Oleh :
TEGAR AL AZHAR
NIM D1022191006
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
TEGAR AL AZHAR
D1022191006
Elang Derdian Marindani, S.T., M.T. Dr. Usman A.Gani, S.T., M.T., IPM.
NIP.197203011199802100 NIP197002161995011001
KATA PENGANTAR
iii
dan saran untuk penulis selama proses Kerja Praktik maupun saat penulisan
Laporan Kerja Praktik ini.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini masih banyak terdapat
kekurangan – kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan penulis untuk
memperbaiki kekurangan – kekurangan pada laporan ini.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak,September 2022
Penulis,
Tegar Al Azhar
NIM. D1022191006
iv
ABSTRAK
Catu daya utama yaitu PLN (Pembangkit Listrik Negara) tidak selamanya
kontinyu dalam penyaluranya, suatu saat pasti terjadi pemadaman yang
kemungkinan dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem transmisi atau sistem
distribusi. Untuk mengantisipasi dari pemadaman tersebut, laporan ini bertujuan
untuk mendesain sebuah kontrol otomatis yang disebut ATS (Autamatic Transfer
Switch) dan AMF (Automatic Main Failure) atau sistem interlock PLN – Genset.
ATS dan AMF dapat digunakan untuk mengontrol status genset seperti tegangan
dan frekuensi output genset. ATS dan AMF akan melepaskan suplai dari PLN ke
beban ketika catu daya PLN terdapat gangguan dan mengganti catu daya utama
dengan catu daya cadangan dari genset untuk menyuplay beban, ketika tegangan
pada PLN kembali normal maka ATS dan AMF akan melepaskan catu daya
cadangan dan mengalihkan ke catu daya PLN dan waktu yang di butuhkan genset
untuk mensuplai beban setelah starting adalah 5 detik.
Panel ATS-AMF mendukung dua operasi transfer atau pemindahan beban
yaitu secara manual dan otomatis. Sedangakan fungsi utama saat operasi otomatis
ATS-AMF sebagai kontrol utama emergency power yaitu memonitoring dan
sensoring catu daya utama (PLN), jika PLN mengalami gangguan maka
modul ini akan memberikan perintah kepada Genset untuk melalukan starting
serta memonitoring dan sensoring Genset, apabila genset telah starting dan running
maka module ini akan memonitoring kualitas energi listrik yang dihasilkan genset
sekaligus proteksi.
Kata kunci: PLN, ATS (Autamatic Transfer Switch), AMF (Automatic Main
Failure), genset.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
vi
3.4.2 Kemampuan Mahasiswa ................................................................. 16
4.4 Cara Kerja ATS dan AMF Mendeteksi Kehilangan Daya ..................... 19
BAB V................................................................................................................... 44
PENUTUP ............................................................................................................. 44
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Simbol saklar transfer otomatis ....................................................... 17
Gambar 4.2 Kontaktor ......................................................................................... 21
Gambar 4.3 Simbol kontak-kontak Kontaktor .................................................... 21
Gambar 4.4 Bentuk fisik MCB ............................................................................ 22
Gambar 4.5 Bentuk fisik MCCB ......................................................................... 24
Gambar 4.6 Low Voltage Current Transformer .................................................. 24
Gambar 4.7 Ampermeter,Voltmeter,Frekuensi ................................................... 25
Gambar 4.8 Terminal Blok .................................................................................. 26
Gambar 4.9 Changeover Switch Motorized (COS Motorized) ........................... 27
Gambar 4.10 Relay .............................................................................................. 27
Gambar 4.11 Simbol Kontak NC dan NO Relay................................................. 28
Gambar 4.12 Kontak Internal pada Relay ........................................................... 28
Gambar 4.13 Timer, Relay, Delay (TDR) ........................................................... 29
Gambar 4.14 Phase Failure Relay Over/Under Voltage Protector ...................... 30
Gambar 4.15 DSE (Deepsea 4420)...................................................................... 30
Gambar 4.16 Tombol Tekan (Push Button) ........................................................ 31
Gambar 4.17 Selector Switch .............................................................................. 31
Gambar 4.18 Lampu Indikator ............................................................................ 32
Gambar 4.19 Emergency Switch ......................................................................... 32
Gambar 4.20 Flowchtart ATS dan AMF saat listrik PLN padam ....................... 33
Gambar 4.21 Flowchart saat PLN menyala setelah sebelumnya padam ............. 34
Gambar 4.22 Bagian Luar Panel ATS-AMF ....................................................... 35
Gambar 4.23 Panel ATS-AMF tidak menggunakan COS Motorized ................. 36
Gambar 4.24 Panel ATS-AMF menggunakan COS Motorized .......................... 36
Gambar 4.25 Singel Line Diagram ATS-AMF ................................................... 37
Gambar 4.26 Rangkaian Daya ATS – AMF ....................................................... 39
Gambar 4.27 Wiring diagram kabel kontrol main source ................................... 40
Gambar 4.28 Wiring diagram kabel kontrol genset ............................................ 41
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mahasiswa selama proses perkuliahan hanya mendapatkan pengetahuan
yang bersifat teoritis dan sedikit pengetahuan yang bersifat praktik. Tidak
seimbangnya pengetahuan teoritis dan pengetahuan yang bersifat praktik yang
didapat mahasiswa, tentunya sangat kurang untuk mempersiapkan diri memasuki
dunia kerja yang sesungguhnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya Kerja
Praktik (KP).
Adanya kerja praktik mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang bersifat teoritis yang didapat selama proses perkuliahan untuk
diaplikasikan dalam dunia kerja. Di samping itu kerja praktik adalah mata kuliah
wajib bagi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Tanjungpura untuk menempuh
jenjang strata satu (S1). Namun diharapkan dalam pelaksanaanya kerja praktik
bukan hanya penerapan teori yang ada, tetapi mahasiswa juga harus mampu
mengambil manfaat dan pengetahuan serta penanganan disetiap permasalahan yang
dihadapi dan juga mengembangkan teori sebagai dasar bekal sebelum memasuki
dunia kerja. Maka dari itu, tidaklah heran jika dalam kerja praktik sering kali
penulis mendapat pengetahuan baru yang selama ini tidak kita dapat dalam bangku
perkuliahan, karena ada kalanya kenyataan dalam dunia kerja akan berbeda dengan
teori yang kita dapat, sehingga kita mendapat sebuah pengalaman dan pelajaran
baru. Dalam hal ini, penulis berkesempatan untuk melaksanakan kerja praktik
dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan di PT. Agro Kalingga Jati.
1.2. Tujuan
Kerja Praktek adalah suatu rangkaian sarana untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa mengenai tata cara pelaksanaan suatu kerja di lapangan
secara implementatif, dengan dilaksanakannya kerja praktek ini paling tidak
terdapat beberapa hal yang menjadi masukkan diantaranya adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah wawasannya dalam pelaksanaan kerja praktek.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman teknis di lapangan sehingga
diharapkan mahasiswa dapat mengambil kebijakan- kebijakan yang terarah
dan tepat ketika terjun ke masyarakat dalam menghadapi masalah yang
sesungguhnya.
2
3. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak universitas dengan
perusahaan atau lembaga instansi lainnya dalam hal ini yakni: PT. Agro
Kalingga Jati
4. . Mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari di bangku kuliah
pada dunia kerja.
5. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi
sehingga dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja
nantinya.
6. Memperluas wawasan ilmu mahasiswa tentang orientasi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga diharapkan mahasiswa dapat
mempelajari ilmu baik bersifat baru ataupun yang telah didapat.
7. Menambah informasi dan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah
praktik maupun teori dengan aplikasi di lapangan.
8. Melatih kemampuan sebagai teknisi sesuai dengan bidang yang dipelajari
selama ini.
3
1.5. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang diperoleh dari penyusunan laporan kerja praktik ini
adalah :
1. Hasil pengamatan dan pengukuran pada saat kerja praktik.
2. Interview langsung dalam memperoleh data informasi atau penjelasan dari
pembimbing lapangan secara langsung.
3. Internet ataupun dengan membaca buku, diklat, referensi yang lainnya
untuk kemudian membandingkan dengan apa yang telah diperoleh selama
berada di lapangan, agar informasi yang diperoleh tidak menimbulkan
kerancuhan data yang dapat dipertanggung jawabkan, dengan hasil
pengumpulan data diatas kemudian dianalisa dan dituliskan dalam bentuk
laporan yang sesuai dan dapat diselesaikan pada waktu yang ditentukan.
4
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil Kerja Praktik dan
saran operasional berdasarkan temuan saat Kerja Praktik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1. Visi
1. Menjadi salah satu kontraktor di bidang mekanikal, elektrikal &
plumbing teremuka di Indonesia baik di pemerintahan atau swasta.
2. Menjadi kontraktor infrastruktur yang berorientasi pad integritas,
kejujuran, kerja keras & bertanggung jawab.
2.2.2. Misi
1. Mengutamakan kepuasan owner sebagai komitmen utama.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan SDM secara terus
menerus.
3. Menyelaraskan penggunaan dan perkembangan teknologi terbaru untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan.
7
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
DIREKTUR
TENAGA AHLI
TENAGA LAPANGAN
8
5. Perawatan berkala 8 Lift Passenger Merk OTIS Gedung 7 in 1 Direktorat
Universitas Tanjungpura
6. Perawatan Lift Passenger Merk Schindler Gedung Airnav Bandara Supadio
Pontianak dan Bandara Rahadi Oesman Ketapang
7. Pemasangan Instalasi Listrik di Gedung Rumah Kantor 6 lantai di Jl. Putri
Candramidi
8. Pemasangan Instalasi Pompa, Kolam Air Mancur, Eskalator OTIS dan
Elektrikal di Mesjid Al Falah Mempawah
9. Pemasangan Instalasi Mekanikal Elektrikal Plumbing di Gedung Rumah
Kantor 10 lantai di Jl. Tanjungpura
10. Pemasangan Instalasi Elektronik di Gedung Kampus Widya Dharma
Pontianak
11. Perbaikan Sistem Instalasi Listrik di Gedung BPK RI Perwakilan
Kalimantan Barat beserta Rumah Dinas
12. Pemasangan Instalasi Elektronik dan Pipa Hydrant di Gedung Sekolah
Harapan Bangsa
13. Pemasangan Instalasi Penangkal Petir Gedung FKIP Universitas
Tanjungpura
14. Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Penangkal Petir Gedung Kuliah
Bersama B dan Gedung Laboratorium Keilmuan Dasar Universitas
Tanjungpura
15. Pemasangan Instalasi Penangkal Petir PLTD Ketapang
16. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Kota Niaga Raya
Pontianak
17. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Sumber Alam
Pontianak
18. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Sumber Djantin
Pontianak
19. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Rejeki Kencana Kubu
Raya Kal-Bar
20. Perbaikan dan Perawatan Dozer dan Excavator Komatsu PT. Citra Karya
Lembayung Pontianak
9
21. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Compactor PT. Palmina Utama
Marabahan Kal-Sel
22. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Bintang Borneo Kubu
Raya Kal-Bar
23. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Bintang Borneo Kubu
Raya Kal-Bar
24. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PDAM Kota Pontianak
25. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat Politeknik Negeri
Pontianak
26. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Putra Bangun Persada
Marabahan Kal-Sel
27. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Graha Inti Jaya Kapuas
Kal-Teng
28. Perbaikan dan Perawatan Genset dan Alat Berat PT. Sepanjang Inti Surya
Ketapang Kal-Bar
29. Pemasangan Instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing di Pembangunan
Gedung Isolasi Negatif dan Non Negatif RSUD Pemangkat.
30. Pemasangan Instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing di Pembangunan
Gedung Isolasi Negatif RSUD Sambas
31. Pemasangan Instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing di Pembangunan
Gedung Isolasi Negatif Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
32. Pemasangan Instalasi Tata Udara di Pembangunan Laboratorium PCR
Kesehatan Daerah
33. Pemasangan Instalasi Tata Udara di Pembangunan Laboratorium PCR
RSAU dr. Mohammad Sutomo Kubu Raya
34. Pemasangan Instalasi Tata Udara di Pembangunan Laboratorium PCR
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
35. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Gas Medis, Air Bersih dan Bed
Elevator 1600 kg Merk AE RSUD Pemangkat
36. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi MEP dan Gas Medis Rumah Sakit
Bergerak Badau, Kapuas Hulu
10
37. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Gas Medis Rumah Sakit dr. Abdul
Aziz Singkawang
38. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Gas Medis Puskesmas Nanga
Taman, Balai Sepuak, Sebetung, TP. Perodah Kabupaten Sekadau
39. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Elektronik, Kabel Tray, Hydrant &
Plumbing Gedung Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri
40. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Fire Hydrant, Tata Udara &
Elektronik di Pembangunan Gedung Kantor Gubernur Kalimantan Barat
41. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi MEP, Gas Medis & Tata Udara di
Pembangunan Gedung Isolasi RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan
Barat
42. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi MEP, Gas Medis & Tata Udara di
Pembangunan Gedung Hemodialisa RSUD dr. Soedarso Pontianak
Kalimantan Barat
43. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi MEP, Gas Medis & Tata Udara Di
Pembangunan Gedung IGD RSUD Sambas Kalimantan Barat
44. Pengadaaan dan Pemasangan Instalasi Gas Medis di Pembangunan Gedung
IGD dan NICU RSUD Pemangkat Kabupaten Sambas Kalimantan Barat
45. Pemeliharaan Mesin Genset Milik KPw Bank Indonesia Kalimantan Barat
( Kontrak Berjalan )
11
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
12
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
NO HARI TANGGAL WAKTU KEGIATAN
Pemasangan instalasi pada
1 Senin 4 Juli 2022 09.00-16.00
Stabilizer Untuk LIFT
Pemasangan instalasi pada ruang
2 Selasa 5 Juli 2022 09.00-15.00
laundry
lanjut pemasangan instalasi pada
3 Rabu 6 Juli 2022 09.00-16.00
ruang laundry
4 Kamis 7 Juli 2022 09.00-15.00 Menggeser Panel AC Lantai 1
Melanjutkan Instalasi di panel
5 Selasa 12 Juli 2022 09.00-17.00
distribusi di ruang Laundry
Memasang Blok Terminal pada
6 Rabu 13 Juli 2022 09.00-16.00
instalasi Lampu
Pemasangan Grounding pada
7 Kamis 14 Juli 2022 09.00-16.00
Ruang Laundry
Memasang Lampu diruang
8 Jumat 15 Juli 2022 13.00-17.00
laundry dan Kithcen
9 Sabtu 16 Juli 2022 09.00-17.00 Memasang Panel AC di Lantai 8
Melanjutkan pemasangan Panel
10 Senin 18 Juli 2022 09.00-16.30
AC di Lantai 8
Pemasang Instalasi Kabel pada
11 Selasa 19 Juli 2022 09.00-16.30
Pompa Limbah Laundry
Merakit TRE Kabel Untuk Panel
12 Rabu 20 Juli 2022 09.00-16.00
ATS
Merakit Pipa Pembuangan air
13 Kamis 21 Juli 2022 09.00-16.00
laundry
14 Jumat 22 Juli 2022 13.00-16.00 Merakit panel ATS
15 Sabtu 23 Juli 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
16 Senin 25 Juli 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
17 Selasa 26 Juli 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
18 Rabu 27 Juli 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
13
19 Kamis 28 Juli 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
20 jumat 29 Juli 2022 13.00-16.00 Merakit panel ATS
Membongkar paving untuk panel
21 Senin 1 Agustus 2022 09.00-16.00
ats
menghubungkan kabel dari
22 selasa 2 Agustus 2022 09.00-16.00
Gardu ke panel ATS
memasang Heatring Busbar
23 Rabu 3 Agustus 2022 09.00-16.00
panel ATS
memasang Heatring Busbar
24 Kamis 4 Agustus 2022 09.00-16.00
panel ATS
Instalasi Kabel Kipas Angin
25 Jumat 5 Agustus 2022 13.00-16.00
Lantai 5
Instalasi Kabel Kipas Angin
26 Sabtu 6 Agustus 2022 09.00-16.00
Lantai 5
Instalasi Kabel Kipas Angin
27 Senin 8 Agustus 2022 09.00-16.00
Lantai 6
instalasi kabel Kipas Angin
28 Selasa 9 Agustus 2022 09.00-16.00
Lantai 6
Instalasi Kabel Kipas Angin
29 Rabu 10 Agustus 2022 09.00-16.00
Lantai 6
30 Kamis 11 Agustus 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
31 Jumat 12 Agustus 2022 13.00-16.00 Merakit panel ATS
32 Sabtu 13 Agustus 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
33 Senin 15 Agustus 2022 09.00-16.00 Merakit panel ATS
Instalasi Listrik di Laundry dan
34 Selasa 16 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
35 Kamis 18 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
36 Jumat 19 Agustus 2022 13.00-16.00
Dapur
14
Instalasi Listrik di Laundry dan
37 Sabtu 20 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
38 Senin 22 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
39 Selasa 23 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
40 Rabu 24 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
41 Kamis 25 Agustus 2022 09.00-16.00
Dapur
Instalasi Listrik di Laundry dan
42 Jumat 26 Agustus 2022 13.00-16.00
Dapur
- Unsur Penghambat
Unsur - unsur penghambat dalam pelaksanaan kerja praktik ini,
antara lain:
1. Kurangnya Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD), sehingga
memakai perlengkapan seadanya.
15
3.4.2 Kemampuan Mahasiswa
- Unsur Pendukung
Unsur - unsur pendukung dalam pelaksanaan kerja praktik ini,
antara lain:
1. Pembimbing lapangan tidak membatasi dalam memberikan
ilmunya, sehingga penulis dalam kerja praktik merasa sangat
beruntung mendapat banyak ilmu dan pelajaran yang tidak ada di
bangku kuliah.
2. Adanya keinginan dari diri sendiri untuk memahami konsep kerja
lapangan di lokasi tempat kerja praktik.
- Unsur Penghambat
1. Kurangnya pemahaman dalam membaca denah instalasi listrik
16
BAB IV
PEMBAHASAN
17
4.2 Prinsip Kerja ATS dan AMF
Prinsip kerja ATS-AMF adalah mengalihkan energi listrik antara sumber
daya primer & cadangan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Saklar ini
merupakan komponen penting dalam EPSS (sistem catu daya darurat).
Sakelar ini mencakup satu set relai serta perangkat solid-state yang dipasang
untuk memeriksa & mengontrol tegangan yang masuk. Saklar ini berfungsi seperti
monitor jika suplai yang masuk lancar & di atas level tertentu. Setelah tegangan
turun maka dideteksi oleh perangkat relai solid-state & menghasilkan sinyal untuk
memulai generator.
Sakelar ATS memainkan peran penting dalam menghubungkan generator
siaga ke rumah anda. Umumnya, aliran listrik dari utilitas ke sistem kelistrikan
utama rumah Anda, di mana ia memberi daya ke semua sirkuit Anda. Di seluruh
sistem kelistrikan, sakelar ini bekerja seperti otak. Setelah sakelar ini terhubung,
maka mereka dapat beralih secara otomatis antara daya utilitas & daya generator.
Setiap kali sakelar ini mendeteksi kegagalan daya di rumah, kemudian ia memasok
daya generator ke rumah Anda, setelah itu ia mendeteksi daya ketika dipulihkan &
memberikan daya utilitas kembali ke rumah Anda.
18
diperlukan untuk melindungi generator dari kelebihan beban, dan untuk mencegah
hubungan singkat dengan jaringan listrik dari PLN.
Isolasi generator dari sistem distribusi diperlukan untuk melindungi
generator dari kelebihan beban dan untuk mencegah hubungan singkat dengan
jaringan listrik dari PLN. Ketika kembali listrik dari PLN kembali hidup, transfer
switch akan mentransfer kembali aliran listrik PLN dan generator dimatikan.
Sebuah transfer switch dapat diatur untuk memberikan daya hanya untuk sirkuit
kritis atau seluruh listrik (sub) panel.
Beberapa transfer switch memungkinkan untuk pelepasan beban atau
prioritas sirkuit opsional, seperti pemanasan dan pendinginan peralatan. Lebih
kompleks darurat switchgear digunakan dalam instalasi generator cadangan yang
besar, sehingga beban akan lancar ditransfer dari PLN ke generator sinkron, dan
kembali, instalasi tersebut berguna untuk mengurangi permintaan beban puncak
dari PLN.
19
4.5.1 Generator AC (Alternating Current)
Generator AC (alternating current) sering disebut juga generator arus
bolak balik, alternator atau generator sinkron merupakan sumber energi listrik
primer yang dipakai hingga saat ini. Generator sinkron mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik, dengan daya yang dihasilkan hingga 1500 MW.
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan
jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan
dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan
kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Prinsip kerja dari
generator AC yaitu berdasarkan induksi elektromagnetik atau yang dikenal
dengan hukum Faraday. Hukum Faraday menyatakan jika sebatang konduktor
bergerak pada medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk
tegangan induksi atau gaya gerak listrik
Tegangan yang dihasilkan akan semakin besar bila konduktor tersebut
dililitkan sehingga menjadi sebuah kumparan dan kumparan tersebut berputar
dalam medan magnet, maka gaya gerak listrik yang dihasilkan semakin besar.
Hukum Lenz menyatakan bahwa arah gaya gerak listrik adalah sedemikian rupa
sehingga medan magnet dari arus induksi berlawanan dengan perubahan fluks
yang menghasilkan gaya gerak listrik.
20
jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya
elektromagnet.
21
b. Sekering Dan MCB
Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur
Circuit Breaker (MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman
lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah mengamankan peralatan atau
instalasi listrik dari gangguan hubung singkat. MCB sering disebut juga
pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara
otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman
otomatis dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami
pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban
lebih.
22
Untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan
satuan Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A,
20A, 25A, 32A dll. MCB yang digunakan harus memiliki logo SNI pada
MCB tersebut. Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan
mengalikan kapasitas dari MCB tersebut dengan 220V (tegangan umum di
Indonesia).
Contoh:
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar:
6A x 220v = 1.200 Watt
Kegunaan MCB:
- Membatasi Penggunaan Listrik
- Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat (korslet)
- Mengamankan Instalasi Listrik
- Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih
mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
c. MCCB
MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman
yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus
beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat
disetting sesuai kebutuhan.
- Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan
sebagai berikut: Ue = 250 V dan 660 V
- Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai
berikut: Ie= 40A250A
- Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB
digambarkan sebagai berikut: Icn = 12 kA-200 kA
23
Gambar 4.5 Bentuk fisik MCCB
24
f. Alat Ukur
Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan
secara langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu
ampermeter, voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat untuk
mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Voltmeter
merupakan alat untuk mengukur beda
potensial dalam suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda
potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter
harus dihubungkan dengan dengan kedua titik yang tegangannya akan
diukur sehingga terhubung secara paralel dengan komponen tersebut.
Prinsip kerja dari frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik
sejumlah kepingan plat baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar.
Masing–masing memiliki perbedaan frekuensi getar dan relatif tidak
berjauhan satu sama lain. Jika kepingan mendapatkan arus medan magnet
dari arus bolak–balik, maka salah satu lidah akan menimimbulkan getaran
dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi yang
ditimbulkan oleh arus bolak–balik tersebut.
g. Terminal Blok
Bila Anda memiliki satu set kabel listrik untuk dihubungkan, blok
terminal menyediakan cara yang aman dan nyaman untuk mengaturnya.
Mereka kokoh, mudah digunakan dan dirancang untuk menjaga kabel dari
berbagai pengukur terhubung dengan aman. Blok terminal adalah satu set
dua atau lebih titik koneksi sekrup yang serupa. Anda dapat
menghubungkan kabel pada titik-titik ini. Strip terminal menggabungkan
25
banyak blok serupa dalam satu perangkat. Dalam strip, blok diisolasi satu
sama lain.
26
Gambar 4.9 Changeover Switch Motorized (COS Motorized)
27
Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally
Open: Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus
listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan
kontak NC (Normally Close: Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti
dijelaskan pada gambar di bawah ini:
28
NC ke NO dan akan terus berada pada kondisi NO hingga catu daya diputus.
Sedangkan pada TDR, kontak NC dan NO bahkan bisa berpindah-pindah
tanpa memutus catu daya ke coil.
29
Gambar 4.14 Phase Failure Relay Over/Under Voltage Protector
d. Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka
selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah
kontroler. Kontroler merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol.
Programmable logic controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus
pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses- proses.
30
Tombol tekan atau disebut sakelar ON/OFF banyak digunakan
sebagai alat penghubung atau pemutus rangkaian kontrol. Memiliki dua
kontak, yaitu NC dan NO. Artinya saat sakelar tidak digunakan satu kontak
terhubung Normally Close, dan satu kontak lainnya Normally Open. Ketika
kontak ditekan secara manual kondisinya berbalik posisi menjadi NO dan
NC.
f. Selector Switch
Selector Switch merupakan alat yang di gunakan untuk memilih.
Kerja dari selector switch yaitu menyambung rangkaian sesuai dengan yang
ditunjuk oleh tangkai selector. Banyak sekali type selector switch, tapi
biasanya hanya dua type yang sering di gunakan, yaitu 2 posisi, (ON-
OFF/Start-Stop/0-1, dll) dan 3 posisi (ON-OFF-ON/Auto-Off-Manual,dll).
g. Lampu Indikator
Lampu indicator berfungsi untuk menunjukkan tegangan dari mana
dan apakah sudah sudah ada tegangan masuk nya.
31
Gambar 4.18 Lampu Indikator
h. Emergency Switch
Sesuai dengan namanya yaitu Emergency Switch Atau tombol
darurat.Jadi alat ini digunakan pada situasi situasi darurat darurat
saja.Mekanismenya begini jadi apabila alat ini ditekan maka listrik pada
sistem kontrol akan terputus dan bila tombol ini diletakkan atau berada pada
mesin maka jika tombol ini ditekan maka mesin itu akan
berhenti.Contohnya saja misalnya ada seorang operator yang menganalisa
bahwa suatu mesin yang iya jalankan itu tidak bekerja untuk sebagai mana
mestinya maka dalam keadaan darurat ia dapat langsung menekan tombol
emergency.
Atau contoh lainya yaitu apabila ada seorang operator mengalami
sebuah kecelakaan kerja maka operator lain yang mungkin tidak tahu
menahu tentang mesin tersebut dapat menolong dengan cara menekan
tombol emergency ini.
32
b. Kontaktor 1 akan hidup atau beroperasi apabila listrik dari PLN menyala dan
kontaktor 2 mati.
c. Kontaktor 2 beroperasi ketika listrik dari PLN padam dan menghidupkan
Genset.
d. Kontaktor 2 akan beropersi apabila listrik dari PLN padam dan kontaktor
1 mati.
e. Ketika listrik dari PLN kembali hidup maka kontaktor 1 beropersi saat
itu juga kontaktor 2 tidak beropersi dan Genset padam.
Gambar 4.20 Flowchtart ATS dan AMF saat listrik PLN padam
33
Sistem ATS beroperasi saat sumber dari PLN tengah menyala. Kemudian
terjadi pemadaman tiba-tiba oleh PLN. Sistem tetap dapat beroperasi karena ada
suplai daya cadangan dari UPS. Sistem ATS menyalakan Generator Set dengan
memicu electric starter pada Genset. Kemudian sistem memeriksa Genset dengan
memberikan delay waktu selama 10 detik agar perputaran dan kondisi mesin
Generator Set menjadi stabil. Setelah tegangan stabil maka beban akan dipindahkan
ke Generator Set yang sebelumnya berada pada PLN.
34
4.9 Perakitan Panel ATS dan AMF
4.9.1 Bagian – Bagian ATS - AMF dan Fungsinya
Panel ATS- AMF dengan basis modul DSE (Deepsea 4420)
PLC mendukung dua operasi transfer atau pemindahan beban yaitu secara
manual dan otomatis.
a. Perancangan dan pemasangan komponen ATS dan AMF pada bagian
pintu ditunjukkan pada gambar 4.22 di bawah.
Keterangan:
1) Lampu Indikator Catudaya Utama (PLN) Tiap Fasa
2) Lampu Indikator Catudaya Cadangan (Genset) Tiap Fasa
3) Amperemeter Pengukur Arus Beban
4) Voltmeter Pengukur Tegangan Beban
5) Selector Switch untuk Voltmeter
6) Frekuensi meter Pengukur frekuensi
7) Amperemeter dan Voltmeter DC untuk Modul DSE (Deepsea 4420)
PLC.
8) Modul DSE (Deepsea 4420) PLC pengntrol kerja ATS-AMF
9) Buzzer sebagai alarm.
35
10) Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catudaya Utama
(PLN).
11) Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catu daya
Cadangan (Genset).
12) Selector Switch untuk memilih Automatic atau Manual Mode
13) Tombol Tekan Emergency Stop
36
Keterangan:
1) Fuse Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol yang sensitif
2) MCB Pengaman untuk mengamankan komponen kontrol
3) Relay Kontrol sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada rangkaian kontrol
4) Trafo Arus / CT untuk mengkonversi arus
5) Kontaktor sebagai penyambung dan pemutus sumber dan beban
6) Battery Charger sebagai backup listrik untuk modul DSE
7) MCCB pengaman rangkaian daya utama
8) Terminal Kabel Kontrol sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel
rangkaian kontrol
9) Terminal Kabel Daya sebagai tempat berkumpulnya ujung kabel
rangkaian daya
37
Gambar rancangan diatas diperlihatkan sumber utama masuk ke
ATS-AMF melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber
cadangan masuk ke ATS- AMF melalui terminal incoming from generator.
Sedangkan suplay ke beban dari ATS-AMF disambungkan pada terminal
outgoing. Untuk menyambungkan beban dengan sumber digunakan
komponen MCCB tiga fasa 15 A/18 kA dan kontaktor. Ketika beban
tersambung dengan PLN maka kontaktor yang beroperasi adalah kontaktor
main (MC.M). Sedangkan kontaktor generator (MC.G) tidak akan bisa
beropersi, karena sebelum disambungkan ke terminal coil MC.G kabel
kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor main (MC.M). Ketika
beban tersambung dengan sumber cadangan (generator) maka kontaktor
yang beroperasi adalah kontaktor generator (MC.G). Kontaktor main tidak
akan bisa aktif karena sebelum disambungkan ke terminal coil MC.M kabel
kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor generator (MC.G).
Kondisi lain yaitu kondisi otomatis yang harus dipenuhi oleh sistem
ini adalah ketika PLN mati maka kontaktor generator harus aktif dan apabila
PLN hidup kembali maka kontaktor main harus beroperasi kembali dan
kontaktor generator tidak beroperasi. Semua kondisi diatas akan
dilaksanakan secara otomatis oleh DSE (Deepsea 4420) PLC yang dipasang
pada ATS-AMF yang dirancang.
38
b. Rangkaian Daya ATS AMF
39
Rangkaian daya ATS dan AMF diatas diperlihatkan sumber utama
masuk ke ATS-AMF melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber
cadangan masuk ke ATS-AMF melalui terminal incoming from generator.
Sedangkan suplay ke beban dari ATS-AMF disambungkan pada terminal
outgoing. Untuk melakukan pemindahan dari sumber utama PLN ke sumber
cadangan atau sebaliknya digunakan dua buah kontaktor 4 fasa 32 A. Untuk
menyambungkan beban dengan sumber digunakan komponen MCCB tiga
fasa 15 A/18 kA. Ketika beban tersambung dengan PLN maka kontaktor
yang beroperasi adalah kontaktor main (MC.M). Sedangkan kontaktor
generator (MC.G) tidak akan bisa beropersi, karena sebelum disambungkan
ke terminal coil MC.G kabel kontrol disambungkan ke kontak bantu NC
kontaktor main (MC.M). Ketika beban tersambung dengan sumber
cadangan (generator) maka kontaktor yang beroperasi adalah kontaktor
generator (MC.G). Kontaktor main tidak akan bisa aktif karena sebelum
disambungkan ke terminal coil MC.M kabel kontrol disambungkan ke
kontak bantu NC kontaktor generator (MC.G).
40
Gambar rangkaian diatas menunjukkan wiring diagram kabel
kontrol main source/sumber utama untuk mengontrol kontaktor main
source (MC.M). Sumber masuk ke MCB 1 fasa 6 A (F10), kontak MC.G
digunakan untuk pergantian ketika generator beroperasi dan mematikan
kontrol main source. Rangkaian diatas dilengkapi dengan selector switch
yaitu untuk memilih mode opersi pada rangkaian ATS dan AMF. Terdapat
dua mode opersai yaitu manual dan otomatis, mode manual dilengkapi
dengan push button untuk mengoperasikan rangkaian kontrol main source
dan mode kedua yaitu otomatis yang dilengkapi relay untuk memberikan
logika pada rangkaian kontrol. Selector switch dalam mode manual ketika
PB1 ditekan makan kontaktor main source (MC.M) akan beroperasi.
Selector switch berada dalam mode otomatis main CB (MCB) atau relay
sebagai penganti push button digunakan untuk memberi logika pada
kontaktor main source.
41
Gambar rangkaian diatas menunjukkan wiring diagram kabel
kontrol sumber cadangan untuk mengontrol kontaktor generator (MC.G).
Sumber masuk ke MCB 1 fasa 6 A (F10), kontak MC.M digunakan untuk
pergantian ketika sumber PLN beroperasi dan mematikan kontrol generator.
Rangkaian diatas dilengkapi dengan selector switch yaitu untuk memilih
mode opersi pada rangkaian ATS dan AMF.
Terdapat dua mode opersai yaitu manual dan otomatis, mode manual
dilengkapi dengan push button untuk mengoperasikan rangkaian kontrol
generator dan mode kedua yaitu otomatis yang dilengkapi relay untuk
memberikan logika pada rangkaian kontrol. Selector switch dalam mode
manual ketika PB1 ditekan makan kontaktor generator (MC.G) akan
beroperasi. Selector switch berada dalam mode otomatis generator CB
(GCB) atau relay sebagai penganti push button digunakan untuk memberi
logika pada kontaktor generator.
42
f. Prosedur Simulasi pemindahan Beban dari sumber Genset ke sumber
PLN
Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON lagi
sehingga ATS-AMF mengindera sumber PLN telah tersambung.
(mengkondisikan sumber PLN telah tersmabung kembali). Menunggu
Modul DSE (Deepsea 4420) PLC memutus beban dari sumber genset.
Menunggu Modul DSE (Deepsea 4420) PLC mengaktifkan ”main
contactor” dan beban berhasil dipindah dari sumber genset kembali ke
sumber PLN. Menunggu Modul DSE (Deepsea 4420) PLC memerintahkan
genset mati, tahap ini disebut cooling down engine. Memposisikan swicth
Genset perangkat penguji pada posisi OFF sehingga ATS-AMF mengindera
Genset telah dimatikan.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menyusun dan membahas laporan tentang Analisa Perancangan dan
Perakitan Panel ATS ( Automatic Transfer Switch) dan AMF ( Automatic Main
Filure) di peroleh kesimpulan:
1. Dalam merakit atau membangun sebuah panel ATS - AMF yang memiliki
fungsi otomatis dibutuhkan komponen kontrol dan komponen daya.
2. Komponen kontrol yang digunakan pada ATS - AMF adalah relay,
kontroler berupa modul DSE (Deepsea 4420), tombol tekan, selector, switch
dan buzzer.
3. Komponen daya yang digunakan pada ATS - AMF adalah kontaktor,
sekering dan MCB, MCCB, baterai dan battery charger, Current Transformer
(CT) dan alat ukur
4. Panel ATS - AMF dengan basis modul DSE (Deepsea 4420) mendukung
dua operasi transfer atau pemindahan beban yaitu secara manual dan
otomatis..
5. Fungsi utama saat operasi otomatis ATS - AMF sebagai kontrol utama
emergency power yaitu memonitoring dan sensoring catu daya utama
(PLN), jika PLN mengalami gangguan maka modul ini akan memberikan
perintah kepada Genset untuk melalukan starting serta memonitoring dan
sensoring Genset, apabila genset telah starting dan running maka module
ini akan memonitoring kualitas energi listrik yang dihasilkan genset
sekaligus proteksi.
5.2 Saran
Berdasarkan dari pengalaman Kerja Praktik yang telah selesai
dilaksanakan, untuk evaluasi ke depannya saran yang dapat diberikan
Penulis adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang akan menjadi peserta Kerja Praktik harus sudah
mempunyai gambaran tentang apa yang ingin dipelajari di lokasi Kerja
Praktik.
44
2. Mahasiswa yang akan menjadi peserta Kerja Praktik jangan pernah
merasa malu untuk selalu bertanya kepada pembimbing lapangan maupun
dosen pembimbing karena pada dasarnya tujuan dari Kerja Praktik adalah
untukbelajar.
3. Kemandirian mahasiswa untuk belajar sangat diperlukan. Artinya
kesadaran dari diri sendiri untuk mencari tahu tentang hal baru sangat
penting
4. Untuk mempermudah dalam pengambilan dokumentasi sebaiknya peserta
kerja praktek terdiri dari dua mahasiswa atau lebih agar bisa saling
membantu untuk mengambil gambar yang dapat mendukung dalam
penulisan laporan kerja praktek.
5. Selalu mematuhi SOP (Standar Opration Procedure) yang ditetapkan oleh
pihak terkait
45
DAFTAR PUSTAKA
46