Anda di halaman 1dari 4

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PT. SEBASTIAN JAYA METAL


Kantor Pusat : Jababeka
Kawasan Industri Jababeka I, Jl. Jababeka X
Blok F No. 5, Cikarang Utara – Bekasi
Telepon (021) 89843516/17
No. Dok.
Revisi
Terbit

I. PENGERTIAN
SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu standar operasi dari unit
manajemen untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap pekerja baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga
kerja atau pekerja.

II. TUJUAN
Tujuan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan memelihara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) setiap tenaga
kerja dalam unit manajemen baik secara jasmani maupun rohani.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja.
3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kecelakaan kerja ataupun gangguan kesehatan
yang timbul akibat pekerjaan.
4. Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisik, faal, dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan.

III. SASARAN
Sasaran objek K3 adalah seluruh karyawan PT. Sebastian Jaya Metal baik yang di Kantor
pusat maupun di kantor perwakilan dan di lapangan.

IV. DASAR HUKUM


1. UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai
Tenaga Kerja
2. UU Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.03/Men/1998 tentang
tata cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
4. Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Per.1/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Per.08/Men/VII.2010 tenteng Alat Pelindung Diri

V. PENANGGUNG JAWAB
1. Leader
Bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja tenaga kerja di
lapangan dan melaporkan segala sesuatu kepada supervisor.
2. Supervisor
Bertanggung jawab atas monitoring dan pelaksanaan K3 baik di lapangan maupun di
kantor serta melaporkan apabila terjadi kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja yang
berada di bawah tanggungjawabnya.
3. General Manager
4. HSE

VI. MASUKAN
1. Undang-undang Republik Indonesia
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
3. Peraturan Perusahaan
4. Peraturan Daerah Bupati Jawa Barat

VII. KELUARAN
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja setiap Tenaga Kerja yang berada Unit Manajemen
2. Peningkatan Produkstivitas Kerja di dalam Unit Manajemen

VIII. WAKTU
Sebelum, selama dan setelah proses produksi berlangsung

IX. PROSEDUR KERJA


A. K3 pada proses Produksi Welding
B. K3 pada proses Produksi Stamping
C. K3 pada proses Produksi Maintenance Dies/Jig
D. K3 pada Proses Machining
E. K3 pada proses Assymbling
F. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Saat mengangkat beban dari bawah, tubuh harus tegak dan lutut ditekuk, tumpuan
berada pada kaki bukan punggung.
2. Menyediakan penerangan yang cukup apabila pekerjaan dilakukan pada malam hari
3. Alat Pelindung Diri yang digunakan antara lain:
a. Pelindung kepala, yaitu safety helm untuk mengantisipasi risiko tertimpa atau
terjatuh.
b. Pelindung mata dan muka, yaitu kacamata dan atau masker untuk menghidari
dari risiko percikan api, partikel debu masuk ke mata, atau terhirup oleh pekerja.
c. Alat pelindung telinga, yaitu ear plug digunakan untuk melindungi telinga dari
tingkat kebisingan dibawah 85 dB dari risiko terjadinya pekak dan tuli.
d. Apron nadi dan apron lengan, yaitu digunakan untuk melindungi lengan bawah
dan nadi dari risiko tersayat benda tajam.
e. Sarung tangan
f. Sepatu safety, yaitu digunakan untuk melindungi bagian kaki dari risiko kejatuhan
benda.
g. Pakaian kerja
G. Pertolongan pertama pada kecelakaan
1. Di dalam setiap tahapan pekerjaan, selalu disediakan perlengkapan P3K untuk
mengantisipasi terjadinya kecelakaan ringan di tempat kerja.
2.
X. BAGAN ALIR

Anda mungkin juga menyukai