(OJT)
PEMBINAAN AHLI K3 LISTRIK
DIBUAT OLEH:
……………………
NAMA PJK3
…………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Dibuat oleh :
Nama : …………………….
Jabatan : …………………….
Tanggal OJT : 30 Juni 2022
………………………
………………………..
Direktur
Project Manager
………………………………………..
i
KATA PENGANTAR
Balikpapan, ………………………
…………………..
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1
3.1. Analisa Riksa Uji Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik / Genset ........................................ 39
3.2. Analisa Riksa Uji Sistem Pemanfaatan Tenaga Listrik (LVDM) .......................................... 42
3.3. Analisa Riksa Uji Instalasi Penyalur Petir ........................................................................... 45
iii
BAB IV ........................................................................................................................................................ 47
PENUTUP ................................................................................................................................................... 47
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan era industri saat ini tidak terlepas dari penggunaan sumber daya listrik
dalam skala besar dan berkesinambungan. Penggunaan energi listrik membutuhkan
proses mulai dari pembangkitan, transmisi, pendistribusian sampai dengan
pemanfaatan. Setiap proses tersebut memiliki potensi bahaya yang bisa menyebabkan
kerugian secara materi bahkan kehilangan nyawa manusia.
Potensi bahaya terdapat hampir di setiap tempat dimana dilakukan suatu aktivitas,
baik di rumah, di jalan, maupun di tempat kerja. Apabila potensi bahaya tersebut tidak
dikendalikan dengan tepat akan dapat menyebabkan kelelahan, sakit, cidera, dan
bahkan kecelakaan yang serius. Dalam Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, pengurus perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyediakan
tempat kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Sedangkan tenaga
kerja mempunyai kewajiban untuk mematuhi setiap syarat keselamatan dan kesehatan
yang ditetapkan baginya. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan sesuai Undang-
undang Keselamatan Kerja tersebut antara lain untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah
dan mengendalikan pencemaran udara serta menyediakan penerangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya perawatan dan
rehabilitasi akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan produktivitas kerja,
meningkatkan moral dan hubungan atau relasi perusahaan yang lebih baik.
Untuk mengurangi kemungkinan resiko yang terjadi maka harus dilaksanakan
kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mulai dari proses pembangkitan sampai
dengan pemanfaatan dibutuhkan perencanaan, pemasangan, pemeliharaan,
pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik secara
berkala dan berkesinambungan.
Ahli K3 listrik menjadi keharusan dalam perusahaan atau tempat usaha, untuk
melakukan dan menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)
agar segala kemungkinan resiko bisa dikurangi bahkan dihilangkan sehingga
keselamatan dan kesehatan bisa terjaga baik manusia maupun perangkat.
1
1.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2022 di kantor
PT. Wifgasindo Dinamika Instrument Engineering Cabang Balikpapan yang merupakan
perusahaan jasa konstruksi dengan spesialisasi dibidang instrumentasi, system,
otomasi, distribusi dan pembangkitan tenaga listrik dalam sektor energy, kimia dan
petrokimia di Indonesia.
2
dalam proses dasar pengumpulan data dalam melakukan analisa dan
perhitungan data. Selain itu literatur juga diambil dari peraturan atau
kebijakan pemerintah terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Mempelajari teori kelistrikan yang bermanfaat dan berhubungan langsung
dalam peningkatan efisiensi pemakaian energi listrik.
c. Mempelajari metode pelaksanaan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Listrik.
2. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data
a. Survey lapangan merupakan sarana untuk memperoleh data langsung dari
lapangan. Baik berupa data pengukuran langsung pada panel listrik,
transformator, pengukuran tingkat cahaya penerangan pada suatu bidang
(lux).
b. Melakukan pembacaan pada dokumen yang ada baik dokumen sistem
distribusi listrik, laporan pemeliharaan (preventive maintenance) maupun
dokumen denah gedung.
3
BAB III REKOMENDASI
Pada bab ini akan dijelaskan rekomendasi-rekomendasi yang harus dipenuhi
sebagai bagian dari perbaikan yang berkesinambungan untuk mengurangi
kecelakaan kerja.
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini akan diberikan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
4
BAB II
ISI
Gambar 2.1 Register Management Systems BS EN ISO 14001 : 2015 [No : 4146956]
5
Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, PT. Wifgasindo Dinamika Instrument
Engineering telah menyediakan banyak solusi kerja berkualitas tinggi untuk banyak
pelanggan yang puas
Berikut adalah kelompok besar hasil kerja PT. Wifgasindo Dinamika Instrument
Engineering beberapa tahun terakhir:
6
3. Pemilik : Pertamina Balikpapan
Klien : Adhi Rekind
Lokasi : RU-V Balikpapan
Durasi : 15 Bulan
Lingkup Kerja : Relokasi Flare
Nilai Kontract : 20 Milliard (IDR)
Tenaga Kerja : 100 Orang
Jam Kerja : 2000 w/o LTI
4. Pemilik : Bhima Sena Powerindo
Klien : Sumitomo
Lokasi : Batang
Durasi : 18 Bulan
Lingkup Kerja : Electrical & Instrumentasi
Nilai Kontrak : 60 Miliard (IDR)
Tenaga Kerja : 500 MP
Jam Kerja : 2 Million w/o LTI
5. Pemilik : ENI Indonesia
Klien : SAIPEM
Lokasi : Tanjung Balai Karimun
Durasi : 25 Bulan
Lingkup Kerja : Electrical & Instrumentasi
Nilai Kontrak : 50 Miliard (IDR)
Tenaga Kerja : 800 Orang
Jam Kerja : 1 Million w/o LTI
6. Pemilik : Exxon Mobile Cepu
Klien : TRIPATRA SAMSUNG
Lokasi : Banyuurip Bojonegoro
Durasi : 40 Bulan
Lingkup Kerja : Electrical & Instrumentasi
Nilai Kontrak : 110 Miliard (IDR)
Tenaga Kerja : 1800 MP
Jam Kerja : 10 Million w/o LTI
7
2.2. Flow Proses Kegiatan/Produksi Perusahaan
2.2.1 Penyusunan Proposal / Prosess Tender & Perhitungan
Flow Chart 2.1 Pembuatan Proposal / Prosess Tender & Perhitungan
MULAI
JUDUL
Manajer PROPOSAL 2 Tinjauan Tender & Pesanan 2) Manajer PROP dapat melakukan Rapat
Catatan Inisialisasi
Proposal Internal apabila diperlukan.
Siapkan Catatan Inisialisasi
Proposal dan Perkenalkan 2 3) Formulir Risalah Rapat mengikuti format
kepada orang, bagian, dan standar pelanggan (bila tersedia).
departemen terkait Libatkan departemen dan/atau divisi lain jika
Dokumen Permintaan diperlukan.
Daftar Periksa Dokumen
yang Dibutuhkan Pelanggan Daftar Periksa Dokumen yang Diperlukan
Tim PROPOSAL 3 Pelanggan berlaku jika pelanggan
Proposal membutuhkan dokumentasi.
Menyiapkan / merevisi
Proposal, melakukan Risalah Rapat Pra- Daftar Periksa Dokumen yang Dibutuhkan
pertemuan atau Survey Lokasi Penawaran Pelanggan disiapkan oleh PROPOSAL
jika diperlukan Admin & Sekretaris
Formulir Laporan
Survei Situs 4) Orang yang Berwenang:
- Manajer PROPOSAL (untuk teknis,
3
administrasi, dan biaya dasar perhitungan).
Orang Yang berwenang 4
Melakukan Final Check dan - Direktur SMKT (untuk final harga jual dan
Approval proposal. Proposal komersial lainnya aspek).
Pertimbangkan untuk
menawarkan / tidak - Direktur MANAJING (untuk harga jual akhir
Dokumen Permintaan dan aspek komersial lainnya berdasarkan
menawarkan
batas otoritas nilai proyek di lebih dari USD
Daftar Periksa 300k).
N Permintaan
4 Manajer PROPOSAL harus
Manajer Area Sales 6 mengkoordinasikan evaluasi dengan
5 Manajer terkait bila perlu.
Balas ke Pelanggan Manajer PROPOSAL mungkin perlu:
Menawarkan ? N "Tidak Dapat Menawarkan" meringkas dokumen penyelidikan untuk
dan perbarui Daftar memahami kebutuhan pelanggan.
Permintaan Daftar Permintaan Manajer PROPOSAL harus melakukan
Dokumen Permintaan evaluasi (teknis / kendala lainnya) bila tidak
Y dapat melakukan penawaran.
AKHIR Surat/Fax/Email
membalas Pelanggan 5) Semua keputusan “Tidak Dapat
7 “Tolak Penawaran” Menawarkan” harus disetujui oleh Manajer
Area Sales atau Direktur SMKT dan Direktur
Disetujui ? 6 Manajer bila diperlukan.
AKHIR
8
2.2.2 Kontruksi Proyek /Pelaksanaan Pekerjaan
Flow Chart 2.2 Kontruksi Proyek /Pelaksanaan Pekerjaan
MULAI
Catatan Inisialisasi
Pekerjaan
Butuh rekrutmen ? N 2
WDQP#
WDQP-HRDD-01
Nama WDQP
Perekrutan
SOP#
WDQP-PRCH-02
NAMA SOP
Pembelian
SOP#
WDQP-LOGS-01
NAMA SOP
WHSE Manajemen
Ke
Hal
10/49
9
AKTIVITAS REKAM CATATAN
Dari
Hal
9/49
Manajer Lapangan 5
8
9 10
Y 11
WDQP#
WDQP-PROD-02
Y
WDQP NAME
Kontrol Produktifitas NC
Y Laporan
Start Up / Komisioning
Manajer Lapangan 14
14
Membantu pelanggan untuk
Komisioning dan start-up
15
Kesuksesan? N
ke
Hal
11/49
10
AKTIVITAS REKAM CATATAN
Dari
Hal
10/49
Manajer Lapangan 16
16) Dokument Terpasang/terkinikan meliputi ::
- Mark Up atau CADD sebagai Dokument
Siapkan sebagai dokumentasi Terpasang /terkinikan
yang dibangun, Penyelesaian - Distribusikan ke Dokumen Kontrol
Mekanik dan / atau Sertifikat Lapangan dan Kepla bagian PPCD
Penerimaan
Document terpasang/
Manajer Divisi Proyek 17 terkinikan 17) Bagikan dokumen ke:
Menerima dan - Managing Director (asli untuk tagihan).
mendistribusikan Sertifikat - Manajer Divisi PRODUCTION.
Sertifikat Penyelesaian
Penyelesaian Mekanikal dan/ - Kepala Seksi PPCD.
Mekanikal
atau Sertifikat Penerimaan - Manajer Divisi PROYEK
- Direktur OPERASIONAL
Sertifikat Persetujuan - Kepala Seksi QA/QC
AKHIR
17
11
BAB III
Riksa Uji Objek K3 Listrik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyebab akibat kerja. Salah bentuk untuk meminimalisir
kecelakaan kerja adalah dengan melakukan pengawasan terhadap instalasi listrik yang
terpasang dilokasi kerja. Oleh karenanya, sangat diperlukan pemeriksaan dan pengujian
peralatan dan perlengkapan ditempat kerja untuk menjamin K3.
Prosedur serta tahapan pemeriksaan dan pengujian pada instalasi, peralatan dan
perlengkapan listrik yang harus dilaksanakan yaitu ;
1. Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.
a. Form ceklis pemeriksaan.
b. Form Job safety Analysis (JSA).
c. Dokumen standar operasional prosedur (SOP) pengoperasian perangkat.
d. Gambar instalasi, gambar garis tunggal, denah ruangan.
e. Dokumen pemeliharaan sebelumnya.
2. Melakukan koordinasi dan briefing terkait rencana kerja serta safety induction.
3. Menyiapkan peralatan dan alat ukur yang diperlukan.
4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) (tabel 2.1)
5. Menyiapkan perlengkapan LOTO (Lock Out Tag Out)
6. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian.
7. Pembuatan laporan hasil pemeriksaan dan pengujian.
12
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
5. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
K3 No. 47 Tahun 2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
K3 No. 48 Tahun 2015 Tentang Pembinaan Tehnisi K3 Listrik.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen 02/MEN/1989.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen 12/MEN/2015 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja
9. Pemberlakuan semua Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2000
dan PUIL 2011;
10. SNI, IEC, IEEE; 12
13
Melindungi kepala dari benturan,
1 Helm
atau tertimpa benda.
14
Mengukur Voltase AC, Voltase
Multi Meter/
DC, Mili Voltase DC,
1 Multi Tester
Tahanan(Ohm), Continuity,
“Fluke 179”
milliampere, Ampere
Insulation
Tester Mengukur resistansi belitan
2
“KYORITSU atau kabel
3005A”
Phase
Untuk Mengukur arah /
5 Sequences /
Polatritas Phase per phase (RST)
Rotary Meter
Earth Tester
Mengukur nilai resistansi
6 “KYORITSU
batang pentanahan/grounding.
4105A”
15
Earth Clamp
Mengukur nilai resistansi kabel
7 Tester
pentanahan/grounding
“KYORITSU
16
Gambar 2.2 Generator set DENYO ASIA 20 KVA
No Field Rating
Engine PERKINS
1 Output Rated 20 kVA
2 Speed 1500Rpm
3 Production 2008
4 Cylinder 3
17
Generator System
1 Model HT-20P
2 Service Duty Prime
3 Voltage 220/380V
4 Phase 3
5 Insulation Class H
6 Current 30A
7 Power Factor 0,8
8 Frekuensi 50Hz
9 Generator Denyo Asia
10 Type Silent
18
Gambar 2.3 Lay Out Ruang Genset
19
Gambar 2.5 Foto area genset tampak Samping
A. PEMERIKSAAN DOKUMEN
20
2 Gambar diagram Tidak ada PUIL 2011 Penilaian
pengawatan dokumen
B. PEMERIKSAAN VISUAL
21
6 Perlengkapan stop Ada Manufacture Penilaian
standar
/PUIL 2011
22
19 Kabel masuk terminal Baik PUIL 2011 Penilaian
box
C. PENGUJIAN
23
4 Polarization Index test
(PI Test) Tidak bisa IEEE Std 43- Pengukura
melakukan 2000 n
- Insulation Teg. 1000 V
pengukura
untuk 1 Menit
n karena
- Insulation Teg. 1000 V tidak boleh
untuk 10 Menit dibongkar
- Nilai PI
In = P
V x √3 x ⱷ
In = 17 320 W
380 x √3 x 0.8
In = 30,42 A
KHA = 1.25 x In
KHA = 1.25 x 30,42 A
= 38,03 A
24
Berdasarkan perhitungan diatas untuk kabel power utama dengan ukuran
NYY 4 x 6 mm2, sudah sesuai dengan standart PUIL 2011.
Agar Generator terjaga dengan baik, maka untuk beban pemakaian tidak
boleh melebihi 80 %
Maka pengaman = 1.15 x In
= 1.15 x 30,42 A
= 34,96 A
Berdasarkan Single line diagram generator, MCCB yang terpasang 30 A
sudah sesuai dengan PUIL 2011 yang dihasilkan generator dan dinaikan 1
tingkat menurut PUIL 2011 dan dilakukan setting arus nominal pada
pengaman sesuai dengan perhitungan.
25
3.5 Sistem Pemanfaatan Tenaga Listrik
Low Voltage Main Distribution Panel (LV MDP) adalah Peralatan yang berfungsi
menerima energi listrik dari PLN atau Genset yang selanjutnya peralatan ini akan
mendistribusikan dan juga sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut
melalui sirkuit panel utama dan panel cabang atau langsung melalui sirkuit akhir ke
beban.
Beban disini diartikan sebagai titik lampu, kotak-kontak dan berbagai peralatan
pemanfaatan listrik yang berada di dalam instalasi listrik dalam bangunan.
Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik tentunya membutuhkan komponen-
komponen kontrol yang mampu melakukan kegiatan tersebut, dan komponen-
komponen tersebut tentunya juga perlu ditempatkan pada tempat yang layak (panel)
sehingga pelayanannya bisa dilakukan dengan mudah dan aman.
Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga kelancaran penyaluran
listrik dari jaringan PLN ke konsumen atau beban. Dan untuk itu dalam merancang
sebuah panel harus mengikuti aturan-aturan yang telah dibakukan dalam Peraturan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
26
Gambar 2.8 Schematic Line diagram LVMDP
27
Gambar 2.10 Panel LVMDP tampak sisi kanan dan kiri
28
Check List Pemeriksaan Panel LV MDP
PEMERIKSAAN DOKUMENT
PEMERIKSAAN VISUAL
29
2. Alat ukur atau metering Tidak Ada Mnfct. Penilaian
berupa Ampere Meter, Standar/SNI
Volt Meter dan lainnya
pada panel
30
15. Sepatu kabel Baik Mnfct. Penilaian
Standar/SNI
31
PENGUJIAN
Note : Untuk Pengujian Isolasi Tahanan kabel tidak bisa dilakukan karena PHB
Dalam keadaan bertegangan
In = P
V x √3 x Cos ⱷ
32
Karena per phasa mengalir arus sebesar 30.42 A, maka masing-masing phasa
menggunakan 4C x 16 mm2 sudah sesuai dengan standar PUIL 2011 tentang
Kuat Hantar Arus (KHA) pada sistem distribusi listrik.
33
3.6.1 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Penyalur Petir
34
Gambar 2.1 Kotak Kontrol untuk Elektoda Bumi
35
Diagram Rangkaian Pengujian Instalasi Peyalur Petir
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran
didapatkan hasil yang sudah
Nilai tertera : sesuai dengan peraturan
4,9 Ω Permenaker No.02 tahun
1989 tentang penyalur petir
dan PUIL 2011.
2 Penyalur Berdasarkan Permenaker Pengukuran
Petir No.02 tahun 1989 tentang
penyalur petir dan PUIL 2011
(ke 3 ground Amandemen 3, tahun 2014,
rod posisi nilai resistansi pembumian
terhubung / yang diperbolehkan adalah
parallel) maksimum 5Ω.
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran
didapatkan hasil yang sudah
sesuai dengan peraturan
Nilai tertera : Permenaker No.02 tahun
4,7 Ω 1989 tentang penyalur petir
dan PUIL 2011.
36
3 Penyalur Berdasarkan Permenaker Pengukuran
Petir No.02 tahun 1989 tentang
penyalur petir dan PUIL 2011
(down Amandemen 3, tahun 2014,
conductor nilai resistansi pembumian
dalam posisi yang diperbolehkan adalah
terhubung maksimum 5Ω.
dengan BC
drad)
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran
didapatkan hasil yang sudah
sesuai dengan peraturan
Permenaker No.02 tahun
Nilai tertera : 1989 tentang penyalur petir
dan PUIL 2011.
4,04 Ω
Tabel 2.6. Hasil Pelaksanaan Earth Resistance Testing Dengan Metode Segaris
37
3.6.2 Analisa Perhitungan Radius Proteksi Penyalur Petir
Berdasarkan data teknis maka dapat dihitung area perlindungan penyalur petir
sebagai berikut :
1. Tinggi penyalur petir 20 meter
2. Tinggi bangunan 10 meter
h = 20 – 10
= 10 meter
Sehingga radius proteksi pada level I 79 – 80 m telah memenuhi syarat
berdasarkan standar NFC 17:102 sesuai dengan tabel dibawah ini :
38
BAB IV
AUDIT K3 LISTRIK
4.1. Analisa Riksa Uji Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik / Genset
1. Single line diagram tidak diletakkan diunit generator, begitu juga buku pemerliharaan
dan operasi, seharusnya di letakkan di dekat unit generator agar memudahkan
pelacakan apabila terjadi kerusakan mesin, Sesuai dengan PUIL 2011 menyatakan :
Untuk memudahkan pelayanannya instalasi listrik harus disertai gambar instalasi dan
bila perlu di sertai dengan keterangan tentang cara melayani perlengkapan listriknya.
2. Perlu adanya Ahli K3 Bidang Listrik pada perusahaan, sesuai dengan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja, Bab III, Pasal 7 yg berbunyi:
Untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari 200 (dua ratus) kilo
Volt-Amper wajib mempunyai Ahli K3 bidang Listrik.
3. Kabel grounding pada Genset terlalu kecil, harus diganti dengan diameter 16mm2.
4. Kabel penghantar pada generator terpasang Kabel NYY (4x16mm2) dengan Arus max
Kabel terpasang 80 A. Sedangkan besar perhitungan KHA sesuai dengan PUIL2011
yaitu sebesar 125% kali arus nominal yang melalui penghantar tersebut adalah 38,02
A, sehingga dapat disimpulkan ukuran kabel yang dipasang sudah Sesuai.
5. Arus MCB terpasang pada panel generator adalah 30 A. Sedangkan besar
perhitungan MCB sesuai dengan PUIL 2011 yaitu sebesar 100% kali arus nominal adalah
30,42 A, sehingga dapat disimpulkan rating proteksi MCB yang dipasang sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
39
2. Peringatan PUIL 2011 Peringatan Diperbaiki dan
Bahaya di tanda bahaya di dibuatkan
area aliran area Instalasi tanda
Listrik tidak Listrik peringatan
tersedia baru
40
6. Diameter PUIL 2011; Kabel grouding Standar
kabel SPLN 3 genset harus minimal
grounding :1978 baik diameter
tangki 16mm2
dibawah
standar
41
4.2. Analisa Riksa Uji Sistem Pemanfaatan Tenaga Listrik (LVDM)
1. Single line diagram sudah diletakkan di LVMDP tetapi tidak teraktual dan juga buku
pemerliharaan dan operasi, seharusnya di letakkan di dekat LVMDP agar
memudahkan pelacakan apabila terjadi kerusakan mesin, Sesuai dengan PUIL 2011
menyatakan : Untuk memudahkan pelayanannya instalasi listrik harus di sertai
gambar instalasi dan bila perlu di sertai dengan keterangan tentang cara melayani
perlengkapan listriknya.
2. Jarak bagian samping kiri LVMDP dengan dinding adalah area bebas halangan,
jarak bagian samping kanan LVMDP dengan panel Cubicle adalah area bebas
halangan, sehingga jarak tersebut sesuai dengan standart SNI minimal 150 cm.
3. Untuk perhitungan drop voltage pada LVMDP tidak bisa dilakukan sebab tidak
adanya alat ukur tegangan pada Panel.
4. Hasil pengujian pentanahan pada LVMDP didapatkan 0,26 Ohm. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Earth tester model clamp. Sesuai dengan
standart SNI Max 5 Ohm, sehingga hasil pengujian sudah memenuhi standart.
5. Kabel penghantar terpasang NYY 4 x 16mm RST, dengan Arus max Kabel pada luas
masing-masing penampang kabel 30,42 A. Sedangkan besar perhitungan KHA
sesuai dengan PUIL 2000 yaitu sebesar 125% kali arus nominal yang melalui
penghantar tersebut adalah 38,02 A, sehingga dapat disimpulkan ukuran kabel
yang dipasang sudah Sesuai.
6. Arus MCB terpasang adalah 32 A. Sedangkan besar perhitungan MCB sesuai
dengan PUIL 2011 yaitu sebesar 115% kali arus nominal adalah 30,42 A, sehingga
dapat disimpulkan rating proteksi MCB yang dipasang sudah Sesuai.
7. Tanda Rambu rambu Bahaya tidak terpasang pada LVDM sehingga dapat
mengakibatkan bahaya terhadap orang yang tidak mengetahuinya
42
Tabel 2.9. Tabel Temuan dan Rekomendasi Pada Panel LV MDP
43
3. Tanda PUIL Di beberapa Di Perbaiki
Pengenal 2011 - tempat yang dan di
pada 511.2.3.1 jelas dan buatkan
masing mudah tanda
masing terlihat pada pengenal
Breaker sirkit arus (Tag
MCB tidak PHBK Number)
terpasang dipasang
pengenal yang
jelas sehingga
memudahkan
pelayanan dan
pemeliharaan.
44
4.3. Analisa Riksa Uji Instalasi Penyalur Petir
1. Pengukuran yang telah dilakukan tahanan pentanahan dari penyalur petir
mendapatkan hasil 4.9 Ohm, sehingga SUDAH sesuai standar SNI, yaitu kurang dari
5 Ohm, pengukuran menggunakan earth tester dengan metode segaris.
2. Untuk Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran berkala dilakukan setiap 2 (satu)
tahun sekali, sebaiknya pengukuran dilakukan 6 bulan sekali.
Tabel 2.10. Tabel Temuan dan Rekomendasi Pada Instalasi Penyalur Petir
Referensi Regulasi:
PERMENAKER No. 02
Tahun 1989 tentang
Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
2. Kabel down Dengan isolasi down Mengganti down
conductor conductor yang conductor
isolasi terkelupas, akan
terkelupas mengakibatkan
terjadinya surja petir
Referensi Regulasi:
PERMENAKER No. 02
Tahun 1989 tentang
Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
45
3. Bush bar di - Dengan tidak ada - Menambahka
dalam panel isolasi pada bush n isolasi pada
grounding bar grounding bush bar di
tidak ada maka akan dalam panel
isolasi mengakibatkan grounding.
surja petir. - Bersihkan
- Terminal terminal/plat
sambungan/ conection.
jointing pada
panel grounding
kotor/korosif
Referensi Regulasi:
PERMENAKER No. 02
Tahun 1989 tentang
Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
46
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dibawah ini adalah kesimpulan yang telah penulis rangkum dari pelaksanaan Uji Riksa
pada kegiatan On Job Training, sebagai barikut :
47
Tanda pengenal (Cable Marker) Sebagian besar hilang sehingga akan menambah
masalah untuk perawatan berikutnya Single line tidak termuktahir dengan actual
sehingga mempersulit process pengecekan beban yang di gunakan.
48
5.2 SARAN
Dibawah ini adalah saran-saran dari penulis terkait hasil pelaksanaan Uji Riksa pada
kegiatan On Job Training, sebagai berikut :
5.2.1 Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik / Generator Set
a. Pasang single line diagram teractual (update) dan buku pemeliharaan pada
generator.
b. Pasang Lembar monitor harian terhadap kelayakan genset.
c. Pasang tanda bahaya di area sekitar genset.
d. Pasang tanda “Emergency Shutdown” pada tombol ESD.
e. Lakukan pengecakan berkala terhadap Flame arrester knalpot.
f. Lakukan test beban minimal 6 bulan sekali.
g. Lakukan service berkala terhadap kelayakan genset dan alat alat kontrolnya
h. Ganti kabel grounding pada tangki solar.
i. Perbaiki tampungan sekunder sehingga tidak ada tumpahan olie apabila
terdapat kegagalan atas kinerja gesnset
49
b. Untuk perencanaan suatu system penyalur petir agar benar-benar mengacu
pada standar yang telah ada untuk memastikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terpenuhi
c. Agar bagian-bagian komponen penyalur petir dijaga kebersihannya untuk
mejaga kondisi komponen tidak terjadi korosif.
d. Personil maintenance listrik diharapkan bekerja secara optimal terhadap
peralatan listrik agar peralatan listrik dapat terjaga kehandalannya.
e. Perlu diadakan riksa uji berkala secara internal maupun eksternal agar K3
Listrik di tempat kerja dapat terselenggara dengan baik guna mencegah
kecelakaan kerja akibat bahaya listrik.
f. Dibuat kartu perawatan terhadap semua perlengkapan dan peralatan listrik
dan dilaksanakan dengan baik sehingga semua perlengkapan dan peralatan
listrik terpelihara dengan baik.
g. Harus disediakan APD pada setiap ruang kerja listrik untuk meminimalkan
resiko kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja listrik.
h. Perlunya memberikan pemahaman dan pengertian yang jelas terhadap
pekerja yang berkaitan dengan listrik terhadap resiko bahaya listrik, cara
pencegahan kecelakaan, dan perawatan alat kerja demi tercapainya standar
K3 listrik.
i. Pasang tanda peringatan bahaya pada tiang maupun area penyalur petir.
j. Agar digantikan down conductor BC 25 mm2 dengan BC 50 mm2.
k. Agar dibuatkan tutup bak control.
50