Disusun oleh
Rinaldi Al Azmi
201303013
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Mengesahkan,
K. Prodi Teknik Elektro
Purwakarta 41101
Mengetahui Mengesahkan
KATA PENGANTAR
4
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini. penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di
PT. Indo-Rama Synthetics Tbk. Purwakarta. Dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai Diploma Tiga Politeknik. Penulis menyadari bahwa, tanpa
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
5
HALAMAN
PENGESAHAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERUSAHAAN.....................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kegiatan...................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup
Kegiatan...................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................................2
1.4 Tujuan dan Kegunaan........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Pengertian Gardu
Induk......................................................................................4
2.2 Persyaratan Perencanaan Gardu
Induk................................................................4
2.3 Klasifikasi Gardu
Induk......................................................................................5
2.3.1 Menurut Pemasangan
Peralatan...........................................................5
2.3.2 Menurut Tegangan...............................................................................6
2.3.3 Berdasarkan
Fungsinya........................................................................6
2.4 Perlengkapan Gardu Induk.................................................................................7
2.4.1 Arrester................................................................................................7
2.4.1.1 Prinsip Kerja Arrester...........................................................9
2.4.1.2 Syarat Pemasangan Arrester...............................................10
2.4.1.3 Jenis – jenis Arrester...........................................................10
6
2.4.2 Transformator....................................................................................13
2.4.2.1 Prinsip Dasar
Transformator...............................................13
2.4.2.2 Jenis – jenis Transformator.................................................14
2.4.3 Alat Pengubah phasa.........................................................................
16
2.4.4 Peralatan Penghubung.......................................................................16
2.4.5 Panel
Hubung.....................................................................................18
2.4.6
Baterai................................................................................................19
2.4.7 Alat Pelindung...................................................................................19
2.4.8 Bangunan (Gedung) Gardu
Induk......................................................20
2.5 Sistem Proteksi Gardu
Induk............................................................................20
2.5.1 Pemutus Tenaga.................................................................................20
2.5.2 Relay
Proteksi....................................................................................21
2.5.3 Relay Proteki Busbar.........................................................................21
2.5.4 Proteksi Transformator
Tenaga..........................................................22
2.5.4.1 Jenis – jenis Proteksi Transformator
Tenaga.......................22
2.5.5 Sistem Pentanahan Titik Netral Transformator Tenaga.....................23
2.5.6 Arrester..............................................................................................23
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................46
4.1
SIMPULAN......................................................................................................46
4.2
SARAN ............................................................................................................47
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jalan kota yang ramai dimana kebanyakan gardu induk ini dibangun
dibawah jalan raya.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.
Batas atas dan bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan
sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Sering kali
masalah ini dapat dipecahkan hanya dengan menerapkan cara – cara khusus
pengaturan tegangan (voltage control).
Oleh karena itu sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsur diantaranya yaitu :
a. Sela api (spark gap)
b. Tahanan kran atau tahanan katup (valve resistor)
c. Sistem pengaturan atau pembagian tegangan (grounding system)
Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena gangguan
dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap pelayanan, maka = cukup
dipakai sela batang yang memungkinkan terjadinya percikkan pada waktu
tegangannya mencapai keadaan bahaya.
Dalam hal ini, tegangan sistem bolak – balik akan tetap mempertahankan
busur api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini
dengan sebuah tahanan, maka mungkin apinya dapat dipadamkan. Tetapi bila
tahanannya mempunyai harga tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali
sehingga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan
akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal.
Oleh sebab itu dipakailah tahanan kran (valve resistor), yang mempunyai
sifat khusus bahwa tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar.
Proses pengecilan tahanan berlangsung cepat sekali yaitu selama teganngan lebih
mencapai harga puncaknya. Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan
penurunan drastis dari pada tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi
meskipun arusnya besar.
Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi
sehingga arus susulannya dibatasi kira – kira 50 Ampere. Arus susulan ini
akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik
21
nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup
arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran.
Pada arrester modern pemandangan arus susulan yang cukup besar (200 –
300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka baik
amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya
dapat dilakukan sebelum tegangan sistem mencapai harga nol.
Dapat ditambahkan bahwa arus susulan tidak selalu terjadi tiap kali arrester
bekerja, ada tidaknya tergantung dari saat terjadinya tegangan lebih. Hal ini dapat
dimengerti karena arus susulan itu justru dipadamkan pada arus nol yang pertama
atau sebelumnya.
2.4.2 Transformator
Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.
c. Transformator Daya
Transformator Daya berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik,
dengan merubah besaran tegangannya sedangkan frekuensinya tetap.
Transformator daya juga berfungsi sebagai pengatur tegangan. Trafo daya
dilengkapi oleh trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik
27
netral dari trafo daya. Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo yang
disebut Neutral Grounding Resistance (NGR).
b. Pemisah (PMS)
Pemilihan jenis pemisah (disconnect switch) ditentukan oleh
lokasi, tata bangunan luar (outdoor structure) dan sebagainya. Pada
umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus. Meskipun ia dapat
memutuskan arus yang kecil, misalnya arus pembangkit Trafo, tetapi
pembukaan atau penutupannya harus dilakukan setelah pemutus tenaga
lebih dahulu dibuka. Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi
tidak terjadi, maka harus ada keadaan saling mengunci (interlock), antara
pemisah dengan pemutus bebannya.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, maka PMS dibagi menjadi 2
macam yaitu :
1. Pemisah Tanah, berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisi
tegangan yang timbul sesudah SUTT / SUTM diputuskan.
2. Pemisah Peralatan, berfungsi untuk mengisolasikan peralatan
listrik dari peralatan yang bertegangan. Pemisah ini dioperasikan
tanpa beban.
30
2.4.5.Panel Hubung
Panel hubung (meja, switch board) merupakan pusat syaraf sebagai suatu
Gardu Iinduk. Pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan
peralatan, melakukan operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan
dan arus, daya dan sebagainya.
Bila terjadi gangguan, panel hubung ini membuka pemutus beban secara
otomatis melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Karena
tegangan dan arus tidak dapat diukur langsung pada sisi tegangan tinggi, maka
transformator ukur (instrument) mengubah menjadi tegangan dan arus rendah,
sekaligus memisahkan alat-alat tadi dari sisi tegangan tinggi. Adapun tiga jenis
transformator ukur yaitu transformator tegangan, transformator arus, serta
transformator tegangan dan arus.
31
2.4.6 Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai dipakai sebagai sumber
tenaga kontrol dan proteksi pada Gardu Induk. Peranan dari baterai sangat
penting karena pada saat gangguan terjadi, baterai sebagai sumber tenaga
untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi.
otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan tidak normal
PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga gangguan
dapat dipisahkan. Selama beroperasi pada keadaan normal PMT dapat dibuka dan
ditutup tanpa menimbulkan akibat yang merugikan. Dalam keadaan gangguan
atau keadaan yang tidak normal relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian
tripping dari PMT maka akan menggerakkan mekanisme penggerak untuk
membuka kontak-kontak PMT.
2.5.6. Arrester
Surge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi
peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan
pengaruh follow current. Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai
insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan
sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan
Ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada
36
tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan
arus susulan mengalir dari sistem melalui Arrester (power follow current) setelah
surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.Lightning
Arrester/Arrester/Surge Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi
isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah
melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang
dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu
diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan
mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang dilindungi.
BAB III
PT. Indo-Rama Synthetics terbagi atas beberapa divisi, salah satunya yaitu :
a. Pemeliharaan (Maintenance)
Maintenance merupakan tugas pokok depatemen elektrik yang
melakukan kegiatan atau tindakan untuk memperpanjang masa pakai
mesin-mesin produksi, menjamin mesin agar selalu dalam keadaan
optimal, meningkatkan efektifitas, menjamin keselamatan dan
kenyamanan dalam pemakain mesin.
c. Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat merupakan perbaikan yang harus segera
dilaksanakan untuk mencegah akibat yang lebih berat dan parah, atau
kerusakan yang mengakibatkan kecelakaan pada pemakai dan
menyebabkan kerusakan lebih besar pada peralatan.
41
d. Pengaturan Frekuensi
Daya yang dibangkitkan dalam sistem tenaga listrik harus selalu
sama dengan beban sistem, hal ini diamati melalui frekuensi sistem.
Kalau daya yang dibangkitkan dalam sistem lebih kecil dari pada beban
sistem maka frekuensi turun dan sebaliknya apabila daya yang
dibangkitkan lebig besar dari pada beban maka frekuensi naik.
2. Megohm Test
Megohm test tahanan dilakukan dengan tegangan berdasarkan
pabrikan atau pemakai sebagai panduan. Membandingkan hasil
pengukuran dengan standar akan menggambarkan kondisi coil, jika
terukur tahanan atau resistansi rendah maka harus di adakan
pemeriksaan lebih teliti, kemungkinan terjadi ground-wall pada
insulasi.
3.3.1.1 Pengertian
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam kondisi
abnormal/gangguan seperti kondisi hubung singkat (short circuit).
Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat
pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan
jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari banyak
peralatan yang berbeda jenis dan karakteristik dan secara fisik
dipisahkan oleh pemutus tenaga (PMT).
Syarat – syarat yang harus dipenuhi suatu PMT untuk proteksi saluran
tenaga listrik adalah sebagai berikut :
6,
c. Terminal utama
Terminal utama merupakan bagian dari PMT yang
merupakan titik sambungan/koneksi antara PMT dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari
atau ke konduktor luar.
3 4
4
1
a. Dapat melihat segala sesuatu yang ada dalam industri secara langsung.
b. Dapat mem-praktikan ilmu yang telah didapat pada saat kuliah.
c. Dapat memahami manajemen industri dalam beberapa bagian.
d. Dapat mengenal sistem tenaga Listrik.
e. Dapat memahami pengoperasian sistem tenaga listrik.
f. Dapat memahami bagian – bagian yang ada pada sistem tenaga listrik.
g. Dapat memahami pemeliharaan dan perbaikan sistem tenaga listrik.
h. Mampu mengenal / mendeteksi kerusakan – kerusakan yang terjadi pada
sistem tenaga listrik.
i. Mampu mengoperasikan mesin – mesin/motor listrik dengan kendali star
– delta dsb.
j. Mampu memperbaiki mesin – mesin / motor listrik yang rusak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Umum
Dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dapat dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
4.1.2 Khusus
Dari hasil pembahasan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat di ambil
kesimpulan sebagai beikut:
a. Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan
memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih
sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari
kerusakan atau kerugian yang lebih besar, salah satu proteksi pada Gardu
Induk adalah menggunakan pemutus tenaga (PMT).
b. PMT merupakan suatu alat otomatis yang mampu memutus atau menutup
rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi
normal, salah satunya yaitu PMT menggunakan media gas SF6 yang
dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian
bertegangan sampai 765 kV.
c. Dibutuhkan ke-akuratan dan ketelitian dalam mengoperasikan Pemutus
Tenaga (PMT) Gas SF6.
4.2 Saran
4.2.1 Umum
63
4.2.2 Khusus
Sebagai alat pengaman jaringan, baik dalam kondisi normal
ataupun saat terjadi gangguan, PMT gas SF6 perlu dijaga kondisinya
sesuai agar alat ini dapat bekerja dengan baik. Maka diperlukan
pemeliharaan yang baik sesuai dengan pedoman dan ketentuan
yang ada. Diantaranya berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan
bertegangan atau tidak pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi
:
a. In Service / Visual Inspection adalah inspeksi / pemeriksaan
terhadap peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan
peralatan beroperasi/bertegangan (on-line).
b. In Service Measurement / On Line Montoring merupakan
pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam
keadaan peralatan bertegangan (On Line).
c. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check
merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu
dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
d. Overhaul adalah pemeliharaan yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya sekali dalam tiga tahun atau lebih berdasarkan
64
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, (Ed II). 2016, Pedoman Praktik Kerja Lapangan, Politeknik
Enjinering Indorama. (5 April 2016)
Munthe, Berayan. (Ed). Feb 2015, Perawatan dan Perbaikan Sistem Tenaga,
Strategi Pemeliharaan. (15 April 2016)
Berahim, Hamzah. Teknik Tenaga Listrik Dasar - Edisi Pertama - Yogyakarta;
Graha Ilmu, 2011. 978-979-756-781-1.
PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=451
Afifah, Heni. 2016,Makalah gardu induk, Universitas Pakuan, Fakultas Teknik,
Teknik Elektro,https://id.scribd.com/doc/306528254/MAKALAH-
GARDU-INDUK , (30 April 2016)
PT. PLN (PERSERO), 2014Jl. Truno Joyo Blok M 1/135
Jakarta, Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga(PMT),
komit.pln.co.id/aset/Buku/7.Buku Pedoman Pemutus Tenaga.pdf ,
(02 mei 2016)
Fermana, Andika. 2015. Laporan PKL PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk
Alung, Politeknik Negri Padang, Jurusan Teknik Elektro, Program studi
Teknik Listrik, https://id.scribd.com/doc/279376677/laporan-PKL, (26
april 2016)
Cendana, Ilham Mochamad. 2011, Makalah Pembangkit Listrik Gardu Induk,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Jurusan Teknik Elektro,
https://id.scribd.com/doc/124978576/makalah-gardu-induk, (26 april
2016)
muhammad, Rahmatullah Ariq. 2011, Makalah Ilmu Bahan Isolator Gas SF6
(Sulphur Hexafluorida), Politeknik Negeri Malang, Jurusan Tekni Elektro,
Program Studi Teknik Tenaga Listrik,
https://id.scribd.com/doc/117107999/Isolator-Gas-SF6 (20 april 2016)
65
Darma, Satya Rizky. 2014, Pemutus Tenaga Dengan Media Gas SF6, Politekni
Negeri Sriwijaya, https://id.scribd.com/doc/252963985/Pemutus-Tenaga-
Dengan-Media-Gas-Sf6 (18 April 2016)
Ardiansyah, Irfan Muhammad. 2012, Analisis Penggunaan Gas SF6 Pada Pemutus
Tenaga (PMT) Di Gardu Induk Cigareleng Bandung, FPTK UPI, Program
Studi Pendidikan Teknik Elektro,
https://id.scribd.com/doc/189860782/Analisis-Penggunaan-SF6-Pada-
PMT (21 April 2016)
66
LAMPIRAN
COMPANY PROFILE
a. Polyester
b. Spun Yarns
c. Fabrics
SEJARAH
Selama krisis ekonomi di Asia, Indo-Rama telah terpilih sebagai salah satu
Perusahaan Asia yang bisa bertahan dalam badai krisis pada jajak pendapat yang
dilakukan oleh majalah Asiamoney.
1. Polyester
Divisi Polyester mulai beroperasi pada tahun 1991 dan kini telah
menjelma menjadi produsen polyester terbesar dengan kapasitas produksi
tahunan sebesar 280 ribu ton benang filamen polyester, serat polyester,
Chips polyester, dan Chips bahan baku pembuat botol (packaging). Divisi
Polyester juga memiliki fasilitas texturiser yang paling modern di Indonesia.
Divisi Polyester menggunakan teknologi termutakhir dari pabrikan
terknologi ternama termasuk DuPont (USA), Zimmer & Barmag (Jerman),
Toyobo, Teijin Seiki & Murata (Jepang).
2. Produk Polyester
Sub Station 20 kV
76
Klasifikasi Kabel