Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Kerja Praktek Industri
Disusun Oleh :
Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan akhir pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini.
Laporan akhir pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini merupakan tugas individu
untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Kerja Praktek Industri
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir pelaksanaan Kerja
Praktek Industri ini tidak terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan Kerja Praktek Industri ini dalam keadaan
yang sehat dan tanpa kekurangan apapun.
2. Kedua orang tua dan kedua adik saya tercinta yang telah memberi doa,
dukungan yang besar dan kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan
Kerja Praktek Industri ini.
3. Widya Hanun Zuhairi selaku calon istri saya tercinta yang telah memberi
semangat, doa, dan dukungannya untuk melaksanakan Kerja Praktek
Industri ini.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Zulkifli Matondang M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Adi Sutopo, M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta masukan dalam penyelesaian laporan
ini.
7. Bapak Dr. Agus Junaidi, S.T., M.T. selaku Ketua Prodi Teknik Elektro,
Universitas Negeri Medan.
8. Bapak Januar Elansa Tarigan, S.T selaku manager ULP Rayon Belawan
iii
9. Bapak Roger Efendi Panjaitan, S.T. selaku leader / supervisor teknik ULP
Rayon Belawan dan selaku pembimbing selama melakukan kegiatan kerja
praktek industri.
10. Semua teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan
kegiatan kpi dan dalam penyusunan laporan ini.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan Magang ini, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini ada
manfaatnya bagi pihak yang membutuhkan.
Aldi Amanda
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 4
2.1. Sejarah PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon Belawan ..... 4
2.2 Visi Dan Misi ............................................................................................. 5
2.2.1. Visi ..................................................................................................... 5
2.2.2. Misi .................................................................................................... 5
2.3. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan ..................... 5
2.3.1. Tugas Pokok Dan Wewenang ............................................................. 7
BAB III.............................................................................................................. 11
LANDASAN TEORI DAN PENGALAMAN LAPANGAN.............................. 11
3.1. Landasan Teori ........................................................................................ 11
3.1.1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ................................................ 11
3.1.2. Komponen-Komponen Pada Saluran Jaringan Tegangan Menengah .. 12
3.1.3. Penjelasan Inspeksi Dan Pemeliharaan .............................................. 17
3.1.4. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah ..................................... 19
3.2. Pengalaman Lapangan ............................................................................. 25
3.2.1. Spesifikasi Kegiatan Yang Dilaksanakan ........................................... 25
3.2.2. Deskrispsi Kerja Praktek Industri (KPI) ............................................ 25
v
3.3. Pengolahan Data dan Pembahasan ........................................................... 26
3.3.1. Jenis-Jenis Gangguan dan Penyebab Terjadinya Gangguan ............... 26
3.3.2. Tindakan Dalam Inspeksi Dan Pemeliharaan JTM............................. 30
3.3.3. Kendala Inspeksi dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah ... 33
BAB IV ............................................................................................................. 34
PENUTUP ......................................................................................................... 34
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 34
4.2. Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
4.3. Lampiran Lampiran ................................................................................. 37
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kantor ULP Rayon Belawan ....................................................................... 4
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan ...................... 6
Gambar 3.1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ............................................. 11
Gambar 3.2. Tiang Baton dan Tiang Besi ........................................................................ 12
Gambar 3.3. Cross Arm / Traves ..................................................................................... 13
Gambar 3.4. Fuse Cut Out ............................................................................................... 14
Gambar 3.20. Pembersihan Layang – Layang Yang Tersangkut Pada SUTM .................. 31
Gambar 3.21. Rempal Ranting Pohon Yang Mengenai Jaringan SUTM .......................... 32
Gambar 3.22. Inspeksi Jaringan SUTM Pengambilan Dengan Thermovision .................. 32
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
4.3.1. Surat Izin Kerja Praktek Industri ........................................................................... 37
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
khususnya teggangan 20 kV . jadwal pemeliharaan bisa dilakukan minimal satu
bulan sekali, dimana peliharaan dilakukan di tiap-tiap daerah yang sudah
ditentukan penjadwalanya. Dalam melakukan pemeliharaan PLN memberikan
penggumuman melalui media sosial seperti facebook dan tweeter. Serta PLN juga
memberikan pengumman melalui surat resmi yang diberikan langsung kepada
masing-masing desa untuk disiarkan secara langsung tentang jadwal jam
dilakukanya pemadaman. Dan PLN juga memberikan penggumuman melalui
surat kabar. Dalam kenyataanya banyak saat terjadi gangguan pada jaringan
distribusi tegangan menengah 20 kV tidak di umumkan oleh PLN, gangguan yang
meliputi saat terjadinya hujan lebat, secara langsung PLN melakukan pemadaman
di suatu daerah tertentu tanpa ada pemberitahuan apa yang mengakibatkan
terjadinya gangguan dan sampai berapa lama gangguan berlangsung. Sehingga
dalam satu bulan bisa terjadi 2–3 kali pemadaman bergilir dari PLN.
Oleh karena itu, penulis terdorong untuk membuat kerja praktek industri
dengan judul: Inspeksi Dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
20kv Di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara ULP Rayon
Belawan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menegah
(JTM) 20KV di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara ULP
Rayon Belawan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis gangguan serta penyebab terjadinya gangguan pada
jaringan distribusi serta mendatanya sebagai data untuk melakukan
pemeliharaan.
2. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan jaringan
tegangan menengah.
3. Untuk mengetahui apa saja kendala pada saat melakukan inspeksi dan
pemeliharaan jaringan tegangan menengah
2
1.3. Manfaat
Adapun manfaat inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menegah (JTM)
20KV adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan mengenai jenis gangguan dan penyebab terjadinya
gangguan pada jaringan distribusi 20kV di ULP Rayon Belawan.
2. Meningkatkan kinerja sistem jaringan distribusi tegangan menengah 20kV,
sebagai konsumsi masyarakat yang andal dan aman.
3. Menambah wawasan terkait cara mengatasi kendala kendala pada saat
melakukan inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menengah.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon Belawan
PT. PLN ULP Rayon Belawan merupakan salah satu Unit Layanan
Pelanggan yang berada di bawah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Medan Utara yang menjadi bagian dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Sumatera Utara. Selain ULP Belawan terdapat 3 ULP lain yang berada di bawah
UP3 Medan Utara yaitu ULP Medan Timur , ULP Medan Helvetia,dan ULP
Medan Labuhan.
PLN ULP Belawan berlokasi di Jalan Belawan Bahari, Medan Belawan,
kota medan, Sumatera Utara dan memiliki denah kerja di 4 kecamatan yaitu
kecamatan Hamparan Perak,kecamatan Medan Marelan, kecamatan Medan
Labuhan dan kecamatan Medan Belawan. PLN ULP Belawan dipasok dari 4
Gardu Induk (GI) yaitu GI Payau pasir, GI Lamhotma,GI Labuhan dan GI
Belawan. ULP Belawan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan
pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap sicanang
PT.PLN ULP Rayon Belawan bergerak dibidang perencanaan operasi
sistem distribusi, pemeliharaan aset distribusi, mengelola kegiatan niaga
distribusi,dan mengoperasikan sistem hingga mendistribusikan energi listrik ke
konsumen
4
2.2 Visi Dan Misi
Adapun visi dan misi PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon
Belawan adalah sebagai berikut :
2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan pilihan
pelanggan untuk solusi energi.
2.2.2. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
6
2.3.1. Tugas Pokok Dan Wewenang
PT. PLN (Persero) ULP Indrapura mempunyai Beberapa bagian pekerjaan,
Adapun uraiannya sebagai berikut :
1. Manager ULP
Adapun tugas pokok dan wewengannya ialah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan program kerja dan anggaran sebagai pedoman kerja
untuk mencapai kinerja unit.
b. Mengkoordinir pelaksanaan pedoman keselamatan ketenagalistrikan (K2)
dan K3 untuk keselamatan dan keamanan pegawai dalam bekerja.
c. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi untuk
mempertahankan keandalan pasokan energi tenaga listrik.
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tata usaha langganan
(TUL).
e. Mengkoordinir proses pengelolaan keuangan dan pendapatan.
f. Melakukan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan pemeliharaan
jaringan distribusi.
g. Melakukan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan pemeliharaan
jaringan distribusi.
h. Melakukan pengendalian komunikasi dan hubungan kerja internal dan
eksternal dengan stakeholder perusahaan.
i. Membuat keputsan teknis.
j. Menandatangani Surat Keluar, SPJBTL, SPK, Surat perjanjian kontrak
sesuai kewenangannya.
2. Supervisor Teknik
Adapun tugas pokok dan wewengannya ialah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keandalan sistem operasi jaringan distribusi.
b. Memelihara jaringan distribusi.
c. Mengendalikan pelayanan gangguan dan mengkoordinir petugas
pelayanan teknik.
d. Memantau dan mengevaluasi susut distribusi upaya penurunannya.
7
e. Mengelola aset jaringan konstruksi distribusi.
f. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan penyambungan dan pemutusan.
g. Memastikan penyusutan RAB dan SPK pekerjaan distribusi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Melaporkan pencapaian kinerja pengusahaan Area dan Rayon.
8
e. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
f. Menyusun laporan manajemen dibidangnya.
g. Menetapkan kebijakan manajemen perbekalan.
h. Menandatangani surat perjanjian sesuai dengan bidang tugasnya.
i. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pihak eksternal dalam
bidang pembangkitan.
5. Supervisor K3
Adapun tugas pokok dan wewenangnya ialah sebagai berikut :
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan.
b. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat – sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
c. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara
berkala pada Dokter yang ditunjuk.
d. Membuat petunjuk keselamatan kerja di setiap divisi perusahaan.
e. Merancang sistem keamanan dan keselamatan kerja untuk pertolongan
pada setiap kecelakaan kerja.
6. Staff
Adapun tugas pokok dan wewenangnya ialah sebagai berikut :
a. Mengagendakan surat yang masuk di kantor PT. PLN (Persero) ULP
Rayon Belawan dan surat yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) ULP
Rayon Belawan
b. Mengarsip semua surat yang masuk dan semua surat yang dikeluarkan PT.
PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
c. Mengentri data semua surat PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
(surat masuk dan surat keluar) ke dalam computer
d. Memfilekan surat masuk yang diterima PT. PLN (Persero) ULP Rayon
Belawan dan surat yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) ULP Rayon
9
Belawan
e. Mencatat dan mengetikkan keterangan semua surat masuk di buku agenda
surat masuk.
f. Mencatat dan mengetikkan keterangan semua surat keluar di buku agenda
surat keluar.
g. Mendistribusikan surat masuk serta surat keluar ke pihak yang berhak
menerima.
10
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PENGALAMAN LAPANGAN
11
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
SKTM merupakan jaringan yang dipasang atau ditempatkan ditanam di
bawah tanah. Kekurangan penggunaan kabel ini adalah jika terjadi gangguan akan
sulit untuk mcnemukan lokasi gangguannya dan keuntungannya adalah gangguan
yang terjadi akan lebih kecil dan estetikanya lebih indah.
2. CrossArm / Traves
Cross Arm (lengan tiang) atau Traves dipakai untuk menjaga
peralatan yang perlu dipasang diatas tiang dan berfungsi untuk tempat
Pemasangan isolator. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm
dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem,
disekrup dengan baut secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut
12
penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm lni dibor
terlebili dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.
Pemasangan Cross Arm pada tiang diikat dengan klem dan mur-
baut, tetapi pada tiang beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung
bisa menembus tiang dan Cross Arm. Untuk menjaga agar Cross Arm
tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka dipasang konstruksi
berupa besi penyangga.
13
Gambar 3.4. Fuse Cut Out
4. Isolator
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan isolasi listrik dan
pemegang mekanik yang digunakan untuk memisahkan secara elektris dua
buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage current)
atau loncatan bunga api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik.
Langkah yang perlu diambil untuk menghindari terjadinya
kerusakan terhadap peralatan listrik akibat tegangan lebih dan loncatan
bunga api ialah dengan menentukan pemakaian isolator berdasarkan
kekuatan daya isolasi (dielectric strenght) dan kekuatan mekanis
(mechanis strenght) serta bahan-bahan isolator yang dipakai.
Adapun fungsi utama isolator adalah sebagai berikut :
1) Untuk menyekat/mengisolasi penghantar dengan tanah dan antara
penghantar dengan penghantar.
2) Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat
penghantar dan atau gaya tarik penghantar.
3) Untuk menjaga agar jarak antar penghantar tetap (tidak berubah).
Isolator yang digunakan untuk jaringan SUTM, karakteristiknya dan
konstruksi dapat dilihat dibawah ini :
- Temperature maksimum : 40⁰C
- Temperatur normal : 28⁰C
14
- Temperature minimal : 16⁰C
Dalam jaringan SUTM digunakan isolator jenis sangga dan isolator
suspension (isolator gantung). Dalam pemasangan isolator suspension
maupun isolator sangga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
memeriksa baut dan mur, kedua alat ini harus dikunci dengan kuat.
Isolator itu dipasang pada traves dengan mengunci mur dan baut yang
terdapat pada plat penegang. Memasang isolator suspension dilakukan
pada setiap satu persatuan unit. Setiap satu jaringan SUTM yang memiliki
sambungan saluran udara pada tiang, membutuhkan enam unit isolator
suspension dan satu isolator sangga. Isolator sangga berfungsi sebagai
penyangga kawat penghantar yang berada ditengah jaringan yang
melintasi traves. Sebagai pengunci kawat penghantar dibutuhkan enam
buah klem penyambung yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
penghantar. Pada traves diakhiri saluran SUTM dipakai tiga unit isolator
suspension.
Isolator yang digunakan, berikut ini merupakan macam-macam
isolator yakni: Isolator Tumpu dan Isolator Tarik
5. Arrester
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik yang
memiliki tegangan lebih tinggi karena disebabkan oleh petir atau surja
hubung (switching surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar
15
isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem
pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang tinggi dan tidak
merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus dirancang sedemikian
rupa agar tidak mengganggu aliran daya sistem frequensi 50 Hz. Jadi pada
keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan
surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tegangannya relatif rendah,
sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja
hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolasi.
Pada umumnya arrester dipasang pada ujung SUTT yang
memasuki Gardu Induk. Dalam gardu induk besar adakalanya pada trafo
dipasang arrester untuk menjamin terlindunginya trafo dan peralatan
lainnya dari tegangan lebih tersebut.
6. Penghantar Kabel
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk
saluran udara biasanya disebut kawat yaitu peghantar tanpa berisolasi,
sedangkan untuk saluran dalam tanah atau saluran udara berisolasi
biasanya disebut dengan kabel penghantar yang baik harus mempunyai
sifat :
1. Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
2. Kekuatan Tarik Tinggi
3. Fleksibilitas Tinggi
16
Gambar 3.7. Penghantar Kabel JTM
17
b. Pemeliharaan Korektif (korektif maintenance).
Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu:
terencana dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah
pekerjaan perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk
memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi)
tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana
misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan.
c. Pemeliharaan Khusus (emergency maintenance).
Pemeliharaan Khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat
adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki
jaringan yang rusak yang disebabkan oleh force majeure atau bencana
alam seperti gempa bumi, angin rebut, kebakaran dsb yang biasanya
waktunya mendadak. Dengan demikian sifat pekerjaan pemeliharaan
untuk keadaan ini adalah sifatnya mendadak dan perlu segera
dilaksanakan, dan pekerjaannya tidak direncanakan.
Pemeliharaan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keandalan pada sistem
distribusi dalam rangka mengurangi kerusakan peralatan yang sifatnya mendadak,
menurunkan biaya pemiliharaan dan simpati serta kepuasan pelanggan dalam
pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Sistem distribusi harus direncanakan dengan baik dan benar, memakai
bahan/peralatan yang berkualitas baik sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Sistem distribusi yang baru dibangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
3. Staf / petugas dan pemeliharaan harus terlatih baik dengan jumlah petugas
cukup memadai.
4. Mempunyai peralatan kerja yang baik dengan jumlah cukup memadai
untuk pemeliharan dalam keadaan tidak bertegangan maupun
pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.
5. Mempunyai buku/brosur peralatan dari pabrik pembuat dan dipelihara
18
untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
6. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat
kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
7. Harus diamati tindakan pengaman dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.
19
e. Luas penampang penghantar
Pekerjaan yang dilakukan untuk pemeliharaan penghantar antara lain :
a. Penggantian penghantar
b. Perbaikan kondisi / pemasangan penghantar
Gambar 3.10. Kabel Jumper Mengalami Stress dan Akibatnya Pada Cross Arm
20
2. Pemeliharaan Tiang
Tiang miring ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti Skur putus,
tiang berada di pinggir jurang, tanah tidak rata sehingga dapat berpotensi
mengakibatkan tiang menjadi miring. Tiang miring ini di pelihara dengan
menggali tanah dimana tiang itu berdiri dengan posisi miring sehingga ada ruang
untuk tiang dapat berdiri tegak, kemudian Memasang skur pada tiang, dan
mensetting skur sehingga tiang berdiri tegak. Ketika tiang sudah berdiri tegak
dilakukan pengecoran pada bagian bawah tiang agar lebih kuat dan mencegah
terjadinya longsor.
21
3. Pemeliharaan Jarak Aman (Right Of Way)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel di bawah berikut
22
4. Pemeliharaan Peralatan
Yang dimaksud dengan peralatan disini adalah peralatan mendukung
lainnya selain penghantar dan tiang pada JTM. Pada umumnya pemeliharaan rutin
dari peralatan tersebut biasanya selalu dilaksanakan secara bersamaan ketika
mengadakan pemeliharaan penghantar dari tiang atau pun saat terjadi gangguan
yang dikarenakan peralatan itu sendiri.
1) Perbaikan Cross Arm Miring / Bengkok
23
kondisi cross arm yang miring / bengkok. Cross Arm miring ini dapat
berpotensi mengakibatkan terjadinya flashover apabila terjadi hujan yang dapat
menyebabkan penyulang trip. Sehingga harus dilakukan pergantian Cross Arm
dan penambahan Brace Stell (siku) dengan yang baru.
2) Pergantian Isolator Rusak / Pecah
Pada penyulang feeder PY.08 terdapat beberapa titik isolator yang rusak /
pecah. Isolator pecah merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan
penyulang. Sehingga harus segera dilakukan pergantian dengan isolator yang
baru.
Namun untuk isolator yang sudah lama (pemakaian lama), jika terjadi
flek-flek pada isolator maka perlu dilakukan penggantian untuk mencegah
24
bahwa isolator ini dapat menimbulkan masalah pada penyulang yang dapat
menyebabkan trip penyulang.
25
3.3. Pengolahan Data dan Pembahasan
3.3.1. Jenis-Jenis Gangguan dan Penyebab Terjadinya Gangguan
Adapun macam – macam jenis gangguan pada jaringan tegangan
menengah adalah :
1. Gangguan Beban Lebih
Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila
dibiarkan terusmenerus maka dapat merusak peralatan listrik yang dialiri
oleh arus tersebut. Arus yang mengalir biasanya melebihi kapasitas
peralatan listrik dan pengaman yang terpasang melebihi kapasitas
peralatannya, sehingga saat beban melebihi kapasitas maka pengaman
tidak akan trip. Misal : kapasitas penghantar 300 A dan pengaman di
setting 350 A tetapi beban mencapai 320 A, sehingga pengaman tidak trip
dan penghantar tidak akan terbakar. Pengamannya adalah Over Current
Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) relay pengaman arus lebih
yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan
Tegangan Tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Relay ini berfungsi untuk mengamankan peralatan
listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa untuk OCR dan gangguan
phasa-tanah untuk GFR.
2. Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat, dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2
fasa) atau 1 fasa ke tanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
Pengamannya adalah Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay
(GFR) relay pengaman arus lebih yang bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada Jaringan Tegangan Tinggi, Tegangan menengah juga
pada pengaman Transformator tenaga. Relay ini berfungsi untuk
mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa untuk
OCR dan gangguan phasa-tanah untuk GFR. OCR dan GFR digunakan
sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi, pengaman cadangan,
generator, transformator daya dan saluran transmisi.
26
Gangguan Permanen
Gangguan hubung singkat, bisa terjadi pada kabel atau pada belitan
transformator tenaga yang disebabkan karena adanya arus gangguan
hubung singkat yang melebihi kapasitas, sehingga penghantar menjadi
panas dan dapat mempengaruhi isolasi atau minyak trafo pada
akhirnya isolasi menjadi tembus. Disini pada titik gangguan memang
terjadi kerusakan yang permanen. Peralatan yang terganggu tersebut,
baru bisa dioperasikan kembali setelah dilakukan perbaikan pada
bagian yang rusak
Gangguan Temporer
Flashover terjadi karena adanya sambaran petir (penghantar
terkena sambaran petir), flashover dengan pohon, penghantar tertiup
angin yang dapat menimbulkan gangguan antar fasa atau penghantar
fasa menyentuh tanah yang dapat menimbulkan gangguan 1 fasa ke
tanah. Gangguan yang tembus adalah isolasi udaranya, oleh karena itu
tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguan terputus,
misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relai pengamannya,
peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
kembali.
Adapun penyebab gangguan dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Gangguan internal (dari dalam)
Yaitu gangguan yang disebabkan oleh sistem itu sendiri. Misalnya
kerusakan pada alat, switching kegagalan isolasi, kerusakan pada
pembangkit dan lain - lain. Biasanya gangguan intern ini bersifat
permanen dan dibutuhkan penanganan seperti penggantian peralatan dan
lain sebagainya.
2. Gangguan eksternal (dari luar)
Yaitu gangguan yang berasal dari luar sistem. Misalnya terputusnya
saluran/kabel karena angin, badai, petir, pepohonan, layang – layang dan
sebagainya.
27
a. Petir
Apabila ujung tiang lebih tinggi maka diharapkan sambaran
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang
cukup tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa sehingga
menyebabkan gangguan pada tanah.
b. Binatang
Burung, tupai, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan
hubung singkat 1 fasa ke tanah, 2 fasa bahkan 3 fasa.
c. Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
d. Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan/ranting pohon besar dapat
pula menjadi penyebab adanya gangguan.
Adapun gangguan – gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi
penyulang Feeder PY.08 direkap serta mendatanya sebagai data untuk melakukan
pemeliharaan oleh petugas.
Berikut adalah rekapan data hasil inspeksi dan kebutuhan material untuk
pemeliharaan pada Penyulang Feeder PY.08
POTENSI GANGGUAN
29%
EXTERNAL
INTERNAL
71%
Gambar 3.18. Potensi Gangguan Yang Terjadi Pada Penyulang Feeder PY.08
ULP Rayon Belawan
28
Tabel 3.3 Data Inspeksi Dan Kebutuhan Material Serta Kebutuhan Petugas
Feeder KEBUTUHAN
NO UARAIAN STN VOL KEBUTUHAN MATERIAL
PY.08 PETUGAS
(Org)
Nama Jumlah Satuan
Material
EKSTERNAL
1 Daerah Rawan Pohon kms 1.05 1.05 0.70
2 Daerah Rawan Petir ttk 1.00 1.00 1.00 Current Limiting 1.00 Set
Divice
3 Tanaman Merambat ttk - - -
INTERNAL
6 FCO Pasang Baru (Lateral) bh 9.00 9.00 3.00 FCO Set 9.00 Buah
9 Pin Post (Penambahan) ttk 2.00 2.00 0.44 Pin Post 2.00 Buah
10 LA Rusak bh 4.00 4.00 1.33 Lighning Arrester 4.00 Buah
11 LA Pasang Baru pada Trafo bh 12.00 12.00 4.00 Lightning Arrester 12.00 Buah
12 Grounding LA ttk 2.00 2.00 0.44 Grounding Rod 2.00 Batang
29
3.3.2. Tindakan Dalam Inspeksi Dan Pemeliharaan JTM
Adapun tindakan dalam melakukan inspeksi pada penyulang untuk
menanggulanginya dapat dilakukan juga dengan cara inspeksi-inspeksi berkala
untuk mengetahui bagaimana keadaan jaringan dan komponen-komponen yang
terdapat pada penyulang dan jika ditemukan kerusakan dan keganjalan yang ada
pada penyulang dan komponen-komponennya maka akan dilakukan tindak lanjut
dengan adanya kegiatan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian
komponenkomponen sebelum hal tersebut dapat menyebabkan gangguan sampai
penyulang tersebut mengalami trip.
Untuk perabasan pohon ini dilakukan terlebih dahulu inspeksi visual pada
penyulang. Dilihat bagaimana jarak penghantar dengan pohon-pohon yang
mendekati penghantar apalagi penyulang yang masih menggunakan penghantar
telanjang (A3C) yang sangat rentan terhadap gangguan fasa ke tanah akibat
sentuhan pohon-pohon. Untuk kabel A3C memang lebih handal dari kabel A3CS
30
namun apabila pohon mengenai bagian yang terkupas juga dapat menyebabkan
gangguan maka akan lebih baik jika dilakukan perabasan pohon yang sudah dekat
dengan penyulang.
Pembersihan penyulang dari layang-layang yang menyangkut juga harus
dilakukan karena dapat menyebabkan gangguan fasa ke fasa. Apalagi pada musim
layang-layang, akan banyak layang-layang yang menyangkut di penghantar
penyulang
Adapun langkah-langkah pemangkasan pohon dan pembersihan layang –
layang yaitu :
1. Pertama mengambil dokumentasi dengan titik kordinat dilapangan
sebelum dan sesudah pemangkasan pohon dan pembersihan layang –
layang.
2. Batang pohon atau daun pohon yang dekat atau mengenai jaringan
tegangan menengah, maka dilakukan pemangkasan dengan alat yang
sesuai digunakan. Begitu juga dengan pembersihan layangan.
31
Gambar 3.21. Rempal Ranting Pohon Yang Mengenai Jaringan SUTM
3.3.2.2. Thermovision
Thermovision merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui
temperatur suatu komponen pada penyulang seperti gardu trafo,
jumperanjumperan SUTM, sambungan antara SUTM dengan komponen arrester
dan FCO serta sambungan sambungan pada percabangan jaringan tegangan
menengah. Apabila hasil uji thermovision ini menunjukkan kondisi komponen
atau sambungan kurang baik, maka akan direncanakan perbaikan atau
penggantian agar tidak sampai menimbulkan gangguan, untuk suhu temperatur
yang digunakan sebagai penilaian bahwa komponen itu kurang baik dan perlu
dilakukan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian adalah jika didapatkan suhu
> 40⁰C
32
3.3.3. Kendala Inspeksi dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah
Adapun kendala yang dihadapi saat melakukan inspeksi dan pemeliharaan
pada jaringan yaitu :
1. Cuaca
Cuaca memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan
inspeksi. Apabila cuaca cerah, maka inspeksi dapat dilanjutkan. Namun
jika cuaca hujan, inspeksi harus ditunda.
2. Lokasi yang akan diinspeksi
Meliputi lokasi apa saja yang akan kita jalani saat melakukan
inspeksi. Sebagian besar akses jalan jalur penyulang penyulang KT 06
melewati hutan – hutan dan jalanan yang rusak akibat jaringan memotong
jalan.
3. Personil
Inspeksi jaringan ini tidak dapat dilakukan sendirian, karena
apabila dilakukan sendiri anakan merepotkan pelaksana. Biasanya inspeksi
ini dilakukan berdua.Satu orang yang menginspeksi dengan Ultrasonik,
satu orang lagi menuliskan temuan hasil inspeksinya dan membawa
kendaraan.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan inspeksi dan pemeliharaan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dapat
kelompokkan menjadi 2, yaitu gangguan internal dan gangguan eksternal.
Gangguan Internal Yaitu gangguan yang disebabkan oleh sistem itu
sendiri. Misalnya kerusakan pada alat, switching kegagalan isolasi,
kerusakan pada pembangkit dan lain - lain. Biasanya gangguan intern ini
bersifat permanen dan dibutuhkan penanganan seperti penggantian
peralatan dan lain sebagainya..
Gangguan eksternal Yaitu gangguan yang berasal dari luar sistem.
Misalnya terputusnya saluran/kabel karena angin, badai, petir, pepohonan,
layang – layang dan sebagainya.
2. Adapun tindakan dalam melakukan inspeksi pada penyulang untuk
menanggulanginya dapat dilakukan juga dengan cara inspeksi-inspeksi
berkala untuk mengetahui bagaimana keadaan jaringan dan komponen-
komponen yang terdapat pada penyulang dan jika ditemukan kerusakan
dan keganjalan yang ada pada penyulang dan komponen-komponennya
maka akan dilakukan tindak lanjut dengan adanya kegiatan pemeliharaan,
perbaikan atau penggantian komponen komponen sebelum hal tersebut
dapat menyebabkan gangguan sampai penyulang tersebut mengalami trip,
seperti melakukan perempalan ranting pohon serta pembersihan layang –
layang yang tersangkut pada jaringan tegangan menengah, melakukan
inspeksi menggunakan thermovision yang bertujuan untuk mengetahui
temperatur suatu komponen pada penyulang seperti gardu trafo,
jumperanjumperan SUTM, sambungan antara SUTM dengan komponen
arrester dan FCO serta sambungan sambungan pada percabangan jaringan
tegangan menengah.
34
3. Kendala yang dihadapi saat melakukan inspeksi dan pemeliharaan pada
jaringan yaitu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya disebabkan
oleh faktor cuaca, faktor lokasi yang akan dilakukan pemeliharaan, serta
faktor personil pekerja.
4.2. Saran
Sebaiknya diadakan pengecekan/inspeksi tiang rutin oleh petugas
PLN. Petugas PLN yang bertugas memasang listrik ke pelanggan
semestinya lebih memperhatikan aspek keamanan dan keindahan selain itu
PLN juga mengeluarkan peraturan yang lebih tegas tentang masalah
pamphlet dan brosur yang di tempel sembarangan di panel Gardu Trafo
Tiang (GTT). Dan sebaiknya pelaksanaan inspeksi jaringan yang terdapat
di ULP Indrapura harus lebih sering terlaksana dan fokus terhadap
pemeliharaan JTM, agar tidak terjadi gangguan eksternal yang di sebabkan
oleh pohon atau tanaman, binatang, serta benda benda lain nya yang
terdapat di jaringan tegangan menengah (JTM).
35
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, A. (2021). Analisis Faktor Penurunan Gangguan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) Pada Penyulang Parangbanoa. Vertex
Elektro, 13(1), 1-8.
Amalia, S., & Saputra, E. (2020). Pemeliharaan Jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20 kV Feeder Mata Air. Jurnal Teknik Elektro, 9(2),
61-65
Amin, M. A. (2021). Pt. Pln (Persero) Ulp Tanjung Uban Infeksi Dan
Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (Jtm).
Fazli, M. (2021). Inspeksi Dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah Pt. Pln
(Persero) Ulp Tanjung Uban.
Sugianto, B. (2021). Pt. Pln.(Persero) Ulp Bengkalis Pt. Adra Gemilang Inspeksi
Jaringan Tegangan Menengah (Jtm).
36
4.3. Lampiran Lampiran
4.3.1. Surat Izin Kerja Praktek Industri
37
4.3.2. Surat Kesediaan Industri Menerima Mahasiswa KPI
38
4.3.3. Surat Penugasan Dosen Pembimbing
39
4.3.4. Surat Selesai Pelaksanaan KPI
40
3.3.5. Jurnal Harian
NO HARI/TANGGAL NAMA KEGIATAN
1 Senin/30-01-2023 Ikut Melaksanakan Breffing dengan Supervisor serta
Perkenalan Diri.
2 Selasa/31-01-2023 Perkenalan jaringan konstruksi di lapangan
3 Rabu/01-02-2023 Diskusi judul laporan dan ikut serta dalam
pergantian Isolator
4 Kamis/02-02-2023 Ikut Kelapangan
5 Jumat/03-02-2023 Ikut sertra ke lapangan untuk melihat proses
pelepasan FCO (Fuse Cut Out) dan penggantian fuse
link yang putus
6 Senin/06-02-2023 Pemasangan kabel SR ke konsumen untuk tambahan
daya
7 Selasa/07-02-2023 Ikut serta dalam pemeliharan JTM bersama tim
Yantek
8 Rabu/08-02-2023 Ikut serta kelapangan gangguan kabel JTR yang
putus pada konsumen
9 Kamis/09-02-2023 Ikut serta dalam pengukuran tegangan trafo
10 Jumat/10-02-2023 Ikut serta kelapangan pergantian Kwh meter yang
rusak pada konsumen
11 Senin/13-02-2023 Ikut serta kelapangan melakukan perempalan pohon
12 Selasa/14-02-2023 Ikut serta kelapangan inspeksi jaringan
12 Rabu/15-02-2023 Ikut serta dalam pengukuran tegangan trafo
13 Kamis/16-02-2023 Diskusi mengenai komponen Switching dan sistem
proteksi serta JTM dan JTR
14 Jumat/17-02-2023 Mulai menyusun Laporan
15 Senin/20-02-2023 Melihat kubikel di gardu induk
16 Selasa/21-02-2023 Pemasangan kabel SR ke konsumen untuk tambahan
daya
17 Rabu/22-02-2023 Ikut serta kelapangan pemeliharaan JTM
18 Kamis/23-02-2023 Ikut serta kelapangan bersama tim HAR pemindahan
tiang dan LBS
19 Jumat/23-02-2023 Revisi Laporan
20 Senin/27-02-2023 Persentase Laporan
21 Selasa/28-02-2023 Selesai KPI
41
3.3.6. Dokumentasi
42