Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Kerja Praktek Industri
Disusun Oleh :
Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan akhir pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini.
Laporan akhir pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini merupakan tugas individu
untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Kerja Praktek Industri
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir pelaksanaan Kerja
Praktek Industri ini tidak terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan Kerja Praktek Industri ini dalam keadaan
yang sehat dan tanpa kekurangan apapun.
2. Kedua orang tua dan kedua adik saya tercinta yang telah memberi doa,
dukungan yang besar dan kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan
Kerja Praktek Industri ini.
3. Widya Hanun Zuhairi pemilik NIM 5193131009 selaku calon istri saya
yang telah memberi doa dan semangat dalam penyusunan laporan Kerja
Praktek Industri ini
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Zulkifli Matondang M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Adi Sutopo, M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta masukan dalam penyelesaian laporan
ini.
7. Bapak Dr. Agus Junaidi, S.T., M.T. selaku Ketua Prodi Teknik Elektro,
Universitas Negeri Medan.
8. Bapak Januar Elansa Tarigan, S.T selaku manager ULP Rayon Belawan
iii
9. Bapak Roger Efendi Panjaitan, S.T. selaku leader / supervisor teknik ULP
Rayon Belawan dan selaku pembimbing selama melakukan kegiatan kerja
praktek industri.
10. Semua teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan
kegiatan kpi dan dalam penyusunan laporan ini.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan Magang ini, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini ada
manfaatnya bagi pihak yang membutuhkan.
Aldi Amanda
iv
DAFTAR ISI
2.1. Sejarah PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon Belawan .............. 4
v
3.2. Pengalaman Lapangan .......................................................................................... 26
Lampiran-Lampiran ......................................................................................................... 56
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.25. Gangguan Satu Fasa Terhubung Tanah ....................................................... 44
Gambar 3.26. Gangguan Yang Disebabkan Oleh Binatang ................................................ 48
Gambar 3.27. Layang-Layang Tersangkut Pada Penghantar SUTM .................................. 48
Gambar 3.28. Ranting Pohon Yang Mengenai Penghantar SUTM .................................... 49
Gambar 3.29. Ranting Pohon Yang Mengenai Jaringan SUTM ......................................... 50
Gambar 3.30. Pembersihan Layang – Layang Yang Tersangkut Pada SUTM ................... 51
Gambar 3.31. Rempal Ranting Pohon Yang Mengenai Jaringan SUTM ........................... 51
Gambar 3.32. Inspeksi Jaringan SUTM Pengambilan Dengan Thermovision ................... 52
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan kelas dunia dan perusahan terbesar
di Indonesia dituntut untuk selalu memperhatikan tingkat kontinuitas
pendistribusian tenaga listrik sehingga PT. PLN (Persero) selalu berusaha
mensuplay energi listrik dengan seoptimal mungkin seiring dengan peningkatan
konsumen demi mencapai keandalan tersalurnya tenaga listrik ke rumah
pelanggan dengan melakukan pemeliharaan pada bidang distribusi.
Saat ini listrik merupakan suatu kebutuhan utama sebagai penunjang
kepentingan dan pekerjaan manusia, listrik digunakan untuk hampir semua
pekerjaan seperti bab publik, bisnis, industri, maupun sosial. Supaya kebutuhan
listrik bagi masyarakat terpenuhi, dibutuhkan sistem tenaga listrik yang handal
dan bekerja secara kontinu, mulai dari pembangkit, transmisi, hingga distribusi.
Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang di maksudkan untuk
mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem / peralatan akan berfungsi secara
optimal, umur teknisnya meningkat dan aman bagi personil maupun bagi
masyarakat umum. Pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan menempati
kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun anggaran biaya
yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena sistem jaringan yang sema
padat dan berkemban. Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan dan
tidak sedikitnya sistem jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara,
pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam 3 macam
pemeliharaan, yaitu rutin (prevensif maintenance), pemeliharaan korektif (korektif
maintenance), dan pemeliharaan darurat (emergency maintenance).
Kinerja PLN erat kaitanya dengan pelayanan masyarakat. Masalah utama
dalam menjalankan fungsi jaringan distribusi adalah mengatasi gangguan dengan
cepat, mengingat gangguan terbanyak terjadi pada jaringan distribusi, khususnya
jaringan tegangan menengah 20 kV. Untuk meminimalisir terjadinya gangguan
PLN memberikan jadwal pemeliharaan jaringan menengah 20 kV . Hal ini
1
dilakukan guna mengetahui kelayakan konstruksi jaringan distribusi, yang
khususnya teggangan 20 kV . jadwal pemeliharaan bisa dilakukan minimal satu
bulan sekali, dimana peliharaan dilakukan di tiap-tiap daerah yang sudah
ditentukan penjadwalanya. Dalam melakukan pemeliharaan PLN memberikan
penggumuman melalui media sosial seperti facebook dan tweeter. Serta PLN juga
memberikan pengumman melalui surat resmi yang diberikan langsung kepada
masing-masing desa untuk disiarkan secara langsung tentang jadwal jam
dilakukanya pemadaman. Dan PLN juga memberikan penggumuman melalui
surat kabar. Dalam kenyataanya banyak saat terjadi gangguan pada jaringan
distribusi tegangan menengah 20 kV tidak di umumkan oleh PLN, gangguan yang
meliputi saat terjadinya hujan lebat, secara langsung PLN melakukan pemadaman
di suatu daerah tertentu tanpa ada pemberitahuan apa yang mengakibatkan
terjadinya gangguan dan sampai berapa lama gangguan berlangsung. Sehingga
dalam satu bulan bisa terjadi 2–3 kali pemadaman bergilir dari PLN.
Oleh karena itu, penulis terdorong untuk membuat kerja praktek industri
dengan judul: Inspeksi Dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
20kv Di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara ULP Rayon
Belawan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menegah
(JTM) 20KV di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara ULP
Rayon Belawan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis gangguan serta penyebab terjadinya gangguan pada
jaringan distribusi
2. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan jaringan
tegangan menengah.
3. Mengetahui kendala – kendala pada inspeksi dan pemeliharaan jaringan
tegangan menengah
2
1.3. Manfaat
Adapun manfaat inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menegah (JTM)
20KV adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan mengenai jenis gangguan dan penyebab terjadinya
gangguan pada jaringan distribusi 20kV di ULP Rayon Belawan.
2. Meningkatkan kinerja sistem jaringan distribusi tegangan menengah 20kV,
sebagai konsumsi masyarakat yang andal dan aman.
3. Menambah wawasan terkait cara mengatasi kendala kendala pada saat
melakukan inspeksi dan pemeliharaan jaringan tegangan menengah.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon Belawan
PT. PLN ULP Rayon Belawan merupakan salah satu Unit Layanan
Pelanggan yang berada di bawah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Medan Utara yang menjadi bagian dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Sumatera Utara. Selain ULP Belawan terdapat 3 ULP lain yang berada di bawah
UP3 Medan Utara yaitu ULP Medan Timur , ULP Medan Helvetia,dan ULP
Medan Labuhan.
PLN ULP Belawan berlokasi di Jalan Belawan Bahari, Medan Belawan,
kota medan, Sumatera Utara dan memiliki denah kerja di 4 kecamatan yaitu
kecamatan Hamparan Perak,kecamatan Medan Marelan, kecamatan Medan
Labuhan dan kecamatan Medan Belawan. PLN ULP Belawan dipasok dari 4
Gardu Induk (GI) yaitu GI Payau pasir, GI Lamhotma,GI Labuhan dan GI
Belawan. ULP Belawan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan
pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap sicanang
PT.PLN ULP Rayon Belawan bergerak dibidang perencanaan operasi
sistem distribusi, pemeliharaan aset distribusi, mengelola kegiatan niaga
distribusi,dan mengoperasikan sistem hingga mendistribusikan energi listrik ke
konsumen
4
2.2 Visi Dan Misi
Adapun visi dan misi PT. PLN (Persero) UIW Sumatera Utara ULP Rayon
Belawan adalah sebagai berikut :
2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan pilihan
pelanggan untuk solusi energi.
2.2.2. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
6
2.3.1. Tugas Pokok Dan Wewenang
PT. PLN (Persero) ULP Indrapura mempunyai Beberapa bagian pekerjaan,
Adapun uraiannya sebagai berikut :
1. Manager ULP
Adapun tugas pokok dan wewengannya ialah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan program kerja dan anggaran sebagai pedoman kerja
untuk mencapai kinerja unit.
b. Mengkoordinir pelaksanaan pedoman keselamatan ketenagalistrikan (K2)
dan K3 untuk keselamatan dan keamanan pegawai dalam bekerja.
c. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi untuk
mempertahankan keandalan pasokan energi tenaga listrik.
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tata usaha langganan
(TUL).
e. Mengkoordinir proses pengelolaan keuangan dan pendapatan.
f. Melakukan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan pemeliharaan
jaringan distribusi.
g. Melakukan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan pemeliharaan
jaringan distribusi.
h. Melakukan pengendalian komunikasi dan hubungan kerja internal dan
eksternal dengan stakeholder perusahaan.
i. Membuat keputsan teknis.
j. Menandatangani Surat Keluar, SPJBTL, SPK, Surat perjanjian kontrak
sesuai kewenangannya.
2. Supervisor Teknik
Adapun tugas pokok dan wewengannya ialah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keandalan sistem operasi jaringan distribusi.
b. Memelihara jaringan distribusi.
c. Mengendalikan pelayanan gangguan dan mengkoordinir petugas
pelayanan teknik.
d. Memantau dan mengevaluasi susut distribusi upaya penurunannya.
7
e. Mengelola aset jaringan konstruksi distribusi.
f. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan penyambungan dan pemutusan.
g. Memastikan penyusutan RAB dan SPK pekerjaan distribusi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Melaporkan pencapaian kinerja pengusahaan Area dan Rayon.
8
e. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
f. Menyusun laporan manajemen dibidangnya.
g. Menetapkan kebijakan manajemen perbekalan.
h. Menandatangani surat perjanjian sesuai dengan bidang tugasnya.
i. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pihak eksternal dalam
bidang pembangkitan.
5. Supervisor K3
Adapun tugas pokok dan wewenangnya ialah sebagai berikut :
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan.
b. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat – sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
c. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara
berkala pada Dokter yang ditunjuk.
d. Membuat petunjuk keselamatan kerja di setiap divisi perusahaan.
e. Merancang sistem keamanan dan keselamatan kerja untuk pertolongan
pada setiap kecelakaan kerja.
6. Staff
Adapun tugas pokok dan wewenangnya ialah sebagai berikut :
a. Mengagendakan surat yang masuk di kantor PT. PLN (Persero) ULP
Rayon Belawan dan surat yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) ULP
Rayon Belawan
b. Mengarsip semua surat yang masuk dan semua surat yang dikeluarkan PT.
PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
c. Mengentri data semua surat PT. PLN (Persero) ULP Rayon Belawan
(surat masuk dan surat keluar) ke dalam computer
d. Memfilekan surat masuk yang diterima PT. PLN (Persero) ULP Rayon
Belawan dan surat yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) ULP Rayon
9
Belawan
e. Mencatat dan mengetikkan keterangan semua surat masuk di buku agenda
surat masuk.
f. Mencatat dan mengetikkan keterangan semua surat keluar di buku agenda
surat keluar.
g. Mendistribusikan surat masuk serta surat keluar ke pihak yang berhak
menerima.
10
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PENGALAMAN LAPANGAN
11
kV atau ke tegangan sistem 70 kV, kemudian pada gardu induk distribusi kembali
dilakukan 20 kV.
12
Gambar 3.2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama
dengan transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam
tanah. Beberapa pertimbangan pembangunan transmisi SKTM adalah :
a. Kondisi setempat yang tidak memungkinkan dibangun SUTM.
b. Kesulitan mendapatkan ruang bebas, karena berada di tengah kota dan
pemukiman padat.
c. Pertimbangan segi estetika.
d. Beberapa hal yang perlu diketahui:
e. Pembangunan transmisi SKTM lebih mahal dan lebih rumit, karena harga
kabel yang jauh lebih mahal dibanding penghantar udara dan dalam
pelaksanaan pembangunan harus melibatkan serta berkoordinasi dengan
banyak pihak.
f. Pada saat pelaksanaan pembangunan transmisi SKTM sering
menimbulkan masalah, khususnya terjadinya kemacetan lalu lintas.
g. Jika terjadi gangguan, penanganan (perbaikan) transmisi SKTM relatif
sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan SUTM.
13
sesuai dengan ketetentuan. Terbuat dari bahan yang kuat menahan beban
tarik maupun tekan yang berasal dari kawat ataupun tekanan angin.
Adapun jenis bahan yang terdapat pada tiang adalah tiang besi dan tiang
beton.
14
Tabel 3.1.Spesifikasi Tiang Besi Baja Untuk SUTM
Sumber : Buku 5 PLN. Standar Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga
Listrik
15
2. CrossArm / Traves
Cross Arm (lengan tiang) atau Traves dipakai untuk menjaga
peralatan yang perlu dipasang diatas tiang dan berfungsi untuk tempat
Pemasangan isolator. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm
dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem,
disekrup dengan baut secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut
penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm lni dibor
terlebili dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.
Pemasangan Cross Arm pada tiang diikat dengan klem dan mur-
baut, tetapi pada tiang beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung
bisa menembus tiang dan Cross Arm. Untuk menjaga agar Cross Arm tidak
miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka dipasang konstruksi
berupa besi penyangga.
16
memutuskan jaringan tegangan menengah. Apabila diperlukan pemutus
saluran tiga fasa maka dibutuhkan Fuse Cut Out sebanyak tiga buah.
17
2 Aluminium 665 2,8
3 Perak 980 1,6
4 Timah 240 11,2
5 Seng 419 6,0
18
peralatan jaringan distribusi akan terhindar dari arus hubung singkat.
4. Isolator
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan isolasi listrik dan
pemegang mekanik yang digunakan untuk memisahkan secara elektris dua
buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage current)
atau loncatan bunga api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik.
Langkah yang perlu diambil untuk menghindari terjadinya
19
kerusakan terhadap peralatan listrik akibat tegangan lebih dan loncatan
bunga api ialah dengan menentukan pemakaian isolator berdasarkan
kekuatan daya isolasi (dielectric strenght) dan kekuatan mekanis
(mechanis strenght) serta bahan-bahan isolator yang dipakai.
Ada beberapa jenis bahan dielektrik isolator yang paling sering
digunakan pada isolator:
a. Jenis Porselen
Porselen merupakan bahan dielektrik yang paling sering digunakan
pada isolator. Hal ini terjadi karena porselen memiliki kekuatan
dielektrik yang tinggi dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi
udara disekitarnya. Kekuatan mekanik porselen bergantung pada cara
pembuatannya. Kemampuan mekanis suatu porselen standar dengan
diameter 2-3 cm adalah 45.000 kg/cm2 untuk beban tekan; 700kg/cm2
untuk beban tekuk dan 300 kg/cm2 untuk beban tarik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa porselen adalah bahan yang memiliki kemampuan
mekanik yang sangat baik pada beban tekan. Kekuatan mekanik dari
porselen akan berkurang jika dilakukan penambahan luas penampang
porselen.
20
menjadi 30 mm kekuatan dielektrik berkurang dari 80 kVrms/mm
menjadi 55 kVrms/mm. Kekuatan dielektrik porselen pada tegangan
impuls adalah 50-70 % lebih tinggi daripada kekuatan dielektrik pada
frekuensi daya (Tobing, 2003).
b. Jenis Gelas
Isolator gelas lebih murah daripada porselen, sedangkan
karakteristik mekaniknya tidak jauh berbeda dari isolator porselen.
Karakteristik elektrik dan mekanik dari isolator gelas bergantung
pada kandungan alkali pada isolator tersebut. Semakin tinggi
kandungan alkalinya maka kemampuan dielektrik isolator akan
semakin menurun hal ini dikarenakan isolator memiliki
konduktivitas lebih tinggi. Kekuatan dielektrik gelas alkali tinggi
adalah 17,9 kVrms/mm sedangkan kemampuan dielektrik gelas
alkali rendah adalah 48 kVrms/mm (Waluyo, 2010).
Jika isolator gelas dipasangkan pada suatu sistem tegangan
arus searah. Maka dapat menimbulkan pemuaian kimiawi gelas
sehingga akan meningkatkan kandungan alkalinya. Dimana hal ini
akan menyebabkan penurunan kemampuan isolasi dari gelas.
Berdasarkan proses pembuatannya isolator gelas dibagi menjadi 2
yaitu gelas yang dikuatkan (annealed glass) dan gelas yang
dikeraskan (hardened glass) (Waluyo, 2010).
21
penghantar dengan penghantar.
2) Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat
penghantar dan atau gaya tarik penghantar.
3) Untuk menjaga agar jarak antar penghantar tetap (tidak berubah).
Isolator yang digunakan untuk jaringan SUTM, karakteristiknya dan
konstruksi dapat dilihat dibawah ini :
- Temperature maksimum : 40⁰C
- Temperatur normal : 28⁰C
- Temperature minimal : 16⁰C
Dalam jaringan SUTM digunakan isolator jenis sangga dan isolator
suspension (isolator gantung). Dalam pemasangan isolator suspension
maupun isolator sangga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
memeriksa baut dan mur, kedua alat ini harus dikunci dengan kuat.
Isolator itu dipasang pada traves dengan mengunci mur dan baut yang
terdapat pada plat penegang. Memasang isolator suspension dilakukan
pada setiap satu persatuan unit. Setiap satu jaringan SUTM yang memiliki
sambungan saluran udara pada tiang, membutuhkan enam unit isolator
suspension dan satu isolator sangga. Isolator sangga berfungsi sebagai
penyangga kawat penghantar yang berada ditengah jaringan yang
melintasi traves. Sebagai pengunci kawat penghantar dibutuhkan enam
buah klem penyambung yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
penghantar. Pada traves diakhiri saluran SUTM dipakai tiga unit isolator
suspension.
Isolator yang digunakan, berikut ini merupakan macam-macam
isolator yakni: Isolator Tumpu dan Isolator Tarik
22
Gambar 3.8. Isolator Tumpu dan Isolator Tarik
5. Lightning Arrester
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik yang
memiliki tegangan lebih tinggi karena disebabkan oleh petir atau surja
hubung (switching surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar
isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem
pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang tinggi dan tidak
merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus dirancang sedemikian
rupa agar tidak mengganggu aliran daya sistem frequensi 50 Hz. Jadi pada
keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan
surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tegangannya relatif rendah,
sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja
hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolasi.
Pada umumnya arrester dipasang pada ujung SUTT yang
memasuki Gardu Induk. Dalam gardu induk besar adakalanya pada trafo
dipasang arrester untuk menjamin terlindunginya trafo dan peralatan
lainnya dari tegangan lebih tersebut.
23
Gambar 3.9. Arrester
6. Penghantar Kabel
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk
saluran udara biasanya disebut kawat yaitu peghantar tanpa berisolasi,
sedangkan untuk saluran dalam tanah atau saluran udara berisolasi
biasanya disebut dengan kabel penghantar yang baik harus mempunyai
sifat :
1. Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
2. Kekuatan Tarik Tinggi
3. Fleksibilitas Tinggi
24
inspeksi butuh ketelitian untuk melihat alat-alat yang ada pada jaringan tegangan
menengah itu sendiri. Selain itu diperlukan standar-standar dalam berkerja untuk
inspeksi jaringan tegangan menengah ini supaya alat-alat yang dicek itu nanti
akan diganti atau diperbaiki dengan petugas yang mengeksekusinya
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas
peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang
diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan apa yang direncanakan. Pemeliharaan yang dilakukan
dikelompokkan menjadi beberapa bagian diantaranya menurut jenis pemeliharaan,
jadwal pemeliharaan dan dilihat juga dari jenis gangguan yang terjadi di saluran
jaringan tegangan menengah serta akibat yang ditimbulkan dari gangguan
tersebut.
Adapun jenis-jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam pemeliharaan
jaringan tegangan menengah adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan rutin ( preventif maintenance)
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan untuk mencegah
terjadinya kerusakan peralatan tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja
jaringan agar selalu beroperasi dengan keadaan dan efisiensi yang tinggi.
2. Pemeliharaan Korektif (korektif maintenance).
Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu:
terencana dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah
pekerjaan perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk
memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi)
tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana
misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan.
3. Pemeliharaan Khusus (emergency maintenance).
Pemeliharaan Khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat
adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki
jaringan yang rusak yang disebabkan oleh force majeure atau bencana
alam seperti gempa bumi, angin rebut, kebakaran dsb yang biasanya
waktunya mendadak. Dengan demikian sifat pekerjaan pemeliharaan
25
untuk keadaan ini adalah sifatnya mendadak dan perlu segera
dilaksanakan, dan pekerjaannya tidak direncanakan.
Pemeliharaan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keandalan pada sistem
distribusi dalam rangka mengurangi kerusakan peralatan yang sifatnya mendadak,
menurunkan biaya pemiliharaan dan simpati serta kepuasan pelanggan dalam
pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Sistem distribusi harus direncanakan dengan baik dan benar, memakai
bahan/peralatan yang berkualitas baik sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Sistem distribusi yang baru dibangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
3. Staf / petugas dan pemeliharaan harus terlatih baik dengan jumlah petugas
cukup memadai.
4. Mempunyai peralatan kerja yang baik dengan jumlah cukup memadai
untuk pemeliharan dalam keadaan tidak bertegangan maupun
pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.
5. Mempunyai buku/brosur peralatan dari pabrik pembuat dan dipelihara
untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
6. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat
kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
7. Harus diamati tindakan pengaman dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.
26
3.2.2. Deskrispsi Kerja Praktek Industri (KPI)
Jadwal Kerja Praktek di ULP Rayon Belawan ini dilaksanakan setiap hari
senin sampai jum’at dan hari sabtu minggu itu libur. Kegiatan kerja praktek
industri minggu pertama yaitu melakukan briffing, melakukan perkenalan diri
bersama supervisor teknik dan tim pekerja di ULP Rayon Belawan, serta belajar
mengenai pengenalan alat-alat.
27
Gambar 3.12. Bentuk Andongan Jaringan Distribusi
28
b) Metode Papan Bidik
Metode ini menggunkan papan bidik berbentuk T dan papan target
bidikan. Papan bidik berbentuk T disangkutkan pada ujung tiang sesuai
dengan ukuran andongan yang telah ditetapkan sesuai standar. Sedangkan
papan target disangkutkan pada ujung tiang berikutnya, sesuai dengan
ukuran andongan yang telah ditetapkan sesuai standar. Selanjutnya
petugas memanjat tiang pertama yang terdapat papan bidik bentuk T untuk
membidik atau mengincar papan target yang ada pada tiang kedua.
Apabila kawat penghantar melebihi target yang dibidik berarti kawat
penghantar masih kendor dan perlu ditarik lagi sehingga tepat pada sasaran
(bidikan). Begitu sebaliknya jika kawat penghantar kurang dari taget
bidikan, berarti tarikan kawat penghantar terlalu kencang dan perlu
dikendorkan sehingga tepat pada sasaran (bidikan).
( )2 (1)
Dimana :
S = andongan (sag) jaringan, dalam satuan meter
L = panjang gawang (span) kedua tiang, dalam satuan meter
29
Berdasarkan rumus diatas maka besarnya andongan untuk setiap lebar
gawang, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
d) Metode Gelombang Balik atau Metode Pulsa
Metode ini dikaukan dengan jalan menepuk kawat penghantar
dengan tangan, sehingga akan timbul gelombang dan merambat sepanjang
bentangan kawat jaringan. Gerakan gelombang ini akan berlanjut sampai
gelombang teredam sendiri. Waktu yang dibutuhkan bagi gelombang yang
merambat ke tiang lainnya dan kembali lagi merupakan suatu fungsi
lenturan kawat penghantar pada bentangannya. Waktu yang dibutuhkan
untuk mengukur gelombang balik ini biasanya 3 atau 4 gelombang balik,
yang diukur menggunakan stop-watch. Untuk mendapatkan hasil yang
akurat, pengukuran hendaknya diulang sebanyak 3 kali pengecekan
sehingga didapatkan hasil yang sama. Untuk meredam gelombang balik
pada saat akan melakukan pengecekan berikutnya, kawat penghantar
jaringan ditahan dengan tangan sehingga gelombang balik itu hilang
(diam).
Persaman yang digunakan untuk menghitung andongan dengan
metode gelombang balik (return wave method), yaitu :
S = 30,66 (T / N)2 (2)
Dimana :
S = Andongan dalam cm.
T = Waktu yang dibutuhkan untuk 3 atau 4 gelombang balik (detik).
N = Jumlah gelombang balik (biasanya ditetapkan untuk 3 atau 4
gelombang balik.
Tabel 3.4. Ukuran Tinggi Tiang dan Lebar Gawang
Sumber : PLN Exploitasi X Semarang Jawa Tengah
Tinggi Tiang Jaringan Panjang Gawang
11 Meter 40 – 65 Meter
12 Meter 65 – 90 Meter
13 Meter 90 – 110 Meter
30
Tabel 3.5. Ukuran Tinggi Tiang dan Panjang Gawang
Sumber : AVE D.210
Tegangan Tinggi Tinggi Panjang Gawang
Saluran
(kV) (m) (m)
SUTR 1kV 9 – 12 Meter 40 – 80 Meter
SUTM 6 – 30kV 10 – 20 Meter 60 – 150 Meter
Terdapat dua jenis kabel yang dipakai (PT. PLN Persero, 2010:15) pada
saluran udara tegangan menengah adalah.
1) Kabel udara dengan ketahanan isolator 6 kV/half insulated-AAAC-S yang
berukuran 150 mm2 dan 70 mm2AAAC (All Aluminium Alloy Conductors)
terbuat dari kawat aluminium campuran, sedangkan AAAC-S terbuat dari
AAAC yang dilapisi / dilindungi oleh lapisan XLPE sebagai outer jacket.
Seperti halnya ACSR, ketiga jenis kabel AAC, AAAC dan AAAC-S
31
digunakan sebagai hantaran udara, sehingga tidak boleh ada sambungan
pada kawat dari penghantar tersebut. Karena lapisan XLPE pada AAAC-S
berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap sentuhan (pohon), maka
AAAC-S dirancang lebih aman dari AAC ataupun AAAC yang
merupakan hantaran telanjang.
32
Adapun ruang bebas (right of way) dan jarak aman (safety clearence) pada
konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan
keandalan. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah yang menggunakan kabel
twisted, jarak aman sekurang-kurangnya 60 cm, dan ruang bebas kabel tidak
boleh bersentuhan dengan pohon/bangunan. Pada titik sambungan SKUTM kabel
twisted dan SUTM AAAC, jarak aman sama dengan ketentuan pada SUTM
AAAC.
2. Pemeliharaan Tiang
33
Hal – hal yang biasa dilakukan pada pelaksanaan pemeliharaan tiang
adalah
a. Pemeriksaan / pemeliharaan terhadap kondisi fisik tiang, yaitu adanya
kemungkianan keroposnya tiang besi oleh karena karat atau adanya
keretakan pada tiang terbuat dari beton.
b. Pemeriksaaan / perbaikan terhadap letak kedudukan tiang yang berubah
karena tidak kuatnya pondasi
c. Pemeriksaaan / perbaikan terhadap kemiringan karena tarikan penghantar
d. Penggantian tiang yang rusak/ keropos.
e. Pengecatan tiang besi.
f. Perbaikan/ pemberian nomor tiang sesuai ketentuan.
Tiang miring ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti Skur putus,
tiang berada di pinggir jurang, tanah tidak rata sehingga dapat berpotensi
mengakibatkan tiang menjadi miring. Tiang miring ini di pelihara dengan
menggali tanah dimana tiang itu berdiri dengan posisi miring sehingga ada ruang
untuk tiang dapat berdiri tegak, kemudian Memasang skur pada tiang, dan
mensetting skur sehingga tiang berdiri tegak. Ketika tiang sudah berdiri tegak
dilakukan pengecoran pada bagian bawah tiang agar lebih kuat dan mencegah
terjadinya longsor.
Adapun jenis bahan yang terdapat pada tiang adalah tiang besi dan tiang
beton.
a) Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan
hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun
lebih mahal, pilihan iang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan iang beton. Pilihan
utama juga dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi
lebih murah dibandingkan dengan iang beton akibat diwilayah tersebut
belum ada pabrik iang beton.
b) Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan iang jenis ini dianjurkan digunakan
34
di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi
iang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi
rangkaian besi proil.
Spesifikasi Tiang besi yang dapat dipergunakan pada Saluran Udara
Tegangan Menengah , sesuai SPLN 54 : 1983 tentang Standar Tiang Besi Baja
dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2.
35
Gambar 3.17. Ranting Pohon Jati Yang Terkena SUTM
4. Pemeliharaan Peralatan
Yang dimaksud dengan peralatan disini adalah peralatan mendukung
lainnya selain penghantar dan tiang pada JTM. Pada umumnya pemeliharaan rutin
dari peralatan tersebut biasanya selalu dilaksanakan secara bersamaan ketika
mengadakan pemeliharaan penghantar dari tiang atau pun saat terjadi gangguan
yang dikarenakan peralatan itu sendiri.
36
Gambar 3.19. Brace Stell Pada JTM Hanya 1 Buah
Pada penyulang feeder PY.08 terdapat beberapa titik isolator yang rusak /
pecah. Isolator pecah merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan
37
penyulang. Sehingga harus segera dilakukan pergantian dengan isolator yang
baru.
Namun untuk isolator yang sudah lama (pemakaian lama), jika terjadi
flek-flek pada isolator maka perlu dilakukan penggantian untuk mencegah
bahwa isolator ini dapat menimbulkan masalah pada penyulang yang dapat
menyebabkan trip penyulang.
38
Jenis – Jenis Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah
Adapun macam – macam jenis gangguan pada jaringan tegangan
menengah adalah :
39
4) Bila arus gangguan yang dideteksi CT mencapai atau melebihi arus
pickup reley maka rele R otomatis akan bekerja.
5) Untuk rele jenis tunda waktu, kecepatan kerja rele berbanding terbalik
dengan besarnya arus gangguan, makin besar arus gangguan maka
makin pendek waktu yang dibutuh kan rele untuk bekerja.
6) Bila rele R bekerja akan memerintahkan trip coil TC bekerja, dan
mengerjakan CB memutuskan rangkaian dengan transformator.
Relai arus lebih atau yang dikenal dengan OCR (Over Current
Relay) merupakan peralatan yang mensinyalir adanya arus lebih, baik yang
disebabkan oleh adanya gangguan hubung singkat atau overload yang
dapat merusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam wilayah
proteksinya. Relai arus lebih ini digunakan hampir pada seluruh pola
pengamanan sistem tenaga listrik, lebih lanjut relaiini dapat digunakan
sebagai pengaman utama ataupun pengaman cadangan.
40
sebagai back up bagi outgoing feeder. OCR dapat dipasang pada sisi
tegangan tinggi saja atau pada sisi tegangan menengah saja atau bisa juga
pada sisi tegangan tinggi dan tegangan menengah sekaligus. Selanjutnya
OCR dapat menjatuhkan PMT pada sisi dimana relai terpasang atau dapat
menjatuhkan PMT di kedua sisi transformator tenaga. OCR jenis definite
time ataupun inverse time dapat dipakai untuk proteksi transformator
terhadap arus lebih.
1. Gangguan yang di
sebabkan oleh
sambaran petir.
Hubung
2. Gangguan yang di
Singkat 2 sebabkan oleh binatang
Fasa terhadap yang mengenai bagian
Tanah penghantar yang
bertegangan.
3. Gangguan yang
disebabkan oleh
41
tumbuhan (Ranting
Pohon, dan
sebagainya).
1. Gangguan yang di
sebabkan oleh
sambaran petir.
2. Gangguan yang di
Hubung sebabkan oleh binatang
yang mengenai bagian
Singkat 3
penghantar yang
Fasa terhadap bertegangan.
Tanah 3. Gangguan yang
disebabkan oleh
tumbuhan (Ranting
Pohon, dan
sebagainya).
1. Gangguan yang di
sebabkan oleh binatang
yang mengenai bagian
penghantar yang
bertegangan.
2. Gangguan yang
Hubung disebabkan oleh
Singkat tumbuhan (Ranting
antar Pohon, dan sebagainya).
3. Gangguan yang
Fasa disebabkan oleh adanya
benang layang – layang
yang tersangkut, sehingga
penghantar satu dengan
penghantar lainnya
terhubung.
42
a. Gangguan Permanen
Gangguan hubung singkat, bisa terjadi pada kabel atau pada belitan
transformator tenaga yang disebabkan karena adanya arus gangguan
hubung singkat yang melebihi kapasitas, sehingga penghantar menjadi
panas dan dapat mempengaruhi isolasi atau minyak trafo pada
akhirnya isolasi menjadi tembus. Disini pada titik gangguan memang
terjadi kerusakan yang permanen. Peralatan yang terganggu tersebut,
baru bisa dioperasikan kembali setelah dilakukan perbaikan pada
bagian yang rusak
b. Gangguan Temporer
Flashover terjadi karena adanya sambaran petir (penghantar
terkena sambaran petir), flashover dengan pohon, penghantar tertiup
angin yang dapat menimbulkan gangguan antar fasa atau penghantar
fasa menyentuh tanah yang dapat menimbulkan gangguan 1 fasa ke
tanah. Gangguan yang tembus adalah isolasi udaranya, oleh karena itu
tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguan terputus,
misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relai pengamannya,
peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
kembali.
Arus gangguan pada sistem distribusi bisa dicari dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
1. Hubung Singkat 3 Fasa
43
Z1 = Impedansi positif.
Gangguan ini terjadi ketika ada dua fasa yang saling bersentuhan
tanpa terhubung ke tanah
𝐼𝑠𝑐2𝜙 = 𝑉𝑙𝑙 / (𝑍1 + 𝑍2) (4)
𝐼𝑠𝑐2𝜙 = √3 𝑉𝑙𝑛 / (𝑍1+𝑍2) dan idealnya Z1 = Z2 (5)
Dimana :
Vll = Tegangan Fasa ke Fasa.
Z1 = Impedansi dengan urutan positif.
Z2 = Impedansi dengan urutan negative.
Gangguan ini melibatkan impedansi urutan nol (Z0), dan akan terjadi
apabilan ada satu fasa yang menyentuh tanah. Untuk mencari nilai arus
yang terhubung singkat terhadap tanah ini digunakan rumus sebagai
berikut :
𝐼𝑠𝑐0 = 3𝑉𝑙𝑛 / (𝑍1+𝑍2+𝑍0) (7)
Dimana :
44
Vln = Tegangan Fasa-Netral
ZI = Impedansi Urutan Positif
Z2 = Impedansi Urutan Negatif
Z0 = Impedansi Urutan Nol
Untuk mencapai sistem kelistrikan yang handal, namun tetap ekonomis dalam
suatu rele pengaman harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Selektifitas
Yaitu suatu rele harus bisa mengisolasi bagian yang terganggu saja dan
memutuskan rangkaian dengan membuka CB terdekat.
2. Kecepatan
Yaitu suatu rele harus bisa memutus sistem yang terganggu dengan cepat agar
bisa mengurangi presentase kerusakan pada peralatan. Waktu bekerja rele harus
bisa dibuat sesingkat mungkin. Tujuannya agar kerusakan yang terjadi dapat
diminimalkan dan kestabilan sistem menjadi lebih baik [13].
3. Sensitifitas
Yaitu kemampuan dalam mendeteksi adanya gangguan dan memberikan
perintah kepada CB agar dapat segera bekerja.
4. Keandalan
Yaitu rele harus dalam kondisi siap bekerja apabila setiap saat terjadi ganggu
an. Rele harus bisa bekerja sesuai dengan jumlah gangguan terjadi. Artinya rele
harus selau siap ketika sewaktu-waktu dibutuhkan. Keandalan rele yang baik
adalah 90-99 %.
Adapun penyebab gangguan dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
a) Gangguan internal (dari dalam)
Yaitu gangguan yang disebabkan oleh sistem itu sendiri. Misalnya
kerusakan pada alat seperti putusnya kawat penghantar, rusaknya
Fusecutout, arrester, isolator pecah dan sebagainya. Biasanya gangguan
45
intern ini bersifat permanen dan dibutuhkan penanganan seperti
penggantian peralatan dan lain sebagainya.
b) Gangguan eksternal (dari luar)
Yaitu gangguan yang berasal dari luar sistem. Misalnya terputusnya
saluran/kabel karena angin, badai, petir, pepohonan, layang – layang dan
sebagainya.
1. Petir
Apabila ujung tiang lebih tinggi maka diharapkan sambaran
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang
cukup tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa sehingga
menyebabkan gangguan pada tanah.
Kelebihan tegangan yang disebabkan petir disebabkan oleh
sambaran langsung atau Sambaran tidak langsung (induksi) dapat di
jelaskan sebagai berikut:
a. Sambaran langsung
Yang di maksud sambaran langsung adalah apabila kilat
menyambar langsung kawat fasa (untuk saluran tanpa kawat tanah)
atau pada kawat tanah (untuk saluran kawat tanah). Pada waktu kilat
menyambar langsung kawat fasa akan timbul arus besar dan sepasang
gelombang berjalan yang merambat pada kawat. Arus yang besar ini
membahayakan peralatan-peralatan yang ada pada saluran. Besarnya
arus atau tegangan akibat sambaran ini tergantung pada besar arus
kilat, waktu muka dan jenis tiang saluran. Oleh karena saluran
tegangan menengah tidak begitu tinggi di atas tanah, maka jumlah
sambaran langsung pun rendah, makin tinggi tegangan sitsem makin
tinggi tiangnya, dan makin besar jumlah sambaran ke saluran itu.
46
kawat penghantar. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan lebih dan
gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat di tempat
sambaran langsung. Fenomena transien pada kawat berlangsung hanya
di bawah pengaruh gaya yang memaksa muatan-muatan bergerak
sepanjang hantaran. Atau dengan perkataan lain transien dapat terjadi
di bawah pengaruh komponen vector kuat medan yang berarah
vertikal, dia tidak akan mempengaruhi atau menimbulkan fenomena
transien pada penghantar.
Untuk memberikan perlindungan agar mencegah kerusakan pada
jaringan, maka dipasanglah pengaman tegangan lebih yang disebut
sebagai pengaman teganggan lebih (Lightning Arrester / LA).
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan
operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti
beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak
terjadi arus pada tegangan operasi.
Pada prinsipnya arrster membentuk jalan yang mudah dilalui oleh
petir, Sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada
peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi
bila timbul surja, arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi
melewatkan aliran arus yang tinggi ketanah. Setelah surja menghilang
arrester harus membuka dengan cepat kembali, sehingga pemutus
daya tidak sempat membuka.
2. Binatang
Gangguan yang disebabkan oleh adanya binatang yang mengenai
bagian penghantar yang bertegangan pada jaringan SUTM seperti
kelelawar, musang, burung, tupai, ular bisa menjadi penyebab
gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah, 2 fasa bahkan 3 fasa.
47
Gambar 3.26. Gangguan Yang Disebabkan Oleh Binatang
3. Layang – Layang
Penyebab gangguan ini dikarenakan adanya layang-layang yang
mengenai bagian yang bertegangan pada jaringan
SUTM.kemungkinan juga disebabkan oleh adanya benang layang-
layang yang tersangkut pada jaringan sehingga mengalami gangguan
hubung singkat antar fasa.
4. Tumbuhan
Gangguan yang disebabkan oleh adanya bagian dari pohon yang
mengenai jaringan SUTM, seperti penghantar SUTM yang
48
mengakibatkan terjadinya hubung singkat antar fasa pada penghantar
SUTM. Sehingga dapat menimbulkan gangguan yang dapat berakibat
padamnya aliran listrik pada jaringan tersebut.
49
Gambar 3.29. Ranting Pohon Yang Mengenai Jaringan SUTM
50
2. Batang pohon atau daun pohon yang dekat atau mengenai jaringan
tegangan menengah, maka dilakukan pemangkasan dengan alat yang
sesuai digunakan. Begitu juga dengan pembersihan layangan.
51
yang digunakan sebagai penilaian bahwa komponen itu kurang baik dan perlu
dilakukan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian adalah jika didapatkan suhu
> 40⁰C
52
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan inspeksi dan pemeliharaan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Gangguan yang terjadi pada penyulang jaringan tegangan menengah di
ULP Rayon belawan disebabkan oleh beberapa faktor gangguan,
diantaranya yaitu gangguan internal dan gangguan eksternal. Misalnya
gangguan hubung singkat yang disebabkan oleh adanya sambaran petir,
disebabkan oleh adanya binatang, tumbuhan, dan layang layang yang
tersangkut pada jaringan.
2. Adapun tindakan dalam melakukan inspeksi pada penyulang untuk
menanggulanginya dapat dilakukan juga dengan cara inspeksi-inspeksi
berkala untuk mengetahui bagaimana keadaan jaringan dan komponen
yang terdapat pada penyulang dan jika ditemukan kerusakan dan
keganjalan yang ada pada penyulang dan komponen-komponennya maka
akan dilakukan tindak lanjut dengan adanya kegiatan pemeliharaan,
perbaikan atau penggantian komponen komponen sebelum hal tersebut
dapat menyebabkan gangguan sampai penyulang tersebut mengalami trip,
seperti melakukan perempalan ranting pohon serta pembersihan layang –
layang yang tersangkut pada jaringan, melakukan inspeksi menggunakan
thermovision yang bertujuan untuk mengetahui temperatur komponen
pada penyulang.
3. Kendala yang dihadapi saat melakukan inspeksi dan pemeliharaan pada
jaringan yaitu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya disebabkan
oleh faktor cuaca, faktor lokasi yang akan dilakukan pemeliharaan, serta
faktor personil pekerja.
4.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada pihak – pihak yang terkait
dengan pekerjaan pemeliharaan ini adalah sebagai berikut
53
Sebaiknya diadakan pengecekan/inspeksi secara rutin oleh petugas. Dan
sebaiknya pelaksanaan inspeksi jaringan yang terdapat di ULP Rayon Belawan
harus lebih sering terlaksana dan fokus terhadap pemeliharaan JTM, agar tidak
terjadi gangguan – gangguan yang disebabkan oleh pepohonan atau tumbuhan,
binatang, serta benda – benda lainnya yang mengenai jaringan sutm sehingga
mengalami gangguan hubung singkat antar fasa, gangguan hubung singkat
terhadap tanah serta mencegah komponen dari kerusakan yang diakibatkan
gangguan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, A. (2021). Analisis Faktor Penurunan Gangguan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) Pada Penyulang Parangbanoa. Vertex
Elektro, 13(1), 1-8.
Amalia, S., & Saputra, E. (2020). Pemeliharaan Jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20 kV Feeder Mata Air. Jurnal Teknik Elektro, 9(2),
61-65
Amin, M. A. (2021). Pt. Pln (Persero) Ulp Tanjung Uban Infeksi Dan
Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (Jtm).
Fazli, M. (2021). Inspeksi Dan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah Pt. Pln
(Persero) Ulp Tanjung Uban.
Sugianto, B. (2021). Pt. Pln.(Persero) Ulp Bengkalis Pt. Adra Gemilang Inspeksi
Jaringan Tegangan Menengah (Jtm).
55
Lampiran Lampiran
Lampiran 1. Surat Izin Kerja Praktek Industri
56
Lampiran 2. Surat Kesediaan Industri Menerima Mahasiswa KPI
57
Lampiran 3. Surat Penugasan Dosen Pembimbing
58
Lampiran 4. Surat Selesai Pelaksanaan KPI
59
Lampiran 5. Jurnal Harian
NO HARI/TANGGAL NAMA KEGIATAN
1 Senin/30-01-2023 Ikut Melaksanakan Breffing dengan Supervisor serta
Perkenalan Diri.
2 Selasa/31-01-2023 Perkenalan jaringan konstruksi di lapangan
3 Rabu/01-02-2023 Diskusi judul laporan dan ikut serta dalam pergantian
Isolator
4 Kamis/02-02-2023 Ikut Kelapangan
5 Jumat/03-02-2023 Ikut sertra ke lapangan untuk melihat proses pelepasan
FCO (Fuse Cut Out) dan penggantian fuse link yang
putus
6 Senin/06-02-2023 Pemasangan kabel SR ke konsumen untuk tambahan
daya
7 Selasa/07-02-2023 Ikut serta dalam pemeliharan JTM bersama tim Yantek
8 Rabu/08-02-2023 Ikut serta kelapangan gangguan kabel JTR yang putus
pada konsumen
9 Kamis/09-02-2023 Ikut serta dalam pengukuran tegangan trafo
10 Jumat/10-02-2023 Ikut serta kelapangan pergantian Kwh meter yang rusak
pada konsumen
11 Senin/13-02-2023 Ikut serta kelapangan melakukan perempalan pohon
12 Selasa/14-02-2023 Ikut serta kelapangan inspeksi jaringan
12 Rabu/15-02-2023 Ikut serta dalam pengukuran tegangan trafo
13 Kamis/16-02-2023 Diskusi mengenai komponen Switching dan sistem
proteksi serta JTM dan JTR
14 Jumat/17-02-2023 Mulai menyusun Laporan
15 Senin/20-02-2023 Melihat kubikel di gardu induk
16 Selasa/21-02-2023 Pemasangan kabel SR ke konsumen untuk tambahan
daya
17 Rabu/22-02-2023 Ikut serta kelapangan pemeliharaan JTM
18 Kamis/23-02-2023 Ikut serta kelapangan bersama tim HAR pemindahan
tiang dan LBS
19 Jumat/23-02-2023 Revisi Laporan
20 Senin/27-02-2023 Persentase Laporan
21 Selasa/28-02-2023 Selesai KPI
60
Lampiran 6. Data – Data Inspeksi Jaringan TM
Feeder KEBUTUHAN
NO UARAIAN STN VOL KEBUTUHAN
PY.08 PETUGAS
MATERIAL
(Org)
EKSTERNAL
2 Daerah Rawan Petir Ttk 1.00 1.00 1.00 Current Limiting 1.00 Set
Divice
INTERNAL
3 Pasang Takep Isolator (Konduktor Ttk 2.00 2.00 0.11 Takep isolator 2.00 Buah
TM dekat brace steel)
4 Kawat Lepas dari Isolator (Bendrat Ttk 5.00 5.00 4.50 Tie Wire 5.00 Meter
lepas, rusak)
6 FCO Pasang Baru (Lateral) Bh 9.00 9.00 3.00 FCO Set 9.00 Buah
8 Pin Isolator Rusak Bh 13.00 13.00 2.89 Pin Isolator 13.00 Buah
9 Pin Post (Penambahan) Ttk 2.00 2.00 0.44 Pin Post 2.00 Buah
11 LA Pasang Baru pada Trafo Bh 12.00 12.00 4.00 Lightning 12.00 Buah
Arrester
14 Rawan Binatang / Pasang Tree Guard Ttk 3.00 3.00 0.50 Tree Guard 90.00 Meter
15 Pasang Brace Steel (Rusak, bengkok, Bh 5.00 5.00 1.11 Brace Steel 5.00 Buah
lepas)
18 Pasang Kawat Schoor Ttk 3.00 3.00 3.00 Kawat Schoor 45.00 Meter
19 Ganti Cross Arm (Rusak, bengkok, Bh 6.00 6.00 4.00 Cross Arm 6.00 Buah
patah)
20 Ganti NH Fuse (Jamper Langsung) ttk 2.00 2.00 0.44 NH Fuse 18.00 Buah
61
21 Pasang Perisai Tiang Ttk 1.00 1.00 0.22 Penghalang 1.00 Buah
Panjat Binatang
22 Ganti Jamperan Menggunakan A3CS Ttk 14.00 14.00 3.11 Konduktor A3CS 84.00 Meter
24 Jointing Ulang Menggunakan Joint Ttk 1.00 1.00 0.17 Joint Slave 3.00 Buah
Slave
62
Lampiran 7. Dokumentasi
63
64
65
66