Anda di halaman 1dari 27

TUGAS INSTALASI LISTRIK V

PREDICTIVE MAINTENANCE PADA


TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Oleh:
Isnaeni
NIM 216121002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK
2023
TUGAS INSTALASI LISTRIK V
PREDICTIVE MAINTENANCE PADA
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Oleh:
Isnaeni
NIM 216121002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan limpahan rahmat
dan karunia-Nya, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan salah
satu tugas individu dalam mata kuliah Instalasi Listrik V. Tulisan dalam makalah ini disusun
berdasarkan informasi-informasi yang penulis peroleh selama melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Pertamina Hulu Indonesia Zona 9 Sangasanga Field. Adapun judul makalah
ini adalah “Predictive Maintenance Pada Transformator Distribusi”.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. M. Syahrir Djalil, M.T selaku Dosen Mata Kuliah Instalasi Listrik V
2. Rekan-rekan penulis yang telah memberikan pertolongan, motivasi, dan buah pikiran.

Penulis beranggapan bahwa makalah ini merupakan karya terbaik yang dapat penulis
persembahkan. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan yang belum
diketahui penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kririk yang sifatnya
membangun agar suatu saat penulis mampu berbuat lebih dari apa yang telah penulis
selesaikan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
maupun para pembaca.

Samarinda, 17 Oktober 2023


Penulis

Isnaeni

ii
DAFTAR ISI

TUGAS INSTALASI LISTRIK V.............................................................................................i


KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
Penulis......................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................................vi
BAB I ......................................................................................................................................22
PENDAHULUAN...................................................................................................................22
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................22
BAB II.....................................................................................................................................24
LANDASAN TEORI..............................................................................................................24
2.1 Transformator Distribusi..............................................................................................24
2.1.1Konstruksi Transformator............................................................................................25
2.1.2Bagian Transformator..................................................................................................27
2.1.3Prinsip Kerja Transformato.........................................................................................27
2.2 Gardu Distribusi...........................................................................................................28
2.3 Panel Distribusi Listrik.................................................................................................29
BAB III....................................................................................................................................31
PEMBAHASAN......................................................................................................................31
3.1 Predictive Maintenance................................................................................................31
3.2 Peralatan Predictive Maintenance................................................................................31
1) Power Quality Analyzer..............................................................................................31
2) Thermography Infrared................................................................................................34
BAB IV....................................................................................................................................39
PENUTUP...............................................................................................................................39
4.1 Simpulan.......................................................................................................................39
4.2 Saran.............................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................41

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.12 Konstruksi Transformator........................................................................26


Gambar 3.13 Transformator dan Bagian Transformator.............................................27
Gambar 3.14 Prinsip kerja transformator......................................................................28

Gambar 4.1 Power Quality Analyzer 33


Gambar 4.2 Thermograpphyy Infrared..........................................................................34

Gambar 5.1 Thermal Overload Relay 41


Gambar 5.2 Electro Motor Tegangan 440 Volt..............................................................41
Gambar 5.3 Terminasi Transformator...........................................................................41
Gambar 5.4 Pemasangan Kotak-Kontak........................................................................42
Gambar 5. 5 Predictive Maintenance..............................................................................42

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Standar Inspeksi Thermography......................................................................36


Tabel 3.2 Referensi suhu operasi pada beberapa obyek menurut EPRI.....................36
Tabel 3.3 Standard of Thermography Inspection FLIR...................................................38

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah maintenance seringkali dipakai dalam dunia industri yang pada
umumnya membutuhkan peralatan ataupun mesin-mesin yang mendukung proses
produksi. Maintenance diartikan sebagai upaya dalam merawat maupun
memelihara mesin sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dari peralatan maupun
mesin yang dipakai. Pada umumnya Maintenance dapat dibagi menjadi 2 bagian
yaitu Planned Maintenance atau pemeliharaan terencana dan Unplanned
Maintenance atau pemeliharaan tidak terencana. Dua jenis pemeliharaan terencana
yang lazim dilakukan pada peralatan ataupun mesin-mesin adalah pemeliharaan
prediktif dan pemeliharaan preventif.
Kedua jenis pemeliharaan ini dilakukan secara terencana namun memiliki
perbedaan mendasar dimana pemeliharaan prediktif biasanya memonitor kondisi
peralatan secara riil dengan memakai sensor misalnya saja mengambil data vibrasi
pada suatu peralatan untuk mengetahui kondisi mesin. Sementara itu,
pemeliharaan preventif dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan dan
bukan berdasarkan kondisi nyata dari peralatan atau mesin. Misalnya, dilakukan
penggantian oli pada suatu mesin setiap kali mesin mencapai jam kerja ataupun
jarak tertentu. Perbedaan mendasar lainnya adalah pemeliharaan prediktif
dilakukan pada saat mesin beroperasi untuk mendapatkan data aktual dari mesin
sementara pemeliharaan preventif dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi atau
mati. Pada kesempatan kali ini, makalah ini akan fokus pada pemeliharaan
prediktif yang biasa dilakukan pada mesin dan peralatan industri. Predictive
maintenance yang sering disingkat dengan PdM merupakan suatu upaya
pemeliharaan ataupun perawatan terhadap aset dengan cara memonitor kondisi
dari peralatan pada saat operasi normal untuk mengurangi kerusakan pada waktu
yang akan datang. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas bahwa
pemeliharaan prediktif ini akan memprediksi kondisi aktual peralatan dengan
memakai sensor yang ada. Adapun jenis-jenis pemeliharaan prediktif adalah
pengambilan data vibrasi, termografi, monitoring akustik, inspeksi ultrasonik,

6
analisa oli dan lain sebagainya. Kebutuhan akan pemeliharaan prediktif tentu
semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia.
Perawatan aset tentu sangat dibutuhkan agar dapat mengoptimalkan kerja
peralatan ataupun mesin-mesin produksi sehingga pendapatan perusahaan juga
dapat terjaga dengan baik.

7
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Transformator Distribusi
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain tanpa mengubah frakuensi dari sistem, melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Tujuan dari penggunaan transformator distribusi adalah untuk mengurangi
tegangan utama dari sistem distribusi listrik untuk tegangan pemanfaatan
penggunaan konsumen.Transformator distribusi yang umum digunakan adalah
transformator step-down 20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan
tegangan rendah adalah 380 V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada tegangan
rendahnya dibuat diatas 380V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih
kecil dari 380V. Sebuah transformator distribusi perangkat statis yang dibangun
dengan dua atau lebih gulungan digunakan untuk mentransfer daya listrik arus
bolak-balik oleh induksi elektromagnetik dari satu sirkuit ke yang lain pada
frekuensi yang sama tetapi dengan nilai-nilai yang berbeda tegangan dan arusnya.
Transformator distribusi yang terpasang pada tiang dapat dikategorikan menjadi :
 Transformator konvensional (Conventional transformers).
 Transformator lengkap dengan pengaman sendiri (Completely self-protecting
( CSP ) transformers).
 Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder (Completely
self-protecting for secondary banking ( CSPB ) transformers).

Conventional transformers tidak memiliki peralatan proteksi terintegrasi


terhadap petir,gangguan dan beban lebih sebagai bagian dari trafo. Oleh karena itu
dibutuhkan fuse cutout untuk menghubungkan conventional transformers dengan
jaringan distribusi primer. Lightning arrester juga perlu ditambahkan untuk trafo
jenis ini.
Completely self-protecting ( CSP ) transformers memiliki peralatan proteksi
terintegrasi terhadap petir, baban lebih, dan hubung singkat. Lightning arrester

8
terpasang langsung pada tangki trafo sebagai proteksi terhadap petir. Untuk
proteksi terhadap beban lebih, digunakan fuse yang dipasang di dalam tangki.
Fuse ini disebut weak link. Proteksi trafo terhadap gangguan internal
menggunakan hubungan proteksi internal yang dipasang antara beliran primer
dengan bushing primer.Completely self-protecting for secondary banking
( CSPB ) transformers mirip dengan CSP transformers, tetapi pada trafo jenis ini
terdapat sebuah circuit breaker pada sisi sekunder, circuit breaker ini akan
membuka sebelum weak link melebur.
Trafo yang umum dipakai distribusi yaitu trafo 3 fasa dan trafo satu fasa.
Trafo tiga fasa paling banyak pemakaiannya karena tidak memerlukan ruangan
yang besar, labih murah, pemeliharaan persatuan barang lebih mudah dan lebih
murah.

2.1.1 Konstruksi Transformator


Transformator merupakan alat listrik statis yang digunakan untuk
memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain dengan mengubah
tegangan, tanpa mengubah daya dan frekuensi. Transformator terdiri dari dua
kumparan yang saling berinduksi ( mutual inductance ). Kumparan ini terdiri dari
lilitan konduktor berisolasi sehingga kedua kumparan tersebut terisolasi secara
elektrik antara yang satu dengan yang lain. Ratio perubahan tegangan tergantung
dari ratio perbandingan jumlah lilitan kedua kumparan itu. Kumparan yang
menerima daya listrik disebut kumparan primer sedangkan kumparan yang
terhubung ke beban disebut kumparan sekunder. Kedua kumparan itu dililitkan
pada suatu inti yang terbuat dari laminasi lembaran baja yang kemudian
dimasukkan ke dalam tangki berisi minyak trafo. Apabila kumparan primer dialiri
arus listrik bolak – balik, maka akan timbul fluks magnetik bolak – balik
sepanjang inti yang akan menginduksi kumparan sekunder sehingga kumparan
sekunder akan menghasilkan tegangan. Konstruksi Transformator ditunjukkan
pada Gambar 2.1

9
Gambar 2.1 Konstruksi Transformator

Apabila trafo diasumsi sebagai trafo ideal dimana tidak terjadi rugi-rugi daya pada
trafo, maka daya pada kumparan primer (P1) sama dengan daya pada kumparan
sekunder (P2). Besar tegangan dan arus pada kumparan sekunder diatur
menggunakan perbandingan banyaknya lilitan antara kumparan primer dan
kumparan sekunder berdasarkan rumus.
Dimana:
Vp Np Ip Ns
Np = Banyaknya lilitan kumparan sisi primer = dan =
Vs Ns Is Np
Ns = Banyaknya lilitan kumparan sisi sekunder
Vp = Tegangan sisi primer (V)
Vs = Tegangan sisi sekunder (V)
Ip = Arus sisi primer (Amp)
Is = Arus sisi sekunder (Amp)

10
2.1.2 Bagian Transformator

Gambar 2.2 Transformator dan Bagian Transformator

Transformator juga memiliki bagian bagian yaitu :


1) Conservator berfungsi menampung minyak dan uap/udara
akibat pemanasan trafo karena arus beban.
2) Oil Level Indicator berfungsi mengukur level oli di trafo.
3) Radiator berfungsi untuk mendinginkan minyak trafo.
4) Spesification Diagram berisi informasi kemapuan dan
parameter unit dalam bentuk papan pengenal.
5) Brand Marking adalah merek dari tranformator
6) Earthing Terminal adalah terminal pembumian pada trafo
7) Oil Drain/Sampling Valve digunakan untuk pengambilan
sampel oli atau mengosongkan tangki trafo
8) Bushing berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dan sebagai
isolator antara konduktor dengan tangki
9) Tap Changer berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran
trafo

2.1.3 Prinsip Kerja Transformator

11
Transformator miliki dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder, dan kedua kumparan ini bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah
secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki
reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti
yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di
kumparan primer terjadi induksi ( self induction ) dan terjadi pula induksi di
kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut
sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya
fluksmagnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika
rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan.

Gambar 2.3 Prinsip kerja transformator

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Predictive Maintenance


Teknik Predictive Maintenance (PdM) di desain khusus untuk membantu
menentukan kondisi aset peralatan yang digunakan sebagai acuan prediksi kapan
kegiatan pemeliharan aset harus dilakukan. PdM merupakan bentuk pemeliharaan

12
yang langsung memonitor kondisi dan kinerja dari peralatan pada saat operasi
normal untuk mengurangi kerusakan atau kegagalan di waktu mendatang.
Predictive Maintenance (PdM) membuat suatu organisasi dapat dengan mudah
mengevaluasi kondisi peralatan dengan melakukan pemantauan kondisi di waktu-
waktu tertentu yang sudah di jadwalkan dan pengecekan berkelanjutan.
Tujuan utama dari pendekatan PdM adalah untuk melakukan kegiatan
maintenance di waktu-waktu yang telah dijadwalkan yaitu diwaktu-waktu paling
efektif dan juga sebelum suatu equipment mengalami kegagalan. Pendekatan ini
menjanjikan keefektifan dari segi biaya dan waktu karena kegiatan-kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.

3.2 Peralatan Predictive Maintenance


Peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan Predictive Maintenance
adalah:

1) Power Quality Analyzer


Alat ukur Power Quality Analyzer adalah suatu peralatan ukur yang
digunakan untuk mengetahui kualitas daya dari tenaga listrik. Alat ini sangat
kompleks, karena dapat mengukur tegangan, arus lisrik, frekuensi, daya komples,
daya aktif, daya reaktif dan faktor daya. Parameter yang diukur menggunakan
peralatan ini adalah besaran listrik dasar, yaitu tegangan, arus dan frekuensi
listrik.
Berdasarkan IEEE Std 115-1995, gangguan sistem tenaga listrik terdiri dari
transient, variasi dalam waktu yang lama, ketidakseimbangan tegangan, distorsi
gelombang, fluktuasi tegangan dan variasi frekuensi daya. Berikut adalah
klasifikasi gangguan pada kualitas daya menurut karakteristiknya :

- Sag : Penurunan besar tegangan (0,1-0,9 pu) yang terjadi


dalam

waktu singkat (0,5 siklus sampai satu menit).

- Swell : Peningkatan besar tegangan (1,1-1,8 pu) yang terjadi

13
dalam waktu singkat (0,5 siklus sampai satu menit) .

- Transient : Gangguan tegangan berupa amplitudo yang tinggi dan

terjadi dalam waktu singkat (<0,5 siklus).

- Ketidakseimbangan tegangan : Variasi besar dan/atau sudut fasa pada fasa


yang berbeda.
- Harmonik : Deviasi gelombang tegangan dan/atau arus dari bentuk
gelombang sinusoidal murni yang dikarenakan adanya
frekuensi yang tidak diinginkan yang mempengaruhi
gelombang dasarnya.
- Deviasi frekuensi : Variasi frekuensi dari nilai 50 Hz atau 60 Hz.
- Flicker : Sag dan swell yang terjadi secara berulang-ulang.

- Deviasi tegangan : Adanya over-voltage atau under-voltage dalam

waktu yang cukup lama.

- Blackout : Hilangnya masukan tegangan secara total selama


beberapa

siklus atau lebih.

14
Gambar 3.1 Power Quality Analyzer

Untuk prinsip kerja alat ini tergantung dari merek hingga fitur yang ditawarkan
oleh alat power quality analyzer yang dipunyai. Dimana biasanya untuk
pengukuran dilakukan selama 15 menit dan pengambilan datanya adalah selama
10 detik. Langkah-langkah pengukuran yang perlu diikuti adalah:

 Menghidupkan alat ukur yang akan digunakan.


 Menghubungkan clamp pada masing-masing fasa panel dengan pola
warna yang sesuai.
 Selanjutnya menghubungkan jumper tegangan R, S, dan T serta
grounding panel sehingga akan dapat dikoneksikan pada alat ukur yang
digunakan.
 Selanjutnya menentukan jenis sambungan yang akan digunakan pada
motor induksi 3 fasa.
 Selanjutnya menentukan frekuensi yang digunakan pada motor induksi.
 Menentukan tegangan nominal yang akan digunakan pada motor induksi.
 Menentukan seri pengukuran, skala arus, dan skala tegangan.
 Melakukan pengecekan data apakah sudah terbaca atau belum.

15
 Mulai recording dan simpan hasilnya.

16
1) Thermography Infrared
Teknik Predictive Maintenance (PdM) di desain khusus untuk
membantu menentukan kondisi aset peralatan yang digunakan sebagai
acuan prediksi kapan kegiatan pemeliharan aset harus dilakukan. PdM
merupakan bentuk pemeliharaan yang langsung memonitor kondisi dan
kinerja dari peralatan pada saat operasi normal untuk mengurangi kerusakan
atau kegagalan di waktu mendatang. PdM membuat suatu organisasi dapat
dengan mudah mengevaluasi kondisi peralatan dengan melakukan
pemantauan kondisi di waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwalkan dan
pengecekan berkelanjutan.
Tujuan utama dari pendekatan PdM adalah untuk melakukan kegiatan
maintenance di waktu-waktu yang telah di jadwalkan yaitu diwaktu-waktu paling
efektif dan juga sebelum suatu peralatan mengalami kegagalan. Pendekatan ini
menjanjikan keefektifan dari segi biaya dan waktu karena kegiatan-kegiatan
maintenance yang dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Berikut
adalah kamera yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kepanasan suatu alat di
tunjukkan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Thermography Infrared

17
Thermograpphy infrared adalah teknik pencitraan yang memanfaatkan energi
infra merah yang dihasilkan oleh sebuah benda. Infra merah adalah pancaran
panas radiasi yang merupakan fungsi dari temperatur dan pancaran material
sebuah objek. Semakin panas suatu benda maka semakin besar energi yang
dipancarkan dan semakin terang terang warna benda tersebut. Sebaliknya,
semakin gelap warna benda maka semakin kecil radiasi yang dipancarkan (warna
hitam memiliki pancaran = 1).
Thermography infrared yang memanfaatkan pada perubahan temperatur
mudah di aplikasikan pada jaringan listrik yang sedang beroperasi. Dengan
membiarkan arus yang mengalir melalui suatu komponen, maka temperatur yang
terukur adalah perubahan panas yang terjadi akibat arus yang mengalir pada
sebuah beban yang mengikuti kaedah hukum Ohm. Semakin besar arus yang
mengalir maka semakin besar daya yang diterapkan sehingga semakin besar panas
yang terdisipasi. Inspeksi menggunakan kamera infra merah pada jaringan listrik
yang sedang beroperasi menghasilkan sebuah pola temperatur .
Berdasarkan pola temperatur tersebut kemudian dilakukan analisa
menggunakan software. Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan disipasi
panas dan biasanya dibandingkan dengan standar atau panas yang ditimbulkan
saat kondisi normal. Standar yang banyak digunakan dalam beberapa penelitian
seperti terlihat pada Tabel 1 yang merupakan standar yang dikeluarkan oleh
Electric Power Research Institute (EPRI) yaitu sebuah organisasi yang melakukan
penelitian tentang industri tenaga listrik di Amerika Serikat.
Selain itu pihak produsen kamera infra merah juga memberikan standar yang
sama seperti yang dikeluarkan oleh FLIR yang terlihat pada Tabel 3.3 Dengan
diketahui adanya anomali secara dini maka perawatan atau perbaikan terhadap
komponen tersebut dapat dilakukan sebelum terjadi kerusakan sehingga kegagalan
ataupun kecelakaan dapat dihindari. Berikut adalah pedoman Standar Inspeksi dan
Referensi Suhu Operasi yang di tunjukan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3

18
Tabel 3.1 Standar Inspeksi Thermography

Keterangan:
Rendah Memerlukan pemantauan dan pemeriksaan awal
Menengah Memerlukan perhatian
Tinggi Memerlukan perhatian segera
Kritis Memerlukan perbaikan langsung

Tabel 3.2 Referensi suhu operasi pada beberapa obyek menurut EPRI
Referensi Suhu Operasi
No. Obyek
(oC)
1 Terminasi biasa 45
2 Body Transformator 60
3 Terminasi Trafo 55
4 Terminasi Breaker 45
5 ACB 60
6 Breaker Besar 60
7 Breaker Kecil 55
8 MCB Besar 55
9 MCB Kecil 45
10 Kontaktor Besar 70
11 Kontaktor Kecil 65
12 Overload Relay 55

19
13 Sambungan Kontaktor- 75
Overload
14 Switch 60
15 Fuse 50
16 Motor 1 s.d 2 PK 60
17 Motor > 10 PK 115

20
Tabel 3.3 Standard of Thermography Inspection FLIR
Kenaikan Temperatur
No Rekomendasi Kelas
(oC)
1 0-9 Pemantauan 0
2 10-29 Perbaikan pada periode 1
berikutnya
3 30-50 Perbaikan tidak terjadwal 2
4 >50 Perbaikan segera 3

21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Penerapan “Predictive Maintenance” sebagai upaya mempertahankan
reliability dan availability jaringan listrik, stasiun trafo, switchgear maupun sistem
penyalur petir (Lightning Protection System). Sistem pemeliharaan ini akan
memudahkan Perusahaan Industri dalam monitoring maupun penyediaan atau
investasi material dalam rangka pemenuhan standar operasi ISO9001 dan ISRS9
dalam bidang industri Migas.
Manfaat dilakukan Pemeliharaan dengan maksud untuk memperbaiki
kerusakan pada sistem jaringan dan penyempurnaan pada jaringan tegangan
menengah selain itu pemeliharaan dilakukan dengan tujuan, antara lain untuk
memperpanjang usia pada alat, meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan
produktifitas, memelihara aset pada jaringan distribusi tegangan menengah.
Pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan distribusi yakni :
1. Membersihkan Jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan
konduktor telanjang).
2. Untuk jaringan dengan twisted cable ,pemeliharaan agak jarang
kecuali untuk kabel yang tertekan pada pohon.
3. Memonitor keseimbangan beban masing masing Fasa,agar
konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat
masalah.
4. Memonitor hot spot konduktor fasa / metral terutama konduktor
netra (bila sampai putus)
5. Memperbaiki Tegangan drop yang sering terjadi pada SR
akibat terlalu banyak tarikan kabel SR.

4.2 Saran
1) Pastikan untuk selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap
sebelum melakukan pemeliharaan ataupun saat pengoperasian.

22
2) Pastikan untuk selalu mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP)
sebelum melakukan pemeliharaan dan pengoprasian

23
DAFTAR PUSTAKA

[1] Suhadi, TEINIK DISTRIBUSI TENAGA LSITRIK JILID I, Jakarta:


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.

[2] Y. Y. A. GINTING, PENTINGNYA PEMELIHARAAN PREDIKTIF


DALAM PENGELOLAAN ASET, JAKARTA TIMUR: ADIKARI
WISESA, 2021.

[3] Armanmitajaya, “Electrical Energy,” 25 february 2013. [Online]. Available:


https://armanbacktrak5.wordpress.com/.

[4] Anonim, “BAB II TINJAUAN PUSTAKA,” [Online]. Available:


http://eprints.umg.ac.id/1494/3/BAB%20II.pdf.

[5] Anonim, “BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN,” [Online]. Available:


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10283/h.%20BAB
%20IV.pdf?sequen%20-%20:~:text=ISI%20DAN
%20PEMBAHASAN-,4.1%20Alat%20Ukur%20Power%20Quality
%20Analyzer,daya%20reaktif%20dan%20factor%20daya.

24
Y. Y. A. GINTING, PENTINGNYA PEMELIHARAAN PREDIKTIF DALAM
PENGELOLAAN ASET, JAKARTA TIMUR: ADIKARI WISESA, 2021.

LAMPIRAN

Hasil gambar menggunakan Thermograpphy Infrared

Gambar 5.1 Thermal Overload Relay

Gambar 5.2 Electro Motor Tegangan 440 Volt

25 Transformator
Gambar 5.3 Terminasi
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 5.4 Predictive Maintenance

26

Anda mungkin juga menyukai