,96 49,97 49,96
49,96 49,95 49,97 49,95
49,96 49,96 49,96
49,94 49,95 49,95 49,95 49,95
49,94
49,92
49,9
49,88
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00

Jam

Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Frekuensi

Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan ketika jam 08:00 beban


bertambah tinggi dan frekuensi mulai meningkat dikarenakan dimulainya
52

jam kerja dan alat-alat yang menggunakan listrik mulai dinyalakan. Pada
saat jam 12:00 beban berkurang dan frekuensi mulai turun dikarenakan
pemakaian peralatan listrik mulai berkurang saat akan memasuki waktu
istirahat. Kemudian pada jam 13:00 beban mulai bertambah dan frekuensi
mulai naik kembali dikarenakan pemakaian peralatan listrik yang mulai
dinyalakan kembali setelah karyawan selesai istirahat.
Pada saat waktu mengarah ke jam 17:00 beban mulai berkurang
dan frekuensi perlahan mulai turun kembali dikarenakan semakin sore
pemakaian listrik di service center mulai berkurang. Setelah jam 18:00
hingga jam 07:00 pagi fluktuasi frekuensi tidak terlalu signifikan karena
di area PT. Harmoni Putra Solusindo sudah tidak ada aktivitas serta
peralatan listrik sudah mulai dimatikan dan stabil. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak beban yang digunakan maka
frekuensinya akan meningkat dan apabila semakin rendah beban yang
digunakan frekuensinya akan menurun (Melipurbowo, 2016).
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Frekuensi

Frekuensi Hz
Min 49,94

Rata-rata 49,97
Max 50,03

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil


pengukuran frekuensi yang dilakukan di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang pada tanggal 7-16 Juni 2021 jam 01:00-23:59 WIB di outgoing
trafo didapatkan hasil frekuensi rata-rata sebesar 49,97 Hz. Berdasarkan
hasil pengukuran memberi gambaran bahwa besarnya frekuensi tegangan
sebesar 49,94 Hz - 50,03 Hz.
Standar frekuensi Indonesia menggunakan 50 Hz. Batas toleransi
minimun - 0,5 Hz (49,5 Hz) dan batas maksimum toleransi +1 Hz (51Hz).
53

Berdasarkan perhitungan toleransi frekuensi maka fluktuasi frekuensi di


PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang, batas minimal dan batas
maksimal masih memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan.
Pasokan energi dengan frekuensi yang berkualitas baik akan
menghindarkan peralatan konsumen dari kerusakan dan ketika tejadi
keadaan dimana frekuensi <50 Hz dapat dilakukan dengan cara
menambahkan jumlah total energi yang disuplai ke sistem melalui cara
menambah unit pembangkit yang bekerja.

4.2 Perhitungan Konsumsi Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang


Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di suatu bangunan atau gedung dapat
dijadikan acuan untuk mengetahui koefisien penggunaan energi di dalam gedung
atau bangunan tersebut. Standar yang digunakan adalah standar Intensitas
Konsumsi Energi menurut Permen ESDM No.13 tahun 2012.
Besar energi yang digunakan suatu bangunan gedung perluas area yang
dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun. Area yang dikondisikan adalah
area yang diatur temperatur ruangannya sedemikian rupa sehingga memenuhi
standar kenyamanan dengan udara sejuk disuplai dari sistem tata udara gedung.
Trafo daya yang digunakan berkapasitas 150 kVA dengan kontrak daya listrik
yaitu menggunakan tarif Bisnis B-2/Tegangan Rendah (TR) daya 16,5 kVA.

Rekening Listrik
2500
Konsumsi Energi (kWh)

1900
2000 1679 1763 1664
1575 1608
1935 1904
1500 1770
1493 1582 1399
1000
500
0

Bulan

Gambar 4.5 Grafik Konsumsi kWh


54

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa pada bulan Januari-


Desember 2020, energi yang dikeluarkan setiap bulannya berbeda-beda
tergantung dari pemakaian konsumsi listrik setiap bulannya. Konsumsi energi
terbesar terdapat pada bulan Agustus yaitu sebesar 1935 kWh, dikarenakan efek
dari banyaknya unit yang masuk ke service center untuk diperbaiki/diservis
sehingga konsumsi energi yang dikeluarkan sangat banyak. Sedangkan konsumsi
energi terendah terdapat pada bulan Juni yaitu sebesar 1399 kWh. Hal itu
dikarenakan adanya libur lebaran atau cuti bersama sehingga konsumsi energi
yang digunakan sedikit yang mempengaruhi total konsumsi energi pada bulan
Juni 2020.
Luas bangunan gedung PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah
270 m2 dengan rincian ruangan yang ber AC adalah 148,5 m2 sedangkan ruangan
yang tidak ber-AC adalah 121,5 m2 . Persentase ruangan ber AC adalah 55% dan
Persentase ruangan tak ber AC sebesar 45%. Dari data konsumsi energi dan data
luasan bangunan, maka dapat dihitung besarnya IKE daya terpasang 16,5 KVA.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
a. Hasil Perhitungan IKE dari Data Rekening Listrik
PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang mempunyai luas bangunan
gedung 270m2. Hasil dari rekening listrik konsumsi energi pada bulan
Agustus 2020 selama 24 jam penuh sebesar 1935 kWh.
IKE PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
1935 𝑘𝑊ℎ
IKE= = 7,17 kWh/m2/bulan
270 𝑚2

Berdasarkan perhitungan IKE di PT. Harmoni Putra Solusindo


Semarang didapatkan nilai sebesar 7,17 kWh/m2/bulan. Nilai ini termasuk
kategori sangat efisien berdasarkan Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC
Menurut Permen ESDM No. 13 tahun 2012 yaitu sebesar (IKE < 8,5).
55

Tabel 4.4 IKE PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dari Rekening Listrik

Bulan kWh Biaya (Rp) Luas (m2) IKE Kriteria menurut ESDM
Januari 1679 2.694.284 270 6,22 Sangat Efisien
Februari 1493 2.396.807 270 5,53 Sangat Efisien
Maret 1575 2.527.953 270 5,84 Sangat Efisien
April 1582 2.539.148 270 5,86 Sangat Efisien
Mei 1763 2.828.628 270 6,53 Sangat Efisien
Juni 1399 2.246.470 270 5,18 Sangat Efisien
Juli 1608 2.580.731 270 5,96 Sangat Efisien
Agustus 1935 3.103.714 270 7,17 Sangat Efisien
September 1664 2.670.294 270 6,16 Sangat Efisien
Oktober 1904 3.054.134 270 7,05 Sangat Efisien
November 1900 3.013.033 270 7,03 Sangat Efisien
Desember 1770 2.796.260 270 6,56 Sangat Efisien
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa IKE pada PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang berdasarkan rekening listrik pada bulan Januari –
Desember 2020 menurut kriteria Permen ESDM No. 13 tahun 2012 pada
Gedung Ber-AC termasuk kategori sangat efisien karena IKE < 8,5.

b. Hasil Perhitungan IKE Menggunakan kWh Meter

Pemakaian kWh Outgoing Trafo


80 72,06
Konsumsi Energi (kWh)

70
60
50
40
30
20
10
0

Waktu (Jam)

Gambar 4.6 Grafik Pemakaian kWh Hari Kerja


56

Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa pemakaian kWh


outgoing trafo pada hari kerja di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
yaitu sebesar 72,06 kWh. Pemakaian kWh listrik terbanyak terjadi pada jam
operasional PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang yaitu jam 08.00 – 17.00.
Setelah jam 17.00 – 07.00, pemakaian kWh listrik cenderung stabil karena
peralatan listrik sudah dimatikan.

Pemakaian kWh Outgoing Trafo


20 15,32
Konsumsi Energi (kWh)

15
10
5
0

Waktu (Jam)

Gambar 4.7 Grafik Pemakaian kWh Hari Libur

Berdasarkan Gambar 4.7 menunjukkan bahwa pemakaian kWh


outgoing trafo pada hari libur di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
yaitu sebesar 15,32 kWh. Pemakaian kWh listrik pada hari libur cenderung
stabil karena bukan jam operasional bekerja dan peralatan listrik tidak
digunakan.
Konsumsi energi daya terpasang sebagai berikut:
1. Konsumsi Hari Kerja : 72,06 kWh
2. Konsumsi Hari Libur : 15,32 kWh
3. Konsumsi dalam 1 bulan :
= (72,06 x 26 hari kerja) + (15,32 x 4 hari libur)
= 1.873,56 + 61,28
= 1.934,84 kWh
4. Perhitungan IKE menggunakan kWh meter sebagai berikut :
𝑘𝑊ℎ 1.934,84
IKE = = = 7,16 kWh/m2/bulan
𝑚2 270 𝑚2
57

Berdasarkan hasil perhitungan IKE menggunakan alat kWh meter


menunjukkan nilai IKE sebesar 7,16 kWh/m2 pada daya 13,5 KVA
sehingga nilai tersebut dikategorikan sangat efisien menurut kriteria
penggunaan energi di gedung perkantoran ber-AC berdasarkan Permen
ESDM No. 13 tahun 2012 (IKE < 8,5).

c. Hasil Perhitungan IKE dari Pengukuran Beban pada Panel MDP


Tabel 4.5 Total Daya Pengukuran Beban pada Panel MDP saat jam kerja

Fasa
Total
Jam Kerja R S T
Daya (W)
(V x I) (V x I) (V x I)
08.00 445,62 375,84 440,75 1262,21
09.00 3197,13 1825,46 2359,42 7382,01
10.00 3558,24 1929,36 2392,47 7880,07
11.00 3716,73 1956,1 2441,09 8113,92
12.00 3740,08 2009,28 2733,33 8482,69
13.00 3818,88 1988,88 2244,86 8052,62
14.00 3263,4 2065,66 2161,06 7490,12
15.00 2706,84 2633,75 2225,6 7566,19
16.00 2454,3 2819,6 2165,06 7438,96
17.00 1268,8 384,48 1616,96 3270,24
Total Daya
28170,02 17988,41 20780,6 66939
(W)

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa total daya pengukuran


beban pada panel MDP saat jam kerja diperoleh hasil sebesar 66939 Watt.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pemakaian daya pada saat jam kerja
dari jam 08.00-17.00 dengan menghitung dari perkalian arus dan
tegangan pada saat pembebanan di panel MDP diperoleh total daya satu
58

hari saat jam kerja. Data yang digunakan yaitu rata-rata data yang
diperoleh dari pengukuran pada tanggal 7-16 Juni 2020 dan data pada
fluktuasi arus pada Gambar 4.2 serta fluktuasi tegangan pada Gambar 4.3.
Data fluktuasi arus dan fluktuasi tegangan terdapat pada Lampiran 1. Dari
perhitungan daya tersebut maka dapat dihitung besarnya IKE dari
pengukuran beban pada panel MDP sebagai berikut:
1. Konsumsi hari kerja pada pengukuran panel MDP
Total daya = 66939 W = 66,93 kW
2. Konsumsi dalam satu bulan :
= 66,93 x 26 hari kerja
= 1.740,18 kWh/bulan
3. Perhitungan IKE dari Pengukuran Beban pada Panel MDP :
𝑘𝑊ℎ 1.740,18
IKE = = = 6,44 kWh/m2/bulan
𝑚2 270 𝑚2

Berdasarkan hasil perhitungan IKE dari pengukuran beban pada


Panel MDP pada hari kerja dan saat jam kerja diperoleh nilai IKE sebesar
6,44 kWh/m2/bulan pada daya 13,5 KVA sehingga nilai tersebut
dikategorikan sangat efisien menurut kriteria penggunaan energi di
gedung perkantoran ber-AC berdasarkan Permen ESDM No. 13 tahun
2012 (IKE < 8,5).

4.3 Konsumsi Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang


4.3.1 Konsumsi Energi Pencahayaan
Sistem Pencahayaan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
menggunakan jenis lampu TL dan lampu SL (Lampiran 2), serta denah
titik lampu dapat dilihat pada Lampiran 4.
1. Ruangan dengan estimasi waktu 8 jam
a. Lampu TL 36 Watt
Total lampu =1+1+3+1+2=8
59

8 𝑥 36
Total kW = = 0,288 kW
1000

b. Lampu SL 18 Watt
Total lampu = 8 + 1 + 1 + 4 + 1 + 1 + 1 = 17
17 𝑥 18
Total kW = = 0,306 kW
1000

c. Total biaya estimasi 8 jam


Biaya = (0,288 kW + 0,306 kW) x 8 jam x Rp 1444,70
= 0,594 x 8 jam x Rp 1444,70
= Rp 6.865,22

2. Ruangan dengan estimasi waktu 10 jam


a. Lampu TL 36 Watt
Total lampu =1+1+1=3
3 𝑥 36
Total kW = = 0,108 kW
1000

b. Lampu SL 18 Watt
Total lampu =1+1+1+1=4
4 𝑋 18
Total lampu = = 0,072 kW
1000

c. Total biaya estimasi 10 jam =


Biaya = (0,108 kW + 0,072 kW) x 10 jam x Rp 1444,70
= 0,18 kW x 10 jam x Rp 1444,70
= Rp 2.600,46
3. Total biaya lampu per bulan
= (Rp 6.865,22 + Rp 2.600,46) x 27 hari (1 bulan)
= Rp 9.465,68 x 27 hari (1 bulan)
= Rp 255.573,36
60

Jadi biaya yang dibutuhkan untuk sektor penerangan di PT.


Harmoni Putra Solusindo Semarang dengan menggunakan lampu yang
telah terpasang atau eksisting setiap bulannya adalah sebesar Rp
255.573,36.

Tabel 4.6 Total daya yang dibutuhkan untuk sistem pencahayaan PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang

Total Daya Lampu Terpasang 774 watt


kWh Lampu Perhari 6,552 kWh/hari
kWh Lampu Perbulan 176,904 kWh/bulan
Biaya Pencahayaan Perbulan Rp 255.573,36

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa total daya yang


dibutuhkan untuk sistem pencahayaan PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang yaitu sebesar 774 Watt.

4.3.2 Perhitungan Kebutuhan Pencahayaan


Perhitungan daya maksimum lumen per meter persegi untuk
masing-masing ruangan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.
Adapun denah ruangan untuk pencahayaan yang diukur dapat dilihat pada
Lampiran 4. Berikut perhitungan kebutuhan pencahayaan menurut Badan
Standarisasi Nasional (SNI-03-6197- 2000):
1. Ruang Customer Service
Daya terpasang = (Lampu SL 18 watt x 8 ) + (Lampu TL 36 watt x 2 )
= 144 + 72
= 216 watt

Luas bangunan = 45 m2
𝑊 216
= = 4,8 w/m2
𝑚2 45 𝑚2
61

Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m2 untuk


costumer servis lantai 1 di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
adalah sebesar 4,8 w/m2. Standar daya pencahayaan maksimum w/m2
untuk ruang kantor 15 w/m2 menurut Badan Standarisasi Nasional (SNI-
03-6197-2000). Pencahayaan ruang Customer Service memenuhi
kebutuhan kapasitas pencahayaan, berdasarkan perhitungan tidak
melebihi standar daya pencahayaan maksimum ruangan.

2. Ruang Quality Check/Ruang Magang


Daya terpasang = (Lampu SL 18 watt x 1) + (Lampu TL 36 watt x 1)
= 54 watt

Luas ruangan = 16,2 m2


𝑤 54
= = 3,34 w/m2
𝑚2 16,2

Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m 2 untuk


Ruang Quality Check/Ruang Magang lantai 1 di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang adalah sebesar 3,34 w/m2. Standar daya
pencahayaan maksimum w/m2 untuk ruang kantor 15 w/m2 menurut
Badan Standarisasi Nasional (SNI-03-6197-2000). Pencahayaan ruang
Quality Check memenuhi kebutuhan kapasitas pencahayaan, berdasarkan
perhitungan tidak melebihi standar daya pencahayaan maksimum
ruangan.

3. Ruang teknisi laptop dan printer


Daya terpasang = (Lampu SL 18 watt x 4) + (Lampu TL 36 watt x 4)
= 72 + 144
= 216 watt
62

Luas ruangan = 45 m2
𝑤 216
= = 4,8 w/m2
𝑚2 45
Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m2 untuk
Ruang teknisi laptop dan printer di lantai 2 di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang adalah sebesar 4,8 w/m2. Standar daya
pencahayaan maksimum w/m2 untuk ruang kantor 15 w/m2 menurut
Badan Standarisasi Nasional (SNI-03-6197-2000). Pencahayaan ruang
teknisi laptop dan printer memenuhi kebutuhan kapasitas pencahayaan,
berdasarkan perhitungan tidak melebihi standar daya pencahayaan
maksimum ruangan.

4. Ruang Office/Admin
Daya terpasang = (Lampu SL 18 watt x 2) + (Lampu TL 36 watt x 1)
= 36 + 36
= 72 watt
Luas ruangan = 29,25 m2
𝑤 72
= = 2,46 w/m2
𝑚2 29,25

Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m2 untuk


Ruang Office/Admin di lantai 2 PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
adalah sebesar 2,46 w/m2. Standar daya pencahayaan maksimum w/m2
untuk ruang kantor 15 w/m2 menurut Badan Standarisasi Nasional (SNI-
03-6197-2000). Pencahayaan ruang Office/Admin memenuhi
kebutuhan kapasitas pencahayaan, berdasarkan perhitungan tidak
melebihi standar daya pencahayaan maksimum ruangan.

5. Ruang eksekusi printer plotter dan penyimpanan printer


Daya terpasang = (Lampu SL 18 watt x 1) + (Lampu TL 36 watt x 2)
= 18 + 72
= 90 watt
63

Luas ruangan = 45 m2
𝑤 90
= = 2 w/m2
𝑚2 45

Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m 2 untuk


ruang eksekusi printer plotter dan penyimpanan printer di lantai 2 di PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah sebesar 2 w/m2. Standar
daya pencahayaan maksimum w/m2 untuk ruang kantor 15 w/m 2
menurut Badan Standarisasi Nasional (SNI-03-6197-2000).
Pencahayaan ruang eksekusi printer plotter dan penyimpanan printer
memenuhi kebutuhan kapasitas pencahayaan, berdasarkan perhitungan
tidak melebihi standar daya pencahayaan maksimum ruangan.

6. Ruang gudang
Daya terpasang = (Lampu TL 36 watt x 1)
= 36 watt
Luas ruangan = 29,25 m2
𝑤 36
= = 1,23 w/m2
𝑚2 29,25

Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m 2 untuk


Ruang gudang di lantai 3 di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
adalah sebesar 1,23 w/m2. Standar daya pencahayaan maksimum w/m 2
untuk ruang kantor 5 w/m2 menurut Badan Standarisasi Nasional (SNI-
03-6197-2000). Pencahayaan ruang gudang memenuhi kebutuhan
kapasitas pencahayaan, berdasarkan perhitungan tidak melebihi standar
daya pencahayaan maksimum ruangan.

7. Hasil perhitungan kesuluruhan untuk masing-masing ruangan di PT.


Harmoni Putra Solusindo Semarang dapat dilihat pada lampiran.
64

4.3.3 Konsumsi Energi AC


Perhitungan kebutuhan konsumsi AC di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini dan untuk denah titik
AC pada setiap ruangan dapat dilihat pada Lampiran 4.
1. AC eksisting di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
menggunakan refrigerant Freon R22
Daya Keseluruhan = 7 PK x 735,499 (Watt)
= 5148,49 Watt
= 5,148 Kw

Pengunaan AC per hari = 5,148 kW x 8 jam


= 41,18 kWh/hari

Pengunaan AC per bulan = 41,18 kWh x 27 hari


= 1.111,96 kWh/bulan

Biaya AC per bulan = 1.111,96 kWh x TDL bulan Desember


= 1.111,96 kWh x Rp 1.444,70
= Rp 1.606.460,17
Jadi biaya yang dibutuhkan untuk sektor pendingin di PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang dengan menggunakan
refrigerant Freon R-22 yang telah terpasang setiap bulannya adalah
sebesar Rp 1.606.460,17.

Tabel 4.7 Total daya yang dibutuhkan untuk sistem pendingin PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang

Total Daya AC Terpasang 5,148 kW


kWh AC Perhari 41,18 kWh/hari
KWh AC Perbulan 1.111,96 kWh/bulan
Biaya AC Perbulan Rp 1.606.460,17
65

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa total daya yang


dibutuhkan untuk sistem pendingin PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang yaitu sebesar 5,148 kW.

4.3.4 Perhitungan Kebutuhan Kapasitas AC


Perhitungan kebutuhan kapasitas sistem pendingin untuk masing-masing
ruangan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang menggunakan
parameter (Susanto, 2016). Berikut perhitungan yang sesuai dan tidak
sesuai:
1. Ruang Customer Service
(10 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 10 x 18
Beban pendingin =
60
857.487,514
=
60
= 14.291,46 BTU/h

Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada ruang


Customer Service dengan penempatan AC menghadap selatan dan
ukuran ruangan 45m2 sebesar 14.291,46BTU/h. AC yang tersedia pada
ruang Customer Service adalah 2 buah AC dengan kapasitas 1 PK per
AC, maka AC yang tersedia melebihi atau tidak sesuai dengan
kebutuhan kapasitas AC untuk ruang tersebut. AC yang seharusnya
digunakan yaitu dengan menggunakan 2 AC dengan kapasitas 1PK (±
9.000 BTU/h) dan ¾ PK (± 7000 BTU/h).

2. Ruang Quality Check/Ruang Magang


(3,6 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 10 x 16
Beban pendingin =
60
274.396,004
=
60
= 4.573,266 BTU/h
66

Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada ruang Quality


Check/Ruang Magang dengan penempatan AC menghadap Utara dan
ukuran ruangan 16,2m2 sebesar 4.573,266 BTU/h. AC yang tersedia
pada ruang receptionist 1 PK, maka AC yang tersedia melebihi atau
tidak sesuai dengan kebutuhan kapasitas AC untuk ruang tersebut. AC
1
yang seharusnya digunakan yaitu cukup 2 PK (± 5000 BTU/h).

3. Ruang Teknisi Laptop dan Printer


(10 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 18 x 16
Beban pendingin =
60
1.371.980,02
=
60
= 22.866,34 BTU/h

Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada ruang


Teknisi Laptop dan Printer dengan penempatan AC menghadap Utara
dan ukuran ruangan 45 m2 sebesar 22.866,34 BTU/h. AC yang tersedia
pada ruang Teknisi Laptop dan Printer terdapat 2 buah AC dengan
kapasitas 1 PK perAC, maka AC yang tersedia tidak mecukupi atau
tidak sesuai dengan kebutuhan kapasitas AC untuk ruang tersebut. AC
yang seharusnya digunakan yaitu 2 buah AC dengan kapasitas 2 PK
1
(±18.000 BTU/h) dan 2 pk (± 5.000 BTU/h)

4. Ruang Office/Admin
(6,5 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 18 x 18
Beban pendingin =
60
1.003.260.39
=
60
= 16.721,0 BTU/h
67

Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada ruang


Office/Admin dengan AC menghadap arah selatan dan ukuran ruangan
29,25 m2 sebesar 16.721,0 BTU/h. AC yang tersedia pada Office/Admin
yaitu 2 buah AC dengan kapasitas 1 PK (± 9.000 BTU/h) perAC, maka
AC yang tersedia pada ruang Office/Admin mencukupi kebutuhan
kapasitas AC untuk ruang tersebut.

4.4 Peluang Penghematan Energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang


Peluang penghematan energi dapat dilakukan karena adanya pengumpulan
data historis bangunan gedung yaitu data jumlah lampu dan AC yang terdapat pada
bangunan tersebut yang dibuktikan dengan denah titik lampu dan titik AC yang
sesuai dengan kondisi gedung tersebut. Dengan adanya denah titik lampu dan titik
AC maka dapat dilakukan peluang penghematan energi. Denah titik lampu dan
titik AC pada penelitian ini terdapat pada Lampiran 4.
4.4.1 Estimasi Biaya Menggunakan lampu LED
Sistem pencahayaan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
menggunakan lampu TL dan lampu SL, selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran. Agar lebih menghemat energi maka dapat dilakukan
penggantian lampu eksisting dengan menggunakan lampu LED.
Tabel 4.8 Perbandingan Lumen Lampu Eksisting dengan Lampu LED

Eksisting LED
Spesifikasi LED T8
TL 36 Watt SL 18 Watt LED 8 Watt
16,5 Watt
Lumen 2500 860 2500 850
Masa pakai 10.000 jam 6000 jam 50.000 jam 15.000 jam
Panjang 1200 mm 157 mm 1200 mm 120 mm
Daya 36 watt 18 watt 16,5 watt 8 watt
Tegangan 103 V 220 – 240 V 220 – 240 V 220 – 240 V
Arus 0,440 A 130 mA 76 mA 78 mA
68

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dengan menggunakan


lampu LED dapat menyerap daya yang lebih kecil daripada lampu
eksisting konvensional. Karena lampu LED dengan besar lumen yang
sama dibanding dengan lampu eksisiting konvensional dapat diperoleh
daya yang lebih rendah dan masa pakai lampu yang relatif lebih lama (Siti
Anisah, 2013).

Berikut perhitungan penggantian lampu eksisting dengan menggunakan


lampu LED di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang.
1. Ruangan dengan estimasi waktu 8 jam
a. Lampu LED T8 16,5 Watt
Total lampu =1+1+3+1+2=8
8 𝑥 16,5
Total kW = = 0,132 kW
1000

b. Lampu LED 8 watt


Total lampu = 8 + 1 + 1 + 4 + 1 + 1 + 1 = 17
17 𝑥 8
Total kW = = 0,136 Kw
1000

c. Total biaya estimasi 8 jam


Biaya = (0,132 kW + 0,136 kW) x 8 jam x Rp 1444,70
= 0,268 kW x 8 jam x Rp 1444,70
= Rp 3.097,44

2. Ruangan dengan estimasi waktu 10 jam


a. Lampu LED T8 16,5 Watt
Total lampu =1+1+1=3
3 𝑥 16,5
Total kW = = 0,049 kW
1000
69

b. Lampu LED 8 watt


Total lampu =1+1+1+1=4
4𝑋8
Total lampu = = 0,032 kW
1000

c. Total biaya estimasi 10 jam


Biaya = (0,049 kW + 0,032 kW) x 10 jam x 1.444,70
= 0,081 kW x 10 jam x Rp 1.444,70
= Rp 1.170,20

3. Total biaya lampu LED per bulan


= (Rp 3.097,44 + Rp 1.170,20) x 27 hari (1 bulan)
= Rp 4.267,64 x 27 hari
= Rp 115.226,28

Jadi biaya yang dibutuhkan untuk sektor penerangan di PT.


Harmoni Putra Solusindo Semarang dengan menggunakan lampu LED
yang sesuai dengan titik lampu eksisting setiap bulannya adalah sebesar
Rp 115.226,28.

Tabel 4.9 Penggantian Lampu Eksisting dengan Lampu LED

Eksisting LED Total Total


Jumlah Daya Daya
Jenis Daya Jenis Daya
Lampu Eksisting LED
Lampu (Watt) Lampu (Watt)
(Watt) (Watt)
TL 36 LED T8 16,5 11 396 181,5
SL 18 LED 8 21 378 168
Jumlah 774 349,5
70

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa jumlah total daya


ketika menggunakan lampu eksisting sebesar 774 watt sedangkan ketika
lampu eksisting diganti dengan lampu LED dengan jam operasional yang
sama didapatkan hasil daya sebesar 349,5 watt. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemakaian lampu jenis LED dapat diperoleh hasil daya yang lebih
rendah dibandingkan dengan lampu eksisting (Siti Anisah, 2013).

Tabel 4.10 Perbandingan Efisiensi Lampu Eksisting dengan Lampu LED

Penggantian dengan
Kebutuhan konsumsi Lampu Eksisting
Lampu LED
perhari (kWh)
6,552 kWh 2,954 kWh
Biaya perbulan (Rp) Rp 255.573,36 Rp 115.226,28

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa lama penggunaan lampu


yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang didapatkan besarnya energi yang dibutuhkan untuk lampu eksisting
sebesar 6,552 kWh/hari. Apabila menggunakan pemakaian lampu yang sama
dengan kondisi PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang, konsumsi energi yang
dibutuhkan untuk lampu LED sebesar 2,954 kWh /perhari. Hal tersebut
menunjukkan bahwa biaya perbulan dengan menggunakan lampu LED lebih
hemat yaitu sebesar Rp 115.226,28 dibandingkan menggunakan lampu eksisting
dengan biaya sebesar Rp 255.573,36.

4.4.2 Peluang Penghematan Energi Lampu Perbulan


1. Peluang penghematan perhari
Konsumsi energi lampu eksisting – Konsumsi energi lampu LED
= 6,552 kWh – 2,954 kWh
= 3,598 kWh/hari
71

2. Peluang penghematan perbulan


= 3,598 kWh x 27 hari
= 97,146 kWh

3. Besar penghematan pembayaran rekening listrik


= 97,146 kWh x TDL Bulan Desember
= 97,146 kWh x Rp 1444,70
= Rp 140.346,83

4.4.3 Payback Periode


Besar investasi yang dibutuhkan untuk penggantian lampu
eksisting dengan lampu LED dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Investasi penggantian lampu eksisting dengan menggunakan
lampu LED

LED Jumlah
Harga (Rp) Investasi
Jenis Daya (W) Lampu
T8 16,5 11 65.000 Rp 715.000
Bulb 6 8 21 44.000 Rp 924.000
Total Rp 1.639.000

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa biaya investasi yang


dibutuhkan untuk penggantian lampu eksisting dengan lampu LED
sebesar Rp 1.639.000. Payback periode investasi penggantian lampu
LED tersebut adalah:
Rp 1.639.000
Payback periode = = 11,7 bulan
Rp 140.346,83

Berdasarkan perhitungan payback periode menunjukkan bahwa


biaya investasi untuk penggantian lampu eksisting dengan lampu LED
terjadi setelah 11,7 bulan setelah pemasangan lampu LED sebagai
pengganti lampu eksisting (Suhendar dkk, 2013). Besarnya payback
72

periode bernilai lebih kecil daripada umur lampu LED yaitu lebih dari 5
tahun, maka dapat disimpulkan bahwa investasi penggantian lampu
eksisting dengan lampu LED ini layak dilaksanakan.

4.4.4 Peluang Penghematan Sistem Pendingin (AC)


AC yang digunakan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang
adalah AC dengan Freon R-22, agar dapat menghemat energi maka dapat
dilakukan dengan mengganti refrigerant pada AC dengan menggunakan
refrigerant Musicool MC-22. Refrigerant Musicool MC-22 dapat
menghemat energi hingga 20% (Maulana, 2003).

Tabel 4.12 Investasi penggantian AC menggunakan Refrigerant


Musicool MC-22

Harga Musicool
Kapasitas AC Jumlah AC Investasi
MC-22
1 PK Rp 525.000 7 Rp 3.675.000
Total investasi Rp 3.675.000

Berdsarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa total investasi


penggantian AC menggunakan Refrigerant Musicool MC-22 dengan
kapasitas 1PK yang berjumlah 7 unit sebesar Rp 3.675.000.

1. AC eksisting di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang menggunakan


refrigerant Musicool MC-22
Daya keseluruhan = 7 PK x 735,499 Watt
= 5.148,49 Watt
= 5,148 kW

Penggunaan AC perhari = 5,148 kW x 8 jam – 20%


= 32,9 kWh/hari
73

Penggunaan AC perbulan = 32,9 kWh x 27 hari


= 888,3 kWh/bulan
Lama penggunaan AC yang bervariasi dan disesuaikan dengan
kondisi PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang didapatkan konsumsi
energi yang dibutuhkan untuk AC menggunakan refrigerant Freon R-
22 sebesar 41,18 kWh/hari. Konsumsi energi yang dibutuhkan untuk
AC refrigerant Musicool MC-22 sebesar 32,9 kWh/hari.

2. Peluang Penghematan Perhari


= AC memakai refrigerant Freon R-22 – AC memakai refrigerant
Musicool MC-22
= 41,18 kWh/hari – 32,9 kWh/hari
= 8,28 kWh/hari

3. Peluang Penghematan Perbulan


= 8,28 kWh x 27 hari
=223,56 kWh/bulan

4. Besar penghematan pembayaran rekening listrik


= Total kWh/bulan x TDL Bulan desember
= 223,56 kWh/bulan x Rp 1444,70
= Rp 322.977,13

5. Payback Periode akan terlaksana pada:


𝑅𝑝 3.675.000
Payback periode =
𝑅𝑝 322.977,13

= 11,4 bulan

Perhitungan payback periode diatas terlihat bahwa biaya


investasi untuk AC dari refrigerant Freon R-22 diganti dengan
74

refrigerant Musicool MC-22 terjadi setelah 11,4 bulan penggantian


(Suhendar dkk, 2013). Return of investment berkisar antara 11,4 bulan
sampai 12 bulan, tergantung juga dari durasi pemakaian tiap unit per
AC. Dapat disimpulkan bahwa investasi dengan Refigerant Musicool
MC-22 ini layak dilakukan.

Perhitungan IKE bulan Desember setelah peluang penghematan:


𝑘𝑊ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 − (𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 + 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝐶)
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑚2
1770−( 97,146+223,56 )
=
270
= 5,37 kWh/m2/bulan

Tabel 4.13 Hasil IKE PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang Setelah
Tercapai Peluang Penghematan Lampu dan AC

Kriteria
Luas Penghematan
Bulan (2020) kWh IKE Menurut ESDM
(m2) (kWh)
Ber-AC
Januari 1679 270 320,706 5,03 Sangat Efisien
Februari 1493 270 320,706 4,34 Sangat Efisien
Maret 1575 270 320,706 4,65 Sangat Efisien
April 1582 270 320,706 4,67 Sangat Efisien
Mei 1763 270 320,706 5,34 Sangat Efisien
Juni 1399 270 320,706 3,99 Sangat Efisien
Juli 1608 270 320,706 4,77 Sangat Efisien
Agustus 1935 270 320,706 5,98 Sangat Efisien
September 1664 270 320,706 4,97 Sangat Efisien
Oktober 1904 270 320,706 5,86 Sangat Efisien
November 1900 270 320,706 5,85 Sangat Efisien
Desember 1770 270 320,706 5,37 Sangat Efisien
75

Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil IKE PT. Harmoni


Putra Solusindo Semarang setelah tercapai peluang penghematan lampu dan
AC diperoleh hasil yang menurut kriteria Permen ESDM No. 13 tahun 2012
pada Gedung Ber-AC termasuk kategori sangat efisien karena IKE < 8,5.

Tabel 4.14 Persentase IKE Setelah dilakukan Penghematan Lampu dan AC

Bulan Sebelum Total Setelah


Persentase (%)
(2020) Penghematan Penghematan Penghematan
Januari 6,22 1,19 5,03 19,13
Februari 5,53 1,19 4,34 21,51
Maret 5,84 1,19 4,65 20,37
April 5,86 1,19 4,67 20,30
Mei 6,53 1,19 5,34 18,22
Juni 5,18 1,19 3,99 22,97
Juli 5,96 1,19 4,77 19,96
Agustus 7,17 1,19 5,98 16,59
September 6,16 1,19 4,97 19,31
Oktober 7,05 1,19 5,86 16,87
November 7,03 1,19 5,85 16,92
Desember 6,56 1,19 5,37 18,14

Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa total penghematan IKE PT.


Harmoni Putra Solusindo Semarang setelah tercapai peluang penghematan lampu dan
AC diperoleh hasil setiap bulannya sebesar 1,19 dan persentase setiap bulannya
berbeda-beda tergantung dari pemakaian total daya setiap bulannya.
Perhitungan total penghematan IKE:
𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑊ℎ
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑚2
320,706
= = 1,19
270
76

Perhitungan Persentase penghematan IKE pada bulan Agustus 2020:


𝐼𝐾𝐸 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
= x 100%
𝐼𝐾𝐸 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
1,19
= x 100% = 16,59%
7,17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan yang dilakukan di PT.
Harmoni Putra Solusindo Semarang dapat diambil kesimpulan:
1. Hasil karakteristik jaringan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang:
a. Nilai Arus Listrik
Fluktuasi Arus 0,6 A sampai dengan 18,72 A
Rata – rata R = 6,47 A, S = 4,01 A, T = 5,05 A, N = 4,72 A
b. Nilai fluktuasi Tegangan
Fluktuasi Tegangan 201,6 V sampai dengan 216,36 V
Rata – rata R = 211,40 V, S = 212,86 V, T = 211,18 V
c. Nilai Frekuensi
Fluktuasi Frekuensi 49,94 Hz sampai dengan 50,03 Hz
Rata – rata 49,97 Hz

2. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di PT. Harmoni Putra Solusindo


Semarang pada bulan Januari – Desember 2020 sebelum dilakukan upaya
penghematan diperoleh hasil dengan rentang data 5,18 - 7,17. Hasil IKE
tersebut menurut kriteria Permen ESDM No. 13 tahun 2012 pada Gedung
Ber-AC termasuk kategori sangat efisien karena IKE < 8,5. Setelah
dilakukan upaya penghematan, diperoleh hasil IKE dengan rentang data 3,99
– 5,98. Hasil tersebut menunjukkan bahwa IKE di PT. Harmoni Putra
Solusindo Semarang setelah tercapai peluang penghematan lampu dan AC,
menurut kriteria Permen ESDM No. 13 tahun 2012 pada Gedung Ber-AC
termasuk kategori sangat efisien karena IKE < 8,5.

77
78

3. Upaya peluang penghematan energi listrik di PT. Harmoni Putra Solusindo


Semarang yaitu:
a) Penghematan lampu
Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara mengganti lampu eksisting
dengan lampu LED yang lebih hemat daya dan lifetime pemakaian yang
lebih lama. Penghematan lampu di PT. Harmoni Putra Solusindo
Semarang dalam sebulan adalah 97,146 KWh/bulan (Rp 140.346,83) dan
biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp.1.639.000. Payback periode
penggantian lampu eksisting dengan lampu LED adalah 11,7 bulan.
Besarnya payback periode bernilai lebih kecil daripada umur lampu LED
yaitu lebih dari 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa investasi
penggantian lampu eksisting dengan lampu LED ini layak dilaksanakan.
b) Penghematan AC
Upaya yang dilakukan yaitu dengan mengganti refrigerant pada AC
yang semula menggunakan refrigerant Freon R-22 menjadi refrigerant
Musicool MC-22 karena dapat menghemat energi hingga 20%. Daya AC
keseluruhan di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang adalah 5,148
kW, penghematan menggunakan refrigerant Musicool MC-22 sebesar
223,56 kWh/perbulan (Rp 322.977,13). Biaya investasi yang dibutuhkan
sebesar Rp 3.675.000. Payback periode menggunakan refrigerant
Musicool MC-22 adalah 11,4 bulan sejak pemasangan.

5.2 Saran
Hasil audit energi di PT. Harmoni Putra Solusindo Semarang dapat
menjadi rekomendasi untuk melakukan manajemen energi seperti:
1. Penjadwalan jam nyala utilitas (Penerangan dan AC)
2. Penggantian lampu eksisting yang hemat energi
3. Penggantian refrigerant Freon R-22 ke refrigerant Musicool MC-22
4. Pengaturan suhu unit AC ke 24℃ sampai dengan 26℃
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No 30 Tahun 2007 tentang Energi.


Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi.
Syahri. 2015. Audit Energi Listrik SMK Negeri 2 Pontianak. Jurnal ELKHA. Vol.7,
No.1, Hal 28-33.
Biantoro, Agung Wahyudi dan Dadang Permana. 2017. Analisis Audit Energi Untuk
Pencapaian Efisiensi Energi di Gedung AB, Kabupaten Tangerang, Banten.
Jurnal Teknik Mesin (JTM). Vol.06, Hal 85-93.
Ikhsan, Muhammad dan Maidi Saputra. 2016. Audit Energi Sebagai Upaya Proses
Efisiensi Pemakaian Energi Listrik di Kampus Universitas Teuku Umar (UTU)
Meulaboh. Jurnal Mekanova. Vol.2, No,3, Hal 136-146.
Effendi, Asnal dan Miftahul. 2016. Evaluasi Intensitas Konsumsi Energi Listrik
Melalui Audit Awal Energi Listrik di RSJ Prof.HB.Saanin Padang. Jurnal
Teknik Elektro ITP. Vol.5, No.2, Hal 103-107.
Sayuti, Muhammad, Amalia Herlina dan Maman Pribadi. 2019. Audit Energi dan
Analisa Peluang Penghematan Konsumsi Energi Pada Sistem Air Conditioning
di Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid. Jurnal
JEECOM. Vol.1, No.1, Hal 25-32.
Jamal, Marlina dan Floransya Dwi. 2019. Audit Energi dan Analisis Peluang
Penghematan Energi Listrik Pada Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar.
Jurnal Sinergi. Vol.17, No.1, Hal 42-47.
Balai Besar Teknologi Energi. 2015. Prosedur Standar dan Teknik Audit Energi di
Industri. Tangerang Selatan: Balai Besar Teknologi Energi (B2TE), Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Untoro, Jati dkk. 2014. Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi Pada
Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila. Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Elektro. Vol.8, No.2, Hal 93-104.

79
Mulyadi, Ahmad Deni dan Dzahlusyah Anshari Yudha. 2019. Audit Energi Lisrik Pada
Gedung Analis Kesehatan Bandung. Jurnal Teknik Energi. Vol.9, No.1, Hal 79-
86.
Riadi, Selamet dan Erry Trigunadi. 2017. Audit Energi Untuk Mencapai Peluang
Penghematan Energi. Jurnal Teknologi. Vol.7, No.1, Hal 1-14.
Badan Koordinasis Eergi Nasional, Buku Pedoman Tentang Cara-Cara Melaksanakan
Konservasi Energi dan Pengawasannya. Jakarta, 1983.
Maulana, Agus. 2003. Teknik Penghematan Energi pada Sistem AC, Bagian Proyek
Pelaksanaan Efisiensi Energi DEPDIKNAS.
Agus Rianto, Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi pada
Sistem Pengkondisian Udara di Hotel Santika Premiere Semarang. Skripsi,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik UNNES, Semarang 2007.
Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi; Prosedur Audit
Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan
Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi. 2011.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, 2002.
Muhammad Kholid Ridwan, Handout Fisika Bangunan. Kuliah Fisika Bangunan,
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta, 2010.
Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan, Dokumen Teknis, SNI 6197-2011,
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2011.
Handoko, J., Merawat & Memperbaiki AC, Kawan Pustaka., Jakarta, 2007.
Endro, Herman, 2003, Teknik Penghematan Energi Pada System Pencahayaan, Bagian
Proyek Pelaksanaan Efisiensi Energi DEPDIKNAS, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2012, Prosedur Audit Energi Pada Bagunan Gedung,
Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bagunan Gedung dan Konservasi
Energi Sistem Pencahayaan Bengunan Gedung (SNI 03-6196-2000, SNI 03-
6090-2000, SNI 03-6197-2000), Departemen ESDM No.13 Tahun 2012.
Novian, 2014. Karakteristik Jaringan Kelistrikkan Bab 2. Semarang: UNIMUS.

80
Susanto, “Perancangan Instalasi Listrik Gedung Polda Manokwari Papua Barat”,
Skripsi, FT UMS, 2016.
Aprianto, Anafi Dwi, “Audit Energi di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro”, Skripsi, FT USM, 2017.
Susanto. 2016. Perancangan Instalasi Listrik Gedung Polda Manokwari Papua Barat.
Skripsi. Solo: FT UMS.
Melipurbowo. 2016. Pengukuran Daya Listrik Real Time dengan Menggunakan Sensor
Arus ACS.712. Jurnal ORBITH. Vol. 12 No.1, Hal 17-23.
Weking, Antonius Ibi. 2009. Pengembangan Analisis Aliran Daya Dengan
Memperhitungkan Pengaruh Kualitas Energi Listrik. Vol. 8 No. 1, Hal 97-105.
Siti Anisah. 2013. Analisis Pemanfaatan Lampu Penerangan Hemat Energi Pada
Rumah Tinggal di Desa Lau Gumba Berastagi Kabupaten Tanah Karo Provinsi
Sumatera Utara. Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Hal 1-7.
Suhendar, Ervan Effendi, dan Herudin. 2013. Audit Sistem Pencahayaan dan Sistem
Pendingin Ruangan di Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon.
Jurnal Setrum. Vol. 2 No. 2, Hal 21-27.

81
LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Outgoing Trafo


1) Fluktuasi Arus
Arus (Ampere)
Jam
R S T N
01.00 1,17 0,91 1,12 1,82
02.00 1,23 0,85 1,17 1,91
03.00 1,21 0,82 1,85 1,89
04.00 1,28 0,81 1,73 1,83
05.00 1,53 0,8 1,54 1,9
06.00 1,17 0,6 1,51 1,8
07.00 1,28 0,8 1,82 2,08
08.00 2,1 1,8 2,08 2,28
09.00 15,29 8,84 11,23 9,95
10.00 17,65 9,17 11,53 10,15
11.00 18,3 9,24 11,77 10,6
12.00 18,28 9,42 13,16 10,75
13.00 18,72 9,32 10,7 10,65
14.00 15,75 9,55 10,34 10,65
15.00 13,14 12,25 10,7 7,72
16.00 12,15 13,3 10,51 7,55
17.00 6,1 1,8 7,62 7,3
18.00 1,28 0,81 1,82 2,05
19.00 1,31 0,94 1,3 1,12
20.00 1,34 0,91 1,43 1,65
21.00 1,25 0,85 1,72 1,93
22.00 1,28 0,8 1,81 2,01
23.00 1,34 0,95 1,57 1,96
00.00 1,27 0,87 1,31 1,85
Min 1,17 0,6 1,12 1,12
Maks 18,72 13,3 13,16 10,75
Rata-Rata 6,475833333 4,01708333 5,055833333 4,725

82
2) Fluktuasi Frekuensi
Jam Frekuensi (Hertz)
01.00 49,95
02.00 49,96
03.00 49,95
04.00 49,94
05.00 49,96
06.00 49,96
07.00 49,96
08.00 49,96
09.00 49,97
10.00 50
11.00 50,01
12.00 49,99
13.00 50,03
14.00 49,99
15.00 50,01
16.00 50
17.00 49,97
18.00 49,97
19.00 49,95
20.00 49,95
21.00 49,95
22.00 49,96
23.00 49,96
00.00 49,95
Min 49,94
Maks 50,03
Rata-Rata 49,97083333

83
3) Fluktuasi Tegangan
Tegangan (Volt)
Jam
R S T
01.00 215,3 214,03 213,56
02.00 215,1 213,03 212,1
03.00 215,3 213,2 212,6
04.00 214,1 213,03 212,1
05.00 215,3 213,13 212,05
06.00 215,12 212,15 212,01
07.00 215,3 210,4 212,3
08.00 212,2 208,8 211,9
09.00 209,1 206,5 210,1
10.00 201,6 210,4 207,5
11.00 203,1 211,7 207,4
12.00 204,6 213,3 207,7
13.00 204 213,4 209,8
14.00 207,2 216,3 209
15.00 206 215 208
16.00 202 212 206
17.00 208,6 213,6 212,2
18.00 215,3 213,13 212,05
19.00 216,02 214,16 212,8
20.00 216,3 215,14 214,6
21.00 216,36 216,31 215,14
22.00 215,23 213,13 212,2
23.00 215,33 213,25 213,11
00.00 215,3 213,43 212,22
Min 201,6 206,5 206
Maks 216,36 216,31 215,14
Rata-Rata 211,407 212,855 211,185

84
Lampiran 2 Data Pengukuran Beban
1) Data Lampu
Estimasi
Daya Tingkat
Jenis Jumlah Jenis Waktu
No. Nama Ruangan Lantai Luas (m2) Terpasang Pencahayaan
Lampu Lampu Saklar Penggunaan
(W) Siang Hari
(Jam/hari)
Ruang
TL 36 2
Customer 10
1. 1 45 216 Manual 208
SL 18 8 8
Service
Ruang Quality
TL 36 1
Control/Ruang 8
2. 1 16,2 54 Manual 78
SL 18 1 10
Magang

3. Dapur/pantry 1 15,75 SL 18 1 18 Manual 45 8


4. Tangga 1 1 5,76 SL 18 1 18 Manual 25 10
Ruang Teknisi
TL 36 4
5. Laptop dan 2 45 216 Manual 113 8
SL 18 4
Printer
Ruang TL 36 1
10
6. 2 29,25 72 Manual 98
Office/Admin SL 18 2
Kamar Mandi
7. 2 4,25 SL 18 1 18 Manual 124 8
Lantai 2

85
Ruang
TL 36 2
8. Penyimpanan 3 45 90 Manual 97 8
SL 18 1
Printer Finish

9. Gudang 3 29,25 TL 36 1 36 Manual 48 8


10. Tangga 2 2 5,76 SL 18 1 18 Manual 25 8
Kamar Mandi
11. 3 4,25 SL 18 1 18 Manual 124 8
Lantai 3

86
2) Data Kebutuhan Pencahayaan berdasarkan Badan Standarisasi Nasional SNI-03-
6197-2000
Daya Kebutuhan
Luas
No. Nama Ruangan Terpasang Pencahayaan Keterangan
(m2)
(W) (W/m2)
Ruang
Tidak melebihi
1. Customer 45 216 4,8
ketentuan
Service
Ruang Quality
Control/Ruang 3,34 Tidak melebihi
2. 16,2 54
ketentuan
Magang

Dapur/pantry 1,14 Tidak melebihi


3. 15,75 18
ketentuan
Tangga 1 3,12 Tidak melebihi
4. 5,76 18
ketentuan
Ruang Teknisi
Laptop dan 4,8 Tidak melebihi
5. 45 216
ketentuan
Printer
Ruang
2,46 Tidak melebihi
6. 29,25 72
Office/Admin ketentuan
Kamar Mandi
4,24 Tidak melebihi
7. 4,25 18
Lantai 2 ketentuan
Ruang
Penyimpanan 2 Tidak melebihi
8. 45 90
ketentuan
Printer Finish

Gudang 1,23 Tidak melebihi


9. 29,25 36
ketentuan
Tangga 2 3,12 Tidak melebihi
10. 5,76 18
ketentuan
Kamar Mandi
4,24 Tidak melebihi
11. 4,25 18
Lantai 3 ketentuan

87
3) Data Pengukuran Intensitas Cahaya berdasarkan Badan Standarisasi Nasional
SNI-03-6197-2000
Tingkat Pencahayaan
No. Nama Ruangan Keterangan
(Lux)

1. Ruang Customer Service 208 Tidak Sesuai


Ruang Quality
2. 78 Tidak Sesuai
Control/Ruang Magang

3. Dapur/pantry 45 Tidak Sesuai


4. Tangga 1 25 Tidak Sesuai
Ruang Teknisi Laptop dan
5. 113 Tidak Sesuai
Printer

6. Ruang Office/Admin 98 Tidak Sesuai


7. Kamar Mandi Lantai 2 124 Tidak Sesuai
Ruang Penyimpanan Printer
8. 97 Tidak Sesuai
Finish

9. Gudang 48 Tidak Sesuai


10. Tangga 2 25 Tidak Sesuai
11. Kamar Mandi Lantai 3 124 Tidak Sesuai

88
4) Data Perhitungan Kebutuhan Kapasitas AC
Hasil Jumlah
No. Nama Ruangan Ukuran PK Keterangan
(BTU/h) AC
Ruang Customer (10 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 10 x 18
1. 14.291,46 2 2 Tidak Sesuai
Service 60
Ruang Quality
(3,6 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 10 x 16
2. Control/Ruang 4.573,266 1 1 Tidak Sesuai
60
Magang
3. Dapur/pantry - - - - -
4. Tangga 1 - - - - -
Ruang Teknisi
(10 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 18 x 16
5. Laptop dan 22.866,34 2 2 Tidak Sesuai
60
Printer
Ruang (6,5 x 3,28) x (4,5 x 3,28) x (3 x 3,28) x 18 x 18 Sesuai
6. 16.721,0 2 2
Office/Admin 60
Kamar Mandi
7. - - - - -
Lantai 2
Ruang
8. Penyimpanan - - - - -
Printer Finish
9. Gudang - - - - -
10. Tangga 2 - - - - -
Kamar Mandi
11. - - - - -
Lantai 3

89
5) Data Suhu dan Kelembaban Ruangan
Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
No. Nama Ruangan Lantai Keterangan
Suhu (0C) Kelembaban (%)

1. Ruang Customer Service 1 26,5 50 Sesuai


Ruang Quality Control/Ruang
2. 1 26 63 Tidak Sesuai
Magang

3. Dapur/pantry 1 29,3 70 Tidak Sesuai

4. Tangga 1 1 29,4 69 Tidak Sesuai

5. Ruang Teknisi Laptop dan Printer 2 24,5 49 Sesuai

6. Ruang Office/Admin 2 26,6 47 Sesuai

7. Kamar Mandi Lantai 2 2 31,5 56 Tidak Sesuai


Ruang Penyimpanan Printer
8. 3 31,5 72 Tidak Sesuai
Finish

9. Gudang 3 33 74 Tidak Sesuai

10. Tangga 2 2 29,5 70 Tidak Sesuai

11. Kamar Mandi Lantai 3 3 30,1 57 Tidak Sesuai

90
Lampiran 3 Single Line Panel MDP

91
Lampiran 4 Denah Bangunan dan Instalasi
Denah Bangunan Lantai 1

92
Denah Bangunan Lantai 2

93
Denah Bangunan Lantai 3

94
Denah Titik AC Lantai 1

95
Denah Titik AC Lantai 2

96
Denah Instalasi Lampu Lantai 1

97
Denah Instalasi Lampu Lantai 2

98
Denah Instalasi Lampu Lantai 3

99
Lampiran 5 Foto Ruangan

Tampak Depan Gedung Ruang Quality Check

Ruang Customer Servis

100
Ruang Teknisi Pantry

Ruang Admin Tangga Naik Lantai 2

101
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS SEMARANG
UPT PERPUSTAKAAN
Sekretarian : Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang 50196 Telp. (024) 6702757 Fax (024) 6702272
Website : http://eskripsi.usm.ac.id e_mail : perpustakaan@usm.ac.id

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLISH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ADEK DWI RAMADHON

NIM : C.431.16.0111 Email : adekrama10@gmail.com

Fakultas : TEKNIK Program Studi : TEKNIK ELEKTRO - S1


Judul SKRIPSI/TA : Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi di PT. Harmoni
Putra Solusindo Semarang

Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada UPT Perpustakaan Universitas Semarang untuk
menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses SKRIPSI/TA elektronik sebagai berikut (beri tanda (√) pada kotak yang sesuai):

Kategori Upload Akses Jaringan Lokal USM Akses Jaringan Internet


(√)

( ) Full Document Full Document


(Upload di Eskripsi) (Upload di Eskripsi)
Published

( √ ) Full Document Half Document


(Upload di Eskripsi) (Upload di Eskripsi)
Approved
(Judul, Abstrak (Indonesia-Inggris), Halaman
Persetujuan, Surat Keaslian (Orisinalitas),
Daftar Isi, Bab Penutup, Daftar Pustaka)

( ) File Tersimpan secara offline di Perpustakaan USM


Semua File Dokumen Skripsi (Judul, Halaman Persetujuan, Surat Keaslian
NANP
(Orisinalitas), Abstrak (Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV,
(Not Approved and Bab V, Bab Penutup, Daftar Pustaka, File Komplit Lembar Konsultasi, dan Lembar
Not Published) Publish) dikirim ke email tugasakhir@usm.ac.id

● Kategori upload dengan pilihan (√) published atau approve wajib mengisi data dan upload seluruh file di
e-skripsi, sedangkan kategori upload dengan pilihan (√) NANP hanya mengisi data dan mengupload lembar
pengesahan, lembar publish, dan lembar bimbingan di e-skripsi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 26 Agustus 2021

Yang membuat pernyataan

Adek Dwi Ramadhon

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Karnoto, S.T., M.T. Satria Pinandita, S.T., M.Eng.

Anda mungkin juga menyukai